dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Quantum Learning merupakan pembelajaran yang menjadikan suatu proses pembelajaran lebih bermakna
sehingga siswa akan dapat memahami materi yang diajarkan. Dalam pelaksanaan proses pembelajarannya lebih mengacu pada teori dari Porter yang sudah dibahas
di atas yaitu dalam pelaksanaan menggunakan proses Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan TANDUR.
2.1.5 Pembelajaran PBL berbasis Quantum Learning
Pembelajaran PBL berbasis Quantum Learning di dalam penelitian ini dirancang dengan menggabungkan antara sintaks model pembelajaran PBL
dengan rancangan belajar Quantum Teaching yaitu TANDUR. Pembelajaran PBL didukung oleh berbagai variasi pengelolaan kelas seperti yang terdapat dalam
konsep pembelajaran Quantum Learning. Adapun sintaks model pembelajaran PBL yang dirancang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran PBL berbasis Quantum Learning
Sintaks PBL
Rancangan Pembelajaran
Quantum Learning
Pelaksanaan
Fase 1: Orientasi
siswa terhadap
masalah Tumbuhkan
Pada tahap ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta
memberikan apresepsi
melalui video
pembelajaran sehingga awal kegiatan siswa termotivasi dan menumbuhkan minat untuk
belajar. Siswa diminta mengamati video yang ditayangkan guru.
Fase 2: Mengorganis
asikan siswa Alami
Pada fase ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dimana satu kelompok terdiri dari
4-5 siswa. Guru memberikan lembar kerja yang
harus dikerjakan
siswa secara
berkelompok. Tahap
ini memberikan
pengalaman nyata kepada siswa untuk
mencoba sendiri dan aktif dalam proses pembelajaran, tidak hanya melihat tetapi ikut
beraktifitas.
Fase 3: Membimbing
penyelidikan individu dan
kelompok Alami, Namai
Pada fase ini, dengan bantuan guru, siswa menyelidiki lembar kerja, kemudian mencari
dan menemukan rumus, kata kunci, konsep, model ataupun strategi, sehingga membuat
pengetahuan dan pengalaman siswa lebih berarti. Siswa menggunkan materi prasyarat
untuk mengerjakan lembar kerja, selain itu siswa juga dapat mengumpulkan informasi
dari buku dan internet untuk membantu mengerjakan lembar kerja. Setelah masing-
masing
kelompok selesai
mengolah informasi dan mendapatkan cara yang tepat
dalam menyelesaikan
permasalahan –
permasalahannya, mereka diminta untuk melakukan perhitungannya. Siswa juga
dipernankan bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan.
Fase 4: Mengemban
gkan dan menyajikan
hasil karya Demontrasikan
Pada fase ini, siswa diberikan kesempatan untuk
mengkomunikasikan atau
mendemonstrasikan hasil kerja yang mereka dapatkan ketika bekerja secara kelompok.
Setelah itu, guru memberikan konfirmasi kepada siswa terkait hasil kerja yang mereka
presentasikan.
Fase 5: Menganalisa
dan mengevaluas
i proses pemecahan
masalah Ulangi, Rayakan
Selanjutnya guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari hasil diskusi.
Siswa mengulang
konsep dengan
menerapkannya dalam kuis yang diberikan oleh guru. Disini siswa mengerjakan kuis
secara individu tanpa membuka buku ataupun dibantu oleh teman. Setelah itu, guru
mengadakan “perayaan” dengan memberikan kejutan, pengakuan kekuatan, pernyataan
afirmasi atau motivasi kepada siswa untuk selalu belajar dan pantang menyerah.
2.2 Penelitian yang Relevan
1. Herlambang 2013 dengan penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Kepahiang Tentang Bangun Datar Siswa dengan Teori Van Hielle” diperoleh
bahwa distribusi kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII-A merata mulai dari tingkat I, tingkat II, tingkat III, dan tingkat IV. Tingkat I berarti
siswa belum dapat memhami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan memeriksa kembali hasil. Pada
Tingkat II siswa sudah mampu memahami masalah, akan tetapi siswa belum mampu menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian
dan memeriksa kembali hasil. Pada Tingkat III siswa sudah mampu memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana
penyelesaian, akan tetapi siswa belum mampu memeriksa kembali hasil yang sudah diperoleh. Pada tingkat IV siswa sudah bisa melakukan tahapan Polya
dengan baik, siswa mampu memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melakukan rencana penyelesaian, dan mampu mmeriksa
kembali hasil yang diperolah. 2.
Nuniek Pradita Sari 2013 dengan penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar S
iswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa” diperoleh gaya belajar siswa bervariasi meliputi visual, audio, dan kinestetik. Gaya
belajar yang medominasi pada siswa SMAN 5 Yogyakarta adalah gaya belajar kinestetik.