Learning dapat mengarahkan siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mereka.
Kemampuan pemecahan masalah siswa yang masih rendah perlu dikaji lebih lanjut. Agar guru dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa melalui pembelajaran yang efektif berdasarkan gaya belajar yang dimilik siswa, guru harus memiliki data tentang deskripsi kemampuan pemecahan
masalah siswa untuk tiap gaya belajar. Dengan deskripsi tersebut, guru dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui pembelajaran yang
efektif. Agar deskripsi kemampuan pemecahan masalah siswa dapat diketahui dengan lebih baik, maka dalam penelitian ini siswa diarahkan untuk menggunakan
tahap pemecahan masalah menurut Polya yang diberikan melalui pembelajaran PBL berbasis Quantum Learning.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti perlu melakukan penelitian berjudul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah berdasarkan Gaya Belajar melalui
Pembelajaran Problem Based Learning PBL Berbasis Quantum Learning ”.
1.2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.
Analisis ini menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning PBL berbasis Quantum Learning pada siswa kelas X MIPA 5 SMAN 1 Pekalongan.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana klasifikasi gaya belajar siswa kelas X MIPA 5 SMAN 1
Pekalongan? 2.
Bagaimana deskripsi kemampuan pemecahan masalah untuk tiap tipe gaya belajar siswa melalui pembelajaran Problem Based Learning PBL berbasis
Quantum Learning pada siswa kelas X MIPA 5 SMAN 1 Pekalongan?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Untuk mengetahui klasifikasi gaya belajar siswa kelas X MIPA 5 SMAN 1 Pekalongan
2. Untuk mengetahui deskripsi kemampuan pemecahan masalah untuk tiap tipe
gaya belajar siswa melalui pembelajaran Problem Based Learning PBL berbasis Quantum Learning pada siswa kelas X MIPA 5.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah sebagai berikut. 1.
Dapat menjadi referensi untuk penelitian lanjutan. 2.
Dapat menjadi referensi pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di kelas.
1.5.2. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut. 1.
Dapat mengaplikasikan materi perkuliahan yang didapatkan. 2.
Dapat memperoleh pelajaran dan pengalaman dalam menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
3. Dapat menambah pengalaman mengajar di lingkungan sekolah.
4. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
5. Dapat memberikan sumbangan bagi sekolah dalam usaha perbaikan
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
1.6. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah yang perlu didefinisikan,
meliputi berikut ini. 1.
Analisis Analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa karangan, perbuatan dan
sebagainya untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaranya, dan sebagainya. Selanjutnya yang dimaksud analisis dalam penelitian ini adalah
analisis kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari gaya belajar siswa menggunakan Teori Polya melalui model pembelajaran Problem Based
Learning PBL berbasis Quantum Learning pada siswa kelas X MIA 5 SMAN 1 Pekalongan.
2. Kemampuan Pemecahan Masalah
Polya mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera
dapat dicapai. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat tahap pemecahan masalah Polya, yaitu 1 memahami masalah, 2 merencanakan
penyelesaian, 3 melakukan rencana penyelesaian dan 4 melihat kembali penyelesaian.
3. Gaya Belajar
Gaya belajar adalah cara seseorang mempelajari informasi baru. Cara belajar yang dimaksud adalah bagaimana seseorang menyerap, mengolah dan
menyampaikan informasi baru dalam proses pembelajaran. Gaya belajar dalam penelitian ini adalah gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik atau lebih sering
dikenal dengan gaya belajar tipe V-A-K. 4.
Quantum Learning Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses
belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Quantum
Learning memiliki kerangka rancangan belajar yang dikenal sebagai TANDUR. TANDUR merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,
Ulangi, dan Rayakan. Kerangka tersebut membawa siswa menjadi tertarik dan berminat dalam pembelajaran.
5. Pembelajaran Problem Based Learning PBL
Problem Based Learning PBL adalah suatu proses pembelajaran yang diawali dari masalah-masalah dalam kehidupan nyata. PBL adalah lingkungan
belajar yang di dalamnya menggunakan masalah untuk belajar. Sebelum pembelajar mempelajari suatu hal, mereka diharuskan mengidentifikasi suatu
masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus. Adapun langkah pembelajaran menggunakan model PBL adalah orientasi siswa terhadap masalah,
engorganisasikan siswa ke dalam kelompok, membimbing penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisa
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
1.7. Sistematika Penulisan