62
Bank Indonesia yang mengatur mengenai operasi syariah, yang dinyatakan batal sebanyak tiga kali dalam kurun waktu 6 enam
bulan, maka BUS atau UUS dikenakan sanksi berupa penghentian sementara untuk kegiatan operasi moneter syariah 5
lima hari kerja berturut-turut.
d. Hubungan Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS dengan
pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah UKM
Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS merupakan surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka pendek dalam mata
uang rupiah. SBIS merupakan salah satu instrument pasar uang Kebijakan moneter kontraktif yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia berdasarkan prinsip syariah dengan tujuan untuk menyerap kelebihan likuiditas didalam sistem perbankan syariah, sebagaimana
bank konvensional yang menetapkan cadangannya pada SBI, dengan harapan memperoleh penghasilan. Jika melihat dari sisi moneter,
turunnya SBIS kurang menguntungkan bagi perekonomian karena akan meningkatkan jumlah uang beredar JUB.
Apabila bank syariah lebih memilih untuk menempatkan dana tersebut di SBIS, dikarenakan besarnya resiko untuk
menyalurkannya pada sektor riil maka hal ini merupakan indikasi dari tidak tersalurkannya pembiayaan perbankan syariah
dengan optimal. Sehingga dapat dikatakan SBIS dengan pembiayaan sektor Usaha Kecil dan Menengah UKM memiliki
63
hubungan negatif. Hasil penelitian yang dilakukan Masyitha Mutiara
Ramadhan dan Irfan Syauqi Beik 2015 berdasarkan hasil
pengolahan data, Dari hasil estimasi terdapat hubungan negatif antara bonus SBIS dan pembiayaan UMKM. Hal ini terjadi karena
apabila terjadi kenaikan bonus SBIS maka perbankan syariah akan lebih tertarik menyalurkan dana dengan pembelian SBIS karena
memberikan return yang lebih tinggi dan menghadapi resiko yang lebih rendah dibandingkan dengan menyalurkan pembiayaan ke
sektor UMKM. Selain itu, variabel suku bunga SBI memiliki hubungan yang positif terhadap penyaluran pembiayaan UMKM dari
perbankan syariah. Hal ini terjadi karena ketika terjadi kenaikan suku bunga SBI maka bank konvensional akan mengalihkan penyaluran
dananya ke SBI sehingga kredit yang mereka tawarkan akan menurun. Kondisi ini dimanfaatkan oleh perbankan syariah dengan
memberikan pembiayaan UMKM yang lebih besar karena bank konvensional sebagai saingannya sedang menurunkan penyaluran
kreditnya. Namun demikian, variabel PLS atau tingkat bagi hasil tidak signifikan mempengaruhi jumlah pembiayaan UMKM yang
disalurkan. Hal ini terjadi karena pembiayaan dengan akad bagi hasil memiliki porsi yang lebih rendah dibandingkan dengan pembiayaan
dengan akad jual beli. Porsi pembiayaan dengan akad bagi hasil musyarakah dan mudharabah hanya sebesar 35,29 persen dari