Kemampuan Pemecahan Masalah untuk Gaya Belajar Kinestetik

karena pemilihan strategi yang kurang tepat seperti pada nomor 2, sehingga mengakibatkan kedua subjek kesulitan dalam mengerjakan soal dan belum mampu mendapatkan hasil akhir yang tepat. Pada tahap melihat kembali, Kedua subjek mampu melaksanakan tahap melihat kembali dengan mengecek informasi yang telah teridentifikasi dan perhitungan yang terlibat. Kedua subjek mengecek dengan cara membaca dari awal jawaban serta mengeceknya satu per satu.

4.2.2.3 Kemampuan Pemecahan Masalah untuk Gaya Belajar Kinestetik

Pada penelitian ini, subjek wawancara untuk kemampuan pemecahan masalah tipe kinestetik dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi adalah F- 32 dan F-29, sedang adalah F-20 dan rendah adalah F-18 dan F-22. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa siswa tipe kinestetik dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi mampu memecahkan masalah melalui empat tahap pemecahan Polya, namun untuk siswa kinestetik dengan kemampuan pemecahan masalah sedang dan rendah hanya mampu melaksanakan tiga dari empat tahap pemecahan Polya. Pada tahap memahami masalah, siswa tipe kinestetik dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi, sedang, dan rendah mampu mengetahui apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada masalah dan mampu menjelaskan masalah sesuai dengan kalimat dan bahasa sendiri. Siswa kinestetik cenderung menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan menulis soal kembali dengan kata-kata yang sama persis. Namun, ketika diwawancarai melalui wawancara, siswa kinstetik mampu menjelaskan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan baik dan mampu menjelaskan masalah dengan menggunakan kalimat dan bahasa sendiri. Mereka menjelaskan dengan perlahan sambil membaca soal dengan menggunakan jari sebagai penunjuk membaca, tidak seperti siswa auditorial yang menjelaskan dengan lancar tanpa membaca soal. Hal ini sesuai dengan Deporter dan Hernacki 2013 salah satu ciri siswa dengan gaya belajar kinestetik adalah berbicara dengan perlahan dan menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca. Selain itu, menurut Boneva dan Mihova 2011 siswa dengan gaya belajar kinestetik merupakan pengeja yang buruk. Pada tahap membuat rencana, siswa kinestetik dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi dan sedang mampu membuat diagram pohon, mengidentifikasi sub-tujuan dengan benar, dan mengurutkan informasi. Menurut DePorter Hernacki 2013 siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih mudah menyerap infomasi dengan praktek langsung. Pada pembelajaran Problem Based Learning berbasis Quantum Learning pada fase Alami, siswa dituntut untuk mengalami sendiri apa yang dilakukan dengan praktek langsung dalam menyelesaikan masalah. Hal ini memungkinkan siswa kinestetik untuk menyerap informasi tentang konsep peluang dengan baik sehingga mampu menentukan konsep yang digunakan dalam membuat rencana. Namun, siswa kinestetik dengan kemampuan pemecahan masalah rendah hanya mampu mengidentifikasi sub- tujuan dan mengurutkan informasi. Pada kasus tertentu, siswa kinestetik dengan kemampuan pemecahan masalah sedang yaitu F-20 belum mampu mengidentifikasi sub-tujuan dan mengurutkan informasi. Hal ini karena konsep materi peluang F-20 yang masih lemah. Pada tahap melaksanakan rencana, siswa kinestetik dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi dan sedang mampu melaksanakan semua strategi selama perhitungan berlangsung dan mendapatkan hasil akhir yang tepat. Namun pada kasus tertentu, siswa kinestetik dengan kemampuan pemecahan masalah sedang F-20 belum mempu melaksanakan rencana dengan baik seperi pada soal nomor 2. Hal ini terjadi karena F-20 salah dalam pemilihan strategi ketika membuat rencana sehingga tidak dapat melaksanakan rencana yang benar. Untuk siswa kinestetik dengan kemampuan pemecahan masalah rendah belum mampu melaksanakan semua strategi selama perhitungan berlangsung. Hal ini disebabkan karena kedua subjek kurang teliti ketika menentukan ruang sampel dan kejadian sehingga menyebabkan hasil akhir yang tidak tepat. Pada tahap memeriksa kembali, siswa kinestetik dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi mampu memecahkan masalah melalui tahap melihat kembali dengan mengecek kembali informasi penting yang telah teridentifikasi, mengecek perhitungan yang terlibat, dan menggunakan alternatif penyelesaian yang lain. Sedangkan, siswa dengan tipe gaya belajar kinestetik dengan kemampuan pemecahan masalah sedang belum mampu memecahkan masalah melalui tahap melihat kembali. F-20 tidak mengecek kembali jawaban karena tidak terbiasa mengecek jawaban dan waktu yang tidak mencukupi. Hal ini seperti yang dikatakan In’am 2014 yang menyatakan bahwa mayoritas siswa tidak melakukan langkah melihat kembali dengan alasan tidak cukup waktu untuk melakukannya. Siswa dengan tipe gaya belajar kinestetik dengan kemampuan pemecahan masalah rendah mampu memecahkan masalah melalui tahap melihat kembali dengan mengecek kembali informasi penting yang telah teridentifikasi, mengecek perhitungan yang terlibat, dan membaca pertanyaan kembali.

4.2.3 Hasil Temuan Lain

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) terhadap hasil belajar fisika siswa; kuasi eksperimen di SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

1 8 185

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan Memecahkan Masalah Pada Konsep Keanekaragaman Hayati

1 13 250

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pokok Bahasan Trigonometri (PTK di kelas X SMA Muhammadiyah 1

0 3 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pokok Bahasan Trigonometri (PTK di kelas X SMA Muhammadiyah 1

0 3 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning (PBL) Melalui Pendekatan Scientific Pada Pokok Bahasan Bangu

0 1 11

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIIF,

0 3 16

The Effect of Problem Based Learning PBL

0 0 6

PENERAPAN MODEL PBL PROBLEM BASED LEARNI

0 0 6

PROBLEM BASED LEARNING PBL ATAU PEMBELAJ

0 0 1