Kemampuan Pemecahan Masalah untuk Gaya Belajar Auditorial

kemampuan pemecahan masalah rendah pada kasus tertentu juga tidak mengecek kembali jawabannya seperti pada masalah 1 dan 2. Kedua subjek tidak terbiasa mengecek kembali jawaban dan waktu yang dirasa tidak mencukupi. Hal ini seperti yang dikatakan In’am 2014 yang menyatakan bahwa mayoritas siswa tidak melakukan langkah melihat kembali dengan alasan tidak cukup waktu untuk melakukannya.

4.2.2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah untuk Gaya Belajar Auditorial

Pada penelitian ini, subjek wawancara untuk kemampuan pemecahan masalah tipe auditorial dengan kemampuan pemecahan masalah sedang adalah F- 19 dan F-35. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa siswa tipe auditorial dengan kemampuan pemecahan sedang mampu memecahkan masalah melalui empat tahap pemecahan Polya. Pada tahap memahami masalah, siswa tipe auditorial dengan kemampuan pemecahan masalah sedang mampu mengetahui apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada masalah dan mampu menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat dan bahasa sendiri. Kedua subjek auditorial dengan kemampuan pemecahan masalah sedang pada tahap memahami masalah menuliskan kembali soal pada tes tertulis, sehingga sulit diprediksi apakah kedua subjek mampu memahami masalah dengan baik. Namun, ketika kedua subjek diwawancarai, mereka mampu menjelaskan apa yang diketahui dan ditanyakan secara rinci dan dapat menjelaskan masalah dengan kalimat sendiri dengan lancar. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Depoter dan Hernacki 2013 siswa auditorial merasa kesulitan dalam menulis tapi hebat dalam bercerita dan pembicara yang fasih. Pada tahap membuat rencana, siswa auditorial dengan kemampuan pemecahan masalah sedang mampu menggambar diagram pohon, mengidentifikasi sub-tujuan dan mengurutkan informasi. Hal ini tidak terlepas dengan pembelajaran Problem Based Learning berbasis Quantum Learning pada fase Namai yaitu siswa diminta mencari konsep terkait dengan materi peluang kemudian guru mengkonfirmasi penemuan siswa pada tahap menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Hal ini memungkinkan siswa dengan gaya belajar auditorial mampu membuat rencana dengan tepat yaitu dengan merencakan menggunakan konsep peluang yang tepat untuk mengerjakan masalah yang diberikan. Pada kasus tertentu, siswa auditorial dengan kemampuan pemecahan masalah sedang juga belum mampu menggambar diagram pohon dengan baik. Hal ini seperti yang dikatakan Boneva dan Mihova 2011 siswa auditorial mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi. Pada kasus tertentu, kedua subjek belum mampu membuat rencana dengan baik seperti soal nomor 2. Kedua subjek belum mampu mengidentifikasi sub-tujuan dan mengurutkan informasi yang ada. Hal ini disebabkan konsep peluang keduanya masih lemah. Pada tahap melaksanakan rencana, kedua subjek mampu melaksanakan semua strategi selama proses dan perhitungan yang berlangsung. Namun pada kasus tertentu, kedua subjek belum mampu melaksanakan rencana dengan baik karena pemilihan strategi yang kurang tepat seperti pada nomor 2, sehingga mengakibatkan kedua subjek kesulitan dalam mengerjakan soal dan belum mampu mendapatkan hasil akhir yang tepat. Pada tahap melihat kembali, Kedua subjek mampu melaksanakan tahap melihat kembali dengan mengecek informasi yang telah teridentifikasi dan perhitungan yang terlibat. Kedua subjek mengecek dengan cara membaca dari awal jawaban serta mengeceknya satu per satu.

4.2.2.3 Kemampuan Pemecahan Masalah untuk Gaya Belajar Kinestetik

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) terhadap hasil belajar fisika siswa; kuasi eksperimen di SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

1 8 185

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan Memecahkan Masalah Pada Konsep Keanekaragaman Hayati

1 13 250

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pokok Bahasan Trigonometri (PTK di kelas X SMA Muhammadiyah 1

0 3 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pokok Bahasan Trigonometri (PTK di kelas X SMA Muhammadiyah 1

0 3 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning (PBL) Melalui Pendekatan Scientific Pada Pokok Bahasan Bangu

0 1 11

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIIF,

0 3 16

The Effect of Problem Based Learning PBL

0 0 6

PENERAPAN MODEL PBL PROBLEM BASED LEARNI

0 0 6

PROBLEM BASED LEARNING PBL ATAU PEMBELAJ

0 0 1