GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-59
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
Tamat D4S1S2S3 4,45
4,45 4,45 4,45 4,45 4,44
Sumber : Badan Pusat Statistik, D. Pendidikan Kota Semarang, 2015
2.2.2.5 Aspek Kesehatan
Perkembangan pembangunan kesejahteraan sosial dapat dilihat juga dari aspek kesehatan. Selain aspek pendidikan, aspek kesehatan juga
memegang peranan penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia di Kota Semarang. Standar Pelayanan Minimal SPM Kesehatan
menjelaskan bahwa terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah
diantaranya Angka Kelangsungan Hidup Bayi, Angka Usia Harapan Hidup, Persentase Balita Gizi Buruk. Jika melihat dari indikator yang tercantum
dalam SPM Kesehatan, capaian Kota Semarang dalam meningkatkan kualitas kesehatan warganya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2.16 Realisasi Indikator Aspek Kesehatan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Angka Kelangsungan
Hidup bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
87,8 87,85
89,33 90,56
90,63 91,62
2
Angka Kematian Balita
AKABA
per 1.000 kelahiran hidup
20,3 14,9
12,3 11,3
11,3 10,4
3 Jumlah Kematian
BayiAKB kasus 433
314 293
251 253
229
4
Persentase Gizi Buruk
1,01 1,05
0,69 0,87
0,38 0,40
5 Unmet need KB jiwa
34.664 34.876 32.242 32.496 29.413 28.818 6
Jumlah Kematian Ibu Maternal kasus
19 31
22 29
33 35
7 IR DBD
per 100.000 pddk
368,7 73,87
70,9 134,09 92,43
98,61 8
Kasus HIVAIDS yang ditemukan
NA
427 520
430 453
456 9
Kasus AIDS
61
59 104
75 40
51 10
ODHA yang aktif minum ARV
n.a
n.a n.a
n.a n.a
35 11
Penemuan penanganan penderita
TB BTA +
60
61 70
69,5 73
75,68
Sumber : D. Kesehatan Kota Semarang, 2016
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-60
Berbeda dengan indikator minimal yang tercantum baik dalam Permendagri No. 54 Tahun 2010 dan SPM Kesehatan, pentingnya aspek
kesehatan menjadi tujuan yang harus diwujudkan pada pelaksanaan Sustainable Development Goals di Kota Semarang. Sama halnya dengan
aspek pendidikan, aspek kesehatan juga perlu diperhatikan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di tahun 2030.
Sebelumnya, pelaksanaan SDGs ini diawali dengan pelaksanaan MDGs yang telah selesai di tahun 2014.
Berdasarkan laporan capaian pelaksanaan MDGs di Kota Semarang, terdapat beberapa tujuan yang terkait erat dengan aspek kesehatan
diantaranya Menurunkan Angka Kematian Anak tujuan 4, Meningkatkan Kesehatan Ibu tujuan 5, Memerangi HIV AIDs, Malaria dan Penyakit
Menular Lainnya tujuan 6. Menurunkan angka kematian anak yang merupakan tujuan ke-4 dari
MDGs menjadi suatu tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Semarang untuk lebih meningkatkan kualitas kesehatan anak. Pada tujuan ke-4,
terdapat beberapa indikator yaitu Angka Kematian Bayi AKB per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita AKBA per 1.000 kelahiran hidup,
Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak. Pada tujuan ke-5 MDGs, aspek kesehatan khususnya ibu menjadi
perhatian utama dengan indikatornya terdiri dari: 1. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup;
2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih; 3. Angka pemakaian kontrasepsiContraceptive Prevalence Rate
CPR pada perempuan menikah usia 15-49 tahun cara modern dan semua cara;
4. Tingkat kelahiran pada remaja per 1.000 perempuan usia 15 – 19
tahun; 5. Cakupan pelayanan antenatal K4; dan
6. Unmet need KB Kebutuhan keluarga berencana KB yang tidak terpenuhi
Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup dan Unmet need KB perlu membutuhkan perhatian khusus mengingat capaiannya mengalami
penurunan di tahun 2015. Terkait dengan pencapaian target Angka
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-61
Kematian Ibu, salah satu upaya untuk menekan kasus kematian pada ibu melahirkan adalah meningkatkan pelayanan kelahiran melalui tenaga
kesehatan. Selain terkait dengan kesehatan ibu, MDGs juga masih memiliki tujuan lain yang terkait erat dengan aspek kesehatan diantaranya
adalah tujuan ke- 6 yaitu “Memerangi HIVAIDs, Malaria, dan Penyakit
Menular Lainnya”.Adapun target yang akan dicapai terdiri dari 3 target utama yaitu:
1. Mengendalikan penyebaran kasus HIV dan AIDS dan menurunkan jumlah kasus baru dengan indikator:
Persentase kasus Infeksi Menular Seksual yang diobati Persentase ODHA yang aktif minum ARV
Persentase Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko
tinggi terakhir. Persentase penduduk 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIVAIDS 2. Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIVAIDS bagi semua
yang membutuhkan sampai dengan tahun 2015 dengan indikator persentase penduduk terinfeksi HIV yang aktif minum ARV
antiretroviral 3. Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus
baru TBC dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015, dengan indikator:
Proporsi kasus TB yang ditemukan. Proporsi kasus TB yang disembuhkan melalui DOTS cure rate.
Persentase keberhasilan pengobatan kasus TB Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk.
Kematian DBD
Terkait dengan ke tiga target tersebut, Pemerintah Kota Semarang telah berhasil mencapai target khususnya pada pengendalian penyebaran
dan penemuan jumlah kasus HIVAIDS pada tahun 2015 dan target untuk mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV AIDS bagi semua yang
membutuhkan sampai dengan tahun 2021. Sementara itu, pada target ke- 3 yaitu mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus
baru malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015, Pemerintah
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-62
Kota Semarang belum mencapai target dan perlu memberikan pehatian lebih pada beberapa indikator yaitu :
Tingkat kematian karena tuberculosis per 100.000 penduduk Proprosi kasus Tuberculosis yang berhasil diobati dalam
program DOTS Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk
2.2.2.6 Kepemilikan Tanah