25
pemerintah. 5. Terhindar dari praktik money laundering.
b. Kelemahan Bank Syariah adalah: 1. Terlalu berprasangka baik kepada semua nasabah dan berasumsi
bahwa semua orang terlihat jujur dan dapat dipercaya, sehingga rawan terhadap itikad baik.
2. Metode bagi hasil memerlukan perhitungan rumit, sehinga resiko salah hitung lebih besar dari pada bank konvensional.
3. Kekeliruan penilaian proyek berakibat lebih besar dari pada bank konvensional.
4. Produk-produk Bank Syariah belum biasa mengakomodasi kebutuhan
masyarakat dan
kurang kompetitif,
karena manajemen Bank Syariah cenderung mengadopsi produk
perbankan konvensional yang disyariahkan, dengan variasi produk yang terbatas Wibowo, 2005:45.
e. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan selalu berkaitan dengan akrivitas bisnis. Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu
pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata
lain pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan Muhammad, 2005:17.
26
Dalam kegiatan penyaluranan dana bank syariah melakukan pembiayaan disebut pembiayaan karena bank syariah menyediakan
dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang memerlukannya dan layak memperolehnya.
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian faisilitas dana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pihak-pihak yang merupakan deficit unit Antonio,2011:106. Menurut UU No 21 tahun 2008 pembiayaan adalah penyedian
dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudhrabah dan musyarakah.
b Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamilk.
c Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah,salam dan istishna.
d Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi.
f. Sistem Pembiayaan pada Bank Syariah
Menurut Antonio 2001:161 secara umum, jenis-jenis pembiayaan dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Pembiayaan Modal Kerja Bank konvensional memberikan kredit modal kerja dengan cara
memberikan pinjaman sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendanai seluruh kebutuhan yang merupakan kombinasi dari
komponen-komponen modal kerja tersebut, baik untuk keperluan
27
produksi maupun perdagangan untuk jangka waktu tertentu, dengan imbalan berupa bunga. Sedangkan, bank syariah dapat membantu
memenuhi seluruh kebutuhan modal kerja tersebut bukan dengan meminjamkan uang, melainkan dengan menjalin hubungan
partnership dengan nasabah, di mana bank bertindak sebagai penyandang dana shahibul maal, sedangkan nasabah sebagai
pengusaha mudharib. Unsur-unsur modal kerja terdiri atas komponen-komponen
sebagai berikut: a. Pembiayaan Likuiditas Cash Financing
Pembiayaan ini pada umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang timbul akibat terjadinya
ketidaksesuaian mismatched antara cash inflow dan cash autflow pada perusahaan nasabah. Fasilitas yang biasanya
diberikan oleh bank konvensional adalah fasilitas cerukan overdraft facilities atau yang biasa disebut kredit rekening
koran. Atas pemberian fasilitas ini, bank memperoleh imbalan manfaat berupa bunga atas jumlah rata-rata
pemakaian dana yang disediakan dalam fasilitas tersebut. Bank syariah dapat menyediakan fasilitas semacam itu
dalam bentuk qardh timbal balik atau yang disebut compensating balanc. Melalui fasilitas ini, nasabah harus
membuka rekening giro dan bank tidak memberikan bonus