2.2 Penelitian yang Relevan
1. Herlambang 2013 dengan penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Kepahiang Tentang Bangun Datar Siswa dengan Teori Van Hielle” diperoleh
bahwa distribusi kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII-A merata mulai dari tingkat I, tingkat II, tingkat III, dan tingkat IV. Tingkat I berarti
siswa belum dapat memhami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali hasil. Pada
Tingkat II siswa sudah mampu memahami masalah, akan tetapi siswa belum mampu menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian
dan memeriksa kembali hasil. Pada Tingkat III siswa sudah mampu memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana
penyelesaian, akan tetapi siswa belum mampu memeriksa kembali hasil yang sudah diperoleh. Pada tingkat IV siswa sudah bisa melakukan tahapan Polya
dengan baik, siswa mampu memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melakukan rencana penyelesaian, dan mampu mmeriksa
kembali hasil yang diperolah. 2.
Nuniek Pradita Sari 2013 dengan penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar S
iswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa” diperoleh gaya belajar siswa bervariasi meliputi visual, audio, dan kinestetik. Gaya
belajar yang medominasi pada siswa SMAN 5 Yogyakarta adalah gaya belajar kinestetik.
3. Yudha Agustama 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Identifikasi
Gaya Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 14 Malang” mengidentifikasi siswa ke dalam lima kelompok. Dari lima kelompok
tersebut diperoleh Kelompok pertama, kedua, dan kelima didominasi oleh siswa dengan gaya belajar visual , kelompok ketiga cenderung audio, serta
kelompok keempat cenderung kinestetik. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti ingin menganalisis
kemampuan pemecahan masalah kelas X MIPA 5 SMAN 1 Pekalongan jika siswa dengan gaya belajar siswa dalam konteks pembelajaran PBL berbasis Quantum
Learning.
2.3 Kerangka Berpikir