PENDAHULUAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 I-14
tahun ke depan. Selain itu dalam bab ini juga diuraikan mengenai kebijakan keuangan daerah Kota Semarang
dalam jangka menengah.
BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
Bab ini menjelaskan mengenai kebijakan umum yang dirumuskan untuk pembangunan jangka menengah dan
disertai dengan program pembangunan yang menjadi prioritas pembiayaan daerah yang akan direncanakan.
BAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
Bab ini memuat hubungan urusan Pemerintah dengan Perangkat Daerah terkait beserta program yang menjadi
tanggung jawab Perangkat Daerah.
BAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Dalam bab ini dijelaskan mengenai indikator kinerja daerah Kota Semarang dalam 5 lima tahun ke depan.
BAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat pedoman transisi implementasi RPJMD dari periode sebelum dan
sesudahnya, serta kaidah pelaksanaannya.
BAB XI : PENUTUP
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-1
II-1
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 2.1.1 Karateristik Lokasi Dan Wilayah
2.1.1.1 Luas Dan Batas Wilayah Administrasi
Sebagai Kota Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km
2
yang lokasinya berbatasan langsung dengan Kabupaten Kendal di sebelah barat, Kabupaten Semarang
di sebelah selatan, Kabupaten Demak di sebelah timur dan Laut Jawa di sebelah utara dengan panjang garis pantai berkisar 13,6 km.
Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari jumlah tersebut, terdapat 2 Kecamatan yang
mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Mijen dengan luas wilayah sebesar 57,55 Km² dan Kecamatan Gunungpati dengan luas wilayah sebesar
54,11 Km². Kedua Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya masih
memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sementara itu wilayah kecamatan dengan mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Semarang
Selatan dengan luas wilayah 5,93 Km² dan Kecamatan Semarang Tengah dengan luas wilayah sebesar 6,14 Km².
Gambar 2.1 Pembagian Administratif Wilayah Kota Semarang Per Kecamatan
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-2
2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis
Kota Semarang dilihat berdasarkan posisi astronomi berada di antara garis 6º 50’ – 7º 10’ Lintang Selatan dan garis 109º 35’ – 110º 50’ Bujur
Timur. Kota Semarang sebagai salah satu kota yang berada di garis pantai utara pulau jawa memiliki ketinggian antara 0,75 sampai dengan 348,00 di
atas permukaan laut. Pada daerah perbukitan mempunyai ketinggian 90.56 - 348 mdpl yang diwakili oleh titik tinggi yang berlokasi di Jatingaleh dan
Gombel wilayah Semarang Selatan. Tugu, Mijen, dan Gunungpati. Untuk dataran rendah mempunyai ketinggian 0.75 mdpl.
Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 Km2. Berdasarkan pembagiannya terdiri atas 39,56 Km2 10,59 tanah sawah dan 334,14
89,41 bukan lahan sawah. Menurut penggunaannya, luas tanah sawah terbesar merupakan tanah sawah tadah hujan 53,12 , dan hanya sekitar
19,97 nya saja yang dapat ditanami 2 dua kali. Lahan kering sebagian besar digunakan untuk tanah pekarangantanah untuk bangunan dan
halaman sekitar, yaitu sebesar 42,17 dari total lahan bukan sawah. Secara geografis, Kota Semarang memiliki posisi astronomis yaitu di
antara garis 6º50’ - 7º10’ Lintang Selatan LS dan garis 109º35’ - 110º50’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi lokasinya, Kota Semarang terletak pada
jalur lalu lintas ekonomi Pulau Jawa. Selain itu, berdasarkan posisinya, Kota Semarang memiliki lokasi strategis sebagai koridor pembangunan di Provinsi
Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yaitu koridor pantai utara, koridor selatan, koridor timur dan koridor barat. Lokasi
strategis Kota Semarang juga didukung dengan keberadaan Pelabuhan Tanjung Mas, Bandar Udara Ahmad Yani, Terminal Terboyo, Stasiun Kereta
Api Tawang dan Poncol, yang menguatkan peran Kota Semarang sebagai simpul aktivitas pembangunan di Provinsi Jawa Tengah dan bagian tengah
Pulau Jawa, Indonesia. Lebih lanjut, posisi strategis Kota Semarang terlihat di Gambar dibawah ini :
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-3
Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2011
Gambar 2.2 Posisi Strategis Kota Semarang
Dalam konteks pembangunan Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang juga merupakan bagian dari rangkaian kawasan strategis nasional
KEDUNGSAPUR bersama dengan Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Grobogan. Sebagai kota
metropolitan, Kota Semarang dalam kedudukannya di kawasan strategis nasional KEDUNGSAPUR menjadi pusat aktivitas perdagangan dan jasa,
industri dan pendidikan. Fungsi inilah yang kemudian berdampak pada perkembangan pembangunan yang ada di Kota Semarang karena
sebagaimana yang diketahui, aktivitas perdagangan dan jasa, industri dan pendidikan menjadi aktivitas yang paling banyak mengundang manusia
untuk beraktivitas di dalamnya. Oleh karenanya, Kota Semarang menjadi salah satu kota yang memiliki daya tarik bagi penduduk pendatang untuk
beraktivitas di dalamnya.
Koridor Barat
Koridor Pantai Utara
Koridor Selatan
Koridor Timur
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-4
Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2015
Gambar 2.3 Kepadatan Penduduk di Kawasan Strategis Nasional
KEDUNGSAPUR Tahun 2011 JiwaHa
Selain itu, Kota Semarang juga merupakan bagian dari segitiga pusat pertumbuhan regional JOGLOSEMAR bersama dengan Jogjakarta dan Solo.
Dalam perkembangannya, Kota Semarang berkembang sebagai kota perdagangan dan jasa dimana perkembangan aktivitas perdagangan
perniagaan dan jasa menjadi tulang punggung pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai kota metropolitan yang menjadi bagian dari kawasan strategis nasional KEDUNGSAPUR dan segitiga pusat pertumbuhan regional
JOGLOSEMAR, pertumbuhan dan perkembangan pembangunan Kota Semarang mengarah ke arah barat, timur dan selatan. Arah pertumbuhan
dan perkembangan pembangunan di Kota Semarang dapat dilihat dari perubahan luasan lahan terbangun yang terus meningkat dari tahun 1999
hingga 2014. Gambar 2.4 menunjukan perbandingan perubahan luasan lahan terbangun Kota Semarang pada tahun 1999 dengan luasan lahan
Kepadatan Penduduk per Kelurahan penddkha
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-5
terbangun tahun 2014. Terlihat jelas pada Gambar 2.4 bahwa kecenderungan arah perkembangan pembangunan Kota Semarang
mengarah ke arah barat, timur dan selatan.
Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2015
Gambar 2.4 Perubahan Lahan Terbangun di Kota Semarang
Tahun 1999 dengan Tahun 2014
Perkembangan pembangunan Kota Semarang yang mengarah ke barat, selatan dan timur juga salah satunya dipengaruhi posisi strategis Kota
Semarang yang berada di tengah-tengah rangkaian kawasan strategis pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah yaitu KEDUNGSAPUR DAN
JOGLOSEMAR. Oleh karenanya, untuk mendukung dan mendorong aktivitas perkotaan di Kota Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa diwujudkan
dengan adanya kawasan PETAWANGI Peterongan-Tawang-Siliwangi. Kawasan PETAWANGI merupakan kawasan strategis yang disediakan
dengan tujuan pembukaan potensi investasi perdagangan, jasa, dan industri khususnya pada koridor Jalan Siliwangi
– Kawasan Pusat Kota – Jalan Kaligawe dan Jalan Majapahit.
2.1.1.3 Karakter Topografi
Kota Semarang yang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Tengah memiliki kenampakan yang yang umumnya juga dimiliki oleh kota
kabupaten lain yang berada di Pulau Jawa. Umumnya, sebagian besar
= Lahan terbangun tahun 1999 = Lahan terbangun tahun 2014
Keterangan:
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-6
kenampakan geomorfologi Pulau Jawa terdiri dari dataran rendah di bagian utaranya, serta perbukitan dan pegunungan di bagian selatannya. Gambar
2.15 menjelaskan bahwa secara umum, Kota Semarang didominasi oleh dataran rendah khususnya pada bagian utaranya dan perbukitan di bagian
selatannya. Sama halnya dengan kenampakan morfologi Pulau Jawa, semakin mengarah ke selatan, morfologi Kota Semarang cenderung berupa
area perbukitan.
Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2015
Gambar 2.5 Transek Ketinggian Kota Semarang
Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai. Daerah pantai 65,22 wilayahnya adalah dataran
dengan kemiringan 25 dan 37,78 merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40. Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4
jenis kelerengan yaitu : Lereng I 0-2 meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari,
Semarang Timur, Semarang Utara, Tugu, sebagian wilayah Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Mijen.
Lereng II 2-5 meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan.
Lereng III 15-40 meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo Kecamatan Gunungpati, sebagian wilayah kecamatan Mijen
daerah Wonoplumbon
dan sebagian
wilayah Kecamatan
Banyumanik dan Kecamatan Candisari.
P u l
Semarang Semarang
B A
A
B
Semarang
A B
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-7
Lereng IV 50 meliputi sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik sebelah tenggara dan sebagian wilayah Kecamatan
Gunungpati terutama disekitar Kali Garang dan Kali Kripik. Berdasarkan data topografi Kota Semarang yang tercantum dalam
RTRW Kota Semarang 2011 – 2031, sebanyak 43,89 luasan wilayah Kota
Semarang memiliki kelerangan yang berkisar 0 – 2 hal ini dikarenakan
sebagian besar Kota Semarang merupakan dataran rendah dengan ketinggian 2.45 mdpl.
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011
Gambar 2.6 Topografi Kota Semarang
Jika dirinci per kecamatan di Kota Semarang, kecamatan yang mayoritasnya merupakan dataran rendah diantara Kecamatan Pedurungan,
Genuk, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara, Semarang Tengah, Semarang Barat dan Tugu. Sedangkan kecamatan yang memiliki area dengan
perpaduan morfologi dataran rendah dan perbukitan dimiliki oleh Kecamatan Mijen, Banyumanik, Gajahmungkur, Candisari, dan Tembalang. Sedangkan
kecamatan yang memiliki morfologi perpaduan antara perbukitan dengan pegunungan berada di Kecamatan Gunungpati dan sebagian kecil berada di
Banyumanik.
Tabel 2.1 Sebaran Topografi Kota Semarang
No. Kecamatan
Luas Ha 0 - 2
2- 15 15
– 25 25 – 40 40
1 Mijen
453,40 4.279,24
530,92 27,66
88,00 2
Gunungpati 342,05
3.724,41 1.549,75
219,39 305,38
3 Banyumanik
971,73 821,27
864,68 267,95
165,16 4
Gajah Mungkur 202,01
409,33 230,20
20,30 78,94
43,89 36,11
15,20 2,85
1,96
0 - 2 2- 15
15 – 25 25 – 40
40
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-8
No. Kecamatan
Luas Ha 0 - 2
2- 15 15
– 25 25 – 40 40
5 Semarang Selatan
505,67 82,98
25,21 -
- 6
Candisari 2,01
455,94 104,41
85,03 12,49
7 Tembalang
1.273,40 1.690,93
897,17 167,31
113,26 8
Pedurungan 2.198,63
- -
- -
9 Genuk
2.729,45 -
- -
- 10 Gayamsari
643,49 -
- -
- 11 Semarang Timur
561,73 -
- -
- 12 Semarang Utara
1.702,07 -
- -
- 13 Semarang Tengah
535,36 -
- -
- 14 Semarang Barat
1.687,10 297,47
189,73 36,13
- 15 Tugu
2,834,16 109,96
42,78 -
- 16 Ngaliyan
484,98 2.219,67
1.496,32 286,91
- Total
17.127,24 14.091,19 5,931.17
1.110,67 763,22
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011
2.1.1.4 Struktur Geologi
Berdasarkan komposisi batuannya, Kota Semarang didominasi oleh batuan endapan permukaan alluvium yaitu sebanyak 46,12 dari seluruh
luasan area Kota Semarang. Lebih lanjut, kondisi komposisi batuan di Kota Semarang terlihat pada gambar dibawah ini :
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011
Gambar 2.7 Batuan Kota Semarang
46,12
16,78 19,22
11,13 4,14
2,61
Endapan Permukaan Alluvium Lapisan Marin
Batuan Sedimentasi Breksi V Endapan V Lahar Gunung
Endapan V Gunung Ungaran Batuan Vulkanik
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-9
Endapan ini merupakan endapan yang terletak di bawah permukaan air termasuk ke dalam endapan alluvial, yaitu endapan sekunder yang
terkumpul dalam jumlah dan kadar yang tinggi melalui suatu proses konsentrasi alam yang letaknya sudah jauh dari batuan induknya dan sudah
sempat diangkut oleh sungai dan ombak laut. Berdasarkan jenis tanahnya, Kota Semarang memiliki jenis tanah
diantaranya Mediteran Coklat Tua, Latosol Coklat Tua Kemerahan, Asosiasi Aluvial Kelabu dan Coklat Kekelabuan, dan Aluvial Hidromorf Grumosol
Kelabu Tua. Adapun sebarang jenis tanah di Kota Semarang terpaparkan di Tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2 Sebaran Jenis Tanah di Kota Semarang
No. Jenis Tanah
Lokasi
1. Mediteran Coklat Tua
Kecamatan Tugu Kecamatan Semarang Selatan
Kecamatan Gunungpati Kecamatan Semarang Timur
2. Latosol Coklat Tua Kemerahan
Kecamatan Mijen Kecamatan Gunungpati
3. Asosiasi
Aluvial Kelabu
dan Coklat Kekelabuan
Kecamatan Genuk Kecamatan Semarang Tengah
4. Alluvial
Hidromorf Grumosol
Kelabu Tua Kecamatan Tugu
Kecamatan Semarang Utara Kecamatan Genuk
Kecamatan Mijen
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2009
Kota Semarang memiliki tiga bagian struktur geologi yaitu struktur joint kekar, patahan fault dan lipatan. Daerah patahan tanah bersifat erosif dan
mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan batuan yang diskontinyu tak teratur, heterogen, sehingga mudah bergerak atau longsor. Daerah patahan
di Kota Semarang berada di sekitar aliran Kali Garang yang membujur kearah utara sampai selatan dan berbatasan dengan Bukit Gombel. Patahan ini
bermula dari Ondorante kearah utara hingga Bendan Duwur. Patahan ini merupakan patahan geser, yang memotong formasi Notopuro, ditandai
adanya zona sesar, tebing terjal di Ondorante dan pelurusan Kali Garang serta beberapa mata air di Bendan Duwur. Kemudian, daerah patahan
lainnya di Kota Semarang berada di Meteseh, Perumahan Bukit Kencana Jaya dengan arah patahan melintas dari utara ke selatan. Kota Semarang
juga memiliki gerakan tanah yang terbagi kedalam empat kategori yaitu
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-10
gerakan tanah tinggi, gerakan tanah menengah, gerakan tanah rendah dan gerakan tanah sangat rendah. Sebagian besar, daerah di Kota Semarang
memiliki gerakan tanah sangat rendah. Meskipun demikian, beberapa daerah memiliki gerakan tanah yang tinggi yaitu Kecamatan Mijen,
Gunungpati, Banyumanik, dan Tembalang. Jika dikaitkan dengan kondisi topografinya, daerah yang memiliki gerakan tanah tinggi merupakan daerah
perbukitan. Lebih lanjut mengenai kondisi topografi di Kota Semarang terlihat pada gambar 2.8 di bawah ini :
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011
Gambar 2.8 Topografi Kota Semarang Berdasarkan Karakteristik Fisik Alam
Beragamnya kondisi topografi Kota Semarang menjadikan Kota Semarang memiliki beragam karakteristik fisik alam yang harus diperhatikan
dalam pembangunan. Selain daerah perbukitan yang memiliki gerakan tanah menengah hingga tinggi, Kota Semarang juga memiliki daerah yang rawan
terhadap amblesan tanah. Umumnya, daerah yang memiliki amblesan tanah merupakan daerah yang berada di dataran rendah dan daerah pantai yang
terdiri dari beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Semarang Selatan, Pedurungan, Genuk, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara,
Semarang Tengah, dan Semarang Barat. Berdasarkan Tabel 2.3, Kecamatan Genuk merupakan kecamatan yang memiliki amblesan tanah tertinggi tiap
tahunnya diantara seluruh kecamatan di Kota Semarang.
9,57 14,78
16,99 58,67
Gerakan Tanah Tinggi Gerakan Tanah Menengah
Gerakan Tanah Rendah
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-11
Tabel 2.3 Luas Amblesan Tanah di Kota Semarang
No. Kecamatan
Luas Amblesan Ha 0 - 2
cmth 2 - 4
cmth 4 -6
cmth 6 -8
cmth 8
cmth
1 Semarang Selatan
0.67 -
- -
- 2
Pedurungan 261.18
91.40 408.07
- -
3 Genuk
483.62 504.30
445.54 103.26
544.07 4
Gayamsari 166.89
106.15 126.63
25.56 9.04
5 Semarang Timur
204.19 -
- 42.54
12.36 6
Semarang Utara 147.52
- 262.33
294.53 396.83
7 Semarang Tengah
69.34 250.08
28.86 -
- 8
Semarang Barat -
403.68 11.63
- -
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011
2.1.1.5 Keadaan Hidrologi dan Hidrogeologi
Kota Semarang memiliki beberapa ruas sungai yang mengalir yang berpotensi sebagai potensi air. Sungai yang mengalir di Kota Semarang
diantaranya adalah Kali Garang, Kali Pengkol, Kali Kreo, Kali Banjirkanal Timur, Kali Babon, Kali Sringin, Kali Kripik, Kali Dungadem dan lain
sebagainya. Kali Garang yang bermata air di gunung Ungaran, alur sungainya memanjang ke arah Utara hingga mencapai Pegandan tepatnya di
Tugu Soeharto, bertemu dengan aliran Kali Kreo dan Kali Kripik. Kali Garang sebagai sungai utama pembentuk kota bawah yang mengalir membelah
lembah-lembah Gunung Ungaran mengikuti alur yang berbelok-belok dengan aliran yang cukup deras. Beberapa sungai yang melintasi Kota
Semarang memiliki debit air yang berbeda-beda. Hal ini tentu saja berpengaruh pada potensi air di Kota Semarang. Debit Kali Garang
mempunyai debit 53 dari debit total dan Kali Kreo 34,7 selanjutnya Kali Kripik 12,3.Sungai-sungai tersebut dikelola dalam 11 DAS, yaitu DAS Tugu,
DAS Babon, DAS Banjir Kanal Barat, DAS Banjir Kanal Timur, DAS Barat, DAS Bringin, DAS Blorong, DAS Plumbon, DAS Silandak, DAS Tengah dan
DAS Timur lihat Gambar 2.9. Potensi sumber daya air yang ada di Kota Semarang tidak hanya berasal dari sungai yang melintas saja tetapi juga
berasal dari air tanah. Penduduk Kota Semarang yang berada di dataran rendah, banyak memanfaatkan air tanah ini dengan membuat sumur-sumur
gali dangkal dengan kedalaman rata-rata 3-18 meter. Sedangkan untuk peduduk di dataran tinggi hanya dapat memanfaatkan sumur gali pada
musim penghujan dengan kedalaman berkisar antara 20-40 meter.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-12
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011
Gambar 2.9 Peta DAS Kota Semarang
Peta Hidrogeologi dalam lembar dokumen RTRW 2011-2031 menjelaskan bahwa tipe akuifer di daerah monitoring merupakan akuifer delta garang
yang dibagi menjadi dua, yaitu tipe akuifer bebas dan akuifer di daerah monitoring merupakan akuifer delta garang yang dibagi menjadi dua, yaitu
tipe akuifer bebas dan akuifer tertekan. Akuifer bebas memiliki kedalaman antara 3-18 m, sedangkan akuifer tertekan antara 50-90 m dibawah
permukaan tanah. Akuifer tertekan berada di ujung timur laut kota dan pada mulut Sungai Garang lama yang terletak pada pertemuan antara lembah
Sungai Garang dengan dataran pantai. Kelompok Akuifer Delta Garang ini disebut pula kelompok akuifer utama karena merupakan sumber air tanah
yang potensial dan bersifat air tawar. Adapun Peta Hidrogeologi dapat dijelaskan pada gambar berikut:
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-13
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011
Gambar 2.10 Peta Air Tanah Kota Semarang
Perijinan Air Bawah Tanah ABT tahun 2013 sebanyak 55 perijinan dan 2014 sebanyak 56 perijinan. Mulai tahun 2015 penerbitan ijin ABT menjadi
kewenangan Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah kota hanya sebatas memberikan rekomendasi aspek sosial ekonomi masyarakat. Dari data yang
diperoleh pada tahun 2015 terhitung sejumlah 65 Perijinan. Dari gambar 2.11 di bawah ini dijelaskan bahwa Zona kritis Muka Air Tanah
MAT lebih dari 10 m dibawah muka air laut sebagian besar berada di daerah Semarang bagian utara dan daerah zona kritis di dorong sebagai daerah
konservasi dan pada akuifer diatas 30 m pengambilan air tanah hanya untuk keperluan rumah tangga. Sedangkan Zona Rawan sebagian besar berada di
pusat kota dan didorong sebagai daerah konservasi dengan kedalaman akuifer yang dibolehkan pengambilan air tanah pada kedalaman antara 30-
90 m bawah muka tanah bmt hanya untuk keperluan selain industri. Zona aman berada lebih ke arah selatan dengan kedalaman 30 bmt dengan
batasan pengambilan 150 m3detik boleh pengambilan selain untuk rumah tangga dengan kajian geologi lebih dalam.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-14
Sumber : D. PSDA ESDM Kota Semarang, 2013
Gambar 2.11 Peta Zonasi Pengambilan Air Tanah Kota Semarang dan Sekitarnya
2.1.1.6 Kondisi Klimatologi
Kondisi klimatologi Kota Semarang sama seperti kondisi klimatologi di Indonesia pada umumnya. Kota Semarang memiliki iklim tropis basah yang
dipengaruhi oleh angin muson barat dan muson timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut menciptakan musim
hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Lebih dari 80 dari curah hujan tahunan, turun pada periode ini. Untuk curah hujan di Kota
Semarang, Kota Semarang mempunyai sebaran yang tidak merata sepanjang tahun, dengan total curah hujan rata-rata pertahun mencapai 9,891 mm per
tahun. Suhu minimum rata-rata yang diukur di Stasiun Klilmatologi Semarang berubah-berubah dari 21,1ºC pada September ke 24,6 ºC pada
bulan Mei dan suhu maksimum rata-rata berubah dari 29,9 ºC ke 32,9 ºC. Kelembagaan relatif bulanan rata-rata berubah-ubah dari minimum 61
pada bulan September ke maksimum 83 pada bulan Januari. Kecepatan angin bulanan rata-rata di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari
215 kmhari pada bulan Agustus sampai 286 kmhari pada bulan Januari. Lamanya sinar matahari yang menunjukkan rasio sebenarnya sampai
lamanya sinar matahari maksimum hari, bervariasi dari 46 pada bulan Desember sampai 98 pada bulan Agustus.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-15
2.1.1.7 Penggunaan Lahan
Sama halnya dengan daerah lain, penggunaan lahan di Kota Semarang dibagi kedalam beberapa jenis penggunaan, diantaranya teknis, sederhana
dan non PU, sawah lainnya, pekarangan untuk bangunan dan halaman sekitar, gembalaan, padang rumput, lapangan dan lainnya, tambak, hutan,
lainnya, setengah teknis, tadah hujan, tanah sawah yang sementara tidak diusahakan, tegalkebun, kolam, empang, tebat, rawa, perkebunan dan
tanah kering yang sementara tidak diusahakan. Berdasarkan gambar 2.12, penggunaan lahan di Kota Semarang didominasi sebagai lahan kering.
Sumber : BPS Kota Semarang, 2015
Gambar 2.12 Penggunaan Lahan di Kota Semarang Tahun 2014
a. Lahan Sawah
Sebagai kota perdagangan dan jasa, Kota Semarang lebih menekankan pada pengembangan aktivitas perdagangan dan jasa dibandingkan pertanian
mengingat sektor perdagangan dan jasa adalah tulang punggung perekonomian Kota Semarang. Oleh karenanya, sebagaimana yang
ditampilkan pada Gambar 2.10, luasan lahan Kota Semarang didominasi oleh penggunaan lahan berupa lahan kering dibandingkan lahan sawah.
Lahan sawah di Kota Semarang sebagian besar berada pada Kecamatan Gunungpati dan Mijen yaitu seluas 2.271,97 Ha dengan persentase luasnya
mencapai 59,37 dari luas total lahan sawah atau sebesar 1,55 dari total luas lahan Kota Semarang.
3.826,97 Ha 10,24
33.543,60 Ha 89,76
Lahan Sawah Lahan Kering
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-16
Penggunaan lahan sawah dibedakan menjadi teknis, ½ teknis, non-PU, tadah hujan, dan tanah sawah yang sementara tidak diusahakan.
Berdasarkan pembagiaan penggunaan lahan sawah di Kota Semarang, diketahui bahwa sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan
sawah tadah hujan. Gambar 2.13 menggambarkan kondisi penggunaan lahan sawah di Kota Semarang tahun 2014.
Sumber : BPS Kota Semarang, 2015
Gambar 2.13 Penggunaan Lahan Sawah di Kota Semarang Tahun 2014
b. Lahan Kering
Selain lahan sawah, tanah di Kota Semarang memiliki juga lahan kering yang digunakan oleh berbagai macam jenis penggunaan diantaranya
pekarangan untuk bangunan dan halaman, tegalkebun, gembalaan, padang rumput. Gambar 2.12 menyajikan kondisi penggunakan lahan kering di Kota
Semarang tahun 2014.
187,30 Ha 9
508,30 Ha 26
666,40 Ha 34 41,00 Ha 2
357,00 Ha 18 222,10 Ha 11
Teknik
12 Teknik
Sederhana
Non PU
Tadah Hujan Reservation
Sementara Tdk Diusahakan
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-17
Sumber : BPS Kota Semarang, 2015
Gambar 2.14 Penggunaan Lahan Kering di Kota Semarang Tahun 2014
Sesuai dengan Gambar 2.14, penggunaan lahan kering di Kota Semarang didominasi oleh pekarangan untuk bangunan dan halaman
sekitar. Hampir setengah dari total luasan area Kota Semarang digunakan untuk guna lahan tersebut. Dibandingkan penggunaan lahan sawah di Kota
Semarang, besarnya penggunaan lahan sebagai pekarangan untuk bangunan dan halaman sekitar di Kota Semarang disebabkan karena
kedudukan Kota Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah yang memiliki aktivitas kekotaan dengan arah pembangunannya sebagai kota
perdagangan dan jasa.
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah
Secara fisik, perkembangan Kota Semarang dapat diidentifikasi mengarah ke arah barat, timur dan selatan. Terkait dengan luasan lahan
terbangun, rata-rata pertumbuhan lahan terbangun di Kota Semarang dari tahun 1999 hingga 2014 mencapai 742,5 Hatahun atau sekitar 15 di
tahun 1999 dan 44,1 di tahun 2014. Peningkatan luasan lahan terbangun terbesar terlihat pada tahun 2009 yang mencapai 1300 Ha. Jika laju
pertambahan lahan terbangun dibiarkan sebagaimana apa adanya tanpa intervensi perencanaan pembangunan, maka dapat diperkirakan bahwa
dalam kurun waktu 16 hingga 17 tahun ke depan, seluruh luasan wilayah Kota Semarang akan menjadi lahan terbangun seluruhnya.
Berdasarkan karakteristik wilayah Kota Semarang, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan
budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwisata, industri, pertambangan dan lain-lain. Berdasarkan RTRW Kota Semarang 2011-2031 pengembangan
49
25 3
6 3
7 1
6
Pekarangan Utk Bangunan Halaman Sekitar
TegalKebun
Gembalaan. Padang Rumput. Lapangan Dll
Kolam. Empang. Tebat. Rawa
Tambak Perkebunan
Hutan
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-18
struktur ruang Kota Semarang memiliki 3 fokus kebijakan yaitu i kebijakan dan strategi pengembangan fungsi regional dan nasional; ii kebijakan dan
strategi pengembangan kawasan metropolitan Semarang; iii kebijakan dan strategi pengembangan struktur pelayanan kegiatan internal Kota
Semarang. Sedangkan pengembangan pola ruang memiliki fokus kebijakan yaitu i kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan lindung; ii kebijakan
dan strategi pengelolaan kawasan budidaya. Selain itu, terdapat potensi pengembangan wilayah di beberapa kawasan strategis di Kota Semarang
sebagai berikut :
2.1.2.1 Kawasan Strategis Bidang Pertumbuhan Ekonomi
a Kawasan cepat berkembang. Kawasan cepat berkembang ini perlu
diprioritaskan penataan ruangya karena potensi yang dimiliki apabila tidak diarahkan justru menimbulkan permasalahan. Sedangkan
kawasan perbatasan di Kota Semarang memiliki peranan yang sangat penting, karena kawasan inilah yang akan mengintegrasikan
perkembangan Kota Semarang dengan daerah yang ada disekitarnya. Kawasan cepat berkembang di Kota Semarang adalah kawasan pusat
kota yang terletak pada Koridor Peterongan – Tawang – Siliwangi
PETAWANGI. Trend perubahan intensitas kegiatan perdagangan di kawasan PETAWANGI untuk 20 tahun kedepan diperkirakan akan terus
terjadi. Berdasarkan dokumen RTRW 2011-2031, arahan kebijakan untuk kawasan cepat berkembang dikembangkan untuk :
Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala besar harus memberikan ruang bagi kegiatan sektor informal untuk melakukan
kegiatannya. Pengembangan
kegiatan perdagangan
dan jasa
harus mempertimbangkan rasio kecukupan ruang parkir dan ruang
terbuka hijau dalam rangka menciptakan kawasan PETAWANGI yang nyaman.
Pengaturan pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang spesifik per koridor jalan untuk menciptakan spesifikasi
perkembangan kawasan. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus menghindari
perkampungan atau kawasan yang memiliki nilai historis bagi Kota Semarang
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-19
b Kawasan Perlu Kerja Sama dengan Daerah Sekitarnya Kawasan
Perbatasan. Kawasan perkotaan Semarang telah tumbuh hingga keluar batas
administrasi Wilayah Kota Semarang. Kondisi ini menyebabkan terdapat keterkaitan pengembangan antara Wilayah Kota Semarang dengan
Daerah Kabupaten disekitarnya, khususnya di kawasan perbatasan. Berdasarkan dokumen RTRW Kota Semarang 2011-2031, perlu
dilakukan pengelolaan kawasan di perbatasan sehingga tidak terjadi konflik antar dua wilayah :
1 Kawasan Genuk - Sayung Pengembangan industri
Transportasi pengelolaan pelajon commuter Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya
Penanganan rob dan banjir
2 Kawasan Pedurungan - Mranggen Pengembangan industri
Transportasi pengelolaan pelajon commuter Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya
3 Kawasan Mangkang – Kaliwungu
Pengembangan industri Transportasi pengelolaan pelajon commuter
Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya Penanganan rob dan banjir
4 Kawasan Banyumanik – Ungaran
Perkembangan kawasan perdagangan jasa Penyediaan fasilitas transportasi terminal
Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya
5 Kawasan DAS Kaligarang Perkembangan kawasan terbangun di hulu DAS Kaligarang
Pola kerja sama pengelolaan kawasan DAS Kaligarang dalam
tataran Pemerintah Kabupaten Kota
2.1.2.2 Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya
Kawasan strategis bidang sosial budaya di Kota Semarang adalah Kawasan Cagar Budaya Kota Lama. Kawasan bersejarah Kota Lama
merupakan kawasan cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-20
keberadaannya. Dalam pemanfaatannya, kawasan cagar budaya dapat ditingkatkan fungsinya untuk dapat menunjang kegiatan pariwisata, yang
nantinya dapat memberikan kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata. Berdasarkan dokumen RTRW 2011
– 2031, rencana penanganan Kawasan Kota Lama adalah :
a. Pemeliharaan dan pelestarian bangunan dari pengaruh kegiatan dan ketahanan kontruksi bangunan
b. Revitalisasi fungsi dan penggunaan bangunan c. Pengembangan sistem kepariwisataan Kota Semarang yang
terintegrasi dengan pengembangan kawasan Kota Lama
2.1.2.3 Kawasan Strategis Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Alam atau Teknologi Tinggi
Kawasan strategis bidang pendayagunaan sumber daya alam atau teknologi tinggi di Kota Semarang adalah Kawasan pelabuhan Tanjung
Mas.Berdasarkan dokumen RTRW Kota Semarang 2011-2031, arahan pengelolaan di kawasan pelabuhan ditekankan pada kegiatan :
a. Memperlancar pergerakan manusia dan barang di dalam kawasan
pelabuhan maupun kawasan pelabuhan dengan kawasan diluarnya melalui peningkatan jariangan jalan yang memadai dan
pengembangan sistem
terminal yang
terintegrasi dengan
pergerakan darat pergerakan jalan raya dan kereta api dan pergerakan udara.
b. Perlunya
dilakukan penanganan
percepatan penurunan
permukaan tanah dan banjir rob. c.
Penyusunan kebijakan penataan ruang kawasan pelabuhan dalam rangka memadukan kegiatan pelabuhan dengan kawasan yang
ada disekitarnya
2.1.2.4 Kawasan Strategis Bidang Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
Kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup adalah
Kawasan Bendungan
Waduk Jatibarang.
Pembangunan Bendungan Waduk Jatibarang yang akan difungsikan sebagai pengendali
limpasan air ke kawasan bawah Kota Semarang. Bendungan waduk ini direncanakan berlokasi di Kecamatan Mijen dan Gunungpati.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-21
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana
Dalam UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana dijelaskan sebagai suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam danatau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Dalam konteks pembangunan, terdapat istilah kawasan rawan bencana. Kawasan rawan bencana dijelaskan sebagai suatu wilayah yang
memiliki kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi dan teknologi yang untuk jangka
waktu tertentu tidak dapat atau tidak mampu mencegah, meredam, mencapai kesiapan, sehingga mengurangi kemampuan untuk menanggapi
dampak buruk bahaya tertentu UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana. Dalam
konteks pembangunan
kota, penyelenggaraan penataan ruang diarahkan untuk dapat mewujudkan
pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan, tidak terjadi
pemborosan pemanfaatan ruang, dan tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang. Dengan demikian, penataan ruang harus
mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, potensi suatu daerah termasuk juga memperhatikan daerah rawan bencana sebagai basis dalam
mengembangkan dan mengelola suatu daerah. Terlebih pada saat ini efek pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim juga semakin
memperluas kemungkinan munculnya wilayah rawan bencana dan memperparah kondisi wilayah rawan bencana jika dalam perjalanannya
tidak ada upaya intervensi pengelolaan seperti mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Pada lingkup global, perhatian terhadap perubahan iklim tertuang dalam salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan Sustainable
Development Goals yaitu pada tujuan ke- 13 yang berbunyi: “Take urgent
action to combat climate change and its impact ”. Oleh karenanya, dalam
konteks pembangunan kota, perlu perhatian lebih terhadap perubahan iklim beserta dampaknya seperti kenaikan muka air laut dan bencana alam.
Terkait dengan wilayah rawan bencana, Kota Semarang memiliki kawasan rawan bencana. Kondisi ini tidak terlepas dari kondisi fisik alam yang ada di
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-22
Kota Semarang. Gambar 2.15 memperlihatkan bahaya bencana yang rentan terjadi di Kota Semarang. Sebagaimana yang disebutkan dalam RTRW 2011-
2031, Kota Semarang memiliki kawasan rawan bencana yang terdiri dari kawasan rawan rob, kawasan rawan banjir, rawan longsor dan rawan
gerakan tanah.
Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2015
Gambar 2.15 Bahaya Bencana di Kota Semarang
2.1.3.1 Kawasan Rawan Rob dan Banjir
Perubahan iklim secara langsung berdampak pada Kota Semarang. Sebagai kota pesisir, Kota Semarang rentan terhadap rob dan banjir.
Kenaikan muka air laut dan amblesan tanah menjadikan Kota Semarang sering dilanda rob dan banjir pada periode tertentu. Kawasan rawan banjir
adalah tempat-tempat yang secara rutin setiap musim hujan mengalami genangan lebih dari enam jam pada saat hujan turun dalam keadaan musim
hujan normal. Kawasan rawan banjir merupakan kawasan lindung yang bersifat sementara, sampai dengan teratasinya masalah banjir secara
menyeluruh dan permanen di tempat tersebut. Di wilayah Kota Semarang, daerah-daerah yang berpotensi rawan bencana banjir meliputi sebagian
Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang Utara, dan Genuk.
Kawasan Rawan Bencana
Abrasi Pantai Rob Banjir
Banjir Tanah longsor
Gerakan Tanah
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-23
Tabel 2.4 Lama dan Luasan Genangan Banjir
No Genangan Banjir
Satuan Tahun
2014 2015
1 Lama genangan banjir dan rob di
sungai, saluran drainase dan gorong-gorong pada saat banjir
Menit 120
60
2 Panjang Sungai dan saluran
drainase meter
206.506 206.506
3 Kapasitasfungsi drainase luas
areal tangkapan Hektar
37.301 37.301
Kapasitas pengendali banjir dengan pompa dan polder
Liter detik
76.405 77.405
4 Menurunnya Luas Genangan
banjir dan rob - Lama Genangan
Menit 650
540 - Tinggi Genangan
Cm 50
30 - Lebar Genangan
Cm 12000
8300
Sumber : Dinas PSDA ESDM Kota Semarang, 2015
2.1.3.2 Rawan Longsor dan Gerakan Tanah
Kawasan rawan bencana ini merupakan kawasan yang mempunyai kerentanan terhadap bencana alam yaitu longsor dan gerakan tanah.
Di wilayah Kota Semarang terdapat sebaran daerah yang rawan longsor diantaranya:
1
Daerah gerakan tanah tersebar di Kecamatan Gunungpati dan Banyumanik. Hal ini didasarkan dari kondisi geologi kawasan ini
berpotensi terjadi gerakan tanah.
2
Daerah sesar aktif, yaitu daerah yang kondisi geologi kawasan ini memiliki patahan yang potensial untuk terjadi gerakan tanah.
Berikut sebaran lokasinya:
a.
Di sepanjang Kecamatan Mijen dan Gunungpati yaitu melalui Kelurahan Sumurejo, Mangunsari, Gunungpati, Purwosari,
Limbangan, dan Cangkiran
b.
Di sepanjang Kecamatan Banyumanik, yaitu melalui Kelurahan Jabungan, Padangsari, Plalangan, Sumurboto dan Tinjomoyo
c.
Kecamatan Gunungpati, yaitu melalui Kelurahan Sukorejo, Kalipancur dan Bambankerep.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-24
Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2011
Gambar 2.16 Peta Rencana Pengendalian Bencana Kota Semarang
Daerah rawan longsor, yaitu daerah yang kondisi tanahnya berpotensi terjadi bencana bila dibudiayakan. Lokasi kawasan ini adalah pada lahan
dengan kelerangan 40, berada di Kecamatan Gajahmungkur, Candisari, Tembalang, Banyumanik, Gunungpati, Mijen dan Ngaliyan.
2.1.4 Aspek Demografi
Dalam konteks kependudukan, dalam kurun waktu enam tahun terakhir terhitung sejak 2010
– 2015, perkembangan penduduk di Kota Semarang cenderung dinamis. Gambar 2.17 menjelaskan bahwa sejak 2010
– 2015, jumlah penduduk Kota Semarang mengalami peningkatan. Namun, jika dilihat dari pertumbuhannya, pertumbuhan penduduk Kota Semarang
mengalami penurunan rata-rata pertahun mencapai 0.95 setiap tahunnya.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-25
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
Gambar 2.17 Perkembangan Demografi Kota Semarang 2010
– 2015
Berdasarkan sebaran atau distribusi penduduknya, kecamatan di Kota Semarang yang memiliki jumlah penduduk tertinggi dalam kurun waktu
enam tahun terakhir 2010 – 2015 adalah Kecamatan Pedurungan. Adapun
kecamatan lain yang memiliki penduduk relatif lebih tinggi 100.000 jiwa dibandingkan kecamatan lainnya adalah Kecamatan Semarang Barat,
Tembalang, Banyumanik, Semarang Utara dan Ngaliyan.
Tabel 2.5 Sebaran Penduduk Per Kecamatan Kota Semarang Tahun 2010
– 2015
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1. Kec. Mijen
52.711 54.875
56.570 57.887
59.425 61.405
2. Kec. Gunungpati
71.174 73.459
75.027 75.885
77.333 78.641
3. Kec. Banyumanik
125.909 127.287
128.225 130.494
131.404 132.508
4. Kec. Gajahmungkur
62.413 63.182
63.430 63.599
63.660 63.707
5. Kec. Smg Selatan
85.309 83.133
82.931 82.293
79.952 79.620
6. Kec. Candisari
80.224 79.950
79.902 79.706
79.646 79.258
7. Kec. Tembalang
133.434 138.362
142.941 147.564
154.697 156.868
8. Kec. Pedurungan
171.599 174.133
175.770 177.143
178.544 180.282
9. Kec. Genuk
85.877 88.967
91.527 93.439
95.218 97.545
10. Kec. Gayamsari 74.748
73.052 73.584
73.745 73.850
74.178 11. Kec. Smg Timur
80.433 79.615
78.889 78.622
78.019 77.331
12. Kec. Smg Utara 127.170
127.417 127.921
128.026 128.134
127.752 13. Kec. Smg Tengah
73.174 72.525
71.674 71.200
70.727 70.259
14. Kec. Smg Barat 159.946
160.112 158.981
158.668 158.510
158.131
1.527.433 1.544.358
1.559.198 1.572.105
1.584.906 1.595.267
1,36 1,11
0,96 0,83
0,81 0,65
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20 1,40
1,60
1.400.000 1.450.000
1.500.000 1.550.000
1.600.000 1.650.000
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Pers e
n JI
W A
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk LPP
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-26
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
15. Kec. Tugu 27.846
29.807 30.904
31.279 31.592
31.954 16. Kec. Ngaliyan
115.466 118.482
120.922 122.555
124.195 125.828
Jumlah 1.527.433 1.544.358 1.559.198 1.572.105 1.584.906 1.595.267
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
Gambar 2.18 Peta Sebaran Penduduk Kota Semarang Tahun 2015
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-27
Sumber : Bn Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
Gambar 2.19 Jumlah Penduduk Kota Semarang Dirinci per Kecamatan
Tahun 2010 – 2015
Meskipun relatif memiliki luasan lahan yang lebih sedikit dibandingkan kecamatan lain yang berada di pinggiran, kecamatan
– kecamatan yang termasuk kedalam area pusat kota memiliki kepadatan
penduduk yang tinggi dibanding kecamatan lain di wilayah pinggiran. Sebagian penduduk yang memilih bermukim di area pusat kota umumnya
lebih mengutamakan kemudahan akses terhadap aktivitas perdagangan dan jasa yang sebagian besar terpusat di pusat Kota Semarang.
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2015
Gambar 2.20 Sebaran Kepadatan Penduduk di Kota Semarang 2013
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
d al
am r
ib u
ji wa
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Garis batas kelurahan
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-28
Gambar 2.21 di bawah ini menjelaskan bahwa dalam kurun waktu enam tahun terakhir 2010
– 2015 kecenderungan sebaran penduduk Kota Semarang mengarah kearah pinggiran seperti di Kecamatan Pedurungan,
Tembalang, Banyumanik dan Ngaliyan. Tren meningkatnya penduduk di wilayah pinggiran Kota Semarang disebabkan beberapa faktor diantaranya
meningkatnya harga lahan di pusat kota. Selain itu, berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa yang membutuhkan dukungan industri yang
sebagian besar berada di wilayah pinggiran kota, menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduk untuk bermukim di wilayah tersebut.
Berkembangnya Kota Semarang khususnya pada sektor perdangan dan industri juga menarik penduduk di daerah sekitar seperti dari Kabupaten
Semarang, Demak dan Kendal untuk beraktivitas khususnya di wilayah pinggiran Kota Semarang. Kecenderungan peningkatan jumlah penduduk
tentu akan berdampak langsung pada peningkatan pemanfaatan lahan dan penyediaan infrastruktur di wilayah tersebut. Kondisi yang demikian juga
secara perlahan akan berpengaruh kepada arah perkembangan Kota Semarang yang tidak lagi terpusat melainkan ke arah pinggiran. Oleh karena
itu pembangunan yang akan datang memerlukan pengelolaan wilayah pinggiran tidak hanya oleh Pemerintah Kota Semarang saja, tetapi juga
koordinasi wilayah KEDUNGSAPUR.
Gambar 2.21 Perubahan Sebaran Penduduk Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Pada umumnya, pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Semarang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah kelahiran, kematian,
kedatangan dan perpindahan. Secara keseluruhan, dalam kurun enam
Garis batas kelurahan Garis batas kelurahan
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-29
tahun terakhir 2010 – 2015 kedatangan dan kepindahan penduduk Kota
Semarang dinilai cukup signifikan dibandingan kelahiran dan kematian. Gambar 2.22 dibawah ini menampilkan jumlah penduduk yang
datang relatif lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk yang lahir, mati maupun pindah. Kondisi yang demikian disebabkan salah satunya oleh daya
tarik Kota Semarang sebagai pusat aktivitas khususnya perdagangan dan jasa, industri dan pendidikan. Sebagian besar penduduk yang datang ke Kota
Semarang memiliki kecenderungan menetap di wilayah pinggiran.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
Gambar 2.22 Perkembangan Penduduk Lahir, Mati, Datang, Pindah
di Kota Semarang 2010 – 2015
Gambar 2.23 di bawah ini menjelaskan bahwa lima kecamatan dengan jumlah pendatang tertinggi berada di Kecamatan Tembalang, Pedurungan,
Ngaliyan, Banyumanik dan Semarang Barat.
22.724 24.910
23.634 23.765
24.979 22.782
10.275 10.454
10.012 10.249
10.860 9.574
40.137 44.015
42.181
30.360 33.606
45.874
37.619 39.842
42.026
30.472 32.540
34.576
5.000 10.000
15.000 20.000
25.000 30.000
35.000 40.000
45.000 50.000
2010 2011
2012 2013
2014 2015
JIW A
Lahir Mati
Datang Pindah
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-30
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
Gambar 2.23 Perkembangan Jumlah Pendatang di Kota Semarang 2010
– 2015
Kondisi sebaran penduduk pendatang yang tersebar mengarah ke wilayah pinggiran Kota Semarang diperkuat dengan data sebaran migran
yang mendominasi bagian timur, selatan dan barat Kota Semarang. Sebaran penduduk pendatang di Kota Semarang 2010
– 2015 terlihat sebagaimana gambar 2.24 dibawah ini :
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2015
Gambar 2.24 Sebaran Pendatang di Kota Semarang 2010
– 2015 2.1.4.1
Komposisi Penduduk Kota Semarang Per Kelompok Umur
Komposisi penduduk di Kota Semarang enam tahun terakhir 2010- 2015 didominasi oleh penduduk berusia 15 tahun hingga 39 tahun. Hal ini
1.000 2.000
3.000 4.000
5.000 6.000
7.000
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Garis batas kelurahan
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-31
menunjukkan bahwa Kota Semarang memiliki penduduk usia produktif yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan lima tahun kedepan.
Tahun 2010 Tahun 2015
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
Gambar 2.25 Piramida Penduduk Kota Semarang Berdasarkan Kelompok Umur
Tahun 2010 dan Tahun 2015
Berdasarkan Gambar 2.25 diatas, diketahui bahwa persentase penduduk Kota Semarang kategori usia muda, usia produktif dan usia lansia
tidak banyak berubah sejak tahun 2010 hingga 2015. Sebagaimana yang tercantum pada gambar 2.25, baik di tahun 2010 maupun 2015, komposisi
penduduk usia produktif di Kota Semarang memiliki persentase terbesar yaitu mencapai 71. Kondisi ini mengindikasikan bahwa Kota Semarang
sudah memasuki tahapan bonus demografi demographic dividend. Bonus demografi adalah suatu keadaan kependudukan dimana ketergantungan
penduduk berada pada rentang yang terendah. Jika dikaitan dengan angka ketergantungan, besarnya proporsi usia
produktif 50 menanggung sedikit penduduk usia non produktif seringkali disebut sebagai bonus demografi. Berdasarkan kondisi tersebut,
bonus demografi dapat menjadi asset terbesar bagi Kota Semarang apabila penduduk usia produktifnya memiliki kualitas yang cukup baik baik tingkat
pendidikan, skill, profesionalitas dan kreativitas sehingga mampu menekan beban ketergantungan sampai tingkat terendah yang pada akhirnya berguna
untuk mendongkrak pembangunan ekonomi. Bonus demografi dapat dianggap sebagai peluang windows
opportunity jika diiringi dengan peningkatan kesempatan kerja. Terlebih dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA, persiapan yang
matang seperti menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas perlu dilakukan
100.000 50.000
50.000 100.000
0 - 4 5 - 9
10 - 14 15 - 19
20 - 24 25 - 29
30 - 34 35 - 39
40 - 44 45 - 49
50 - 54 55 - 59
60 - 64 65 +
Perempuan Laki-laki
100.000 50.000
50.000 100.000
0 - 4 5 - 9
10 - 14 15 - 19
20 - 24 25 - 29
30 - 34 35 - 39
40 - 44 45 - 49
50 - 54 55 - 59
60 - 64 65 +
Perempuan Laki-laki
Usia Lansia
4,71 Usia
Produktif 71,53
Usia Muda
23,76 Usia
Lansia 4,80
Usia Produktif
71,65 Usia
Muda 23,56
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-32
sehingga kehadiran MEA di Kota Semarang akan menjadi peluang Kota Semarang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Namun
sebaliknya, jika persiapan yang dilakukan untuk menghadapi MEA kurang matang, maka bukan tidak mungkin peluang bonus demografi dapat
berubah bencana demografi. Kehadiran MEA akan menjadi tantangan terbesar baik bagi Pemerintah Kota Semarang maupun bagi warganya untuk
meningkatkan kesejahteraan kota. Oleh karena itu, perlu bagi seluruh pelaku pembangunan untuk lebih memprioritaskan pembangunan manusia
sebagai akhir tujuan dari seluruh pembangunan yang dilakukan di Kota Semarang
2.1.4.2
Komposisi Penduduk Kota Semarang Per Tingkat Pendidikan
Komposisi penduduk di Kota Semarang enam tahun terakhir 2010- 2015 dalam konteks tingkat pendidikan, didominasi oleh penduduk dengan
tingkat pendidikan Tamatan SD atau yang sederajat, SMP atau yang sederajat dan SMA atau yang sederajat. Sedangkan untuk tamatan
Akademi DIII dan Universitas memiliki jumlah yang relatif rendah dibandingkan tingkat pendidikan lainnya.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
Gambar 2.26 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Sama halnya dengan kecenderungan enam tahun terakhir, di tahun 2015, komposisi penduduk Kota Semarang berdasarkan tingkat pendidikannya
didominasi oleh penduduk dengan tamatan SD yang kemudian disusul oleh penduduk dengan tingkat pendidikan tamatan SMP dan SMA.
9 1
,9 7
8 2
8 6
,6 5
9 3
2 1
,5 7
2 8
5 ,2
3 5
2 9
6 ,7
8 8
6 1
,1 3
3 6
2 ,5
2 6
92, 979
289,781 325,072
288,341 300,020
61, 798
63, 207
9 3
,8 5
8 2
9 2
,5 2
3 2
8 ,1
4 4
2 9
1 ,0
6 6
3 2
,8 5
6
6 2
,3 8
2 6
3 ,8
5 9
4 ,6
1 7
2 9
4 ,8
8 4
3 3
,7 9
7 2
9 3
,4 1
9 3
5 ,3
4
6 2
,8 8
7 6
4 ,3
2 9
5 ,3
7 1
2 9
7 ,2
3 6
3 3
3 ,4
3 5
2 9
5 ,7
5 9
3 7
,7 3
9
6 3
,3 8
8 6
4 ,8
3 3
9 5
,9 8
2 9
9 ,1
4 3
3 5
,5 7
2 9
7 ,6
6 3
9 ,7
1
6 3
,7 9
6 5
,2 5
50 100
150 200
250 300
350 400
Tdk Belum Sekolah
Tdk Belum Tamat SD
Tamat SD MI Tamat SLTP
Tamat SLTA Tamat D1 D2
D3 Tamat D4 S1
S2 S3
d al
am ri
b u
ji wa
2010 2011
2012 2013
2014 2015
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-33
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
Gambar 2.27 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Kota Semarang Tahun 2015 2.1.4.3
Komposisi Penduduk Kota Semarang Berdasarkan Mata Pencaharian
Komposisi penduduk di Kota Semarang berdasarkan mata pencaharian dalam waktu lima tahun terakhir sebagian besar adalah buruh industri lihat
Gambar 2.28 dibawah ini. Jika dikaitkan dengan mayoritas tingkat pendidikan yang dimiliki oleh penduduk Kota Semarang dimana sebagain
besar hanyalah tamatan SD, SMP dan SMA, maka perlu berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM penduduk Kota Semarang. Terlebih pada
lima tahun kedepan dimana MEA mulai diberlakukan. Upaya peningkatan kualitas SDM penduduk Kota Semarang perlu diprioritaskan sehingga tenaga
kerja lokal mampu bersaing dengan tenaga kerja asing.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
Gambar 2.28 Mata Pencaharian Penduduk Kota Semarang 2010
– 2015
95.983
299.142
335.573 297.655
309.712 63.795
65.249 Tdk Belum Sekolah
Tdk Belum Tamat SD Tamat SD MI
Tamat SLTP Tamat SLTA
Tamat D1 D2 D3 Tamat D4 S1 S2 S3
2 5
,8 3
7 1
7 ,7
2 2
,5 8
1 5
2 ,0
9 5
1 7
1 ,7
1 2
8 ,3
9 8
4 ,1
1 9
2 4
,9 2
5 9
2 ,2
2 6
3 8
,6 4
6 7
8 ,6
8 2
6 ,1
2 3
1 7
,9 1
7 2
,6 1
5 2
,6 7
2 1
7 3
,6 1
5
8 1
,2 8
1 8
5 ,0
5 1
2 5
,2 1
9 3
,2 4
7
3 9
,0 7
5 7
9 ,5
5 2
2 6
,7 1
8 1
8 ,3
8 2
2 ,6
3 5
5 2
,7 2
3 1
7 5
,1 8
5
8 2
,0 8
7 8
5 ,4
6 8
2 5
,3 4
4 9
3 ,9
7 3
9 ,3
9 7
8 1
,0 3
1
2 6
,9 4
1 8
,5 3
4 2
,6 5
7 5
3 ,1
6 1
7 6
,6 3
5
8 2
,7 6
6 8
6 ,1
7 5
2 5
,5 5
3 9
4 ,7
4 8
3 9
,7 2
3 8
1 ,7
2
2 6
,9 6
5 1
8 ,5
5 1
2 ,6
5 9
5 3
,2 9
1 7
6 ,8
1
8 2
,8 4
4 8
6 ,2
5 6
2 5
,5 7
7 9
4 ,8
3 7
3 9
,7 6
8 1
,7 7
9
2 7
,1 4
1 1
8 ,6
7 3
2 ,6
7 7
5 3
,5 5
7 1
7 7
,9 5
6
8 3
,3 8
5 8
6 ,8
2
2 5
,7 4
4 9
5 ,4
5 7
4 ,0
2 8
2 ,3
1 3
40 80
120 160
200
d al
am ri
b u
ji wa
2010 2011
2012 2013
2014 2015
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-34
2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan salah satu tolok ukur untuk melihat kondisi perekonomian suatu wilayah pada periode
tertentu. Penghitungan PDRB dilakukan atas dasar harga berlaku harga- harga pada tahun penghitungan dan atas dasar harga konstan harga-harga
pada tahun yang dijadikan tahun dasar penghitungan untuk dapat melihat pendapatan yang dihasilkan dari lapangan usaha sektoral maupun dari sisi
penggunaan. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ADHB menggambarkan nilai
tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan. sedang PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK menunjukkan
nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB ADHB
digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi. pergeseran struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu PDRB ADHK
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor
harga BPS, 2013. Besarnya PDRB ADHB dalam kurun waktu 6 tahun terakhir 2010
– 2015 mengalami peningkatan dari Rp. 80.824,10 milyar pada tahun 2010
menjadi sebesar Rp. 134.297,906 milyar pada tahun 2015. Peningkatan PDRB ADHK 2010 juga sejalan dengan peningkatan PDRB ADHB yang
menunjukkan peningkatan dari Rp. 80.824,10 milyar pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 109.157,79 milyar pada tahun 2015. Perkembangan
PDRB ADHB dan ADHK dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah ini.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-35
Tabel 2.6 Nilai PDRB dan Kontribusi Sektor Atas Dasar Harga Berlaku Kota Semarang Tahun 2010
– 2015 Milyar Rupiah
No Kategori Sub kategori
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015 Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp.
A Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 849,08
1,05 935,16
1,03 995,39
1,00 1.127,32
1,04 1.191,74
0,98 1.362,22
1,01 B
Pertambangan dan Penggalian 160,72
0,20 176,76
0,19 184,89
0,19 197,68
0,18 237,36
0,20 270,12
0,20 C
Industri Pengolahan 20.032,78 24,79 24.308,84 26,70 27.081,66 27,15 29.630,55 27,24 34.014,76 28,05 37.000,33 27,55
D Pengadaan Listrik, Gas
97,24 0,12
105,37 0,12
112,47 0,11
114,57 0,11
115,32 0,10
123,10 0,09
E Pengadaan Air
99,63 0,12
102,00 0,11
99,27 0,10
101,37 0,09
106,01 0,09
114,42 0,09
F Konstruksi
22.459,13 27,79 24.091,57 26,46 26.644,82 26,71 28.890,04 26,56 32.419,24 26,73 36.287,62 27,02 G
Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil
dan sepeda motor 13.083,37 16,19 14.738,17 16,19 15.143,68 15,18 16.216,45 14,91 17.109,72 14,11 18.953,60 14,11
H Transportasi dan Pergudangan
2.739,45 3,39 2.964,07
3,26 3.265,04 3,27
3.783,64 3,48
4.443,06 3,66
4.999,80 3,72
I Penyediaan Akomodasi Makan
Minum 2.469,89
3,06 2.790,80 3,07 3.235,13
3,24 3.708,67
3,41 4.193,19
3,46 4.586,77
3,42 J
Informasi dan Komunikasi 6.581,51
8,14 7.214,59 7,93 7.645,50
7,66 7.976,71
7,33 8.613,39
7,10 9.488,19
7,07 K
Jasa Keuangan 3.606,96
4,46 3.923,15 4,31 4.397,83
4,41 4.803,99
4,42 5.182,18
4,27 5.947,78
4,43 L
Real Estate 2.358,52
2,92 2.543,86 2,79 2.690,97
2,70 2.937,75
2,70 3.302,29
2,72 3.697,26
2,75 M, N
Jasa Perusahaan 425,23
0,53 497,44
0,55 547,93
0,55 643,16
0,59 712,30
0,59 831,32
0,62 O
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 3.008,67
3,72 3.147,23 3,46 3.517,89
3,53 3.774,72
3,47 4.031,88
3,32 4.479,66
3,34 P
Jasa Pendidikan 1.396,30
1,73 1.887,77 2,07 2.456,87
2,46 2.913,46
2,68 3.329,44
2,75 3.676,69
2,74 Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
488,97 0,60
580,14 0,64
691,32 0,69
777,57 0,71
902,19 0,74
1.014,38 0,76
R, S, T Jasa lainnya 966,67
1,20 1.027,19 1,13 1.043,01
1,05 1.185,72
1,09 1.358,82
1,12 1.464,64
1,09 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
PDRB 80.824,10 100,00 91.034,10 100,00 99.753,67 100,00 108.783,39 100,00 121.262,90 100,00 134.297,31 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015 Ket.
: . Data sangat sangat sementara
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-36
Tabel 2.7 Nilai PDRB dan Kontribusi Sektor Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Semarang Tahun 2010
– 2015 Milyar Rupiah
No Kategori Sub kategori
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015 Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp.
A Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 849,08
1,05 903,82
1,05 919,39
1,01 958,83
0,99 990,32
0,96 1.041,93
0,95 B
Pertambangan dan Penggalian 160,72
0,20 165,92
0,19 173,03
0,19 179,40
0,18 181,45
0,18 183,86
0,17 C
Industri Pengolahan 20.032,78
24,79 21.956,02 25,49 23.700,81
25,96 25.647,85
26,45 27.501,82 26,66 28.754,50
26,34 D
Pengadaan Listrik, Gas 97,24
0,12 104,33
0,12 114,15
0,13 123,48
0,13 128,49
0,12 124,26
0,11 E
Pengadaan Air 99,63
0,12 101,22
0,12 99,15
0,11 99,28
0,10 102,77
0,10 104,84
0,10 F
Konstruksi 22.459,13
27,79 23.022,73 26,73 24.467,35
26,80 25.695,37
26,49 26.845,87 26,02 28.462,91
26,08 G
Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil
dan sepeda motor 13.083,37
16,19 14.300,92 16,60 14.404,60
15,78 14.967,11
15,43 15.684,78 15,20 16.392,74
15,02 H
Transportasi dan Pergudangan 2.739,45
3,39 2.877,54
3,34 3.099,05
3,40 3.410,91
3,52 3.751,62
3,64 3.931,80
3,60 I
Penyediaan Akomodasi Makan Minum
2.469,89 3,06
2.651,72 3,08
2.866,79 3,14
3.047,91 3,14
3.281,19 3,18
3.488,72 3,20
J Informasi dan Komunikasi
6.581,51 8,14
7.117,18 8,26
7.826,30 8,57
8.413,22 8,67
9.422,90 9,13
10.341,28 9,47
K Jasa Keuangan
3.606,96 4,46
3.699,67 4,29
3.809,63 4,17
3.978,33 4,10
4.145,96 4,02
4.468,34 4,09
L Real Estate
2.358,52 2,92
2.505,22 2,91
2.640,25 2,89
2.843,51 2,93
3.050,69 2,96
3.285,25 3,01
M, N Jasa Perusahaan
425,23 0,53
466,45 0,54
497,32 0,54
552,63 0,57
599,07 0,58
658,03 0,60
O Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
3.008,67 3,72
3.091,25 3,59
3.117,27 3,41
3.202,26 3,30
3.246,38 3,15
3.413,77 3,13
P Jasa Pendidikan
1.396,30 1,73
1.644,24 1,91
1.946,15 2,13
2.126,23 2,19
2.339,22 2,27
2.510,83 2,30
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 488,97
0,60 537,74
0,62 597,81
0,65 641,18
0,66 712,98
0,69 765,70
0,70 R, S, T Jasa lainnya
966,67 1,20
997,01 1,16
1.002,97 1,10
1.096,27 1,13
1.189,92 1,15
1.229,00 1,13
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PDRB
80.824,10 100,00 86.142,97 100,00 91.282,03 100,00 96.983,37 100,00 103.175,43 100,00 109.157,79 100,00 Sumber :
Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015Ket. :
. Data sangat sangat sementara
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-37
Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Kota Semarang telah bergeser dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke
lapangan usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari penurunan peranan setiap tahunnya terhadap pembentukan PDRB Kota Semarang.
Sumbangan terbesar pada tahun 2015 dihasilkan oleh lapangan usaha Konstruksi, kemudian lapangan usaha Industri Pengolahan, lapangan
usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, serta lapangan usaha Informasi dan Komunikasi. Sementara peranan
lapangan usaha lainnya di bawah 5 persen. Gambaran lebih jauh struktur perekonomian Kota Semarang dapat
dilihat dari peranan masing-masing sektor terhadap pembentukan total PDRB Kota Semarang. Sektor Primer yang terdiri dari sektor Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan serta Pertambangan dan Penggalian adalah sebagai penyedia kebutuhan dasar dan bahan, peranannya menurun
menjadi 1,21 persen pada tahun 2015, dibanding tahun 2014 yang sebesar 1,18 persen. Hal yang sama terjadi dengan sektor sekunder yang terdiri
dari sektor industri pengolahan; Pengadaan Listrik, Gas; Pengadaan Air serta sektor Konstruksi yang peranannya meningkat dari 53,20 persen
pada tahun 2014 naik menjadi 54,75 persen pada tahun 2015. Sektor tersier yang sifat kegiatannya sebagai jasa, peranannya mengalami
penurunan dari 45,69 persen tahun 2014 menjadi 44,04 persen pada tahun 2015. Pada tahun 2015 sumbangan terbesar diperoleh dari sektor
Industri Pengolahan sebesar 27,55 persen, peranannya cenderung menurun dibanding tahun 2014 yang mencapai 28,05 persen. Sumbangan
dari sektor Konstruksi merupakan terbesar kedua yaitu sebesar 26,73 persen pada tahun 2014 mengalami sedikit kenaikan menjadi 27,02 persen
pada tahun 2015. Dan kontribusi terbesar ketiga adalah dari sektor Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda
motor, yaitu sebesar 14,11 pada tahun 2014 cenderung stagnan, yaitu sebesar 14,11 pada tahun 2015.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang tahun 2015 mencapai 5,80 persen, lebih rendah jika dibandingkan tahun 2014 dengan
pertumbuhan 6.38 persen. Angka tersebut berada diatas Provinsi Jawa Tengah dan diatas Nasional. Selama kurun waktu tahun 2011 dan 2013 -
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-38
2015, LPE Kota Semarang berada di atas LPE Provinsi Jawa Tengah dan LPE Nasional. Seperti terlihat pada gambar 2.29 di bawah.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015
Gambar 2.29 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Dibandingkan Dengan Provinsi
Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2010 – 2015
Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi tertinggi ADHK dicapai oleh kategori Jasa Perusahaan sebesar 9,84 persen. Kategori Pengadaan Listrik
dan Gas merupakan satu-satunya kategori yang mengalami kontraksi 3,29 persen. Laju pertumbuhan tertinggi kedua yaitu kategori Informasi dan
Komunikasi sebesar 9,75 persen, diikuti lapangan usaha Jasa Keuangan tumbuh sebesar 7,78 persen, Real Estate tumbuh sebesar 7,69 Persen,
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tumbuh sebesar 7,40 persen, Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 7,34 persen, Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum tumbuh sebesar 6,32 persen, Konstruksi tumbuh sebesar 6,52, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh sebesar 5,21 persen,
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib mengalami pertumbuhan sebesar 5,16 persen. PDRB ADHB dan tabel
PDRB ADHK menurut kategori dan sub kategorinya secara lengkap tersaji pada tabel 2.8 di bawah ini.
6,58
5,97 6,25
6,38 5,80
5,30 5,34
5,14 5,30
5,40 6,17
6,03 5,56
5,02 4,79
4,00 4,50
5,00 5,50
6,00 6,50
7,00
2011 2012
2013 2014
2015 LPE Kota Semarang
LPE Jawa Tengah LPE Nasional
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-39
Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Brutto PDRB
Menurut Kategori di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
No Kategori Sub kategori
Tahun 2010
2011 2012 2013
2014 2015
Atas Dasar Harga Berlaku :
A Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan -
10,14 6,44 13,40 9,13 10,59
B Pertambangan dan Penggalian
- 9,98
4,59 7,04 16,33 17,33
C Industri Pengolahan
- 21,35 11,41
8,90 14,15 9,91 D
Pengadaan Listrik, Gas -
8,35 6,74
2,78 4,48 1,92 E
Pengadaan Air -
2,37 -2,67
2,88 6,01 5,68 F
Konstruksi -
7,27 10,60 8,96 12,90 10,70
G Perdagangan besar dan eceran,
reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor
- 12,65
2,75 7,25 7,35 8,71
H Transportasi dan Pergudangan
- 8,20 10,15 15,99 17,48 12,38
I Penyediaan Akomodasi Makan
Minum -
12,99 15,92 12,80 13,66 10,59 J
Informasi dan Komunikasi -
9,62 5,97
4,63 9,07 8,75 K
Jasa Keuangan -
8,77 12,10 10,02 9,13 12,64 L
Real Estate -
7,86 5,78
8,89 13,09 11,58 M,
N Jasa Perusahaan
- 16,98 10,15 16,58 12,35 15,84
O Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
- 4,61 11,78
7,51 8,16 9,52 P
Jasa Pendidikan -
35,20 30,15 18,53 15,34 9,46 Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
- 18,64 19,16 12,64 16,15 12,15
R, S,
T Jasa lainnya
- 6,26
1,54 12,92 15,85 7,35 LAJU PERTUMBUHAN
- 12,63
9,58 9,07 12,05
10,15
Atas Dasar Harga Konstan 2010 :
A Pertanian,
Kehutanan, dan
Perikanan -
6,45 1,72
4,29 3,28 5,21 B
Pertambangan dan Penggalian -
3,23 4,29
3,68 1,14 1,33 C
Industri Pengolahan -
9,60 7,95
8,22 7,23 4,55 D
Pengadaan Listrik, Gas -
7,29 9,41
8,17 4,06 3,29 E
Pengadaan Air -
1,59 -2,04
0,12 3,52 2,01 F
Konstruksi -
2,51 6,27
5,02 4,48 6,02 G
Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil
dan sepeda motor -
9,31 0,73
3,91 4,79 4,51 H
Transportasi dan Pergudangan -
5,04 7,70 10,06 9,99 4,80
I Penyediaan Akomodasi Makan
Minum -
7,36 8,11
6,32 7,65 6,32 J
Informasi dan Komunikasi -
8,14 9,96
7,50 12,00 9,75 K
Jasa Keuangan -
2,57 2,97
4,43 4,21 7,78 L
Real Estate -
6,22 5,39
7,70 7,29 7,69
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-40
No Kategori Sub kategori
Tahun 2010
2011 2012 2013
2014 2015
M, N
Jasa Perusahaan -
9,69 6,62 11,12 8,40 9,84
O Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib -
2,74 0,84
2,73 1,38 5,16 P
Jasa Pendidikan -
17,76 18,36 9,25 10,02 7,34
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial -
9,97 11,17 7,25 11,20 7,40
R, S,
T Jasa lainnya
- 3,14
0,60 9,30 8,54 3,28
LAJU PERTUMBUHAN -
6,58 5,97
6,25 6,38
5,80 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
Dibandingkan dengan kota-kota lain, pertumbuhan ekonomi Kota Semarang lebih tinggi dibandingkan dengan Kota Yogyakarta yang sebesar
5,16 dan Kota Banjarmasin yang sebesar 6,25. Namun angka pertumbuhan sebesar 6,38, masih lebih rendah jika dibandingkan Kota
Surabaya, Kota Makasar, Kota Bandung dan Kota Mataram. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.30 di bawah ini :.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015
Gambar 2.30 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Dibandingkan Dengan 5 Kota di
Jawa Tengah dan Kota Besar Lainnya Tahun 2014
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
8,00 9,00
5,16 6,38
6,25 7,34
7,39 7,69
8,1
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-41
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015
Gambar 2.31 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Dibandingkan Dengan
Kab Kota di Jawa Tengah Tahun 2014
2.2.1.2 Laju Inflasi
Inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat
disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Dampak dari inflasi salah satunya
adalah menurunnya daya beli masyarakat. yang dapat diartikan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat terganggu karena ketidakmampuan
penduduk dalam mengkonsumsi barang ataupun jasa. Kondisi inflasi di Kota Semarang menunjukkan kondisi yang fluktuatif
selama periode tahun 2011 – 2015. Angka inflasi meningkat dari tahun
2011 sebesar 2,87 mencapai angka tertinggi pada tahun 2014 sebesar 8,53, selanjutnya pada tahun 2015 menurun menjadi hanya 2,56.
Tingginya tingkat inflasi Kota Semarang dipengaruhi oleh indeks kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan terutama kenaikan
indeks kelompok bahan makanan dan indeks kelompok transportasi. Perkembangan tingkat inflasi di Kota Semarang selanjutnya dapat dilihat
pada gambar 2.32 di bawah ini.
2 ,9
6 4
,0 3
4 ,1
6 4
,2 6
4, 27
4 ,3
9 4
,5 4
4 ,5
9 4
,6 3
4 ,7
8 4
,8 4
,8 7
4 ,8
8 4
,9 2
5 ,0
5 ,0
3 5
,0 4
5 ,0
7 5
,1 5
,1 2
5 ,1
5 5
,1 5
5 ,2
4 5
,2 6
5 ,2
6 5
,3 1
5 ,3
2 5,
38 5
,4 8
5 ,5
2 5
,5 9
5 ,7
3 5
,8 6
,0 6
,3 8
- 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-42
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
Gambar 2.32 Grafik Laju Inflasi di Kota Semarang Tahun 2011
– 2015
Dibandingkan dengan tingkat inflasi dengan kota lain di Provinsi Jawa Tengah, tingkat inflasi Kota Semarang pada tahun 2015 angkanya sedikit
lebih tinggi dari tingkat inflasi Kota Purwokerto 2,52 namun masih dibawah inflasi Provinsi Jawa Tengah, artinya fluktuasi harga di Kota
Semarang cenderung rendah dibadingkan dengan 4 Kota di Jawa Tengah. Sedangkan jika dibandingkan dengan tingkat inflasi Provinsi Jawa Tengah,
tingkat inflasi Kota Semarang masih lebih rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.33 berikut ini.
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016
Gambar 2.33 Perbandingan Laju Inflasi Kota Semarang Dibandingkan Dengan 5 Kota di
Jawa Tengah Tahun 2015
2,87 4,85
8,19 8,53
2,56
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
8,00 9,00
2011 2012
2013 2014
2015
Kota Semarang
2,63 2,52
3,28 2,56
2,56 3,95
2,73
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 4,50
Kota Cilacap
Kota Purwokerto
Kota Kudus Kota
Semarang Kota
Surakarta Kota Tegal
JAWA TENGAH
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-43
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016
Gambar 2.34 Perbandingan Laju Inflasi Kota Semarang Dibandingkan Kota-Kota Besar Di
Indonesia Lainnya Pada Tahun 2015
2.2.1.3 PDRB Per kapita
PDRB per kapita merupakan PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang tinggal di daerah tersebut.
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Di tahun 2015, PDRB per kapita
Kota Semarang mencapai Rp. 78.947.034,90 dengan pertumbuhan sebesar 8,33. nilai PDRB menurut kategori dapat dilihat pada tabel 2.9 di bawah
ini :
Tabel 2.9 PDRB Per kapita Kota Semarang Tahun 2010
– 2015 Juta Rupiah
No Kategori Subkategori
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015
A Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 0,54 0,59 0,62 0,69 0,74 0,80
B Pertambangan dan Penggalian
0,10 0,11 0,11 0,12 0,14 0,16 C
Industri Pengolahan 12,84 15,30 16,75 17,94 20,12 21,75
D Pengadaan Listrik, Gas
0,06 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 E
Pengadaan Air 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07
F Konstruksi
14,40 15,17 16,48 17,66 19,59 21,33 G
Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan
sepeda motor 8,39 9,28 9,37 9,88 10,42 11,14
H Transportasi dan Pergudangan
1,76 1,87 2,02 2,30 2,66 2,94 I
Penyediaan Akomodasi Makan Minum
1,58 1,76 2,00 2,22 2,48 2,70
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-44
No Kategori Subkategori
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015
J Informasi dan Komunikasi
4,22 4,54 4,73 4,86 5,22 5,58 K
Jasa Keuangan 2,31 2,47 2,72 2,94 3,16 3,50
L Real Estate
1,51 1,60 1,66 1,78 1,98 2,17 M, N Jasa Perusahaan
0,27 0,31 0,34 0,39 0,43 0,49 O
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 1,93 1,98 2,18 2,30 2,44 2,63
P Jasa Pendidikan
0,90 1,19 1,52 1,77 2,01 2,16 Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,31 0,37 0,43 0,47 0,54 0,60
R, S, T
Jasa lainnya 0,62 0,65 0,65 0,72 0,82 0,86
P D R B Per Kapita 51,81 57,31 61,71 66,17 72,88 78,95
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015
Jika dilihat dari pertumbuhannya, PDRB per kapita Kota Semarang dari tahun 2010 hingga 2015 mengalami pergerakan yang fluktuatif. Pada
tahun 2011 mencapai 10,61 dan menurun di 2 tahun berikutnya namun meningkat lagi di tahun 2014 dan di tahun 2015 menjadi 8,33.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015
Gambar 2.35 Pertumbuhan PDRB Perkapita Kota Semarang Tahun 2010
– 2015
2.2.1.4 Indeks Gini
indeks Gini atau koefisien Gini adalah salah satu ukuran umum untuk distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa
merata pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi.
10,61
7,68 7,22
10,14
8,33
5,00 6,00
7,00 8,00
9,00 10,00
11,00
2011 2012
2013 2014
2015
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-45
Indeks Gini memiliki kisaran 0 sampai 1. Nilai 0 menunjukkan distribusi yang sangat merata yaitu setiap orang memiliki jumlah penghasilan atau
kekayaan yang sama persis. Nilai 1 menunjukkan distribusi yang timpan sempurna yaitu satu orang memiliki segalanya dan semua orang lain tidak
memiliki apa-apa. Perkembangan indeks Gini Kota Semarang menunjukkan pada tahun
2013 sebesar 0,3514, menurun jika dibandingkan dengan kondisi 2 tahun berikutnya yaitu 0,3545 tahun 2011 dan 0,3518 tahun 2012. Besaran
indeks Gini Kota Semarang tahun 2014 sebesar 0,3807 menunjukkan bahwa tingkat pemerataan pendapatan dan kekayaan termasuk kategori
sedang. Dan untuk kondisi 2015 adalah sebesar 0,3517 Kondisi indeks Gini Kota Semarang dalam enam tahun terakhir dapat dilihat pada tabel
2.36 di bawah ini.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015
Ket. : . Data sangat sangat sementara Data diolah
Gambar 2.36 Grafik Perkembangan Indeks Gini di Kota Semarang Tahun 2010
– 2015
0,3224 0,3545
0,3518 0,3514
0,3807
0,3517
0,28 0,30
0,32 0,34
0,36 0,38
0,40
2010 2011
2012 2013
2014 2015
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-46
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015
Gambar 2.37 Grafik Perkembangan Indeks Gini Kota Semarang Dibandingkan Dengan
KabKota Di Jawa Tengah Tahun 2014
2.2.1.5 Kemiskinan
Dalam menentukan penduduk kategori miskin, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar basic needs approach.
Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non
makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai Penduduk
Miskin. Penduduk miskin di Kota Semarang dalam enam tahun terakhir
menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Ini dapat dilihat dari tingkat keimiskinan Kota Semarang pada tahun 2014 sebear 4,90, mengalami
penurunan dari tahun 2013 yang sebesar 5,25, sedang pada tahun 2012 adalah sebesar 5,13. Kondisi tahun 2012 sebetulnya sudah menurun
sangat baik jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 5,68. Dan data terkahir di tahun 2015 adalah sebesar 5,04 . Sementara itu kondisi
tahun 2011 menunjukkan tingkat kemiskinan paling tinggi jika
,2 8
,2 8
,2 9
,2 9
,3 ,3
,3 1
,3 1
,3 1
,3 1
,3 2
,3 2
,3 2
,3 3
,3 3
,3 3
,3 3
,3 4
,3 4
,3 4
,3 4
,3 4
,3 4
,3 5
,3 5
,3 5
,3 6
,3 6
,3 6
,3 6
,3 7
,3 8
,3 8
,3 8
,3 9
- 0,05
0,10 0,15
0,20 0,25
0,30 0,35
0,40 0,45
INDEKS GINI 2014 – Kota Semarang Dg kota-kota di Jawa Tengah lainnya
Indeks Gini JaTeng: 0,38
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-47
dibandingkan dengan 6 tahun lainnya. Perkembangan tingkat kemiskinan Kota Semarang dapat dilihat pada Gambar 2.38 di bawah ini.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Ket.
: . Data sangat sangat sementara Data diolah
Gambar 2.38 Grafik Perkembangan Tingkat Persentase Kemiskinan
di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Tingkat kemiskinan Kota Semarang pada tahun 2015 sebesar 5,04 jika dibandingkan dengan rata-rata tingkat kemiskinan Jawa Tengah
sebesar 14,44 menunjukan kondisi yang lebih baik yaitu berada di bawahnya. Jika dibandingkan dengan kota lainnya yang ada di Jawa
Tengah, tingkat kemiskinan di Kota Semarang menunjukkan kondisi yang lebih baik dibandingkan lima kota lainnya, walaupun dilihat dari luas
wilayah dan jumlah penduduk Kota Semarang lebih besar. Untuk lebih jelasnya posisi relatif tingkat kemiskinan Kota Semarang dapat dilihat
melalui gambar 2.39 di bawah ini.
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015
Gambar 2.39 Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Kota Semarang dengan Kota-
Kota Lain dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
5,12 5,68
5,13 5,25
4,90 5,04
4,40 4,60
4,80 5,00
5,20 5,40
5,60 5,80
2010 2011
2012 2013
2014 2015
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-48
Dibandingkan dengan kabupaten kota lain di Jawa Tengah dan kota sewilayah Kedungsapur, jumlah Keluarga Pra Sejahtera Kota Semarang
relatif lebih kecil. Selanjutnya Persentase Pentahapan Keluarga Sejahtera Kota Semarang dan 5 Kota lain di Jawa Tengah serta Kawasan Strategis
Kedungsapur Tahun 2014 tersaji lengkap pada tabel 2.10 di bawah ini.
Tabel 2.10 Kondisi Pentahapan Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera
di Kota Semarang; 5 Kota lain di Jawa Tengah dan Kawasan Strategis Kedungsapur serta Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
No Kota Kabupaten
Keluarga Pra
Sejahtera Keluarga
Sejahtera I
Keluarga Sejahtera
II Keluarga
Sejahtera III
Keluarga Sejahtera
III Plus 1
Kab. Grobogan 60,06
12,66 13,56
12,29 1,43
2 Kab. Demak
35,89 23,30
23,24 14,03
3,54 3
Kab. Semarang 25,71
22,84 16,65
31,27 3,53
4 Kab. Kendal
34,61 14,45
16,13 30,95
3,85 5
Kota Magelang 14,48
20,16 14,66
40,77 9,93
6 Kota Surakarta
8,35 17,98
23,66 33,29
16,71 7
Kota Salatiga 11,10
14,01 21,10
43,52 10,27
8 Kota Semarang
10,06 18,03
22,38 38,79
10,74 9
Kota Pekalongan 15,20
19,43 25,74
28,10 11,53
10 Kota Tegal
16,92 25,34
21,12 30,71
5,91 11
Prov. Jawa Tengah 26,11
20,70 23,40
25,38 4,42
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015
Sampai saat ini, kemiskinan masih menjadi tantangan besar bagi setiap daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan. Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui program dan kegiatan untuk menurunkan angka kemiskinan. Upaya-upaya tersebut baik
dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Dalam melaksanakan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan perlu adanya
ketepaduan antara pemerintah kota, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat yang peduli terhadap pengentasan kemiskinan.
Berdasarkan pendataan warga miskin Kota Semarang yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang dapat diketahui jumlah penduduk rawan
miskin dari tahun 2010-2015 sebagaimana pada gambar 2.40 di bawah ini :
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-49
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2015
Gambar 2.40 Grafik Perkembangan Persentase Kemiskinan
Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
2.2.1.6 Angka Kriminalitas
Dinamika perkembangan Kota Semarang yang pesat dengan kemajemukan masyarakat akan berdampak pada perubahan sosial di
masyarakat. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan ketersediaan fasilitas akan berdampak negatif seperti
semakin bertambahnya tingkat pengangguran, bertambahnya angka kemiskinan, akan memicu meningkatnya angka kriminalitas. Selama 6
tahun dari tahun 2010 – 2015, jumlah tindak pidana menonjol crime index
menurut jenis adalah sebagai berikut :
Tabel 2.11 Jumlah Tindak Pidana Menonjol Crime Index Menurut Jenis
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Jenis Tindak Pidana Jumlah di Tahun
2010 2011
2012 2013
2014 2015
a. Pencurian dgn pemberatan 147
539 521
419 441
476 b. Pencurian ranmor
407 884
768 566
633 667
c. Pencurian dgn kekerasan 15
58 92
82 88
206 d. Penganiayaan berat
13 171
206 200
203 42
e. Pembunuhan 1
7 14
2 10
6 f. Perkosaan
6 5
3 3
3 215
g. Uang palsu 2
2 3
1 1
h. Narkotika 40
63 61
79 463
26,54 26,44
26,44
21,49 21,49
20,82
15,00 18,00
21,00 24,00
27,00 30,00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-50
Jenis Tindak Pidana Jumlah di Tahun
2010 2011
2012 2013
2014 2015
i. Perjudian 14
81 92
88 42
110 j. Pemerasan Ancaman
36 94
150 116
NA NA
k. Lainnya 1
14 11
13 2.005
606 Jumlah
640 1.895
1.922 1.553
3.505 2.792
Sumber :Badan Pusat Statistik Kota Semarang dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang, 2016
Selama tahun 2015, jumlah kasus tindak pidana di Kota Semarang yang terjadi di wilayah hukum Polrestabes Kota Semarang adalah sejumlah
2.792 kejadian, sedikit meningkat jika dibandingkan dengan kasus di tahun 2013 yang sebanyak 1.553 kejadian. Dari jumlah kejadian tindak
pidana tersebut, yang paling menonjol di tahun 2015 adalah kejadian curanmor yang sebanyak 667 kejadian dan pencurian dengan pemberatan
476 kejadian.
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial 2.2.2.1 Indek Pembangunan Manusia IPM
Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index HDI merupakan indeks pembangunan manusia yang dipergunakan untuk
mengukur keberhasilan upaya membangun kualitas hidup manusia, dalam hal ini berarti kualitas hidup masyarakatpenduduk yang dijadikan
sebagai salah satu ukuran kinerja di masing-masing daerah. Ukuran pencapaian keberhasilan suatu daerah diihat melalui 3 dimensi dasar
pembangunan yaitu 1 lamanya hidup, 2 pengetahuantingkat pendidikan dan 3 standar hidup layak. Indikator yang mewakili ketiga
dimensi tersebut yaitu Angka Harapan Hidup AHH untuk mengukur peluang hidup, Harapan Lama Sekolah HLS dan Rata-rata Lama Sekolah
RLS untuk mengukur status tingkat pendidikan, serta pengeluaran rill per kapita disesuaikan untuk mengukur akses terhadap sumberdaya
untuk mencapai standar hidup layak. Dalam kurun waktu 6 tahun terakhir 2010 - 2015, perkembangan
menunjukkan adanya peningkatan pada tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pembangunan sumberdaya manusia di Kota
Semarang telah menunjukkan perbaikan yang berarti. Pada gambar 2.41 di bawah, terlihat bahwa pada tahun 2010, capaian IPM Kota Semarang
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-51
adalah sebesar 76,96 dan terus mengalami peningkatan menjadi sebesar 80,23 pada tahun 2015. Jika diakumulasikan, telah terjadi peningkatan
sebesar 3,27 selama periode tersebut.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah, 2016
Gambar 2.41 Grafik Perkembangan IPM Kota Semarang Tahun 2010
– 2015
Berdasarkan posisi relatif IPM tahun 2014, capaian IPM Kota Semarang yang sebesar 79,24 lebih rendah dari capaian IPM Kota Salatiga
yang sebesar 79,98. Dibandingkan dengan capaian IPM Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 68,78, capaian IPM Kota Semarang masih lebih tinggi
dengan perbedaan capaian sebesar 10,46. Untuk melihat posisi relatif perkembangan IPM Kota Semarang dapat dilihat pada gambar 2.42 ini.
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015
Gambar 2.42 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM Kota Semarang dan
Kab Kota di Jawa Tengah Tahun 2014
76,96 77,58
78,04 78,68
79,24 80,23
75,00 76,00
77,00 78,00
79,00 80,00
81,00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-52
Indikator pembentuk IPM Kota Semarang, meliputi usia harapan hidup, Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan pengeluaran
per kapita yang disesuaikan, mengalami kenaikan dalam kurun waktu 2010
– 2015. Pencapaian indikator pembentuk IPM, baik usia harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah maupun pengeluaran
perkapita yang disesuaikan juga sudah berada di atas pencapaian indikator pembentuk IPM Provinsi Jawa Tengah.
Pada tahun 2014, terdapat metode baru untuk menghitung IPM dan indikator kompositnya. Capaian indikator komposit IPM Kota Semarang
pada tahun 2015 adalah sebagai berikut Angka Harapan Hidup AHH Kota Semarang sebesar 77,20, kemudian indikator komposit Rata-rata Lama
Sekolah Mean Years of Schooling sebesar 10,20 tahun, Harapan Lama Sekolah Expected Years of Schooling sebesar 14,33 tahun, dan
Pengeluaran Per kapita Disesuaikan yang didekati dengan indikator Paritas Daya Beli PPP yang sebesar Rp. 13.589,- ribu rupiah.
Tabel perkembangan indikator pembentuk IPM Kota Semarang tahun 2010
– 2014 yang dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.12 di bawah ini.
Tabel 2.12 Perkembangan Indikator Pembentuk IPM
Kota Semarang Tahun 2010 – 2014
Tahun Angka
Harapan Hidup
AHH Harapan
Lama Sekolah
HLS Rata-rata
Lama Sekolah
RLS Paritas Daya
Beli PPP-Ribu
Rupiah
2010
77,17 13,12
9,61 11.987,-
2011
77,17 13,26
9,80 12.271,-
2012
77,18 13,37
9,92 12.488,-
2013
77,18 13,66
10,06 12.714,-
2014
77,18 13,97
10,19 12.802,-
2015
77,20 14,33
10,20 13.589,-
Keterangan : Data IPM dan Pembentuk IPM Metode Baru Provinsi Jawa Tengah untuk Tahun 2010
– 2013 tidak tersedia Sumber :
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015
2.2.2.2 Indeks Pembangunan Gender IPG
Indeks Pembangunan Gender IPG adalah indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM, hanya
saja data yang ada dipilah antara laki-laki dan perempuan. IPG digunakan
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-53
untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Dikatakan tidak ada kesenjangan pembangunan apabila
nilai IPG sama dengan IPM. Pada kurun waktu 2010 – 2015 capaian IPG
Kota Semarang cenderung mengalami kenaikan, dari tahun 2010 sebesar 92,66 menjadi 95,60 pada tahun 2015, seperti terlihat pada gambar
2.43 berikut ini :
Ket. : . Data sangat sangat sementara Data diolah
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015
Gambar 2.43 Perkembangan IPG Kota Semarang Tahun 2010
– 2015
Berdasarkan posisi relatifnya, capaian IPG Kota Semarang pada tahun 2014 berada pada peringkat ke-5 diantara kabupatenkota lain di Jawa
Tengah, berada dibawah Kota Surakarta, Kab. Sukoharjo, Kab. Karanganyar, dan Kab. Klaten. Posisi IPG KabKota dalam wilayah Provinsi
Jawa Tengah selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.44 berikut ini.
92,66 93,58
94,17 95,17
95,56 95,60
92,00 93,00
94,00 95,00
96,00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-54
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015
Gambar 2.44 Perbandingan IPG Kota Semarang Dengan KabKota di Jawa Tengah
Tahun 2014
Capaian IPG Kota Semarang Tahun 2014 jika dilihat dari indikator komposit pembentuknya, terlihat bahwa perempuan unggul di dua
indikator komposit yaitu Angka Harapan Hidup dan Angka Harapan Lama Sekolah. Sementara dua indikator komposit lainnya diungguli oleh laki-laki,
yaitu Angka Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran. Hal ini menunjukkan
bahwa perempuan
dalam memperoleh
manfaat pembangunan di bidang pendidikan dan perekonomian cenderung lebih
rendah dibandingkan dengan laki-laki, sehingga perlu upaya-upaya yang dilakukan pemerintah agar hasil pembangunan dapat dirasakan secara
merata oleh laki-laki dan perempuan. Untuk melihat secara lengkap indikator komposit pembentuk IPG,
dapat dilihat pada tabel 2.13 di bawah ini.
Tabel 2.13 Capaian Indikator Komposit IPG Kota Semarang Tahun 2014
No Indikator Komposit IPG
Capaian Laki-laki
Perempuan
1 Angka Harapan Hidup tahun
75,15 79,11
2 Harapan Lama Sekolah tahun
14,07 13,91
3 Rata-rata Lama Sekolah Tahun
10,99 9,62
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-55
No Indikator Komposit IPG
Capaian Laki-laki
Perempuan
4 Pengeluaran ribu rupiah
14.429 12.685
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015
2.2.2.3 Indeks Pemberdayaan Gender IDG
Indeks Pemberdayaan Gender IDG merupakan indeks komposit yang tersusun dari beberapa variabel yang mencerminkan tingkat keterlibatan
perempuan dalam proses pengambilan keputusan dalam bidang politik dan ekonomi. Pada tahun 2010 capaian IDG Kota Semarang adalah sebesar
63,46 dan terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2015 mencapai sebesar 76,08, seperti terlihat pada gambar 2.45 berikut ini.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015
Ket. : . Data sangat sangat sementara Data diolah
Gambar 2.45 Perkembangan Indeks Gender IDG Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Jika dibandingkan dengan KabKota lain di Provinsi Jawa Tengah, capaian IDG Kota Semarang pada tahun 2013 berada di urutan ke-9
diantara kabkota di Jawa Tengah dengan capaian sebesar 70,62. Capaian ini berada di bawah capaian Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar
70,62. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.46 di bawah ini.
63,46 64,48
66,61 70,62
75,58 76,08
55 60
65 70
75 80
2010 2011
2012 2013
2014 2015
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-56
Sumber : BPS dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2015
Gambar 2.46 Posisi Relatif IDG KabKota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
IDG terdiri atas tiga indikator pembentuk, yaitu 1 keterlibatan perempuan dalam parlemen, 2 perempuan sebagai manager, profesional,
administrasi, dan teknisi, dan 3 sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja. Terlihat bahwa capaian indikator keterlibatan
perempuan dalam parlemen, dan sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja capaiannya masih rendah, sedangkan perempuan
sebagai tenaga manager, professional, administrasi, dan teknisi capaiannya cukup baik. Secara rinci capaian indikator komposit
pembentuk IDG dapat dilihat pada tabel di berikut ini.
Tabel 2.14 Capaian Indikator Komposit IDG Kota Semarang Tahun 2013
No Indikator Komposit IDG
Capaian
1 Keterlibatan perempuan dalam parlemen
18,00 2
Perempuan sebagai tenaga manager, professional, administrasi, dan teknisi
46,07 3
Sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja 35,54
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak , 2015
2.2.2.4 Aspek Pendidikan
Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas melalui
peningkatan mutu pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan. Dalam
47, 92
48, 96
51, 14
51, 91
56, 58
57, 92
58, 77
59, 76
61, 03
61, 10
65, 15
65, 50
65, 62
65, 99
66, 56
67, 02
67, 03
67, 32
67, 59
67, 65
68, 03
68, 66
68, 67
69, 27
69, 33
69, 56
70, 21
70, 62
71, 04
71, 22
71, 66
72, 96
75, 11
77, 45
78, 93
80, 91
- 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-57
lingkup Sustainable Development Goals aspek pendidikan menjadi salah satu aspek terpenting untuk diperhatikan dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan di tahun 2030. Sebelumnya, pelaksanaan SDGs ini diawali dengan pelaksanaan MDGs yang telah
selesai di tahun 2014. Berdasarkan laporan capaian pelaksanaan MDGs di Kota Semarang, disebutkan bahwa keberhasilan capaian pada aspek
pendidikan di Kota Semarang dilihat melalui Angka Partisipasi Murni untuk jenjang pendidikan SDMIPaket A, proporsi murid kelas 1 yang
berhasil menamatkan SDMIPaket A dan angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun perempuan dan laki-laki. Status capaian MDGs Kota
Semarang menunjukan bahwa Angka Partisipasi Murni SDMI tahun 2015 sebesar 92,08, Angka Partisipasi Murni SMP sebesar 81,24, Proporsi
murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD MI sebesar 99. Berdasarkan Laporan dan Evaluasi Pelaksanaan MDG’s Kota Semarang 2013 – 2015,
dalam aspek pendidikan, Kota Semarang telah dinilai berhasil mencapai target yang ditetapkan.
Pendidikan anak usia dini PAUD merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan generasi emas pada 100 tahun Indonesia merdeka
pada tahun 2045. Program PAUD diarahkan pada pengembangan keterampilan fisik motorik, kecerdasan intelektual, emosional dan
spritual, sosio-emosional sikap, perilaku, dan agama, bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan anak
usia dini. Dan sampai saat ini layanan PAUD dilaksanakan dalam berbagai bentuk, yaitu :
I. Layanan dibawah
naungan Kementrian
Pendidikan dan
Kebudayaan, antara lain : 1 Taman kanak-kanak TK;
2 Kelompok Bermain KB; 3 Taman Penitipan Anak TPA;
4 Satuan PAUD Sejenis SPS yang terintegrasi dengan posyandu. II. Layanan dibawah naungan Kementrian Agama dan dikoordinasikan
oleh Kanwil Kemenag Kota Semarang, antara lain : 1 Raudhatul Athfal RA;
2 Busatanul Atfal BA; 3
Taman Pendidikan Al Qur’an TPQ;
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-58
III. Layanan dibawah naungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN, yaitu Bina Keluarga Balita BKB.
Selain melihat dari pencapaian MDG’s di Kota Semarang, perlu diketahui bagaimana kinerja pembangunan Pemerintah Kota Semarang
khususnya di bidang pendidikan dengan melihat beberapa indikator baik yang tercantum dalam Standar Pelayanan Minimal SPM Pendidikan
maupun dalam indikator minimal yang ada di Permendagri No. 54 Tahun 2010 khususnya pada urusan pendidikan diantaranya adalah :
1. Angka Melek Huruf; 2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah;
3. Angka Partisipasi Kasar; 4. Angka Partisipasi Murni;
5. Angka Pendidikan yang Ditamatkan.
Tabel 2.15 Realisasi Indikator Aspek Pendidikan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Angka Melek Huruf
99,97 99,95
99,91 99,96
99,97 99,96
2 Rata Lama Sekolah
9,61 9,80
9,92 10,06
10,19 10,19
3 Angka Partisipasi Kasar APK
PAUD
26,24 42,20
53,72 57,38
58,95 76,40
SDMI
105,77 105,69 107,25 107,45 107,35 107,54
SLTPMTS
111,85 110,31 112,20 117,19 116,43 110,07
SMASMKMA
116,71 111,39 119,56 118,97 121,87 113,81
4 Angka Partisipasi Murni APM
SDMI
90,85 90,55
92,58 92,22
91,90 92,08
SLTPMTS
79,53 79,24
79,14 80,23
82,97 81,24
SMASMKMA
79,54 79,29
84,11 81,87
83,67 76,41
5 Angka Pendidikan Yang Ditamatkan
Tamat SDMIPaket A -
22,87 22,87 22,87 32,00 22,88
Tamat SMPMTsPaket B
20,29 20,29 20,29 20,29 20,29
20,29 Tamat
SMASMKMAPaket C
21,11 21,11 21,11 21,11 21,11
21,11 Tamat D1D2D3
4,35 4,35 4,35 4,35 4,35 4,34
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-59
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
Tamat D4S1S2S3 4,45
4,45 4,45 4,45 4,45 4,44
Sumber : Badan Pusat Statistik, D. Pendidikan Kota Semarang, 2015
2.2.2.5 Aspek Kesehatan
Perkembangan pembangunan kesejahteraan sosial dapat dilihat juga dari aspek kesehatan. Selain aspek pendidikan, aspek kesehatan juga
memegang peranan penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia di Kota Semarang. Standar Pelayanan Minimal SPM Kesehatan
menjelaskan bahwa terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah
diantaranya Angka Kelangsungan Hidup Bayi, Angka Usia Harapan Hidup, Persentase Balita Gizi Buruk. Jika melihat dari indikator yang tercantum
dalam SPM Kesehatan, capaian Kota Semarang dalam meningkatkan kualitas kesehatan warganya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2.16 Realisasi Indikator Aspek Kesehatan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Angka Kelangsungan
Hidup bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
87,8 87,85
89,33 90,56
90,63 91,62
2
Angka Kematian Balita
AKABA
per 1.000 kelahiran hidup
20,3 14,9
12,3 11,3
11,3 10,4
3 Jumlah Kematian
BayiAKB kasus 433
314 293
251 253
229
4
Persentase Gizi Buruk
1,01 1,05
0,69 0,87
0,38 0,40
5 Unmet need KB jiwa
34.664 34.876 32.242 32.496 29.413 28.818 6
Jumlah Kematian Ibu Maternal kasus
19 31
22 29
33 35
7 IR DBD
per 100.000 pddk
368,7 73,87
70,9 134,09 92,43
98,61 8
Kasus HIVAIDS yang ditemukan
NA
427 520
430 453
456 9
Kasus AIDS
61
59 104
75 40
51 10
ODHA yang aktif minum ARV
n.a
n.a n.a
n.a n.a
35 11
Penemuan penanganan penderita
TB BTA +
60
61 70
69,5 73
75,68
Sumber : D. Kesehatan Kota Semarang, 2016
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-60
Berbeda dengan indikator minimal yang tercantum baik dalam Permendagri No. 54 Tahun 2010 dan SPM Kesehatan, pentingnya aspek
kesehatan menjadi tujuan yang harus diwujudkan pada pelaksanaan Sustainable Development Goals di Kota Semarang. Sama halnya dengan
aspek pendidikan, aspek kesehatan juga perlu diperhatikan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di tahun 2030.
Sebelumnya, pelaksanaan SDGs ini diawali dengan pelaksanaan MDGs yang telah selesai di tahun 2014.
Berdasarkan laporan capaian pelaksanaan MDGs di Kota Semarang, terdapat beberapa tujuan yang terkait erat dengan aspek kesehatan
diantaranya Menurunkan Angka Kematian Anak tujuan 4, Meningkatkan Kesehatan Ibu tujuan 5, Memerangi HIV AIDs, Malaria dan Penyakit
Menular Lainnya tujuan 6. Menurunkan angka kematian anak yang merupakan tujuan ke-4 dari
MDGs menjadi suatu tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Semarang untuk lebih meningkatkan kualitas kesehatan anak. Pada tujuan ke-4,
terdapat beberapa indikator yaitu Angka Kematian Bayi AKB per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita AKBA per 1.000 kelahiran hidup,
Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak. Pada tujuan ke-5 MDGs, aspek kesehatan khususnya ibu menjadi
perhatian utama dengan indikatornya terdiri dari: 1. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup;
2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih; 3. Angka pemakaian kontrasepsiContraceptive Prevalence Rate
CPR pada perempuan menikah usia 15-49 tahun cara modern dan semua cara;
4. Tingkat kelahiran pada remaja per 1.000 perempuan usia 15 – 19
tahun; 5. Cakupan pelayanan antenatal K4; dan
6. Unmet need KB Kebutuhan keluarga berencana KB yang tidak terpenuhi
Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup dan Unmet need KB perlu membutuhkan perhatian khusus mengingat capaiannya mengalami
penurunan di tahun 2015. Terkait dengan pencapaian target Angka
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-61
Kematian Ibu, salah satu upaya untuk menekan kasus kematian pada ibu melahirkan adalah meningkatkan pelayanan kelahiran melalui tenaga
kesehatan. Selain terkait dengan kesehatan ibu, MDGs juga masih memiliki tujuan lain yang terkait erat dengan aspek kesehatan diantaranya
adalah tujuan ke- 6 yaitu “Memerangi HIVAIDs, Malaria, dan Penyakit
Menular Lainnya”.Adapun target yang akan dicapai terdiri dari 3 target utama yaitu:
1. Mengendalikan penyebaran kasus HIV dan AIDS dan menurunkan jumlah kasus baru dengan indikator:
Persentase kasus Infeksi Menular Seksual yang diobati Persentase ODHA yang aktif minum ARV
Persentase Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko
tinggi terakhir. Persentase penduduk 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIVAIDS 2. Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIVAIDS bagi semua
yang membutuhkan sampai dengan tahun 2015 dengan indikator persentase penduduk terinfeksi HIV yang aktif minum ARV
antiretroviral 3. Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus
baru TBC dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015, dengan indikator:
Proporsi kasus TB yang ditemukan. Proporsi kasus TB yang disembuhkan melalui DOTS cure rate.
Persentase keberhasilan pengobatan kasus TB Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk.
Kematian DBD
Terkait dengan ke tiga target tersebut, Pemerintah Kota Semarang telah berhasil mencapai target khususnya pada pengendalian penyebaran
dan penemuan jumlah kasus HIVAIDS pada tahun 2015 dan target untuk mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV AIDS bagi semua yang
membutuhkan sampai dengan tahun 2021. Sementara itu, pada target ke- 3 yaitu mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus
baru malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015, Pemerintah
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-62
Kota Semarang belum mencapai target dan perlu memberikan pehatian lebih pada beberapa indikator yaitu :
Tingkat kematian karena tuberculosis per 100.000 penduduk Proprosi kasus Tuberculosis yang berhasil diobati dalam
program DOTS Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk
2.2.2.6 Kepemilikan Tanah
Kebijakan pada urusan pertanahan diarahkan pada upaya peningkatan tertib administrasi pertanahan dan pemecahan masalah-
masalah atau konflik pertanahan. Kewenangan Pemerintah Kota dalam urusan Pertanahan adalah dalam penyelesaian sengketa tanah garapan,
penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan, penyelesaian masalah tanah kosong, pemberian izin lokasi,
penetapan tanah
ulayat, serta
mempunyai kewenangan
dalam Perencanaan penggunaan tanah. Pengadaan tanah untuk kepentingan
umum pada tahun 2014 yang dapat diselesaikan adalah sejumlah 956 bidang dari 1.107 bidang tanah, sedangkan di tahun 2015 terdapat 35 dari
147 bidang tanah. Untuk bidang tanah yang sudah jelas kepemilikannya namun belum terselesaikan, diupayakan melalui jalur hukum.
Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 terdapat 104 pengaduan kasus pertanahan dan seluruhnya dapat diselesaikan. Sedangkan untuk
peningkatan tertib administrasi pertanahan di tahun 2015 telah dilaksanakan kegiatan Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah P5T di 177 kelurahan.
2.2.2.7 Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian
kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat
menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja
berarti peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam
proses produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian,
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-63
keterampilan dan bakatnya masing-masing. Untuk melihat kesempatan kerja, dapat dilihat dari beberapa indikator yakni :
1. Jumlah penduduk yang bekerja Jumlah penduduk yang bekerja menunjukkan tingkat
penyerapan angkatan kerja. Dalam lingkup Kota Semarang jumlah penduduk yang bekerja dari tahun 2010-2015 menunjukkan
fluktuasi yang cukup bervariasi dimana naik turunnya relatif dipengaruhi oleh ketersediaan peluang kerja dan daya saing
pencari kerja dalam pasar kerja. Kenaikan jumlah penduduk yang bekerja terjadi pada tahun 2010-2012 sebesar 9,55, tahun 2012-
2013 sebesar 24,97, tahun 2013-2014 sebesar 10,99 kemudian perlahan turun di tahun 2015 mencapai 16,7.
2. Jumlah angkatan kerja Jumlah angkatan kerja menunjukkan ketersediaan pencari
kerja pada usia kerja, dimana fluktuasi perkembangannya dipengaruhi jumlah lulusan sekolah pada usia kerja dan
penempatan pencari kerja. Dalam lingkup Kota Semarang jumlah angkatan kerja dari tahun 2010-2011 menunjukkan kenaikan
sebesar 61.900 orang, tahun 2011-2012 menurun sebesar 61.956 orang, tahun 2012-2014 naik sebesar 121.786 orang dan dari
tahun 2014-2015 terjadi penurunan sebesar 126.857 orang.
Tabel 2.17 Realisasi Aspek Kesempatan Kerja
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Tingkat Kesempatan
Kerja 88,10
88,77 89,93
91,11 92,85
89,19 2
Jumlah penduduk yang bekerja
674.676 684.313 637.582 796.806 884.406 736.406
3 Jumlah angkatan kerja
709.016 770.916 708.960 874.532 952.532 825.675
4 Jumlah lowongan kerja
12.384 14.132
13.637 21.719
14.818 30.129
5 Pencari kerja yang
ditempatkan 8.560
9.003 10.263
18.819 13.277
9.136 6
Kapasitas Pelatihan pencari kerjatenaga
kerja 380
380 420
660 420
432
7 Penyelesaian
perselisihan hubungan industrialPHK
231 193
192 211
214 175
Sumber. Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang, 2016
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-64
3. Tingkat Pengangangguran Terbuka TPT. Tingkat
Pengangangguran Terbuka
TPT adalah
perbandingan jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.
Dengan melihat
TPT, secara
langsung dapat
mengindikasikan seberapa luas kesempatan kerja yang ada di wilayah tersebut. Semakin tinggi TPT di suatu wilayah
mengindikasikan bahwa semakin sempitnya kesempatan kerja yang ada di wilayah tersebut. Dalam lingkup Kota Semarang
indeks TPT dari tahun 2010-2015 mengalami kenaikan khususnya di tahun 2012 hingga 2014 dan kemudian perlahan turun di tahun
2015 mencapai 5,77. 4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK adalah suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang
penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survey. Sama halnya
dengan tingkat pengangguran terbuka, tingkat partisipasi angkatan kerja di suatu wilayah juga dapat mengindikasikan
seberapa besar kesempatan kerja di wilayah tersebut. Semakin tinggi TPAK mengindikasikan semakin luas kesempatan kerja.
Dalam lingkup Kota Semarang, TPAK mengalami pergerakan yang fluktuatif dari tahun 2010 hingga 2015 yang secara lengkap tersaji
dalam gambar 2.45 dibawah ini.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-65
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016
Ket. : . Data sangat sangat sementara Data diolah
. Data TPAK sumber Disnakertrans Kota Semarang.
Gambar 2.47 Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
TPAK di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Aspek ketenagakerjaan
juga diatur
dalam SPM
Bidang Ketenagakerjaan dimana hal tersebut dijabarkan kedalam 5 lima
pelayanan ketenagakerjaan yaitu: Pelayanan pelatihan kerja, Pelayanan penempatan tenaga kerja, Pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan
industri, Pelayanan kepesertaan Jaminan Ketenagakerjaan, dan Pelayanan pengawasan ketenagakerjaan.
Dari kelima pelayanan tersebut, capaian di tahun 2014 yang belum tercapai ada pada pelayanan pelatihan kerja. Laporan capaian SPM Kota
Semarang 2014 menjelaskan bahwa pada tahun 2013 relasisasi besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi jauh
dibawah target yaitu hanya mencapai 25,39 dengan target 40. Kondisi tersebut tidak berubah di tahun 2014 dimana realisasi tidak mampu
mencapai target yaitu hanya sebesar 30,42 dengan target 40. Oleh karenanya perlu penanganan khusus oleh Pemerintah Kota Semarang
untuk meningkatkan pelayanan di bidang ketenagakerjaan khususnya pada pelayanan pelatihan kerja. Hal ini sangat penting mengingat pelatihan
kerja menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas sumber daya tenaga kerja di Kota Semarang.
9,98 6,92
5,82 5,96
7,76 5,77
54,71 60,61
68,23 66,79
77,51
63,05
30,00 40,00
50,00 60,00
70,00 80,00
90,00
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
T P
A K
T P
T
Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-66
Tidak hanya SPM, aspek ketenagakerjaan juga ikut menjadi salah satu fokus tujuan dalam SDGs yaitu pada tujuan kedelapanyang terkait erat
denganpeningkatan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja bagi semua. Sebelumnya, pelaksanaan SDGs ini diawali dengan
pelaksanaan MDGs yang telah selesai di tahun 2015. Dalam konteks ketenagakerjaan, berdasarkan Laporan Capaian MDGs Kota Semarang,
Pemerintah Kota Semarang telah mencapai target yang ada pada masing- masing indikator yang terdiri dari 1 Laju pertumbuhan PDRB per tenaga
kerja, 2 Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas, 3 Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga
terhadap total kesempatan kerja.
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga 2.2.3.1 Kebudayaan
Kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan, perilaku, dan karya cipta manusia yang dapat menuntun kehidupan manusia agar lebih
bermartabat. Pembangunan kebudayaan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh budaya baru di era globalisasi, namun demikian harus tetap
berpijak pada nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, sehingga terwujud karya-karya seni budaya yang memiliki kepribadian. Disisi lain
kesenian merupakan hasil karya yang mengacu pada nilai keindahan estetika dan mewujudkan dari proses pengendapan makna relasi antar
manusia dan manusia dengan lingkungan hidupnya. Berkaitan dengan aktivitas seni budaya di Kota Semarang, terlihat bahwa dalam kurun waktu
2010 – 2015 jumlah grup kesenian meningkat dari 364 menjadi 415 grup
kesenian, sedangkan untuk gedung kesenian meningkat masih sama dengan tahun lalu yaitu sebanyak 14 buah. Perkembangan kesenian
tertera pada tabel 2.18 dibawah ini :
Tabel 2.18 Jumlah Kelompok Kesenian dan Jumlah Gedung Kesenian
di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Jumlah Group Kesenian
288 305
373 336
364 415
2 Jumlah Gedung Kesenian
13 13
13 13
14 14
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2016
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-67
2.2.3.2 Olahraga
Jumlah klub olahraga di Kota Semarang sampai dengan akhir tahun 2015 adalah sebanyak 608 buah. Peningkatan jumlah klub olahraga juga
diikuti dengan peningkatan fasilitas olahraga GOR, Stadion, lapangan olahraga yang sampai dengan akhir tahun 2015 sebanyak 115 buah,
selengkapnya terlihat pada Tabel 2.19
Tabel 2.19 Perkembangan Olahraga di Kota Semarang Tahun 2010
– 2015 No
Uraian Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Organisasi
Olahraga - buah 36
42 42
42 42
46 2
Jumlah Klub Olahraga –
buah 561
608 608
608 608
608 3
Jumlah Gedung Olahraga – buah
- -
115 115
115 115
Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga, 2016
2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM 2.3.1 Fokus Urusan Wajib Pelayanan Dasar
2.3.1.1 Urusan Pendidikan
Pembangunan pendidikan
memiliki fungsi
strategis untuk
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Keberhasilan pembangunan pendidikan akan mampu memberikan kontribusi bagi terciptanya insan
yang mandiri
dan bermartabat.
Pendidikan diharapkan
dapat meningkatkan
kompetensi masyarakat
terutama kemampuan
memecahkan masalah. Hasil rekapitulasi penyelenggaraan urusan pendidikan di Kota Semarang selama tahun 2010 sampai dengan tahun
2015 bisa dilihat pada tabel 2.20 berikut :
Tabel 2.20 Realisasi Kinerja Urusan Pendidikan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015 Pendidikan Dasar:
1 Rasio gurumurid SD
528,20 1:19
506,728 1:20
572,23 1:17
556,16 1:18
572,47 1:17
544,61 1:18
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-68
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
Rasio gurumurid SMP 642,10
1:16 595,81
1:17 643,84
1:16 732,17
1:14 715,84
1:14 700,71
1:17 2
Rasio gurumurid per kelas rata-rata SD
1.509 1:19:35
1.490 1:20:34
1.683 1:17:34
1.685 1:18:33
1.789 1:17:32
1.702 1:20:32
Rasio gurumurid per kelas rata-rata SMP
1.889 1:16:34
1.862 1:17:32
2.097 1:16:31
2.362 1:14:31
2.386 1:14:30
2.336 1:17:30
Pendidikan Menengah:
1 Rasio gurumurid SM
871,23 1:11
862,11 1:12
906,50 1:11
909,5 1:11
866,45 1:12
863,93 1:14
2 Rasio gurumurid per
kelas rata-rata SM 2.640
1:11:33 2.612
1:12:33 2.924
1:11:31 2.934
1:11:31 2.795
1:12:31 2.880
1:14:30 3
Penduduk yang berusia 15 tahun melek huruf
tidak buta aksara 99,97
99,95 99,91
99,96 99,97
99,96
Fasilitas Pendidikan:
1 Persentase sekolah
pendidikan SDMI kondisi bangunan baik
90,60 92,96
92,19 92,70
92,73 93,36
2 Persentase sekolah
SMPMTs kondisi bangunan baik
98,96 98,84
97,92 98,11
98,80 98,43
3 Persentase sekolah
SMASMKMA kondisi bangunan baik
99,26 99,44
99,05 98,87
98,52 99,06
Pendidikan Anak Usia Dini:
1 Jumlah Siswa pada
jenjang TK RA 40.706
42.565 42.817
43.466 44.417
44.571
Fasilitas Pendidikan:
1 Angka Putus Sekolah
APTS SDMI 0,02
0,05 0,03
0,05 0,03
0,02 2
Angka Putus Sekolah APTS SMPMTs
0,30 0,15
0,11 0,07
0,09 0,07
3 Angka Putus Sekolah
APTS SMASMKMA 0,41
0,55 0,71
0,57 0,39
0,32
Angka Kelulusan:
1 Angka Kelulusan AL
SDMI 99,98
100 100
100 99,58
99,98 2
Angka Kelulusan AL SMPMTs
96,48 98,54
99,54 99,75
98,86 99,82
3 Angka Kelulusan AL
SMASMKMA 98,96
99,85 99,87
99,79 98,42
99,83 4
Angka Melanjutkan AM dari SDMI ke SMPMTs
104,39 102,84
102,69 102,18
104,27 104,65
5 Angka Melanjutkan AM
dari SMPMTs ke SMASMKMA
118,16 112,73
116,40 112,54
118,51 120,84
6 Persentase Guru yang
memenuhi kualifikasi S1D-IV
- Jenjang SD MI 70,60
70,75 71,10
71,14 75,65
77,50
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-69
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
- Jenjang SMPMTs 85
86,19 88
88,93 90,10
92,41 - Jenjang SMASMKMA
90 90,53
91,76 92,94
94,42 96,30
Sumber : Badan Pusat Statistik, Bappeda Dinas Pendidikan Kota Semarang, 2016
2.3.1.2 Urusan Kesehatan
Perkembangan pada urusan kesehatan selama periode 2010 – 2015
bisa dilihat pada tabel 2.21 berikut :
Tabel 2.21 Realisasi Kinerja Urusan Kesehatan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Rasio posyandu per
satuan balita 13,02
13,36 13,92
14,35 14,95
14,70 2
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 1.000 satuan penduduk - Rasio Puskesmas
0,231 0,231
0,231 0,231
0,231 0,231
- Rasio Poliklinik 0,20
0,11 0,11
0,11 0,11
0,11 - Rasio Pustu
0,0192 0,0191
0,0192 0,193
0,194 0,194
3 Rasio Rumah Sakit per
1.000 penduduk 0,0147
0,0147 0,0147
0,0147 0,0147
0,0147 4
Rasio dokter per 1.000 satuan penduduk
2,18 1,12
1,18 1,29
1,40 1,53
5 Rasio tenaga medis per
1.000 satuan penduduk 2,39
1,90 1,93
2,01 2,08
2,12 6
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
96,65 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
7 Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan 93,00
96,08 98,33
97,87 97,87
97,53
8 Cakupan Kelurahan
Universal Child Immunization UCI
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
9 Cakupan Balita Gizi
Buruk mendapat perawatan
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
10 Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit TBC BTA
50 61
70 69,5
73 60
11 Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit DBD
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
12 Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-70
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
13 Cakupan kunjungan bayi
109,81 99,57
99,30 98,72
98,89 98,03
14 Cakupan puskesmas
231,25 231,25
231,25 231,25
231,25 231,25
15 Cakupan pembantu
puskesmas 19,21
19,15 19,22
19,30 19,45
19,45 Sumber : Badan Pusat Statistik Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015
2.3.1.3 Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang PUPR
Perkembangan urusan pekerjaan umum dan penataan ruang dijabarkan berdasarkan beberapa variabel yang ditunjukkan pada tabel
2.22 berikut ini :
Tabel 2.22 Realisasi Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015 a
Pekerjaan Umum :
1 Proporsi panjang
jaringan jalan dalam kondisi baik
77,10 78,81
81,37 81,78
82,60 88,07
2 Rasio Jaringan Irigasi
75,00 76,00
77,00 78,00
79,00 80,00
3 Penyediaan air baku
65,5 66
66,5 67
67,5 68
4 Rasio tempat ibadah
per 1.000 penduduk 0,0131
0,0130 0,0128
0,0127 0,0126 0,0125
6 Rasio tempat
pembuangan sampah TPS per 1000
penduduk 2,21
2,26 2,31
2,35 2,40
2,45
8 Panjang jalan dalam
kondisi baik 40 KMJam
345,5 349,2
353,5 357,8
360,2 364,7
9 Jumlah titik reklame
yang tertata dan terpelihara dengan baik
915 1.932
1.061 1.025
1.119 623
10 Jumlah kegiatan
penertiban reklame 54
60 60
60 60
60 11
Jumlah reklame ilegal yang dibongkar
ditertibkan 4.732
5.091 27.228 35.891 39.400 27.031
13 Sempadan sungai yang
dipakai bangunan liar 55,00
50,00 48,70
47,10 46,00
44,20
14 Drainase dalam
kondisi baik pembuangan aliran air
tidak tersumbat 74,00
75,00 76,00
77,00 78,00
79,00
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-71
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
15 Luas irigasi dalam
kondisi baik 1781
1836 1896
1961 2031
2106 16
Persentase penanganan sampah
77 79
81 83
85 87
17 Tempat pembuangan
sampah TPS per satuan pddk
0,221 0,226
0,231 0,235
0,240 0,245
18 Timbulan sampah m3
- -
- 5.807,2
3 5.995,4
7 6.189,0
19 Timbulan sampah
terlayani m3 -
- -
2.237,3 8
2.422,6 5
2.602,2 7
20 Rumah tangga
pengguna air minum 87,2
87,4 87,6
87,8 88
88,13 21
Rumah tangga ber- Sanitasi
85,53 85,58
85,63 85,68
85,73 85,78
b Penataan Ruang
1 Rasio Ruang Terbuka
Hijau per Satuan Luas Wilayah Kota Smg
- -
- -
- 43,26
2 Rasio bangunan ber-
IMB per satuan bangunan
52,04 52,62
52,80 52,93
53,04 53,25
3 Simpangan dalam tata
ruang 5,54
Sumber : Badan Pusat Statistik, Binamarga, D.PSDA, DKP, D. PJPR DTKP Kota Semarang, 2016
Identifikasi permasalahan pemanfaatan ruang berupa Simpangan Pemanfaatan Ruang terhadap rencana pola ruang mencapai 5,54, jika
dilihat dari wilayah per kecamatan, yang terbesar justru terjadi di kecamatan Gunungpati mencapai 10 dari total luas simpangan yang ada.
Jumlah daya tampung sampah apabila menggunakan open damping dalam kajian Masterplan Persampahan adalah 330.723,05 M3 yang akan
tercapai pada 2015. Namun karena pelaksanaan pembuangan sampahdi TPA saat ini merupakan campuran antara open dumping dan sanitary
landfill sehingga umur TPA jadi bisa lebih lama Terlaksananya peningkatan pengelolaan reklame di Kota Semarang,
dimana di sepanjang tahun 2010-2015 telah dilaksanakan melalui intensifikasi penagihan tunggakan reklame, penandaan reklame, dan
penertiban reklame ilegal yang jumlahnya meningkat secara signifikan sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
20PRTM2012 tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-72
bagian Jalan, dimana tidak diperbolehkan lagi memasang reklame melintang di jalan bando, di median jalan termasuk delta, baik di Jalan
Nasional, Provinsi, maupun Kota. Secara umum hasil pengelolaan reklame adalah sebagai berikut :
2.3.1.4 Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman PRKP
Perkembangan dalam urusan perumahan rakyat dan kawasan permukiman dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.23 Realisasi Kinerja Urusan Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012 2013
2014 2015
1 Rumah tangga pengguna
listrik 100
100 100
100 100
100 2
Luas Lingkungan pemukiman kumuh
0,64 0,63
0,60 0,56
1,11 0,99
3 Rasio rumah layak huni
80,19 80,25 80,25 80,9
81,05 81,23
4 Pemugaran rumah
layak huni 204
408 610 1.186
1.598 1.598
Jumlah RTLH yang diperbaiki per tahun unit
n.a 204
545 414
676 412
5 Rasio permukiman
layak huni 99,37 99,40 99,44 99,16
99,26 99,45
6
Rasio tempat pemakaman umum per 1.000 penduduk
- 10,32 35,92 35,80 35,68
34,35
Sumber : DTKP Kota Semarang, 2016
Dari penjelasan tabel diatas dijelaskan bahwa rumah layak huni telah mencapai 81,23, sedangkan rumah rumah tidak layak huni RTLH saat
ini sebanyak 15.804 Unit 18,77 berdasarkan data dari Pemutakhiran Basis Data Terpadu PBDT tahun 2015. Sampai dengan tahun 2015
terdapat 2.251 unit RTLH yang telah diperbaiki, sehingga masih ada sejumlah 23.553 unit RTLH yang masih harus diperbaiki.
Berdasarkan SK Walikota Semarang No. 0508012014 tentang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Kota Semarang
telah diputuskan sebesar 415,83 ha atau 4,16 km2 atau mencapai 1,11 dari wilayah Kota Semarang.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-73
Tabel 2.24 Daftar Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Kota
Semarang No
Lokasi Luas ha
Kecamatan Kelurahan
1 Tugu
Mangunharjo 1,56
Mangkang Kulon 3,79
Mangkang Wetan 13,59
2 Genuk
Genuksari 6,19
Banjardowo 3,38
Terboyo Kulon 0,62
Trimulyo 6,00
3 Semarang Barat
Tambakharjo 2,67
Ngemplak Simongan 1,32
Krobokan 16,16
4 Semarang Tengah
Brumbungan 2,68
Bangunharjo 4,00
Kembangsari 5,00
Jagalan 1,36
Miroto 7,00
Kauman 2.00
Pekunden 5,00
Sekayu 2,32
5 Semarang Timur
Bugangan 8,34
Rejosari 1,30
Mlatiharjo 11,52
Mlatibaru 3,93
Rejomulyo 8,43
Kemijen 15,86
6 Semarang Utara
Tanjung Mas 37,63
Bandarharjo 33,44
Panggung Kidul 26,00
Kuningan 23,09
Dadapsari 27,24
7 Candisari
Jomblang 1,10
Karanganyar Gunung 1,67
8 Pedurungan
Gemah 5,50
Muktiharjo Kidul 13,76
Penggaron Kidul 2,19
9 Semarang Selatan
Lamper Lor 4,71
Lamper Kidul 1,53
Peterongan 1,33
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-74
No Lokasi
Luas ha Kecamatan
Kelurahan
Lamper Tengah 7,39
10 Tembalang
Tandang 3,12
Sendangguwo 4,36
Rowosari 7,07
Meteseh 10,42
11 Gayamsari
Sawah Besar 6,14
Kaligawe 7,35
Tambakrejo 5,23
Gayamsari 1,57
12 Mijen
Purwosari 3,45
Jatibarang 0,86
13 Banyumanik
Ngesrep 0,59
Padangsari 0,49
Jabungan 11,68
Tinjomoyo 5,53
Srondol Kulon 3,67
Gedawang 5,54
14 Gunungpati
Patemon 0,14
Sekaran 3,19
Sadeng 2,47
Sukorejo 2,60
Nongkosawit 3,77
15 Ngaliyan
Wonosari 3,12
Kalipancur 1,32
Purwoyoso 1,65
Jumlah Total 415,83
Sumber : SK Walikota Semarang No. 0508012014
2.3.1.5 Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat
Perkembangan dalam urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat dapat dilihat pada tabel 2.25 di bawah ini:
Tabel 2.25 Realisasi Kinerja Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan
Masyarakat
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Rasio jumlah Polisi
Pamong Praja per 10.000 penduduk
1,72 1,72
1,64 1,55
1,48 1,32
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-75
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
2 Rasio Pos Siskamling
per jumlah desakelurahan
18,23 18,23
26,19 28,42
30,33 31,66
3 Rasio Penegakan
PERDA 46
56 66
76 86
96 4
Cakupan patroli petugas Satpol PP
- -
- -
- 3.600
5 Rasio Petugas
Perlindungan Masyarakat Linmas di
Kabupaten kota 41,76
42,00 42,04
47,44 46,58
37,96 6
Cakupan pelayanan bencana kebakaran
0,0012 0,0012
0,0012 0,0009
0,0014 0,0011
7 Tingkat waktu tanggap
response time rate 15 Menit setelah
pengaduan daerah layanan Wilayah
Manajemen Kebakaran WMK
80,91 81,46
75,69 68,72
78,11 92,13
Sumber : Satpol PP, D. Kebakaran Kota Semarang, 2016
2.3.1.6 Urusan Sosial
Pada urusan Sosial terdapat sejumlah 3 variabel, yaitu: Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi; PMKS yg
memperoleh bantuan sosial; dan Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Tabel 2.26 Realisasi Kinerja Urusan Sosial
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Jumlah Sarana Sosial :
117 117
119 125
132 132
- Panti Asuhan 102
102 104
108 115
115 - Panti Jompo
6 6
6 8
10 10
- Panti Rehabilitasi 2
2 2
2 2
2 - Rumah Singgah
7 7
7 7
5 5
- Sarana Sejenis Lainnya
2 PMKS yg memperoleh
bantuan sosial 3.218
3.218 3.411
4.411 2.300
1.051 3
Penanganan penyandang masalah
kesejahteraan sosial orang
3.542 3.542
4.218 3.542
4.651 3.921
Sumber : Disospora Kota Semarang, 2016
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-76
2.3.2 Fokus Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar 2.3.2.1 Urusan Tenaga Kerja
Keberhasilan dalam pelaksanaan Urusan Tenaga Kerja diukur melalui beberapa indikator. Diantara 5 indikator yang ada, 4 capaian
diantaranya mengalami fluktuasi selama tahun 2010 – 2015. Untuk
Tingkat Pengangguran Terbuka, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Angka sengketa pengusaha
–pekerja, Penempatan tenaga kerja, dan keselamatan masih menjadi permasalahan dalam Urusan ketenagakerjaan ini. Hal ini
diantaranya disebabkan karakteristik pencari kerja di Kota Semarang yang cenderung memilih pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikannya,
sehingga menjadi peluang kerja bagi pencari kerja dari daerah lain. Realisasi kinerja pada Urusan Wajib Ketenagakerjaan dapat dilihat
pada tabel 2.27 berikut.:
Tabel 2.27 Realisasi Kinerja Urusan Tenaga Kerja
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Angka sengketa
pengusaha-pekerja per tahun
231 193
192 211
214 180
2 Tingkat partisipasi
angkatan kerja 54,71
60,61 68,23
66,79 77,51
63,05 3
Pencari kerja yang ditempatkan
8.560 9.003
10.263 18.819
13.277 9.136
4 Keselamatan dan
perlindungan -
8,36 6,46
7,60 8,30
8,83 5
Penyelesaian Perselisihan buruh
dan pengusaha thd kebijakan pemerintah
daerah -
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00 Sumber : Disnakertrans Kota Semarang, 2016
2.3.2.2 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Hasil yang dicapai oleh Pemerintah Kota Semarang pada pelaksanaan urusan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak selama tahun
2010 – 2015 dapat dilihat pada beberapa indikator di tabel 2.28 sebagai
berikut :
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-77
Tabel 2.28 Realisasi Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Persentase partisipasi
perempuan di lembaga pemerintah
42.50 40.00 43.47
43,41 43,21 42.11
2 Partisipasi perempuan
di lembaga swasta 67.00 60,00
63,47 63,14
53,21 61.11 3
Rasio KDRT 0,60
0,60 0,61
0,60 0,59
0,59
4 Penyelesaian
pengaduan Perlindungan
perempuan dan anak dari tindakan
kekerasan 171
81 125
109 243
310
Sumber : Bapermasper Kota Semarang, 2016
2.3.2.3 Urusan Pangan
Pada urusan Pangan ada 2 variabel yang menjadi ukuran perkembangannya yaitu Regulasi Ketahanan Pangan dan Ketersediaan
Pangan Utama dengan realisasi kinerja yang terlihat seperti tabel 2.29 dibawah ini:
Tabel 2.29 Realisasi Kinerja Urusan Pangan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Ketersediaan pangan
utama per 1.000 penduduk
- 142,958 288,466 288,607 277,531 191,760 2
Rata-rata jumlah ketersedian padi
dalam setahun ton - 201.260 429.698 435.058 421.773 368.593
3 Rata-rata jumlah
ketersedian jagung dalam setahun ton
- 3.101
3.675 3.731
5.375 6.210
4 Rata-rata jumlah
ketersedian palawija dalam setahun ton
- 16.414
16.401 14.931
12.712 36.933
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang, 2016
2.3.2.4 Urusan Pertanahan
Pada urusan pertanahan yang telah dilaksanakan meliputi kegiatan pengadaan tanah untuk kepentingan umum melalui Tim P2T Panitia
Pengadaan Tanah Pemerintah Kota Semarang, Fasilitasi penyelesaian
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-78
konflik tanah negara dan upaya tertib administrasi pertanahan melalui penyediaan data base pertanahan di 177 kelurahan.
Selain itu indikator kinerja yang digunakan lainnya adalah Tertib Administrasi Pertanahan berupa data kepemilikan bidang tanah
, Fasilitasi Penyelesaian Kasus Tanah Negara , serta Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum. Pengadaan tanah tersebut diantaranya
digunakan untuk Normalisasi Kali Bringin, Pelebaran Jalan Kartini –
Jolotundo - Gajah, Pembangunan Under Pass Jatingaleh, Pembangunan Jalur Ganda Rel Kereta Api Lintas Tegal
– Pekalongan – Semarang, Pembangunan Jalur Ganda Rel Kereta Api Lintas Semarang
– Bojonegoro, dan Pembangunan Jalan Tol Batang-Semarang II.
Realisasi Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum pada tahun 2014 dan 2015 masih menyisakan pekerjaan karena menunggu
penyelesaian kasus sengketa tanah yang ada. Selain itu pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol Batang
– Semarang II di tahun 2015 baru dalam tahap pengumuman.
Realisasi kinerja pada Urusan Pertanahan dapat dilihat pada tabel
2.30 berikut:
Tabel 2.30 Realisasi Kinerja Urusan Pertanahan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Tertib Administrasi
Pertanahan peningkatan Data Base
Pertanahan -
19,17 21.46
23.37 25.64
26,27
2 Penyelesaian kasus tanah
Negara -
100 20
kasus 100
19 kasus
100 25
kasus 100
20 kasus
100 20
kasus 3.
Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum
NA NA
NA 956 dari
1.107 bidang
tanah 35 dari
147 bidang
tanah Sumber : BPN dan Bag. Tapem Kota Semarang , 2016
2.3.2.5 Urusan Lingkungan Hidup
Kinerja urusan lingkungan hidup terjabarkan dalam program- program untuk mencapai target capaian kinerja dan sasaran-sasarannya.
Salah satu hasil yang menonjol adalah untuk kesekian kalinya, tercatat mulai tahun 2012, secara berturut-turut Kota Semarang sukses
memperoleh penghargaan Adipura untuk kategori kota metropolitan
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-79
terbersih. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota memiliki kepedulian dalam pengendalian pencemaran serta memiliki komitmen
dalam mewujudkan kota bersih dan hijau clean and green city. Berikut capaian kinerja urusan lingkungan hidup dari tahun 2010-
2015, yang secara umum kondisinya ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.31 Realisasi Kinerja Urusan Lingkungan Hidup
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Pencemaran status mutu
air 48
50 54
60 60
60 2
Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor
dan Sumber Mata Air 10
15 21
26 31,5
36,5 3
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan
amdal jumlah perusahaan yang diawasi
4,97 8,19
10,76 9,35
8,92 13,98
4 Penegakan hukum
lingkungan 100
100 100
100 100
100 5
Indek kualitas lingkungan hidup RPJMN
- -
- -
- 45
6 Presentase jumlah usaha
dan atau kegiatan yang mentaati persayaratan
administrasi dan teknis pencegahan pencemaran
air 40
58 68
97 100
100
7 Presentase jumlah usaha
dan atau kegiatan sumber tidak bergerak yang
mentaati persayaratan administrasi dan teknis
pencegahan pencemaran udara
25 38,5
47 82
100 100
8 Pencegahan Pencemaran
Air 90
125 96,2
102,5 100
100 9
Pencegahan Pencemaran Udara dan Sumber Tidak
Bergerak 75
75 64,2
75 100
100
10 Penyediaan informasi
status kerusakan danatau tanah untuk
produksi biomass -
- -
95.84 88.12
100
Sumber : Bappeda, BLH, dan DKP Kota Semarang, 2016
2.3.2.6 Urusan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Semarang Penerapan KTP Nasional berbasis NIK yang didukung dengan ketersediaan database kependudukan skala kota. Untuk Rasio
Penduduk ber-KTP per Satuan Penduduk penurunan terjadi karena terbit Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2013 yang mengatur bahwa KTP Non
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-80
Elektronik berlaku sampai dengan 31 Desember 2014, sehingga untuk tahun 2015 kepemilikan KTP yang dihitung adalah e-KTP atau KTP
elektronik. Sedangkan penurunan Rasio Bayi Berakte Kelahiran disebabkan karena masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam
pengurusan akte kelahiran meskipun telah dilakukan jemput bola dan pemerintah telah membuka pelayanan pada Tempat Pelayanan Data
Kependudukan TPDK di setiap Kecamatan. Realisasi kinerja pada Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dapat
dilihat pada tabel 2.32 berikut.
Tabel 2.32 Realisasi Kinerja Urusan Administrasi Kependudukan Dan Catatan
Sipil
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Rasio bayi berakte
kelahiran -
81,85 90,96
92,15 92,07
91,38 2
Rasio pasangan berakte nikah
- 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
3 Kepemilikan KTP
- 96,00
96,00 96,00
96,00 91,54
4 Kepemilikan akta
kelahiran per 1000 penduduk
- 64,00
65,00 65,00
68,00 74,00
5 Ketersediaan
database kependudukan skala
Kota 1
1 1
1 1
1
6 Penerapan KTP
Nasional berbasis NIK
1 1
1 1
1 1
Sumber : Dispendukcapil Kota Semarang, 2016
2.3.2.7 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kondisi pada urusan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat pada tabel 2.33 dibawah ini.
Tabel 2.33 Realisasi Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Rata-rata jumlah
kelompok binaan lembaga pemberdayaan
masyarakat LPM 5
5 5
5 15
15
2 Rata-rata jumlah
kelompok binaan PKK 32
32 32
32 32
32
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-81
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
3 Perkembangan Jumlah
LSM -
8 12
14 17
17 4
Persentase LPM Berprestasi
- 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
5 Persentase PKK aktif
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
6 Persentase Posyandu aktif
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
7 Swadaya Masyarakat
terhadap Program pemberdayaan
masyarakat 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00
8 Pemeliharaan Pasca
Program pemberdayaan masyarakat
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
Sumber : Bapermasper Kota Semarang, 2016
2.3.2.8 Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Hasil yang dicapai oleh Pemerintah Kota Semarang pada pelaksanaan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera selama tahun 2010
sampai dengan 2014 dapat dilihat pada beberapa indikator sebagai berikut :
Tabel 2.34 Realisasi Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Rata-rata jumlah
anak per keluarga 2,04
2,06 2,16
2,12 2,02
2,02 2
Rasio akseptor KB per 1.000 PUS
76,39 76,02
76,09 76,46
76,47 75,79
3 Keluarga Pra
Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
113.251 113.037
114.007 117.470 116.720 116.631
Sumber : Bapermasper Kota Semarang, 2016
2.3.2.9 Urusan Perhubungan
Kondisi umum perkembangan Urusan perhubungan sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.35 Realisasi Kinerja Urusan Perhubungan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Jumlah arus penumpang angkutan umum :
- Bus 3.036.398
3.445.280 7.793.539
4.767.769 4.085.195
2.042.598
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-82
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
- Kereta Api 2.118.944
1.999.169 1.481.107
1.638.381 2.114.889
2.220.633 - Kapal Laut
470.558 507.207
520.579 803.759
223.237 234.399
- Pesawat Udara
4.132.807 2.510.492
2.902.978 3.716.894
4.390.462 4.609.985
2 Rasio ijin
trayek per jumlah
penduduk 331500000
=0,0026 0,026
0,020 0,0019
0,0018 0,0018
3 Jumlah uji kir
angkutan umum
5192 6833
7507 6997
7647 8095
4 Jumlah
pelabuhan laut
1 1
1 1
1 1
5 Jumlah
pelabuhan udara
1 1
1 1
1 1
6 Jumlah
terminal bus 5
5 5
5 5
5 7
Jumlah stasiun kereta
api 2
2 2
2 2
2 8
Persentase angkutan
darat 0,0269
0,0281 0,0279
0,0438 0,0288
0,0301 9
Lama pengujian
kelayakan angkutan
umum KIR 2Jam
2Jam 2Jam
2Jam 2Jam
2Jam
10 Biaya
Pengujian Kelayakan
Angkutan Umum KIR
30.000 30.000
30.000 30.000
30.000 30.000
11 Persentase
pemasangan Rambu -
Rambu 87,50
76,00 60,00
70,59 100,00
100,00
Sumber : Dishubkominfo Kota Semarang, 2016
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa pada kinerja Presentase pemasangan rambu-rambu sebesar 100 persen adalah berdasarkan pada target
pemasangan rambu-rambu sebanyak 3.203 unit.
2.3.2.10 Urusan Komunikasi dan Informatika
Pada urusan Komunikasi dan Informatika perkembangan Jumlah jaringan komunikasi, Rasio wartelwarnet, Jumlah surat kabar
nasionallokal, Jumlah penyiaran radioTV lokal, Web site milik pemerintah daerah, dan Pameranexpo, perkembangannya sebagaimana
ditunjuukan pada tabel 2.36 berikut ini :
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-83
Tabel 2.36 Realisasi Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Jumlah jaringan
komunikasi -
- -
- -
40 lokasi
2 Jumlah surat kabar nasionallokal
- Surat kabar nasional 9
9 4
4 6
6 - Surat kabar lokal
5 5
6 6
5 5
3 Jumlah penyiaran radioTV nasional dan lokal
- Jml penyiaran radio nasional
5 5
4 4
5 5
- Jumlah penyiaran radio lokal
12 12
12 12
37 14
- Jumlah penyiaran TV nasional
10 10
11 11
12 12
- Jumlah penyiaran TV lokal
5 5
5 5
3 4
4 Web site milik
pemerintah daerah 1
1 1
1 1
1 5
Pameranexpo Ketahanan
Pangan -
8 8
8 12
14 DinkopUMKM
5 20
19 10
11 12
Badan Perijinan Pelayanan
Terpadu 5
4 2
5 4
7 Sumber : Setda Kota Semarang, 2016
2.3.2.11 Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Hasil yang telah dicapai pada urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dari tahun 2010
– 2015 diantaranya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.37 Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Persentase koperasi
aktif 77,17
77,2 78,62
78,72 79,26
79,94 2
Jumlah UKM non BPRLKM UKM
10.692 11.142
11.208 11.383
11.585 11.692 3
Jumlah BPRLKM 2
2 2
2 2
2 4
Usaha Mikro dan Kecil
8.554 8.914
9.132 9.307
9.563 10.757 5
Jumlah UMKM Usaha Mikro Kecil
dan Menengah yang memiliki IUMK
NA NA
NA NA
NA 996
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kota Semarang, 2016
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-84
Data tabel 2.38 menjelaskan bahwa mulai tahun 2015 Pemerintah Kota Semarang telah mengembangkan sistem UMKM berijin, dan di tahun 2015
telah terdata sebanyak 996 UMKM yang memiliki IUMK.
2.3.2.12 Urusan Penanaman Modal
Pelaksanaan Penanaman Modal kota Semarang 2010-2015, untuk capaian kinerja pada urusan Penanaman Modal dapat dikatakan baik, hal
ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan program pada urusan Penanaman Modal dapat dilaksanakan sesuai dengan arah kebijakan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Pada perkembangannya ditunjukkan pada tabel 2.38 berikut ini:
Tabel 2.38 Realisasi Kinerja Urusan Penanaman Modal
No Uraian
Tahun 2011
2012 2013
2014 2015
1 Jumlah investor berskala
nasional PMDNPMA 26
62 67
111 138
2 Jumlah nilai investasi
berskala nasional PMDNPMA juta
rupiah 2.878.287
3.675.239 5.372.164 7.924.515 9.570.413 3
Rasio daya serap tenaga kerja
16.515 20.370
26.337 39.505
27.852 4
Kenaikan penurunan Nilai Realisasi PMDN
juta rupiah 804.854
796.951 1.696.924 2.552.351 1.645.898 Sumber : BPPT Kota Semarang, 2016
2.3.2.13 Urusan Kepemudaan dan Olah Raga
Pada urusan pemuda dan olahraga, dari enam variabel capaian datanya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.39 Realisasi Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olah Raga
No Uraian
Tahun 2011
2012 2013
2014 2015
1 Jumlah organisasi
pemuda 47
47 48
60 60
2 Jumlah organisasi
olahraga 36
42 42
42 46
3 Jumlah kegiatan
kepemudaan 12
12 9
10 15
4 Jumlah kegiatan olahraga
18 18
19 20
24 5
Gelanggang balai remaja selain milik swasta
3 3
3 3
3 6
Lapangan olahraga -
- -
- 275
Sumber : Dinsospora Kota Semarang, 2016
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-85
2.3.2.14 Urusan Statistik
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor.54 tahun 2010, indikator keberhasilan pada urusan Statistik diantaranya adalah
Ketersediaan Buku Daerah Dalam Angka dan Buku PDRB KabKota. Indikator tersebut selama kurun waktu 2010 s.d 2015 telah terpenuhi,
bahkan tidak pada kedua jenis produk tersebut saja, rata-rata tersusun 12 s.d 13 jenis produk buku statistik daerah pada setiap tahunnya. Selain dari
jenis buku, aksesbilitas data-data tersebut semakin mudah. Realisasi kinerja Urusan Statistik dilihat pada tabel 2.40 berikut :
Tabel 2.40 Realisasi Kinerja Urusan Statistik
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Buku ”KotaKabupaten
Dalam Angka” 1
1 1
1 1
1 2
Buku ”PDRB KotaKabupaten”
1 1
1 1
1 1
3 Banyaknya Publikasi
Data jenis 12
12 12
13 14
13 Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2016
2.3.2.15 Urusan Persandian
Urusan Persandian untuk pengamanan informasi yaitu pola hubungan komunikasi sandi antar Perangkat Daerah. Sampai dengan saat
ini kinerja dapat diukur dengan peningkatan jumlah sistem informasi di Perangkat Daerah untuk meningkatkan pengelolaan manajemen dengan
pemanfaatan teknologi.
Tabel 2.41 Realisasi Kinerja Urusan Persandian
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Rasio Pelayanan Persandian
100 100
100 100
100 100
Sumber : Setda Kota Semarang, 2016
2.3.2.16 Urusan Kebudayaan
Pada urusan Kebudayaan capaian perkembangannya tersaji dalam tabel 2.42 berikut ini.
Tabel 2.42 Realisasi Kinerja Urusan Kebudayaan
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-86
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Penyelenggaraan
festival seni dan budaya 55
67 86
145 199
222 2
Sarana penyelenggaraan seni
dan budaya 98
98 67
133 134
173 3
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya
yang dilestarikan 315
315 315
315 315
315 Sumber : Disbudpar Kota Semarang, 2016
2.3.2.17 Urusan Perpustakaan
Pada Urusan Perpustakaan perkembangannya ditunjukkan pada tabel 2.43 berikut :
Tabel 2.43 Realisasi Kinerja Urusan Perpustakaan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Jumlah
Perpustakaan Milik Pemerintah Daerah
1 1
1 1
1 1
2 Jumlah
Perpustakaan Milik Non Pemerintah
Daerah 126
131 156
170 186
186 3
Jumlah pengunjung
perpustakaan per tahun
1.349.110 1.518.766 1.731.142 1.751.143 1.756.224 875.321 4
Persentase Koleksi buku yang tersedia
di perpustakaan daerah
45,52 45,06
45,55 46,48
68,26 71,63
Sumber : Kantor Perpustakaan Arsip Kota Semarang , 2016
Dari data pada tabel 2.43 diatas menunjukkan bahwa jumlah pengunjung perpustakaan per tahun terlihat menurun, hal ini dikarenakan
metode yang digunakan untuk menentukan jumlah pengunjung perpustakaan di tahun 2015 tidak lagi mencantumkan jumlah pengunjung
di rumah pintar.
2.3.2.18 Urusan Kearsipan
Pada urusan Kearsipan yaitu Pengelolaan arsip secara baku dan Peningkatan SDM pengelola kearsipan. Kondisinya ditunjukkan sebagai
berikut :
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-87
Tabel 2.44 Realisasi Kinerja Urusan Kearsipan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Pengelolaan arsip secara
baku 85,48
88,71 96,77
98,39 100,00
100,00 2
Persentase peningkatan SDM pengelola
kearsipan 58,06
67,74 77,42
79,03 80,65
88,71 Sumber : Kantor Perpustakaan Arsip Kota Semarang, 2016
2.3.3 Fokus Urusan Pilihan 2.3.3.1 Urusan Kelautan dan Perikanan
Pada urusan Kelautan dan Perikanan, secara rinci perkembangan pembangunan urusan Kelautan dan Perikanan per variabel dapat dilihat
pada Tabel 2.45 berikut ini.
Tabel 2.45 Realisasi Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Produksi
perikanan Produksi
perikanan Tangkap ton
342,68 658,15
715,53 1.296,50 1.485,50 2.136,29
Produksi perikanan
Budidaya ton 583,62 1.672,98 1.823,83
1.826,19 1.854,38 2.705,19
2 Konsumsi ikan
kgkapita thn 22,68
23,37 24,04
24,93 25,93
30,26 3
Cakupan bina kelompok
nelayan klp 10
18 119
125 308
370
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Semarang, 2016
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-88
2.3.3.2 Urusan Pariwisata
Pada urusan Pariwisata kondisinya ditunjukkan pada tabel 2.46 berikut ini :
Tabel 2.46 Realisasi Kinerja Urusan Pariwisata
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Kunjungan
wisata
1.909.923 2.100.923
2.712.442 3.192.899
4.007.192 4.376.359
2 Kontribusi
sektor pariwisata
terhadap PDRB
65.767.643.499 78.344.794.420
87.978.572.590 107.163.316.629
132.920.743.789 149.719.450.268
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2016
2.3.3.3 Urusan Pertanian
Kondisi pada Urusan Pertanian tahun 2010-2015 ditunjukkan sebagaimana tabel 2.47 berikut ini:
Tabel 2.47 Realisasi Kinerja Urusan Pertanian
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Produksi padi atau
bahan pangan utama lokal lainnya per ton
43.063 43.289
43.766 43.858
43.897 43.941
2 Cakupan bina
kelompok petani -
12 14
18 25
28 3
Produksi Komoditas Holtikultura Utama
Lokal ton 9.164
9.956 10.079
10.115 10.279
10.642 4
Produksi Komoditas Perkebunan ton
1.381 925
795 412
223 146
5 Pendapatan Rumah
Tangga Petani Rp 9.361.0
00 9.957.2
00 10.054.
230 10.153.
420 10.254.
310 10.355.
300 Sumber : D. Pertanian Kota Semarang, 2016
Dari data tabel 2.47 terlihat produksi komoditas perkebunan yang menurun, hal ini disebabkan tuntutan dan perkembangan industri terkait
banyaknya produk-produk hasil olahan dari kelapa sehingga para petani kelapa di Kota Semarang banyak yang menggantinya dengan tanaman
buah-buahan seperti kelengkeng.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-89
2.3.3.4 Urusan Perdagangan
Pada urusan Perdagangan, perkembangannya dapat dilihat pada tabel 2.48 berikut ini :
Tabel 2.48 Realisasi Kinerja Urusan Perdagangan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Ekspor Bersih
Perdagangan -3.111.533
-3.191.284 -3.204.476
777.244 -2.424.126
293.293 2
Cakupan bina kelompok
pedagangusaha informal
10 15
20 25
30 35
Sumber : Disperindag dan Dinas Pasar Kota Semarang, 2016
2.3.3.5 Urusan Perindustrian
Pembangunan urusan industri diarahkan untuk menumbuh kembangkan
industri secara
intensif dengan
mengutamakan industriusaha kecil dan menengah melalui peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan sumber daya manusia. Perkembangan urusan industri dapat dilihat dari beberapa variabel yaitu kontribusi sektor industri terhadap
PDRB dan pertumbuhan industri. Perkembangan pelayanan pada urusan industri dapat dilihat dari perkembangan jumlah industri dan jumlah
kelompok pengrajin yang ada di Kota Semarang. Jumlah industri yang ada di Kota Semarang, tahun 2014 sebesar 3.621 unit, bertambah 32
dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 3.589 unit. terdapat peningkatan sebesar 0,84 atau 30 unit usaha. Berdasarkan perkembangan urusan
perindustrian terdapat lima variabel perkembangan, kelima variabel tersebut telah dicapai sesuai dengan target yang ditentukan. Variabel-
variabel tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 2.49 Realisasi Kinerja Urusan Perindustrian
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Kontribusi kategori Industri
Pengolahan terhadap PDRB atas dasar harga berlaku
24,79 26,70
27,15 27,24
28,05 27,55
2 Kontribusi kategori Industri
Pengolahan terhadap PDRB atas dasar harga konstan
24,78 25,49
25,96 26,45
26,66 26,34 3
Pertumbuhan Industri 2.867
3.539 3.559
3.589 3.621
3.644 4
Cakupan bina kelompok pengrajin
60 72
105 163
448 530
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-90
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
5 Berkembangnya industri
kreatif terutama industri kecilhome industri
160 IKM
163 IKM
160 IKM
163 IKM
395 IKM
478 IKM
6 Jumlah kluster industri
1 2
3 4
10 10
7 Produksi dan transaksi
penjualan IKM 1,62
2,56 5,26
4,00 71,74 81,06
8 Peningkatan penataan
struktur IKM 2,58
3,00 3,00
3,00 3,00
3,00 9
Penataan kawasan sentra- sentra industri potensial
2 sentra
4 sentra
8 sentra
12 sentra
16 sentra
20 sentra
Sumber : Disperindag Kota Semarang, 2016
2.3.4 Fokus Fungsi Penunjang
Fungsi penunjang yang menjadi kewenangan daerah meliputi fungsi Perencanaan, Keuangan, Kepegawaian serta Pendidikan dan Latihan,
Penelitian dan Pengembangan; serta Fungsi Lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
A. Perencanaan
Dalam fungsi perencanaan, ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan serta dokumen perencanaan teknis strategis merupakan
salah satu kinerja yang harus dilaksanakan. Selama
tahun 2010-2015
pelaksanaan fungsi
Perencanaan menghasilkan kinerja sebagai berikut :
Tabel 2.50 Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Perencanaan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1
Tersedianya dokumen RKPD yang telah
ditetapkan dg Perwal tepat waktu
2 2
2 2
2 2
2 Kesesuaian Program
RPJMD dengan Program RKPD
NA 81,48
87,77 88,51
92,05 89,69
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2016
B. Penelitian dan Pengembangan
Tujuan yang akan dicapai Pemerintah dalam fungsinya sebagai fungsi Penelitian dan Pengembangan yaitu untuk mencapai kualitas
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-91
perencanaan berbasis penelitian dan pengembangan yang salah satu caranya melalui semakin berkembangnya jejaring network dengan
stakeholder lain yang terkait pemerintah, swasta, akademisi. Untuk mewujudkan hal tersebut terdapat beberapa kendala antara lain masih
terdapatnya kesenjangan antara implementasi dan kebijakan dan belum optimalnya datainformasi dan hasil-hasil kajian penelitian dan
pengembangan serta inovasi daerah. Selama tahun 2010-2015 pelaksanaan fungsi Penelitian dan
Pengembangan menghasilkan kinerja sebagai berikut:
Tabel 2.51 Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Penelitian dan Pengembangan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1
Jumlah Penelitian yang dilaksanakan oleh
bid.Litbang Bappeda 9
9 5
4 5
4
Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2016
C. Keuangan
Belum optimalnya upaya peningkatan sistem pengelolaan dan pelaporan keuangan dan aset daerah, Masih terdapat sarana prasarana yang belum
sesuai standar, Belum optimalnya pengelolaan aset, Belum optimalnya tingkat akuntabilitas pelaporan keuangan Instansi Pemerintah, Belum
optimalnya pelaksanaan pendataan, pengawasan dan pemeriksaan pajak daerah, Penerapan Analisis Standar Belanja ASB masih belum optimal.
Tabel 2.52 Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Keuangan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1
Persentase Realisasi PAD terhadap Realisasi
Pendapatan Daerah 20,20
25,39 30,77
33,11 35,96
36,71
Sumber : DPKAD Kota Semarang, 2016
D. Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan
Kurang optimalnya kinerja aparatur terhadap pelayanan masyarakat, Belum optimalnya penerapan SOP pelayanan, Belum meratanya persebaran pegawai di
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-92
setiap Perangkat Daerah dari segi jumlah maupun kualitas, Belum maksimalnya integrasi antara sistem informasi kepegawaian dengan data kompetensi pegawai,
Belum optimalnya pengembangan dan pembinaan aparatur jabatan fungsional, Disiplin aparatur masih perlu ditingkatkan, Kualitas mental dan pola pikir
aparatur perlu ditingkatkan, Masih belum mencukupinya jumlah pegawai dan kompetensi pegawai, Tingkat pemahaman hukum masyarakat dan aparatur
masih perlu ditingkatkan, Masih adanya SOTK yang tumpang tindih dengan Perangkat Daerah lain.
E. Fungsi Lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi lain yang tidak termasuk kedalam fungsi pelayanan dasar wajib, non wajib maupun pilihan yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan akan ditangani oleh perangkat daerah yaitu Sekretariat DPRD, Inspektorat serta Sekretariat Daerah. Masalah yang
harus ditangani antara lain belum optimalnya pelaksanaan legislasi daerah, belum maksimalnya sistem pengendalian Internal yang dilakukan secara
prosedural, Upaya pengawasan masih perlu ditingkatkan. Adapun terkait dengan tingkat efektivitas pengawasan fungsional atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah, dapat dilihat dari opini yang diberikan oleh BPK atas pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah. Semakin tinggi tingkat
opini yang diberikan oleh BPK menunjukkan semakin efektifnya pelaksanaan pengawasan fungsional dalam penyelenggaraan pemerintah daerah
Tabel 2.53 Realisasi Kinerja Fungsi Lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1
Opini BPK atas pemeriksaan
Laporan Keuangan Daerah
WDP WDP
WDP WTP
WTP WDP
2
Jumlah Raperda yang diselesaikan
26 perda
26 perda
14 perda
12 perda
11 perda
10 perda
Sumber : Inspektorat, Set. DPRD Kota Semarang, 2016
2.3.5 Fokus Urusan Pemerintahan Umum
Urusan pemerintahan umum di daerah lebih menyangkut kepada hal- hal yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa bernegara termasuk
diantaranya kehidupan berpolitik. Menurunnya penerapan nilai-nilai
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-93
kebangsaannasionalisme, gotong
royong, budi
pekerti, dan
kesetiakawanan sosial di kalangan masyarakat serta belum optimalnya pengawasan dan pendataan terkait dengan pendidikan ideologi asing, dan
organisasi sosial politik masyarakat masih sering menjadi simpul-simpul masalah yang berkembang di masyarakat,
Pada urusan Pemerintahan Umum ini merupakan pelaksanaan kegiatan dalam hal politik yang menyangkut Pembinaan terhadap LSM,
Ormas dan OKP dan yang ditunjuukan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.54 Realisasi Kinerja Urusan Pemerintahan Umum
No Uraian
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Kegiatan pembinaan
terhadap LSM, Ormas dan OKP
15 19
21 21
21 NA
2 Kegiatan pembinaan
politik daerah 2
2 2
2 2
NA
Sumber : Kesbangpol Kota Semarang, 2016
2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai
pertumbuhan tingkat
kesejahteraan yang
tinggi dan
berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupatenkota lainnya yang berdekatan, nasional atau internasional.
Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya
manusia.
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Kebutuhan makanan merupakan kebutuhan utama, sehingga kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan semakin
meningkat. Namun kebutuhan ini mempunyai titik jenuh, sehingga pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi pengeluaran akan dialihkan ke
kebutuhan lain. Oleh karena itu persentase pengeluaran makanan dan non makanan dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kesejahteraan
penduduk. Besarnya konsumsi untuk makanan menandakan bahwa sebagian besar penduduk masih mementingkan kebutuhan pokok.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-94
Pengeluaran konsumsi rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 2.55 dibawah ini :
Tabel 2.55 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Kota Semarang Tahun 2010 – 2014
No Kelompok Barang
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
A Rata-rata Pengeluaran
Konsumsi Ribu Rp 284,19 305,35
329,82 399,23 426,31 B
Distribusi Pengeluaran Konsumsi
1 Padi-padian 14,37
11,62 12,54
10,85 10,41
2 Umbi-umbian 0,59
0,36 0,22
0,31 0,32
3 Ikan udang cumi
kerang 4,84
5,04 5,69
4,87 4,45
4 Daging 4,70
4,59 5,74
5,07 4,44
5 Telur dan Susu 9,15
8,23 7,18
7,61 8,21
6 Sayur-sayuran 5,65
6,47 5,67
6,49 5,71
7 Kacang-kacangan 4,43
3,32 3,32
2,96 2,96
8 Buah-buahan 4,04
6,23 5,75
5,55 5,86
9 Minyak dan Lemak
2,92 3,26
3,90 2,61
2,47 10
Bahan Minuman 3,22
3,14 1,87
2,99 2,95
11 Bumbu-bumbuan
1,90 1,43
1,20 1,08
1,09 12
Konsumsi Lainnya 3,31
1,96 2,48
1,92 1,90
13 Makanan dan Minuman Jadi
31,31 36,70
35,33 38,21
39,84 14
Tembakau dan sirih 9,57
7,64 9,12
9,49 9,39
Jumlah 100,00 100,00
100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015
2.4.1.2 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Per Kapita
Semakin tinggi pendapatan masyarakat maka relatif tinggi pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan non pangan, hal ini terjadi
pada masyarakat Kota Semarang. Sebagaimana gambaran kondisi yang ditunjuukan pada tabel di bawah ini.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-95
Tabel 2.56 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Per Kapita
Kota Semarang Tahun 2010 – 2014
No Kelompok Barang
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
A Rata-rata Pengeluaran Konsumsi
Ribu Rp 370,35
444,56 430,83 671,24 631,91
B Distribusi Pengeluaran
Konsumsi 1
Perumahan dan Fasilitas Rumah tangga
51,29 40,50
45,50 36,51
37,59 2
Aneka Barang dan Jasa 33,06
38,78 38,74
38,69 39,84
- Kesehatan 4,67
6,32 12,11
13,05 7,85
- Pendidikan 10,10
10,99 10,35
9,04 10,23
- Lainnya 18,29
21,48 16,27
16,60 21,76
3 Pakaian, Alas kaki dan Tutup
Kepala 3,92
4,19 3,42
4,53 4,66
4 Barang Tahan Lama
6,02 8,29
6,05 10,32
8,29 5
Pajak, Pungutan dan Asuransi 4,39
4,39 2,63
5,93 5,47
6 Keperluan Pesta dan Upacara
Kenduri 1,32
3,84 3,67
4,01 4,15
Jumlah 100,00
100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah Infrastruktur
Ketersediaan fasillitas wilayah infrastruktur Kota Semarang meliputi aksesibilitas wilayah, penataan wilayah, ketersediaan air minum,
ketersediaan fasilitas listrik dan telepon, fasilitas perdagangan dan jasa serta ketersediaan fasilitas lainnya. Ketersediaan infrastruktur yang
memadai merupakan salah satu daya tarik Kota Semarang dalam meningkatkan daya saing daerah.
2.4.2.1 Aksesbilitas Daerah
Kota Semarang selain merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah, juga merupakan jalur perlintasan dari wilayah barat Jakarta menuju
wilayah Timur Surabaya dan Selatan Jogyakarta atau sebaliknya sehingga Kota Semarang merupakan penopang jalur distribusi
perekonomian Jawa Tengah. Kondisi infrastruktur merupakan unsur penting yang perlu mendapatkan perhatian agar dapat berfungsi dengan
optimal. Dalam mendukung aksesibilitas, panjang jalan yang dikelola oleh Pemerintah Kota Semarang sampai dengan tahun 2015 adalah sebesar
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-96
2.691 km. Daya saing lainnya di bidang Sarana prasarana perhubungan adalah dimilikinya pelabuhan udaralaut, terminal bus, stasiun kereta
api yang mampu menghubungkan seluruh kota di Indonesia. Kota Semarang selain merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah, juga
merupakan jalur perlintasan dari wilayah barat Jakarta menuju wilayah Timur Surabaya dan Selatan Yogyakarta atau sebaliknya sehingga Kota
Semarang merupakan penopang jalur distribusi perekonomian Jawa Tengah. Ketersediaan sarana yang memadai dalam mendukung
aksesibilitas daerah di Kota Semarang antara lain: 1 Sarana jalan di Kota Semarang terdiri dari Jalan Nasional, Provinsi
dan Pemerintah Kota Tahun 2014 dengan panjang total sepanjang 2.690,34 km dengan rasio panjang jalan dengan rasio kondisi jalan
baik mencapai di atas 55 dan rasio jalan rusak ringan mencapai 40. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.57 Profil Kondisi Jalan Kota Di Kota Semarang Tahun 2010 2015
No Kecamatan
Tahun 2010 Tahun 2015
Kondisi Jalan Kondisi Jalan
Baik m
Sedang m
Rusak m
Baik m
Sedang m
Rusak m
1. Banyumanik
108.841 136.588 81.303 126.957
185.612 14.163
2. Candisari
67.215 31.790 10.285 78.575
31.215 -
3. Gajahmungkur
31.630 32.567 20.205 43.777
35.194 4.931
4. Gayamsari
47.089 21.413 14.338 64.092
16.708 2.040
5. Genuk
56.518 72.926 33.666 79.439
79.177 4.494
6. Gunungpati
66.895 87.205 78.965 88.893
115.119 29.053
7. Mijen
63.205 39.196 69.620 88.141
74.164 9.716
8. Ngaliyan
75.359 64.405 74.214 99.087
91.399 23.492
9. Pedurungan
112.958 73.634 37.515 142.163
68.867 13.077
10. Smg Barat 167.836 115.990 42.329
188.183 134.367
4.310 11. Smg Selatan
40.436 20.484 19.113 57.987
19.057 2.989
12. Smg Tengah 74.424 27.191 17.543
92.697 20.604
5.857 13. Smg Timur
37.359 39.937 14.727 51.747
36.960 3.316
14. Smg Utara 89.376 41.871 11.815
108.997 32.718
1.347 15. Tembalang
105.348 85.060 84.540 132.023
132.434 10.491
16. Tugu 25.963 12.980
5.770 39.658
4.378 677
TOTAL PANJANG
m 1.170.452
903.236 615.948
1.482.416 1.077.973
129.953 km
1.170 903
616 1.483
1.078 130
Sumber : Dinas Bina Marga Kota Semarang, 2015
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-97
2 Data jembatan sampai dengan tahun 2015 terdata sebanyak 200 buah atau sepanjang 4.600 meter. Dan yang kondisinya terdata
secara detil masih sejumlah 33 buah dengan perincian data jembatan dalam kondisi baik sekali sejumlah 20 buah dan kondisi
jembatan yang rusak ringan sejumlah 12 buah.
Sumber: binamarga.semarangkota.go.idsimojan.
3 Bandar Udara Internasional Ahmad Yani yang dapat melayani penumpang domestik antar pulau juga dapat melayani penumpang
internasional. Pada tahun 2015 jumlah kedatangan penumpang dari pintu domestik mencapai 1.781.719 penumpang meningkat dari
tahun 2014 sebesar 1.671.740 penumpang, sedangkan dari sektor keberangkatan
mencapai 1.751.687
penumpang meningkat
dibanding tahun 2014 dengan jumlah 1.642.072 penumpang. Sedangkan jika dilihat dari pintu kedatangan internasional mencapai
68.044 penumpang, meningkat dibandingkan tahun 2014 lalu yaitu sebanyak 77.712 penumpang.
Tabel 2.58 Arus Lalu Lintas Angkutan Udara Domestik Pesawat, Penumpang,
Bagasi Barang Cargo dan Pos Paket di Bandar Udara Ahmad Yani Kota Semarang Tahun 2010
– 2015
N o
Uraian Tahun
Satu- an
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1. Pesawat
Datang 7.498
7.596 9.701
11.720 13.261
14.953 Buah
2. Pesawat
Berangkat 7.500
7.596 9.701
11.721 13.324
14.944 Buah
3. Penumpang
Datang 828.270
911.481 1.212.191
1.366.938 1.671.740
1.781.719 Orang
4. Penumang
Berangkat 799.527
884.643 1.188.853
1.425.328 1.642.072
1.751.687 Orang
5. Penumpang
Transit 278
100 892
40 9.251
Orang 6.
Bagasi Bongkar
6.039.552 7.244.051
8.112.876 8.831.522
10.190.060 10.801.265
Kg 7.
Bagasi Muat
3.813.256 6.764.643
7.853.165 8.473.123
10.170.787 11.089.374
Kg 8.
Barang Bongkat
4.130.763 5.812.090
5.721.292 5.982.200
8.404.091 8.427.750
Kg 9.
Bagasi Muat
3.506.025 3.813.571
3.255.744 3.564.865
5.179.258 5.601.663
Kg Sumber : PT Persero Angkasa Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang, Badan
Pusat Statistik Kota Semarang, 2015
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-98
Tabel 2.59 Arus Lalu Lintas Angkutan Udara Internasional Pesawat, Penumpang,
Bagasi Barang Cargo dan Pos Paket di Bandar Udara Ahmad Yani Kota Semarang Tahun 2010
– 2015
No Uraian
Tahun Satu-
an 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1. Pesawat
Datang 187
254 208
534 647
567 Buah
2. Pesawat
Berangkat 187
254 208
534 647
567 Buah
3. Penumpang
Datang 11.086
18.636 15.201
59.335 77.712
68.044 Orang
4. Penumang
Berangkat 12.192
20.023 17.055
56.738 75.670
67.822 Orang
5. Penumpang
Transit Orang
6. Bagasi
Bongkar 167.448
266.162 226.464
675.763 950.289
903.765 Kg
7. Bagasi Muat
124.721 207.826
193.618 434.886
585.912 555.729
Kg 8.
Barang Bongkat
2.005 2.627
4.630 9.151
113.008 193.044
Kg 9.
Bagasi Muat 142.479
81.184 431.341
588.441 130.737
263.971 Kg
Sumber : PT Persero Angkasa Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang, Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015
4 Pelabuhan Tanjung Emas yang merupakan pelabuhan pelayaran nusantara untuk melayani penumpang kapal antar Provinsi, namun
demikian beberapa kapal pesiar internasional juga dapat singgah dipelabuhan ini. Selain itu pelabuhan Tanjng Emas juga untuk
melayani angkutan barang yaitu dengan adanya Terminal Peti Kemas untuk melayani bongkar muat muatan baik nasional maupun
internasional. Pada tahun 2015 jumlah kunjungan kapal untuk pelayaran nusantara mencapai 1.036 kapal, untuk pelayaran rakyat
mencapai 546 kapal, untuk pelayaran khusus non pelayaran sejumlah 152 kapal, untuk pelayaran luar negri mencapai sebesar
679 kapal.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-99
Tabel 2.60 Banyaknya Kunjungan Kapal dan Bongkar Muat Barang
Di Pelabuhan Laut Tanjung Emas Semarang Tahun 2010 – 2015
No Uraian
Tahun Satuan
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1. Pelayaran Nusantara
- Kunjungan
Kapal 779
796 818
1.036 1.036
1.036 Kapal
- Bongkar
Barang 1.989.778 2.050.414 2.378.856 2.561.984 2.561.984 2.561.984
Ton -
Muat Barang
159.815 184.461
162.898 205.155
205.155 205.155
Ton
2. Pelayaran Rakyat
- Kunjungan
Kapal 618
552 557
546 546
546 Kapal
- Bongkar
Barang 89.257
42.778 42.858
41.130 41.130
41.130 Ton
- Muat
Barang 172.508
145.764 143.332
183.316 183.316
183.316 Ton
3. Pelayaran Khusus Non Pelayaran
- Kunjungan
Kapal 135
109 137
152 152
152 Kapal
- Bongkar
Barang 772.390
703.893 833.881
851.802 851.802
851.802 Ton
- Muat
Barang 10.135
2.675 1.743
1.743 1.743
Ton
4. Pelayaran Luar Negeri
- Kunjungan
Kapal 705
764 747
679 679
679 Kapal
- Bongkar
Barang 2.122.405 2.760.699 3.141.081 3.925.062 3.925.062 3.925.062
Ton -
Muat Barang
1.998.053 1.975.441 2.135.157 2.633.202 2.633.202 2.633.202 Ton
Sumber : Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan BPS Kota Semarang, 2015
5 Terminal bus untuk melayani angkutan bus didalam kota, antar kota bahkan antar Provinsi. Beberapa terminal di Kota Semarang
berdasarkan tipe pelayanan yaitu: Tipe A terminal berada di Kelurahan Mangkang Kulon Kecamatan Tugu, terminal penumpang
B di kelurahan Terboyo Kecamatan Genuk dan Terminal tipe B penggaron di kecamatan Pedurungan. Terminal dengan Tipe C yaitu
di kelurahan Cangkiran kecamatan Mijen, di kelurahan Cepoko Kecamatan Gunungpati, di Kelurahan Tanjung Mas kecamatan
Semarang Utara dan Meteseh Kecamatan Tembalang.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-100
Tabel 2.61 Arus Lalu Lintas Penumpang dan Bus yang Masuk di Terminal Terboyo
Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
No Uraian Tahun
Satuan 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1. Penumpang Jurusan Barat - Naik
123.385 97.996
80.324 73.708
84.769 106.582
Orang - Turun 123.176
97.249 80.115
69.189 82.093
100.144 Orang
2. Penumpang Jurusan Timur - Naik
218.504 255.051 288.187 506.040 635.710 828.906 Orang
- Turun 218.145 248.950 284.691 471.488 471.488 765.595 Orang
3. Penumpang Jurusan Selatan - Naik
257.385 300.004 339.270 416.176 416.176 630.735 Orang
- Turun 255.690 295.932 338.009 388.270 388.270 588.551 Orang
4. Jumlah
Bus Antar
Provinsi 192.665 187.518 156.840 133.864 116.443 123.540
Buah
5. Jumlah
Bus Antar
Provinsi 32.050
33.535 25.682
16.310 28.887
37.157 Buah
Sumber : BPS Kota Semarang, 2016
6 Stasiun kereta api di Kota Semarang untuk melayani angkutan penumpang dan barang. Untuk pelayanan angkutan kelas Eksekutif
dan Bisnis pelayanan di utamakan di Stasiun Tawang, sedangkan pelayanan angkutan penumpang kelas ekonomi dan bisnis
dipusatkan di Stasiun Poncol.
Tabel 2.62 Banyaknya Penumpang Kereta Api
Melalui PT KA Persero Daerah Operasi IV Kota Semarang Tahun 2010
– 2015 No
Uraian Tahun
Satuan 2010
2011 2012
2013 2014
2015 1. Kelas Eksekutif
- Argo Sindoro
82.871 95.374
89.365 100.197 125.621 125.621
Orang -
Argo Muria 76.487
80.499 72.587
81.134 97.958
97.958 Orang
- Kamandanu
- -
- -
- -
Orang -
Harina 70.190
98.819 68.630
108.915 85.170
85.170 Orang
- Rajawali
73.407 121.951
65.453 8.911
- -
Orang -
Argobromo Anggrek
90.569 71.572
77.211 88.666
101.266 101.266 Orang
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-101
No Uraian
Tahun Satuan
2010 2011
2012 2013
2014 2015
- Sembrani
52.440 56.204
57.665 64.499
74.815 74.815
Orang -
Gumarang 22.743
26.565 20.344
25.285 28.605
28.605 Orang
- Bangunkarta
31.252 26.833
19.205 30.662
31.357 31.357
Orang -
Kaligung Mas
- -
104.016 656.029 905.892 905.892 Orang
- Cepu Ekpres
- -
47.710 31.642
185.199 185.199 Orang
- Blora Jaya
- -
100.917 70.590
386.018 386.018 Orang
2. Kelas Bisnis
- Fajar Utama 137.588 131.190 111.330 131.861 119.788 119.788
Orang -
Senja Utama
166.746 158.735 107.222 136.123 36.488
36.488 Orang
- Harina
- -
17.136 43.020
43.020 43.020
Orang -
Gumarang 35.587
29.504 21.027
31.252 31.252
31.252 Orang
- Rajawali
- -
33.234 6.279
- -
Orang -
Senja Kediri -
- 14.509
25.075 -
- Orang
- Kaligung
Mas -
- -
- -
- Orang
- Blora Jaya
- -
174.234 402.588 -
- Orang
3. Kelas Ekonomi
- Tawangjaya 323.822 343.355 482.712 274.426 119.788 119.788
Orang -
KBL Bergigi -
- 8.651
- 36.488
36.488 Orang
- Tegal Arum 197.555 188.607 115.800 102.222
43.020 43.020
Orang -
Kertajaya 146.070 118.947 114.222
92.863 31.252
31.252 Orang
- Matarmaja
72.763 48.857
44.214 35.647
- -
Orang -
Brantas 64.763
102.000 58.914
32.458 -
- Orang
Sumber : BPS Kota Semarang, 2016
Tabel 2.63 Perkembangan Jumlah Ijin Trayek Di Kota Semarang Tahun 2010
– 2015 No
Jenis Transportasi
Tahun Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Izin Trayek
antarkota antarprovinsi
16 16
16 16
16 16
Trayek 2.
Izin Trayek perkotaan
76 76
76 88
88 88
Trayek 3.
Izin Trayek Perdesaan
Trayek
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-102
No Jenis
Transportasi Tahun
Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
4. Jumlah Izin
Trayek 92
92 92
104 104
104 Trayek
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi Informasi, 2016
Tabel 2.64 Perkembangan Persentase Pemasangan Rambu-Rambu
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
No Uraian
Tahun Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
2015
1. Pemasangan
Rambu-Rambu 140
114 120
120 165
111 Unit
2. Jumlah
Rambu-Rambu Yang
Seharusnya Tersedia
160 150
200 170
165 111
Unit
3. Persentase
Pemasangan Rambu-Rambu
87,50 76,00 60,00 70,59 100,00 100,00 Persen
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi Informasi, 2016
Tabel 2.65 Perkembangan Wartel Warnet dan Jumlah Peralatan Komunikasi
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
No Jenis
Transportasi Tahun
Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Jumlah Wartel 250
270 257
157 26
26 SST
2. Jumlah Warnet 197
280 302
157 278
284 Unit
3. Jumlah menara telekomunikasi : • Pemancar
televisi 10
10 10
10 10
- Unit
• Pemancar radio
34 34
34 34
34 -
Unit • BTS
493 504
609 881
881 -
Unit 4. Jumlah Tower
493 504
609 569
654 -
Unit
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi Informasi, 2016
2.4.2.2 Penataan Wilayah
Peraturan Daerah Kota Semarang 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Semarang tahun 2011-2031. Adapun
tujuan penataan ruang di Kota Semarang adalah “Mewujudkan Kota Semarang sebagai pusat perdagangan dan jasa skala nasional yang
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-103
memp ertimbangkan keserasian fungsi pelayanan regional dan lokal”.
Tujuan penataan ruang Kota Semarang dapat tercapai dengan menerapkan beberapa kebijakan dan strategi penataan ruang Kota Semarang sebagai
berikut: 1. Kebijakan Strategi Pengembangan Struktur Ruang
Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang Kota Semarang dilakukan melalui:
A. Kebijakan dan strategi pengembangan fungsi regional dan nasional meliputi:
1 Kebijakan peningkatan peranan Kota Semarang sebagai pintu gerbang Provinsi Jawa Tengah melalui peningkatan fasilitas
transportasi Darat, Laut dan Udara. 2 Kebijakan pembukaan potensi investasi perdagangan, jasa, dan
industri melalui penyediaan kawasan strategis pada koridor Jalan Siliwangi-Kawasan Pusat Kota-Jalan Kaligawe dan Jalan
Majapahit. 3 Kebijakan pengembangan fungsi jasa perhotelan dan convention
centre sebagai pendukung tumbuhnya kegiatan ekonomi skala regional, nasional dan internasional di kawasan atas dengan
dukungan alam yang hijau dan nyaman. B. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan metropolitan
Semarang meliputi: 1 Kebijakan perwujudan kondisi ruang kota yang mampu
memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi sebagai simpul perkembangan nasional dan regional, dalam mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing global. 2 Kebijakan
pengembangan ruang
kota yang
memacu perkembangan potensi pusat perkembangan regional segitiga
Semarang, Solo dan Jogyakarta JOGLOSEMAR. 3 Menciptakan kondisi ruang kota yang mampu mendorong
keterikatan dan pengembangan timbal balik dengan kawasan metropolitannya KEDUNGSAPUR.
C. Kebijakan dan strategi pengembangan struktur pelayanan kegiatan Kota Semarang meliputi:
1 Kebijakan pemantapan pelayanan fungsi primer. 2 Kebijakan pengembangan pelayanan fungsi sekunder.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-104
3 Pengembangan pelayanan perbatasan 2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang
Kebijakan dan strategi pola ruang meliputi kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya.
A. Kebijakan peningkatan pengelolaan Kawasan Lindung meliputi: 1 Mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan
air atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dan kesuburan tanah serta
melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi. 2 Pelestarian dan perlindungan kawasan cagar budaya yang
ditetapkan dari alih fungsi. 3 Peningkatan penyediaan dan kualitas Ruang Terbuka Hijau
RTH. B. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi:
1 Pengendalian alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan yang ditetapkan rencana tata ruang.
2 Mewujudkan pemanfaatan ruang yang effisen dan kompak. 3 Peningkatan pengelolaan kawasan pesisir.
4 Pengarahan jenis pengembangan kegiatan industri dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan perkotaan.
2.4.2.3 Ketersediaan Air Minum
Untuk pelayanan umum terhadap fasilitas air minum di Kota Semarang dapat dikatakan mengalami peningkatan lebih baik. Jumlah
pemakaian air melalui PDAM kota Semarang pada tahun 2015 tercatat 45,99 juta M3. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami
kenaikan sebesar 3,39 . Pemakaian terbanyak terdapat pada pelanggan Rumah Tangga sebanyak 37,50 juta M3 atau sekitar 81,52 dari seluruh
pemakaian air minum. Kalau dilihat dari jumlah pelanggan sambungan, mengalami peningkatan sebesar 5,53 dari tahun sebelumnya. Secara
lengkap dapat dilihat pada tabel 2.66
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-105
Tabel 2.66 Perkembangan Banyaknya Pelanggan, Pemakaian Penjualan Air Minum
PDAM Tahun 2010 – 2015
No Uraian
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1. Jumlah
Pelanggan
134.617 138.775
141.563 144.626
152.014 160.427
2. Pemakaian Air
Ribu M
3
36.290,34 39.888,90
42.059,15 43.162,54
44.488,54 45.996.714
3. Penjualan Air
Juta Rp
125.289,40 137.414,92 147.106,34 156.163,91 163.453,65 170.330,48 Sumber : BPS Kota Semarang, 2016; Kota Semarang Dalam Angka 2015
2.4.2.4 Fasilitas Listrik dan Telepon
Perkembangan jaringan telekomunikasi beberapa tahun terakhir cukup menggembirakan, terlihat dengan banyaknya satuan sambungan
yang dipasarkan kepada masyarakat. Jika dilihat dari sebaran tiap kecamatan yang ada, maka jaringan telepon telah menjangkaunya seluruh
kelurahan yang ada di tiap-tiap kecamatan. Ketersediaan daya listrik sangat memungkinkan bagi pengembangan investasi. Sedangkan untuk
fasilitas telepon seiring dengan perkembangan teknologi untuk jaringan tetap jaringan telepon lokal, SLI, SLJJ, dan tertutup mengalami
kecenderungan menurun. Tetapi untuk jaringan bergerak yakni satelit dan telepon seluler mengalami perkembangan cukup pesat. Jangkauan
komunikasi saat ini tidak menjadi suatu permasalahan, melalui layanan jaringan bergerak yang ditawarkan oleh perusahaan penyedia jaringan
telepon antara lain Telkomsel, Indosat, XL, Axis, Tri, dll pelanggan secara cepat dapat menggunakannya. Secara lengkap dapat dilihat tabel 2.67
Tabel 2.67 Perkembangan Jumlah Pelanggan dan Daya Tersambung Listrik
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1. Jumlah
Pelanggan NA
1.079.66 3
406.792 411.575
411.575 411.575
2. Daya
Tersambung NA
1.679.26 7.915
1.040.764. 115
1.097.490. 457
1.097.490 .457
1.097.490 .457
3. Rumah
tangga pengguna
listrik unit 317.685
340.219 356.787
370.750 386.337
405.732
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-106
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
Juml Rumah
Tangga 438.537
429.268 435.184
442.089 443.541
471.327 Rasio
Elektrifikasi RE
72,44 79,26
81,99 83,86
87,10 86,08
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Ket : Data sangat sangat sementara data tahun sebelumnya
Tabel 2.68 Persentase Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Telepon Seluler HP
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Persen
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1. Rumah Tangga
Memiliki Telepon Seluler HP
86,07 89,71 93,99 94,90 95,01
95,01 2.
Rumah Tangga Tidak Memiliki Telepon
Seluler HP 13,93 10,29
6,01 5,10
4,99 4,99
Sumber : Hasil SUSENAS BPS Provinsi Jawa Tengah, 2015 Ket. : . Data sangat sangat sementara Data tahun sebelumnya
2.4.2.5 Ketersediaan Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Kota Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa, dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas hotel, penginapan, restoranrumah makan, pasar
modern dan pasar tradisional. Sampai dengan tahun 2014 jumlah fasilitas perdagangan dan jasa mengalami peningkatan, jumlah restoran rumah
makan kedai sebanyak 434 buah. Perkembangan fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Semarang pada tahun 2014 mengalami peningkatan hal
ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel sebanyak 40 buah dan Restoran rumah makan sebanyak 236 buah. Jumlah hotel berbintang
sebanyak 54 buah; hotel non bintang 70 buah, jumlah industri sebanyak 3.600 buah; pasar tradisional sebanyak 50 buah; pasar lokal sebanyak 23
buah. Disamping itu juga terdapat fasilitas pendidikan, tempat wisata alam dan wisata buatan. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Semarang memilki
daya tarik bagi investor untuk investasi dan para wisatawan baik domestik maupun manca negara untuk berkunjung di Kota Semarang. Secara
lengkap dapat dilihat pada tabel 2.67 dibawah ini :
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-107
Tabel 2.69 Perkembangan Jenis, Kelas, dan Jumlah Penginapan Hotel
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
No Uraian
Tahun Satuan
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1. Hotel bintang 5
a. Jumlah Hotel 5
5 6
6 6
6 Buah
b. Jumlah kamar 964
964 1.225 1.246 1.246 1.246 Kamar c.
Jumlah tempat tidur
1.459 1.459 1.729 1.730 1.730 1.730 Buah
2. Hotel bintang 4
a. Jumlah Hotel 2
2 2
4 5
6 Buah
b. Jumlah kamar 293
293 293
723 880
989 Kamar c.
Jumlah tempat tidur
514 514
514 1.004 1.161 1.270 Buah
3. Hotel bintang 3
a. Jumlah Hotel 10
11 11
12 14
14 Buah
b. Jumlah kamar 1.060 1.162 1.162 1.431 1.659 1.659 Kamar
c. Jumlah tempat
tidur 1.863 2.020 2.020 2.168 2.398 2.398
Buah 4.
Hotel bintang 2 a. Jumlah Hotel
8 10
10 12
14 15
Buah b. Jumlah kamar
415 512
569 802
802 910 Kamar
c. Jumlah tempat
tidur 684
824 767 1.091 1.091 1.199
Buah 5.
Hotel bintang 1 a. Jumlah Hotel
9 9
9 10
13 13
buah b. Jumlah kamar
415 415
415 446
563 563
kamar c.
Jumlah tempat tidur
762 762
762 819
936 936
buah 6.
Hotel Melati a. Jumlah Hotel
50 51
57 62
70 70
buah b. Jumlah kamar
1.142 1.173 1.386 1.495 1.671 1.671 kamar
c. Jumlah tempat
tidur 1.790 1.837 2.072 2.204 2.380 2.380
buah 7.
Jumlah total penginapan
84 88
95 106
122 124
buah
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2015
Tabel 2.70 Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
No Jenis Usaha
Tahun Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Restoran
46 57
70 124
121 137
buah 2.
Rumah Makan 115
121 124
139 146
165 buah
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-108
No Jenis Usaha
Tahun Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
3. Bar
25 25
37 48
58 74
buah 4.
Cafe 9
9 25
32 79
85 buah
5. Jasa Boga
Catering 1
2 2
2 2
11 buah
6. Pusat Penjualan
Makanan 2
2 2
2 2
3 buah
7. Panti Pijat
19 33
37 38
32 35
buah 8.
Karaoke 11
32 46
59 59
48 buah
9. Spa
- -
- 4
6 9
buah 10. Klub Malam
1 2
3 5
4 5
buah
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2016
Tabel 2.71 Perkembangan Jumlah Obyek Wisata
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
No Uraian
Tahun Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Jumlah
Obyek Wisata 29
38 39
44 45
62 buah
a. Obyek Wisata
Alam 4
4 4
8 8
10 buah
b. Obyek Wisata
Budaya 10
16 16
17 17
23 buah
c Obyek wisata
buatan 15
18 19
19 20
29 buah
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2016
Tabel 2.72 Perkembangan Jumlah Industri Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1. Jumlah Industri 3.506 3.539 3.559 3.589 3.600
3.600 - Industri Kecil Formal
1.618 1.619 1.619 1.627 1.630 1.630
- Industri Kecil Non Formal 1.058 1.075 1.090 1.095 1.098
1.098 - Industri Menengah
666 679
684 697
697 697
- Industri Besar 164
166 166
170 175
175
Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Semarang, 2015 Ket. : . Data sangat sangat sementara
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-109
Tabel 2.73 Perkembangan Jumlah Pasar Di Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
No Uraian
Tahun Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Pasar Tradisional 47
49 50
50 50
50 buah
2. Pasar Lokal 22
22 23
23 23
23 buah
3. Pasar Regional -
- -
- -
- buah
4. Pasar Swalayan
Supermarket Toserba 183
303 436
436 536
536 buah
5. Hipermarket 2
5 5
5 5
buah 6. Pasar Grosir
3 1
3 3
3 3
buah 7. MalPlaza
14 14
15 15
15 15
buah 8. PertokoanWarungKios 1.634 1.634 1.970 1.970 1.970
1.970 buah
Sumber : Sistem Informasi Pembangunan Daerah SIPD Kota Semarang dan Dinas Pasar Kota Semarang, 2015
Ket. : . Data sangat sangat sementara
Tabel 2.74 Perkembangan Fasilitas Pendidikan
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
No Uraian
Tahun Satuan
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1. Jumlah PAUD SPS 24
97 294
319 319
319 buah
Negeri -
- -
- -
Swasta 24
97 294
319 319
319 2.
Jumlah Taman Kanak- kanak TK
621 629
629 633
643 644
buah Negeri
3 3
3 3
3 3
Swasta 618
626 626
630 640
641 Jumlah RABA
77 99
108 113
114 124
3. Jumlah Sekolah Dasar SD 630
630 524
525 527
571 buah
Negeri 458
456 347
347 347
338 Swasta
172 174
177 178
180 183
Jumlah MI 78
79 78
79 78
81 Negeri
1 1
1 1
1 1
Swasta 77
78 77
78 77
80 4.
Jumlah Sekolah Menengah Pertama SMP
197 171
170 173
175 180
buah Negeri
41 41
41 41
42 43
Swasta 156
130 130
130 131
137 Jumlah MTs
32 33
34 35
35 35
Negeri 2
2 2
2 2
2 Swasta
30 31
32 33
33 33
5. Jumlah Sekolah Menengah
Atas SMA 77
77 76
74 73
71 buah
Negeri 16
16 16
16 16
16
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-110
No Uraian
Tahun Satuan
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Swasta 61
61 60
58 57
55 Jumlah MA
22 23
23 23
23 24
Negeri 2
2 2
2 2
2 Swasta
20 21
21 21
21 22
6. Jumlah Sekolah Menengah
Kejuruan SMK 77
83 89
88 88
87 buah
Negeri 11
11 11
11 11
11 Swasta
66 72
78 77
77 76
7. Jumlah Sanggar Kegiatan
Belajar SKB 1
1 1
1 1
1 buah
Negeri 1
1 1
1 1
1 Swasta
- -
- -
- -
8. Jumlah Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat PKBM 39
39 39
39 34
33 buah
Negeri -
- -
- -
- Swasta
39 39
39 39
34 33
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Semarang, 2016
Tabel 2.75 Perkembangan Fasilitas Kesehatan
Di Kota Semarang Tahun 2010 - 2015 No
Uraian Tahun
Satuan 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1. Rumah Sakit Umum :
a. Rumah Sakit Swasta 10
10 10
10 10
10 buah
b. Rumah Sakit Umum
Daerah 2
2 2
2 2
2 buah
c. Rumah Sakit Umum
Pusat 1
1 1
1 1
1 buah
d. Rumah Sakit TNI
POLRI 3
3 3
3 3
3 buah
e. Rumah Sakit Khusus,
terdiri dari : 9
9 9
9 9
9 buah
- RS Jiwa 1
1 1
1 1
1 buah
- RS Bedah Plastik 1
1 1
1 1
1 buah
- Rumah Sakit Ibu dan Anak RSIA
3 3
3 3
3 3
buah - Rumah Sakit
Bersalin RSB 3
3 3
2 2
2 buah
2. Rumah Bersalin RB
BKIA 6
6 6
6 6
6 buah
3. Puskesmas , terdiri
dari : 37
37 37
37 37
37 buah
a. Puskesmas Perawatan 13
13 12
12 12
12 buah
b. Puskesmas Non
Perawatan 24
24 25
25 25
25 buah
4. Puskesmas Pembantu
34 35
35 35
35 35
buah
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-111
No Uraian
Tahun Satuan
2010 2011
2012 2013
2014 2015
5. Puskesmas Keliling
37 37
37 37
37 37
buah 6.
Posyandu yang ada 1.529
1.533 1.556
1.559 1.561
1.561 buah
7. Posyandu Aktif
1.529 1.055
1.150 1.202
1.214 1.214
buah 8.
Apotik 369
381 403
406 401
401 buah
9. Laboratorium
Kesehatan Swasta 30
30 30
32 30
30 buah
10. Klinik Spesialis
14 14
31 36
37 37
buah 11.
Klinik 24 Jam 9
13 9
7 buah
12. Toko Obat
65 20
12 23
20 20
buah 13.
BP Umum 51
139 72
80 83
83 buah
14. BP Gigi
8 24
25 25
8 8
buah 15.
Dokter Umum Praktek Swasta
1.176 1.327
1.512 1.640
1.798 1.798
buah 16.
Dokter Spesialis swasta
649 681
691 730
745 745
buah 17.
Dokter gigi swasta 294
328 358
393 415
415 buah
Sumber : Profil Kesehatan Kota Semarang, 2016
2.4.2.6 Iklim Berinvestasi
Daya tarik investor untuk memanamkan modalnya sangat dipengaruhi faktor-faktor seperti tingkat suku bunga, kebijakan
perpajakan dan regulasi perbankan, sebagai infrastruktur dasar yang berpengaruh terhadap kegiatan investasi. Iklim investasi juga sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mendorong berkembangnya investasi antara lain kemudahan proses perijinan. Secara lengkap dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.76 Perkembangan Investasi Kota Semarang Tahun 2010
– 2015 No
Uraian 2010
2011 2012
2013 2014
2015 Satuan
1. Jumlah
Investor Dalam Negeri PMDN
2.966 3.529
2.741 2.866
4.405 4.405
Investor 2.
Jumlah Investor Asing
PMA 11
17 43
33 45
45 Investor
3. Jumlah
Investasi 357,82 997,04 3.675,24 5.372,16 7.924,52 7.924,52
Milyar Rp.
a Jumlah
Investasi PMDN
150,63 437,34 1.554,97 4.129,10 5.332,51 5.332,51 MIlyar
Rp.
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-112
No Uraian
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Satuan
b Jumlah
Investasi PMA 207,19 559,70 2.120,27 1.243,06 2.592,01 2.592,01
Milyar Rp.
Sumber : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang data diolah, 2015
2.4.2.7 Keamanan dan Ketertiban
Kondisi keamanan dan ketertiban Kota Semarang relatif kondusif bagi berlangsungnya aktivitas masyarakat maupun kegiatan investasi. Berbagai
tindakan kejahatan kriminalitas, unjuk rasa dan mogok kerja yang merugikan dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dapat
ditanggulangi dengan sigap oleh aparatur Pemerintah. Situasi tersebut juga didorong oleh pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan
melibatkan partisipasi
masyarakat dalam
menjaga keamanan
lingkungannya. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.77 Perkembangan Jumlah Kriminalitas dan Jumlah Unjuk Rasa Demostrasi
Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
No Uraian
Tahun Satuan
2010 2011 2012
2013 2014
2015 1.
Jumlah Kriminalitas
Tindak Pidana Menonjol Crime
Index
640 1.895 1.922 1.553 3.505 2.792
kasus
a. Pencurian dgn
pemberatan 147
539 521
419 441
476 kasus
b. Pencurian ranmor
407 884
768 566
633 667
kasus c.
Pencurian dgn kekerasan
15 58
92 82
88 206
kasus d.
Penganiayaan berat
13 171
206 200
203 42
kasus e.
Pembunuhan 1
7 14
2 10
6 kasus
f. Perkosaan
6 5
3 3
3 215
kasus g.
Kenakalan remaja kasus
h. Uang palsu
2 2
3 1
1 kasus
i. Narkotika
40 63
61 79
463 kasus
j. Perjudian
14 81
92 88
42 110
kasus k.
Pemerasan Ancaman
36 94
150 116
NA NA
kasus l.
Lainnya 1
14 11
13 2.005 696
kasus
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-113
No Uraian
Tahun Satuan
2010 2011 2012
2013 2014
2015 2.
Jumlah Aksi Unjuk Rasa
Demonstrasi
a. Jumlah Aksi
78 126
99 66
24 24
Aksi b.
Jumlah Peserta 5.500 6.650 5.150 3.600 9.934 9.934
orang
Sumber : BPS Kota Semarang dan Kantor Salpol PP Linmas Kota Semarang, 2016
2.4.2.8 Kemudahan Perijinan
Bahwa dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan perijinan yang berkelanjutan
maka perlu
dilakukan evaluasi
terhadap penyelenggaraannya. Untuk itu telah dilakukan survey kepuasan
masyarakat sebagai alat ukur yang komprehensif kegiatan tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran atas pendapat
masyarakat dalam memperoleh pelayanan. Ruang lingkup survey kepuasan masyarakat tersebut antara lain: persyaratan, prosedur, waktu
pelayanan, biaya, produk layanan, kompetensi pelaksana, perilaku pelaksana, maklumat pelayanan serta penangan pengaduan. Adapun hasil
survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang telah dilakukan dapat dilihat secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.76 dibawah ini :
Tabel 2.78 Capaian Survey Kepuasan Masyarakat Pada BPPT Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Satuan
1 Survey
Kepuasan Masyarakat
79,5 99,21 73 78,21 76,42 72,19
Sumber : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT Kota Semarang, 2015
Tabel 2.79 Perkembangan Jumlah Ijin Di Kota Semarang Tahun 2010
– 2015
No Uraian
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1. Bidang Ekonomi
a. Jumlah Total Pengajuan 9.055 10.164 10.095 9.689
9.943 11.447 b. Jumlah Ijin Yang Terbit
9.054 10.165 10.093 9.691 9.943 11.424
2. Bidang Kesejahteraan
Rakyat Kesra a. Jumlah Total Pengajuan
2.717 2.584
2.777 2.204 3.006
4.368 b. Jumlah Ijin Yang Terbit
2.296 2.373
2.630 1.801 3.162
4.280
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-114
No Uraian
2010 2011
2012 2013
2014 2015
3. Bidang Pembangunan
a. Jumlah Total Pengajuan 4.897
3.347 4.264 3.876
4.273 4.631
b. Jumlah Ijin Yang Terbit 4.713
3.474 4.215 3.839
4.113 4.570
Sumber : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT Kota Semarang, 2015
2.4.2.9 Pengenaan Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah PAD yang tarifnya diatur dengan Peraturan Daerah Perda Kota Semarang. Pengelolaan Pajak dilakukan oleh Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPKAD Kota Semarang. Rincian Pajak Daerah ditunjukkan sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 2.80 Pajak Daerah Kota Semarang Tahun 2010
– 2015 No
Uraian Tahun
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1 Pajak Hotel
28.374.010. 396
34.040.038 .542
37.927.674 .833
44.674.905 .002
50.589.695 .464
49.790.610. 634
2 Pajak
Restoran
28.247.021. 411
33.052.975 .112
39.406.951 .705
48.387.960 .623
62.752.745 .542
71.309.824. 768
3 Pajak
Hiburan
6.589.282.2 53
8.838.252. 654
10.416.687 .455
12.405.484 .804
14.670.566 .132
13.824.988. 392
4 Pajak
Reklame
16.429.600. 795
17.522.424 .149
17.195.403 .162
22.921.879 .365
22.505.204 .838
23.346.921. 458
5 Pajak
Penerangan Jalan
94.639.332. 867
104.366.87 6.365
114.180.20 2.647
137.411.66 0.918
163.497.26 9.631
168.662.279 .975
6 Pajak
Pengambilan Bahan Galian
Golongan C
52.327.400 41.265.440
1.122.774. 154
1.367.379. 075
25.199.830 109.361.840
7 Pajak Parkir
3.348.797.8 25
4.495.856. 241
4.912.611. 413
5.658.633. 242
7.508.343. 122
8.742.569.3 08
8 Pajak Air
Tanah
- 3.451.382.
908 4.371.739.
057 4.679.097.
924 4.873.574.
208 5.179.186.8
01
9 Pajak Sarang
Burung Walet
-
10 Pajak BPHTB
- 154.275.05
6.827 208.003.74
7.971 220.909.15
6.797 254.085.54
0.258 199.463.884
.563
11 Pajak PBB
- -
161.334.46 8.066
185.292.33 2.200
211.001.44 7.064
200.189.522 .571
PAJAK DAERAH 177.680.37
2.947 360.084.12
8.238 598.872.26
0.463 683.708.48
9.950 791.509.58
6.089 740.619.150
.310 Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-115
2.4.3 Fokus Sumber Daya Manusia 2.4.3.1 Rasio Ketergantungan
Sejak tahun 2010 hingga 2015, angka rasio ketergantungan mengalami pergerakan yang fluktuatif. Sempat mengalami penurunan di
tahun 2011, namun kembali meningkat sampai dengan tahun 2015. Secara numerik dapat dilihat dengan angka ketergantungan yang
berada di bawah 50. Artinya penduduk usia produktif 15-64 tahun menanggung sedikit penduduk usia non produktif 15 dan 64 tahun.;
dimana kualitas penduduk baik tingkat pendidikan, skill, profesionalitas dan kreativitas mampu menekan beban ketergantungan sampai tingkat
terendah yang berguna untuk mendongkrak pembangunan ekonomi. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.81 Rasio Ketergantungan Kota Semarang Tahun 2010
– 2015 N
o Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Penduduk Usia 15
th ribu jiwa
359.792 364.652
368.438 372.387
376.065 378.996
2 Penduduk Usia 15
th 65 th ribu jiwa
1.094.385 1.108.74
2 1.116.479 1.125.178
1.133.96 3
1.141.09 8
3 Penduduk Usia 65
th ribu jiwa
73.256 70.964
74.281 74.540
74.877 75.173
4 Jumlah Penduduk
ribu jiwa
1.527.433 1.544.35
8 1.559.198 1.572.105
1.584.90 6
1.595.26 7
5 Rasio
Ketergantungan
39,57 39,29
39,65 39,72
39,77 39,80
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
2.4.3.2 Rasio Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tetinggi yang Ditamatkan
Rasio penduduk usia 5 tahun ke atas yang bekerja menurut pendidikan yang ditamatkan selama empat tahun terakhir yang paling
dominan adalah lulusan SD ke bawah. Secara keseluruhan sejak Tahun 2010
– 2015 rasio lulusan SD ke bawah, SMP, maupun DIIIIII dan Universitas mengalami penurunan persentase jika dibandingkan dengan
jumlah penduduk, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-116
Tabel 2.82 Rasio Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Persen
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012 2013 2014 2015
1 Sekolah Dasar Ke Bawah
46,47 46,34 46,27 46,20 45,81 49,81 2
Sekolah Menengah Pertama 18,93 18,88 18,85 18,82 18,66 20,29
3 Sekolah Menengah Atas
19,69 19,64 19,61 19,58 19,42 21,11 4
Diploma I II III dan Universitas
8,21 8,18
8,17 8,16
8,09 8,80
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
2.4.3.3 Rasio Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan yang Ditamatkan
Rasio penduduk yang bekerja menurut pendidikan yang ditamatkan selama empat tahun terakhir yang paling dominan adalah agregat lulusan
SDMI dan SMP. Secara keseluruhan sejak Tahun 2010 – 2015 rasio
lulusan SD ke bawah, SMP, SMA maupun DIIIIII dan Universitas mengalami pergerakan yang fluktuatif jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.83 Rasio Penduduk Yang Bekerja Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan
di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Persen
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 SD Ke bawah
20,87 20,61
20,13 14,36
14,36 14,36
2 SMP
21,27 21,44
25,54 22,63
22,63 22,63
3 SMA
33,20 32,44
32,11 36,55
36,55 36,55
4 D.I D.II D.III dan
Universitas 24,67
25,52 22,22
26,46 26,46
26,46
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016
2.4.3.4 Rasio Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Distribusi persentase jumlah penduduk kota semarang paling banyak berada di pekerjaan buruh industri yang selam 5 tahun berada di kisaran
25 persen. Dan peringkat kedua dan ketiga terbesar adalah PNS TNI Polri sebesar 13 dan 12 . Untuk pergerakan distribusi persentase
selama tahun 2010 – 2015 cenderung berfluktuatif. Data selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-117
Tabel 2.84 Rasio Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015 Persen
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1 Petani Sendiri
3,86 3,86
3,91 3,92
3,91 3,91
2 Buruh Tani
2,65 2,65
2,69 2,70
2,69 2,69
3 Nelayan
0,39 0,39
0,39 0,39
0,39 0,39
4 Pengusaha
7,79 7,79
7,72 7,73
7,72 7,72
5 Buruh Industri
25,67 25,67
25,65 25,54
25,65 25,65
6 Buruh Bangunan
12,02 12,02
12,02 12,04
12,02 12,02
7 Pedagang
12,58 12,58
12,51 12,53
12,51 12,51
8 Angkutan
3,73 3,73
3,71 3,72
3,71 3,71
9 PNS TNIPolri
13,79 13,79
13,76 13,78
13,76 13,76
10 Pensiunan
5,78 5,78
5,77 5,78
5,77 5,77
11 Lainnya
11,76 11,76
11,87 11,88
11,87 11,87
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang , 2016
Hasil evaluasi dari pelaksanaan program pembangunan daerah dalam RPJMD tahun 2010-2015 masih terdapat sebanyak 3 indikator atau
0,98 dengan capaian kurang baik. Urusan yang capaiannya tergolong kurang baik tersebut yaitu urusan pekerjaan umum, perhubungan,
ketenagakerjaan, pemuda dan olahraga, dan urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,
kepegawaian dan persandian. Dari 3 indikator tersebut, sebanyak 2 indikator dengan status kinerja rendah yaitu 1 Tingkat pengendalian
ruang wilayah strategis dan cepat tumbuh dalam kota, hal ini dikarenakan kondisi keterbatasan pemilikan lahan di dalam kota untuk pengembangan
wilayah; 2 Tingkat kinerja lembaga perwakilan rakyat dalam pelaksanaan fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan, hal ini
disebabkan oleh dinamika perubahan regulasi perundangan dari Pemerintah Pusat yang terlalu berdampak terhadap kebijakan di
pemerintah kota khususnya dalam penyusunan peraturan daerah. Kemudian dari 3 indikator tersebut, 1 indikator dengan status kinerja
sangat rendah yaitu Jumlah LPJU baru yang terpasang, namun jika dilihat dari kondisi saai ini rasio LPJU yang ada sudah memadai di semua wilayah
kecamatan.
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-1
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN
Keuangan daerah merupakan faktor strategis yang turut menentukan
kualitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah,
mengingat kemampuannya
akan mencerminkan
daya dukung
manajemen pemerintahan daerah terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam konteks
pembangunan, penyelenggaraan
fungsi pemerintahan daerah dan pembangunan daerah akan berjalan secara
optimal apabila didukung dengan kemampuan keuangan daerah yang mencukupi kebutuhan pembangunan daerah dan penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Oleh karenanya, dalam rencana pembangunan daerah, analisis pengelolaan keuangan daerah perlu dilakukan untuk
mengetahui gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah
untuk mendanai
atau mendukung
penyelenggaraan pembangunan daerah.
Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah
terhadap jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Untuk memahami tingkat kemampuan keuangan daerah,
maka perlu dicermati kondisi kernja keuangan daerah, baik kinerja keuangan
masa lalu
maupun kebijakan
yang melandasi
pengelolaannya.
3.1 KINERJA KEUANGAN TAHUN 2010 – 2015
Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam
UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, PP Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan keuangan Daerah, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan keuangan Daerah dan secara spesifik pengelolaan keuangan daerah Kota Semarang diatur dalam Perda Kota Semarang
Nomor 11 Tahun 2006 tentang Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2013
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-2
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Berdasarkan ketentuan tersebut, kinerja keuangan pemerintah daerah terkait erat dengan aspek kinerja pelaksanaan APBD dan aspek
kondisi neraca
daerah. Penyusunan
APBD bertujuan
untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang
tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan
anggaran secara baik. Dalam penyusunan APBD, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran yaitu
penyelerasan antara kebijakan policy, perencanaan planning, dengan penganggaran budgeting antara Pemerintah dengan pemerintah
daerah. Kinerja pelaksanaan APBD tidak terlepas dari struktur dan akurasi
belanja belanja langsung dan belanja tidak langsung pendapatan daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan
dan Lain-lain pendapatan yang sah. Sementara itu neraca daerah akan mencerminkan perkembangan dari kondisi asset pemerintah kota
Semarang, kondisi kewajiban pemerintah daerah serta kondisi ekuitas dana yang tersedia.
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD
Struktur APBD Kota Semarang terdiri atas 3 tiga komponen utama yaitu 1 Pendapatan, 2 Belanja, dan 3 Pembiayaan.Masing-
masing komponen memiliki struktur masing-masing sebagai berikut:
A. Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah merupakan hasil akumulasi dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah.
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah: 1 Pajak Daerah, 2 Retribusi Daerah, 3 Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, 4 Lain-lain PAD yang Sah. Sedangkan Pendapatan Transfer Kota Semarang terdiri dari beberapa
komponen diantaranya: 1 Transfer Pemerintah Pusat – Dana
Perimbangan, yang terdiri dari a Dana Bagi Hasil Pajak, b Dana Bagi Hasil Bukan Pajak SDA, c Dana Alokasi Umum, dan d Dana Alokasi
Khusus. 2 Transfer Pemerintah Pusat yang terdiri dari a Dana
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-3
Otonomi Khusus, b Dana Penyesuaian, 3 Transfer Pemerintah Provinsi yang terdiri dari a Pendapatan Bagi Hasil Pajak, b
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya bantuan keuangan propinsi pemda lainnya. Lain-lain Pendapatan yang Sah terdiri dari beberapa
komponen diantaranya 1 Pendapatan Hibah, 2 Pendapatan Dana Darurat, dan 3 Pendapatan Lainnya.
B. Belanja Daerah
Belanja Daerah Kota Semarang merupakan akumulasi dari belanja langsung dan tidak langsung daerah Kota Semarang. Belanja Tidak
Langsung terdiri dari beberapa komponen: a Belanja pegawai, b Belanja bunga, c Belanja Subsidi, d Belanja Hibah, e Belanja
bantuan sosial, f Belanja bagi hasil, g Belanja bantuan keuangan, h Belanja tidak terduga. Sedangkan Belanja Langsung terdiri dari
beberapa komponen diantaranya a Belanja pegawai, b Belanja barang dan jasa dan c Belanja modal.
C. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah Kota Semarang merupakan selisih dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan
Pembiayaan terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah a Sisa Lebih Perhitungan Tahun Anggaran sebelumnya, b Pencairan dana
cadangan, c Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, d Penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah, dan e Penerimaan
kembali pemberian pinjaman. Sedangkan Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah a Pembentukan
dana cadangan, b Penyertaan modal investasi daerah, c Pembayaran pokok utang, d Pembayaran kegiatan lanjutan, dan e Pengeluaran
perhitungan pihak ketiga. Perkembangan APBD Kota Semarang dalam kurun waktu tahun
2010-2015 pada tabel 3.1, mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Di tahun 2010 terlihat bahwa belanja daerah lebih besar dari
pendapatan, sedangkan untuk tahun 2011 hingga 2014 belanja daerah lebih kecil dari pendapatan. Pembiayaan daerah mengalami kondisi
fluktuatif.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-4
Tabel 3.1. Ringkasan APBD Kota Semarang Tahun 2010-2015
KODE REK
URAIAN TAHUN
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1 PENDAPATAN
DAERAH 1.594.662.575.000
1.992.693.893.000 2.278.353.606.000
2.594.562.688.000 2.865.509.578.000 3.263.824.536.000
1.1 Pendapatan Asli
Daerah
314.653.496.600 447.032.951.000
667.883.642.000 778.866.930.000
891.280.705.000 1.107.053.257.000
1.1.1 Pajak Daerah 162.510.000.000
286.576.562.000 501.850.000.000
587.050.000.000 642.700.000.000
783.000.000.000 1.1.2 Retribusi Daerah
83.247.627.000 87.178.314.000
96.899.998.000 104.730.906.000
104.484.420.000 103.340.009.000
1.1.3 Hasil Pengolahan
Kekayaan Daerah Yang dipisahkan
5.338.489.000 6.005.800.000
6.361.379.000 6.872.760.000
7.989.867.000 9.306.898.000
1.1.4 Lain-lain PAD
yang Sah 63.557.380.600
67.272.275.000 62.772.265.000
80.213.264.000 136.106.418.000
211.406.350.000
1.2 Dana
Perimbangan
947.735.972.000 997.281.109.000
1.107.004.326.000 1.219.637.347.000 1.266.631.093.000
1.306.428.964.000 1.2.1
Dana Bagi Hasil Pajak
276.700.000.000 232.621.304.000
97.310.000.000 114.600.538.000
120.850.000.000 125.281.000.000
Dana bagi Hasil Bukan Pajak
557.500.000 557.500.000
557.500.000 1.057.500.000
2.059.000.000 2.200.000.000
1.2.2 Dana Alokasi
Umum 640.186.272.000
715.700.805.000 936.865.926.000
1.054.002.569.000 1.104.739.473.000
1.126.847.634.000 1.2.3
Dana Alokasi Khusus
30.292.200.000 48.401.500.000
72.270.900.000 49.976.740.000
38.982.620.000 52.100.330.000
1.3 Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah
332.273.106.400 548.379.833.000
503.465.638.000 596.058.411.000
707.597.780.000 850.342.315.000
1.3.1 Hibah -
- -
- -
- 1.3.2 Dana Darurat
- -
- -
- -
1.3.3 Dana Bagi Hasil
Pajak dari Propinsi atau
KabupatenKota 149.904.264.000
221.149.709.000 222.401.850.000
244.901.850.000 345.255.000.000
392.158.000.000
1.3.4 Dana Penguatan
Desentralisasi Fiskal
Percepatan -
238.671.449.000 191.552.502.000
266.894.650.000 283.917.499.000
355.298.952.000
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-5
KODE REK
URAIAN TAHUN
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Pembangunan Daerah
1.3.5 Bantuan
Keuangan dari propinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
182.368.842.400 88.558.675.000
89.511.286.000 84.261.911.000
78.425.281.000 82.155.340.000
1.3.6 Dana Insentif
Daerah -
- -
20.730.023.000
2 BELANJA
DAERAH 1.898.877.510.618
2.260.097.665.000 2.418.386.486.000
3.184.087.019.000 3.727.961.283.850 4.358.328.271.526
2.1 Belanja Tidak
Langsung
1.056.178.207.618 1.193.449.007.000
1.192.089.486.000 1.329.550.219.000 1.350.905.524.850
1.683.530.502.900 2.1.1
Belanja Pegawai 905.852.577.618
1.023.178.319.000 1.122.536.681.000
1.261.572.130.000 1.271.120.556.150
1.508.021.694.600 2.1.2 Belanja Bunga
1.080.000.000 1.080.000.000
7.728.937.000 1.000.000.000
250.000.000 -
2.1.3 Belanja Subsidi -
- -
- -
- 2.1.4
Belanja Hibah 36.155.450.000
52.120.625.000 38.822.367.000
43.719.559.000 57.956.904.850
80.633.775.000 2.1.5
Belanja Bantuan Sosial
110.801.612.000 114.781.495.000
18.964.745.000 4.006.400.000
7.794.905.000 4.875.000.000
2.1.6 Belanja Bagi Hasil -
- -
- -
- 2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan
788.568.000 788.568.000
788.567.000 788.567.000
870.105.000 984.262.000
2.1.8 Belanja Tidak
Terduga 1.500.000.000
1.500.000.000 3.248.189.000
18.463.563.000 22.461.480.000
89.015.771.300
2.2 Belanja Langsung
842.699.303.000 1.066.648.658.000
1.226.297.000.000 1.854.536.800.000 2.377.055.759.000
2.674.797.768.626
2.2.1 Belanja Pegawai 113.076.690.036
142.332.362.493 155.162.265.834
172.175.946.224 137.673.630.082
159.188.977.295 2.2.2
Belanja Barang dan Jasa
423.396.196.962 511.950.960.112
521.907.006.751 632.619.454.779
928.942.801.796 1.166.259.301.809
2.2.3 Belanja Modal 306.226.416.002
412.365.335.395 549.227.727.415
1.049.741.398.997 1.310.439.327.122
990.118.124.350
3 PEMBIAYAAN
DAERAH NETTO 304.214.935.618
267.403.772.000 140.032.880.000
589.524.331.000 872.000.132.000
1.094.503.735.526 3.1 PENERIMAAN
PEMBIAYAAN 313.114.935.618
272.303.772.000 207.718.808.732
635.424.331.000 920.179.046.000
1.136.190.735.526
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-6
KODE REK
URAIAN TAHUN
2010 2011
2012 2013
2014 2015
3.1.1 Pengunaan SILPA 313.114.935.618
195.198.552.000 207.718.808.732
635.424.331.000 912.721.021.842
1.073.208.844.976 3.1.2
Pencairan Dana Cadangan
- -
- -
7.458.024.158 62.981.890.550
3.1.3 Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
- -
- -
- -
3.1.4 Penerimaan
Pinjaman Daerah -
- -
- -
- 3.1.5
Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman Daerah
- 77.105.220.000
- -
- -
3.2 PENGELUARAN
PEMBIAYAAN 8.900.000.000
4.900.000.000 67.685.928.732
45.900.000.000 48.178.914.000
41.686.000.000
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan
- -
30.000.000.000 15.000.000.000
25.439.914.000 3.2.2
Penyertaan Modal Pemerintah
Daerah 7.000.000.000
3.000.000.000 35.000.000.000
29.000.000.000 20.839.000.000
41.686.000.000 3.2.3
Pembayaran Pokok Hutang
1.900.000.000 1.900.000.000
1.900.000.000 1.900.000.000
1.900.000.000 1.000.000
3.2.4 Pemberian
Pinjaman Daerah -
- -
- -
- 3.2.5
Pengembalian sisa dana DPPID
- -
785.928.732 -
- -
101 Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran Tahun
Berkenaan SILPA
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-7
Tabel 3.2. Ringkasan Realisasi APBD Kota Semarang Tahun 2010-2015
KODE REK
URAIAN TAHUN
Rata2 Kenaikan
Realisasi 2010
2011 2012
2013 2014
2015 1
PENDAPATAN DAERAH
1.623.567.254.798 2.053.919.562.042
2.533.676.148.800 2.796.570.726.860
3.166.016.041.565 3.390.172.448.717
16,11 1.1
Pendapatan Asli Daerah
327.992.258.750 521.538.058.477
779.616.535.594 925.919.310.506
1.138.367.228.493 1.244.594.020.738
31,91
1.1.1 Pajak Daerah 177.680.372.947
360.084.128.238 597.519.522.248
683.708.489.950 791.509.586.089
816.208.853.784 40,38
1.1.2 Retribusi
Daerah 80.559.886.995
84.487.321.935 84.877.260.948
102.785.108.993 110.491.080.293
89.728.179.483 3,03
1.1.3 Hasil
Pengolahan Kekayaan
Daerah Yang dipisahkan
6.210.426.962 5.981.529.358
6.777.319.253 7.650.778.888
8.036.099.560 10.530.576.700
11,72
1.1.4 Lain-lain PAD
yang Sah 63.541.571.846
70.985.078.946 90.442.433.144
131.774.932.675 228.330.462.551
328.126.410.771 40,36
1.2 Dana
Perimbangan
967.153.006.791 969.374.571.789
1.167.239.525.118 1.191.097.523.757
1.274.767.390.279 1.270.371.271.674
5,87 1.2.1
Dana Bagi Hasil Pajak
295.955.494.744 204.199.594.973
156.564.967.132 120.223.608.244
137.759.893.153 95.124.155.500
-18,78 Dana bagi Hasil
Bukan Pajak 719.040.047
1.072.671.816 1.537.731.986
1.878.324.513 3.031.059.126
1.738.332.174 26,68
1.2.2 Dana Alokasi
Umum 640.186.272.000
715.700.805.000 936.865.926.000
1.054.002.569.000 1.104.739.473.000
1.126.847.634.000 12,40
1.2.3 Dana Alokasi
Khusus 30.292.200.000
48.401.500.000 72.270.900.000
14.993.022.000 29.236.965.000
46.661.150.000 36,89
1.3 Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang
Sah
328.421.989.257 563.006.931.776
586.820.088.088 679.553.892.597
752.881.422.793 875.207.156.305
23,70
1.3.1 Hibah -
- -
- -
- -
1.3.2 Dana Darurat -
- -
- -
- -
1.3.3 Dana Bagi Hasil
Pajak dari Propinsi atau
Kabupaten Kota
152.436.681.857 234.691.238.426
309.030.650.088 266.894.650.000
399.557.971.017 432.645.344.655
26,00
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-8
KODE REK
URAIAN TAHUN
Rata2 Kenaikan
Realisasi 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1.3.4 Dana Penguatan
Desentralisasi Fiskal
Percepatan Pembangunan
Daerah -
239.992.018.350 191.552.502.000
329.977.231.976 283.917.499.000
355.298.952.000 32,76
1.3.5 Bantuan
Keuangan dari propinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
175.985.307.400 88.323.675.000
86.236.936.000 82.682.010.621
69.405.952.776 82.155.340.000
-10,80
1.3.6 Dana Insentif
Daerah -
- -
5.107.519.650
2 BELANJA
DAERAH 1.732.662.151.376
2.036.582.638.750 2.053.334.797.225
2.473.490.609.437 2.957.432.639.078
3.018.858.152.493 12,09
2.1 Belanja Tidak
Langsung
1.014.661.219.765 1.143.176.142.944
1.125.140.641.858 1.189.315.029.305
1.294.686.029.499 1.361.662.523.163
6,16
2.1.1 Belanja Pegawai 874.593.479.502
986.366.107.310 1.085.345.253.318
1.142.988.541.942 1.171.769.031.216
1.323.678.903.513 8,72
2.1.2 Belanja Bunga 1.080.000.000
764.141.700 723.905.100
378.295.400 250.000.000
- -43,23
2.1.3 Belanja Subsidi -
- -
- -
- 0,00
2.1.4 Belanja Hibah 32.681.440.321
50.113.503.179 30.708.338.580
41.621.315.866 113.718.345.363
34.097.478.825 30,67
2.1.5 Belanja
Bantuan Sosial 105.517.732.817
104.553.067.830 7.485.436.900
2.731.600.000 6.301.500.000
1.998.500.000 -18,97
2.1.6 Belanja Bagi
Hasil -
- -
- -
- 0,00
2.1.7 Belanja
Bantuan Keuangan
788.567.125 788.567.125
788.567.000 788.567.000
870.104.900 865.658.275
1,97 2.1.8
Belanja Tidak Terduga
- 590.755.800
89.140.960 806.709.097
1.777.048.020 1.021.982.550
199,47
2.2 Belanja
Langsung
718.000.931.611 893.406.495.806
928.194.155.367 1.284.175.580.132
1.662.746.609.579 1.657.195.629.330
19,16
2.2.1 Belanja Pegawai 102.476.916.441
125.947.959.518 129.902.913.654
147.891.489.190 135.165.891.359
133.048.408.412 5,94
2.2.2 Belanja Barang
dan Jasa 399.034.924.073
461.754.142.715 446.437.459.464
545.272.678.680 727.399.487.313
838.106.540.994 16,63
2.2.3 Belanja Modal 216.489.091.097
305.704.393.573 351.853.782.249
591.011.412.262 800.181.230.907
686.040.679.924 29,08
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-9
KODE REK
URAIAN TAHUN
Rata2 Kenaikan
Realisasi 2010
2011 2012
2013 2014
2015 3
PEMBIAYAAN DAERAH
NETTO = 3.1 - 3.2
304.293.447.418 190.381.885.440
155.116.218.198 589.640.904.421
864.625.442.489 1.031.521.970.234
58,02 3.1
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
313.114.935.618 195.198.550.840
207.718.808.732 635.457.569.774
912.721.021.842 1.073.208.844.976
47,18 3.1.1
Pengunaan SILPA
313.114.935.618 195.198.550.840
207.718.808.732 635.457.569.772
912.721.021.842 1.073.208.844.976
47,18 3.1.2
Pencairan Dana Cadangan
- -
- -
- -
3.1.3 Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan -
- -
- -
- -
3.1.4 Penerimaan
Pinjaman Daerah
- -
- -
- -
-
3.1.5 Penerimaan
Kembali Pemberian
Pinjaman Daerah
- -
- -
- -
-
3.2 PENGELUARAN
PEMBIAYAAN 8.821.488.200
4.816.665.400 52.602.590.534
45.816.665.353 48.095.579.353
41.686.874.742 185,09
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan
- -
30.000.000.000 15.000.000.000
25.439.914.000 3.2.2
Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah
7.000.000.000 3.000.000.000
20.000.000.000 29.000.000.000
20.839.000.000 41.686.000.000
125,28 3.2.3
Pembayaran Pokok Hutang
1.821.488.200 1.816.665.400
1.816.665.500 1.816.665.353
1.816.665.353 874.742
-20,04 3.2.4
Pemberian Pinjaman
Daerah -
- -
- -
- -
3.2.5 Pengembalian
sisa dana DPPID -
- 785.925.034
- -
- -
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-10
KODE REK
URAIAN TAHUN
Rata2 Kenaikan
Realisasi 2010
2011 2012
2013 2014
2015
101 Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran Tahun
Berkenaan SILPA
195.198.550.840 207.718.808.732
635.457.569.773 912.721.021.845
1.073.208.844.977 1.402.836.266.458
Catatan : Data 2015 LKPJ 2016 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 diolah, 2015
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-11
3.1.1.1 Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah
Kota Semarang
mengalami tren
peningkatan tiap tahunnya, rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah Kota Semarang Tahun 2010 sampai dengan
tahun 2015 sebesar 16,11. Pertumbuhan pada masing-masing pos penerimaan pendapatan mengalami pertumbuhan yang positif, PAD
mengalami pertumbuhan
rata-rata sebesar
31,91, Dana
Perimbangan Daerah Kota Semarang mengalami pertumbuhan rata- rata sebesar 5,87, dan Pendapatan Daerah yang berasal dari Lain-
lain Pendapatan Daerah Yang Sah mengalami pertumbuhan rata- rata sebesar 23,70.
Dilihat dari pertumbuhan Penerimaan PAD 5 lima tahun terakhir 2010-2015 mengalami pertumbuhan sebesar 31,91 per
tahun atau melebih target yang ditetapkan dalam RPJMD 2010-2015 yakni sebesar 12,5 pertahun. Peningkatan ini terjadi disebabkan
oleh kebijakan pemerintah pusat berkaitan Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB dan penambahan dari Pajak
Bumi dan Bangunan PBB yang semula berada di pos Dana Perimbangan bergeser ke Pos Pendapatan Asli Daerah PAD yang
dimulai tahun 2011, sehingga Pendapatan Asli Daerah pada Pos Pajak Daerah mengalami kenaikan yang sangat signifikan.
Dari kontribusi penerimaan PAD terhadap APBD secara total selama kurun waktu 5 lima tahun terakhir mengalami peningkatan
dari tahun 2010 sebesar 20,20 menjadi 36,53 pada tahun 2015, hal ini menunjukan ketergantungan Pemerintah Kota Semarang
terhadap Dana Perimbangan dan Pendapatan lain yang sah semakin menurun.
Hasil perhitungan
kontribusi realisasi
masing-masing komponen pendapatan daerah terhadap total pendapatan daerah
menunjukan bahwa
Dana Perimbangan
memiliki rata-rata
pertumbuhan terendah yakni hanya 5,87. Sementara itu rata-rata pertumbuhan PAD sebesar 31,91 tanpa mengurangi komponen
PBB-BPHTB sedangkan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar 23,70.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-12
Jika dirinci per sub komponen, gambar 3.1 menyajikan tentang kontribusi masing-masing sub komponen pendapatan daerah dirinci
per sub komponen.
Sumber: DPKAD Kota Semarang diolah, 2015
Gambar 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan Daerah 2010-2015 Dilihat Dari
Masing-masing Komponen
Untuk Pendapatan Asli Daerah, kontribusi terbesar diberikan dari Pajak Daerah dengan persentase kontribusi rata-rata sebesar
51. Disusul oleh Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dengan kontribusi sebesar 32. Hal ini dikarenakan pada tahun
2011 ada penambahan kontribusi Pajak Daerah dari Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB dan di tahun
2012 ada penambahan dari Pajak Bumi dan Bangunan PBB. Penambahan menyebabkan anomali pertumbuhan di tahun 2011
dan 2012. Apabila disandingkan, analisa perbandingan Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut :
RATA-RATA RATA-RATA
RATA-RATA
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-13
Gambar 3.2 Persandingan Rata-rata Pertumbuhan PAD 2010-2015 Dengan Dan
Tanpa Komponen PBB BPHTB
Pendapatan pajak daerah terbesar berasal dari pengelolaan BPHTB dan PBB Pedesaan Dan Perkotaan ternyata memiliki
kontribusi yang cukup signifikan. Di tahun 2014, perolehan pendapatan pajak daerah dari BPHTB meningkat 64,7 di tahun
2014 dari realisasi tahun 2011. Sementara itu, PBB Pedesaan dan Perkotaan meningkat 60,5 di tahun 2014 dari realisasi tahun 2011.
Jika dilakukan perbandingan antara realisasi dengan target pendapatan, realisasi anggaran pendapatan daerah Kota Semarang
telah melampaui target yang telah ditetapkan dimana antara tahun 2010-2015
rata-rata realisasi
mencapai 106,37.
Realisasi pendapatan tertinggi dicapai di tahun 2012 dengan persentase
realisasi mencapai 111,21. Persentase realisasi terendah dicapai di tahun 2010 sebesar 101,81.
Tabel 3.3. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Pendapatan Daerah APBD-P
Realisasi Pendapatan Daerah
Kelebihan Kekurangan
2010 1.378.069.725.000
1.594.662.575.000 1.623.567.254.798 101,81
28.904.679.798 2011
1.713.581.233.923 1.992.693.893.000
2.053.919.562.042 103,07 61.225.669.042
2012 1.928.691.520.339
2.278.353.606.000 2.533.676.148.800 111,21
255.322.542.800 2013
2.107.776.916.723 2.594.562.688.000
2.796.570.726.860 107,79 202.008.038.860
2014 2.304.734.720.409
2.865.509.578.000 3.166.016.041.565 110,49
300.506.463.565 2015
2.552.029.032.166 3.263.824.536.000
3.390.172.448.717 103,87 126.347.912.717
Total 11.984.883.148.560 14.589.606.876.000 15.563.922.182.783 106,37 974.315.306.783
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-14
Jika dirinci per masing-masing komponen, maka target dan realisasi masing-masing komponen pendapatan daerah adalah
sebagai berikut: a
Pendapatan Asli Daerah
Selama periode Tahun Anggaran 2010-2015, total target anggaran PAD berdasarkan RPJMD 2010-2015 sebesar Rp
3.762.916.462.555.- dan
APBD-P 2010-2015
sebesar Rp
4.206.770.981.600,-. Realisasinya lebih besar dari target yakni sebanyak Rp. 4.938.027.412.559,-atau sebanyak 116,11. Realisasi
anggaran PAD tertinggi terjadi di tahun 2014 dengan angka realisasi 127,72 dan terendah adalah realisasi di tahun 2010 yang hanya
104,24.
Tabel 3.4. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
PAD APBD-P Realisasi PAD
Kelebihan Kekurangan
2010 294.383.726.298
314.653.496.600 327.992.258.750 104,24
13.338.762.150 2011
427.311.654.923 447.032.951.000
521.538.058.477 116,67 74.505.107.477
2012 631.317.018.562
667.883.642.000 779.616.535.594 116,73
111.732.893.594 2013
711.276.812.452 778.866.930.000
925.919.310.506 118,88 147.052.380.506
2014 799.162.912.447
891.280.705.000 1.138.367.228.493 127,72
247.086.523.493 2015
899.464.337.873 1.107.053.257.000
1.244.594.020.738 112,42 137.540.763.738
Total 3.762.916.462.555 4.206.770.981.600 4.938.027.412.559 116,11 731.256.430.959
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Pajak daerah merupakan kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang dari orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak Daerah memiliki beberapa jenis, yaitu:
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Pengambilan Bahan Galian C
7. Pajak Parkir
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-15
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak sarang Burung Walet
10. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB 11. PBB Pedesaan dan Perkotaan
Gambar 3.3 Realisasi Pajak Daerah Tahun 2010-2015
Jika dilihat dari kondisinya, Pertumbuhan Pajak Daerah cenderung sama dengan pertumbuhan PAD secara total.Dalam
kurun waktu 5 tahun, Pajak Daerah Kota Semarang tumbuh rata- rata 40,38 dimana kenaikan tertinggi terjadi antara tahun 2011
dan 2012 pada saat Pemerintah Kota mendapat limpahan Pendaerahan Pajak Pusat yaitu PBB dan BPHTB. Pajak daerah
dipengaruhi oleh gejolak perekonomian dimana melemahnya aktivitas perekonomian akan berpengaruh signifikan pada kondisi
pajak daerah. Di Kota Semarang, jenis pajak daerah berupa BPHTB baru masuk kedalam komponen pajak daerah pada tahun 2011 dan
jenis pajak daerah PBB masuk kedalam komponen pajak daerah pada
tahun 2012
sehingga berpengaruh
terhadap kondisi
keseluruhan pajak daerah. Di sisi lain kondisi perbandingan Pajak Daerah yang sejalan dengan PAD juga mengindikasikan bahwa pajak
daerah memiliki kontribusi cukup signifikan bagi PAD sehingga turut mempengaruhi pola pergerakan tren pendapatan daerah.
Pajak Daerah Kota Semarang, pada tahun 2010 hingga 2015 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 116,32.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-16
Tabel 3.5. Target dan Realisasi Pajak Daerah Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Pajak Daerah APBD-P
Realisasi Pajak Daerah
Kelebihan Kekurangan
2010 155.760.000.000
162.510.000.000 177.680.372.947 109,34
15.170.372.947 2011
275.562.250.000 286.576.562.000
360.084.128.238 125,65 73.507.566.238
2012 460.007.531.250
501.850.000.000 597.519.522.248 119,06
95.669.522.248 2013
517.508.472.656 587.050.000.000
683.708.489.950 116,47 96.658.489.950
2014 582.197.031.738
642.700.000.000 791.509.586.089 123,15
148.809.586.089 2015
654.971.660.706 783.000.000.000
816.208.853.784 104,24 33.208.853.784
Total 2.646.006.946.350 2.963.686.562.000 3.426.710.953.256 116,32 463.024.391.256
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Komponen lain dari PAD adalah retribusi daerah. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan. Dalam kurun waktu tahun 2010-2015 retribusi daerah mengalami pertumbuhan rata-rata 3,03. Pertumbuhan Retribusi
Daerah cenderung tidak sejalan dengan pola pertumbuhan PAD, dikarenakan PAD yang bersumber dari Retribusi Daerah lebih
banyak dipengaruhi
olehfaktor intern
mencakup komitmen
Pemerintah Daerah dalam melaksanakan aturan pemungutan Retribusi Daerah dan juga kepatuhan masyarakat untuk membayar
Retribusi Daerah. Realisasi retribusi daerah tahun 2010 sampai 2015 mengalami
realisasi sebesar 95,33. Realisasi terendah ada di tahun 2015 dengan persentase realisasi 86,83.
Tabel 3.6. Target dan Realisasi Retribusi Daerah Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Retribusi Daerah APBD-P
Realisasi Retribusi Daerah
Kelebihan Kekurangan
2010 82.057.313.000
83.247.627.000 80.559.886.995
96,77 2.687.740.005
2011 84.253.796.954
87.178.314.000 84.487.321.935
96,91 2.690.992.065
2012 94.785.521.573
96.899.998.000 84.877.260.948
87,59 12.022.737.052
2013 106.633.711.769
104.730.906.000 102.785.108.993
98,14 1.945.797.007
2014 119.962.925.740
104.484.420.000 110.491.080.293 105,75
6.006.660.293 2015
134.958.291.458 103.340.009.000
89.728.179.483 86,83
13.611.829.517
Total 622.651.560.494 579.881.274.000 552.928.838.647 95,33 26.952.435.353
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-17
Komponen lain dari PAD adalah Hasil pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan. Dalam kurun waktu tahun 2010-2015 hasil
pengelolaan kekayaan
daerah yang
dipisahkan mengalami
pertumbuhan rata-rata 11,72. Jika dilihat dari kondisinya, realisasi PAD dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan berjalan kurang seimbang. Ini dikarenakan laba yang diperoleh BUMD belum sejalan dengan perusahaan pada umumnya.
Kondisi target dan realisasi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan selama tahun 2010 hingga 2015 mengalami rata-
rata realisasi 107,91 per tahun, dimana realisasi tertinggi ada di tahun 2010 sebesar 116,33 dan realisasi terendah ada di tahun
2011 sebesar 99,60.
Tabel 3.7. Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target
Anggaran Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah APBD-
P Realisasi Hasil
Pengelolaan Kekayaan
Daerah Kelebihan
Kekurangan
2010 5.338.489.338
5.338.489.000 6.210.426.962 116,33
871.937.962 2011
6.005.800.505 6.005.800.000
5.981.529.358 99,60
24.270.642 2012
7.974.557.342 6.361.379.000
6.777.319.253 106,54 415.940.253
2013 10.016.543.579
6.872.760.000 7.650.778.888 111,32
778.018.888 2014
10.245.109.967 7.989.867.000
8.036.099.560 100,58 46.232.560
2015 11.931.810.081
9.306.898.000 10.530.576.700 113,15 1.223.678.700
Total 51.512.310.812 41.875.193.000 45.186.730.721 107,91 3.311.537.721
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Komponen PAD yang terakhir adalah Lain-Lain PAD yang Sah. kondisi realisasi Lain-Lain PAD yang Sah tahun 2010 sampai dengan
tahun 2015 realisasinya mencapai 139,47 per tahun. Realisasi terendah di tahun 2010 yang hanya sebesar 99,98 dan yang
tertinggi di tahun 2015 dengan realisasi sebesar 167,76.
Tabel 3.8. Target dan Realisasi Lain-Lain PAD yang Sah Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Lain-Lain PAD yang Sah APBD-P
Realisasi Lain- Lain PAD yang
Sah Kelebihan
Kekurangan
2010 51.227.923.960
63.557.380.600 63.541.571.846
99,98 15.808.754
2011 61.489.807.464
67.272.275.000 70.985.078.946 105,52
3.712.803.946
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-18
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Lain-Lain PAD yang Sah APBD-P
Realisasi Lain- Lain PAD yang
Sah Kelebihan
Kekurangan
2012 68.549.408.397
62.772.265.000 90.442.433.144 144,08
27.670.168.144 2013
77.118.084.447 80.213.264.000
131.774.932.675 164,28 51.561.668.675
2014 86.757.845.002
136.106.418.000 228.330.462.551 167,76
92.224.044.551 2015
97.602.575.628 211.406.350.000
328.126.410.771 155,21 116.720.060.771
Total 442.745.644.898
621.327.952.600 913.200.889.933 139,47 291.872.937.333
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
b Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk
mendanai kebutuhan
Daerah dalam
rangka pelaksanaan
Desentralisasi, terdiri atas dana Bagi Hasil; dana Alokasi Umum; dan dana Alokasi Khusus. DAU dan DBH jenis transfer dana dari
Pemerintah Pusat kepada daerah yang bersifat block grant bantuan umum sedangkan DAK adalah jenis transfer dana dari Pemerintah
kepada daerah yang bersifat specific grant bantuan spesifik.
Selama periode Tahun Anggaran 2010-2015, total target anggaran
Dana Perimbangan
RPJMD sebesar
Rp. 6.168.647.439.234,. Realisasi sebesar Rp. 6.840.003.289.408,- atau
terealisasi sebesar 100,04. Realisasi terbesar terjadi tahun 2012 yang realisasinya mencapai 105,44, dan yang paling rendah pada
tahun 2011 yakni sebesar 97,20.
Tabel 3.9. Target dan Realisasi Dana Perimbangan
Kota Semarang 2010-2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Dana Perimbangan APBD-P
Realisasi Dana Perimbangan
Kelebihan Kekurangan
2010 890.476.695.702
947.735.972.000 967.153.006.791 102,05
19.417.034.791 2011
953.040.271.000 997.281.109.000
969.374.571.789 97,20 27.906.537.211
2012 933.035.963.700
1.107.004.326.000 1.167.239.525.118 105,44
60.235.199.118 2013
1.026.313.892.070 1.219.637.347.000
1.191.097.523.757 97,66 28.539.823.243
2014 1.127.716.714.077
1.266.631.093.000 1.274.767.390.279 100,64
8.136.297.279 2015
1.238.063.902.685 1.306.428.964.000
1.270.371.271.674 97,24 36.057.692.326
Total 6.168.647.439.234 6.844.718.811.000 6.840.003.289.408 100,04 4.715.521.592
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Dana Perimbangan tahun 2010 hingga tahun 2015 tumbuh rata-rata sebesar 5,87 per tahun, dengan kontribusi terbesar dari
Dana Alokasi Umum dengan peningkatan rata-rata sebesar 12,40 per tahun. Besarnya Dana Perimbangan yang diterima, ditentukan
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-19
oleh Pemerintah setiap tahunnya dengan memperhitungkan potensi objek pendapatan yang belum tergali.
Komponen pertama dari Dana Perimbangan adalah Dana Bagi Hasil Pajak, selama tahun 2010 sampai dengan 2015 Dana Bagi
Hasil Pajak terealisasi sebesar 108,41 dimana realisasi terbesar di tahun 2012 yakni sebesar 160,89 dan realisasi terendah di tahun
2015 yang hanya sebesar 75,93. Ini dikarenakan beberapa jenis Bagi Hasil Pajak seperti Bagi Hasil Pajak PBB dan Bagi Hasil Pajak
PPh OPDN dan Pasal 21 nilainya dibawah target anggaran sebelumnya.
Tabel 3.10. Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Dana Bagi Hasil Pajak
Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak
Kelebihan Kekurangan
APBD-P
2010 219.440.723.702
276.700.000.000 295.955.494.744 106,96
19.255.494.744 2011
188.121.304.000 232.621.304.000
204.199.594.973 87,78 28.421.709.027
2012 96.521.000.000
97.310.000.000 156.564.967.132 160,89
59.254.967.132 2013
111.043.332.000 114.600.538.000
120.223.608.244 104,91 5.623.070.244
2014 125.814.998.000
120.850.000.000 137.759.893.153 113,99
16.909.893.153 2015
140.867.915.000 125.281.000.000
95.124.155.500 75,93 30.156.844.500
Total 881.809.272.702
967.362.842.000 1.009.827.713.746 108,41 42.464.871.746
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Komponen Dana Perimbangan kedua adalah Dana Bagi Hasil Bukan Pajak atau SDA, realisasi Dana Bagi Hasil SDA dalam kurun
waktu 2010 sampai 2015 sebesar 166,84 dimana realisasi terendah di tahun 2015 sebesar 79,02 dan realisasi terbesar di
tahun 2012 sebesar 275,83. Ini dikarenakan realisasi dari jenis Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi nilainya cukup tinggi melebihi target
anggaran sebelumnya.
Tabel 3.11. Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil SDA Tahun 2010
– 2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target
Anggaran Dana Bagi
Hasil SDA Realisasi Dana
Bagi Hasil SDA
Kelebihan Kekurangan
APBD-P
2010 557.500.000
557.500.000 719.040.047 128,98
161.540.047 2011
557.500.000 557.500.000 1.072.671.816 192,41
515.171.816 2012
557.500.000 557.500.000 1.537.731.986 275,83
980.231.986
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-20
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target
Anggaran Dana Bagi
Hasil SDA Realisasi Dana
Bagi Hasil SDA
Kelebihan Kekurangan
APBD-P
2013 557.500.000 1.057.500.000 1.878.324.513 177,62
820.824.513 2014
557.500.000 2.059.000.000 3.031.059.126 147,21 972.059.126
2015 557.500.000 2.200.000.000 1.738.332.174
79,02 461.667.826
Total 3.345.000.000 6.989.000.000 9.977.159.662 166,84 2.988.159.662
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Komponen Dana Perimbangan selanjutnya adalah Dana Alokasi Umum, realisasi DAU dalam kurun waktu tahun 2010
sampai dengan tahun 2015 sebesar 100 terhadap APBD-P. Alokasi pendapatan daerah yang bersumber dari dana Perimbangan yang
diterima oleh Daerah, diatur dalam UU Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah.
DAU diberikan berdasarkan celah fiskalkeuangan dan alokasi dasar. Celah fiskalkeuangan merupakan kebutuhan daerah yang
dikurangi dengan kapasitas fiskalkeuangan daerah. Kebutuhan daerah merupakan variabel-variabel yang ditetapkan Undang-
Undang antara lain penduduk, luas wilayah,penduduk miskin dan indeks harga, perhitungan kapasitas keuangan didasarkan atas PAD
dan Dana Bagi Hasil yang diterima daerah, sedangkan alokasi dasar merupakan pemenuhan gaji PNS.
Tabel 3.12. Target dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Dana Alokasi Umum
Realisasi Dana Alokasi Umum
Kelebihan Kekurangan
APBD-P
2010 640.186.272.000
640.186.272.000 640.186.272.000 100,00
2011 715.959.967.000
715.700.805.000 715.700.805.000 100,00
2012 787.555.963.700
936.865.926.000 936.865.926.000 100,00
2013 866.311.560.070 1.054.002.569.000 1.054.002.569.000 100,00
2014 952.942.716.077 1.104.739.473.000 1.104.739.473.000 100,00
2015 1.048.236.987.685 1.126.847.634.000 1.126.847.634.000 100,00
Total 5.011.193.466.532 5.578.342.679.000 5.578.342.679.000 100,00
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-21
Komponen Dana Perimbangan selanjutnya adalah Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan usulan kegiatan dari daerah ke
Pemerintah Pusat sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah. Realisasi Dana Alokasi Khusus tahun 2010 sampai dengan tahun
2015 sebesar 82,43. Realisasi tahun 2010-2012 mencapai target 100, dan
realisasi terendah pada tahun 2013 yang tercatat sebesar 30,00.
Tabel 3.13. Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Dana Alokasi Khusus
Realisasi Dana Alokasi Khusus
Kelebihan Kekurangan
APBD-P
2010 30.292.200.000
30.292.200.000 30.292.200.000 100,00
2011 48.401.500.000
48.401.500.000 48.401.500.000 100,00
2012 48.401.500.000
72.270.900.000 72.270.900.000 100,00
2013 48.401.500.000
49.976.740.000 14.993.022.000
30,00 34.983.718.000
2014 48.401.500.000
38.982.620.000 29.236.965.000
75,00 9.745.655.000
2015 48.401.500.000
52.100.330.000 46.661.150.000
89,56 5.439.180.000
Total 272.299.700.000 292.024.290.000 241.855.737.000
82,43 50.168.553.000
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
c Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Selama periode Tahun Anggaran 2010-2015, total target anggaran Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah berdasarkan
RPMD Kota
Semarang Tahun
2010-2015 sebesar
Rp 2.023.319.246.772,- dengan realisasi sebesar Rp3.785.891.480.816,-
atau sebesar 185,07. Realisasi anggaran dibandingkan target anggaran terbesar terjadi tahun 2015 mencapai 227,62 dan
terendah tahun 2012 sebesar 168,95.
Tabel 3.14. Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Lain-Lain Pendapatan Daerah
yang Sah APBD-P Realisasi Lain-Lain
Pendapatan Daerah yang Sah
Kelebihan Kekurangan
2010 193.209.303.000
332.273.106.400 328.421.989.257
169,98 135.212.686.257
2011 333.229.308.000
548.379.833.000 563.006.931.776
168,95 229.777.623.776
2012 364.338.538.077
503.465.638.000 586.820.088.088
161,06 222.481.550.011
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-22
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Lain-Lain Pendapatan Daerah
yang Sah APBD-P Realisasi Lain-Lain
Pendapatan Daerah yang Sah
Kelebihan Kekurangan
2013 370.186.212.202
596.058.411.000 679.553.892.597
183,57 309.367.680.395
2014 377.855.093.884
707.597.780.000 752.881.422.793
199,25 375.026.328.909
2015 384.500.791.609
850.342.315.000 875.207.156.305
227,62 490.706.364.696
Total 2.023.319.246.772 3.538.117.083.400 3.785.891.480.816 185,07 1.762.572.234.044
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Lain-Lain Pendapatan daerah yang Sah di Kota Semarang bersumber dari beberapa komponen, yaitu Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemda lainnya dan Dana Insentif
Daerah. Kontribusi Lain-Lain Pendapatan daerah yang sah terbesar berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya yang pertumbuhan rata-rata sebesar 26,00 per tahun.
3.1.1.2 Belanja Daerah
Belanja daerah dikelompokkan menjadi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Kelompok belanja tidak langsung
merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Sedangkan kelompok
belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja
tidak langsung terdiri dari Belanja Pegawai; Belanja Hibah dan Bantuan Sosial; Belanja Bantuan Keuangan; dan Belanja Tidak
Terduga. Sementara itu belanja langsung terdiri dari belanja pegawai; belanja barang dan jasa; dan belanja modal.
Realisasi Belanja Daerah selama periode tahun 2010-2015 dibandingkan dengan target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-
2015 rata-rata sebesar 95,31 per tahun, dengan persentase realisasi belanja terbesar ada pada tahun 2014 yakni sebesar
110,70 dan terendah sebesar 85,41 di tahun 2011.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-23
Tabel 3.15. Target dan Realisasi Belanja Daerah Kota Semarang
Tahun 2010 – 2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Belanja Daerah APBD-P
Realisasi Belanja Daerah
Kelebihan Kekurangan
2010 2.018.318.000.000
1.898.877.510.518 1.732.662.151.376,00 85,85
285.655.848.624 2011
2.384.487.000.000 2.260.097.665.000 2.036.582.638.750,00
85,41 347.904.361.250
2012 2.371.171.000.000
2.418.386.486.000 2.053.334.797.225,00 86,60
317.836.202.775 2013
2.499.014.000.000 3.184.087.019.000 2.473.490.609.437,00
98,98 25.523.390.563
2014 2.671.467.000.000
3.737.509.710.000 2.957.435.259.381,00 110,70 285.968.259.381
2015 2.893.708.000.000
4.358.328.271.526 3.018.858.152.493,00 104,32 125.150.152.493
Total 14.838.165.000 17.857.286.662.044
14.272.363.608.662 95,31 565.801.391.338
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Lebih lanjut, hasil penilaian PEFINDO 2015 terhadap kondisi belanja daerah Kota Semarang mengungkapkan bahwa Kota
Semarang belum menerapkan kebijakan belanja jangka panjang terkait
dengan investasi
pembangunan infrastruktur
dan pendanaannya. Rata-rata realisasi belanja modal, seperti untuk
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya dan aset lainnya yakni sebesar 12,49.
Belanja Daerah terbagi menjadi 2, yaitu belanja langsung dan belanja tidak langsung. Berikut adalah kondisi belanja daerah Kota
Semarang tahun 2010-2015: a
Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung Kota Semarang berdasarkan target RPJMD
Kota Semarang
Tahun 2010-2015
sebesar Rp
6.327.047.000.000,-, dengan
realisasi belanja
sebesar Rp7.128.641.587.533,- atau mengalami realisasi rata-rata 113,47
per tahun. Dengan persentase realisasi belanja tidak langsung terbesar di tahun 2011 sebesar 129,23 dan terendah di tahun 2015
sebesar 104,61.
Tabel 3.16. Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Kota Semarang
Tahun 2010-2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Belanja Tidak Langsung APBD-P
Realisasi Belanja Tidak Langsung
Kelebihan Kekurangan
2010 920.725.000.000
1.056.178.207.618 1.014.661.220.765 110,20
93.936.220.765 2011
884.591.000.000 1.193.449.007.000
1.143.176.142.944 129,23 258.585.142.944
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-24
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Belanja Tidak Langsung APBD-P
Realisasi Belanja Tidak Langsung
Kelebihan Kekurangan
2012 972.942.000.000
1.192.089.486.000 1.125.140.641.858 115,64
152.198.641.858 2013
1.070.128.000.000 1.329.550.219.000
1.189.315.029.304 111,14 119.187.029.304
2014 1.177.033.000.000
1.350.905.524.850 1.294.686.029.499 110,00
117.653.029.499 2015
1.301.628.000.000 1.570.413.534.000
1.361.662.523.163 104,61 60.034.523.163
Total 6.327.047.000.000 7.692.585.978.468 7.128.641.587.533 113,47 801.594.587.533
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Belanja tidak langsung memiliki komponen terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Hibah, Belanja Bunga, Belanja Bantuan Sosial,
Belanja Bantuan Keuangan parpol dan Belanja Tidak Terduga. Realisasi belanja Pegawai Kota Semarang Tahun 2010
– 2015 berdasarkan target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 rata-
rata sebesar 104,70 per tahun. Realisasi belanja pegawai tertinggi terjadi di tahun 2012 dengan realisasi mencapai 111,68 sedangkan
realisasi terendah pada tahun 2010 sebesar 93,61.
Tabel 3.17. Target dan Realisasi Belanja Pegawai Kota Semarang Tahun 2010-2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Belanja Pegawai APBD-P
Realisasi Belanja Pegawai
Kelebihan Kekurangan
2010 934.314.000.000
905.852.577.618 874.593.479.502
93,61 59.720.520.498
2011 883.511.000.000
1.023.178.319.000 986.366.107.310 111,64
102.855.107.310 2012
971.862.000.000 1.122.536.681.000
1.085.345.253.318 111,68 113.483.253.318
2013 1.069.048.000.000
1.261.572.130.000 1.142.988.541.942 106,92
73.940.541.942 2014
1.175.953.000.000 1.271.120.556.150
1.171.769.031.216 99,64
4.183.968.784 2015
1.300.548.000.000 1.478.550.417.000
1.361.662.523.163 104,70 61.114.523.163
Total 6.335.236.000.000 7.062.810.680.768 6.622.724.936.451 104,70 287.488.936.451
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Target dan realisasi belanja Bunga Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 berdasarkan RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 rata-
rata realisasinya sebesar 49,33 per tahun dengan realisasi pencapaian tertinggi pada tahun 2010 yang tercatat sebesar 100
sedangkan realisasi terendah di tahun 2015 atau tidak ada belanja bunga, sebagaimana tabel 3.18.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-25
Tabel 3.18. Target dan Realisasi Belanja Bunga Kota Semarang Tahun 2010-2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target
Anggaran Belanja Bunga
APBD-P Realisasi
Belanja Bunga Kelebihan
Kekurangan
2010 1.080.000.000
1.080.000.000 1.080.000.000 100,00
2011 1.080.000.000
1.080.000.000 764.141.700
70,75 315.858.300
2012 1.080.000.000
7.728.937.000 723.905.100
67,03 356.094.900
2013 1.080.000.000
1.000.000.000 378.295.400
35,03 701.704.600
2014 1.080.000.000
250.000.000 250.000.000
23,15 830.000.000
2015 1.080.000.000
0,00 1.080.000.000
Total 6.480.000.000 11.138.937.000 3.196.342.200 49,33 3.283.657.800
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Realisasi belanja Hibah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
berdasarkan target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 rata- rata sebesar 103,96 per tahun. Tingkat pencapaian realisasi
tertinggi pada tahun 2014 yakni sebesar 224,43 sedangkan terendah pada tahun 2012 yakni sebesar 60,61.
Tabel 3.19. Target dan Realisasi Belanja Hibah Kota Semarang Tahun 2010-2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Belanja Hibah APBD-P
Realisasi Belanja Hibah
Kelebihan Kekurangan
2010 36.155.000.000
36.155.450.000 32.681.440.321
90,39 3.473.559.679
2011 50.669.000.000
52.120.625.000 50.113.503.179
98,90 555.496.821
2012 50.669.000.000
38.822.367.000 30.708.338.580
60,61 19.960.661.420 2013
50.669.000.000 43.719.559.000
41.621.315.866 82,14
9.047.684.134 2014
50.669.000.000 57.956.904.850
113.718.345.363 224,43 63.049.345.363
2015 50.669.000.000
77.901.855.000 34.097.478.825
67,29 16.571.521.175
Total 289.500.000.000 306.676.760.850 302.940.422.134 103,96 13.440.422.134
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Realisasi belanja Bantuan Sosial Kota Semarang Tahun 2010 –
2015 berdasarkan target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 rata-rata sebesar 34,50 per tahun. Tingkat pencapaian realisasi
tertinggi pada tahun 2010 yakni sebesar 95,23 dan yang terendah pada tahun 2015 yang tercatat sebesar 1,57.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-26
Tabel 3.20. Target dan Realisasi Belanja Bantuan Sosial Kota Semarang
Tahun 2010-2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Belanja Bantuan
Sosial APBD-P Realisasi Belanja
Bantuan Sosial Kelebihan
Kekurangan
2010 110.802.000.000
110.801.612.000 105.517.732.817
95,23 -5.284.267.183
2011 114.968.000.000
114.781.495.000 104.553.067.830
90,94 -10.414.932.170
2012 99.519.000.000
18.964.745.000 7.485.436.900
7,52 -92.033.563.100
2013 99.468.000.000
4.006.400.000 2.731.600.000
2,75 -96.736.400.000
2014 110.664.000.000
7.794.905.000 6.301.500.000
5,69 -104.362.500.000
2015 127.088.000.000
2.277.000.000 1.998.500.000
1,57 -125.089.500.000
Total 662.509.000.000
258.626.157.000 228.587.837.547
34,50 -433.921.162.453
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Realisasi Belanja Bantuan Keuangan Kota Semarang Tahun 2010
– 2015 berdasarkan target RPJMD Kota Semarang tahun 2010- 2015 rata-rata sebesar 103,86 per tahun. Tingkat realisasi tertinggi
pada tahun 2015 yakni sebesar 109,86 sedangkan terendah pada tahun 2010 yang tercatat sebesar 99,95.
Tabel 3.21. Target dan Realisasi Belanja Bantuan Keuangan Kota Semarang Tahun
2010-2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target
Anggaran Belanja
Bantuan Keuangan
APBD-P Realisasi
Belanja Bantuan
Keuangan Kelebihan
Kekurangan
2010 789.000.000
788.568.000 788.567.125
99,95 432.875
2011 779.000.000
788.568.000 788.567.125 101,23
9.567.125 2012
788.000.000 788.567.000
788.567.000 100,07 567.000
2013 788.000.000
788.567.000 788.567.000 100,07
567.000 2014
788.000.000 870.105.000
870.105.000 110,42 82.105.000
2015 788.000.000
984.262.000 865.658.275 109,86
77.658.275
Total 4.720.000.000 5.008.637.000 4.890.031.525 103,60 170.031.525
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Realisasi belanja Tidak Terduga Kota Semarang Tahun 2010 –
2015 dari target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 rata-rata sebesar 47,62 per tahun. Tingkat realisasi tertinggi pada tahun
2015 yakni sebesar 68,13 sedangkan terendah pada tahun 2010.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-27
Tabel 3.22. Target dan Realisasi Belanja Tidak Terduga Kota Semarang
Tahun 2010-2015 Tahun
Target RPJMD 2010-2015
Target Anggaran Belanja Tidak
Terduga APBD-P Realisasi
Belanja Tidak Terduga
Kelebihan Kekurangan
2010 1.500.000.000
1.500.000.000 0,00
1.500.000.000 2011
1.500.000.000 1.500.000.000
590.755.800 39,38
909.244.200 2012
1.500.000.000 3.248.189.000
89.140.960 5,94
1.410.859.040 2013
1.500.000.000 18.463.563.000
806.709.097 53,78
693.290.903 2014
1.500.000.000 22.461.480.000 1.777.048.020 118,47
277.048.020 2015
1.500.000.000 10.700.000.000 1.021.982.550
68,13 478.017.450
Total 9.000.000.000 57.873.232.000 4.285.636.427 47,62 4.714.363.573
Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
b Belanja Langsung
Dalam kurun waktu tahun 2010-2015, Realisasi Belanja Langsung sebesar Rp. 7.058.691.833.198,- atau sebesar 98,05 dari
target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 yang tercatat sebesar Rp 7.199.308.000.000. Tingkat realisasi terbesar pada tahun
2014 yang tercatat sebesar 135,22 sedangkan realisasi terendah pada tahun 2010 yang tercatat sebesar 62,99.
Tabel 3.23. Target dan Realisasi Belanja Langsung Kota Semarang
Tahun 2010-2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target Anggaran
Belanja Langsung APBD-P
Realisasi Belanja Langsung
Kelebihan Kekurangan
2010 1.139.835.000.000
842.699.303.000 718.000.931.611
62,99 421.834.068.389 2011
1.198.859.000.000 1.066.648.658.000
893.406.495.806 74,52 305.452.504.194
2012 1.144.641.000.000
1.226.297.000.000 928.194.155.367
81,09 216.446.844.633 2013
1.175.349.000.000 1.854.536.800.000
1.284.175.580.132 109,26 108.826.580.132
2014 1.229.701.000.000
2.377.055.759.000 1.662.746.609.579 135,22
433.045.609.579 2015
1.310.923.000.000 2.051.169.135.418
1.657.195.629.330 126,41 346.272.629.330
Total 7.199.308.000.000
9.418.406.655.418 7.143.719.401.825
98,25 55.588.598.175
Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015
Belanja langsung Kota Semarang, terdiri dari Belanja langsung untuk
kebutuhan aparatur
dan Belanja
Programkegiatan Pembangunan. Realisasi belanja untuk kebutuhan aparatur tahun
2010-2015 sebesar Rp. 1.353.134.002.394,- atau sebesar 19,17 dari total belanja langsung sebesar Rp. 7.058.691.833.198,-,
sedangkan untuk belanja programkegiatan pembangunan adalah sebesar RP. 5.705.557.830.804,- atau sebesar 80,83.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-28
3.1.1.3 Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah merupakan penerimaan yang dibayar kembali danataupengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Gambaran dari kebijakan pembiayaan daerah
pada tahun-tahun anggaran sebelumnya sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan dimasa yang akan datang dalam
rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Pembiayaan daerah pada RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-
2015 ditarget setiap tahun mengalami penurunan dan diharapkan pada tahun 2015 pembiayaan daerah menjadi Rp. 50.000.000.000,-.
Realisasi pembiayaan daerah berdasarkan target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 sebesar Rp. 3.134.495.958.597,- atau
sebesar 350,50 dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 894.584.935.618,-.
Tabel 3.24.
Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Kota Semarang Tahun 2010-2015
Tahun Target RPJMD
2010-2015 Target
AnggaranPembiayaan Daerah APBD-P
Realisasi Pembiayaan
Daerah Kelebihan
Kekurangan
2010 282.114.935.618
304.214.935.618 304.214.935.618
107,83 22.100.000.000
2011 176.005.000.000
267.403.772.000 190.381.885.440
108,17 14.376.885.440
2012 192.479.000.000
140.032.880.000 155.116.218.198
80,59 -37.362.781.802
2013 118.986.000.000
589.524.331.000 589.640.904.419
495,55 470.654.904.419
2014 75.000.000.000
872.000.132.000 864.625.442.489 1152,83
789.625.442.489 2015
50.000.000.000 1.094.503.735.526
1.031.516.572.433 2063,03 981.516.572.433
Total 894.584.935.618
3.267.679.786.144 3.135.495.958.597 350,50 2.240.911.022.979
Sumber: Bappeda Kota Semarang diolah, 2015
Dari data tabel tersebut diatas menunjukan bahwa realisasi pembiayaan daerah pada tahun 2013, 2014 dan 2015 mengalami
peningkatan yang
sangat signifikan.
Dari sisi
Penerimaan Pembiayaan, realisasi penerimaan pembiayaan terbesar berasal dari
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu SiLPA yang tercatat selama tahun 2010-2015 sebesar Rp. 3.266.954.335.587,- dan
Pencairan Dana
Cadangan sebesar
Rp. 70.459.914.708,-.
Meningkatnya SiLPA yang sangat signifikan merupakan akibat dari alokasi anggaran pada programkegiatan pembangunan yang tidak
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-29
dilaksanakan danatau alokasi anggaran yang tidak diserap, hal ini menunjukkan bahwa kinerja pengelolaan keuangan daerah selama
periode tahun 2010-2015 belum berjalan secara optimal. Dari sisi
Pengeluaran Pembiayaan daerah, selama tahun 2010-2015 realisasi
pengeluaran pembiayaan daerah dipergunakan untuk: -
Pembentukan Dana Cadangan, yang diperuntuk untuk Penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
Semarang Tahun 2015.
- Penyertaan modal perusahaaan milik daerah yakni Bank
Jateng Cab. Semarang, Perusda RPH BPH, Perusda
Percetakan, Perusa Bank Pasar dan Perusda BPRBKK,
- Pembayaran Pokok Hutang dan
- Pengembalian Sisa Dana DPPID.
Selama enam tahun terakhir dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, Perusahaan Daerah belum mampu secara signifikan
memberikan kontribusi terhadap penerimaan pendapatan daerah.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-30
Tabel 3.25. Rata-rata Realisasi Pembiayaan Daerah Kota Semarang Tahun 2010
– 2015
NO URAIAN
TAHUN 2010 TAHUN 2011
TAHUN 2012 TAHUN 2013
TAHUN 2014 TAHUN 2015
JUMLAH Realisasi
Realisasi Realisasi
Realisasi Realisasi
Realisasi
3
PEMBIAYAAN DAERAH
NETTO = 3.1 - 3.2
304.293.447.418 190.381.885.440 155.116.218.198 589.640.904.419 864.625.442.489 1.031.516.572.433 3.135.574.470.397
3.1 PENERIMAAN
PEMBIAYAAN 313.114.935.618 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.721.021.842 1.073.203.447.175 3.337.414.333.979
3.1.1 Pengunaan
SILPA 313.114.935.618
195.198.550.840 207.718.808.732
635.457.569.772 905.242.914.000
1.010.221.556.625 3.266.954.335.587
3.1.2 Pencairan Dana
Cadangan -
- -
- 7.478.024.158
62.981.890.550 70.459.914.708
3.1.3 Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan -
- -
- -
- 3.1.4
Penerimaan Pinjaman
Daerah -
- -
- -
-
3.1.5 Penerimaan
Kembali Pemberian
Pinjaman Daerah
- -
- -
- -
3.2 PENGELUARAN
PEMBIAYAAN 8.821.488.200
4.816.665.400 52.602.590.534
45.816.665.353 48.095.579.353
41.686.874.742 201.839.863.582
3.2.1 Pembentukan
Dana Cadangan -
- 30.000.000.000
15.000.000.000 25.439.914.000
70.439.914.000 3.2.2
Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah
7.000.000.000 3.000.000.000
20.000.000.000 29.000.000.000
20.839.000.000 41.686.000.000
121.525.000.000
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-31
NO URAIAN
TAHUN 2010 TAHUN 2011
TAHUN 2012 TAHUN 2013
TAHUN 2014 TAHUN 2015
JUMLAH Realisasi
Realisasi Realisasi
Realisasi Realisasi
Realisasi
3.2.2.1 Penyertaan
Modal Bank Jateng
2.000.000.000 -
- 15.000.000.000
8.339.000.000 18.361.000.000
42.700.000.000
3.2.2.2 Penyertaan
Modal Dana Bergulir UKM,
LKM Koperasi
- -
- -
- -
3.2.2.3 Penyertaan Modal PDAM
5.000.000.000 -
20.000.000.000 10.000.000.000
10.000.000.000 20.000.000.000
65.000.000.000 3.2.2.4
Penyertaan Modal Perusda
BPR BKK -
- -
1.000.000.000 1.000.000.000
1.000.000.000 3.000.000.000
3.2.2.5 Penyertaan
Modal Bank Pasar
- -
- 1.000.000.000
- 1.000.000.000
2.000.000.000 3.2.2.6
Penyertaan Modal Perusda
Percetakan -
3.000.000.000 -
1.000.000.000 -
1.325.000.000 5.325.000.000
3.2.2.7 Penyertaan
Modal Perusda RPH BHP
- -
- 1.000.000.000
1.500.000.000 -
2.500.000.000 3.2.3
Pembayaran Pokok Hutang
1.821.488.200 1.816.665.400
1.816.665.500 1.816.665.353
1.816.665.353 874.742
9.089.024.548 3.2.4
Pemberian Pinjaman
Daerah
- -
- -
- -
3.2.5 Pengembalian
sisa dana DPPID
- -
785.925.034 -
- -
785.925.034
Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-32
3.1.2 Neraca Daerah
Analisis Neraca
daerah bertujuan
untuk mengetahui
kemampuan keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan asset
daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Neraca Daerah menggambarkan posisi keuangan pemerintah daerah
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan.Unsur yang dicakup oleh sebuah neraca terdiri dari
aset, kewajiban dan ekuitas. Perkembangan neraca daerah Kota Semarang tahun 2010-2015 dan rata-rata pertumbuhannya terlihat
di tabel 3.26. Aset Pemerintah Kota Semarang dari kurun waktu tahun 2013
sampai dengan tahun 2015 mengalami pertumbuhan yang meningkat rata-rata sebesar 28,82 tabel 3.26. Aset memberikan
informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan dikuasai pemerintah Kota Semarang yang mampu memberi manfaat ekonomi
dan sosial bagi pemerintah dan masyarakat. Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2015 memiliki aset total sebesar Rp
15.660.868.697.440,-atau meningkat sebesar 107,01 dibanding tahun 2014 yang sebesar Rp 7.565.283.848.059,- , peningkatan
terbesar adalah pada aset tetap yang meningkat sangat signifikan yakni sebesar 132,48.
Kewajiban menggambarkan tentang kondisi utang pemerintah daeah dengan pihak ketiga. Kewajiban daerah sendiri dapat dibangi
menjadi 2, yakni kewajiban jangka panjang dan kewajiban jangka pendek.Di tahun 2014, Pemerintah Kota Semarang memiliki jumlah
kewajiban yang harus dilaksanakan sebesar Rp 27.069.052.431. Angka ini meningkat 1 dibanding kewajiban tahun 2013 sebesar
Rp 27.415.290.205. Ekuitas dana adalah selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah daerah. Di tahun 2014, nilai ekuitas dana
Pemerintah Kota Semarang mencapai Rp 15.147.458.705.353 dan meningkat 51 dari tahun 2013 yang hanya sebesar Rp
7.402.393.039.253.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-33
Tabel 3.26. Perkembangan Anggaran dan Realisasi BUMD Kota Semarang Tahun 2010
– 2015
NO URAIAN
2010 2011
2012 Anggaran
Realisasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Realisasi
1 Perusahaan Daerah RPH BHP
31.045.922 29.877.700
31.158.328 33.744.600
33.698.720 39.017.100
2 Perusahaan Daerah Percetakan
140.519.500 146.806.000
223.522.280 101.166.915
3 Perusahaan Daerah Bank Pasar
166.923.578 167.492.521
198.000.000 175.866.325
279.500.000 302.940.370
4 Perusahaan Daerah BPR BKK
574.658.000 309.669.986
5 Bank Jateng Cabang Semarang
5.000.000.000 6.013.056.741
5.629.835.672 5.771.918.433
5.250.000.000 6.024.524.882
JUMLAH ANGGARAN 5.338.489.000
6.210.426.962 6.005.800.000
5.981.529.358 6.361.379.000
6.777.319.253
NO URAIAN
2013 2014
2015 Anggaran
Realisasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Realisasi
1 Perusahaan Daerah RPH BHP
37.237.146 40.024.700
40.150.000 40.263.443
99.057.023 2
Perusahaan Daerah Percetakan 179.481.482
181.801.835 157.178.000
186.582.943 181.627.616
69.361.514 3
Perusahaan Daerah Bank Pasar 361.116.372
330.515.110 385.769.000
191.206.550 339.229.079
91.006.744 4
Perusahaan Daerah BPR BKK 1.044.925.000
6.049.636.864 1.406.770.000
934.594.286 1.186.984.282
1.035.606.835 5
Bank Jateng Cabang Semarang 5.250.000.000
1.048.800.379 6.000.000.000
6.683.452.338 7.500.000.000
9.334.601.607 JUMLAH ANGGARAN
6.872.760.000 7.650.778.888
7.989.867.000 8.036.099.560
9.306.898.000 10.530.576.700
Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-34
Tabel 3.27. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Semarang Tahun 2013-2015
No Uraian
2013 2014
2015 Tk.
Pertumb 1
ASET 14.942.228.456.870
14.752.011.257.325 15.660.868.697.440
2,75 1.1
ASET LANCAR 1.042.372.527.574
14.752.011.257.325 1.180.796.595.962
6,66 1.1.1
Kas 922.751.717.344
1.086.300.120.262 1.203.791.855.520
1.1.2 Investasi Jangka Pendek
- -
- 1.1.3
Piutang 35.133.114.982
39.672.385.278 43.918.359.921
1.1.4 Belanja Dibayar Di Muka
7.241.621.151 3.170.117.701
2.378.120.347 1.1.6
Piutang Lainnya 46.450.219.364
10.461.768.493 52.754.796.143
1.1.7 Persediaan
30.795.854.733 44.361.323.750
122.046.535.969
1.2 INVESTASI JANGKA PANJANG
78.105.882.735 66.465.922.740
100.055.857.602 17,82
1.2.1 Investasi Non Permanen
3.781.112.967 3.619.379.238
3.356.751.971 1.2.2
Investasi Permanen 74.324.769.768
62.846.543.502 96.699.105.631
1.3 ASET TETAP
13.717.885.116.131 6.119.616.888.621
14.226.857.060.638 38,55
1.3.1 Tanah
10.809.811.533.805 10.809.811.533.805
10.862.926.513.191 1.3.2
Peralatan dan Mesin 957.835.854.744
989.497.933.801 1.140.779.561.749
1.3.3 Gedung dan Bangunan
1.656.851.392.286 1.457.131.509.262
1.872.765.197.493 1.3.3
Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.654.555.357.306
1.279.544.234.937 1.987.265.452.595
1.3.4 Aset Tetap Lainnya
73.945.990.040 62.232.661.307
88.708.674.161 1.3.5
Konstruksi dalam Pengerjaan 102.732.023.730
109.950.402.504 87.286.319.793
1.3.6 Akumulasi Penyusutan
1.537.847.035.780 1.401.823.977.729
1.812.874.658.344
1.4 DANA CADANGAN
39.562.373.739 -
1.4.1 Dana Cadangan-
39.562.373.739
1.5 ASET LAINNYA
103.864.930.430 195.235.321.214
113.596.809.499 23,08
1.5.1 Tagihan Penjualan Angsuran
- -
- 1.5.2
Tagihan Tuntutan Kerugian Daerah -
- -
1.5.3 Kemitraan dengan Pihak Kedua
11.056.831.000 66.053.931.000
11.056.831.000 1.5.4
Aset Tak Berwujud 18.358.331.532
18.095.485.406 24.603.348.302
1.5.5 Aset lain-lain
74.449.767.898 111.085.904.808
77.936.630.197 JUMLAH ASET DAERAH
14.942.228.456.870 14.752.011.257.325
15.660.868.697.440 2,75
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-35
No Uraian
2013 2014
2015 Tk.
Pertumb 2
KEWAJIBAN 27.069.052.431
27.415.290.205 128.618.072.540
185,21 2.1
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 27.067.052.431
27.392.290.205 128.558.072.540
185,26 2.1.1
Utang Perhitungan Pihak Ketiga PFK 4.522.375.560
4.442.638.263 6.820.256.343
2.1.2 Utang Bunga
874.741 62.604.529
- 2.1.3
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang -
1.816.665.353 -
2.1.4 Pendapatan Diterima Dimuka
2.054.073.350 1.964.887.805
13.124.433.770 2.1.5
Utang Belanja 20.489.728.780
19.105.494.255 108.613.382.427
2.1.6 Utang Jangka Pendek Lainnya
- -
-
2.2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
2.000.000 23.000.000
60.000.000 605,43
2.2.1 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan
- -
- 2.2.2
Utang Dalam Negeri - Obligasi -
- -
2.2.3 Premium Diskonto Obligasi
- -
- 2.2.4
Pendapatan Diterima Dimuka 2.000.000
23.000.000 -
2.2.5 Utang Jangka Panjang Lainnya
- -
60.000.000 JUMLAH KEWAJIBAN
27.069.052.431 27.415.290.205
128.618.072.540 185,21
3 EKUITAS DANA
15.147.458.705.353 7.402.393.039.253
15.532.250.624.900 29,35
3.1 EKUITAS DANA
15.147.458.705.353 7.402.393.039.253
15.532.250.624.900
Sumber: DPKAD Kota Sermarang, 2010-2015
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-36
Gambaran kondisi neraca daerah tersebut lebih lanjut dapat digunakan
sebagai bahan
analisis kemampuan
keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan rasio, dimana terdapat 2
jenis Rasio
yang digunakan,
yakni rasio
likuiditas dan
solvabilitassebagaimana terjabarkan sebagai berikut: a.
Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan
pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pandek. Data rasio likuiditas tahun terakhir 2015 dapat dilihat pada tabel 3.28:
Tabel 3.28. Analisis Rasio Likuiditas Kota Semarang Tahun 2015
Ratio Rumus
2015
Ratio Lancar Aset Lancar
19.680 Kewajiban Jangka
Panjang Rasio Quick Quick Ratio
Aset Lancar - Persediaan 8,24
Kewajiban Jangka Pendek Rasio total hutang
terhadap total asset Total Hutang
0,0000038 Total Aset
Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2013-2015
Hasil analisis diatas menunjukan bahwa Pemerintah Kota Semarang memiliki kondisi pendanaan yang cukup kuat dilihat dari
hasil analisis ratio lancar, quick ratio dan rasio total hutang terhadap total aset juga bernilai sangat kecil. Hal ini menunjukkan bahwa
kapabilitas keuangan pemerintah Kota Semarang cukup kuat dalam pelunasan kewajiban-kewajiban daerahnya.
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
panjang. Rasio solvabilitas tahun 2015 dapat dilihat di tabel 3.29:
Tabel 3.29. Rasio Solvabilitas Kota Semarang Tahun 2014
Rasio Rumus
2014 Persentase
Rasio Kewajiban terhadap Aset Kewajiban
Aset 0,19
Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas
Kewajiban Ekuitas
0,37
Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2013 – 2014
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-37
3.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010-2015
3.2.1 Analisis Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayan Daerah
Memahami kinerja belanja daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran
pembiayaan daerah pada periode tahun anggaran sebelumnya yang digunakan
sebagai bahan
untuk menentukan
kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan dimasa mendatang.
Beberapa hal yang perlu dipahami dari analisis ini mencakup proporsi realisasi belanja daerah dibanding anggaran, analisis
proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur, analisis belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan
mengikat serta prioritas utama.
3.2.1.1 Proporsi Realisasi Belanja Daerah Dibanding Anggaran
Belanja daerah Kota Semarang dibagi menjadi belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja langsung memiliki delapan
komponen belanja yaitu belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil,
belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Sedangkan untuk belanja langsung daerah Kota Semarang, terdiri dari belanja
pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja modal.
Tabel 3.30. Proporsi Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2010
– 2015
Uraian 2010
2011 2012
2013 2014
2015 Proporsi
Rata- rata
Belanja Tidak Langsung 58,56 56,13 54,80 48,08 43,78 41,47
50,47 Belanja Pegawai
86,20 86,28 96,46 96,10 90,51 96,52 92,01
Belanja Bunga 0,11
0,07 0,06
0,03 0,02
0,00 0,05
Belanja Subsidi -
- -
- Belanja Hibah
3,22 4,38
2,73 3,50
8,78 3,13
4,29 Belanja Bantuan Sosial
10,40 9,15
0,67 0,23
0,49 0,18
3,52 Belanja Bagi Hasil
- -
- 0,00
0,00 0,00
0,00 Belanja Bantuan Keuangan
0,08 0,07
0,07 0,07
0,07 0,08
0,07 Belanja Tidak Terduga
0,05 0,01
0,07 0,14
0,09 0,07
Belanja Langsung 41,44 43,87 45,20 51,92 56,22 58,53
49,53 Belanja Pegawai
14,27 14,10 14,00 11,52 8,13
8,10 11,69
Belanja Barang dan Jasa 55,58 51,68 48,10 42,46 43,75 51,52
48,85 Belanja Modal
30,15 34,22 37,91 46,02 48,12 40,38 39,47
Sumber: DPKAD, Kota Semarang, 2010-2015
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-38
Tabel proporsi realisasi belanja terhadap anggaran belanja Kota Semarang 2010-2015 menunjukan bahwa selama enam tahun
terakhirempat tahun terakhir proporsi belanja tidak langsung terhadap anggaran belanja memiliki proporsi lebih besar dibanding
belanja langsung. Proporsi penggunaan belanja tidak langsung rata- rata sebesar 50,47 sedangkan belanja langsung hanya 49,53.
Ini mengindikasikan bahwa belanja langsung yang notabene berhubungan
dengan program-program
pembangunan kota,
pencapaian kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik belum maksimal. Sementara itu, pada komponen belanja tidak langsung
proporsi terbesar digunakan untuk belanja pegawai. Sedangkan untuk belanja langsung proporsi terbesar untuk belanja barang dan
jasa.
3.2.1.2 Analisis Proporsi Belanja untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Selain gambaran mengenai belanja daerah baik belanja langsung maupun tidak langsung, perlu diketahui juga gambaran
proporsi anggaran belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kota Semarang. Kebutuhan belanja aparatur Kota Semarang selama
periode tahun 2010-2015 antara lain meliputi Belanja Pegawai untuk Gaji dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan, dan Belanja
Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH WKDH, Belanja Bunga, Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja
Langsung untuk kebutuhan operasional rutin perkantoran yang harus diselenggarakan.
Proporsi belanja aparatur terhadap total pengeluaran memiliki kondisi fluktuatif dimana proporsi tertinggi di tahun 2010 sebesar
62,69.
Tabel 3.31. Proporsi Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur terhadap
Total Belanja Kota Semarang Tahun 2010-2015
Tahun Anggaran
Total Belanja untuk Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur Total Pengeluaran
Belanja + Pengeluaran Pembiayaan Daerah
2010 1.086.192.210.382
1.732.662.151.376 62,69
2011 1.200.312.619.500
2.036.582.638.750 58,94
2012 1.269.801.879.039
2.053.334.797.224 61,84
2013 1.344.389.282.604
2.473.490.609.436 54,35
2014 1.434.769.283.942
2.957.435.259.381 48,51
2015 1.361.912.732.416
2.686.040.155.327 50,70
Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-39
Adapun rincian mengenai total belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur Kota Semarang sebagaimana tabel Realisasi
Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Semarang Tahun 2010-2015.
3.2.1.3 Analisis Belanja Periodik dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Selain belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kota Semarang, perlu diketahui juga bagaimana gambaran pengeluaran
wajib dan mengikat serta prioritas utama Kota Semarang. Belanja untuk pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama adalah
menyangkut pelayanan dasar wajib yang diamanatkan oleh peraturan
perundang-undangan dan
menyangkut kebutuhan
operasional rutin
perkantoran yang
harus diselenggarakan.
Pengeluaran wajib dan mengikat mencakup pengeluaran untuk bidang pendidikan dan kesehatan. Total pengeluaran wajib dan
mengikat serta prioritas utama pada tabel di atas menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan anggaran belanja yang tidak dapat
dihindari dan tidak dapat ditunda dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah dan analisis kerangka pendanaan.
Tabel 3.33 adalah rincian pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama Kota Semarang Tahun 2010-2015:
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-40
Tabel 3.32. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
Urusan 2010 Rp
2011 Rp 2012 Rp
2013 Rp 2014 Rp
2015 Belanja Tidak
Langsung
876.462.046.627 987.918.816.135 1.086.857.725.418 1.144.155.404.342 1.172.889.136.216 1.075.960.876.751
Belanja Gaji dan Tunjangan,
Belanja Tambahan Penghasilan, dan
Belanja Penerimaan
Anggota dan Pimpinan DPRD
serta Operasional KDH WKDH
1.084.323.643.257 1.198.759.910.675
1.268.289.406.939 1.343.222.420.204
1.433.649.178.942 1.361.047.074.141
Belanja Bantuan Keuangan
788.567.125 788.567.000
788.567.000 870.105.000 865.658.275
788.567.125 Belanja Bunga
1.080.000.000 764.141.700
723.905.100 378.295.400
250.000.000 -
Belanja Langsung 209.730.163.755
212.393.803.365 182.944.153.621
200.233.878.262 261.880.147.726
285.951.855.665
Belanja Langsung untuk kebutuhan
operasional rutin perkantoran yang
harus diselenggarakan.
209.730.163.755 212.393.803.365
182.944.153.621 200.233.878.262
261.880.147.726 285.951.855.665
Total 1.086.192.210.382 1.200.312.619.500 1.269.801.879.039 1.344.389.282.604 1.434.769.283.942 1.361.912.732.416
Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-41
Tabel 3.33. Realisasi Belanja Periodik dan Pengeluaran Pembiayaan Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota Semarang Tahun 2010
– 2015
No Anggaran
Rata- Rata
Pertumb uhan
Uraian 2010
2011 2012
2013 2014
2015 BELANJA TIDAK LANGSUNG
1 Belanja Gaji,
Tunjangan dan termasuk Anggota dan
Pimpinan DPRD serta Operasional KDH
874.593.479.502 986.366.107.310
1.085.345.253.318 1.142.988.541.942
1.171.769.031.216 1.075.095.218.476
4,48
2 Belanja Bantuan
Keuangan 788.567.125
788.567.000 788.567.000
870.105.000 865.658.275 788.567.125
3 Belanja Bunga
1.080.000.000 764.141.700
723.905.100 378.295.400
250.000.000 -
29,04 4
Belanja Bagi Hasil -
- -
- -
BELANJA LANGSUNG
1 Belanja Langsung
untuk kebutuhan operasional rutin
perkantoran yang harus diselenggarakan
209.730.163.755 212.393.803.365
182.944.153.621 200.233.878.262
261.880.147.726 285.951.855.665
209.730. 163.755
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
1 Pembentukan Dana
Cadangan 30.000.000.000
15,000,000,000 25.439.914.000
2 Pembayaran Pokok
Hutang 1.821.488.200
1.816.665.400 1.816.665.500
1.816.665.353 -
- TOTAL A+B+C
Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-42
3.2.2 Analisis Pembiayaan Daerah
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan daerah yang bertujuan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan
Belanja Daerah ketika terjadi defisit anggaran. Sumber pembiayaan dapat berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA tahun
lalu, penerimaan, penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan maupun hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan.
Sedangkan pengeluaran dalam pembiayaan adalah angsuran hutang, bantuan modal dan transfer ke dana cadangan.
3.2.2.1 Analisis Sumber Penutup Defisit Riil
Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran
Pemerintah Daerah yang dilakukan. Tabel 3.34 berikut menyajikan gambaran realisasi penutup defisit riil anggaran Kota Semarang
tahun 2010-2015.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-43
Tabel 3.34. Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
NO Uraian
2010 Rp 2011 Rp
2012Rp 2013 Rp
2014 Rp. 2015 Rp
A. Pendapatan
1. Realisasi Pendapatan Daerah
1.623.567.254.798 1.813.927.543.692 2.342.123.646.801 2.466.593.494.884
2.882.095.765.066 3.033.103.312.563
Jumlah A 1.623.567.254.798
1.813.927.543.692 2.342.123.646.801 2.466.593.494.884 2.882.095.765.066
3.033.103.312.563 B
Dilkurangi Realisasi Belanja :
1. Realisasi Belanja Daerah 1.732.662.151.376
2.036.582.638.750 2.053.334.797.224 2.473.490.609.436 2.957.435.259.381
2.686.040.155.327 2.
Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah
8.821.488.200 4.816.665.400
52.602.590.534 45.816.665.353
48.095.579.353 41.686.874.742
Jumlah B 1.741.483.639.576
2.041.399.304.150 2.105.937.387.758 2.519.307.274.789 3.005.530.838.734
2.727.727.030.069
Surplus Defisit riil A-B 117.916.384.778 227.471.760.458
236.186.259.043 52.713.779.905 123.435.073.668
305.376.282.494 C
Ditutup Oleh Realisasi Penerimaan Pembiayaan :
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA Tahun
Anggaran sebelumnya 313.114.935.618
195.198.550.840 207.718.808.732
635.457.569.772 905.242.914.000
1.010.221.556.625 2. Pencairan Dana Cadangan
- -
- -
7.478.024.158 62.981.890.550
Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah C
313.114.935.618 195.198.550.840
207.718.808.732 635.457.569.772
912.720.938.158 1.073.203.447.175 Sisa lebih pembiayaan
anggaran tahun berkenaan A-B + C
195.198.550.840 32.273.209.618
443.905.067.775 582.743.789.867
789.285.864.490 1.378.579.729.669
Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-44
Berdasarkan pada tabel penutup defisit riil tabel 3.34 menunjukkan bahwa pada tahun 2012 dan tahun 2015 terjadi
surplus dimana realisasi pendapatan daerah lebih besar dari belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan. Namun apabila
dilihat dari sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan pada tahun 2011 terjadi defisit dimana tercatat minus Rp.
32.273.209.618,-. Mulai tahun 2012 sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenanan terjadi surplus sampai dengan tahun
2015 dimana desifit anggaran ditutup dengan penerimaan pembiayaan dari SiLPA.
3.2.2.2 Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang komposisi sisa lebih perhitungan anggaran. Dengan mengetahui
SILPA realisasi anggaran periode sebelumnya, dapat diketahui kinerja APBD tahun sebelumnya yang lebih rasional dan terukur.
Gambaran masa lalu terkait komposisi realisasi anggaran SiLPA Pemerintah Kota Semarang Tahun 2010-2015 tersaji di tabel 3.35.
Dari tabel 3.35 terlihat bahwa realisasi SiLPA berasal dari beberapa komponen, seperti pelampauan pendapatan bersumber
dari pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan
daerah yang sah; sisa penghematan belanja atau akibat lainnya; dan Kewajiban kepada Pihak Ketiga sampai dengan Akhir Tahun
Belum Terselesaikan. Pelampauan Penerimaan PAD menunjukan angka positif dari tahun ke tahun.
3.2.2.3 Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan
Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara riil sisa lebih pembiayaan anggaran yang dapat digunakan dalam
penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Tabel 3.35 menyajikan data tentang realisasi SiLPA Kota Semarang
tahun 2010-2015:
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-45
Tabel 3.35. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
N o
Uraian 2010
2011 2012
2013 2014
2015 Rp
Rp Rp
Rp Rp
Rp 1. Jumlah SILPA
195.198.550.840 207.718.808.732
635.457.569.772 912.721.021.842
1.073.208.844.976 1.194.348.650.680
a. Pelampauan
Penerimaan PAD
13.338.762.150 74.505.107.477
111.732.893.593 147.052.380.506
247.086.523.493 94.528.521.459
b. Pelampauan
Penerimaan Dana
Perimbangan 19.417.034.791
27.906.537.211 60.235.199.118
28.539.823.243 8.136.297.279
36.057.692.326
c. Pelampauan
Penerimaan Lain-Lain
Pendapatan Daerah Yang
Sah 3.851.117.143
14.627.098.776 83.354.450.088
83.495.481.597 45.283.642.793
24.864.841.305
d. Sisa
Penghematan Belanja Atau
Akibat Lainnya 166.215.359.242
223.515.026.250 365.051.688.775
710.596.409.563 780.077.070.922
1.157.468.175.393
e. Pelampauan
Penerimaan Pembiayaan
- 77.105.221.160
- 33.238.772
7.458.024.158 46.455.320.409
f. Penghematan
Pengeluaran Pembiayaan
78.511.800 83.334.600
15.083.338.198 83.334.647
83.334.647 125.258
Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-46
Tabel 3.36. Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Kota Semarang Tahun 2010 – 2015
No. Uraian
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1. Saldo Kas Neraca
Daerah 202.376.026.624
217.378.783.110 644.108.071.333
922.751.717.344 1.086.300.120.262
1.206.953.761.696 Dikurangi :
2. Pendapatan
Retribusi belum disetor
3.918.250 16.497.750
61.249.000 65.432.500
- -
3. Utang
Perhitungan Pihak Ketiga
7.173.557.534 9.643.476.628
7.380.104.207 4.963.433.263
4.522.466.794 4.820.347.578
4. Dana BOS
- -
1.209.148.354 5.001.829.739
8.568.808.492 7.784.763.438
Sisa Lebih Riil Pembiayaan
Anggaran
195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.721.021.842 1.073.208.844.976 1.194.348.650.680
Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-47
3.3 ANALISIS PROYEKSI APBD TAHUN 2016-2021 3.3.1
Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Semarang 2016-2021
Kemampuan keuangan daerah pemerintah Kota Semarang dalam
kurun waktu
5 tahun
kedepan untuk
membiayai pembangunan
dan memberikan
pelayanan publik
kepada masyarakat secara optimal, dirumuskan dengan mempertimbangkan
data realisasi penerimaan pendapatan daerah tahun sebelumnya, serta data-data yang mempengaruhi penerimaan pendapatan
daerah, antara lain : a Indikator ekonomi makro, mencakup:
Rata-Rata Inflasi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 5,7 pertahun
Rata-Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 6,11 pertahun
b Kebijakan di bidang keuangan negara Proyeksi penerimaan pendapatan daerah Kota Semarang tahun
2016-2021 dirumuskan dengan mendasarkan pada evaluasi penerimaan
pendapatan daerah
tahun 2010-2015,
serta mempertimbangan komponen pos penerimaan pendapatan yang
bersumber dari Pemerintah Provinsi maupun Pusat. Penerimaan
Pendapatan daerah
sesuai dengan
tren pertumbuhan rata-rata historis dengan tidak menyertakan tahun
2010, 2011,2012 yang mengalami pertumbuhan abnormal, sehingga data historis yang digunakan adalah 3 tiga tahun terakhir 2013,
2014, 2015. Rata-rata pertumbuhan penerimaan pendapatan daerah Kota Semarang Tahun 2013 sampai dengan 2015 mengalami
pertumbuhan sebesar 10,54, dengan Pos Pendapatan Asli Daerah PAD mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 16,37, Pos Dana
Perimbangan rata-rata sebesar 5,05 dan Pos Penerimaan Pendapatan Lain-lain yang sah rata-rata sebesar 12,22.
Mendasarkan pada
pertumbuhan rata-rata
penerimaan pendapatan daerah 2013 sampai dengan 2015, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi penerimaan pendapatan di Kota Semarang maka
penerimaan pendapatan
daerah tahun
2016-2021 diproyeksikan akan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 9,30
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-48
per tahunnya. Pendapatan Asli Daerah akan meningkat kondisinya dengan proyeksi rata-rata pertumbuhan sebesar 12,50 per tahun.
Dana Perimbangan juga akan terus meningkat kondisinya dengan rata-rata pertumbuhan 4,18 per tahun dan Lain-Lain Pendapatan
yang Sah yang diproyeksikan mengalami peningkatan pertumbuhan rata-rata sebesar 18,05 per tahun.
Sementara itu, jika dilihat dari masing-masing komponen Untuk jenis komponen Pendapatan Asli Daerah, diprediksikan bahwa Pajak
Daerah akan mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 12,70, rata-rata pertumbuhan Retribusi Daerah 13,41,
rata-rata pertumbuhan
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang
Dipisahkanmenurun 9,40 dan Lain-lain PAD yang Sah diprediksi mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 12,11 per tahun.
Untuk jenis komponen Dana Perimbangan, Dana Bagi Hasil Pajak diprediksikan akan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 10,01 pertahun. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak akan meningkat dengan rata-rata sebesar 10,00 per tahun. Dana Alokasi
Umum akan meningkat rata-rata sebesar 4,60 per tahun dan Dana Alokasi Khusus diasumsikan sama dengan DAK yang diterima di
tahun 2016. Sedangkan
untuk jenis
komponen pendapatan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah; untuk Pos Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi atau KabupatenKota akan meningkat rata-rata sebesar 14,25 per tahun, Pos Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah lainnya akan mengalami kenaikan rata-rata sebesar 12,50 per tahun dan Pos Dana Insentif Daerah mengalami
kenaikan rata-rata sebesar 12,50.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-49
Tabel 3.37. Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021
NO. URAIAN
ANGG. 2016 ANGG. 2017
ANGG. 2018 ANGG. 2019
ANGG. 2020 ANGG. 2021
Rata-rata kenaikan
Rp Rp
Rp Rp
Rp Rp
1 PENDAPATAN
DAERAH
1.1 Pendapatan
Asli Daerah
1.232.373.211.000 1.461.617.271.000
18,6 1.553.044.597.000
6,26 1.767.853.137.000
13,83 1.973.181.728.000
11,61 2.213.654.606.000
12,19 12,5
1.1.1 Pajak Daerah
858.764.751.000 1.055.695.471.000
22,93 1.087.570.000.000
3,02 1.223.957.000.000
12,54 1.377.000.000.000
12,5 1.549.300.000.000
12,51 12,7
1.1.2 Retribusi
Daerah 105.548.677.000
109.744.130.000 3,97
130.736.463.000 19,13
169.107.140.000 29,35
178.116.346.000 5,33
194.658.231.000 9,29
13,41 1.1.3
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang
dipisahkan 22.084.633.000
26.172.110.000 18,51
25.981.738.000 -0,73
27.905.555.000 7,4
31.119.385.000 11,52
34.320.489.000 10,29
9,4 1.1.4
Lain-lain PAD yang Sah
245.975.150.000 270.005.560.000
9,77 308.756.396.000
14,35 346.883.442.000
12,35 386.945.997.000
11,55 435.375.886.000
12,52 12,11
1.2 Dana
Perimbangan
1.762.670.018.000 1.811.208.346.000
3,23 1.881.206.444.000
4,35 1.968.775.541.000
5,14 2.062.376.086.000
5,25 2.162.516.280.000
5,35 4,66
1.2.1 Dana Bagi Hasil
Pajak 153.457.483.000
153.527.483.000 0,05
172.718.417.000 12,5
194.308.219.000 12,5
218.596.745.000 12,5
245.921.340.000 12,5
10,01 Dana bagi Hasil
Bukan Pajak 3.200.824.000
3.200.824.000 -
3.600.927.000 12,5
4.051.042.000 12,5
4.557.423.000 12,5
5.127.101.000 12,5
10 1.2.2
Dana Alokasi Umum
1.211.708.204.000 1.260.176.532.000
4 1.310.583.593.000
4 1.376.112.773.000
5 1.444.918.411.000
5 1.517.164.332.000
5 4,6
1.2.3 Dana Alokasi
Khusus 394.303.507.000
394.303.507.000 2,12
394.303.507.000 2,28
394.303.507.000 2,46
394.303.507.000 2,64
394.303.507.000 2,83
2,46
1.3 Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang
Sah
430.160.000.000 615.160.000.000
43,01 692.055.000.000
12,5 759.577.500.000
9,76 854.524.677.000
12,5 961.340.272.000
12,5 18,05
1.3.1 Hibah
- -
- -
- -
- -
- -
- -
1.3.2 Dana Darurat
- -
- -
- -
- -
- -
- -
1.3.3 Dana Bagi Hasil
Pajak dari Propinsi atau
KabupatenKota 430.160.000.000
535.160.000.000 24,41
602.055.000.000 12,5
658.327.500.000 9,35
740.618.434.000 12,5
833.195.741.000 12,5
14,25
1.3.4 Dana Penguatan
Desentralisasi Fiskal
Percepatan Pembangunan
Daerah -
- -
- -
- -
- -
- -
-
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-50
NO. URAIAN
ANGG. 2016 ANGG. 2017
ANGG. 2018 ANGG. 2019
ANGG. 2020 ANGG. 2021
Rata-rata kenaikan
Rp Rp
Rp Rp
Rp Rp
- Dana Percepatan
Pembangunan Infrastruktur
Pendidikan DPPIP dan
Dana Penguatan Infrastruktur
dan Prasarana Daerah DPIPD
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- Tambahan Penghasilan
Bagi Guru PNSD dan
Tunjangan Profesi Guru
PNSD pada Daerah Prop
Kab. Kota -
- -
- -
- -
- -
- -
-
- Dana Bantuan Operasional
Sekolah -
- -
- -
- -
- -
- -
- 1.3.5
Bantuan Keuangan dari
propinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya -
75.000.000.000 -
84.375.000.000 12,5
94.921.875.000 12,5
106.787.103.000 12,5
120.135.498.000 12,5
12,5 1.3.6
Dana Insentif Daerah
- 5.000.000.000
- 5.625.000.000
12,5 6.328.125.000
12,5 7.119.140.000
12,5 8.009.033.000
12,5 12,5
Jumlah Pendapatan
Daerah
3.425.203.229.000 3.887.985.617.000 13,51
4.126.306.041.000 6,13
4.496.206.178.000 8,96
4.890.082.491.000 8,76
5.337.511.158.000 9,15
9,30
Sumber: DPKAD, 2016
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-51
3.3.2 Proyeksi Belanja Daerah Kota Semarang 2016-2021
Analisis proyeksi belanja daerah perlu dilakukan guna mendapatkan gambaran mengenai kondisi belanja daerah Kota
Semarang dalam kurun waktu 5 tahun kedepan guna membiayai belanja langsung atau belanja program untuk RPJMD.
Proyeksi Belanja dirumuskan berdasarkan tren pertumbuhan historis realisasi belanja tahun 2010-2015, prioritas pembangunan
serta proporsi belanja tidak langsung dan belanja langsung. Proyeksi Belanja daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021 rata-rata akan
meningkat sebesar 4,86 per tahun, dengan perincian Belanja tidak langsung rata-rata sebesar 3,31 per tahun dan Belanja Langsung
rata-rata sebesar 6,17 per tahun.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-52
Tabel 3.38.
Proyeksi Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021
No BELANJA DAERAH
2016 2017
+ - 2018
+ - 2019
+ - 2020
+ - 2021
+ - Kenaikan
Rata-rata
per tahun
1 BELANJA TIDAK
LANGSUNG 1.633.209.712.000
1.758.241.058.000 7,66
1.808.334.085.000 2,85
1.846.224.807.000 2,10
1.883.592.334.000 2,02
1.920.188.087.000 1,94
3,31
Belanja Pegawai 1.567.703.870.000
1.685.256.796.000 7,50
1.710.535.651.000 1,50
1.744.746.366.000 2,00
1.779.641.290.000 2,00
1.815.234.117.000 2,00
3,00 Bel Bunga
- -
- -
- -
Bel Hibah 35.230.880.000
42.000.000.000 19,21
56.078.558.000 33,52
58.446.685.000 4,22
60.034.461.000 2,72
60.672.408.000 1,06
12,15 Bel Bant Sosial
19.290.700.000 25.000.000.000
29,60 30.705.865.000
22,82 32.002.535.000
4,22 32.871.923.000
2,72 33.221.232.000
1,06 12,08
Bel Bant Keuangan 984.262.000
984.262.000 0,00
1.014.011.000 3,02
1.029.221.000 1,50
1.044.660.000 1,50
1.060.330.000 1,50
1,50 Bel Tdk Terduga
a+b : 10.000.000.000
5.000.000.000 -50,00
10.000.000.000 100
10.000.000.000 0,00
10.000.000.000 0,00
10.000.000.000 10,00
2 BELANJA
LANGSUNG 2.554.708.702.000
2.503.709.079.000 -2,00
2.199.079.169.000 -12,17
2.532.281.371.000 15,15
3.021.490.157.000 19,32
3.340.123.071.000 10,55
6,17
Belanja Pegawai 231.221.432.000
226.605.561.000 -2,00
199.034.134.000 -12,17
229.191.580.000 15,15
273.468.862.000 19,32
302.307.672.000 10,55
6,17 Belanja Barang dan
Jasa 1.172.003.619.000
1.148.606.922.000 -2,00
1.008.854.255.000 -12,17
1.161.714.809.000 15,15
1.386.145.277.000 19,32
1.532.321.992.000 10,55
6,17 Belanja Modal
1.151.483.651.000 1.128.496.596.000
-2,00 991.190.780.000
-12,17 1.141.374.982.000
15,15 1.361.876.018.000
19,32 1.505.493.407.000
10,55 6,17
JUMLAH 1 + 2 4.187.918.414.000
4.261.950.137.001 1,77
4.007.413.254.001 -5,97
4.378.506.178.000 9,26
4.905.082.491.000 12,03
5.260.311.158.000 7,24
4,86
Sumber: Analisis, 2016
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-53
3.3.3 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Wajib Mengikat serta
Prioritas Utama
Analisis proyeksi belanja dilakukan untuk memperoleh gambaran
kebutuhan belanja
tidak langsung
daerah dan
pengeluaran pembiayaan yang bersifat wajib dan mengikat serta prioritas utama. Analisis dilakukan dengan proyeksi 5 lima tahun
ke depan untuk penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah. Hasil proyeksi belanja dan pengeluaran wajib mengikat serta
prioritas utama Kota Semarang tahun 2016-2021 sebagai tabel 3.39.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-54
Tabel 3.39.
Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota Semarang Tahun 2016-2021
No Uraian
Proyeksi 2016
2017 2018
2019 2020
2021 I
BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.578.688.132.000
1.691.241.058.000 1.721.549.662.000
1.755.775.587.000 1.790.685.950.000
1.826.294.447.000
1 Belanja Gaji dan Tunjangan,
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta
Operasional KDH 1.567.703.870.000
1.685.256.795.000 1.710.535.651.000
1.744.746.366.000 1.779.641.290.000
1.815.234.117.000 2
Belanja Bunga -
- -
- -
- 3
Belanja Subsidi -
- -
- -
- 4
Belanja Bagi Hasil -
- -
- -
- 5
Belanja Bantuan Keuangan 984.262.000
984.262.000 1.014.011.000
1.029.221.000 1.044.660.000
1.060.330.000 6
Belanja Tidak Terduga 10.000.000.000
5.000.000.000 10.000.000.000
10.000.000.000 10.000.000.000
10.000.000.000 II
BELANJA LANGSUNG 268.305.561.000 278.393.048.000 265.683.645.000 310.676.902.000 331.824.370.000 385.981.060.000
Belanja Langsung untuk kebutuhan operasional rutin
perkantoran yang harus diselenggarakan habis
pakai, jasa kantor, dll. 268.305.561.000
278.393.048.000 265.683.645.000
310.676.902.000 331.824.370.000
385.981.060.000 III PENGELUARAN PEMBIAYAAN
33.429.945.000 24.239.000.000
118.892.787.000 117.700.000.000
75.000.000.000 77.200.000.000
1 Pembentukan Dana Cadangan
- -
45.000.000.000 45.000.000.000
- -
2 Penyertaan Modal Pemerintah
Daerah 33.429.945.000
24.239.000.000 73.892.787.000
72.700.000.000 75.000.000.000
77.200.000.000 3
Pembayaran Pokok Hutang -
- -
- -
- TOTAL BELANJA WAJIB DAN
PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS
UTAMA 1.880.423.638.000
1.993.873.106.000 2.106.126.049.000
2.184.152.489.000 2.197.510.320.000
2.289.475.507.000
Sumber: Analisis, 2016
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-55
3.3.4 Proyeksi Pembiayaan Daerah
Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran sisa lebih riil perhitungan anggaran. Hasil analisis dapat digunakan untuk
menghitung kapasitas penerimaan pembiayaan daerah dengan proyeksi 5 lima tahun ke depan. Analisis dilakukan berdasarkan
data dan informasi yang dapat mempengaruhi besarnya sisa lebih riil perhitungan anggaran dimasa yang akan datang, yakni:
1 Angka rata-rata pertumbuhan saldo kas neraca daerah dan rata- rata pertumbuhan kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan
akhir tahun belum terselesaikan sertakegiatan lanjutan; 2 Asumsi indikator makro ekonomi
Laju pertumbuhan rata-rata PDRB Kota Semarang di tahun 2010 hingga 2015 adalah 9,59
Rata-Rata Inflasi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 5,7 pertahun
Rata-Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 6,11 pertahun
3 Kebijakan penyelesaian kewajiban daerah 4 Kebijakan efisiensi belanja daerah dan peningkatan potensi
pendapatan;
Dari perhitungan proyeksi pendapatan dan proyeksi belanja daerah pada tahun 2016-2021 Kota Semarang akan mengalami
defisit dan surplus anggaran. Pada tahun 2016 diproyeksikan mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 762.715.185.000,-. Pada
tahun 2017
mengalami defisit
anggaran sebesar
Rp. 319.613.376.000,-, dan pada tahun 2020 akan mengalami defisit
anggaran sebesar Rp. 15.000.000.000,-. Sedangkan pada tahun 2018, 2019 dan 2021 mengalami surplus anggaran. Terjadinya
surplusdefisit anggaran tersebut akan menjadi pertimbangan dalam merumuskan proyeksi kebijakan pembiayaan daerah.
Pembiayaan Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021, dirumuskan
dengan memperhatikan
Realisasi Sisa
Lebih Pertihungan Anggaran SilPA Kota Semarang pada tahun 2015
tercatat sebesar Rp. 1.194.348.650.000,-, Pembentukan Dana Cadangan untuk Persiapan Pemilu PILKADA Kota Semarang Tahun
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-56
2020, Penyertaan Modal Badan Usaha Milik Daerah BUMD, serta terjadinya surplusdefisit proyeksi pendapatan dan proyeksi belanja
daerah. Rumusan kebijakan proyeksi Pembiayaan Daerah Kota Semarang
Tahun 2016-2021 sebagai berikut: -
Pos Penerimaan Pembiayaan, dialokasikan penerimaan SilPA dengan
perincian pada
tahun 2016
sebesar Rp. 796.145.130.000,- dan sebesar Rp. 398.203.500.000,-,
pada tahun 2017 yang berasal dari SilPA Tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp. 1.194.348.650.000,-, Disamping itu
berkaitan Pemilu PILKADA Kota Semarang Tahun 2020, maka pada tahun 2020 diproyeksikan ada penerimaan pembiayaan
dari Pencairan Dana Cadangan sebesar Rp. 90.000.000.000,-. -
Pos Pengeluaran
Pembiayaan, diproyeksikan
untuk Pembentukan Dana Cadangan dalam rangka Pemilu PILKADA
yang dibentuk
selama 2
tahun berturut-turut,
yang diperkirakan sebesar Rp 45.000.000.000 masing-masing di
tahun 2018 dan 2019. Secara rinci kebijakan proyeksi Pembiayaan Daerah Kota Semarang
Tahun 2016-2021 dapat dilihat pada tabel 3.40.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-57
Tabel 3.40. Proyeksi Pembiayaan Daerah Kota Semarang 2016-2021
No Uraian
Proyeksi 2016
2017 2018
2019 2020
2021 3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
796.145.130.000 398.203.520.000
- -
90.000.00.000 -
3.1.1 SILPA 796.145.130.000
398.203.520.000 -
- -
- 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan
- -
- -
90.000.000.000 -
3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan -
- -
- -
- 3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah
- -
- -
- -
3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman Daerah -
- -
- -
- 3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN
33.429.945.000 24.239.000.000
118.892.787.000 117.700.000.000
75.000.000.000 77.200.000.000
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan -
- 45.000.000.000
45.000.000.000 -
- 3.2.2
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
33.429.945.000 24.239.000.000
73.892.787.000 72.700.000.000
75.000.000.000 77.200.000.000
3.2.2.1 Penyertaan Modal Bank Jateng 19.305.000.000
9.339.000.000 15.100.000.000
16.200.000.000 18.500.000.000
20.700.000.000 3.2.2.2
Penyertaan Modal Holding Company PT Bhumi Pandanaran
Sejahtera -
10.000.000.000 22.500.000.000
22.500.000.000 22.500.000.000
22.500.000.000 3.2.2.3 Penyertaan Modal PDAM
10.000.000.000 -
30.000.000.000 30.000.000.000
30.000.000.000 30.000.000.000
3.2.2.4 Penyertaan Modal BKK 1.000.000.000
900.000.000 2.000.000.000
2.000.000.000 2.000.000.000
2.000.000.000 3.2.2.5 Penyertaan Modal Bank Pasar
2.000.000.000 4.000.000.000
4.292.787.000 2.000.000.000
2.000.000.000 2.000.000.000
3.2.2.6 Penyertaan Modal Perusda
Percetakan 1.124.945.000
- -
- -
- Penyertaan Modal RPH dan BHP
- -
- -
- -
III PEMBIAYAAN DAERAH
762.715.185.000 373.964.520.000
118.892.787.000 117.700.000.000
15.000.000.000 77.200.000.000
Sumber: Analisis, 2016
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-58
3.3.5 Analisis Kerangka Pendanaan
Analisis Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk
pendanaan program pembangunan jangka menegah daerah selama 5 lima tahun ke depan. Langkah awal yang harus
dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke pos-pos
mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu
kapasitas riil
keuangan daerah
adalah total
penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat
serta prioritas utama. Untuk menentukan proyeksi kapasitas kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk
membiayai program kegiatan selama 5 lima tahun kedepan 2016-2021 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah RPJMD Kota Semarang sebagaimana tabel 3.42. Pada tabel 3.42, maka dapat diketahui belanja daerah yang
menjadi prioritas I dan II. Belanja Daerah Prioritas I adalah belanja daerah yang meliputi belanja untuk membiayai program
pembangunan. Belanja Daerah prioritas II merupakan belanja daerah yang nantinya untuk Bantuan sosial dan hibah yang
sifatnya wajib dilaksanakan berdasarkan aspirasi. Dari Proyeksi penerimaan pendapatan, proyeksi belanja
daerah serta proyeksi pembiayaan daerah tersebut diatas, dapat dirumuskan Kerangka Pendanaan RPJMD Tahun 2016-2021
sebagaimana tabel 3.43. Proyeksi kapasitas kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk membiayai
program kegiatan selama 5 lima tahun ke depan 2016-2021 dalam RPJMD.
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-59
Tabel 3.41. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Kota Semarang Tahun 2016 – 2021
No Uraian
Proyeksi 2016 Rp
2017 Rp 2018 Rp
2019 Rp 2020 Rp
2021 Rp
1. Penerimaan
Pendapatan 3.425.203.229.000 3.887.985.617.000 4.126.306.041.000 4.496.206.178.000 4.890.082.491.000 5.337.511.158.000
2. Pencairan dana
cadangan -
- -
- 90.000.000.000
- 3.
Sisa lebih riil perhitungan anggaran
sebelumnya SILPA 796.145.130.000
398.203.520.000 -
- -
-
Total Penerimaan
4.221.348.359.000 4.286.189.137.000
4.126.306.041.000 4.496.206.178.000
4.980.082.491.000 5.337.511.158.000
Dikurangi :
1. TOTAL BELANJA
WAJIB DAN PENGELUARAN YANG
WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS
UTAMA 1.880.423.638.000 1.993.873.106.000 2.106.126.049.000 2.184.152.489.000 2.197.510.320.000 2.289.475.507.000
Kapasitas riil kemampuan keuangan
2.340.924.721.000 2.292.316.031.000
2.020.179.947.000 2.312.053.689.000
2.782.572.171.000 3.048.035.651.000
Sumber: Analisis, 2016
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-60
Tabel 3.42. Belanja Daerah Prioritas I dan II Kota Semarang Tahun 2016
– 2021
PRIORITAS 2016 Rp
2017 Rp 2018 Rp
2019 Rp 2020 Rp
2021 Rp Belanja Daerah
Prioritas I 2.286.403.141.000 2.225.316.031.000 1.933.395.524.000 2.221.604.469.000 2.689.665.787.000 2.954.142.011.000
Belanja Daerah untuk membiayai Program
Pembangunan 2.286.403.141.000
2.225.316.031.000 1.933.395.524.000
2.221.604.469.000 2.689.665.787.000
2.954.142.011.000
Belanja Daerah Prioritas II
54.521.580.000 67.000.000.000
86.784.423.000 90.449.220.000
92.906.384.000 93.893.640.000
Belanja Hibah 35.230.880.000
42.000.000.000 56.078.558.000
58.446.685.000 60.034.461.000
60.672.408.000 Belanja Bantuan Sosial
19.290.700.000 25.000.000.000
30.705.865.000 32.002.535.000
32.871.923.000 33.221.232.000
Belanja Daerah I+II 2.340.924.721.000 2.292.316.031.000 2.020.179.947.000 2.312.053.689.000 2.782.572.171.000 3.048.035.651.000
Sumber: Analisis, 2016
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-61
Tabel 3.43. Proyeksi Kerangka Pendanaan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021
KODE URAIAN
TAHUN ANGGARAN 2016
2017 2018
2019 2020
2021 I
PENDAPATAN 3.425.203.229.000
3.887.985.617.000 4.126.306.041.000
4.496.206.178.000 4.890.082.491.000
5.337.511.158.000 1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
1.232.373.211.000 1.461.617.271.000
1.553.044.597.000 1.767.853.137.000
1.973.181.728.000 2.213.654.606.000
1.1.1 Pajak Daerah 858.764.751.000
1.055.695.471.000 1.087.570.000.000
1.223.957.000.000 1.377.000.000.000
1.549.300.000.000 1.1.2 Retribusi Daerah
105.548.677.000 109.744.130.000
130.736.463.000 169.107.140.000
178.116.346.000 194.658.231.000
1.1.3 Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
22.084.633.000 26.172.110.000
25.981.738.000 27.905.555.000
31.119.385.000 34.320.489.000
1.1.4 Lain-Lain PAD Yang
Sah 245.975.150.000
270.005.560.000 308.756.396.000
346.883.442.000 386.945.997.000
435.375.886.000
1.2 DANA
PERIMBANGAN 1.762.670.018.000
1.811.208.346.000 1.881.206.444.000
1.968.775.541.000 2.062.376.086.000
2.162.516.280.000 1.2.1
Dana Bagi Hasil Pajak
153.457.483.000 153.527.483.000
172.718.417.000 194.308.219.000
218.596.745.000 245.921.340.000
1.2.2 Dana Bagi Hasil
Bukan Pajak 3.200.824.000
3.200.824.000 3.600.927.000
4.051.042.000 4.557.423.000
5.127.101.000 1.2.3 Dana Alokasi Umum
1.211.708.204.000 1.260.176.532.000
1.310.583.593.000 1.376.112.773.000
1.444.918.411.000 1.517.164.332.000
1.2.4 Dana Alokasi
Khusus 394.303.507.000
394.303.507.000 394.303.507.000
394.303.507.000 394.303.507.000
394.303.507.000
1.3 LAIN-LAIN
PENDAPATAN YANG SAH
430.160.000.000 615.160.000.000
692.055.000.000 759.577.500.000
854.524.677.000 961.340.272.000
1.3.1 Dana Bagi Hasil
Pajak Dari Provinsi Pemerintah Daerah
Lainnya 430.160.000.000
535.160.000.000 602.055.000.000
658.327.500.000 740.618.434.000
833.195.741.000
1.3.2 Bantuan Keuangan
Dari Provinsi Atau Pemerintah Daerah
- 75.000.000.000
84.375.000.000 94.921.875.000
106.787.103.000 120.135.498.000
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-62
KODE URAIAN
TAHUN ANGGARAN 2016
2017 2018
2019 2020
2021
Lainnya 1.3.3
Dana Intensif Daerah
- 5.000.000.000
5.625.000.000 6.328.125.000
7.119.140.000 8.009.033.000
II BELANJA DAERAH
4.187.918.414.000 4.261.950.137.000
4.007.413.254.000 4.378.506.178.000
4.905.082.491.000 5.260.311.158.000
2.1 BELANJA TIDAK
LANGSUNG 1.633.209.712.000
1.758.241.058.000 1.808.334.085.000
1.846.224.807.000 1.883.592.334.000
1.920.188.087.000
2.1.1 Belanja Pegawai 1.567.703.870.000
1.685.256.796.000 1.710.535.651.000
1.744.746.366.000 1.779.641.290.000
1.815.234.117.000 2.1.2 Belanja Bunga
- -
- -
- -
2.1.3 Belanja Subsidi
- -
- -
- -
2.1.4 Belanja Hibah 35.230.880.000
42.000.000.000 56.078.558.000
58.446.685.000 60.034.461.000
60.672.408.000 2.1.5
Belanja Bantuan Sosial
19.290.700.000 25.000.000.000
30.705.865.000 32.002.535.000
32.871.923.000 33.221.232.000
2.1.6 Belanja Bagi Hasil -
- -
- -
- 2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan
984.262.000 984.262.000
1.014.011.000 1.029.221.000
1.044.660.000 1.060.330.000
2.1.8 Belanja Tidak
Terduga 10.000.000.000
5.000.000.000 10.000.000.000
10.000.000.000 10.000.000.000
10.000.000.000
2.2 BELANJA
LANGSUNG 2.554.708.702.000
2.503.709.079.000 2.199.079.169.000
2.532.281.371.000 3.021.490.157.000
3.340.123.071.000
2.2.1 Belanja Pegawai 231.221.432.000
226.605.561.000 199.034.134.000
229.191.580.000 273.468.862.000
302.307.672.000 2.2.2
Belanja Barang dan Jasa
1.172.003.619.000 1.148.606.922.000
1.008.854.255.000 1.161.714.809.000
1.386.145.277.000 1.532.321.992.000
2.2.3 Belanja Modal 1.151.483.651.000
1.128.496.596.000 991.190.780.000
1.141.374.982.000 1.361.876.018.000
1.505.493.407.000 SURPLUSDEFISIT
I-II 762.715.185.000
373.964.520.000 118.892.787.000
117.700.000.000 15.000.000.000
77.200.000.000 III
PEMBIAYAAN DAERAH
762.715.185.000 373.964.520.000
118.892.787.000 117.700.000.000
15.000.000.000 77.200.000.000
3.1 PENERIMAAN
PEMBIAYAAN 796.145.130.000
398.203.520.000 -
- 90.000.000.000
-
3.1.1 Pengunaan SILPA 796.145.130.000
398.203.520.000 -
- -
- 3.1.2 Pencairan Dana
- -
- -
90.000.000.000 -
KERANGKA PENDANAAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-63
KODE URAIAN
TAHUN ANGGARAN 2016
2017 2018
2019 2020
2021
Cadangan 3.1.3
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan -
- -
- -
- 3.1.4
Penerimaan Pinjaman Daerah
- -
- -
- -
3.1.5 Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman Daerah
- -
- -
- -
3.2 PENGELUARAN
PEMBIAYAAN 33.429.945.000
24.239.000.000 118.892.787.000
117.700.000.000 75.000.000.000
77.200.000.000 3.2.1
Pembentukan Dana Cadangan
- -
45.000.000.000 45.000.000.000
- -
3.2.2 Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah 33.429.945.000
24.239.000.000 73.892.787.000
72.700.000.000 75.000.000.000
77.200.000.000 3.2.2.1
Penyertaan Modal Bank Jateng
19.305.000.000 9.339.000.000
15.100.000.000 16.200.000.000
18.500.000.000 20.700.000.000
3.2.2.2 Penyertaan Modal
Holding Company PT Bhumi Pandanaran
Sejahtera -
10.000.000.000 22.500.000.000
22.500.000.000 22.500.000.000
22.500.000.000 3.2.2.3
Penyertaan Modal PDAM
10.000.000.000 -
30.000.000.000 30.000.000.000
30.000.000.000 30.000.000.000
3.2.2.4 Penyertaan Modal
BKK 1.000.000.000
900.000.000 2.000.000.000
2.000.000.000 2.000.000.000
2.000.000.000 3.2.2.5
Penyertaan Modal Bank Pasar
2.000.000.000 4.000.000.000
4.292.787.000 2.000.000.000
2.000.000.000 2.000.000.000
3.2.2.6 Penyertaan Modal
Perusda Percetakan 1.124.945.000
- -
- -
- Penyertaan Modal
RPH dan BHP -
- -
- -
-
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-1
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan di masa lalu serta hal-hal yang masih belum berjalan secara optimal melalui
perumusan permasalahan agar dapat disusun perencanaan pembangunan untuk jangka lima tahun ke depan. Selanjutnya rumusan permasalahan
tersebut dikelompokkan
menjadi isu
strategis yang
merupakan permasalahan utama untuk dijadikan prioritas. Analisis isu strategis
menghasilkan rumusan kebijakan yang bersifat antisipatif dan solutif atas berbagai kondisi yang tidak ideal di masa depan untuk meningkatkan
efektivitas perencanaan pembangunan. Dengan demikian, rumusan tentang permasalahan pembangunan dan isu strategis merupakan bagian penting
dalam penentuan kebijakan pembangunan jangka menengah Kota Semarang.
4.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KOTA SEMARANG
Permasalahan pembangunan daerah merupakan kesenjangan antara sasaran pembangunan yang ingin dicapai di masa mendatang dengan
kondisi riil saat perencanaan pembangunan disusun. Untuk meminimalisir kesenjangan tersebut dalam rangka mewujudkan visi dan misi kepala daerah
terpilih, maka diperlukan perumusan yang tepat terkait analisis permasalahan
daerah. Berdasarkan
hasil analisis
permasalahan pembangunan daerah pada masing-masing bidang urusan sesuai dengan
kondisi objektif daerah, serta kesepakatan dari para pemangku kepentingan stakeholders pembangunan daerah maka diketahui permasalahan utama
Kota Semarang. Permasalahan utama ini dijabarkan ke dalam 4 empat pokok
permasalahan sebagai berikut: 1. Kualitas sumber daya manusia yang masih perlu ditingkatkan
2. Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik Good Governance masih belum optimal
3. Belum optimalnya penyediaan infrastruktur dasar dan penataan ruang 4. Inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada sektor perekonomian
masih perlu ditingkatkan
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-2
MASALAH
Kualitas sumber daya manusia
yang masih perlu ditingkatkan
Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan
yang baik Good Governance
masih belum sesuai harapan
Belum optimalnya penyediaan
infrastruktur dasar dan
penataan ruang
Inovasi dan daya saing nilai tambah
produksi pada sektor
perekonomian masih perlu
ditingkatkan
Gambar 4.1 Gambaran Permasalahan Utama dan Permasalahan Pokok Pembangunan
Daerah Kota Semarang
Permasalahan pembangunan daerah Kota Semarang diidentifikasi melalui kajian data dan informasi pembangunan daerah khususnya data
strategis pembangunan. Berikut penjabaran permasalahan pembangunan Kota Semarang berdasarkan gambaran umum kondisi pembangunan daerah
Kota Semarang:
1. Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Masih Perlu Ditingkatkan
Sumber Daya Manusia memiliki peran penting dalam proses pembangunan daerah. Sumber daya manusia dalam pembangunan daerah
haruslah memiliki kualifikasi tertentu berdasarkan kontribusi di bidangnya masing-masing. Sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
secara otomatis akan memberikan sumbangsih atas keberhasilan setiap capaian kinerja pembangunan daerah. Hal tersebut secara positif akan
berdampak pada ketercapaian visi dan misi pembangunan daerah serta menjadi daya dorong perwujudan target dari aspek-aspek pembangunan baik
dari sektor ketenagakerjaan, kehidupan sosial masyarakat, hingga infrastruktur dasar kehidupan masyarakat.
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-3
Kualitas SDM terkait dengan permasalahan pokok antara lain rendahnya akses dan mutu pendidikan, rendahnya akses dan mutu
pelayanan kesehatan, dan pendapatan per kapita yang dipengaruhi oleh sektor ekstratif skala besar. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan mutu pendidikan dan penyelenggaraan
pendidikan. Sebagaimana telah diuraikan pada Bab 2, berdasarkan indikator pada sektor pendidikan, kondisi di Kota Semarang relatif sudah baik.
Permasalahan pada kualitas sumber daya manusia yang masih perlu ditingkatkan adalah yang terkait dengan kelulusan pada pendidikan
menengah, yang antara lain diindikasikan pada rata-rata lama sekolah yang hanya 10,19 tahun. Hal lain yang masih memerlukan perhatian dari sektor
pendidikan adalah yang terkait dengan pendidikan karakter, budi pekerti dan wawasan kebangsaan. Masih adanya kasus yang terkait dengan
kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, serta seks bebas menunjukkan perlunya penguatan pendidikan karakter
sejak dini. Di sisi lain, dari komposisi penduduk Kota Semarang selama enam
tahun terakhir 2010-2015 berdasarkan tingkat pendidikan masih didominasi oleh penduduk dengan tingkat pendidikan tamat SD atau yang
sederajat, SMP atau yang sederajat dan SMA atau yang sederajat. Sedangkan untuk tingkat pendidikan tamat Akademi D-III dan Universitas
memiliki jumlah yang relatif rendah dibandingkan tingkat pendidikan lainnya. Sebagai kota metropolitan, peningkatan jumlah penduduk dengan
pendidikan yang ditamatkan pada tingkat menengah dan Perguruan Tinggi menjadi menjadi suatu keniscayaan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Permasalahan berikutnya yang mempengaruhi SDM yang belum
berkualitas adalah akses dan mutu pelayanan kesehatan. Peningkatan layanan kesehatan sangat perlu dilakukan mengingat kesehatan merupakan
kunci utama individu dalam melaksanakan aktivitasnya. Jika dilihat dari indikator yang tercantum dalam SPM Kesehatan, capaian Kota Semarang
dalam meningkatkan kualitas kesehatan warganya dapat dilihat angka kelangsungan hidup bayi per 1.000 kelahiran pada tahun 2014 sebesar
90,63 menurun menjadi 90,44 pada tahun 2015. Sedangkan persentase gizi buruk meningkat dari tahun 2014 sebesar 0,38 menjadi 0,40 pada
tahun 2015.
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-4
Masih cukup tingginya angka pengangguran terbuka serta kualitas dan kompetensi tenaga kerja merupakan hal lain yang menjadi
permasalahan untuk meningkatkan lagi kualitas sumber daya manusia. Dari sisi kesejahteraan, meskipun angka kemiskinan Kota Semarang sudah
rendah, upaya penurunan kemiskinan perlu terus dilakukan. Selain hal yang bersifat fisik, kualitas SDM juga ikut dipengaruhi oleh hal yang bersifat non
fisik, antara lain melalui kegiatan seni dan budaya. Rumusan permasalahan yang terkait dengan Sumber Daya Manusia,
selanjutnya dilakukan analisa untuk melihat akar permasalahan dari pokok masalah yang ada. Hal ini dilakukan untuk menentukan solusi terhadap
permasalahan yang ada. Rumusan dan akar permasalahan pada Sumber Daya Manusia sebagaimana dijelaskan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Rumusan Permasalahan:
Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Masih Perlu Ditingkatkan MASALAH
AKAR MASALAH
1 Kualitas kelulusan pendidikan yang masih perlu ditingkatkan
1. Masih perlunya peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga Kependidikan
2. Masih perlunya pengoptimalan kualitas pelayanan
pendidikan pendidikan
inklusi, Semarang Knowledge Sharing 3. Masih perlunya peningkatan pendidikan
pembentukan karakter 4. Masih perlunya peningkatan kuantitas
dan kualitasnya Sarana dan Prasarana Pendidikan
2 Belum seluruh
lapisan masyarakat mendapat akses ke
pelayanan kesehatan
yang bermutu.
1. Belum optimalnya budaya perilaku hidup sehat pada masyarakat
2. Belum optimalnya kompetensi dan kapasitas tenaga medis dan non medis
sesuai dengan standar kompetensi 3. Kurangnya
kesiapan prasarana
dan sarana
pelayanan kesehatan
pada pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional
BPJS 4. Masih perlunya peningkatan kualitas dan
kuantitas sarana
dan prasarana
Kesehatan 5. Belum terpenuhnya seluruh Standar
Operasional Prosedur
pelayanan kesehatan
3 Tingginya tingkat pengangguran terbuka
1. Peningkatan kualitas dan kompetensi seluruh tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhan pasar tenaga kerja masih perlu dioptimalkan
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-5
MASALAH AKAR MASALAH
2. Pertumbuhan ketersediaan lapangan kerja formal
belum seimbang
dengan ketersediaan tenaga kerja
3. Masih diperlukan peningkatan minat kewirausahaan
4 Masih belum
tuntasnya pengentasan kemiskinan
1. Tingkat dan
cakupan pelayanan
perlindungan dan pemberdayaan PMKS masih perlu ditingkatkan
2. Jumlah bantuan
sosial sarpras
pemenuhan kebutuhan
sosial dasar
sanitasi, air minum, RTLH masih perlu ditingkatkan
3. Pemberian jaminan
sosial bagi
penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial masih perlu
ditingkatkan
4. Perluasan akses
pelayanan sosial
kesehatan BPJS dan pendidikan 5 Pengembangan kekayaan dan
keragaman budaya masih perlu ditingkatkan
1. Upaya pelestarian dan pengelolaan cagar budaya masih perlu dioptimalkan
2. Penyelenggaraan festival seni dan budaya masih perlu dioptimalkan
3. Sarana dan prasarana untuk pementasan seni dan budaya masih perlu dioptimalkan
6 Perlu peningkatan pemberdayaan masyarakat
dalam pembangunan 1. Peran
dan fungsi
kelembagaan masyarakat dalam pembangunan masih
perlu dioptimalkan 2. Koordinasi
lintas sektor
untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat
masih perlu dioptimalkan 3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam
pembangunan masih perlu ditingkatkan 4. Mitigasi dan adaptasi kebencanaan masih
perlu ditingkatkan
2. Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik Good
Governance masih belum sesuai harapan
Untuk mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan ditindaklanjuti dalam
realisasinya yakni akuntanbilitas, transparansi, dapat diprediksi, dan partisipasi. Jika keseluruhan faktor tersebut dilaksanakan secara
menyeluruh dan seksama maka dapat dipastikan bahwa penyelenggaraan Pemerintahan daerah akan berjalan pada koridor pencapaian pembangunan
daerah sebagai pendukung peningkatan capaian kinerja pembangunan nasional.
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-6
Pembangunan berkelanjutan
menjadi pokok
perhatian dalam
perencanaan pembangunan daerah Kota Semarang. Penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan Pemerintah Kota Semarang masih menghadapi
permasalahan yang terkait dengan penyalahgunaan wewenang serta praktek korupsi, kolusi dan nepotisme yang antara lain diindikasikan dengan masih
adanya pengaduan dari masyarakat terhadap oknum ASN yang melakukan pungutan liar serta masih adanya oknum ASN yang terlibat kasus hukum.
Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik di Kota Semarang juga harus didukung dengan ketersediaan sarana prasarana pelayanan yang
memadai dan
sesuai dengan
standar pelayanan
yang ada,
kapabilitas,kapasitas dan kompetensi aparatur pelayanan yang baik, dengan jumlah yang mencukupi .
Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan tata kelola
pemerintahan yang baik dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Rumusan Permasalahan:
Penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Good Governance Masih Belum Optimal
MASALAH AKAR MASALAH
1 Upaya pengawasan masih perlu
ditingkatkan 1. Sistem pengelolaan dan pelaporan keuangan
dan aset daerah masih perlu dikembangkan lagi
2. Pengelolaan asset masih perlu dioptimalkan lagi
3. Pelaksanaan pendataan, pengawasan dan pemeriksaan pajak daerah masih perlu
dioptimalkan 4. Sistem pengendalian Internal yang dilakukan
secara prosedural masih perlu ditingkatkan lagi
5. Tingkat akuntabilitas pelaporan keuangan Instansi Pemerintah masih perlu dioptimalkan
lagi
2 Perlu peningkatan disiplin aparatur
1. Persebaran pegawai di setiap Perangkat Daerah masih belum merata dari segi jumlah
maupun kualitas 2. Integrasi
sistem informasi
kepegawaian dengan data kompetensi pegawai masih belum
dimaksimalkan 3. Peningkatan pengembangan dan pembinaan
aparatur jabatan fungsional masih perlu dioptimalkan
4. Masih adanya SOTK yang tumpang tindih dengan Perangkat Daerah lain
5. Kualitas mental dan pola pikir aparatur perlu lebih ditingkatkan
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-7
MASALAH AKAR MASALAH
6. Jumlah, kapabilitas,
kapasitas dan
kompetensi aparatur masih perlu peningkatan 3 Masih terdapat sarana
prasarana pelayanan publik yang belum
sesuai standar 1. Kinerja aparatur pelayan masyarakat masih
perlu ditingkatkan 2. Peningkatan sarana prasarana pelayanan
3. Penggunaan teknologi
informasi dalam
pelayanan perlu lebih ditingkatkan 4. Penerapan SOP pelayanan masih belum
berjalan dengan optimal
4 Masih tingginya jumlah pelanggaran Perda
1. Kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap Perda perlu ditingkatkan
2. Jumlah aparatur pengawas dan penindak pelanggaran Perda masih perlu ditingkatkan
3. Menurunnya penerapan
nilai-nilai kebangsaannasionalisme, gotong royong,
budi pekerti, dan kesetiakawanan sosial di kalangan masyarakat
4. Pengawasan dan
pendataan terhadap
pendidikan ideologi asing, dan organisasi sosial
politik masyarakat
masih perlu
ditingkatkan
3. Belum optimalnya penyediaan infrastruktur dasar dan penataan
ruang
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan daerah. Infrastruktur juga
memegang peranan penting sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tidak dapat dipisahkan
dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Pengembangan infrastruktur merupakan salah satu
faktor kunci keberhasilan pembangunan secara keseluruhan. Hal ini mengingat dampaknya yang hampir mempengaruhi indikator kunci
keberhasilan pembangunan dasar, baik pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi.
Pembangunan infrastruktur berkualitas dengan kapasitas yang memadai dan merata merupakan faktor penting untuk mendorong
konektivitas antar wilayah sehingga dapat mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi. Dibutuhkan jaringan infrastruktur yang efektif guna
meningkatkan keterkaitan sektor primer berbasis pertanian dengan sektor industri pendukungnya melalui kluster dan pengembangan kawasan
berdasarkan potensi dan unggulan komoditas daerah. Kualitas dan kapasitas infrastruktur yang memadai akan memperlancar konektivitas,
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-8
menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik sehingga dapat meningkatkan daya saing produk dan mempercepat laju pertumbuhan
ekonomi. Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan penyediaan
infrastruktur dasar dan penataan ruang dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Rumusan Permasalahan:
Belum Optimalnya Penyediaan Infrastruktur Dasar Dan Penataan Ruang MASALAH
AKAR MASALAH
1 Belum optimalnya pemanfaatan tata ruang
yang sesuai dengan arahan rencana tata
ruang wilayah RTRW maupun daya dukung
lingkungan 1. Rencana Detail Tata Ruang Kota RDTRK dan
Peraturan Zonasi sebagai pedoman dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang dan ijin
mendirikan bangunan belum berjalan maksimal.
2. Peningkatan kesesuaian pada peruntukan tata ruang masih perlu dioptimalkan
3. Fungsi lahan yang belum dioptimalkan
2 Masih terjadinya genangan banjir dan
rob 1. Masih ada saluran dan gorong-gorong yang belum
berfungsi optimal 2. Infrastruktur pengendali Rob dan Banjir belum
terbangun secara menyeluruh 3. Saluran drainase belum terintegrasi secara
menyeluruh 4. Terjadinya penurunan tanah yang semakin tinggi
khususnya di daerah pesisir 5. Terjadinya perubahan cuaca yang ekstrim
3 Belum optimalnya pengembangan sistem
transportasi terpadu. 1. Jaringan
jalan belum
terbangun secara
menyeluruh 2. Peningkatan fasilitas perlengkapan jalan masih
perlu dioptimalkan 3. Integrasi jaringan jalan dan fasilitas jalan yang
masih perlu dioptimalkan 4. Kualitas pelayanan angkutan umum masih perlu
ditingkatkan 5. Pengelolaan sarana dan prasarana transportasi
masih perlu dioptimalkan
4 Belum seluruh Rumah Tangga memiliki
sanitasi yang baik 1. Ketersediaan lahan untuk instalasi sanitasi
komunal di kawasan pesisir Semarang sangat sulit didapatkan.
2. Upaya peningkatan pelayanan pengelolaan air minum dan air limbah masih perlu dioptimalkan
3. Penyediaan Prasarana Sarana Umum PSU lingkungan perumahan dan permukiman masih
perlu ditingkatkan
5 Kurangnya penanganan tingkat pencemaran dan
kerusakan lingkungan 1. Pelayanan pengelolaan persampahan masih perlu
ditingkatkan 2. Peran serta dan kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan
masih perlu
dioptimalkan 3. Penanganan
lahan kritis
masih perlu
ditingkatkan
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-9
MASALAH AKAR MASALAH
4. Ruang Terbuka Hijau RTH di wilayah perkotaan masih perlu ditingkatkan
5. Pencemaran udara,
air dan
tanah perlu
dikendalikan 6. Penurunan
kualitas dan
daya dukung
lingkungan.
4. Inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada sektor
perekonomian masih perlu ditingkatkan
Perekonomian suatu wilayah menjadi salah satu tolok ukur utama dalam melihat tingkat kesejahteraan masyarakat baik secara makro maupun
mikro. Hal tersebut merupakan poin penting mengingat kehidupan masyarakat sangat ditentukan oleh perekonomian terkait dengan finansial
atau kebutuhan. Salah satu problem yang menghambat percepatan kemajuan Kota Semarang adalah rendahnya inovasi dan daya saing the low
of competitiveness nilai tambah produksi. Secara teori, variabel daya saing ini menjadi faktor kunci peningkatan pertumbuhan ekonomi baik skala
nasional, regional, dan global. Daya saing dalam hal ini terkait dengan kapasitas produksi, kapasitas inovasi, dan kemampuan daerah Kota
Semarang menarik investasi dalam kerangka meningkatkan struktur perekonomian. Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan inovasi
dan daya saing nilai tambah produksi pada sektor perekonomian dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Rumusan Permasalahan:
Inovasi Dan Daya Saing Nilai Tambah Produksi Pada Sektor Perekonomian Masih Perlu Ditingkatkan
MASALAH AKAR MASALAH
1 Penataan penyediaan dan distribusi bahan pangan
perlu dioptimalkan 1. Penganekaragaman pangan masih perlu
dioptimalkan
2 Produksi dan kualitas produk pertanian dan
peternakan perlu ditingkatkan
1. Penyelenggaraan intensifikasi pertanian masih perlu dioptimalkan;
2. Pengawasanpengendalian produksi
dan distribusi
produk ternak
masih perlu
dioptimalkan 3.
Pengembangan pertanian
perkotaanurban farming masih perlu dioptimalkan
4. Semakin berkurangnya lahan pertanian 3 Produktifitas hasil
perikanan perlu ditingkatkan;
1. Keterbatasan lahan untuk budidaya perikanan. 2. Tingginya alih profesi dari petani perikanan
keaktivitas perkotaan;
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-10
MASALAH AKAR MASALAH
4 Kontribusi kategori- kategori pada sektor
perdagangan dan jasa- jasa perlu dioptimalkan
1. Belum optimalnya
upaya pembinaan
dan pengendalian pedagang informal di ruang publik;
2. Belum optimalnya pengendalian pasar dan ritel modern;
3. Pasar rakyat belum sepenuhnya tertata dengan baik;
5 Produk-produk unggulan daerah belum
dikembangkan dengan maksimal
1. Belum optimalnya pengembangan industri yang berwawasan lingkungan;
2. Pola kemitraan antara UMKM dengan usaha besar belum optimal.
3. Akses permodalan dan pasar Industri Kecil Menengah IKM masih terbatas;
4. Belum optimalnya hubungan kerjasama usaha antara IKM dengan industri besar;
5. Industri kreatif masih perlu dikembangkan. 6 Peningkatan jumlah PMA
maupun PMDN masih belum maksimal
1. Pelayanan dan regulasi penanaman modal masih perlu ditingkatkan;
2. Daya saing daerah dalam menarik investasi masih perlu ditingkatkan;
7 Belum optimalnya pengembangan destinasi
wisata 1. Belum optimalnya upaya pengembangan dan
pengelolaan objek dan daya tarik wisata; 2. Belum optimalnya keikutsertaan swasta dan
masyarakat dalam
pengembangan kepariwisataan.
4.2 ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH DALAM RPJMD
TAHUN 2016 – 2021
4.2.1 Isu-Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah
Identifikasi isu-isu strategis pembangunan jangka menengah Kota Semarang tahun 2016-2021 dilakukan berdasarkan permasalahan
pembangunan daerah
yang muncul
diberbagai bidang
urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah selama tahun 2010-2015 yang
mempengaruhi keberhasilan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah pada periode tersebut danatau diperkirakan akan berdampak signifikan
bagi daerah dan masyarakat Kota Semarang dimasa mendatang. Isu strategis pembangunan jangka menengah Kota Semarang
dirumukan berdasarkan identifikasi permasalah pada tiap urusan penyelenggaraan pemerintahan dapat dilihat pada tabel 4.5.
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-11
Tabel 4.5. Identifikasi Masalah, Variabel Penyebab Yang Mempengaruhi Permasalahan
Pembangunan Daerah dengan Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang
No. Urusan Pemerintahan Daerah
Variabel Penyebab yang Mempengaruhi
Permasalahan Isu Strategis
A. Urusan Wajib Pelayanan Dasar
A.1 Pendidikan
Pengembangan PAUD belum optimal
Ketersediaan sarana prasarana
Pendidikan Peningkatan
pelayanan Pendidikan
Ketersediaan dan daya tampung pendidikan dasar SDMI dan
SMPMTs yang memadai dan terjangkau masih perlu
ditingkatkan
Pelayanan Pendidikan
berkualitas belum
optimal pendidikan inklusi, Semarang
Knowledge Sharing. Kualitas Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan
Tingkat kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan belum
optimal Tingkat
kualitas kelulusan
pendidikan belum optimal Belum optimalnya pendidikan
pembentukan karakter moral dan beragama
Ketersediaan kurikulum berbasis
karakter Penyediaan
sarana dan
prasarana pendidikan
belum optimal
Ketersediaan sarana prasarana
Pendidikan
A.2 Kesehatan
Akses masyarakat terhadap tingkat pelayanan kesehatan
yang bermutu perlu ditingkatkan untuk seluruh
lapisan masyarakat Akses Masyarakat
terhadap Pelayanan Kesehatan yang
Bermutu Peningkatan
pelayanan kesehatan
Masih beredarnya bahan-bahan berbahaya dan mudahnya
memperoleh bahan-bahan berbahaya tersebut serta
belum adanya regulasi dari pemerintah yang mengatur
secara jelas peredaran bahan- bahan tersebut
Ketersediaan Perda yang mengatur
secara jelas peredaran dan
sangsi bahan-bahan berbahaya
Tingkat kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup
sehat belum sepenuhnya menjadi budaya hidup
masyarakat
Belum optimalnya kompetensi dan kapasitas tenaga medis dan
non medis sesuai dengan standar kompetensi
Kualitas dan kuantitas tenaga
medis dan non medis Peningkatan
pelayanan kesehatan
Standar Operasional Prosedur pelayanan kesehatan belum
dipenuhi seluruhnya
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-12
No. Urusan Pemerintahan Daerah
Variabel Penyebab yang Mempengaruhi
Permasalahan Isu Strategis
Persentase posyandu aktif masih perlu ditingkatkan
Kesadaran Masyarakat terhadap
Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan
Lingkungan
Masih terdapat balita dengan gizi buruk
Masih tingginya Angka Demam Berdarah Dengue DBD
Kurang memadainya kondisi sarana dan prasarana
Puskesmas, puskesmas pembantu dan pusling yang ada
Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Kesehatan Kurangnya kesiapan
prasarana dan sarana pelayanan kesehatan pada
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional BPJS
Masih terdapat kematian ibu Masih terdapat kematian bayi
Sarana dan prasarana Rumah Sakit Umum Daerah RSUD
masih perlu ditingkatkan
A.3 Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Belum optimalnya upaya
peningkatan kualitas dan pemeliharaan jalan lingkungan
Ketersediaan Jaringan Jalan dan
sarana prarana pendukung yang
berkualitas Peningkatan
infrastruktur berkelanjutan
Belum optimalnya upaya peningkatan kapasitas dan
kualitas jalan perkotaan Belum optimalnya upaya
peningkatan kapasitas saluran drainase
Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Pengendalian rob dan banjir
Penanganan rob dan banjir
Belum optimalnya upaya peningkatan pemeliharaan
saluran drainase Jaringan drainase belum
terhubung dengan optimal Masih adanya titik-titik
genangan banjir dan rob Belum efektifnya pengaturan tata
ruang dan
Zonasi sebagai
pedoman dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang dan ijin
mendirikan bangunan Ketersediaan Perda
Rencana Detail Tata Ruang Kota RDTRK,
Zonasi Peningkatan tata
ruang dan kualitas
lingkungan hidup
Fungsi lahan yang tidak optimal Tingkat pengendalian
tata ruang Masih adanya bangunan liar
Masih adanya ketidaksesuaian peruntukan tata ruang
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-13
No. Urusan Pemerintahan Daerah
Variabel Penyebab yang Mempengaruhi
Permasalahan Isu Strategis
Kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan belum optimal Ketersediaan Ruang
Terbuka Hijau RTH Belum optimalnya penanganan
lahan kritis Penurunan kualitas dan daya
dukung lingkungan Masih kurangnya Ruang
Terbuka Hijau RTH di wilayah perkotaan
Belum optimalnya upaya peningkatan pelayanan
pengelolaan air minum dan air limbah
Tingkat Pelayanan Pengelolaan Air
Minum dan Air Limbah
Peningkatan pelayanan publik
Belum optimalnya upaya peningkatan pengolahan air
baku Kapasitas resapan air belum
memadai Kapasitas tandon air masih
belum mencukupi Belum optimalnya upaya
pengurangan luasan permukiman kumuh
Adanya Kawasan- kawasan Kumuh
A.4 Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Masih kurangnya ketersediaan
perumahan yang layak dan terjangkau terutama bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah MBR
Ketersediaan Perumahan yang
Layak dan Terjangkau bagi
MBR Peningkatan
kesejahteraan masyarakat
Belum optimalnya penanganan kawasan kumuh
Kualitas lingkungan perumahan dan
permukiman Belum optimalnya penyediaan
Prasarana Sarana Umum PSU lingkungan perumahan dan
permukiman Regulasi penyediaan
PSU lingkungan perumahan dan
permukiman Peningkatan
infrastruktur berkelanjutan
Belum optimalnya pengelolaan kebencanaan kebakaran
Tingkat Pelayanan Penanggulangan
Bencana Kebakaran
A.5 Ketentraman, ketertiban
umum, dan perlindungan masyarakat
Kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap Perda
perlu ditingkatkan Kesadaran dan
pemahaman Masyarakat terhadap
Peraturan perundang-
undangan, Peningkatan
pelayanan publik
Masih tingginya jumlah pelanggaran Perda
Ketersediaan sarana prasarana, SDM dan
sistem pengelolaan keamanan dan
ketertiban masyarakat
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-14
No. Urusan Pemerintahan Daerah
Variabel Penyebab yang Mempengaruhi
Permasalahan Isu Strategis
Jumlah personil masih belum mencukupi dan kemampuan
SDM masih perlu ditingkatkan Kuantitas dan
kapabilitas,kapasitas serta kompetensi
SDM Peningkatan
pelayanan publik
Masih maraknya penyalahgunaan narkotika, obat
terlarang, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di kalangan
Pelajar, mahasiswa, pekerja serta masyarakat umum lainnya
Mental, moral dan budi pekerti
A.6 Sosial
Belum optimalnya tingkat dan cakupan pelayanan
perlindungan dan pemberdayaan PMKS
Ketersediaan sarana prasarana, SDM dan
sistem pengelolaan perlindungan dan
pemberdayaan PMKS Penanggulangan
kemiskinan dan pengangguran
Pengentasan kemiskinan belum tuntas dan penanganganannya
belum optimal Integrasi
program penanggulangan
Kemiskinan Belum adanya pemberian
jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental serta
lanjut usia tidak potensial Ketersediaan sarana
prasarana, SDM dan sistem pengelolaan
perlindungan dan pemberdayaan PMKS
Belum optimalnya mitigasi bencana
Ketersediaan sarana dan Prasarana serta
integrasi pengelolaan kebencanaan
Peningkatan pelayanan publik
Belum optimalnya koordinasi lintas sektor dalam
pengelolaan kebencanaan
B. Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar
B.1 Tenaga Kerja
Kualitas dan kompetensi tenaga kerja belum memadai sesuai
dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
Tingkat Kualitas dan Kompetensi Tenaga
Kerja Peningkatan
kesejahteraan sosial
masyarakat Masih cukup tingginya tingkat
pengangguran terbuka Tingkat
Pengangguran Masih rendahnya jaminan
kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja
Kasus ketenagakerjaan
B.2 Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Belum
optimalnya upaya
perlindungan perempuan dan anak
terhadap kekerasan,
diskriminasi dan eksploitasi Tingkat partisipasi
Perempuan dalam Pembangunan
Peningkatan kesejahteraan
sosial masyarakat
Belum optimalnya
upaya peranserta dan pemberdayaan
perempuan dalam pembangunan daerah
Kasus KDRT dan eksploitasi anak
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-15
No. Urusan Pemerintahan Daerah
Variabel Penyebab yang Mempengaruhi
Permasalahan Isu Strategis
Terbatasnya fungsi dan peran kelembagaan
perempuan masyarakat
dalam pembangunan
Tingkat partisipasi Perempuan dalam
Pembangunan
B.2 Pangan
Belum optimalnya penataan penyediaan dan distribusi bahan
pangan; Tingkat ketersediaan
bahan pangan Peningkatan
Ekonomi dan daya saing
Belum optimalnya penganekaragaman pangan
B.3 Pertanahan
Masih munculnya konflik kepentingan pertanahan
Status kepemilikan hak atas tanah
Tata Kelola dan Reformasi
Birokrasi
B.4 Lingkungan Hidup
Masih tingginya tingkat pencemaran dan kerusakan
lingkungan Tingkat
permasalahan Lingkungan hidup
Peningkatan tata ruang dan
kualitas lingkungan
hidup Belum optimalnya pelayanan
pengelolaan persampahan Tingkat Pelayanan
Pengelolaan Persampahan
B.5 Administrasi kependudukan
dan pencatatan sipil Belum
optimalnya tertib
administrasi kependudukan Tingkat Pelayanan
Administrasi Kependudukan
Peningkatan pelayanan publik
Belum optimalnya
pengembangan data
pilah kependudukan
Belum optimalnya
Sistem Kependudukan terpadu
B.6 Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa Belum optimalnya
pemberdayaan masyarakat dan pembangunan berspektif gender
Tingkat kesadaran masyarakat dalam
Pembangunan Peningkatan
kesejahteraan sosial
Belum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan
masyarakat dalam pembangunan
Belum optimalnya koordinasi lintas sektor untuk
melaksanakan pemberdayaan masyarakat
Menurunnya partisipasi masyarakat dalam
pembangunan
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-16
No. Urusan Pemerintahan Daerah
Variabel Penyebab yang Mempengaruhi
Permasalahan Isu Strategis
B.7 Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Bencana Belum
optimalnya upaya
pemberdayaan kapasitas dan potensi ekonomi keluarga untuk
mendorongpeningkatan kesejahteraan
Peningkatan kapasitas warga
miskin Penanggulangan
kemiskinan dan pengangguran
Masih terbatasnya
akses keluarga miskin terhadap sistem
ekonomi formal Kapasitas keluarga
miskin Masih rendahnya pasangan usia
subur PUS
yang menjadi
akseptor KB Tingkat Pelayanan
Keluarga Berencana Peningkatan
kesejahteraan sosial
masyarakat Belum optimalnya penggunaan
data miskin keluarga sebagai sasaran program
Kapasitas dan Potensi Ekonomi
Keluarga
B.8 Perhubungan
Moda transportasi massal Tingkat Kemacetan
Lalulintas Peningkatan
pelayanan publik Bertambahnya simpul-simpul
kemacetan Tingkat Pelayanan
Angkutan Umum Kualitas
layanan angkutan
umum masih perlu ditingkatkan Tingkat Pelayanan
Sarana dan Prasarana
Perhubungan Belum
optimalnya angkutan
umum terpadu Belum
optimalnya fasilitas
perlengkapan jalan Belum optimalnya pengelolaan
perparkiran on street dan off street
B.9 Komunikasi dan Informatika
Belum optimalnya penyelenggaraan informasi
publik Tingkat Pelayanan
Komunikasi dan Informatika
Peningkatan pelayanan publik
Kerjasama bidang informasi komunikasi yang dilaksanakan
oleh Pemda dengan media massa masih perlu ditingkatkan
Keterbukaan informasi publik
Masih terdapat aplikasi pelayanan publik berbasis online
yang masih belum terintegrasi Pelayanan kepada masyarakat
terkait perkembangan dan pengunaan teknologi informasi
dan komunikasi perlu ditingkatkan
Belum optimalnya pengawasan dan pengendalian base tower
system BTS
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-17
No. Urusan Pemerintahan Daerah
Variabel Penyebab yang Mempengaruhi
Permasalahan Isu Strategis
B.10 Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Masih rendahnya kuantitas dan
kualitas Koperasi sehat dan aktif Tingkat pengelolaan
KUMKM yang terintegrasi
Peningkatan Ekonomi dan
daya saing Belum memadainya kemampuan
SDM dan kelembagaan UMKM Terbatasnya akses UMKM
terhadap permodalan dan pasar Pola kemitraan antara UMKM
dengan usaha besar belum optimal
B.11 Penanaman Modal
Pelayanan dan regulasi penanaman modal perlu
ditingkatkan Tingkat Pelayanan
Penanaman Peningkatan
Ekonomi dan daya saing
Modal Daya saing daerah dalam
menarik investasi perlu ditingkatkan
Peningkatan jumlah PMA maupun PMDN belum maksimal
Menurunnya serapan tenaga kerja oleh PMA maupun PMDN
B.12 Kepemudaan dan Olahraga
Belum terpenuhinya
standar mutu organisasi kepemudaan
dan organisasi keolahragaan Peran serta Pemuda
dalam Pembangunan Peningkatan
Kesejahteraan Sosial
Masih rendahnya
peranserta pemuda dalam pembangunan
Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Olahraga Belum terpenuhinya standar
mutu organisasi olahraga dari berbagai cabang olahraga
Cabang olahraga prestasi masih perlu ditingkatkan
Belum memadainya ketersediaan dan persebaran
sarana prasarana olahraga Belum optimalnya peran serta
masyarakat terhadap olahraga rekreasi
B.13 Statistik
Belum optimalnya pemanfaatan data statistik dalam pengelolaan
pembangunan Tingkat Pelayanan
dan Kualitas Data Statistik
Tata Kelola dan Reformasi
Birokrasi Daerah
Belum optimalnya ketersediaan dan kelengkapan data statistik
yang mutakhir
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-18
No. Urusan Pemerintahan Daerah
Variabel Penyebab yang Mempengaruhi
Permasalahan Isu Strategis
B.14 Persandian
Pengembangan sarana prasarana Teknologi Informasi
persandian masih perlu ditingkatkan dilingkup
penyelenggaraan pemerintahan Tingkat keamanan
informasi Tata Kelola
Pemerintahan dan Reformasi
Birokrasi
B.15 Kebudayaan
Belum optimalnya upaya pelestarian dan pengelolaan
cagar budaya Tingkat Pelestarian
seni dan kebudayaan Peningkatan
Kesejahteraan Sosial
Upaya penyelenggaraan festival seni dan budaya masih perlu
ditingkatkan Ketersediaan sarana
prasarana seni dan budaya
Belum optimalnya upaya pengembangan kekayaan dan
keragaman Budaya Sarana dan prasarana untuk
pementasan seni dan budaya masih perlu ditambah
B.16 Perpustakaan
Belum tumbuhnya minat dan budaya baca masyarakat
Tingkat Pelayanan Perpustakaan
Peningkatan pelayanan publik
Belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana
kepustakaan
B.17 Kearsipan
Belum optimalnya pengelolaan arsip
Tingkat Pelayanan Kearsipan
Tata Kelola Pemerintahan
dan Reformasi Birokrasi
Belum optimalnya
sarana prasarana kearsipan
Belum optimalnya budaya tertib arsip
Kompetensi aparatur di bidang kearsipan masih perlu
ditingkatkan
C. Urusan Pilihan
C.1 Kelautan dan Perikanan
Produktifitas hasil perikanan masih perlu ditingkatkan
Tingkat Kualitas dan produktivitas
perikanan Peningkatan
Ekonomi dan daya saing.
Tingginya alih profesi dari petani perikanan ke aktivitas perkotaan
Rendahnya pendapatan nelayan
Keterbatasan lahan untuk budidaya perikanan
C.2 Pariwisata
Belum optimalnya
upaya pengembangan dan pengelolaan
objek dan daya tarik wisata Pengelolaan dan
Daya tarik wisata Peningkatan
Ekonomi dan daya saing.
Belum optimalnya pengembangan destinasi wisata
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-19
No. Urusan Pemerintahan Daerah
Variabel Penyebab yang Mempengaruhi
Permasalahan Isu Strategis
Belum optimalnya keikutsertaan swasta dan masyarakat dalam
pengembangan kepariwisataan
C.3 Pertanian
Belum optimalnya
penyelenggaraan intensifikasi
pertanian Kualitas dan
Produktivitas sektor pertanian
Peningkatan Ekonomi dan
daya saing. Belum
optimalnya pertanian
perkotaanurban farming Terbatasnya
SDM dalam
mendampingi kegiatan pertanian di masyarakat
Semakin berkurangnya lahan pertanian
Produksi dan kualitas produk pertanian dan peternakan masih
perlu ditingkatkan
Belum optimalnya
pengawasanpengendalian produksi dan distribusi produk
ternak
C.4 Perdagangan
Upaya pembinaan
dan pengendalian pedagang informal
di ruang publik masih perlu ditingkatkan
Pengelolaan sarana prasarana
perdagangan Peningkatan
Ekonomi dan daya saing.
Belum optimalnya pengendalian pasar dan ritel modern
Kemitraan usaha Pasar rakyat belum sepenuhnya
tertata dengan baik Belum
optimalnya upaya
hubungan kerjasama
pelaku usaha perdagangan
C.5 Perindustrian
Belum optimalnya
pengembangan industri
yang berwawasan lingkungan
Tingkat pengelolaan IKM dan Industri
Kreatif Peningkatan
Ekonomi dan daya saing.
Belum memadainya kualitas dan kapasitas
SDM dan
kelembagaan IKM Kemitraan usaha
IKM dan Industri Kreatif
Akses permodalan dan pasar Industri Kecil Menengah IKM
masih terbatas
Belum optimalnya
hubungan kerjasama usaha antara IKM
dengan industri besar Perlu dikembangkan industri
kreatif
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-20
No. Urusan Pemerintahan Daerah
Variabel Penyebab yang Mempengaruhi
Permasalahan Isu Strategis
D. Fungsi Penunjang
D.1 Perencanaan Pembangunan
Pemanfaatan data dan dokumen perencanaan dalam penyusunan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan belum optimal
Ketersediaan, kualitas Data dan
Kajian bahan penyusunan
Perencanaan Pembangunan
Tata Kelola Pemerintahan
dan Reformasi Birokrasi
Penyerapan aspirasi
masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan belum optimal
Konsistensi proses mekanisme
perencanaan Sistem
informasi tentang
perencanaan dan
evaluasi pembangunan belum optimal
dan berkesinambungan Koordinasi
perencanaan horisontal dan vertikal serta
lintas sektoral belum optimal Kualitas dokumen perencanaan,
evaluasi, laporan kinerja dan keuangan
Perangkat Daerah
belum optimal Konsistensi dokumen
perencanaan dan penganggaran
D.2 Penelitian dan Pengembangan
Masih terdapatnya kesenjangan antara implementasi dan
kebijakan Kajian dan Hasil
penelitian Tata Kelola
Pemerintahan dan Reformasi
Birokrasi Belum optimalnya
datainformasi dan hasil-hasil kajian penelitian dan
pengembangan serta inovasi daerah
D.3 Keuangan
Belum optimalnya
upaya peningkatan sistem pengelolaan
dan pelaporan keuangan dan aset daerah
Kualitas Sumberdaya Aparatur
Tata Kelola Pemerintahan
dan Reformasi Birokrasi
Masih terdapat sarana prasarana yang belum sesuai standar
Sistem tata kelola pemerintahan
Belum optimalnya pengelolaan aset
Belum optimalnya
tingkat akuntabilitas
pelaporan keuangan Instansi Pemerintah
Belum optimalnya pelaksanaan pendataan, pengawasan dan
pemeriksaan pajak daerah
Penerapan Analisis
Standar Belanja
ASB masih
belum optimal
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-21
No. Urusan Pemerintahan Daerah
Variabel Penyebab yang Mempengaruhi
Permasalahan Isu Strategis
D.4 Kepegawaian serta pendidikan
dan pelatihan Kurang
optimalnya kinerja
aparatur terhadap
pelayanan masyarakat
Kompetensi, kapasitas dan
kapabilitas aparatur daerah
Tata Kelola Pemerintahan
dan Reformasi Birokrasi
Belum optimalnya penerapan SOP pelayanan
Belum meratanya persebaran pegawai di setiap Perangkat
Daerah dari segi jumlah maupun kualitas
Belum maksimalnya integrasi antara
sistem informasi
kepegawaian dengan
data kompetensi pegawai
Belum optimalnya
pengembangan dan pembinaan aparatur jabatan fungsional
Disiplin aparatur masih perlu ditingkatkan
Kualitas mental dan pola pikir aparatur perlu ditingkatkan
Masih belum
mencukupinya jumlah pegawai dan kompetensi
pegawai Tingkat
pemahaman hukum
masyarakat dan aparatur masih perlu ditingkatkan
Masih adanya
SOTK yang
tumpang tindih
dengan Perangkat Daerah lain
E. Fungsi Lainnya
E.1
Belum optimalnya pelaksanaan legislasi daerah
Kompetensi, kapasitas dan
kapabilitas wakil rakyat
Tata Kelola Pemerintahan
dan Reformasi Birokrasi
Belum maksimalnya
sistem pengendalian
Internal yang
dilakukan secara prosedural Konsistensi
pengawasan internal Upaya pengawasan masih perlu
ditingkatkan
F. Urusan Pemerintahan Umum
F.1
Jumlah personil masih belum mencukupi
dan kemampuan
SDM masih perlu ditingkatkan Tingkat kesadaran
bermasyarakat dan berbangsa
Peningkatan pelayanan
publik Masih
maraknya penyalahgunaan narkotika, obat
terlarang, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya di
kalangan Pelajar, mahasiswa, pekerja serta
masyarakat umum lainnya Menurunnya penerapan nilai-
nilai kebangsaannasionalisme, gotong royong, budi pekerti, dan
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-22
No. Urusan Pemerintahan Daerah
Variabel Penyebab yang Mempengaruhi
Permasalahan Isu Strategis
kesetiakawanan sosial
di kalangan masyarakat
Belum optimalnya pengawasan dan pendataan terkait dengan
pendidikan ideologi asing, dan organisasi sosial politik
masyarakat Ketersediaan data
dan SDM
Berdasarkan permasalahan dan variabel penyebab tersebut pada tabel di atas maka dapat dirumuskan isu strategis RPJMD ke depan adalah sebagai
berikut : 1.
Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat 2.
Peningkatan pelayanan pendidikan 3.
Peningkatan pelayanan kesehatan 4.
Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran 5.
Tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi 6.
Peningkatan pelayanan publik 7.
Penanganan rob dan banjir 8.
Peningkatan infrastruktur berkelanjutan 9.
Peningkatan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup 10. Peningkatan ekonomi dan daya saing
4.2.2 Keterkaitan Hasil Identifikasi Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Dengan Isu Pokok Pembangunan dari Visi Misi Walikota
dan Wakil Walikota Terpilih.
Sesuai dengan amanat Peraturan Kementrian dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, isu strategis pembangunan jangka menengah hasil identifikasi
perlu disandingkan dengan permasalahan pokok pembangunan yang tercantum dalam visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih.
Hal ini untuk melihat keselarasan antara isu strategis pembangunan jangka
menengah hasi
identifikasi dengan
permasalahan pokok
pembangunan pada visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Terpilih, sebagaimana tercantum pada tabel 4.6.
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-23
Tabel 4.6.
Keterkaitan Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Hasil Identifikasi Dengan Permasalahan Pokok Pembangunan
Walikota dan Wakil Walikota Terpilih Isu Strategis Pembangunan Jangka
Menengah Hasil Identifikasi Permasalahan Pokok
Pembangunan Walikota dan Wakil Walikota Terpilih
1. Peningkatan kesejahteraan sosial
masyarakat 2.
Peningkatan pelayanan pendidikan 3.
Peningkatan pelayanan kesehatan 1. Sumber Daya Manusia
Berkualitas
4. Penanggulangan kemiskinan dan
pengangguran 5.
Tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi
6. Peningkatan pelayanan publik
2. Pelayanan Publik
7. Penanganan rob dan banjir
8. Peningkatan infrastruktur
berkelanjutan 9.
Peningkatan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup
3. Pembangunan berkelanjutan
10. Peningkatan ekonomi dan daya saing 4. Inovasi dan daya saing Daerah
4.2.3 Keterkaitan Hasil Identifikasi Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah dengan Isu Strategis Pembangunan Jangka Panjang
Mengingat RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari tahapan pembangunan periode ketiga RPJPD Kota
Semarang Tahun 2005-2025 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2025, maka isu strategis pembangunan jangka menengah hasil identifikasi juga harus selaras dengan
Tahapan Pembangunan Jangka Panjang yang termuat dalam RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025. Untuk melihat keselarasan dan keterkaitan
antara isu strategis pembangunan jangka menengah hasil identifikasi dengan tahapan Pembangunan Jangka Panjang yang termuat dalam RPJPD
Kota Semarang Tahun 2005-2025. Pada periode ketiga pelaksanaan RPJPD merupakan tahap penguatan,
yakni:
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-24
1 Penguatan sumberdaya manusia Kota Semarang yang berkualitas, adalah pembangunan
yang diprioritaskan
pada peningkatan
kualitas sumberdaya manusia yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat
kesehatan yang tinggi, berbudi luhur disertai toleransi yang tinggi dengan tetap memiliki kadar keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
2 Penguatan tata pemerintahan yang baik good governance dan kehidupan politik yang demokratis dan bertanggungjawab, adalah penyelenggaraan
pemerintah yang diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi daerah secara nyata, efektif, efisien dan akuntabel dengan menerapkan prinsip-prinsip
tata kelola pemerintahan yang baik sehingga mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang disertai dengan
penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia. 3 Penguatan kemandirian dan daya saing daerah, adalah pembangunan
yang diprioritaskan pada peningkatan kemampuan perekonomian daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif yang berbasis pada potensi ekonomi lokal, berorientasi pada ekonomi kerakyatan dan sektor ekonomi basis yang mempunyai daya
saing baik ditingkat lokal, nasional maupun internasional. 4 Penguatan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan,
adalah pembangunan yang diprioritaskan pada optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah yang
terencana, selaras, serasi, seimbang dan berkeadilan dengan tetap memperhatikan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan. 5 Penguatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat, adalah pembangunan yang
diprioritaskan pada
penanggulangan kemiskinan,
penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, pengurangan pengangguran
dan perlindungan perempuan dan anak serta mitigasi bencana. Keterkaitan Isu Strategis pembangunan Jangka Menengah Daerah
dengan tahapan pembangunan RPJPD Kota Semarang Periode ketiga sebagaimana tabel 4.7.
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-25
Tabel 4.7. Keterkaitan Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Daerah Dengan
Tahapan Pembangunan RPJPD Kota Semarang Tahapan Pembembangunan Jangka
Panjang Dalam RPJPD Kota Semarang Tahap III Tahun 2005-2025
Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Kota Semarang
Tahun 2016-2021
1 Penguatan sumberdaya manusia Kota Semarang yang berkualitas
1 Peningkatan pelayanan pendidikan 2 Peningkatan Pelayanan Kesehatan
2 Penguatan tata kepemerintahan yang baik
good governance
dan kehidupan politik yang demokratis
dan bertanggungjawab 3 Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi
4 Peningkatan pelayanan publik
3 Penguatan kemandirian dan daya saing daerah
5 Peningkatan Ekonomi dan daya saing daerah
4 Penguatan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan,
6 Penanganan rob dan banjir 7 Peningkatan
infrastruktur berkelanjutan
8 Peningkatan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup
5 Penguatan Kesejahteraan
Sosial Masyarakat
9 Peningkatan kesejahteraan
sosial masyarakat
10 Penanggulangan kemiskinan
dan pengangguran
4.2.4 Penjelasan Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah
Penjelasan dari isu-isu strategis pembangunan jangka menengah daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021 tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
A. Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat
Pembangunan kesejahteraan
sosial masyarakat
mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya
dan olah raga. Peningkatan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup, rasa aman dan
tentram serta adil dalam segala bidang; penguatan karakter berbasis kearifan lokal, penguatan nilai-nilai kebangsaan dan budi pekerti;
pelestarian dan pengembangan seni budaya; peningkatan prestasi pemuda dan olah raga.
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-26
B. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran
Kemiskinan adalah kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan sehari-hari secara layak. Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan krusial di
Kota Semarang mengingat terdapat 5,04 penduduk Kota Semarang yang terkategorikan miskin pada tahun 2015 menurut BPS. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kurangnya kesempatan kerja, beban ekonomi keluarga, keterbatasan akses permodalan, tingkat pendidikan yang rendah.
Pembangunan penanganan
kemiskinan melalui
gerakan bersama
penanggulangan kemiskinan daerah secara komprehensif dan terpadu. Pengangguran merupakan salah satu permasalahan krusial di kawasan
perkotaan termasuk Kota Semarang. Penanganannya dilakukan melalui perluasan kesempatan kerja, peningkatan kemampuan dan keterampilan
pencari kerjaserta perluasan jaringan kerja.
C. Peningkatan Kualitas Pendidikan
Pembangunan sektor pendidikan mempunyai peran penting dalam peningkatan pelayanan dasar SDM. Untukmewujudkan hal ini, dilakukan
melalui peningkatan kelembagaan sumber daya manusia dan tata laksana yang meliputi penyediaan prasarana dan sarana sesuai standar, peningkatan
kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, pengelolaan sistem pendidikan yang
berkualitas, termasuk
pendidikan karakter,
pengembangan nasionalisme substansi, pengembangan Semarang Knowledge Sharing, dan
pendidikan inklusi.
D. Peningkatan Kualitas Kesehatan
Peningkatan kualitas pembangunan kesehatan merupakan pelayanan dasar salah satu pilar utama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan dilakukan melalui peningkatan kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata kelola meliputi antara
lain Peningkatan kualitas prasarana dan sarana kesehatan, kualitas tenaga
medis dan paramedis, perbaikan sistem pelayanan dengan memperhatikan keterjangkauan dan ketersediaan pelayanan untuk seluruh masyarakat Kota
Semarang termasuk masyarakat miskin. Pembangunan kesehatan juga diarahkan pada peningkatan kualitas kesehatan tingkat pertama dan
peningkatan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-27
E. Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi
Prioritas utama Kota Semarang dalam peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan meliputi kapabilitas, integritas, akuntabilitas, ketaatan pada
hukum, kredibilitas dan transparansi. Langkah utama untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berkualitas di Kota Semarang dilakukan
melalui penciptaan struktur pemerintah yang efisien, peningkatan kapasitas aparatur dan peningkatan kualitas perencanaan pembangunan yang lebih
baik melalui peningkatan ketersediaan dan kualitas data. Fokus Reformasi Birokrasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Semarang terkait dengan meningkatkan sistem pengawasan internal dan pengendalian kebijakan Kepala Daerah melalui evaluasi tingkat maturitas
SPIP maupun tingkat leveling kapabilitas APIP, meningkatkan integritas dan kapabilitas Aparatur Sipil Negara ASN. Peningkatan pengendalian dan
penggelolaan keuangan dan aset daerah juga menjadi fokus lain dari pembenahan reformasi dan birokrasi di Kota Semarang. Hal ini dikarenakan
belum optimalnya pengelolaan, pengamanan, dan pemanfataan aset daerah, sehingga perlu adanya sistem yang terintegrasi mengenai pengelolaan aset.
F. Peningkatan Pelayanan Publik
Prioritas utama Kota Semarang dalam peningkatan pelayanan publik adalah terwujudnya pelayanan yang prima one stop service meliputi
penguatan sistem dan akses pelayanan berbasis teknologi informasi yang terpadu smart city; pelayanan yang cepat, mudah, murah, terjangkau,
inklusif dan berkualitas. Peningkatan pelayanan publik diupayakan melalui peningkatan
kualitas dan manajemen pelayanan publik yang meliputi peningkatan kapasitas organisasi Perangkat Daerah yang mengarah pada kepuasan
masyarakat.
G. Penanganan Banjir dan Rob
Banjir dan rob merupakan ancaman bencana yang masih dihadapi oleh Kota Semarang dan diprioritaskan penanganannya. Letak kota
Semarang yang berada dipinggir pantai Utara Jawa Tengah dan sebagian wilayah mengalami penurunan muka tanah menjadikan Kota Semarang
sebagai langganan rob dan banjir. Luas genangan rob dan banjir pada tahun 2015 masih seluas 2.600 ha, dengan lama genangan maksimal 9 jam dengan
ketinggian genangan rata-rata 50 cm.
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-28
Pelaksanaan penanganan banjir dilakukan melalui penguatan kelembagaan,
peningkatan kualitas
sumber daya
manusia, dan
pengembangan tata laksana, kerjasama penanganan banjir dan rob dengan berbagai pihak termasuk masyarakat, Pemerintah Provinsi dan Pusat serta
kerjasama Internasional. Penanganan rob dan banjir meliputi perbaikan sistem sungai dan saluran, polder serta pembangunan tandon air dan sumur
resapan biopori dan penanganan konservasi lahan.
H. Peningkatan infrastruktur yang berkelanjutan
Pembangunan infrastruktur
yang berkelanjutan
mengandung pengertian dimana pembangunan infrastruktur tidak hanya untuk
kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang. Pembangunan infrastruktur menyangkut pengembangan tata kelola
infrastruktur yang baik, sistem transportasi yang terintegrasi, berkualitas dan berkelanjutan, serta peningkatan jejaring kerjasama penyediaan
pelayanan infrastrukur.
I. Peningkatan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup
Pembangunan tata ruang dan kulitas lingkungan hidup untuk mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegahserta menanggulangi
dampak negatif terhadap lingkungan, mewujudkan ruang kota yang berkualitas.
Pembangunan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup mencakup ketersediaan produk hukum pengaturan tata ruang RTRW, RDTRK, zonasi
yang dapat dijadikan acuan dalam membangun ruang kota; peningkatan kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata laksana dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan ruang dan daya dukung lingkungan.
J. Peningkatan Ekonomi dan daya saing daerah
Struktur perekonomian daerah Kota Semarang yang didominasi oleh sektor konstruksi dan industri pengolahan, pada satu sisi memberikan
dampak positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi daerah. Disisi lain perekonomian yang didominasi oleh sektor konstruksi dan industri
pengolahan strukturnya relatif lemah dan sangat rawan terhadap adanya gejolak perekonomian. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan ekonomi
kerakyatan yang berbasis sumber daya lokal berupa UKM dan Koperasi
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-29
harus lebih ditingkatkan kinerjanya agar dapat berperan lebih signifikan dalam perekonomian daerah.
Pembangunan ekonomi dan daya saing daerah melalui peningkatan kapasitas
KUMKMIKM, pengembangan
Ekonomi kreatifberbasis
pengetahuan dan inovasi; pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal dan keunggulan daerah.
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-1
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan pembangunan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2025, RPJMD 2016-2021 merupakan tahapan ketiga
pembangunan jangka panjang daerah Kota Semarang. Sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD Tahun 2005-2025 disebutkan
bahwa tahapan dan skala prioritas pembangunan daerah yang ditetapkan merupakan cerminan dari urgensi permasalahan yang akan diselesaikan,
tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena prioritas yang dirumuskan dalam setiap tahapan dapat berbeda-beda, akan tetapi semua
itu harus tetap berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam rangka pencapaian sasaran pokok pembangunan jangka panjang daerah.
Visi RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025 yang telah ditetapkan
adalah “Semarang Kota Metropolitan yang Religius, Tertib dan Berbudaya
”.
KOTA METROPOLITAN, mengandung arti bahwa Kota Semarang
mempunyai sarana prasarana yang dapat melayani seluruh aktivitas masyarakat kota dan hinterland-nya dengan aktivitas ekonomi utama berupa
perdagangan, jasa, dan industri serta didukung sektor ekonomi lainnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Metropolitan juga
mengandung makna dapat menjamin kehidupan masyarakatnya yang aman, tentram, lancar, asri, sehat dan berkelanjutan.
RELIGIUS, mengandung arti bahwa masyarakat Kota Semarang
meyakini kebenaran ajaran dan nilai-nilai agamakepercayaan serta mengamalkannya dalam wujud keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta tindakan nyata dalam keseharian, dengan menjunjung tinggi toleransi dan kepedulian dalam menjalankan kehidupannya.
TERTIB, mempunyai arti bahwa setiap masyarakat secara sadar
menggunakan hak dan menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-2
sehingga terwujud kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang teratur dan pasti, senantiasa berpedoman pada sistem ketentuan
perundang-undangan yang esensial untuk terciptanya sikap disiplin, teratur, menghargai waktu sebagai ciri perilaku hidup masyarakat yang maju.
BERBUDAYA, mempunyai arti bahwa setiap perilaku kehidupan
masyarakat yang dilandasi oleh etos kerja, tata cara, adat istiadat, tradisi, kearifan lokal, norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat serta
diyakini sebagai nilai-nilai budi pekerti yang luhur yang diwujudkan dalam perilaku interaksi sosial sebagai identitas penyelenggaraan pemerintahan
dan pelaksanaan pembangunan. Visi tersebut mengandung pengertian bahwa selama tahun 2005 hingga
2025 Kota Semarang diharapkan menjadi kota yang dihuni oleh masyarakat yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai agama, etos kerja, tata cara,
adat istiadat, tradisi, norma kearifan lokal yang hidup dan berkembangan yang diyakini sebagai nilai-nilai yang luhur yang diwujudkan dalam perilaku
interaksi sosial serta sadar menggunakan hak dan kewajibannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sehingga terwujud kehidupan
pemerintahan dan kemasyarakatan yang teratur, sejahtera dan didukung oleh aktivitas ekonomi utama yang berupa perdagangan, jasa, dan industri
serta ditunjang oleh standar pelayanan kota berskala metropolitan yang mampu melayani seluruh aktivitas masyarakat kota dan daerah hinterland-
nya dengan aman, tentram, nyaman, lancar, asri, sehat dan berkelanjutan.. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa RPJMD disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN untuk menjamin konsistensi arahan
pelaksanaan pembangunan. Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, Visi dalam RPJMD adalah Visi Kepala
Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terpilih yang disampaikan pada waktu Pemilihan Kepala Daerah. Visi dan misi pembangunan Kota Semarang tahun
2016-2021 juga merupakan penjabaran dari visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden yang terangkum dalam kerangka ideologi Tri Sakti dan Agenda
Nasional Nawa Cita. Selain itu, visi dan misi pembangunan Kota Semarang tahun 2016-2021 juga merupakan perwujudan visi dan misi Gubernur dan
Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah serta visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2025.
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-3
Visi dan misi ini akan menjadi arahan pembangunan Kota Semarang selama lima tahun yang akan datang dan terjabarkan ke dalam tujuan dan sasaran
pembangunan yang lebih khusus dan terfokus.
5.1 VISI
RPJMD Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari tahapan pembangunan periode ketiga RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025. Tema
pembangunan RPJPD periode ketiga menjadi salah satu rujukan kepala daerah dalam menyusun Visi dan Misi Kota Semarang untuk tahun 2016-
2021. Visi pembangunan daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021 berdasarkan visi Walikota dan Wakil Walikota Semarang terpilih adalah
sebagai berikut :
“Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin Sejahtera
”
Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota metropolitan berwawasan lingkungan akan menjadi kota yang handal dan
maju dalam pedagangan dan jasa, dengan dukungan infrastuktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang kondusif untuk meningkatkan
kesejahteraan warganya
dengan dukungan
pengembangan politik,
keamanan, sosial, ekonomi, dan budaya.
HEBAT, mengandung arti masyarakat Kota Semarang yang bergerak
untuk mencapai keunggulan dan kemuliaan, serta kondisi perkotaan yang kondusif
dan modern
dengan tetap
memperhatikan lingkungan
berkelanjutan demi kemajuan perdagangan dan jasa. Semarang yang Hebat dapat terlihat antara lain melalui kontribusi kategori-kategori yang terkait
dengan perdagangan dan jasa-jasa terhadap PDRB dan kontribusi kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB yang semakin meningkat, nilai investasi
yang semakin besar, laju pertumbuhan ekonomi yang tiap tahun terus meningkat, serta luas genangan banjir dan rob yang semakin menurun.
SEJAHTERA, mengandung arti bahwa dalam lima tahun ke depan
masyarakat Kota Semarang akan semakin meningkat kesejahteraannya dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar
maupun sarana dan prasarana penunjang. Peningkatan kesejahteraan tersebut antara lain ditunjukkan melalui peningkatan nilai Indeks
Pembangunan Manusia IPM dan Indeks Pembangunan Gender IPG serta penurunan angka kemiskinan, dan tingkat pengangguran.
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-4
5.2 MISI
Untuk mewujudkan Visi
”SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA
”
dirumuskan 4 empat misi pembangunan daerah sebagai berikut:
Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berbudaya dan berkualitas.
Mewujudkan Pemerintahan yang semakin handal untuk meningkatkan
pelayanan publik.
1 2
Mewujudkan kota metropolitan yang dinamis dan berwawasan lingkungan.
Memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis keunggulan lokal dan membangun iklim usaha
yang kondusif.
3 4
Gambar 5.1 Misi Walikota dan Wakil Walikota Semarang
Misi 1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas
Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi
serta menjunjung tinggi budaya asli Kota Semarang.
Misi 2. Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik
Penyelenggaraan pemerintahan diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi daerah secara nyata, efektif,efisien dan akuntabeldengan
menerapkan prinsip-prinsiptata kelola pemerintahan yang baik good governance sehingga mampu memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat yang disertai dengan penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia.
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-5
Misi 3. Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan diprioritaskan pada optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah yang terencana,
selaras, serasi, seimbang dan berkeadilan dengan tetap memperhatikan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Misi 4. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif
Pembangunan diprioritaskan
pada peningkatan
kemampuan perekonomian daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif yang berbasis pada potensi ekonomi lokal, berorientasi pada ekonomi kerakyatan dansektor ekonomi basis yang
mempunyai daya saing baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional serta meningkatkan investasi pada sektor industri besar untuk menyerap
tenaga kerja Penanaman Modal Asing yang didukung oleh keberadaan kawasan berikat, kawasan industri dan pergudangan serta dibangunnya
sentra-sentra industri kecil dan rumah tangga.
Pesan mendasar visi yang dijabarkan dalam misi-misi pembangunan Kota Semarang dalam waktu lima tahun kedepan adalah untuk membuat
masyarakat semakin sejahtera, maka upaya untuk meningkatkan pelayanan publik, pengembangan kehidupan berdemokrasi, pemerataan dan keadilan
harus benar-benar dilaksanakan secara konsisten di daerah. Karena itulah, dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi diperlukan semangat baru dalam
pelaksanaan pembangunan yang berlandaskan nilai dasar bangsa Indonesia dan masyarakat Semarang khususnya, yakni kegotongroyongan. Semangat
baru tersebut tertuang dalam slogan:
“Bergerak Bersama Membangun Semarang” Makna slogan Bergerak Bersama Membangun Semarang diartikan
satu sikap yang terwujud dalam bentuk inisiatif dan penuh semangat untuk menyumbangsihkan tenaga dan pikiran dalam rangka membangun Kota
Semarang. Sikap ini diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan aparatur dan masyarakat akan kotanya. Melalui pernyataan ini
akan timbul sikap kepeloporan, sinergi dan kolaborasi untuk menjaga
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-6
kotanya dan melakukan inovasi dan kreativitas dalam membangun kota dengan tidak meninggalkan budaya dan karakter lokal.
Sebagaimana halnya Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih berpedoman pada RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025, maka janji-janji
yang telah disampaikan pada saat kampanye merupakan substansi yang terkait erat dengan pencapaian Visi dan Misi. Janji-janji dimaksud yang
tercantum dalam RPJMD Tahun 2016-2021, selanjutnya akan menjadi pedoman pembangunan selama 5 lima tahun dan dituangkan dalam
Renstra Perangkat Daerah dan RKPD. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sesuai dengan visi dan misi, maka keberhasilan Kota Semarang
menjadi Semarang yang Hebat dan semakin Sejahtera secara umum terlihat pada gambar 5.2:
Gambar 5.2 Pencapaian Semarang Hebat
Dari gambar 5.2, pencapaian yang ingin diwujudkan Kota Semarang adalah Semarang Hebat yang dijabarkan dalam target indikator selama lima
tahun. Indikator dan target capaian di akhir periode RPJMD adalah seperti yang terlihat pada tabel 5.1.
Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat.
Menuju masyarakat semakin sejahtera.
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-7
Tabel 5.1 Indikator Semarang Hebat
No Indikator
Kondisi awal 2015 Target 2021
1. Laju Pertumbuhan Ekonomi
persen 5,8
6,1
2. Kontribusi kategori-kategori
yang terkait dengan perdagangan dan jasa-jasa
terhadap PDRB persen 30,99
31,41
3. Kontribusi kategori Industri
Pengolahan terhadap PDRB persen
27,30 27,54
4. Nilai investasi dalam juta
rupiah 9.570.413
15.448.277 5.
Luas genangan banjir dan rob persen
41,6 33
6. Indeks Pembangunan
Manusia point 79,28
81,24 7.
Indeks Pembangunan Gender point
95,56 96
8. Angka Kemiskinan persen
5,04 4,55
9. Tingkat
Pengangguran Terbuka persen
5,77 4,57
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang ditargetkan mencapai 6,65 di tahun 2021. Sebagai kota perdagangan dan jasa, kontribusi
kategori-kategori pembentuk PDRB Atas Dasar Harga Berlaku yang terkait dengan perdagangan dan jasa ditargetkan meningkat menjadi 31,41.
Kategori-kategori tersebut adalah Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor; Transportasi dan Pergudangan;
Penyediaan Akomodasi Makan Minum; Jasa Keuangan; Jasa Perusahaan; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; serta jasa lainnya.
Sedangkan kontribusi kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ditargetkan meningkat menjadi 27,54. Nilai investasi
yang masuk ke Kota Semarang sampai tahun 2021 ditargetkan sebesar Rp. 15.448.277 juta. Luas wilayah yang tergenang banjir dan rob di tahun 2021
diharapkan hanya akan sebesar 33 dari keseluruhan luas wilayah Kota Semarang.
Indeks Pembangunan Manusia IPM merupakan indeks pembangunan manusia yang dipergunakan untuk mengukur keberhasilan upaya
membangun kualitas hidup manusia. Nilai IPM Kota Semarang di tahun 2021 diharapkan akan berada pada posisi 81,24. Indeks Pembangunan
Gender IPG adalah indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-8
manusia yang sama seperti IPM, hanya saja data yang ada dipilah antara laki-laki dan perempuan. IPG digunakan untuk mengetahui kesenjangan
pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Nilai IPG Kota Semarang di 2021 ditargetkan akan dapat mencapai nilai 96. Meskipun
angka kemiskinan di Kota Semarang adalah yang terendah dibandingkan KabupatenKota di Jawa Tengah, dalam lima tahun ke depan angka
kemiskian berdasarkan kriteria BPS akan dapat menurun menjadi 4,55 di tahun 2021. Tingkat pengangguran terbuka di Kota Semarang ditargetkan
sebesar 4,57 di tahun 2021.
5.3 TUJUAN
Untuk mencapai keempat misi pembangunan Kota Semarang dalam jangka menengah, maka dirumuskan tujuan dan sasaran pada masing-
masing misi tersebut. Perumusan tujuan adalah tahap perumusan strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan
pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara
keseluruhan. Perumusan tujuan merupakan salah satu tahap perencanaan kebijakan policy planning yang memiliki titik kritis critical point dalam
penyusunan RPJMD. Hal ini mengingat bilamana visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota tidak dijabarkan secara teknokratis dan partisipatif ke dalam
tujuan, maka program Walikota dan Wakil Walikota terpilih akan mengalami kesulitan dalam operasionalisasinya ke dalam sistem penyelenggaraan
pemerintahan. Tujuan merupakan dampak impact keberhasilan pembangunan daerah
yang diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas terkait. Selaras dengan penggunaan paradigma penganggaran berbasis kinerja maka
perencanaan pembangunan daerah pun menggunakan prinsip yang sama. Pengembangan rencana pembangunan daerah lebih ditekankan pada target
kinerja, baik pada dampak, hasil, maupun keluaran dari suatu kegiatan, program, dan sasaran. Perumusan tujuan dari visi dan misi Walikota dan
Wakil Walikota terpilih juga menjadi landasan perumusan visi,misi, tujuan dan sasaran Renstra Perangkat Daerah untuk periode 5 lima tahun. Tujuan
adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukanuntuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis daerah dan
permasalahan pembangunan daerah. Rumusan tujuan merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-9
mengevaluasi pilihan tersebut. Perumusan tujuan dan keterkaitannya dengan misi RPJMD Tahun 2016-2021 disajikan pada tabel 5.2:
Tabel 5.2 Tujuan Pembangunan Kota Semarang Tahun 2016-2021
Misi Tujuan
1. Mewujudkan
Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan
Berkualitas 1.1 Meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia 1.2 Meningkatkan
nilai-nilai budaya
masyarakat 2.
Mewujudkan pemerintahan yang semakin
handal untuk
meningkatkan pelayanan publik 2.1 Mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik dan melayani 2.2 Meningkatkan kualitas pelayanan publik
2.3 Mewujudkan Kota
Semarang yang
tentram, tertib dan nyaman 3.
Mewujudkan Kota Metropolitan yang dinamis dan berwawasan
lingkungan 3.1 Mewujudkan tata ruang yang terpadu dan
berkelanjutan 3.2 Mewujudkan
sistem pengelolaan
Drainase Kota Semarang yang terintegrasi 3.3 Mewujudkan sistem transportasi Kota
Semarang yang
terintegrasi dan
berkelanjutan 3.4 Meningkatkan pelayanan sarana dan
prasarana dasar perkotaan 3.5 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
perkotaan 4.
Memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis keunggulan lokal dan
membangun iklim usaha yang kondusif
4.1 Menjamin ketahanan
pangan bagi
penduduk 4.2 Meningkatkan sektor perdagangan dan
jasa 4.3 Mendorong pengembangan investasi dan
ekonomi lokal berdaya saing global
5.4 SASARAN
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 lima tahun ke depan. Hasil rumusan sasaran pembangunan Kota Semarang Tahun 2016-2021
berdasarkan misi dan, tujuan adalah sebagai berikut :
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-10
Tabel 5.3 Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Semarang
Tahun 2016-2021
Misi Tagline
Tujuan Sasaran
Misi 1: Mewujudkan
Kehidupan Masyarakat
yang Berbudaya
dan Berkualitas
SEMARANG SEHAT DAN
CERDAS 1
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
1 Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat 2
Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat
3 Meningkatnya kualitas
daya saing tenaga kerja 4
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
5 Meningkatnya
pembangunan yang berperspektif gender dan
kapasitas pemberdayaan masyarakat
2 Meningkatkan nilai-nilai
warisan budaya masyarakat 6
Terwujudnya pelestarian dan pengembangan
warisan budaya
Misi 2: Mewujudkan
Pemerintahan yang Semakin
Handal untuk Meningkatkan
Pelayanan Publik
SEMARANG MELAYANI
3 Mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik dan melayani
7 Terwujudnya pemerintah
yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme KKN
8 Meningkatnya kapasitas
dan akuntabilitas kinerja 9
Meningkatnya integritas aparatur
4 Meningkatkan kualitas
pelayanan publik 10
Terwujudnya pelayanan prima
5 Mewujudkan Kota
Semarang yang tentram, tertib dan nyaman
11 Meningkatnya
ketentraman dan kenyamanan masyarakat
Misi 3: Mewujudkan
Kota Metropolitan
yang Dinamis dan
Berwawasan Lingkungan
SEMARANG TANGGUH
6 Mewujudkan tata ruang
yang terpadu dan berkelanjutan
12 Meningkatnya
keterpaduan rencana tata ruang
7 Mewujudkan sistem
pengelolaan Drainase Kota Semarang yang terintegrasi
13 Menurunnya luas
genangan banjir dan rob
8 Mewujudkan sistem
transportasi Kota Semarang yang terintegrasi dan
berkelanjutan 14
Menurunnya kemacetan jalan
9 Meningkatkan pelayanan
sarana dan prasarana dasar perkotaan
15 Terwujudnya sarana dan
prasarana dasar perkotaan yang berkualitas
10 Meningkatkan kualitas
lingkungan hidup perkotaan 16
Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-11
Misi Tagline
Tujuan Sasaran
Misi 4: Memperkuat
Ekonomi Kerakyatan
Berbasis Keunggulan
Lokal dan Membangun
Iklim Usaha yang Kondusif
SEMARANG BERDAYA
SAING 11
Menjamin ketahanan pangan bagi penduduk
17 Meningkatnya kualitas
dan kuantitas ketersediaan pangan
18 Meningkatnya pendapatan
petani
19 Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat pelaku usaha perikanan
12 Meningkatkan sektor
perdagangan dan jasa 20
Meningkatnya sektor perdagangan dan jasa
unggulan
13 Mendorong pengembangan
investasi dan ekonomi lokal berdaya saing global
21 Meningkatnya produk-
produk unggulan daerah 22
Meningkatnya Daya Tarik Wisata DTW
23 Meningkatnya iklim
investasi kota
5.5 KETERKAITAN VISI –MISI WALIKOTA TAHUN 2016–2021 DENGAN
DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA
Penjabaran visi misi Walikota Semarang, tujuan dan sasaran seperti yang diuraikan di atas disusun juga dengan kaitan untuk mendukung
pencapaian prioritas RPJMN tahun 2015-2019, dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018. Keterkaitan dukungan tersebut dijelaskan melalui
bagan berikut :
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-12
Gambar 5.3 Skema keterkaitan Visi
–Misi RPJMN 2015–2019 dengan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016
–2021
Misi 1:
Mewujudkan Kehidupan
Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas
Misi 4:
Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan
Membangun Iklim Usaha yang Kondusif
Misi 3:
Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan
Lingkungan
Misi 2:
Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin
Handal untuk
Meningkatkan Pelayanan Publik
Misi 1:
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi
dengan mengamankan
sumber daya
maritim, dan
mencerminkan kepribadian
Indonesia sebagai negara kepulauan
Misi 7:
Mewujudkan masyarakat
yang berkepribadian dalam kebudayaan
Misi 5:
Mewujudkan bangsa yang berdaya saing
Misi 4:
Mewujudkan kualitas
hidup manusia Indonesia yang tinggi,
maju, dan sejahtera
Misi 3:
Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim
Misi 2:
Mewujudkan masyarakat
maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum
Misi 6:
Mewujudkan Indonesia
menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
Visi RPJMD Kota Semarang 2016-2021:
“Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin
Sejahtera”
Visi RPJMN 2015-2019:
Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong-Royong
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-13
Tabel 5.4 Sinkronisasi Agenda Prioritas RPJMN 2014
–2019 Nawacita Dengan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021
9 Agenda Prioritas RPJMN Penjabaran dalam RPJMD Kota Semarang
Tahun 2016-2021 Agenda 1:
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi
segenap bangsa
dan memberikan rasa aman kepada seluruh
warga negara Diterjemahkan
dalam sasaran
daerah yang
diturunkan dari: Misi 2. dengan fokus Meningkatnya ketentraman
dan kenyamanan masyarakat; Misi 1. dengan fokus Meningkatnya kualitas
Sumber Daya Manusia.
Agenda 2: Membuat Pemerintah selalu hadir
dengan membangun
tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya
Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang diturunkan dari Misi 2. dengan fokus
- Meningkatnya kapasitas, akuntabilitas kinerja dan integritas aparatur serta;
- Meningkatnya kualitas pelayanan publik.
Agenda 3: Membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan Diterjemahkan
dalam sasaran
daerah yang
diturunkan dari
Misi 3.
dengan fokus
Meningkatnya keterpaduan rencana tata ruang untuk Terwujudnya sarana dan prasarana dasar
perkotaan yang berkualitas dengan memperhatikan kualitas lingkungan hidup perkotaan.
Agenda 4: Memperkuat kehadiran negara dalam
melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya Diterjemahkan
dalam sasaran
daerah yang
diturunkan dari Misi 2. dengan fokus Terwujudnya
pemerintah yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN.
Agenda 5: Meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia Diterjemahkan
dalam sasaran
daerah yang
diturunkan dari Misi 1. dengan fokus Meningkatnya kualitas
Sumber Daya Manusia kesehatan, pendidikan, tenaga kerja.
Misi 3. dengan fokus - Terwujudnya sarana dan prasarana dasar
perkotaan yang berkualitas; - Pengendalian
pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup.
Misi 4. dengan fokus Meningkatnya kualitas dan kuantitas ketersediaan pangan.
Agenda 6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan
daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju
dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya
Diterjemahkan dalam
sasaran daerah
yang
diturunkan dari Misi 4. dengan fokus - Meningkatnya
kualitas dan
kuantitas ketersediaan pangan
- Meningkatnya produk-produk unggulan daerah; - Meningkatnya iklim investasi kota
Agenda 7: Mewujudkan
kemandirian ekonomi
dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik
Diterjemahkan dalam
sasaran daerah
yang
diturunkan dari Misi 4. dengan fokus
- Meningkatnya sektor perdagangan dan jasa - Meningkatnya daya tarik wisata DTW
Agenda 8: Melakukan revolusi karakter bangsa
Diterjemahkan dalam
sasaran daerah
yang
diturunkan dari Misi 2. dengan fokus
- Meningkatnya integritas aparatur - Terwujudnya pelayanan publik yang prima
Agenda 9: Memperteguh kebhineka-an dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia Diterjemahkan
dalam sasaran
daerah yang
diturunkan dari
Misi 1.
dengan fokus
Meningkatnya nilai-nilai
budaya masyarakat
melalui pelestarian dan pengembangan kearifan budaya lokal
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-14
Misi 1: Membangun
Jawa Tengah
berbasis Trisakti Bung Karno, Berdaulat
di Bidang
Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan
Berkepribadian di
Bidang Kebudayaan
Misi 1: Mewujudkan
Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan
Berkualitas
Misi 4: Memperkuat
Ekonomi Kerakyatan
Berbasis Keunggulan
Lokal dan
Membangun Iklim Usaha yang Kondusif
Misi 3: Mewujudkan Kota Metropolitan
yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan
Misi 2: Mewujudkan Pemerintahan yang
Semakin Handal
untuk Meningkatkan Pelayanan Publik
Misi 2: Mewujudkan
Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan,
Kemiskinan dan Pengangguran
Misi 3: Mewujudkan
Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang Bersih,
Jujur dan Transparan, “Mboten Korupsi, Mbo
ten Ngapusi”
Misi 4: Memperkuat Kelembagaan Sosial
Masyarakat untuk Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan
Misi 5: Memperkuat
Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan
Keputusan dan
Proses Pembangunan yang Menyangkut
Hajat Hidup Orang Banyak
Misi 6: Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Publik untuk
Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat
Misi 7: Meningkatkan
Infrastruktur untuk
Mempercepat Pembangunan Jawa Tengah yang
Berkelanjutan dan
Ramah Lingkungan
Visi RPJMD Prov. Jateng 2013-2018:
MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI “Mboten Korupsi, Mboten
Ngapusi”
Visi RPJM Kota Semarang 2016-2021:
“Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat
Menuju Masyarakat
Semakin Sejahtera”
Gambar 5.4 Skema keterkaitan RPJMD Provinsi Jateng
2013 –2018dengan RPJMD Kota Semarang
Tahun 2016 –2021
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-15
Tabel 5.5 Tujuan dan Sasaran RPJMD Tahun 2016-2021 Kota Semarang
Tujuan Sasaran
Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Awal
Periode RPJMD
Target Kinerja Sasaran Kinerja
Akhir Periode
RPJMD 2015
2016 2017
2018 2019
2020 2021
2021
Misi 1: Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas SEMARANG SEHAT DAN CERDAS
1 Meningkatkan
kualitas Sumber Daya
Manusia
1 Meningkatnya
derajat kesehatan masyarakat
Indeks Pembangunan Manusia IPM
poin 80,23
80,28 80,62
80,95 81,28
81,62 81,96
81,96 Angka Harapan Hidup
AHH Tahun
77,20 77,21
77,21 77,22
77,23 77,24
77,24 77,24
Angka Kematian Bayi AKB
Kasus 229
225 221
217 213
209 205
205
Angka Kematian Balita AKBa
Per 1.000
kelahi- ran
hidup 10,4
20 16
15,75 15,5
15,25 14,75
14,75
Persentase Gizi Buruk 0,4
0,39 0,38
0,37 0,36
0,35 0,34
0,34 Incident Rate IR Demam
Berdarah Dengue DBD Per
100.000 pendu-
duk 98,61
98,5 98
97,5 97
96,5 96
96
2 Meningkatnya
kualitas pendidikan
masyarakat Rata-rata Lama Sekolah
RLS Tahun
10,20 10,35
10,49 10,64
10,79 10,94
11,10 11,10
Harapan Lama Sekolah HLS
Tahun 14,33
14,36 14,40
14,43 14,47
14,50 14,54
14,54
3 Meningkatnya
kualitas daya saing tenaga kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
63,05 63,35
63,65 63,95
64,25 64,55
64,85 64,85
Tingkat Pengangguran Terbuka
5,77 5,57
5,37 5,17
4,97 4,77
4,57 4,57
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-16
Tujuan Sasaran
Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Awal
Periode RPJMD
Target Kinerja Sasaran Kinerja
Akhir Periode
RPJMD 2015
2016 2017
2018 2019
2020 2021
2021
4 Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat
Angka Kemiskinan 5,04
4,99 4,94
4,89 4,65
4,6 4,55
4,55
5 Meningkatnya
pembangunan yang berperspektif
gender dan kapasitas
pemberdayaan masyarakat
Indeks Pembangunan Gender IPG
poin 95,60
95,65 95,72
95,79 95,86
95.,93 96
96 Indeks Pemberdayaan
Gender IDG poin
76,08 76,58
77,08 77,58
78,08 78,58
79,08 79,08
2 Meningkatkan
nilai-nilai warisan
budaya masyarakat
6 Terwujudnya
pelestarian dan pengembangan
warisan budaya lokal
Jumlah seni budaya dan tradisi yang dilestarikan
Unit 10
11 12
13 14
15 16
16
Misi 2: Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik SEMARANG MELAYANI
3 Mewujudkan
tata kelola pemerintahan
yang baik dan melayani
7 Terwujudnya
pemerintah yang bersih dan bebas
KKN Opini BPK
Opini Predikat
WDP WDP
WTP WTP
WTP WTP
WTP WTP
8 Meningkatnya
kapasitas dan akuntabilitas
kinerja Predikat
Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Daerah Evaluasi atas
penerapan Sakip Kategori
nilai CC
CC CC
CC B
B A
A
9 Meningkatnya
integritas aparatur Predikat Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Kategori nilai
Kota dengan
Penyelengg a-raan
Pemerinta- han Daerah
Terbaik Kota
dengan Penyeleng-
garaan Pemerinta-
han Daerah
Terbaik Kota dengan
Penyelengga -raan
Pemerinta- han Daerah
Terbaik Kota dengan
Penyelengga -raan
Pemerinta- han Daerah
Terbaik Kota
dengan Penyelen-
ggaraan Pemerintah
an Daerah Terbaik
Kota dengan
Penyelengg araan
Pemerinta- han Daerah
Terbaik Kota dengan
Penyelengga -raan
Pemerinta- han Daerah
Terbaik Kota
dengan Penyeleng-
garaan Pemerinta
han Daerah
Terbaik
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-17
Tujuan Sasaran
Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Awal
Periode RPJMD
Target Kinerja Sasaran Kinerja
Akhir Periode
RPJMD 2015
2016 2017
2018 2019
2020 2021
2021
4 Meningkatkan
kualitas pelayanan
publik
10 Terwujudnya
pelayanan prima Survei Kepuasan
Masyarakat SKM Angka
Indeks Perang-
kat Daerah
75 15 77 20
79 20 81 25
83 25 85 30
87 30 87 30
5 Mewujudkan
Kota Semarang yang tentram,
tertib dan nyaman
11 Meningkatnya
ketentraman dan kenyamanan
masyarakat Angka Kriminalitas
Angka Krimina-
litas 2.792
2.500 2.400
2.200 2.100
2.000 1.800
1.800
Misi 3: Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan SEMARANG TANGGUH
6 Mewujudkan
tata ruang yang terpadu
dan berkelanjutan
12 Meningkatnya
keterpaduan rencana tata ruang
Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang
dengan perencanaan Tata Ruang simpangan
5,4 5,4
4,5 4
3,5 3
2 2
7 Mewujudkan
sistem pengelolaan
Drainase Kota Semarang yang
terintegrasi
13 Menurunnya luas
genangan banjir dan rob
Prosentase luas genangan banjir dan rob
persen 41,6
40,17 38,74
37,31 35,88
34,45 33
33
8 Mewujudkan
sistem transportasi
Kota Semarang yang
terintegrasi dan
berkelanjutan
14 Menurunnya
kemacetan jalan Jumlah simpul
kemacetan Simpul
8 8
7 6
5 4
3 3
9 Meningkatkan
pelayanan sarana dan
prasarana dasar
perkotaan
15 Terwujudnya
sarana dan prasarana dasar
perkotaan yang berkualitas
Persentase rumah tangga pengguna air minum
jumlah seluruh rumah tangga x 100
Persen 88,13
88,5 89
91 93
95 97
97 Persentase rumah tangga
ber sanitasi persen
85,78 85,82
85,87 85,92
85,97 86,02
86,07 86,07
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-18
Tujuan Sasaran
Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Awal
Periode RPJMD
Target Kinerja Sasaran Kinerja
Akhir Periode
RPJMD 2015
2016 2017
2018 2019
2020 2021
2021
Luas lingkungan permukiman kumuh
Persen 0,99
0,80 0,60
0,40 0,20
10 Meningkatkan
kualitas lingkungan
hidup perkotaan
16 Pengendalian
pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup IKLH skor
45,38 45,38
47 49
51 53
55 55
Misi 4: Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif SEMARANG BERDAYA SAING
11 Menjamin
ketahan pangan bagi
penduduk
17 Meningkatnya
kualitas dan kuantitas
ketersediaan pangan
Ketersediaan pangan penduduk
Kklkapi tahari
3.049 3.050
3.051 3.052
3.053 3.054
3.055 3.055
18 Meningkatnya
pendapatan petani Pendapatan rumah
tangga petani Rp
tahun 10.355.300
10.452.000 10.554.520
10.659.040 10.763.560
10.868.080 10.972.600
10.972.600
19 Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat pelaku
usaha perikanan Jumlah pendapatan per
kapita nelayan Rp
tahun 17.500.000
18.000.000 19.800.000
21.750.000 22.958.000
23.353.800 24.989.180
24.989.180
12 Meningkatkan
sektor perdagangan
dan jasa
20 Meningkatnya
sektor perdagangan dan
jasa unggulan Kontribusi kategori-
kategori perdagangan dan jasa-jasa terhadap
PDRB 30,99
31,06 31,13
31,20 31,27
31,34 31,41
31,41 Laju Pertumbuhan
Ekonomi 5,8
5,85 5,90
5,95 6,00
6,05 6,10
6,10
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-19
Tujuan Sasaran
Indikator Kinerja Satuan
Kinerja Awal
Periode RPJMD
Target Kinerja Sasaran Kinerja
Akhir Periode
RPJMD 2015
2016 2017
2018 2019
2020 2021
2021
13 Mendorong
pengembangan investasi dan
ekonomi lokal berdaya saing
global
21 Meningkatnya
produk-produk unggulan daerah
Kontribusi kategori sektor Industri
Pengolahan terhadap PDRB
27,30 27,34
27,38 27,42
27,46 27,50
27,54 27,54
22 Meningkatnya
daya tarik wisata DTW
Jumlah kunjungan wisatawan
Orang 4.376.359
4.660.822 4.987.080
5.361.111 5.790.000
6.282.150 6.847.543
6.847.543
23 Meningkatnya
iklim investasi kota
Nilai Investasi Rupiah
dalam juta
9.570.413 10.500.000
11.500.000 13.500.000
16.500.000 20.500.000
24.500.000 24.500.000
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-1
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana pemerintah daerah mencapai tujuan dan
sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk
melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategis tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan,
tetapi juga segala program yang mendukung dan menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk di dalamnya
upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan teknologi informasi.
Dalam merumuskan strategi dan arah kebijakan RPJMD Kota Semarang 2016-2021, juga mempertimbangkan kebijakan dalam penguatan
Sistem Inovasi Daerah SIDa yaitu: membangun basis data, menyusun regulasi, mengembangkan mekanisme insentif dan disinsentif, menguatkan
jejaring antar pemangku kepentingan, membangun sistem difusi inovasi berbasis teknologi informasi dan forum komunikasi antarpemangku
kepentingan, menumbuhkan prakarsa kreativitas penemuan baru melalui pendidikan formal dan informal, membangun sistem apresiasi kreativitas
yang inovatif, membangun penguatan kelembagaan vertikal dan horizontal melalui komunikasi dan koordinasi antar lembaga, meningkatkan kualitas
layanan infrastruktur fisik yang berstandar internasional, meningkatkan pemahamanan dan kepedulian masyarakat terhadap keterbukaan informasi
dan pengetahuan yang mendukung perdagangan dan jasa.
6.1. Strategi dan Arah Kebijakan
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana Pemerintah Kota Semarang melakukan
upaya untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran serta target kinerja RPJMD dengan efektif dan efisien selama 5 lima tahun ke depan.
Arsitektur perencanaan pembangunan daerah dipisahkan menjadi dua yakni Perencanaan Strategis yaitu perencanaan pembangunan daerah yang
menekankan pada pencapaian visi dan misi pembangunan daerah, dan
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-2
Perencanaan Operasional yaitu perencanaan yang menekankan pada pencapaian kinerja layanan pada tiap urusan.
Perencanaan Strategis dimaksudkan untuk menerjemahkan visi danmisi kepala daerah ke dalam rencana kerja. Segala sesuatu yang secara
langsung dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran RPJMD maka dianggap strategis. Sedangkan perencanaan operasional dimaksudkan
untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan RPJMD yang dituangkan secara lebih rinci ke dalam masing-masing misi berdasarkan
pendekatan urusan baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Untuk
memudahkan pemahaman
terhadap kesinambungan
pembangunan setiap tahun dalam jangka 5 lima tahun, terlebih dahulu disederhanakan dalam agenda atau tema pembangunan setiap tahun di
masing-masing tahap. Atas dasar tema pembangunan inilah disusun arah kebijakan lebih jelas agar RPJMD mudah dituangkan dalam RKPD.
Selanjutnya, tahapan-tahapan dimaksud dijadikan sebagai dasar dan disesuaikan dengan pentahapan RKPD.
Gambar 6.1 AgendaTema RPJMD Kota Semarang 2016-2021
Rumusan Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 berdasarkan masing-masing sasaran serta tema pembangunan
adalah sebagai berikut:
SEMARANG HEBAT
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Penyiapan infrastruktur
untuk mendukung
Kota Metropolitan
yang sejahtera dan melayani
Pengembangan infrastruktur
untuk memecahkan
masalah besar perkotaan dan
daya
saing SDM
Penguatan struktur
Ekonommi didukung
oleh Peningkatan
Sektor Perdagangan
dan Jasa
Pemantapan Semarang
sehat, cerdas, tangguh,
melayani dan berdaya saing
Perwujudan Semarang
Hebat
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-3
Tabel 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Misi Tagline Tujuan
Sasaran Indikator Kinerja
STRATEGI Arah Kebijakan
M isi
1 :
M e
wu ju
dk a
n K
e h
idu pa
n M
a s
y a
ra k
a t
y a
n g
Be rbu
d a
y a
d a
n
Be rk
u a
lit a
s
S EM
AR A
N G
S E
H AT
D A
N C
ER D
AS 1
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
1 Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat Indeks Pembangunan
Manusia IPM 1
Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dan pelayanan
kesehatan miskin
1 Peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan
Angka Harapan Hidup AHH
2 Pengendalian penyakit menular
Angka Kematian Bayi AKB
3 Peningkatan Penyehatan lingkungan
Angka Kematian Balita AKBa
Persentase Gizi Buruk
4 Peningkatan kesehatan ibu dan
bayi, reproduksi remaja dan keluarga
Incident Rate IR Demam Berdarah
Dengue DBD
2 Meningkatnya kualitas
pendidikan masyarakat Rata-rata Lama
Sekolah RLS 2
Peningkatan mutu dan kualitas
pendidikan 1
Peningkatan pelayanan Pendidikan untuk semua masyarakat
Harapan Lama Sekolah HLS
2 Peningkatan kesejahteraan tenaga
pendidik
3 Meningkatnya kualitas
daya saing tenaga kerja Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja 3
Perluasan kesempatan kerja
1 Peningkatan jaringan tenaga krja
Tingkat Pengangguran
Terbuka 2
Peningkatan ketrampilan masyarakat
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-4
Misi Tagline Tujuan
Sasaran Indikator Kinerja
STRATEGI Arah Kebijakan
4 Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat
Angka Kemiskinan 4
Pemberdayaan masyarakat miskin
1 Penurunan jumlah keluarga miskin
5 Meningkatnya
pembangunan yang berperspektif gender dan
kapasitas pemberdayaan masyarakat
Indeks Pembangunan Gender IPG
5 Pemberdayagunaan
peran serta masyarakat dalam
berbagai sektor pembangunan
1 Peningkatan pemberdayaan
masyarakat berbasis komunitas dan gender
Indeks Pemberdayaan
Gender IDG
2 Meningkatkan nilai-
nilai budaya masyarakat
6 Terwujudnya pelestarian
dan pengembangan warisan budaya lokal
Jumlah seni budaya dan tradisi yang
dilestarikan 6
Pengembangan budaya lokal
1 Pelestarian Seni, Budaya yang
berbasis kearifan lokal
M isi
2 :
M e
wu ju
dk a
n P
e m
e rint
a h
a n
y a
n g
S e
m a
k in
H a
nda l
u nt
u k
M e
ning k
a tk
a n
P e
la y
a na
n P
u bl
ik
S EM
AR A
N G
M ELA
Y AN
I
3 Mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik dan
melayani
7 Terwujudnya pemerintah
yang bersih dan bebas KKN
Opini BPK
7 Reformasi birokrasi
1 Peningkatan pengawasan dan
pengendalian penyelenggaraan pemerintahan daerah
8 Meningkatnya kapasitas
dan akuntabilitas kinerja Predikat
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Daerah Evaluasi
atas penerapan Sakip
2 Peningkatan peran dan kinerja
lembaga pengelolaan keuangan daerah
9 Meningkatnya integritas
aparatur Predikat Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
3 Peningkatan kualitas perencanaan
pembangunan daerah
4 Peningkatan akuntabilitas kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah
5 Pengembangan pemanfaatan
teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
digitalisasi kinerja
6 Peningkatan kapasitas sumber daya
aparatur pemerintahan yang profesional kompetensi birokrasi
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-5
Misi Tagline Tujuan
Sasaran Indikator Kinerja
STRATEGI Arah Kebijakan
4 Meningkatkan kualitas
pelayanan publik
10 Terwujudnya pelayanan
prima Survei Kepuasan
Masyarakat SKM 8
Peningkatan kualitas dan
manajemen pelayanan publik
1 Peningkatan penyelenggaraan
pelayanan publik yang lebih baik
5 Mewujudkan Kota
Semarang yang tentram, tertib dan
nyaman
11 Meningkatnya
ketentraman dan kenyamanan masyarakat
Angka Kriminalitas 9
Peningkatan peran serta masyarakat
dalam menjaga ketertiban dan
kenyamanan 1
Peningkatan masyarakat yang tertib dan patuh terhadap peraturan
perundang-undangan 2
Peningkatan ketentraman dan kenyamanan melalui pemberdayaan
masyarakat
M isi
3 :
M e
wu ju
dk a
n K
o ta
M e
tr o
p o
li ta
n y
a ng
D in
a mi
s
da n
Be rwa
w a
sa n
Ling k
u n
g a
n
S EM
AR A
N G
T A
N G
G U
H 6
Mewujudkan tata ruang yang terpadu dan
berkelanjutan
12 Meningkatnya
keterpaduan rencana tata ruang
Persentase kesesuaian
pemanfaatan ruang sesuai dengan
Penataan Tata Ruang simpangan
10 Pembenahan
penataan kota yang berwawasan
lingkungan 1
Pembenahan izin pemanfaatan ruang dan bangunan sesuai dengan
peraturan
7 Mewujudkan sistem
pengelolaan Drainase Kota Semarang yang
terintegrasi
13 Menurunnya genangan
banjir dan rob Persentase luas
genangan banjir dan rob
2 Pembenahan sistem jaringan
drainase perkotaan
8 Mewujudkan sistem
transportasi Kota Semarang yang
terintegrasi dan berkelanjutan
14 Menurunnya kemacetan
jalan Jumlah simpul
kemacetan 3
Peningkatan kualitas layanan tranportasi umum
9 Meningkatkan
pelayanan sarana dan prasarana dasar
perkotaan
15 Terwujudnya sarana dan
prasarana dasar perkotaan yang
berkualitas Persentase rumah
tangga pengguna air bersih jumlah
seluruh rumah tangga x 100
4 Peningkatan kualitas infrastruktur
dasar perkotaan Persentase Rumah
Tangga bersanitasi Luas lingkungan
permukiman kumuh
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-6
Misi Tagline Tujuan
Sasaran Indikator Kinerja
STRATEGI Arah Kebijakan
10 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
perkotaan
16 Pengendalian
pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup IKLH
5 Pengendalian pencemaran dan
kerusakan lingkungan
M isi
4 :
M e
mpe rk
u a
t Ek
o n
o mi
K e
ra k
y a
ta n
B e
rb a
sis Ke
u ng
g u
la n
Lo k
a l
da n
M e
mba n
g u
n Ik
lim U
s a
ha y
a n
g K
o ndu
si f
S EM
AR A
N G
BER D
AY A
S A
IN G
11 Menjamin ketahan
pangan bagi penduduk
17 Meningkatnya kualitas
dan kuantitas ketersediaan pangan
Ketersediaan pangan penduduk
11 Peningkatan
Produksi Pangan 1
Peningkatan ketersediaan bahan pangan, distribusi, akses, mutu dan
keamanan pangan
18 Meningkatnya
pendapatan petani Pendapatan Rumah
Tangga Petani 2
Pengembangan budidaya pertanian, perkebunan dan peternakan unggul
19 Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat pelaku usaha
perikanan Jumlah pendapatan
per kapita nelayan 3
Peningkatan produksi dan pemasaran perikanan
12 Meningkatkan sektor
perdagangan dan jasa
20 Meningkatnya sektor
perdagangan dan jasa unggulan
Kontribusi kategori- kategori perdagangan
dan jasa-jasa terhadap PDRB
12 Pengembangan
kawasan perdagangan dan
jasa 1
Peningkatan peran sektor perdagangan dan jasa dalam
pengembangan ekonomi kota Laju Pertumbuhan
Ekonomi 2
Pengoptimalan pemanfaatan sarpras perdagangan dan jasa
13 Mendorong
pengembangan investasi dan ekonomi
lokal berdaya saing global
21 Meningkatnya
produk- produk unggulan daerah
Kontribusi kategori sektor Industri
Pengolahan terhadap PDRB
13 Penguatan dan
Pengembangan Sektor Unggulan
1 Peningkatan kualitas dan kuantitas
produk daerah yang unggul
22 Meningkatnya daya tarik
wisata DTW Jumlah kunjungan
wisatawan 2
Peningkatan Produktivitas IKM
23 Meningkatnya iklim
investasi kota Nilai Investasi
3 Peningkatan kualitas kelembagaan
dan usaha koperasi kemudahan pemberian bantuan modal
4 Peningkatan pengelolaan
kepariwisataan 5
Penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro investasi
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-7
A. STRATEGI : Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dan pelayanan kesehatan
miskin Pengendalian penyakit menular.
Peningkatan Penyehatan lingkungan
Peningkatan kesehatan ibu dan bayi, reproduksi remaja dan
keluarga
Strategi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut:
1 Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan; dan pelayanan kesehatan Masyarakat Miskin, dengan arahan pada peningkatan
kualitas Puskesmas melalui puskesmas terakreditasi, puskesmas yang sesuai standar, puskesmas prespektif gender, puskesmas branding,
fasilitas Unit Reaksi Cepat layanan kesehatan di tiap kecamatan serta pembangunan RSUD type D.
2 Pengendalian penyakit menular, dengan arahan pada keberhasilan pengobatan TB success rate, penurunan Incident Rate IR Demam
Berdarah Dengue DBD, serta penanganan Orang Dengan HIVAIDS ODHA.
3 Peningkatan Penyehatan lingkungan, dengan arahan pada perluasan Pola Hidup Bersih dan Sehat PHBS dan peningkatan promosi
kesehatan; 4 Peningkatan kesehatan ibu dan bayi, reproduksi remaja dan keluarga,
dengan arahan pada peningkatan prevalensi balita gizi buruk, peningkatan jumlah puskesmas yang memilikigizi center, peningkatan
prosentase terpenuhinya peralatan kesehatan RS type B Pendidikan RSUD Kota Semarang, serta penurunan angka kematian ibu maternal
dan angka kematian bayi
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-8
B. STRATEGI : Peningkatan Mutu Dan Kualitas Pendidikan
Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan
Peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik
Peningkatan pelayanan pendidikan untuk semua
masyarakat.
1 Peningkatan pelayanan pendidikan untuk semua masyarakat, dengan arahan pada peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan penerima
beasiswa bagi warga miskin, peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan luar sekolah non formal, peningkatan kualitas pendidik
dan tenaga kependidikan, peningkatan satuan pendidikan yang melaksanakan muatan lokal pendidikan karakter dan pembelajaran
luar sekolah serta pengembangan nasionalisme substansi. 2 Peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik, dengan arahan pada
peningkatan manajemen dan mutu pendidikan;
C. STRATEGI : Perluasan Kesempatan Kerja
Dari strategi perluasan kesempatan kerja, arah kebijakannya adalah sebagai berikut:
1 Meningkatkan ketrampilan masyarakat, dengan arahan pada optimalisasi jejaring pelatihan tenaga kerja berbasis kompetensi serta
pelatihan berbasis kewirausahaan; 2 Meningkatkan
jaringan tenaga
kerja, dengan
arahan pada
peningkatan kesempatan kerja serta peningkatan pencari kerja yang ditempatkan;
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-9
D. STRATEGI : Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Dari strategi pemberdayaan masyarakat miskin, dilaksanakan melalui arah kebijakan penurunan jumlah keluarga miskin dengan arahan pada
peningkatan penanganan
PMKS melalui
panti-panti, rumah
penampungan dan rumah Rehabilitasi Sosial, serta peningkatan cakupan pelayanan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin.
E. STRATEGI : Pengembangan Budaya Lokal
Pengembangan nilai - nilai budaya lokal
Pengembangan budaya lokal
Peningkatan peran serta lembaga seni budaya dan masyarakat dalam
pengembangan budaya seni tradisional
Pengembangan produk-produk berbasis kearifan lokal
Memperkuat kelembagaan masyarakat seni budaya tradisional
Meningkatkan peran lembaga dan masyarakat dalam melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat
Strategi pengembangan budaya lokal dilaksanakan dengan arah kebijakan Pelestarian Seni, Budaya yang berbasis kearifan lokal, dengan
arahan pada pengembangan nilai - nilai budaya lokal melalui pelestarian kawasan, dan bangunan cagar budaya serta situs budaya; Peningkatan
peran serta lembaga seni budaya dan masyarakat dalam pengembangan budaya seni tradisional; pengembangan produk-produk berbasis kearifan
lokal; Memperkuat kelembagaan masyarakat seni budaya tradisional; Meningkatkan peran lembaga dan masyarakat dalam melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat.
F. STRATEGI : Pemberdayagunaan Peran Serta Masyarakat Dalam Berbagai Sektor Pembangunan
Strategi pemberdayagunaan peran serta masyarakat dalam berbagai sektor pembangunan dilaksanakan dengan arah kebijakan meningkatkan
pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas dan gender, dengan arahan pada keberlanjutan program pembangunan berbasis masyarakat,
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-10
fasilitasi kegiatan yang mengarah pada kesejahteraan gender serta peningkatan penggunaan teknologi tepat guna.
G. STRATEGI : Reformasi Birokrasi
Peningkatan pengawasan dan
pengendalian penyelenggaraa
n pemerintahan daerah
Peningkatan peran dan
kinerja lembaga pengelolaan
keuangan daerah
Peningkatan akuntabilitas
kinerja penyelenggaraa
n pemerintahan daerah
Pengembangan pemanfaatan
teknologi informasi dalam
penyelenggaraa n pemerintahan
digitalisasi kinerja
Peningkatan kualitas
perencanaan pembangunan
daerah
Peningkatan Reformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan
Peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
pemerintahan yang profesional
kompetensi birokrasi
Strategi Reformasi Birokrasi dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut:
1 Peningkatan pengawasan
dan pengendalian
penyelenggaraan pemerintahan daerah, dengan arahan pada penyelesaian tindak lanjut
hasil pemeriksaan lembaga pemeriksa internal dan eksternal serta peningkatan maturitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
SPIP; 2 Peningkatan peran dan kinerja lembaga pengelola keuangan daerah
dengan arahan pada peningkatan kemandirian keuangan daerah, dan peningkatan pengelolaan aset daerah yang optimal, tertib dan
akuntabel; 3 Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah, dengan
arahan pada kesesuaian program di RPJMD dengan program di RKPD tahunan;
4 Peningkatan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan arahan pada peningkatan kualitas laporan kinerja
pemerintah daerah, dan peningkatan koordinasi hubungan antar lembaga dalam rangka otonomi daerah;
5 Pengembangan pemanfaatan
teknologi informasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan arahan pada pengembangan
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-11
Pusat Data Informasi Publik; dan peningkatan penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan publik;
6 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pemerintahan yang profesional, diarahkan pada Peningkatan kapasitas aparatur
pemerintahan yang profesional;
H. STRATEGI : Peningkatan Kualitas Dan Manajemen Pelayanan Publik
Strategi peningkatan kualitas dan manajemen pelayanan publik dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut:
Arah kebijakan sebagai berikut peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih baik, dengan arahan pada peningkatan kualitas
penyelenggaraan pelayanan publik.
I. STRATEGI : Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Menjaga Ketertiban Dan Kenyamanan
Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Menjaga Ketertiban Dan Kenyamanan
Peningkatan masyarakat yang tertib dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan
Peningkatan ketentraman dan kenyamanan melalui pemberdayaan
masyarakat
Strategi peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga ketertiban dan kenyamanan dengan arah kebijakan sebagai berikut:
1 Peningkatan masyarakat yang tertib dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan, dengan arahan pada penegakan peraturan
perundang-undangan daerah, peningkatan cakupan penanganan gangguan ketentraman, ketertiban dan kenyamanan umum, serta
peningkatan fasilitasi pembinaan politik dan wawasan kebangsaan; 2 Peningkatan ketentraman dan kenyamanan lingkungan dengan
arahan pada peningkatan cakupan rasio petugas perlindungan
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-12
masyarakat dan pemberdayaan masyarakat untuk menjaga kenyamanan lingkungan.
J. STRATEGI : Pembenahan penataan kota yang berwawasan lingkungan
Strategi Pembenahan penataan kota yang berwawasan lingkungan dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut:
1 Pembenahan izin pemanfaatan ruang dan bangunan sesuai dengan peraturan, yaitu dengan sistem perizinan satu pintu artinya perizinan
didaftarkan dan diselesaikan pada ruangan dan gedung yang sama; 2 Pembenahan sistem jaringan drainase perkotaan yang untuk
mendukung sistem pengendalian rob dan banjir; pengelolaan sistem drainase, normalisasi, revitalisasi sungai jaringan drainase skala kota
yang menyeluruh dan berkesinambungan, dengan fokus penanganan pada sub sistem Kali Mangkang, Kali Beringin, Kali Banger Banjir
Kanal Timur, Kali Tenggang dan Kali Babon. 3 Peningkatan kualitas layanan tranportasi umum terintegrasi yaitu
dengan pengawasan kelaiakan angkutan umum, peremajaan angkutan umum baik yang dikelola pemerintah kota maupun swasta,
yang disertai dengan mengembangkan transportasi massal, dengan kebijakan diarahkan pada pengembangan sistem angkutan umum
massal berbasis rel; Pembenahan manajemen transportasi, pada efektifitas dan efisiensi
pelayanan publik bagi pengguna transportasi umum yang diharapkan akan berimbas pada jumlah pengguna transportasi umum;
Gambar 6.2 Terminal Terpadu Mangkang
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-13
Pengintegrasian sistem transportasi antarmoda difokuskan pada beroperasinya BRT koridor 1 sd 6 menuju penambahan 2 koridor lagi
di Kota Semarang, dan juga adanya intregasi antara BRT-bandara- terminal-stasiun;
Gambar 6.3 Operasionalisasi BRT
4 Peningkatan kualitas infrastruktur dasar perkotaan dengan arahan pada peningkatan jalan dan jembatan antara lain melalui
pembangunan jalan outer ring road Arteri Utara dan Mangkang-Mijen, pembangunan jalan Srondol-Sekaran, pembangunan jalan Jangli-
Undip, peningkatan
jalan-jalan inner
dan middle
ringroad, pembangunan jalan yang menuju tempat wisata; peningkatan sarana
prasarana dasar perkotaan antara lain melalui pembangunan pasar Johar, rintisan techno park, pembangunan simpang susun Srondol-
Sekaran, pengembangan smart city, peningkatan pelayanan jaringan air bersih; pembenahan kawasan kumuh perkotaan; pembangunan
Kampung bahari; peningkatan TPA Jatibarang dan pengelolaan bank sampah di lingkungan permukiman;
5 Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana umum PSU lingkungan perumahan yang difokuskan kepada pembangunan,
penataan dan perbaikan sarana prasarana lingkungan permukiman untuk membentuk lingkungan permukiman yang sehat dan
berkualitas serta meningkatkan sarana dan prasana pelayanan publik seperti gerakan 1000 taman;
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-14
Gambar 6.4 Manajemen Bank Sampah di Tiap Permukiman
6 Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan diarahkan pada Meningkatkan pengawasan terhadap sumber pencemaran dan juga
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan, diarahkan pada Peningkatan pengendalian pencemaran dan perusakan
K. STRATEGI : Peningkatan Produksi Pangan
Peningkatan Produksi Pangan
Peningkatan produksi dan pemasaran perikanan.
Pengembangan budidaya pertanian,
perkebunan dan peternakan unggul.
Peningkatan ketersediaan bahan pangan,
distribusi, akses, mutu dan keamanan pangan.
Strategi peningkatan produksi pangan dengan arah kebijakan sebagai berikut:
1 Peningkatan ketersediaan bahan pangan, distribusi, akses, mutu dan keamanan pangan, dengan arahan pada ketersediaan pangan utama,
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-15
beragam, bergizi seimbang, bermutu dan aman serta terjangkau daya beli masyarakat;
2 Pengembangan budidaya pertanian, perkebunan dan peternakan unggul, dengan arahan pada peningkatan produksi pertanian utama
dan pengembangan wilayah pengembangan pertanian perkotaan; 3 Peningkatan produksi dan pemasaran perikanan, diarahkan pada
Peningkatan pengelolaan, pemanfaatan teknologi, dan pemasaran hasil perikanan.
L. STRATEGI : Pengembangan Kawasan Perdagangan Dan Jasa
Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa
Peningkatan peran sektor perdagangan dan jasa dalam pengembangan ekonomi kota.
Pengoptimalan pemanfaatan sarpras perdagangan dan jasa
Strategi pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dengan arah kebijakan sebagai berikut:
1 Peningkatan peran sektor perdagangan dan jasa dalam pengembangan ekonomi kota dengan arahan pada peningkatan kerjasama
perdagangan internasional; Pengoptimalan pemanfaatan sarpras perdagangan dan jasa, dengan
arahan pada peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan yang representatif antara lain melalui pembangunan
pasar Johar
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-16
M. STRATEGI : Penguatan dan Pengembangan Sektor Unggulan
Penguatan dan Pengembangan Sektor Unggulan
Penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro
investasi
Peningkatan kualitas dan
kuantitas produk daerah yang
unggul
Peningkatan pengelolaan kepariwisataan
Peningkatan Produktivitas IKM
Peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi kemudahan pemberian bantuan modal
Strategi penguatan dan pengembangan sektor unggulan dengan arah kebijakan sebagai berikut:
1 Peningkatan kualitas dan kuantitas produk daerah yang unggul, dengan arahan pada Peningkatan pproduktifitas dan pengembangan
pemasaran UMKM; 2 Peningkatan produktivitas IKM, dengan arahan pada pengembangan
industri kecil menengah dan Industri Kreatif ; 3 Peningkatan kualitas kelembagaan usaha Koperasi, dengan arahan
pada pada peningkatan pengelolaan koperasi. 4 Peningkatan pengelolaan kepariwisataan, dengan arahan pada
peningkatan kunjungan wisatawan, peningkatan pengelolaan obyek wisata, serta kemitraan kepariwisataan.
5 Penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro investasi, seperti 1 Kemudahan berinvestasi; 2 Meningkatkan promosi dan daya tarik
investasi; 3 Penyederhanaan prosedur perijinan serta optimalisasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pelayanan
perijinan investasi; 4 Peningkatan kerjasama dan kemitraan pelaku usaha dalam promosi investasi di Kota Semarang.
6.2. Arah Kebijakan Kewilayahan
Kawasan strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap
ekonomi, sosial, budaya, danatau lingkungan. Adapun rencana pengembangan kawasan strategis di Kota Semarang adalah :
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-17
a. Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi b. Kawasan strategis sosial budaya
c. Kawasan strategis daya dukung lingkungan hidup
6.2.1 Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang adalah kawasan cepat berkembang dan kawasan perlu kerja sama dengan daerah sekitarnya
kawasan perbatasan. Kawasan cepat berkembang ini perlu diprioritaskan penataan ruangnya karena potensi yang dimiliki apabila tidak diarahkan
justru menimbulkan permasalahan. Sedangkan kawasan perbatasan di Kota Semarang memiliki peranan yang sangat penting, karena kawasan inilah
yang akan mengintegrasikan perkembangan Kota Semarang dengan daerah yang ada disekitarnya.
1. Kawasan Segitiga Peterongan – Tawang – Siliwangi
Kawasan pusat kota yang terletak pada Kawasan Segitiga Peterongan –
Tawang – Siliwangi. Kawasan segitiga ini memiliki kekuatan pengembangan
yang sangat besar, potensi pengembangan pada kawasan ini adalah kegiatan perdagangan dan jasa.
Secara umum Kawasan Segitiga Peterongan – Tawang – Siliwangi adalah
kawasan yang memiliki kepadatan bangunan yang tinggi. Dalam kawasan saat ini telah terjadi transformasi kegiatan perdagangan dan jasa dari skala
kecil dan menengah ke skala besar. Hal ini terbukti dengan tumbuhnya beberapa pusat perbelajaan dan fungsi jasa perkantoran swasta dan hotel
yang mengalihfungsikan lahan yang sebelumnya berfungsi sebagai pertokoan dan permukiman.
Tren perubahan intensitas kegiatan perdagangan di Kawasan Segitiga Peterongan
– Tawang – Siliwangi untuk 20 tahun ke depan diperkirakan akan terus terjadi, sehingga diperlukan kebijakan penanganan sebagai berikut :
a. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala besar harus memberikan ruang bagi kegiatan sektor informal untuk melakukan
kegiatannya. b. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus mempertimbangkan
rasio kecukupan ruang parkir dan ruang terbuka hijau dalam rangka menciptakan Kawasan Segitiga Peterongan
– Tawang – Siliwangi yang nyaman.
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-18
c. Pengaturan pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang spesifik per koridor jalan untuk menciptakan spesifikasi perkembangan kawasan.
d. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus menghindari perkampungan atau kawasan yang memiliki nilai historis bagi Kota
Semarang
2. Pelabuhan Tanjung Emas
Pelabuhan Tanjung Mas merupakan fasilitas nasional yang ada di Kota Semarang. Kawasan ini memerlukan penanganan khusus karena :
a. Memiliki kegiatan yang spesifik yang memberikan kontribusi yang besar dalam mendukung pergerakan barang dan jasa yang melewati laut.
b. Memiliki permasalahan limitasi alam yang tinggi, yaitu berupa penurunan permukaan tanah.
c. Kegiatan yang berkembang disekitar kawasan pelabuhan belum sepenuhnya mendukung dan terintegrasi dengan kegiatan pelabuhan
Tanjung Mas. Mempertimbangkan permasalahan yang dihadapi kawasan pelabuhan ini,
maka arahan pengelolaan di kawasan pelabuhan ditekankan pada kegiatan : a. Memperlancar pergerakan manusia dan barang di dalam kawasan
pelabuhan maupun kawasan pelabuhan dengan kawasan diluarnya melalui peningkatan jariangan jalan yang memadai dan pengembangan
sistem terminal yang terintegrasi dengan pergerakan darat pergerakan jalan raya dan kereta api dan pergerakan udara.
b. Perlunya dilakukan penanganan percepatan penurunan permukaan tanah dan banjir rob.
c. Penyusunan kebijakan penataan ruang kawasan pelabuhan dalam rangka memadukan kegiatan pelabuhan dengan kawasan yang ada disekitarnya.
6.2.2 Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya
Kawasan strategis bidang sosial budaya di Kota Semarang adalah meliputi : 1. Kawasan Masjid Agung Semarang di Kecamatan Semarang Tengah;
2. Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah di Kecamatan Gayamsari; 3. Kawasan Gedong Batu di Kecamatan Semarang Barat; dan
4. Kawasan Kota Lama di Kecamatan Semarang Utara.
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-19
Kawasan strategis bidang sosial budaya merupakan kawasan cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya. Hal ini dimaksudkan
untuk mempertahankan kekayaan budaya berupa peninggalan-peninggalan sejarah yang berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dari
ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia. Dalam pemanfaatannya, kawasan cagar budaya dapat ditingkatkan
fungsinya untuk dapat menunjang kegiatan pariwisata, yang nantinya dapat memberikan kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata.
Rencana penanganan kawasan Masjid Agung Semarang dilakukan melalui :
Penataan kawasan pemeliharaan dan pelestarian bangunan dari pengaruh kegiatan dan ketahanan kontruksi bangunan; dan
Revitalisasi fungsi dan penggunaan bangunan. Rencana penanganan kawasan Masjid Agung Jawa Tengah dilakukan
melalui :
Penataan kawasan Masjid Agung Jawa Tengah; dan
Pengembangan sistem kepariwisataan yang terintegrasi dengan pengembangan Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah.
Rencana penanganan kawasan Gedong Batu dilakukan melalui :
Penataan kawasan Gedong Batu; dan
Pengembangan sistem kepariwisataan yang terintegrasi dengan pengembangan Kawasan Gedong Batu.
Rencana penanganan Kawasan Kota Lama adalah :
Pemeliharaan dan pelestarian bangunan dari pengaruh kegiatan dan ketahanan kontruksi bangunan
Revitalisasi fungsi dan penggunaan bangunan
Pengembangan sistem kepariwisataan Kota Semarang yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan Kota Lama
6.2.3 Kawasan Strategis Daya Dukung Lingkungan Hidup
Kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup adalah : 1. Kawasan Waduk Jatibarang.
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-20
Pembangunan Waduk Jatibarang yang difungsikan sebagai pengendali limpasan air ke kawasan bawah Kota Semarang.
Selain fungsi hidrologi kawasan Kawasan Waduk Jatibarang juga dijadikan kawasan wisata dengan berbagai fasilitas pendukungnya.
Adanya percampuran fungsi konservasi dan budidaya ini menyebabkan kawasan Waduk Jatibarang perlu dikelola dengan baik agar fungsi
budidaya tidak sampai menganggu fungsi konservasi. 2. Kawasan Reklamasi Pantai
Kawasan reklamasi pantai ditetapkan berada di wilayah Kecamatan Semarang Utara yang pengembangannya dalam rangka pengoptimalan
kawasan pesisir dengan memperhatikan dampak lingkungan.
Gambar 6.5 Kawasan Strategis Kota Semarang
Sedangkan untuk kawasan Industri direncanakan pada kawasan : a. Kawasan berikat yang meliputi Kawasan Industri Lamicitra Nusantara di
Kecamatan Semarang Utara, dan Kawasan Industri Wijayakusuma di Kecamatan Tugu.
b. Kawasan industri dan pergudangan yang meliputi : 1. Peningkatan kualitas kawasan peruntukan Industri di Kecamatan
Genuk dengan luas kurang lebih 303 tiga ratus tiga hektar
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-21
2. Peningkatan kualitas Kawasan Industri Tugu melalui pengembangan Kawasan Industrial Estate dengan luas kurang lebih 495 hektar;
3. Peningkatan kualitas Kawasan Industri Candi melalui Kawasan Industrial Estate dengan luas kurang lebih 450 hektar;
4. Peningkatan kualitas kawasan industri dan Pergudangan Tanjung Emas melalui pengembangan Kawasan Industrial Estate beserta
pergudangan; 5. Peningkatan kualitas kawasan Industri di Kecamatan Mijen dengan
luas kurang lebih 175 hektar; 6. Peningkatan kualitas Kawasan peruntukan Industri di Kecamatan
Pedurungan dengan luas kurang lebih 58 hektar; 7. Peningkatan kualitas Kawasan Industri Merdeka Wirastama di
Kecamatan Genuk dengan luas kurang lebih 300 hektar; 8. Peningkatan kualitas kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Tambak Lorok di Kecamatan Semarang Utara; dan 9. Peningkatan kualitas Kawasan Depo Pertamina di Kecamatan
Semarang Timur. c. Pengembangan industri kecil dan rumah tangga yang meliputi :
1. Peningkatan kualitas industri kecil dan rumah tangga Bugangan di Kecamatan Semarang Timur dan kawasan Lingkungan Industri Kecil
LIK di Kecamatan Genuk; 2. Industri kecil dan rumah tangga yang tidak menimbulkan polusi dapat
berlokasi di kawasan permukiman dan diarahkan berbentuk cluster ; 3. Industri kecil dan rumah tangga yang menimbulkan polusi diarahkan
ke kawasan industri.
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-1
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Perumusan program
pembangunan daerah
bertujuan untuk
menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran. Perumusan prioritas program
pembangunan daerah merupakan rencana pembangunan yang konkrit dalam bentuk program unggulan yang secara khusus berhubungan dengan
visi dan misi pembangunan Kepala Daerah terpilih. Dalam mewujudkan capaian
keberhasilan pembangunan,
Pemerintah Kota
Semarang menetapkan beberapa program unggulan yang menjadi prioritas pembiayaan
yang wajib dilaksanakan oleh Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Semarang.
Penetapan program pembangunan yang disesuaikan dengan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah adalah sebagai berikut:
1. STRATEGI: Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan A. Arah kebijakan: Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan dan pelayanan kesehatan miskin
Program pembangunan meliputi : 1 Program upaya kesehatan masyarakat
2 Program standarisasi pelayanan kesehatan 3 Program Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarpras
kesehatan dan jaringannya 4 Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah
sakit rumah sakit jiwa rumah sakit paru-paru rumah sakit mata
B. Arah kebijakan: Pengendalian penyakit menular.
Program pembangunan
meliputi Program
pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular
C. Arah kebijakan: Peningkatan Penyehatan lingkungan
Program pembangunan meliputi Program Promosi kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
D. Arah kebijakan: Peningkatan kesehatan ibu dan bayi, reproduksi remaja dan keluarga
Program pembangunan meliputi : 1 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-2
2 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
2. STRATEGI: Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan A. Arah kebijakan: Peningkatan pelayanan Pendidikan untuk
semua masyarakat
Program pembangunan meliputi : 1 Program Pendidikan Anak Usia Dini
2 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 3 Program Pendidikan Menengah
4 Program Pendidikan Non Formal 5 Program
Peningkatan Kualitas
Pendidik dan
tenaga Kependidikan
B. Arah kebijakan: Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Pendidik
Program pembangunan meliputi Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
3. STRATEGI : Perluasan kesempatan kerja A. Arah kebijakan : Peningkatan ketrampilan masyarakat
Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
B. Arah kebijakan : Peningkatan jaringan tenaga kerja
Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Kesempatan Kerja
4. STRATEGI : Pemberdayaan masyarakat miskin Arah kebijakan: Penurunan jumlah keluarga miskin
Program pembangunan meliputi : 1 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil
KAT dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Lainnya
2 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 3 Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
5. STRATEGI : Pemberdayagunaan peran serta masyarakat dalam berbagai sektor pembangunan
Arah kebijakan: Peningkatan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas dan gender
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-3
Program pembangunan meliputi : 1 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun
Kelurahan 2 Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam
pembangunan 3 Program Pemberdayaan lembaga ekonomi pembangunan kelurahan
6. STRATEGI : Pengembangan budaya lokal Arah kebijakan: Pelestarian Seni, Budaya yang berbasis kearifan
lokal
Program pembangunan meliputi : 1 Program Pengembangan Nilai Warisan Budaya
2 Program Pengelolaan Kekayaan Cagar Budaya
7. STRATEGI : Reformasi birokrasi A. Arah kebijakan: Peningkatan pengawasan dan pengendalian
penyelenggaraan pemerintahan daerah
Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan Kepala Daerah
B. Arah kebijakan: Peningkatan peran dan kinerja lembaga pengelolaan keuangan daerah
Program pembangunan meliputi : 1. Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan
daerah 2. Program Pengelolaan Aset Daerah
C. Arah kebijakan:
Peningkatan kualitas
perencanaan pembangunan daerah
Program pembangunan
meliputi Program
Perencanaan Pembangunan Daerah
D. Arah kebijakan:
Peningkatan akuntabilitas
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
E. Arah kebijakan:
Pengembangan pemanfaatan
teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan digitalisasi
kinerja
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-4
Program pembangunan meliputi Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
F. Arah kebijakan: Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pemerintahan yang profesional kompetensi birokrasi
Program pembangunan meliputi : 1 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan
aparatur pengawasan 2 Program Pembinaan dan pengembangan Aparatur
8. STRATEGI : Peningkatan kualitas dan manajemen pelayanan publik Arah kebijakan: Peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik yang
lebih baik
Program pembangunan meliputi Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi Perangkat Daerah
9. STRATEGI : Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga
ketertiban dan kenyamanan A. Arah kebijakan: Peningkatan masyarakat yang tertib dan patuh
terhadap peraturan perundang-undangan
Program pembangunan meliputi : 1 Program Pengendalian Dan Penanganan Ketentraman Dan
Ketertiban Umum 2 Program Pendidikan Politik Masyarakat
3 Program Pengembangan Wawasan kebangsaan
B. Arah kebijakan: Peningkatan ketentraman dan kenyamanan melalui pemberdayaan masyarakat
Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Ketentraman dan Kenyamanan Lingkungan
10. STRATEGI : Pembenahan penataan kota yang berwawasan lingkungan
A. Arah kebijakan: Pembenahan izin pemanfaatan ruang dan
bangunan sesuai dengan peraturan
Program pembangunan
meliputi Program
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
B. Arah kebijakan: Pembenahan sistem jaringan drainase
perkotaan
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-5
Program pembangunan meliputi Program Pengendalian Banjir dan Rob
C. Arah kebijakan: Peningkatan kualitas layanan transportasi
umum
Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
D. Arah kebijakan: Peningkatan kualitas infrastruktur dasar
perkotaan
Program pembangunan meliputi: 1 Program
Pembangunan Sarana
dan Prasarana
Dasar Perkotaan
2 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
E. Arah kebijakan: Pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan
Program pembangunan
meliputi Program
Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
11. STRATEGI : Peningkatan Produksi Pangan A.
Arah kebijakan: Peningkatan ketersediaan bahan pangan, distribusi, akses, mutu dan keamanan pangan
Program pembangunan meliputi Program Ketahanan pangan
B. Arah
kebijakan: Pengembangan
budidaya pertanian,
perkebunan dan peternakan unggul
Program pembangunan meliputi : 1 Program Peningkatan produksi pertanianperkebunan
2 Program Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian perkebunan
C. Arah kebijakan: Peningkatan produksi dan pemasaran
perikanan
Program pembangunan meliputi : 1 Program Pengembangan perikanan tangkap
2 Program Pengembangan Budidaya perikanan 3 Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi
perikanan
12. STRATEGI : Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-6
A. Arah kebijakan: Peningkatan peran sektor perdagangan dan
jasa dalam pengembangan ekonomi kota
Program pembangunan meliputi Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
B. Arah kebijakan: Peningkatan Kualitas Kelembagaan dan Usaha
Koperasi
Program pembangunan meliputi Program Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
C. Arah
kebijakan: Pengoptimalan
pemanfaatan sarpras
perdagangan dan jasa
Program pembangunan meliputi : 1 Program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
2 Program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
13. STRATEGI : Penguatan dan Pengembangan Sektor Unggulan A.
Arah kebijakan: Peningkatan kualitas dan kuantitas produk daerah yang unggul
Program pembangunan meliputi Program Peningkatan dan Pengembangan Pemasaran dan Jaringan Usaha UMKM
B. Arah kebijakan : Peningkatan Produktivitas IKM
Program pembangunan meliputi : 1 Program Pengembangan IKM
2 Program Pengembangan Industri Kreatif 3 Program Sentra-Sentra Industri Potensial
C. Arah kebijakan: Peningkatan pengelolaan kepariwisataan
Program pembangunan meliputi : 1 Program Pengembangan pemasaran pariwisata
2 Program Pengembangan destinasi wisata 3 Pengembangan Industri Pariwisata
D. Arah kebijakan : Penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro investasi
Program pembangunan meliputi 1 Peningkatan promosi dan kerjasama investasi
2 Progran Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-7
Selain strategi, arah kebijakan dan program prioritas tersebut di atas, dalam RPJMD Tahun 2016-2021 diprioritaskan juga dukungan terhadap program
dan kegiatan strategis jangka menengah nasional maupun provinsi di Kota Semarang, sebagai berikut:
1. Pembangunan
kereta layang
Jrakah-Poncol-Tawang-Alastuwo termasuk flyover Kaligawe
2. Pembangunan LRT dalam kota Semarang, termasuk akses ke bandara
3. Pengembangan transit dan semi BRT
4. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Mas
5. Pembangunan flyover Kalibanteng menuju Pelabuhan
6. Pembangunan Jalan tol Batang-Semarang
7. Pembangunan jalan tol Semarang-Solo
8. Pembangunan jalan lingkar luar Semarang
9. Pipa Kepodang
– Tambaklorok sepanjang 250 km 10. Pembangunan Serat Optik
11. Normalisasi dan perkuatan tebing Banjir Kanal Timur 12. Penyempurnaan SAB Klambu Kudu Demak, Purwodadi, Semarang
13. Pembangunan SPAM Kota Semarang Barat 14. Revitalisasi museum dan penataan Taman Budaya Jawa Tengah
15. Penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah 16. Program penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis masyarakat
Pamsimas dari Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya
17. Kegiatan Hibah Air minum dari Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya bersama Australian AID dalam
18. Kota tanpa kumuh Kotaku oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR
19. Neighborhood Upgrading and Shelter Project NUSP yang merupakan kegiatan
dari Direktorat
Pengembangan Kawasan
Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat 20. Energi Asal sampah Kota-kota besar berdasarkan Perpres 13 Tahun
2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional 21. Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik berbasis Sampah PLTSa
berdasarkan Perpres no 18 Tahun 2016 22. Sanitasi Berbasis Masyarakat SANIMAS oleh Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementrian PU.
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-8
23. Kegiatan Hibah Sanitasi 24. Program Kartu Indonesia Sehat dari pusat dan Jaminan Kesehatan
Daerah Jamkesda dari provinsi melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat Kota Jamkesmaskot
25. Program Bantuan Operasional Sekolah melalui program Pendampingan BOS
26. Beras Miskin Raskin melalui program pendampingan Raskin 27. Program Keluarga Harapan PKH melalui program pendampingan PKH
28. Program Rumah Tidak Layak Huni RTLH dari provinsi melalui program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni RTLH
29. Program Kartu Indonesia Pintar melalui program-program pemberian beasiswa bagi siswa miskin
30. Program pengentasan kemiskinan dari pusat dan provinsi melalui fasilitasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD
31. Program pengendalian inflasi dari pusat dan provinsi melalui fasilitasi Tim Pengendali Inflasi Daerah TPID
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-9
Tabel 7.1 Arah Kebijakan Umum dan Program Prioritas
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021 Misi 1: Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas
SEM A
R A
NG SEHA
T DA
N CE
R DA
S Peningkatan
kualitas pelayanan
kesehatan 1
Peningkatan pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan dan
pelayanan kesehatan
miskin 1
Program upaya kesehatan
masyarakat Persentase Unit Reaksi
Cepat Layanan Kesehatan 100
PD yang melaksanakan
urusan kesehatan
Persentase Puskesmas Branding
5 100
2 Program standarisasi
pelayanan kesehatan Persentase Puskesmas
yang terakreditasi 5
100 PD yang
melaksanakan urusan
kesehatan Persentase Puskesmas
yang nilai kinerjanya 8687
5 100
3 Program Pengadaan,
peningkatan, dan perbaikan sarpras
kesehatan dan jaringannya
Persentase puskesmas yang sesuai standar
Permenkes No 75 Th 2014 30
PD yang melaksanakan
urusan kesehatan
Persentase Puskesmas Prespektif Gender
75 Jumlah RSUD Type D
buah 1
4 Program pengadaan,
peningkatan sarana dan prasarana rumah
sakit rumah sakitjiwa rumah sakit
paru-paru rumah sakit mata
Persentase terpenuhnya peralatan kesehatan RS
Type B Pendidikan RSUD Kota Semarang
68 75
RSUD
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-10
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021
2 Pengendalian penyakit
menular. 5
Program pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular Angka keberhasilan
pengobatan TB success rate
83 90
PD yang melaksanakan
urusan kesehatan
Persentase ODHA yang aktif minum ARV
35 75
3 Peningkatan Penyehatan
lingkungan 6
Program Promosi kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Persentase promosi kesehatan melalui media
80 100
PD yang melaksanakan
urusan kesehatan
Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih
dan sehat PHBS 50
85
4 Peningkatan kesehatan ibu
dan bayi, reproduksi
remaja dan keluarga
7 Program Perbaikan
Gizi Masyarakat Persentase puskesmas
yang memiliki Gizi Center 100
PD yang melaksanakan
urusan kesehatan
8 Program Peningkatan
Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Angka Kematian Ibu Maternal
kasus 33
23 PD yang
melaksanakan urusan
kesehatan
Peningkatan mutu dan
kualitas pendidikan
1 Peningkatan pelayanan
Pendidikan untuk semua
masyarakat 9
Program Pendidikan Anak Usia Dini
APK PAUD 3-6 tahun 76,40
81,5 PD yang
melaksanakan urusan
pendidikan Jumlah Lembaga PAUD
Holistik Lembaga
- 12
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-11
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021
10 Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Persentase SD berakreditasi Minimal B
90 92,5
Persentase SMP berakreditasi Minimal B
85,04 87,50
Jumlah Siswa SD penerima Beasiswa
prestasiMiskin OrangSiswa
5.712 5.683
Jumlah Siswa SMP penerima Beasiswa
prestasiMiskin OrangSiswa
8.028 7.988
Persentase SD INKLUSI 10
25 Persentase SMP INKLUSI
5 15
11 Program Pendidikan
Menengah Persentase SMA
berakreditasi minimal B 69
71 PD yang
melaksanakan urusan
pendidikan Persentase SMK
berakreditasi minimal B 25
27 Jumlah siswa SMAK
penerima beasiswa prestasi miskin
Orang siswa 1.952
1.942
Persentase SMA INKLUSI 25
Persentase SMK INKLUSI 25
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-12
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021
12 Program Pendidikan
Non Formal Persentase Kelurahan
VOKASI 8
18 PD yang
melaksanakan urusan
pendidikan Penduduk Yang berusia
15 tahun melek huruf tidak buta aksara
99,96 99,98
Persentase Kelembagaan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat PKBM Terakreditasi A
15
Persentase Kelembagaan Kursus dan Pelatihan
Rujukan 10
13 Program Peningkatan
Kualitas Pendidik dan tenaga Kependidikan
Guru yang memenuhi kualifikasi S1D-IV PD yang
melaksanakan urusan
pendidikan Jenjang SDMI
77,5 100
Jenjang SMPMTs 92,41
100 Jenjang SMASMKMA
96,3 100
2 Peningkatan kesejahteraan
tenaga pendidik 14
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
APM SDMI 92,08
90 PD yang
melaksanakan urusan
pendidikan APK SDMI
107,54 100
Angka putus sekolah SDMI
0,02 0,001
APM SMPMTs 81,20
80 APK SMPMTs
110,07 100
Angka putus sekolah SMPMTs
0,07 0,06
Angka Melanjutkan SDMI ke SMPMTs
104,65 100
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-13
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021
Rasio APM PL SDMI 100
100 Rasio APM PL SMPMTs
100 100
APM SMASMKMA 76,41
75 APK SMASMKMA
113,81 100
Angka putus sekolah SMASMKMA
0,32 0,30
Angka melanjutkan SMPMTs ke
SMASMKMA 114,95
100
Rasio APM PL SMASMKMA
100 100
Perluasan kesempatan
kerja
1 Peningkatan ketrampilan
masyarakat 15
Program Peningkatan Kualitas dan
Produktivitas Tenaga Kerja
Persentase tenaga kerja terampil
40 60
PD yang melaksanakan
urusan tenaga kerja
Persentase tenaga kerja kompeten
20 70
Pengadaan Sarpras Balai Latihan Kerja
lokasi 1
2 2 Peningkatan
jaringan tenaga kerja
16 Program Peningkatan
Kesempatan Kerja Persentase Pencari kerja
yang di tempatkan = Jml pencaker ditempat-kan
Jml pencaker mendaftar x 100
99,8 50
PD yang melaksanakan
urusan tenaga kerja
Persentase Pencaker ditempatkan
80 90
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-14
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021 Pemberdayaan
masyarakat miskin
1 Penurunan jumlah keluarga
miskin 17
Program Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas Adat Terpencil KAT
dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial PMKS Lainnya
Cakupan PMKS yang ditangani
5 10
PD yang melaksanakan
urusan sosial
18 Program
Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial Persentase panti sosial
non pemerintah yang mendapat bantuan
30 65
PD yang melaksanakan
urusan tenaga kerja
19 Program Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Miskin
cakupan masyarakat miskin yang terlayani
jaminan kesehatan 100
100 PD yang
melaksanakan urusan
kesehatan cakupan masyarakat
miskin yang dijamin BPJS 35
100
Pemberdayagu naan peran
serta masyarakat
dalam berbagai
sektor pembangunan
1 Peningkatan pemberdayaan
masyarakat berbasis
komunitas dan gender
20 Program Peningkatan
Partisipasi Masyarakat Dalam
Membangun Kelurahan
Persentase keberlanjutan program Pamsimas
80 100
PD yang melaksanakan
urusan pemberdaya-
an masyarakat
dan desa 21
Program Peningkatan peran serta dan
Cakupan program
60 80
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-15
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021
kesetaraan gender dalam pembangunan
pengarusutamaan gender 22
Program Pemberdayaan
lembaga ekonomi pembangunan
kelurahan Persentase
hasil Teknologi Tepat Guna
TTG yang dimanfaatkan 50
80
Pengemba- ngan budaya
lokal
1 Pelestarian Seni, Budaya yang
berbasis kearifan lokal
23 Program
Pengembangan Nilai Warisan Budaya
Persentase pelestarian
budaya lokal 60
80 PD yang
melaksanakan urusan
kebudayaan 24
Program Pengelolaan Kekayaan Cagar
Budaya Jumlah kawasan cagar
budaya yang dilestarikan kawasan
5 10
Jumlah situs cagar budaya yang dilestarikan
lokasi 1
3 Jumlah bangunan cagar
budaya yang dilestarikan bangunan
105 315
Misi 2: Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik
SEM A
R A
NG M
ELA YA
N I
Reformasi Birokrasi
1 Peningkatan pengawasan
dan pengendalian
penyelenggara- an
pemerintahan daerah
1 Program Peningkatan
Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Kebijakan Kepala
Daerah Penyelesaian tindak lanjut
hasil pemeriksaan BPK, Inspektorat Provinsi,
Inspektorat kota 75
85 Inspektorat
Tingkat Maturitas SPIP Leveling
1 3
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-16
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021
2 Peningkatan peran dan
kinerja lembaga pengelolaan
keuangan daerah
2 Program Peningkatan
dan pengembangan pengelolaan
keuangan daerah Tingkat kemandirian
keuangan daerah Rasio PAD dibandingkan
Pendapatan Daerah 36,71
41,47 PD yang
melaksanakan fungsi
penunjang keuangan
3 Program Pengelolaan
Aset Daerah Terwujudnya pengelolaan
aset daerah yang optimal, tertib, dan akuntable
sesuai peraturan perundang-undangan
70 100
3 Peningkatan kualitas
perencanaan pembangunan
daerah 4
Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Kesesuaian Program di RPJMD dengan Program
di RKPD tahunan 90
95 PD yang
melaksanakan fungsi
penunjang perencanaan
Kesesuaian Program di RKPD tahunan dengan
Program di APBD tahunan 100
100
4 Peningkatan akuntabilitas
kinerja penyelenggara-
an pemerintahan
daerah 5
Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah yang
baik, benar dan tepat waktu LKPJ ATA AMA,
LKJiP, LPPD,ILPPD 100
100 Sekretariat
daerah
Persentase koordinasi Hubungan Antar Lembaga
dalam rangka Otonomi Daerah
100 2 keg 100 2 keg
Sekretariat daerah
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-17
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021
5 Pengembangan pemanfaatan
teknologi informasi dalam
penyelenggara- an
pemerintahan digitalisasi
kinerja 6
Program optimalisasi pemanfaatan
teknologi informasi Tingkat pemantapan
Sistem Informasi Manajemen
Pemerintahan 70
100 Sekretariat
daerah
6 Peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
pemerintahan yang profesional
kompetensi birokrasi
7 Program Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Pemeriksa
dan aparatur pengawasan
Tingkat leveling kapabilitas Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah APIP
Leveling 1
3 Inspektorat
8 Program Pembinaan
dan pengembangan Aparatur
Tingkat keterisian jabatan struktural sesuai dengan
kompetensi. 2
100 Sekretariat
daerah Persentase pegawai yang
mendapatkan hukuman disiplin
1 45 kasus
0,75
Peningkatan kualitas dan
manajemen pelayanan
publik
Peningkatan penyelenggara-
an pelayanan publik yang
lebih baik; 9
Program Pembinaan dan Peningkatan
Organisasi Perangkat Daerah
Survei kepuasan masyarakat SKM pada
lembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP
One Stop Service Indeks
72 82
PD yang melaksanakan
urusan penanaman
modal
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-18
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021
Persentase Perangkat Daerah yang
menerapkan SPM dan sesuai peraturan
mengenai kewenangan Pemkot Semarang
100 100
Sekretariat Daerah
Persentase Pengaduan Masyarakat yang
tertangani dan terselesaikan
100 100
Sekretariat Daerah
Survei Kepuasan Masyarakat SKM
Indeks Perangkat
Daerah 75 15
87 30 Sekretariat
Daerah
Peningkatan peran serta
masyarakat dalam menjaga
ketertiban dan kenyamanan
1 Peningkatan masyarakat
yang tertib dan patuh terhadap
peraturan perundang-
undangan 10
Program Pengendalian Dan
Penanganan Ketentraman Dan
Ketertiban Umum Cakupan penanganan
gangguan trantibum 73
100 PD yang
melaksanakan urusan
Ketentraman, keteriban
umum dan perlindungan
masyarakat 11
Program Pendidikan Politik Masyarakat
Tingkat Partisipasi Masyarakat pada setiap
Pemilu 69
82 PD yang
melaksanakan urusan
pemerintahan umum
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-19
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021
12 Program
Pengembangan Wawasan kebangsaan
Tingkat partisipasi masyarakat dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
89 95
PD yang melaksanakan
urusan pemerintahan
umum 2 Peningkatan
ketentraman dan
kenyamanan melalui
pemberdayaan masyarakat
13 Program Peningkatan
Ketentraman dan Kenyamanan
Lingkungan Persentase Rukun
Tetangga RT yang memiliki petugas Linmas
82 100
PD yang melaksanakan
urusan Ketentraman,
keteriban umum dan
perlindungan masyarakat
Konflik sosial yang berlatarbelakang suku
agama ras dan antar golongan
jumlah konflik 2
1 PD yang
melaksanakan urusan
pemerintahan umum
Cakupan pemantauan gangguan ketentraman,
ketertiban dan kenyamanan lingkungan
jumlah siskamling
jumlah RT 70
90 PD yang
melaksanakan urusan
Ketentraman, keteriban
umum dan perlindungan
masyarakat
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-20
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021 Misi 3: Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan
SEM A
R A
NG T
A NG
G UH
Pembenahan penataan kota
yang berwawasan
lingkungan
1 Pembenahan izin
pemanfaatan ruang dan
bangunan sesuai dengan
peraturan 1
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Rasio Bangunan ber-IMB per satuan bangunan
53,25 80
PD yang melaksanakan
urusan PU dan Penataan
Ruang
2 Pembenahan sistem jaringan
drainase perkotaan
2 Program Pengendalian
Banjir dan rob Persentase wilayah bebas
banjir 79,5
89 PD yang
melaksanakan urusan PU
dan Penataan Ruang
3 Peningkatan kualitas layanan
tranportasi umum
3 Program Peningkatan
Pelayanan Angkutan Jumlah koridor BRT
Koridor 4
8 PD yang
melaksanakan urusan
Perhubungan
4 Peningkatan Kualitas
infastruktur dasar perkotaan
4 Program pembangunan
sarana dan prasarana dasar perkotaan
Pemenuhan sarpras gedung dan sarpras dasar
yang representatif unit
379.584 392.394
PD yang melaksanakan
urusan PU dan Penataan
Ruang
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-21
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021
5 Program Pembangunan
Jalan dan Jembatan Proporsi panjang jaringan
jalan dan jembatan dalam kondisi baik
88,07 93,07
PD yang melaksanakan
urusan PU dan Penataan
Ruang 5 Pengendalian
pencemaran dan kerusakan
lingkungan 6
Program Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup
jumlah usaha dan atau kegiatan yang mentaati
persyaratan administrasi dan teknis pencegahan
pencemaran air Perusahaan
70 820
PD yang melaksanakan
urusan Lingkungan
Hidup
Misi 4: Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif
SEM A
R A
NG BERDAYA
S A
ING Peningkatan
Produksi Pangan
1 Peningkatan ketersediaan
bahan pangan, distribusi, akses,
mutu dan keamanan
pangan 1
Program Ketahanan Pangan
Rata-rata jumlah ketersediaan pangan
utama per Tahun Jumlah
kkalkapita perhari
3049 3055
PD yang melaksanakan
urusan Pangan
2 Pengembangan budidaya
pertanian, perkebunan dan
peternakan unggul
2 Program Peningkatan
produksi pertanian perkebunan
Tingkat produksi pertanian
Ton 54.469
56.547 PD yang
melaksanakan urusan
Pertanian Jumlah wilayah
pengembangan pertanian perkotaan
Wilayah 5
85
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-22
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021
3 Program Peningkatan
pemasaran hasil produksi pertanian
perkebunan Jumlah kelompok tani
yang telah melakukan diversifikasi usaha
pertanian sampai dengan pemasaran
Kelompok 28
58 PD yang
melaksanakan urusan
Pertanian 3 Peningkatan
produksi dan pemasaran
perikanan 4
Program Pengembangan
perikanan tangkap Tingkat produktivitas
perikanan tangkap Ton
2136,29 2862.81
PD yang melaksanakan
urusan Kelautan dan
Perikanan 5
Program Pengembangan
Budidaya perikanan Produksi Perikanan
Budidaya Ton
2705,19 3625,17
6 Program Optimalisasi
pengelolaan dan pemasaran produksi
perikanan Tingkat produktifitas ikan
olahan Ton
15.650,89 17.113,32
Pengemba- ngan kawasan
perdagangan dan jasa
1 Peningkatan peran sektor
perdagangan dan jasa dalam
pengembangan ekonomi kota
7 Program Peningkatan
dan Pengembangan Ekspor
Peningkatan Nilai Ekspor 1.155.342.967
1.522.987.000 PD yang
melaksanakan urusan
Perdagangan
2 Peningkatan kualitas
kelembagaan dan usaha
koperasi 8
Program Peningkatan kualitas kelembagaan
koperasi Persentase koperasi aktif
79,94 81
PD yang melaksanakan
urusan Koperasi,
Usaha Kecil dan
Menengah
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-23
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021
3 Pengoptimalan pemanfaatan
sarpras perdagangan
dan jasa 9
Program Pembinaan pedagang kaki lima dan
asongan Cakupan bina kelompok
pedagangusaha informal Sentra
5 11
PD yang melaksanakan
urusan Perdagangan
10 Program Peningkatan
efisiensi perdagangan dalam negeri
Tingkat ketersediaan sarana dan prasarana
perdagangan yang representatif
Pasar 9
21 PD yang
melaksanakan urusan
Perdagangan
Penguatan dan Pengemba-
ngan Sektor Unggulan
1 Peningkatan kualitas dan
kuantitas produk daerah
yang unggul 11
Program Peningkatan dan Pengembangan
Pemasaran dan Jaringan Usaha UMKM
Produktivitas dan jangkauan pemasaran
UMKM Provinsi
1 18
PD yang melaksanakan
urusan Koperasi,
Usaha Kecil dan
Menengah 2 Peningkatan
Produktivitas IKM
12 Program
Pengembangan IKM Peningkatan industri kecil
menjadi industri menengah
IKM 716
785 PD yang
melaksanakan urusan
Perdagangan 13
Program Pengembangan
Industri Kreatif Produktivitas dan
jangkauan pemasaran Industri kreatif
IKM 478
650
14 Program Sentra-Sentra
Industri Potensial Penguatan sentra industri
yang ada Sentra
2 20
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-24
TAG- LINE
STRATEGI PRIORITAS
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM
Perangkat Daerah
OUTCOME AWAL RPJMD
2015 AKHIR RPJMD
2021
3 Peningkatan pengelolaan
kepariwisataan 15
Program Pengembangan
pemasaran pariwisata Persentase Peningkatan
kunjungan wisatawan Tahun
6 9
PD yang melaksanakan
urusan Pariwisata
16 Program
Pengembangan destinasi wisata
Jumlah obyek wisata yang dikelola dengan baik
Buah 62
67
18 Program
Pengembangan Industri Pariwisata
Jumlah Usaha Pariwisata yang memiliki Tanda
Daftar Usaha Pariwisata TDUP
Buah 695
828
4 Penyediaan regulasi dan
kebijakan yang pro investasi
19 Program Peningkatan
promosi dan kerjasama investasi
Nilai realisasi PMDN dan PMA → Ju lah I vestor
Investor 4889
5264 PD yang
melaksanakan urusan
Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah
20 Program Peningkatan
Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi Peningkatan
nilai investasi
10 12
RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VIII-1
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI