3. Yudha Agustama 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Identifikasi
Gaya Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 14 Malang” mengidentifikasi siswa ke dalam lima kelompok. Dari lima kelompok
tersebut diperoleh Kelompok pertama, kedua, dan kelima didominasi oleh siswa dengan gaya belajar visual , kelompok ketiga cenderung audio, serta
kelompok keempat cenderung kinestetik. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti ingin menganalisis
kemampuan pemecahan masalah kelas X MIPA 5 SMAN 1 Pekalongan jika siswa dengan gaya belajar siswa dalam konteks pembelajaran PBL berbasis Quantum
Learning.
2.3 Kerangka Berpikir
Pemecahan masalah merupakan salah satu dari komponen matematika yang penting dalam pembelajaran yang berkaitan dengan tahap menyelesaikan masalah.
Hal ini karena kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari masalah, sehingga kemampuan pemecahan masalah sangat penting guna menyelesaikan masalah
sehari-hari. Pada kenyataannya masih timbul permasalahan yang dihadapi siswa, khususnya kurangnya kemampuan pemecahan masalah dimana siswa tidak
memahami masalah, tidak dapat menentukan strategi yang digunakan dalam permasalahan, dan siswa masih menggunakan rumus cepat dalam pemecahan
masalah. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah
siswa adalah gaya belajar. Siswa dapat memiliki tiga jenis gaya belajar yaitu gaya
belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Gaya belajar mempengaruhi setiap individu dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu
informasi dari lingkungan belajarnya. Pemilihan model belajar yang tepat juga dapat mempengaruhi kualitas
belajar siswa. Salah satu model yang dapat digunakan untuk membiasakan siswa untuk memecahkan masalah adalah model pembelajaran Problem Based Learning
PBL. Proses pembelajaran PBL diawali dari penyajian masalah-masalah dalam kehidupan nyata. Model pembelajaran PBL dapat dengan baik dikolaborasikan
dengan Quantum Learning yaitu salah satu pembelajaran yang memperhatikan tiga modalitas visual, auditorial, dan kinestetik. Quantum Learning menekankan
pada penciptaan lingkungan belajar yang efektif melalui interaksi di dalam kelas yang akan berpengaruh terhadap efektifitas dan antusiasme siswa dalam
mengikuti proses kegiatan belajar. Dalam pembelajaran PBL berbasis Quantum Learning, guru menerapkan
pemecahan masalah sesuai dengan tahap pemecahan masalah oleh Polya. Hal ini dimaksudkan supaya siswa lebih terampil dalam menyelesaikan masalah
matematika, yaitu terampil dalam menjalankan prosedur-prosedur dalam menyelesaikan masalah secara cepat dan cermat. Tahap pemecahan masalah
menurut Polya juga digunakan secara luas di kurikulum matematika di dunia merupakan tahap pemecahan masalah yang jelas.
Kemampuan pemecahan masalah siswa yang kurang serta perbedaan tipe gaya belajar siswa perlu dikaji lebih lanjut. Dengan mengarahkan siswa pada
pembelajaran Problem Based Learning berbasis Quantum Learning serta tahap
kemampuan pemecahan masalah Polya, deskripsi kemampuan pemecahan masalah siswa diharapkan dapat menjadi lebih baik. Selain itu, guru dapat
mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa yang kurang jika setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Uraian kerangka berpikir di atas dapat
diringkas seperti pada Gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
41
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan pengklasifikasian sesuai gaya belajar siswa, teknik
pengumpulan dengan triangulasi teknik, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri yaitu mempunyai latar belakang alamiah konteks dari suatu keutuhan, peneliti sebagai instrumen utama,
menggunakan metode kualtitatif, analisis data secara induktif, penyusunan teori berdasarkan data, data bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada
hasil, adanya batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, desain bersifat sementara, dan hasil penelitian merupakan hasil
keputusan bersama Moleong, 2011. Penelitian ini mengharuskan kehadiran peneliti di lokasi penelitian.
Kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangat diutamakan karena pengumpulan data harus dilaksanakan dalam situasi yang sesungguhnya dan peneliti merupakan