RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-1
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
Keuangan daerah merupakan faktor strategis yang turut menentukan
kualitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah,
mengingat kemampuannya
akan mencerminkan
daya dukung
manajemen pemerintahan daerah terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam konteks
pembangunan, penyelenggaraan
fungsi pemerintahan daerah dan pembangunan daerah akan berjalan secara
optimal apabila didukung dengan kemampuan keuangan daerah yang mencukupi kebutuhan pembangunan daerah dan penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Oleh karenanya, dalam rencana pembangunan daerah, analisis pengelolaan keuangan daerah perlu dilakukan untuk
mengetahui gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah
untuk mendanai
atau mendukung
penyelenggaraan pembangunan daerah.
Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah
terhadap jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Untuk memahami tingkat kemampuan keuangan daerah,
maka perlu dicermati kondisi kernja keuangan daerah, baik kinerja keuangan
masa lalu
maupun kebijakan
yang melandasi
pengelolaannya.
3.1 KINERJA KEUANGAN TAHUN 2010 – 2015
Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam
UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, PP Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan keuangan Daerah, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan keuangan Daerah dan secara spesifik pengelolaan keuangan daerah Kota Semarang diatur dalam Perda Kota Semarang
Nomor 11 Tahun 2006 tentang Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2013
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-2
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Berdasarkan ketentuan tersebut, kinerja keuangan pemerintah daerah terkait erat dengan aspek kinerja pelaksanaan APBD dan aspek
kondisi neraca
daerah. Penyusunan
APBD bertujuan
untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang
tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan
anggaran secara baik. Dalam penyusunan APBD, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran yaitu
penyelerasan antara kebijakan policy, perencanaan planning, dengan penganggaran budgeting antara Pemerintah dengan pemerintah
daerah. Kinerja pelaksanaan APBD tidak terlepas dari struktur dan akurasi
belanja belanja langsung dan belanja tidak langsung pendapatan daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan
dan Lain-lain pendapatan yang sah. Sementara itu neraca daerah akan mencerminkan perkembangan dari kondisi asset pemerintah kota
Semarang, kondisi kewajiban pemerintah daerah serta kondisi ekuitas dana yang tersedia.
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD
Struktur APBD Kota Semarang terdiri atas 3 tiga komponen utama yaitu 1 Pendapatan, 2 Belanja, dan 3 Pembiayaan.Masing-
masing komponen memiliki struktur masing-masing sebagai berikut:
A. Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah merupakan hasil akumulasi dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah.
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah: 1 Pajak Daerah, 2 Retribusi Daerah, 3 Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, 4 Lain-lain PAD yang Sah. Sedangkan Pendapatan Transfer Kota Semarang terdiri dari beberapa
komponen diantaranya: 1 Transfer Pemerintah Pusat – Dana
Perimbangan, yang terdiri dari a Dana Bagi Hasil Pajak, b Dana Bagi Hasil Bukan Pajak SDA, c Dana Alokasi Umum, dan d Dana Alokasi
Khusus. 2 Transfer Pemerintah Pusat yang terdiri dari a Dana
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-3
Otonomi Khusus, b Dana Penyesuaian, 3 Transfer Pemerintah Provinsi yang terdiri dari a Pendapatan Bagi Hasil Pajak, b
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya bantuan keuangan propinsi pemda lainnya. Lain-lain Pendapatan yang Sah terdiri dari beberapa
komponen diantaranya 1 Pendapatan Hibah, 2 Pendapatan Dana Darurat, dan 3 Pendapatan Lainnya.
B. Belanja Daerah
Belanja Daerah Kota Semarang merupakan akumulasi dari belanja langsung dan tidak langsung daerah Kota Semarang. Belanja Tidak
Langsung terdiri dari beberapa komponen: a Belanja pegawai, b Belanja bunga, c Belanja Subsidi, d Belanja Hibah, e Belanja
bantuan sosial, f Belanja bagi hasil, g Belanja bantuan keuangan, h Belanja tidak terduga. Sedangkan Belanja Langsung terdiri dari
beberapa komponen diantaranya a Belanja pegawai, b Belanja barang dan jasa dan c Belanja modal.
C. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah Kota Semarang merupakan selisih dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan
Pembiayaan terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah a Sisa Lebih Perhitungan Tahun Anggaran sebelumnya, b Pencairan dana
cadangan, c Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, d Penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah, dan e Penerimaan
kembali pemberian pinjaman. Sedangkan Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah a Pembentukan
dana cadangan, b Penyertaan modal investasi daerah, c Pembayaran pokok utang, d Pembayaran kegiatan lanjutan, dan e Pengeluaran
perhitungan pihak ketiga. Perkembangan APBD Kota Semarang dalam kurun waktu tahun
2010-2015 pada tabel 3.1, mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Di tahun 2010 terlihat bahwa belanja daerah lebih besar dari
pendapatan, sedangkan untuk tahun 2011 hingga 2014 belanja daerah lebih kecil dari pendapatan. Pembiayaan daerah mengalami kondisi
fluktuatif.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-4
Tabel 3.1. Ringkasan APBD Kota Semarang Tahun 2010-2015
KODE REK
URAIAN TAHUN
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1 PENDAPATAN
DAERAH 1.594.662.575.000
1.992.693.893.000 2.278.353.606.000
2.594.562.688.000 2.865.509.578.000 3.263.824.536.000
1.1 Pendapatan Asli