INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN PENUTUP KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PENDAHULUAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 I-14 tahun ke depan. Selain itu dalam bab ini juga diuraikan mengenai kebijakan keuangan daerah Kota Semarang dalam jangka menengah.

BAB VII : KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

DAERAH Bab ini menjelaskan mengenai kebijakan umum yang dirumuskan untuk pembangunan jangka menengah dan disertai dengan program pembangunan yang menjadi prioritas pembiayaan daerah yang akan direncanakan.

BAB VIII : INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG

DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Bab ini memuat hubungan urusan Pemerintah dengan Perangkat Daerah terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab Perangkat Daerah.

BAB IX : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Dalam bab ini dijelaskan mengenai indikator kinerja daerah Kota Semarang dalam 5 lima tahun ke depan.

BAB X : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat pedoman transisi implementasi RPJMD dari periode sebelum dan sesudahnya, serta kaidah pelaksanaannya.

BAB XI : PENUTUP

RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-1 II-1

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 2.1.1 Karateristik Lokasi Dan Wilayah

2.1.1.1 Luas Dan Batas Wilayah Administrasi

Sebagai Kota Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km 2 yang lokasinya berbatasan langsung dengan Kabupaten Kendal di sebelah barat, Kabupaten Semarang di sebelah selatan, Kabupaten Demak di sebelah timur dan Laut Jawa di sebelah utara dengan panjang garis pantai berkisar 13,6 km. Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari jumlah tersebut, terdapat 2 Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Mijen dengan luas wilayah sebesar 57,55 Km² dan Kecamatan Gunungpati dengan luas wilayah sebesar 54,11 Km². Kedua Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya masih memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sementara itu wilayah kecamatan dengan mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan dengan luas wilayah 5,93 Km² dan Kecamatan Semarang Tengah dengan luas wilayah sebesar 6,14 Km². Gambar 2.1 Pembagian Administratif Wilayah Kota Semarang Per Kecamatan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-2

2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis

Kota Semarang dilihat berdasarkan posisi astronomi berada di antara garis 6º 50’ – 7º 10’ Lintang Selatan dan garis 109º 35’ – 110º 50’ Bujur Timur. Kota Semarang sebagai salah satu kota yang berada di garis pantai utara pulau jawa memiliki ketinggian antara 0,75 sampai dengan 348,00 di atas permukaan laut. Pada daerah perbukitan mempunyai ketinggian 90.56 - 348 mdpl yang diwakili oleh titik tinggi yang berlokasi di Jatingaleh dan Gombel wilayah Semarang Selatan. Tugu, Mijen, dan Gunungpati. Untuk dataran rendah mempunyai ketinggian 0.75 mdpl. Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 Km2. Berdasarkan pembagiannya terdiri atas 39,56 Km2 10,59 tanah sawah dan 334,14 89,41 bukan lahan sawah. Menurut penggunaannya, luas tanah sawah terbesar merupakan tanah sawah tadah hujan 53,12 , dan hanya sekitar 19,97 nya saja yang dapat ditanami 2 dua kali. Lahan kering sebagian besar digunakan untuk tanah pekarangantanah untuk bangunan dan halaman sekitar, yaitu sebesar 42,17 dari total lahan bukan sawah. Secara geografis, Kota Semarang memiliki posisi astronomis yaitu di antara garis 6º50’ - 7º10’ Lintang Selatan LS dan garis 109º35’ - 110º50’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi lokasinya, Kota Semarang terletak pada jalur lalu lintas ekonomi Pulau Jawa. Selain itu, berdasarkan posisinya, Kota Semarang memiliki lokasi strategis sebagai koridor pembangunan di Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yaitu koridor pantai utara, koridor selatan, koridor timur dan koridor barat. Lokasi strategis Kota Semarang juga didukung dengan keberadaan Pelabuhan Tanjung Mas, Bandar Udara Ahmad Yani, Terminal Terboyo, Stasiun Kereta Api Tawang dan Poncol, yang menguatkan peran Kota Semarang sebagai simpul aktivitas pembangunan di Provinsi Jawa Tengah dan bagian tengah Pulau Jawa, Indonesia. Lebih lanjut, posisi strategis Kota Semarang terlihat di Gambar dibawah ini : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-3 Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2011 Gambar 2.2 Posisi Strategis Kota Semarang Dalam konteks pembangunan Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang juga merupakan bagian dari rangkaian kawasan strategis nasional KEDUNGSAPUR bersama dengan Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Grobogan. Sebagai kota metropolitan, Kota Semarang dalam kedudukannya di kawasan strategis nasional KEDUNGSAPUR menjadi pusat aktivitas perdagangan dan jasa, industri dan pendidikan. Fungsi inilah yang kemudian berdampak pada perkembangan pembangunan yang ada di Kota Semarang karena sebagaimana yang diketahui, aktivitas perdagangan dan jasa, industri dan pendidikan menjadi aktivitas yang paling banyak mengundang manusia untuk beraktivitas di dalamnya. Oleh karenanya, Kota Semarang menjadi salah satu kota yang memiliki daya tarik bagi penduduk pendatang untuk beraktivitas di dalamnya. Koridor Barat Koridor Pantai Utara Koridor Selatan Koridor Timur GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-4 Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2015 Gambar 2.3 Kepadatan Penduduk di Kawasan Strategis Nasional KEDUNGSAPUR Tahun 2011 JiwaHa Selain itu, Kota Semarang juga merupakan bagian dari segitiga pusat pertumbuhan regional JOGLOSEMAR bersama dengan Jogjakarta dan Solo. Dalam perkembangannya, Kota Semarang berkembang sebagai kota perdagangan dan jasa dimana perkembangan aktivitas perdagangan perniagaan dan jasa menjadi tulang punggung pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai kota metropolitan yang menjadi bagian dari kawasan strategis nasional KEDUNGSAPUR dan segitiga pusat pertumbuhan regional JOGLOSEMAR, pertumbuhan dan perkembangan pembangunan Kota Semarang mengarah ke arah barat, timur dan selatan. Arah pertumbuhan dan perkembangan pembangunan di Kota Semarang dapat dilihat dari perubahan luasan lahan terbangun yang terus meningkat dari tahun 1999 hingga 2014. Gambar 2.4 menunjukan perbandingan perubahan luasan lahan terbangun Kota Semarang pada tahun 1999 dengan luasan lahan Kepadatan Penduduk per Kelurahan penddkha GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-5 terbangun tahun 2014. Terlihat jelas pada Gambar 2.4 bahwa kecenderungan arah perkembangan pembangunan Kota Semarang mengarah ke arah barat, timur dan selatan. Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2015 Gambar 2.4 Perubahan Lahan Terbangun di Kota Semarang Tahun 1999 dengan Tahun 2014 Perkembangan pembangunan Kota Semarang yang mengarah ke barat, selatan dan timur juga salah satunya dipengaruhi posisi strategis Kota Semarang yang berada di tengah-tengah rangkaian kawasan strategis pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah yaitu KEDUNGSAPUR DAN JOGLOSEMAR. Oleh karenanya, untuk mendukung dan mendorong aktivitas perkotaan di Kota Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa diwujudkan dengan adanya kawasan PETAWANGI Peterongan-Tawang-Siliwangi. Kawasan PETAWANGI merupakan kawasan strategis yang disediakan dengan tujuan pembukaan potensi investasi perdagangan, jasa, dan industri khususnya pada koridor Jalan Siliwangi – Kawasan Pusat Kota – Jalan Kaligawe dan Jalan Majapahit.

2.1.1.3 Karakter Topografi

Kota Semarang yang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Tengah memiliki kenampakan yang yang umumnya juga dimiliki oleh kota kabupaten lain yang berada di Pulau Jawa. Umumnya, sebagian besar = Lahan terbangun tahun 1999 = Lahan terbangun tahun 2014 Keterangan: GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-6 kenampakan geomorfologi Pulau Jawa terdiri dari dataran rendah di bagian utaranya, serta perbukitan dan pegunungan di bagian selatannya. Gambar 2.15 menjelaskan bahwa secara umum, Kota Semarang didominasi oleh dataran rendah khususnya pada bagian utaranya dan perbukitan di bagian selatannya. Sama halnya dengan kenampakan morfologi Pulau Jawa, semakin mengarah ke selatan, morfologi Kota Semarang cenderung berupa area perbukitan. Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2015 Gambar 2.5 Transek Ketinggian Kota Semarang Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai. Daerah pantai 65,22 wilayahnya adalah dataran dengan kemiringan 25 dan 37,78 merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40. Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu :  Lereng I 0-2 meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara, Tugu, sebagian wilayah Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Mijen.  Lereng II 2-5 meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan.  Lereng III 15-40 meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo Kecamatan Gunungpati, sebagian wilayah kecamatan Mijen daerah Wonoplumbon dan sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Candisari. P u l Semarang Semarang B A A B Semarang A B GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-7  Lereng IV 50 meliputi sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik sebelah tenggara dan sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati terutama disekitar Kali Garang dan Kali Kripik. Berdasarkan data topografi Kota Semarang yang tercantum dalam RTRW Kota Semarang 2011 – 2031, sebanyak 43,89 luasan wilayah Kota Semarang memiliki kelerangan yang berkisar 0 – 2 hal ini dikarenakan sebagian besar Kota Semarang merupakan dataran rendah dengan ketinggian 2.45 mdpl. Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011 Gambar 2.6 Topografi Kota Semarang Jika dirinci per kecamatan di Kota Semarang, kecamatan yang mayoritasnya merupakan dataran rendah diantara Kecamatan Pedurungan, Genuk, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara, Semarang Tengah, Semarang Barat dan Tugu. Sedangkan kecamatan yang memiliki area dengan perpaduan morfologi dataran rendah dan perbukitan dimiliki oleh Kecamatan Mijen, Banyumanik, Gajahmungkur, Candisari, dan Tembalang. Sedangkan kecamatan yang memiliki morfologi perpaduan antara perbukitan dengan pegunungan berada di Kecamatan Gunungpati dan sebagian kecil berada di Banyumanik. Tabel 2.1 Sebaran Topografi Kota Semarang No. Kecamatan Luas Ha 0 - 2 2- 15 15 – 25 25 – 40 40 1 Mijen 453,40 4.279,24 530,92 27,66 88,00 2 Gunungpati 342,05 3.724,41 1.549,75 219,39 305,38 3 Banyumanik 971,73 821,27 864,68 267,95 165,16 4 Gajah Mungkur 202,01 409,33 230,20 20,30 78,94 43,89 36,11 15,20 2,85 1,96 0 - 2 2- 15 15 – 25 25 – 40 40 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-8 No. Kecamatan Luas Ha 0 - 2 2- 15 15 – 25 25 – 40 40 5 Semarang Selatan 505,67 82,98 25,21 - - 6 Candisari 2,01 455,94 104,41 85,03 12,49 7 Tembalang 1.273,40 1.690,93 897,17 167,31 113,26 8 Pedurungan 2.198,63 - - - - 9 Genuk 2.729,45 - - - - 10 Gayamsari 643,49 - - - - 11 Semarang Timur 561,73 - - - - 12 Semarang Utara 1.702,07 - - - - 13 Semarang Tengah 535,36 - - - - 14 Semarang Barat 1.687,10 297,47 189,73 36,13 - 15 Tugu 2,834,16 109,96 42,78 - - 16 Ngaliyan 484,98 2.219,67 1.496,32 286,91 - Total 17.127,24 14.091,19 5,931.17 1.110,67 763,22 Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011

2.1.1.4 Struktur Geologi

Berdasarkan komposisi batuannya, Kota Semarang didominasi oleh batuan endapan permukaan alluvium yaitu sebanyak 46,12 dari seluruh luasan area Kota Semarang. Lebih lanjut, kondisi komposisi batuan di Kota Semarang terlihat pada gambar dibawah ini : Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011 Gambar 2.7 Batuan Kota Semarang 46,12 16,78 19,22 11,13 4,14 2,61 Endapan Permukaan Alluvium Lapisan Marin Batuan Sedimentasi Breksi V Endapan V Lahar Gunung Endapan V Gunung Ungaran Batuan Vulkanik GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-9 Endapan ini merupakan endapan yang terletak di bawah permukaan air termasuk ke dalam endapan alluvial, yaitu endapan sekunder yang terkumpul dalam jumlah dan kadar yang tinggi melalui suatu proses konsentrasi alam yang letaknya sudah jauh dari batuan induknya dan sudah sempat diangkut oleh sungai dan ombak laut. Berdasarkan jenis tanahnya, Kota Semarang memiliki jenis tanah diantaranya Mediteran Coklat Tua, Latosol Coklat Tua Kemerahan, Asosiasi Aluvial Kelabu dan Coklat Kekelabuan, dan Aluvial Hidromorf Grumosol Kelabu Tua. Adapun sebarang jenis tanah di Kota Semarang terpaparkan di Tabel 2.2 sebagai berikut: Tabel 2.2 Sebaran Jenis Tanah di Kota Semarang No. Jenis Tanah Lokasi 1. Mediteran Coklat Tua  Kecamatan Tugu  Kecamatan Semarang Selatan  Kecamatan Gunungpati  Kecamatan Semarang Timur 2. Latosol Coklat Tua Kemerahan  Kecamatan Mijen  Kecamatan Gunungpati 3. Asosiasi Aluvial Kelabu dan Coklat Kekelabuan  Kecamatan Genuk  Kecamatan Semarang Tengah 4. Alluvial Hidromorf Grumosol Kelabu Tua  Kecamatan Tugu  Kecamatan Semarang Utara  Kecamatan Genuk  Kecamatan Mijen Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2009 Kota Semarang memiliki tiga bagian struktur geologi yaitu struktur joint kekar, patahan fault dan lipatan. Daerah patahan tanah bersifat erosif dan mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan batuan yang diskontinyu tak teratur, heterogen, sehingga mudah bergerak atau longsor. Daerah patahan di Kota Semarang berada di sekitar aliran Kali Garang yang membujur kearah utara sampai selatan dan berbatasan dengan Bukit Gombel. Patahan ini bermula dari Ondorante kearah utara hingga Bendan Duwur. Patahan ini merupakan patahan geser, yang memotong formasi Notopuro, ditandai adanya zona sesar, tebing terjal di Ondorante dan pelurusan Kali Garang serta beberapa mata air di Bendan Duwur. Kemudian, daerah patahan lainnya di Kota Semarang berada di Meteseh, Perumahan Bukit Kencana Jaya dengan arah patahan melintas dari utara ke selatan. Kota Semarang juga memiliki gerakan tanah yang terbagi kedalam empat kategori yaitu GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-10 gerakan tanah tinggi, gerakan tanah menengah, gerakan tanah rendah dan gerakan tanah sangat rendah. Sebagian besar, daerah di Kota Semarang memiliki gerakan tanah sangat rendah. Meskipun demikian, beberapa daerah memiliki gerakan tanah yang tinggi yaitu Kecamatan Mijen, Gunungpati, Banyumanik, dan Tembalang. Jika dikaitkan dengan kondisi topografinya, daerah yang memiliki gerakan tanah tinggi merupakan daerah perbukitan. Lebih lanjut mengenai kondisi topografi di Kota Semarang terlihat pada gambar 2.8 di bawah ini : Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011 Gambar 2.8 Topografi Kota Semarang Berdasarkan Karakteristik Fisik Alam Beragamnya kondisi topografi Kota Semarang menjadikan Kota Semarang memiliki beragam karakteristik fisik alam yang harus diperhatikan dalam pembangunan. Selain daerah perbukitan yang memiliki gerakan tanah menengah hingga tinggi, Kota Semarang juga memiliki daerah yang rawan terhadap amblesan tanah. Umumnya, daerah yang memiliki amblesan tanah merupakan daerah yang berada di dataran rendah dan daerah pantai yang terdiri dari beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Semarang Selatan, Pedurungan, Genuk, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara, Semarang Tengah, dan Semarang Barat. Berdasarkan Tabel 2.3, Kecamatan Genuk merupakan kecamatan yang memiliki amblesan tanah tertinggi tiap tahunnya diantara seluruh kecamatan di Kota Semarang. 9,57 14,78 16,99 58,67 Gerakan Tanah Tinggi Gerakan Tanah Menengah Gerakan Tanah Rendah GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-11 Tabel 2.3 Luas Amblesan Tanah di Kota Semarang No. Kecamatan Luas Amblesan Ha 0 - 2 cmth 2 - 4 cmth 4 -6 cmth 6 -8 cmth 8 cmth 1 Semarang Selatan 0.67 - - - - 2 Pedurungan 261.18 91.40 408.07 - - 3 Genuk 483.62 504.30 445.54 103.26 544.07 4 Gayamsari 166.89 106.15 126.63 25.56 9.04 5 Semarang Timur 204.19 - - 42.54 12.36 6 Semarang Utara 147.52 - 262.33 294.53 396.83 7 Semarang Tengah 69.34 250.08 28.86 - - 8 Semarang Barat - 403.68 11.63 - - Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011

2.1.1.5 Keadaan Hidrologi dan Hidrogeologi

Kota Semarang memiliki beberapa ruas sungai yang mengalir yang berpotensi sebagai potensi air. Sungai yang mengalir di Kota Semarang diantaranya adalah Kali Garang, Kali Pengkol, Kali Kreo, Kali Banjirkanal Timur, Kali Babon, Kali Sringin, Kali Kripik, Kali Dungadem dan lain sebagainya. Kali Garang yang bermata air di gunung Ungaran, alur sungainya memanjang ke arah Utara hingga mencapai Pegandan tepatnya di Tugu Soeharto, bertemu dengan aliran Kali Kreo dan Kali Kripik. Kali Garang sebagai sungai utama pembentuk kota bawah yang mengalir membelah lembah-lembah Gunung Ungaran mengikuti alur yang berbelok-belok dengan aliran yang cukup deras. Beberapa sungai yang melintasi Kota Semarang memiliki debit air yang berbeda-beda. Hal ini tentu saja berpengaruh pada potensi air di Kota Semarang. Debit Kali Garang mempunyai debit 53 dari debit total dan Kali Kreo 34,7 selanjutnya Kali Kripik 12,3.Sungai-sungai tersebut dikelola dalam 11 DAS, yaitu DAS Tugu, DAS Babon, DAS Banjir Kanal Barat, DAS Banjir Kanal Timur, DAS Barat, DAS Bringin, DAS Blorong, DAS Plumbon, DAS Silandak, DAS Tengah dan DAS Timur lihat Gambar 2.9. Potensi sumber daya air yang ada di Kota Semarang tidak hanya berasal dari sungai yang melintas saja tetapi juga berasal dari air tanah. Penduduk Kota Semarang yang berada di dataran rendah, banyak memanfaatkan air tanah ini dengan membuat sumur-sumur gali dangkal dengan kedalaman rata-rata 3-18 meter. Sedangkan untuk peduduk di dataran tinggi hanya dapat memanfaatkan sumur gali pada musim penghujan dengan kedalaman berkisar antara 20-40 meter. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-12 Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011 Gambar 2.9 Peta DAS Kota Semarang Peta Hidrogeologi dalam lembar dokumen RTRW 2011-2031 menjelaskan bahwa tipe akuifer di daerah monitoring merupakan akuifer delta garang yang dibagi menjadi dua, yaitu tipe akuifer bebas dan akuifer di daerah monitoring merupakan akuifer delta garang yang dibagi menjadi dua, yaitu tipe akuifer bebas dan akuifer tertekan. Akuifer bebas memiliki kedalaman antara 3-18 m, sedangkan akuifer tertekan antara 50-90 m dibawah permukaan tanah. Akuifer tertekan berada di ujung timur laut kota dan pada mulut Sungai Garang lama yang terletak pada pertemuan antara lembah Sungai Garang dengan dataran pantai. Kelompok Akuifer Delta Garang ini disebut pula kelompok akuifer utama karena merupakan sumber air tanah yang potensial dan bersifat air tawar. Adapun Peta Hidrogeologi dapat dijelaskan pada gambar berikut: GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-13 Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011 Gambar 2.10 Peta Air Tanah Kota Semarang Perijinan Air Bawah Tanah ABT tahun 2013 sebanyak 55 perijinan dan 2014 sebanyak 56 perijinan. Mulai tahun 2015 penerbitan ijin ABT menjadi kewenangan Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah kota hanya sebatas memberikan rekomendasi aspek sosial ekonomi masyarakat. Dari data yang diperoleh pada tahun 2015 terhitung sejumlah 65 Perijinan. Dari gambar 2.11 di bawah ini dijelaskan bahwa Zona kritis Muka Air Tanah MAT lebih dari 10 m dibawah muka air laut sebagian besar berada di daerah Semarang bagian utara dan daerah zona kritis di dorong sebagai daerah konservasi dan pada akuifer diatas 30 m pengambilan air tanah hanya untuk keperluan rumah tangga. Sedangkan Zona Rawan sebagian besar berada di pusat kota dan didorong sebagai daerah konservasi dengan kedalaman akuifer yang dibolehkan pengambilan air tanah pada kedalaman antara 30- 90 m bawah muka tanah bmt hanya untuk keperluan selain industri. Zona aman berada lebih ke arah selatan dengan kedalaman 30 bmt dengan batasan pengambilan 150 m3detik boleh pengambilan selain untuk rumah tangga dengan kajian geologi lebih dalam. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-14 Sumber : D. PSDA ESDM Kota Semarang, 2013 Gambar 2.11 Peta Zonasi Pengambilan Air Tanah Kota Semarang dan Sekitarnya

2.1.1.6 Kondisi Klimatologi

Kondisi klimatologi Kota Semarang sama seperti kondisi klimatologi di Indonesia pada umumnya. Kota Semarang memiliki iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh angin muson barat dan muson timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Lebih dari 80 dari curah hujan tahunan, turun pada periode ini. Untuk curah hujan di Kota Semarang, Kota Semarang mempunyai sebaran yang tidak merata sepanjang tahun, dengan total curah hujan rata-rata pertahun mencapai 9,891 mm per tahun. Suhu minimum rata-rata yang diukur di Stasiun Klilmatologi Semarang berubah-berubah dari 21,1ºC pada September ke 24,6 ºC pada bulan Mei dan suhu maksimum rata-rata berubah dari 29,9 ºC ke 32,9 ºC. Kelembagaan relatif bulanan rata-rata berubah-ubah dari minimum 61 pada bulan September ke maksimum 83 pada bulan Januari. Kecepatan angin bulanan rata-rata di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 215 kmhari pada bulan Agustus sampai 286 kmhari pada bulan Januari. Lamanya sinar matahari yang menunjukkan rasio sebenarnya sampai lamanya sinar matahari maksimum hari, bervariasi dari 46 pada bulan Desember sampai 98 pada bulan Agustus. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-15

2.1.1.7 Penggunaan Lahan

Sama halnya dengan daerah lain, penggunaan lahan di Kota Semarang dibagi kedalam beberapa jenis penggunaan, diantaranya teknis, sederhana dan non PU, sawah lainnya, pekarangan untuk bangunan dan halaman sekitar, gembalaan, padang rumput, lapangan dan lainnya, tambak, hutan, lainnya, setengah teknis, tadah hujan, tanah sawah yang sementara tidak diusahakan, tegalkebun, kolam, empang, tebat, rawa, perkebunan dan tanah kering yang sementara tidak diusahakan. Berdasarkan gambar 2.12, penggunaan lahan di Kota Semarang didominasi sebagai lahan kering. Sumber : BPS Kota Semarang, 2015 Gambar 2.12 Penggunaan Lahan di Kota Semarang Tahun 2014 a. Lahan Sawah Sebagai kota perdagangan dan jasa, Kota Semarang lebih menekankan pada pengembangan aktivitas perdagangan dan jasa dibandingkan pertanian mengingat sektor perdagangan dan jasa adalah tulang punggung perekonomian Kota Semarang. Oleh karenanya, sebagaimana yang ditampilkan pada Gambar 2.10, luasan lahan Kota Semarang didominasi oleh penggunaan lahan berupa lahan kering dibandingkan lahan sawah. Lahan sawah di Kota Semarang sebagian besar berada pada Kecamatan Gunungpati dan Mijen yaitu seluas 2.271,97 Ha dengan persentase luasnya mencapai 59,37 dari luas total lahan sawah atau sebesar 1,55 dari total luas lahan Kota Semarang. 3.826,97 Ha 10,24 33.543,60 Ha 89,76 Lahan Sawah Lahan Kering GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-16 Penggunaan lahan sawah dibedakan menjadi teknis, ½ teknis, non-PU, tadah hujan, dan tanah sawah yang sementara tidak diusahakan. Berdasarkan pembagiaan penggunaan lahan sawah di Kota Semarang, diketahui bahwa sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan sawah tadah hujan. Gambar 2.13 menggambarkan kondisi penggunaan lahan sawah di Kota Semarang tahun 2014. Sumber : BPS Kota Semarang, 2015 Gambar 2.13 Penggunaan Lahan Sawah di Kota Semarang Tahun 2014 b. Lahan Kering Selain lahan sawah, tanah di Kota Semarang memiliki juga lahan kering yang digunakan oleh berbagai macam jenis penggunaan diantaranya pekarangan untuk bangunan dan halaman, tegalkebun, gembalaan, padang rumput. Gambar 2.12 menyajikan kondisi penggunakan lahan kering di Kota Semarang tahun 2014. 187,30 Ha 9 508,30 Ha 26 666,40 Ha 34 41,00 Ha 2 357,00 Ha 18 222,10 Ha 11 Teknik 12 Teknik Sederhana Non PU Tadah Hujan Reservation Sementara Tdk Diusahakan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-17 Sumber : BPS Kota Semarang, 2015 Gambar 2.14 Penggunaan Lahan Kering di Kota Semarang Tahun 2014 Sesuai dengan Gambar 2.14, penggunaan lahan kering di Kota Semarang didominasi oleh pekarangan untuk bangunan dan halaman sekitar. Hampir setengah dari total luasan area Kota Semarang digunakan untuk guna lahan tersebut. Dibandingkan penggunaan lahan sawah di Kota Semarang, besarnya penggunaan lahan sebagai pekarangan untuk bangunan dan halaman sekitar di Kota Semarang disebabkan karena kedudukan Kota Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah yang memiliki aktivitas kekotaan dengan arah pembangunannya sebagai kota perdagangan dan jasa.

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah

Secara fisik, perkembangan Kota Semarang dapat diidentifikasi mengarah ke arah barat, timur dan selatan. Terkait dengan luasan lahan terbangun, rata-rata pertumbuhan lahan terbangun di Kota Semarang dari tahun 1999 hingga 2014 mencapai 742,5 Hatahun atau sekitar 15 di tahun 1999 dan 44,1 di tahun 2014. Peningkatan luasan lahan terbangun terbesar terlihat pada tahun 2009 yang mencapai 1300 Ha. Jika laju pertambahan lahan terbangun dibiarkan sebagaimana apa adanya tanpa intervensi perencanaan pembangunan, maka dapat diperkirakan bahwa dalam kurun waktu 16 hingga 17 tahun ke depan, seluruh luasan wilayah Kota Semarang akan menjadi lahan terbangun seluruhnya. Berdasarkan karakteristik wilayah Kota Semarang, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti perikanan, pertanian, pariwisata, industri, pertambangan dan lain-lain. Berdasarkan RTRW Kota Semarang 2011-2031 pengembangan 49 25 3 6 3 7 1 6 Pekarangan Utk Bangunan Halaman Sekitar TegalKebun Gembalaan. Padang Rumput. Lapangan Dll Kolam. Empang. Tebat. Rawa Tambak Perkebunan Hutan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-18 struktur ruang Kota Semarang memiliki 3 fokus kebijakan yaitu i kebijakan dan strategi pengembangan fungsi regional dan nasional; ii kebijakan dan strategi pengembangan kawasan metropolitan Semarang; iii kebijakan dan strategi pengembangan struktur pelayanan kegiatan internal Kota Semarang. Sedangkan pengembangan pola ruang memiliki fokus kebijakan yaitu i kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan lindung; ii kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan budidaya. Selain itu, terdapat potensi pengembangan wilayah di beberapa kawasan strategis di Kota Semarang sebagai berikut :

2.1.2.1 Kawasan Strategis Bidang Pertumbuhan Ekonomi

a Kawasan cepat berkembang. Kawasan cepat berkembang ini perlu diprioritaskan penataan ruangya karena potensi yang dimiliki apabila tidak diarahkan justru menimbulkan permasalahan. Sedangkan kawasan perbatasan di Kota Semarang memiliki peranan yang sangat penting, karena kawasan inilah yang akan mengintegrasikan perkembangan Kota Semarang dengan daerah yang ada disekitarnya. Kawasan cepat berkembang di Kota Semarang adalah kawasan pusat kota yang terletak pada Koridor Peterongan – Tawang – Siliwangi PETAWANGI. Trend perubahan intensitas kegiatan perdagangan di kawasan PETAWANGI untuk 20 tahun kedepan diperkirakan akan terus terjadi. Berdasarkan dokumen RTRW 2011-2031, arahan kebijakan untuk kawasan cepat berkembang dikembangkan untuk :  Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala besar harus memberikan ruang bagi kegiatan sektor informal untuk melakukan kegiatannya.  Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus mempertimbangkan rasio kecukupan ruang parkir dan ruang terbuka hijau dalam rangka menciptakan kawasan PETAWANGI yang nyaman.  Pengaturan pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang spesifik per koridor jalan untuk menciptakan spesifikasi perkembangan kawasan.  Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus menghindari perkampungan atau kawasan yang memiliki nilai historis bagi Kota Semarang GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-19 b Kawasan Perlu Kerja Sama dengan Daerah Sekitarnya Kawasan Perbatasan. Kawasan perkotaan Semarang telah tumbuh hingga keluar batas administrasi Wilayah Kota Semarang. Kondisi ini menyebabkan terdapat keterkaitan pengembangan antara Wilayah Kota Semarang dengan Daerah Kabupaten disekitarnya, khususnya di kawasan perbatasan. Berdasarkan dokumen RTRW Kota Semarang 2011-2031, perlu dilakukan pengelolaan kawasan di perbatasan sehingga tidak terjadi konflik antar dua wilayah : 1 Kawasan Genuk - Sayung  Pengembangan industri  Transportasi pengelolaan pelajon commuter  Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya  Penanganan rob dan banjir 2 Kawasan Pedurungan - Mranggen  Pengembangan industri  Transportasi pengelolaan pelajon commuter  Penyediaan Perumahan dan fasilitas pendukungnya 3 Kawasan Mangkang – Kaliwungu  Pengembangan industri  Transportasi pengelolaan pelajon commuter  Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya  Penanganan rob dan banjir 4 Kawasan Banyumanik – Ungaran  Perkembangan kawasan perdagangan jasa  Penyediaan fasilitas transportasi terminal  Penyediaan perumahan dan fasilitas pendukungnya 5 Kawasan DAS Kaligarang  Perkembangan kawasan terbangun di hulu DAS Kaligarang  Pola kerja sama pengelolaan kawasan DAS Kaligarang dalam tataran Pemerintah Kabupaten Kota

2.1.2.2 Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya

Kawasan strategis bidang sosial budaya di Kota Semarang adalah Kawasan Cagar Budaya Kota Lama. Kawasan bersejarah Kota Lama merupakan kawasan cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-20 keberadaannya. Dalam pemanfaatannya, kawasan cagar budaya dapat ditingkatkan fungsinya untuk dapat menunjang kegiatan pariwisata, yang nantinya dapat memberikan kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata. Berdasarkan dokumen RTRW 2011 – 2031, rencana penanganan Kawasan Kota Lama adalah : a. Pemeliharaan dan pelestarian bangunan dari pengaruh kegiatan dan ketahanan kontruksi bangunan b. Revitalisasi fungsi dan penggunaan bangunan c. Pengembangan sistem kepariwisataan Kota Semarang yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan Kota Lama

2.1.2.3 Kawasan Strategis Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Alam atau Teknologi Tinggi

Kawasan strategis bidang pendayagunaan sumber daya alam atau teknologi tinggi di Kota Semarang adalah Kawasan pelabuhan Tanjung Mas.Berdasarkan dokumen RTRW Kota Semarang 2011-2031, arahan pengelolaan di kawasan pelabuhan ditekankan pada kegiatan : a. Memperlancar pergerakan manusia dan barang di dalam kawasan pelabuhan maupun kawasan pelabuhan dengan kawasan diluarnya melalui peningkatan jariangan jalan yang memadai dan pengembangan sistem terminal yang terintegrasi dengan pergerakan darat pergerakan jalan raya dan kereta api dan pergerakan udara. b. Perlunya dilakukan penanganan percepatan penurunan permukaan tanah dan banjir rob. c. Penyusunan kebijakan penataan ruang kawasan pelabuhan dalam rangka memadukan kegiatan pelabuhan dengan kawasan yang ada disekitarnya

2.1.2.4 Kawasan Strategis Bidang Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

Kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup adalah Kawasan Bendungan Waduk Jatibarang. Pembangunan Bendungan Waduk Jatibarang yang akan difungsikan sebagai pengendali limpasan air ke kawasan bawah Kota Semarang. Bendungan waduk ini direncanakan berlokasi di Kecamatan Mijen dan Gunungpati. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-21

2.1.3 Wilayah Rawan Bencana

Dalam UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana dijelaskan sebagai suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam danatau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Dalam konteks pembangunan, terdapat istilah kawasan rawan bencana. Kawasan rawan bencana dijelaskan sebagai suatu wilayah yang memiliki kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi dan teknologi yang untuk jangka waktu tertentu tidak dapat atau tidak mampu mencegah, meredam, mencapai kesiapan, sehingga mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Dalam konteks pembangunan kota, penyelenggaraan penataan ruang diarahkan untuk dapat mewujudkan pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan, tidak terjadi pemborosan pemanfaatan ruang, dan tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang. Dengan demikian, penataan ruang harus mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, potensi suatu daerah termasuk juga memperhatikan daerah rawan bencana sebagai basis dalam mengembangkan dan mengelola suatu daerah. Terlebih pada saat ini efek pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim juga semakin memperluas kemungkinan munculnya wilayah rawan bencana dan memperparah kondisi wilayah rawan bencana jika dalam perjalanannya tidak ada upaya intervensi pengelolaan seperti mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Pada lingkup global, perhatian terhadap perubahan iklim tertuang dalam salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan Sustainable Development Goals yaitu pada tujuan ke- 13 yang berbunyi: “Take urgent action to combat climate change and its impact ”. Oleh karenanya, dalam konteks pembangunan kota, perlu perhatian lebih terhadap perubahan iklim beserta dampaknya seperti kenaikan muka air laut dan bencana alam. Terkait dengan wilayah rawan bencana, Kota Semarang memiliki kawasan rawan bencana. Kondisi ini tidak terlepas dari kondisi fisik alam yang ada di GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-22 Kota Semarang. Gambar 2.15 memperlihatkan bahaya bencana yang rentan terjadi di Kota Semarang. Sebagaimana yang disebutkan dalam RTRW 2011- 2031, Kota Semarang memiliki kawasan rawan bencana yang terdiri dari kawasan rawan rob, kawasan rawan banjir, rawan longsor dan rawan gerakan tanah. Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2015 Gambar 2.15 Bahaya Bencana di Kota Semarang

2.1.3.1 Kawasan Rawan Rob dan Banjir

Perubahan iklim secara langsung berdampak pada Kota Semarang. Sebagai kota pesisir, Kota Semarang rentan terhadap rob dan banjir. Kenaikan muka air laut dan amblesan tanah menjadikan Kota Semarang sering dilanda rob dan banjir pada periode tertentu. Kawasan rawan banjir adalah tempat-tempat yang secara rutin setiap musim hujan mengalami genangan lebih dari enam jam pada saat hujan turun dalam keadaan musim hujan normal. Kawasan rawan banjir merupakan kawasan lindung yang bersifat sementara, sampai dengan teratasinya masalah banjir secara menyeluruh dan permanen di tempat tersebut. Di wilayah Kota Semarang, daerah-daerah yang berpotensi rawan bencana banjir meliputi sebagian Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang Utara, dan Genuk. Kawasan Rawan Bencana Abrasi Pantai Rob Banjir Banjir Tanah longsor Gerakan Tanah GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-23 Tabel 2.4 Lama dan Luasan Genangan Banjir No Genangan Banjir Satuan Tahun 2014 2015 1 Lama genangan banjir dan rob di sungai, saluran drainase dan gorong-gorong pada saat banjir Menit 120 60 2 Panjang Sungai dan saluran drainase meter 206.506 206.506 3 Kapasitasfungsi drainase luas areal tangkapan Hektar 37.301 37.301 Kapasitas pengendali banjir dengan pompa dan polder Liter detik 76.405 77.405 4 Menurunnya Luas Genangan banjir dan rob - Lama Genangan Menit 650 540 - Tinggi Genangan Cm 50 30 - Lebar Genangan Cm 12000 8300 Sumber : Dinas PSDA ESDM Kota Semarang, 2015

2.1.3.2 Rawan Longsor dan Gerakan Tanah

Kawasan rawan bencana ini merupakan kawasan yang mempunyai kerentanan terhadap bencana alam yaitu longsor dan gerakan tanah. Di wilayah Kota Semarang terdapat sebaran daerah yang rawan longsor diantaranya: 1 Daerah gerakan tanah tersebar di Kecamatan Gunungpati dan Banyumanik. Hal ini didasarkan dari kondisi geologi kawasan ini berpotensi terjadi gerakan tanah. 2 Daerah sesar aktif, yaitu daerah yang kondisi geologi kawasan ini memiliki patahan yang potensial untuk terjadi gerakan tanah. Berikut sebaran lokasinya: a. Di sepanjang Kecamatan Mijen dan Gunungpati yaitu melalui Kelurahan Sumurejo, Mangunsari, Gunungpati, Purwosari, Limbangan, dan Cangkiran b. Di sepanjang Kecamatan Banyumanik, yaitu melalui Kelurahan Jabungan, Padangsari, Plalangan, Sumurboto dan Tinjomoyo c. Kecamatan Gunungpati, yaitu melalui Kelurahan Sukorejo, Kalipancur dan Bambankerep. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-24 Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2011 Gambar 2.16 Peta Rencana Pengendalian Bencana Kota Semarang Daerah rawan longsor, yaitu daerah yang kondisi tanahnya berpotensi terjadi bencana bila dibudiayakan. Lokasi kawasan ini adalah pada lahan dengan kelerangan 40, berada di Kecamatan Gajahmungkur, Candisari, Tembalang, Banyumanik, Gunungpati, Mijen dan Ngaliyan.

2.1.4 Aspek Demografi

Dalam konteks kependudukan, dalam kurun waktu enam tahun terakhir terhitung sejak 2010 – 2015, perkembangan penduduk di Kota Semarang cenderung dinamis. Gambar 2.17 menjelaskan bahwa sejak 2010 – 2015, jumlah penduduk Kota Semarang mengalami peningkatan. Namun, jika dilihat dari pertumbuhannya, pertumbuhan penduduk Kota Semarang mengalami penurunan rata-rata pertahun mencapai 0.95 setiap tahunnya. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-25 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Gambar 2.17 Perkembangan Demografi Kota Semarang 2010 – 2015 Berdasarkan sebaran atau distribusi penduduknya, kecamatan di Kota Semarang yang memiliki jumlah penduduk tertinggi dalam kurun waktu enam tahun terakhir 2010 – 2015 adalah Kecamatan Pedurungan. Adapun kecamatan lain yang memiliki penduduk relatif lebih tinggi 100.000 jiwa dibandingkan kecamatan lainnya adalah Kecamatan Semarang Barat, Tembalang, Banyumanik, Semarang Utara dan Ngaliyan. Tabel 2.5 Sebaran Penduduk Per Kecamatan Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Kec. Mijen 52.711 54.875 56.570 57.887 59.425 61.405 2. Kec. Gunungpati 71.174 73.459 75.027 75.885 77.333 78.641 3. Kec. Banyumanik 125.909 127.287 128.225 130.494 131.404 132.508 4. Kec. Gajahmungkur 62.413 63.182 63.430 63.599 63.660 63.707 5. Kec. Smg Selatan 85.309 83.133 82.931 82.293 79.952 79.620 6. Kec. Candisari 80.224 79.950 79.902 79.706 79.646 79.258 7. Kec. Tembalang 133.434 138.362 142.941 147.564 154.697 156.868 8. Kec. Pedurungan 171.599 174.133 175.770 177.143 178.544 180.282 9. Kec. Genuk 85.877 88.967 91.527 93.439 95.218 97.545 10. Kec. Gayamsari 74.748 73.052 73.584 73.745 73.850 74.178 11. Kec. Smg Timur 80.433 79.615 78.889 78.622 78.019 77.331 12. Kec. Smg Utara 127.170 127.417 127.921 128.026 128.134 127.752 13. Kec. Smg Tengah 73.174 72.525 71.674 71.200 70.727 70.259 14. Kec. Smg Barat 159.946 160.112 158.981 158.668 158.510 158.131 1.527.433 1.544.358 1.559.198 1.572.105 1.584.906 1.595.267 1,36 1,11 0,96 0,83 0,81 0,65 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1.400.000 1.450.000 1.500.000 1.550.000 1.600.000 1.650.000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pers e n JI W A Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk LPP GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-26 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 15. Kec. Tugu 27.846 29.807 30.904 31.279 31.592 31.954 16. Kec. Ngaliyan 115.466 118.482 120.922 122.555 124.195 125.828 Jumlah 1.527.433 1.544.358 1.559.198 1.572.105 1.584.906 1.595.267 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Gambar 2.18 Peta Sebaran Penduduk Kota Semarang Tahun 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-27 Sumber : Bn Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Gambar 2.19 Jumlah Penduduk Kota Semarang Dirinci per Kecamatan Tahun 2010 – 2015 Meskipun relatif memiliki luasan lahan yang lebih sedikit dibandingkan kecamatan lain yang berada di pinggiran, kecamatan – kecamatan yang termasuk kedalam area pusat kota memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dibanding kecamatan lain di wilayah pinggiran. Sebagian penduduk yang memilih bermukim di area pusat kota umumnya lebih mengutamakan kemudahan akses terhadap aktivitas perdagangan dan jasa yang sebagian besar terpusat di pusat Kota Semarang. Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2015 Gambar 2.20 Sebaran Kepadatan Penduduk di Kota Semarang 2013 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 d al am r ib u ji wa 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Garis batas kelurahan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-28 Gambar 2.21 di bawah ini menjelaskan bahwa dalam kurun waktu enam tahun terakhir 2010 – 2015 kecenderungan sebaran penduduk Kota Semarang mengarah kearah pinggiran seperti di Kecamatan Pedurungan, Tembalang, Banyumanik dan Ngaliyan. Tren meningkatnya penduduk di wilayah pinggiran Kota Semarang disebabkan beberapa faktor diantaranya meningkatnya harga lahan di pusat kota. Selain itu, berkembangnya aktivitas perdagangan dan jasa yang membutuhkan dukungan industri yang sebagian besar berada di wilayah pinggiran kota, menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduk untuk bermukim di wilayah tersebut. Berkembangnya Kota Semarang khususnya pada sektor perdangan dan industri juga menarik penduduk di daerah sekitar seperti dari Kabupaten Semarang, Demak dan Kendal untuk beraktivitas khususnya di wilayah pinggiran Kota Semarang. Kecenderungan peningkatan jumlah penduduk tentu akan berdampak langsung pada peningkatan pemanfaatan lahan dan penyediaan infrastruktur di wilayah tersebut. Kondisi yang demikian juga secara perlahan akan berpengaruh kepada arah perkembangan Kota Semarang yang tidak lagi terpusat melainkan ke arah pinggiran. Oleh karena itu pembangunan yang akan datang memerlukan pengelolaan wilayah pinggiran tidak hanya oleh Pemerintah Kota Semarang saja, tetapi juga koordinasi wilayah KEDUNGSAPUR. Gambar 2.21 Perubahan Sebaran Penduduk Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Pada umumnya, pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Semarang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah kelahiran, kematian, kedatangan dan perpindahan. Secara keseluruhan, dalam kurun enam Garis batas kelurahan Garis batas kelurahan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-29 tahun terakhir 2010 – 2015 kedatangan dan kepindahan penduduk Kota Semarang dinilai cukup signifikan dibandingan kelahiran dan kematian. Gambar 2.22 dibawah ini menampilkan jumlah penduduk yang datang relatif lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk yang lahir, mati maupun pindah. Kondisi yang demikian disebabkan salah satunya oleh daya tarik Kota Semarang sebagai pusat aktivitas khususnya perdagangan dan jasa, industri dan pendidikan. Sebagian besar penduduk yang datang ke Kota Semarang memiliki kecenderungan menetap di wilayah pinggiran. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Gambar 2.22 Perkembangan Penduduk Lahir, Mati, Datang, Pindah di Kota Semarang 2010 – 2015 Gambar 2.23 di bawah ini menjelaskan bahwa lima kecamatan dengan jumlah pendatang tertinggi berada di Kecamatan Tembalang, Pedurungan, Ngaliyan, Banyumanik dan Semarang Barat. 22.724 24.910 23.634 23.765 24.979 22.782 10.275 10.454 10.012 10.249 10.860 9.574 40.137 44.015 42.181 30.360 33.606 45.874 37.619 39.842 42.026 30.472 32.540 34.576 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 50.000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 JIW A Lahir Mati Datang Pindah GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-30 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Gambar 2.23 Perkembangan Jumlah Pendatang di Kota Semarang 2010 – 2015 Kondisi sebaran penduduk pendatang yang tersebar mengarah ke wilayah pinggiran Kota Semarang diperkuat dengan data sebaran migran yang mendominasi bagian timur, selatan dan barat Kota Semarang. Sebaran penduduk pendatang di Kota Semarang 2010 – 2015 terlihat sebagaimana gambar 2.24 dibawah ini : Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2015 Gambar 2.24 Sebaran Pendatang di Kota Semarang 2010 – 2015 2.1.4.1 Komposisi Penduduk Kota Semarang Per Kelompok Umur Komposisi penduduk di Kota Semarang enam tahun terakhir 2010- 2015 didominasi oleh penduduk berusia 15 tahun hingga 39 tahun. Hal ini 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Garis batas kelurahan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-31 menunjukkan bahwa Kota Semarang memiliki penduduk usia produktif yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan lima tahun kedepan. Tahun 2010 Tahun 2015 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Gambar 2.25 Piramida Penduduk Kota Semarang Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2010 dan Tahun 2015 Berdasarkan Gambar 2.25 diatas, diketahui bahwa persentase penduduk Kota Semarang kategori usia muda, usia produktif dan usia lansia tidak banyak berubah sejak tahun 2010 hingga 2015. Sebagaimana yang tercantum pada gambar 2.25, baik di tahun 2010 maupun 2015, komposisi penduduk usia produktif di Kota Semarang memiliki persentase terbesar yaitu mencapai 71. Kondisi ini mengindikasikan bahwa Kota Semarang sudah memasuki tahapan bonus demografi demographic dividend. Bonus demografi adalah suatu keadaan kependudukan dimana ketergantungan penduduk berada pada rentang yang terendah. Jika dikaitan dengan angka ketergantungan, besarnya proporsi usia produktif 50 menanggung sedikit penduduk usia non produktif seringkali disebut sebagai bonus demografi. Berdasarkan kondisi tersebut, bonus demografi dapat menjadi asset terbesar bagi Kota Semarang apabila penduduk usia produktifnya memiliki kualitas yang cukup baik baik tingkat pendidikan, skill, profesionalitas dan kreativitas sehingga mampu menekan beban ketergantungan sampai tingkat terendah yang pada akhirnya berguna untuk mendongkrak pembangunan ekonomi. Bonus demografi dapat dianggap sebagai peluang windows opportunity jika diiringi dengan peningkatan kesempatan kerja. Terlebih dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA, persiapan yang matang seperti menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas perlu dilakukan 100.000 50.000 50.000 100.000 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 + Perempuan Laki-laki 100.000 50.000 50.000 100.000 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 + Perempuan Laki-laki Usia Lansia 4,71 Usia Produktif 71,53 Usia Muda 23,76 Usia Lansia 4,80 Usia Produktif 71,65 Usia Muda 23,56 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-32 sehingga kehadiran MEA di Kota Semarang akan menjadi peluang Kota Semarang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Namun sebaliknya, jika persiapan yang dilakukan untuk menghadapi MEA kurang matang, maka bukan tidak mungkin peluang bonus demografi dapat berubah bencana demografi. Kehadiran MEA akan menjadi tantangan terbesar baik bagi Pemerintah Kota Semarang maupun bagi warganya untuk meningkatkan kesejahteraan kota. Oleh karena itu, perlu bagi seluruh pelaku pembangunan untuk lebih memprioritaskan pembangunan manusia sebagai akhir tujuan dari seluruh pembangunan yang dilakukan di Kota Semarang 2.1.4.2 Komposisi Penduduk Kota Semarang Per Tingkat Pendidikan Komposisi penduduk di Kota Semarang enam tahun terakhir 2010- 2015 dalam konteks tingkat pendidikan, didominasi oleh penduduk dengan tingkat pendidikan Tamatan SD atau yang sederajat, SMP atau yang sederajat dan SMA atau yang sederajat. Sedangkan untuk tamatan Akademi DIII dan Universitas memiliki jumlah yang relatif rendah dibandingkan tingkat pendidikan lainnya. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Gambar 2.26 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Sama halnya dengan kecenderungan enam tahun terakhir, di tahun 2015, komposisi penduduk Kota Semarang berdasarkan tingkat pendidikannya didominasi oleh penduduk dengan tamatan SD yang kemudian disusul oleh penduduk dengan tingkat pendidikan tamatan SMP dan SMA. 9 1 ,9 7 8 2 8 6 ,6 5 9 3 2 1 ,5 7 2 8 5 ,2 3 5 2 9 6 ,7 8 8 6 1 ,1 3 3 6 2 ,5 2 6

92, 979

289,781 325,072 288,341 300,020

61, 798

63, 207

9 3 ,8 5 8 2 9 2 ,5 2 3 2 8 ,1 4 4 2 9 1 ,0 6 6 3 2 ,8 5 6 6 2 ,3 8 2 6 3 ,8 5 9 4 ,6 1 7 2 9 4 ,8 8 4 3 3 ,7 9 7 2 9 3 ,4 1 9 3 5 ,3 4 6 2 ,8 8 7 6 4 ,3 2 9 5 ,3 7 1 2 9 7 ,2 3 6 3 3 3 ,4 3 5 2 9 5 ,7 5 9 3 7 ,7 3 9 6 3 ,3 8 8 6 4 ,8 3 3 9 5 ,9 8 2 9 9 ,1 4 3 3 5 ,5 7 2 9 7 ,6 6 3 9 ,7 1 6 3 ,7 9 6 5 ,2 5 50 100 150 200 250 300 350 400 Tdk Belum Sekolah Tdk Belum Tamat SD Tamat SD MI Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat D1 D2 D3 Tamat D4 S1 S2 S3 d al am ri b u ji wa 2010 2011 2012 2013 2014 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-33 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Gambar 2.27 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kota Semarang Tahun 2015 2.1.4.3 Komposisi Penduduk Kota Semarang Berdasarkan Mata Pencaharian Komposisi penduduk di Kota Semarang berdasarkan mata pencaharian dalam waktu lima tahun terakhir sebagian besar adalah buruh industri lihat Gambar 2.28 dibawah ini. Jika dikaitkan dengan mayoritas tingkat pendidikan yang dimiliki oleh penduduk Kota Semarang dimana sebagain besar hanyalah tamatan SD, SMP dan SMA, maka perlu berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM penduduk Kota Semarang. Terlebih pada lima tahun kedepan dimana MEA mulai diberlakukan. Upaya peningkatan kualitas SDM penduduk Kota Semarang perlu diprioritaskan sehingga tenaga kerja lokal mampu bersaing dengan tenaga kerja asing. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Gambar 2.28 Mata Pencaharian Penduduk Kota Semarang 2010 – 2015 95.983 299.142 335.573 297.655 309.712 63.795 65.249 Tdk Belum Sekolah Tdk Belum Tamat SD Tamat SD MI Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat D1 D2 D3 Tamat D4 S1 S2 S3 2 5 ,8 3 7 1 7 ,7 2 2 ,5 8 1 5 2 ,0 9 5 1 7 1 ,7 1 2 8 ,3 9 8 4 ,1 1 9 2 4 ,9 2 5 9 2 ,2 2 6 3 8 ,6 4 6 7 8 ,6 8 2 6 ,1 2 3 1 7 ,9 1 7 2 ,6 1 5 2 ,6 7 2 1 7 3 ,6 1 5 8 1 ,2 8 1 8 5 ,0 5 1 2 5 ,2 1 9 3 ,2 4 7 3 9 ,0 7 5 7 9 ,5 5 2 2 6 ,7 1 8 1 8 ,3 8 2 2 ,6 3 5 5 2 ,7 2 3 1 7 5 ,1 8 5 8 2 ,0 8 7 8 5 ,4 6 8 2 5 ,3 4 4 9 3 ,9 7 3 9 ,3 9 7 8 1 ,0 3 1 2 6 ,9 4 1 8 ,5 3 4 2 ,6 5 7 5 3 ,1 6 1 7 6 ,6 3 5 8 2 ,7 6 6 8 6 ,1 7 5 2 5 ,5 5 3 9 4 ,7 4 8 3 9 ,7 2 3 8 1 ,7 2 2 6 ,9 6 5 1 8 ,5 5 1 2 ,6 5 9 5 3 ,2 9 1 7 6 ,8 1 8 2 ,8 4 4 8 6 ,2 5 6 2 5 ,5 7 7 9 4 ,8 3 7 3 9 ,7 6 8 1 ,7 7 9 2 7 ,1 4 1 1 8 ,6 7 3 2 ,6 7 7 5 3 ,5 5 7 1 7 7 ,9 5 6 8 3 ,3 8 5 8 6 ,8 2 2 5 ,7 4 4 9 5 ,4 5 7 4 ,0 2 8 2 ,3 1 3 40 80 120 160 200 d al am ri b u ji wa 2010 2011 2012 2013 2014 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-34 2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.2.1.1 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan salah satu tolok ukur untuk melihat kondisi perekonomian suatu wilayah pada periode tertentu. Penghitungan PDRB dilakukan atas dasar harga berlaku harga- harga pada tahun penghitungan dan atas dasar harga konstan harga-harga pada tahun yang dijadikan tahun dasar penghitungan untuk dapat melihat pendapatan yang dihasilkan dari lapangan usaha sektoral maupun dari sisi penggunaan. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ADHB menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan. sedang PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB ADHB digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi. pergeseran struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu PDRB ADHK digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga BPS, 2013. Besarnya PDRB ADHB dalam kurun waktu 6 tahun terakhir 2010 – 2015 mengalami peningkatan dari Rp. 80.824,10 milyar pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 134.297,906 milyar pada tahun 2015. Peningkatan PDRB ADHK 2010 juga sejalan dengan peningkatan PDRB ADHB yang menunjukkan peningkatan dari Rp. 80.824,10 milyar pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp. 109.157,79 milyar pada tahun 2015. Perkembangan PDRB ADHB dan ADHK dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah ini. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-35 Tabel 2.6 Nilai PDRB dan Kontribusi Sektor Atas Dasar Harga Berlaku Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Milyar Rupiah No Kategori Sub kategori Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 849,08 1,05 935,16 1,03 995,39 1,00 1.127,32 1,04 1.191,74 0,98 1.362,22 1,01 B Pertambangan dan Penggalian 160,72 0,20 176,76 0,19 184,89 0,19 197,68 0,18 237,36 0,20 270,12 0,20 C Industri Pengolahan 20.032,78 24,79 24.308,84 26,70 27.081,66 27,15 29.630,55 27,24 34.014,76 28,05 37.000,33 27,55 D Pengadaan Listrik, Gas 97,24 0,12 105,37 0,12 112,47 0,11 114,57 0,11 115,32 0,10 123,10 0,09 E Pengadaan Air 99,63 0,12 102,00 0,11 99,27 0,10 101,37 0,09 106,01 0,09 114,42 0,09 F Konstruksi 22.459,13 27,79 24.091,57 26,46 26.644,82 26,71 28.890,04 26,56 32.419,24 26,73 36.287,62 27,02 G Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor 13.083,37 16,19 14.738,17 16,19 15.143,68 15,18 16.216,45 14,91 17.109,72 14,11 18.953,60 14,11 H Transportasi dan Pergudangan 2.739,45 3,39 2.964,07 3,26 3.265,04 3,27 3.783,64 3,48 4.443,06 3,66 4.999,80 3,72 I Penyediaan Akomodasi Makan Minum 2.469,89 3,06 2.790,80 3,07 3.235,13 3,24 3.708,67 3,41 4.193,19 3,46 4.586,77 3,42 J Informasi dan Komunikasi 6.581,51 8,14 7.214,59 7,93 7.645,50 7,66 7.976,71 7,33 8.613,39 7,10 9.488,19 7,07 K Jasa Keuangan 3.606,96 4,46 3.923,15 4,31 4.397,83 4,41 4.803,99 4,42 5.182,18 4,27 5.947,78 4,43 L Real Estate 2.358,52 2,92 2.543,86 2,79 2.690,97 2,70 2.937,75 2,70 3.302,29 2,72 3.697,26 2,75 M, N Jasa Perusahaan 425,23 0,53 497,44 0,55 547,93 0,55 643,16 0,59 712,30 0,59 831,32 0,62 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3.008,67 3,72 3.147,23 3,46 3.517,89 3,53 3.774,72 3,47 4.031,88 3,32 4.479,66 3,34 P Jasa Pendidikan 1.396,30 1,73 1.887,77 2,07 2.456,87 2,46 2.913,46 2,68 3.329,44 2,75 3.676,69 2,74 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 488,97 0,60 580,14 0,64 691,32 0,69 777,57 0,71 902,19 0,74 1.014,38 0,76 R, S, T Jasa lainnya 966,67 1,20 1.027,19 1,13 1.043,01 1,05 1.185,72 1,09 1.358,82 1,12 1.464,64 1,09 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PDRB 80.824,10 100,00 91.034,10 100,00 99.753,67 100,00 108.783,39 100,00 121.262,90 100,00 134.297,31 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015 Ket. : . Data sangat sangat sementara GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-36 Tabel 2.7 Nilai PDRB dan Kontribusi Sektor Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Milyar Rupiah No Kategori Sub kategori Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 849,08 1,05 903,82 1,05 919,39 1,01 958,83 0,99 990,32 0,96 1.041,93 0,95 B Pertambangan dan Penggalian 160,72 0,20 165,92 0,19 173,03 0,19 179,40 0,18 181,45 0,18 183,86 0,17 C Industri Pengolahan 20.032,78 24,79 21.956,02 25,49 23.700,81 25,96 25.647,85 26,45 27.501,82 26,66 28.754,50 26,34 D Pengadaan Listrik, Gas 97,24 0,12 104,33 0,12 114,15 0,13 123,48 0,13 128,49 0,12 124,26 0,11 E Pengadaan Air 99,63 0,12 101,22 0,12 99,15 0,11 99,28 0,10 102,77 0,10 104,84 0,10 F Konstruksi 22.459,13 27,79 23.022,73 26,73 24.467,35 26,80 25.695,37 26,49 26.845,87 26,02 28.462,91 26,08 G Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor 13.083,37 16,19 14.300,92 16,60 14.404,60 15,78 14.967,11 15,43 15.684,78 15,20 16.392,74 15,02 H Transportasi dan Pergudangan 2.739,45 3,39 2.877,54 3,34 3.099,05 3,40 3.410,91 3,52 3.751,62 3,64 3.931,80 3,60 I Penyediaan Akomodasi Makan Minum 2.469,89 3,06 2.651,72 3,08 2.866,79 3,14 3.047,91 3,14 3.281,19 3,18 3.488,72 3,20 J Informasi dan Komunikasi 6.581,51 8,14 7.117,18 8,26 7.826,30 8,57 8.413,22 8,67 9.422,90 9,13 10.341,28 9,47 K Jasa Keuangan 3.606,96 4,46 3.699,67 4,29 3.809,63 4,17 3.978,33 4,10 4.145,96 4,02 4.468,34 4,09 L Real Estate 2.358,52 2,92 2.505,22 2,91 2.640,25 2,89 2.843,51 2,93 3.050,69 2,96 3.285,25 3,01 M, N Jasa Perusahaan 425,23 0,53 466,45 0,54 497,32 0,54 552,63 0,57 599,07 0,58 658,03 0,60 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3.008,67 3,72 3.091,25 3,59 3.117,27 3,41 3.202,26 3,30 3.246,38 3,15 3.413,77 3,13 P Jasa Pendidikan 1.396,30 1,73 1.644,24 1,91 1.946,15 2,13 2.126,23 2,19 2.339,22 2,27 2.510,83 2,30 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 488,97 0,60 537,74 0,62 597,81 0,65 641,18 0,66 712,98 0,69 765,70 0,70 R, S, T Jasa lainnya 966,67 1,20 997,01 1,16 1.002,97 1,10 1.096,27 1,13 1.189,92 1,15 1.229,00 1,13 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PDRB 80.824,10 100,00 86.142,97 100,00 91.282,03 100,00 96.983,37 100,00 103.175,43 100,00 109.157,79 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015Ket. : . Data sangat sangat sementara GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-37 Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Kota Semarang telah bergeser dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke lapangan usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari penurunan peranan setiap tahunnya terhadap pembentukan PDRB Kota Semarang. Sumbangan terbesar pada tahun 2015 dihasilkan oleh lapangan usaha Konstruksi, kemudian lapangan usaha Industri Pengolahan, lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, serta lapangan usaha Informasi dan Komunikasi. Sementara peranan lapangan usaha lainnya di bawah 5 persen. Gambaran lebih jauh struktur perekonomian Kota Semarang dapat dilihat dari peranan masing-masing sektor terhadap pembentukan total PDRB Kota Semarang. Sektor Primer yang terdiri dari sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan serta Pertambangan dan Penggalian adalah sebagai penyedia kebutuhan dasar dan bahan, peranannya menurun menjadi 1,21 persen pada tahun 2015, dibanding tahun 2014 yang sebesar 1,18 persen. Hal yang sama terjadi dengan sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan; Pengadaan Listrik, Gas; Pengadaan Air serta sektor Konstruksi yang peranannya meningkat dari 53,20 persen pada tahun 2014 naik menjadi 54,75 persen pada tahun 2015. Sektor tersier yang sifat kegiatannya sebagai jasa, peranannya mengalami penurunan dari 45,69 persen tahun 2014 menjadi 44,04 persen pada tahun 2015. Pada tahun 2015 sumbangan terbesar diperoleh dari sektor Industri Pengolahan sebesar 27,55 persen, peranannya cenderung menurun dibanding tahun 2014 yang mencapai 28,05 persen. Sumbangan dari sektor Konstruksi merupakan terbesar kedua yaitu sebesar 26,73 persen pada tahun 2014 mengalami sedikit kenaikan menjadi 27,02 persen pada tahun 2015. Dan kontribusi terbesar ketiga adalah dari sektor Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, yaitu sebesar 14,11 pada tahun 2014 cenderung stagnan, yaitu sebesar 14,11 pada tahun 2015. Laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang tahun 2015 mencapai 5,80 persen, lebih rendah jika dibandingkan tahun 2014 dengan pertumbuhan 6.38 persen. Angka tersebut berada diatas Provinsi Jawa Tengah dan diatas Nasional. Selama kurun waktu tahun 2011 dan 2013 - GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-38 2015, LPE Kota Semarang berada di atas LPE Provinsi Jawa Tengah dan LPE Nasional. Seperti terlihat pada gambar 2.29 di bawah. Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015 Gambar 2.29 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Dibandingkan Dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2010 – 2015 Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi tertinggi ADHK dicapai oleh kategori Jasa Perusahaan sebesar 9,84 persen. Kategori Pengadaan Listrik dan Gas merupakan satu-satunya kategori yang mengalami kontraksi 3,29 persen. Laju pertumbuhan tertinggi kedua yaitu kategori Informasi dan Komunikasi sebesar 9,75 persen, diikuti lapangan usaha Jasa Keuangan tumbuh sebesar 7,78 persen, Real Estate tumbuh sebesar 7,69 Persen, Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tumbuh sebesar 7,40 persen, Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 7,34 persen, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh sebesar 6,32 persen, Konstruksi tumbuh sebesar 6,52, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh sebesar 5,21 persen, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib mengalami pertumbuhan sebesar 5,16 persen. PDRB ADHB dan tabel PDRB ADHK menurut kategori dan sub kategorinya secara lengkap tersaji pada tabel 2.8 di bawah ini. 6,58 5,97 6,25 6,38 5,80 5,30 5,34 5,14 5,30 5,40 6,17 6,03 5,56 5,02 4,79 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 2011 2012 2013 2014 2015 LPE Kota Semarang LPE Jawa Tengah LPE Nasional GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-39 Tabel 2.8 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Brutto PDRB Menurut Kategori di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Kategori Sub kategori Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Atas Dasar Harga Berlaku : A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan - 10,14 6,44 13,40 9,13 10,59 B Pertambangan dan Penggalian - 9,98 4,59 7,04 16,33 17,33 C Industri Pengolahan - 21,35 11,41 8,90 14,15 9,91 D Pengadaan Listrik, Gas - 8,35 6,74 2,78 4,48 1,92 E Pengadaan Air - 2,37 -2,67 2,88 6,01 5,68 F Konstruksi - 7,27 10,60 8,96 12,90 10,70 G Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor - 12,65 2,75 7,25 7,35 8,71 H Transportasi dan Pergudangan - 8,20 10,15 15,99 17,48 12,38 I Penyediaan Akomodasi Makan Minum - 12,99 15,92 12,80 13,66 10,59 J Informasi dan Komunikasi - 9,62 5,97 4,63 9,07 8,75 K Jasa Keuangan - 8,77 12,10 10,02 9,13 12,64 L Real Estate - 7,86 5,78 8,89 13,09 11,58 M, N Jasa Perusahaan - 16,98 10,15 16,58 12,35 15,84 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib - 4,61 11,78 7,51 8,16 9,52 P Jasa Pendidikan - 35,20 30,15 18,53 15,34 9,46 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - 18,64 19,16 12,64 16,15 12,15 R, S, T Jasa lainnya - 6,26 1,54 12,92 15,85 7,35 LAJU PERTUMBUHAN - 12,63 9,58 9,07 12,05 10,15 Atas Dasar Harga Konstan 2010 : A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan - 6,45 1,72 4,29 3,28 5,21 B Pertambangan dan Penggalian - 3,23 4,29 3,68 1,14 1,33 C Industri Pengolahan - 9,60 7,95 8,22 7,23 4,55 D Pengadaan Listrik, Gas - 7,29 9,41 8,17 4,06 3,29 E Pengadaan Air - 1,59 -2,04 0,12 3,52 2,01 F Konstruksi - 2,51 6,27 5,02 4,48 6,02 G Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor - 9,31 0,73 3,91 4,79 4,51 H Transportasi dan Pergudangan - 5,04 7,70 10,06 9,99 4,80 I Penyediaan Akomodasi Makan Minum - 7,36 8,11 6,32 7,65 6,32 J Informasi dan Komunikasi - 8,14 9,96 7,50 12,00 9,75 K Jasa Keuangan - 2,57 2,97 4,43 4,21 7,78 L Real Estate - 6,22 5,39 7,70 7,29 7,69 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-40 No Kategori Sub kategori Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 M, N Jasa Perusahaan - 9,69 6,62 11,12 8,40 9,84 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib - 2,74 0,84 2,73 1,38 5,16 P Jasa Pendidikan - 17,76 18,36 9,25 10,02 7,34 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial - 9,97 11,17 7,25 11,20 7,40 R, S, T Jasa lainnya - 3,14 0,60 9,30 8,54 3,28 LAJU PERTUMBUHAN - 6,58 5,97 6,25 6,38 5,80 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Dibandingkan dengan kota-kota lain, pertumbuhan ekonomi Kota Semarang lebih tinggi dibandingkan dengan Kota Yogyakarta yang sebesar 5,16 dan Kota Banjarmasin yang sebesar 6,25. Namun angka pertumbuhan sebesar 6,38, masih lebih rendah jika dibandingkan Kota Surabaya, Kota Makasar, Kota Bandung dan Kota Mataram. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.30 di bawah ini :. Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015 Gambar 2.30 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Dibandingkan Dengan 5 Kota di Jawa Tengah dan Kota Besar Lainnya Tahun 2014 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 5,16 6,38 6,25 7,34 7,39 7,69 8,1 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-41 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015 Gambar 2.31 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang Dibandingkan Dengan Kab Kota di Jawa Tengah Tahun 2014

2.2.1.2 Laju Inflasi

Inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya. Dampak dari inflasi salah satunya adalah menurunnya daya beli masyarakat. yang dapat diartikan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat terganggu karena ketidakmampuan penduduk dalam mengkonsumsi barang ataupun jasa. Kondisi inflasi di Kota Semarang menunjukkan kondisi yang fluktuatif selama periode tahun 2011 – 2015. Angka inflasi meningkat dari tahun 2011 sebesar 2,87 mencapai angka tertinggi pada tahun 2014 sebesar 8,53, selanjutnya pada tahun 2015 menurun menjadi hanya 2,56. Tingginya tingkat inflasi Kota Semarang dipengaruhi oleh indeks kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan terutama kenaikan indeks kelompok bahan makanan dan indeks kelompok transportasi. Perkembangan tingkat inflasi di Kota Semarang selanjutnya dapat dilihat pada gambar 2.32 di bawah ini. 2 ,9 6 4 ,0 3 4 ,1 6 4 ,2 6

4, 27

4 ,3 9 4 ,5 4 4 ,5 9 4 ,6 3 4 ,7 8 4 ,8 4 ,8 7 4 ,8 8 4 ,9 2 5 ,0 5 ,0 3 5 ,0 4 5 ,0 7 5 ,1 5 ,1 2 5 ,1 5 5 ,1 5 5 ,2 4 5 ,2 6 5 ,2 6 5 ,3 1 5 ,3 2 5, 38 5 ,4 8 5 ,5 2 5 ,5 9 5 ,7 3 5 ,8 6 ,0 6 ,3 8 - 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-42 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Gambar 2.32 Grafik Laju Inflasi di Kota Semarang Tahun 2011 – 2015 Dibandingkan dengan tingkat inflasi dengan kota lain di Provinsi Jawa Tengah, tingkat inflasi Kota Semarang pada tahun 2015 angkanya sedikit lebih tinggi dari tingkat inflasi Kota Purwokerto 2,52 namun masih dibawah inflasi Provinsi Jawa Tengah, artinya fluktuasi harga di Kota Semarang cenderung rendah dibadingkan dengan 4 Kota di Jawa Tengah. Sedangkan jika dibandingkan dengan tingkat inflasi Provinsi Jawa Tengah, tingkat inflasi Kota Semarang masih lebih rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.33 berikut ini. Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016 Gambar 2.33 Perbandingan Laju Inflasi Kota Semarang Dibandingkan Dengan 5 Kota di Jawa Tengah Tahun 2015 2,87 4,85 8,19 8,53 2,56 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 2011 2012 2013 2014 2015 Kota Semarang 2,63 2,52 3,28 2,56 2,56 3,95 2,73 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 Kota Cilacap Kota Purwokerto Kota Kudus Kota Semarang Kota Surakarta Kota Tegal JAWA TENGAH GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-43 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 2.34 Perbandingan Laju Inflasi Kota Semarang Dibandingkan Kota-Kota Besar Di Indonesia Lainnya Pada Tahun 2015

2.2.1.3 PDRB Per kapita

PDRB per kapita merupakan PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang tinggal di daerah tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Di tahun 2015, PDRB per kapita Kota Semarang mencapai Rp. 78.947.034,90 dengan pertumbuhan sebesar 8,33. nilai PDRB menurut kategori dapat dilihat pada tabel 2.9 di bawah ini : Tabel 2.9 PDRB Per kapita Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Juta Rupiah No Kategori Subkategori Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 0,54 0,59 0,62 0,69 0,74 0,80 B Pertambangan dan Penggalian 0,10 0,11 0,11 0,12 0,14 0,16 C Industri Pengolahan 12,84 15,30 16,75 17,94 20,12 21,75 D Pengadaan Listrik, Gas 0,06 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 E Pengadaan Air 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 F Konstruksi 14,40 15,17 16,48 17,66 19,59 21,33 G Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor 8,39 9,28 9,37 9,88 10,42 11,14 H Transportasi dan Pergudangan 1,76 1,87 2,02 2,30 2,66 2,94 I Penyediaan Akomodasi Makan Minum 1,58 1,76 2,00 2,22 2,48 2,70 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-44 No Kategori Subkategori Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 J Informasi dan Komunikasi 4,22 4,54 4,73 4,86 5,22 5,58 K Jasa Keuangan 2,31 2,47 2,72 2,94 3,16 3,50 L Real Estate 1,51 1,60 1,66 1,78 1,98 2,17 M, N Jasa Perusahaan 0,27 0,31 0,34 0,39 0,43 0,49 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,93 1,98 2,18 2,30 2,44 2,63 P Jasa Pendidikan 0,90 1,19 1,52 1,77 2,01 2,16 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,31 0,37 0,43 0,47 0,54 0,60 R, S, T Jasa lainnya 0,62 0,65 0,65 0,72 0,82 0,86 P D R B Per Kapita 51,81 57,31 61,71 66,17 72,88 78,95 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015 Jika dilihat dari pertumbuhannya, PDRB per kapita Kota Semarang dari tahun 2010 hingga 2015 mengalami pergerakan yang fluktuatif. Pada tahun 2011 mencapai 10,61 dan menurun di 2 tahun berikutnya namun meningkat lagi di tahun 2014 dan di tahun 2015 menjadi 8,33. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015 Gambar 2.35 Pertumbuhan PDRB Perkapita Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

2.2.1.4 Indeks Gini

indeks Gini atau koefisien Gini adalah salah satu ukuran umum untuk distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi. 10,61 7,68 7,22 10,14 8,33 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00 2011 2012 2013 2014 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-45 Indeks Gini memiliki kisaran 0 sampai 1. Nilai 0 menunjukkan distribusi yang sangat merata yaitu setiap orang memiliki jumlah penghasilan atau kekayaan yang sama persis. Nilai 1 menunjukkan distribusi yang timpan sempurna yaitu satu orang memiliki segalanya dan semua orang lain tidak memiliki apa-apa. Perkembangan indeks Gini Kota Semarang menunjukkan pada tahun 2013 sebesar 0,3514, menurun jika dibandingkan dengan kondisi 2 tahun berikutnya yaitu 0,3545 tahun 2011 dan 0,3518 tahun 2012. Besaran indeks Gini Kota Semarang tahun 2014 sebesar 0,3807 menunjukkan bahwa tingkat pemerataan pendapatan dan kekayaan termasuk kategori sedang. Dan untuk kondisi 2015 adalah sebesar 0,3517 Kondisi indeks Gini Kota Semarang dalam enam tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.36 di bawah ini. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015 Ket. : . Data sangat sangat sementara Data diolah Gambar 2.36 Grafik Perkembangan Indeks Gini di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 0,3224 0,3545 0,3518 0,3514 0,3807 0,3517 0,28 0,30 0,32 0,34 0,36 0,38 0,40 2010 2011 2012 2013 2014 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-46 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015 Gambar 2.37 Grafik Perkembangan Indeks Gini Kota Semarang Dibandingkan Dengan KabKota Di Jawa Tengah Tahun 2014

2.2.1.5 Kemiskinan

Dalam menentukan penduduk kategori miskin, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar basic needs approach. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai Penduduk Miskin. Penduduk miskin di Kota Semarang dalam enam tahun terakhir menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Ini dapat dilihat dari tingkat keimiskinan Kota Semarang pada tahun 2014 sebear 4,90, mengalami penurunan dari tahun 2013 yang sebesar 5,25, sedang pada tahun 2012 adalah sebesar 5,13. Kondisi tahun 2012 sebetulnya sudah menurun sangat baik jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 5,68. Dan data terkahir di tahun 2015 adalah sebesar 5,04 . Sementara itu kondisi tahun 2011 menunjukkan tingkat kemiskinan paling tinggi jika ,2 8 ,2 8 ,2 9 ,2 9 ,3 ,3 ,3 1 ,3 1 ,3 1 ,3 1 ,3 2 ,3 2 ,3 2 ,3 3 ,3 3 ,3 3 ,3 3 ,3 4 ,3 4 ,3 4 ,3 4 ,3 4 ,3 4 ,3 5 ,3 5 ,3 5 ,3 6 ,3 6 ,3 6 ,3 6 ,3 7 ,3 8 ,3 8 ,3 8 ,3 9 - 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 INDEKS GINI 2014 – Kota Semarang Dg kota-kota di Jawa Tengah lainnya Indeks Gini JaTeng: 0,38 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-47 dibandingkan dengan 6 tahun lainnya. Perkembangan tingkat kemiskinan Kota Semarang dapat dilihat pada Gambar 2.38 di bawah ini. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Ket. : . Data sangat sangat sementara Data diolah Gambar 2.38 Grafik Perkembangan Tingkat Persentase Kemiskinan di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Tingkat kemiskinan Kota Semarang pada tahun 2015 sebesar 5,04 jika dibandingkan dengan rata-rata tingkat kemiskinan Jawa Tengah sebesar 14,44 menunjukan kondisi yang lebih baik yaitu berada di bawahnya. Jika dibandingkan dengan kota lainnya yang ada di Jawa Tengah, tingkat kemiskinan di Kota Semarang menunjukkan kondisi yang lebih baik dibandingkan lima kota lainnya, walaupun dilihat dari luas wilayah dan jumlah penduduk Kota Semarang lebih besar. Untuk lebih jelasnya posisi relatif tingkat kemiskinan Kota Semarang dapat dilihat melalui gambar 2.39 di bawah ini. Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015 Gambar 2.39 Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Kota Semarang dengan Kota- Kota Lain dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 5,12 5,68 5,13 5,25 4,90 5,04 4,40 4,60 4,80 5,00 5,20 5,40 5,60 5,80 2010 2011 2012 2013 2014 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-48 Dibandingkan dengan kabupaten kota lain di Jawa Tengah dan kota sewilayah Kedungsapur, jumlah Keluarga Pra Sejahtera Kota Semarang relatif lebih kecil. Selanjutnya Persentase Pentahapan Keluarga Sejahtera Kota Semarang dan 5 Kota lain di Jawa Tengah serta Kawasan Strategis Kedungsapur Tahun 2014 tersaji lengkap pada tabel 2.10 di bawah ini. Tabel 2.10 Kondisi Pentahapan Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera di Kota Semarang; 5 Kota lain di Jawa Tengah dan Kawasan Strategis Kedungsapur serta Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 No Kota Kabupaten Keluarga Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III Plus 1 Kab. Grobogan 60,06 12,66 13,56 12,29 1,43 2 Kab. Demak 35,89 23,30 23,24 14,03 3,54 3 Kab. Semarang 25,71 22,84 16,65 31,27 3,53 4 Kab. Kendal 34,61 14,45 16,13 30,95 3,85 5 Kota Magelang 14,48 20,16 14,66 40,77 9,93 6 Kota Surakarta 8,35 17,98 23,66 33,29 16,71 7 Kota Salatiga 11,10 14,01 21,10 43,52 10,27 8 Kota Semarang 10,06 18,03 22,38 38,79 10,74 9 Kota Pekalongan 15,20 19,43 25,74 28,10 11,53 10 Kota Tegal 16,92 25,34 21,12 30,71 5,91 11 Prov. Jawa Tengah 26,11 20,70 23,40 25,38 4,42 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015 Sampai saat ini, kemiskinan masih menjadi tantangan besar bagi setiap daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui program dan kegiatan untuk menurunkan angka kemiskinan. Upaya-upaya tersebut baik dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Dalam melaksanakan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan perlu adanya ketepaduan antara pemerintah kota, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat yang peduli terhadap pengentasan kemiskinan. Berdasarkan pendataan warga miskin Kota Semarang yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang dapat diketahui jumlah penduduk rawan miskin dari tahun 2010-2015 sebagaimana pada gambar 2.40 di bawah ini : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-49 Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2015 Gambar 2.40 Grafik Perkembangan Persentase Kemiskinan Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

2.2.1.6 Angka Kriminalitas

Dinamika perkembangan Kota Semarang yang pesat dengan kemajemukan masyarakat akan berdampak pada perubahan sosial di masyarakat. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan ketersediaan fasilitas akan berdampak negatif seperti semakin bertambahnya tingkat pengangguran, bertambahnya angka kemiskinan, akan memicu meningkatnya angka kriminalitas. Selama 6 tahun dari tahun 2010 – 2015, jumlah tindak pidana menonjol crime index menurut jenis adalah sebagai berikut : Tabel 2.11 Jumlah Tindak Pidana Menonjol Crime Index Menurut Jenis Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Jenis Tindak Pidana Jumlah di Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 a. Pencurian dgn pemberatan 147 539 521 419 441 476 b. Pencurian ranmor 407 884 768 566 633 667 c. Pencurian dgn kekerasan 15 58 92 82 88 206 d. Penganiayaan berat 13 171 206 200 203 42 e. Pembunuhan 1 7 14 2 10 6 f. Perkosaan 6 5 3 3 3 215 g. Uang palsu 2 2 3 1 1 h. Narkotika 40 63 61 79 463 26,54 26,44 26,44 21,49 21,49 20,82 15,00 18,00 21,00 24,00 27,00 30,00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-50 Jenis Tindak Pidana Jumlah di Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 i. Perjudian 14 81 92 88 42 110 j. Pemerasan Ancaman 36 94 150 116 NA NA k. Lainnya 1 14 11 13 2.005 606 Jumlah 640 1.895 1.922 1.553 3.505 2.792 Sumber :Badan Pusat Statistik Kota Semarang dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang, 2016 Selama tahun 2015, jumlah kasus tindak pidana di Kota Semarang yang terjadi di wilayah hukum Polrestabes Kota Semarang adalah sejumlah 2.792 kejadian, sedikit meningkat jika dibandingkan dengan kasus di tahun 2013 yang sebanyak 1.553 kejadian. Dari jumlah kejadian tindak pidana tersebut, yang paling menonjol di tahun 2015 adalah kejadian curanmor yang sebanyak 667 kejadian dan pencurian dengan pemberatan 476 kejadian. 2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial 2.2.2.1 Indek Pembangunan Manusia IPM Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index HDI merupakan indeks pembangunan manusia yang dipergunakan untuk mengukur keberhasilan upaya membangun kualitas hidup manusia, dalam hal ini berarti kualitas hidup masyarakatpenduduk yang dijadikan sebagai salah satu ukuran kinerja di masing-masing daerah. Ukuran pencapaian keberhasilan suatu daerah diihat melalui 3 dimensi dasar pembangunan yaitu 1 lamanya hidup, 2 pengetahuantingkat pendidikan dan 3 standar hidup layak. Indikator yang mewakili ketiga dimensi tersebut yaitu Angka Harapan Hidup AHH untuk mengukur peluang hidup, Harapan Lama Sekolah HLS dan Rata-rata Lama Sekolah RLS untuk mengukur status tingkat pendidikan, serta pengeluaran rill per kapita disesuaikan untuk mengukur akses terhadap sumberdaya untuk mencapai standar hidup layak. Dalam kurun waktu 6 tahun terakhir 2010 - 2015, perkembangan menunjukkan adanya peningkatan pada tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pembangunan sumberdaya manusia di Kota Semarang telah menunjukkan perbaikan yang berarti. Pada gambar 2.41 di bawah, terlihat bahwa pada tahun 2010, capaian IPM Kota Semarang GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-51 adalah sebesar 76,96 dan terus mengalami peningkatan menjadi sebesar 80,23 pada tahun 2015. Jika diakumulasikan, telah terjadi peningkatan sebesar 3,27 selama periode tersebut. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah, 2016 Gambar 2.41 Grafik Perkembangan IPM Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Berdasarkan posisi relatif IPM tahun 2014, capaian IPM Kota Semarang yang sebesar 79,24 lebih rendah dari capaian IPM Kota Salatiga yang sebesar 79,98. Dibandingkan dengan capaian IPM Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 68,78, capaian IPM Kota Semarang masih lebih tinggi dengan perbedaan capaian sebesar 10,46. Untuk melihat posisi relatif perkembangan IPM Kota Semarang dapat dilihat pada gambar 2.42 ini. Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015 Gambar 2.42 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM Kota Semarang dan Kab Kota di Jawa Tengah Tahun 2014 76,96 77,58 78,04 78,68 79,24 80,23 75,00 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00 81,00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-52 Indikator pembentuk IPM Kota Semarang, meliputi usia harapan hidup, Harapan Lama Sekolah, Rata-rata Lama Sekolah dan pengeluaran per kapita yang disesuaikan, mengalami kenaikan dalam kurun waktu 2010 – 2015. Pencapaian indikator pembentuk IPM, baik usia harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah maupun pengeluaran perkapita yang disesuaikan juga sudah berada di atas pencapaian indikator pembentuk IPM Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2014, terdapat metode baru untuk menghitung IPM dan indikator kompositnya. Capaian indikator komposit IPM Kota Semarang pada tahun 2015 adalah sebagai berikut Angka Harapan Hidup AHH Kota Semarang sebesar 77,20, kemudian indikator komposit Rata-rata Lama Sekolah Mean Years of Schooling sebesar 10,20 tahun, Harapan Lama Sekolah Expected Years of Schooling sebesar 14,33 tahun, dan Pengeluaran Per kapita Disesuaikan yang didekati dengan indikator Paritas Daya Beli PPP yang sebesar Rp. 13.589,- ribu rupiah. Tabel perkembangan indikator pembentuk IPM Kota Semarang tahun 2010 – 2014 yang dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.12 di bawah ini. Tabel 2.12 Perkembangan Indikator Pembentuk IPM Kota Semarang Tahun 2010 – 2014 Tahun Angka Harapan Hidup AHH Harapan Lama Sekolah HLS Rata-rata Lama Sekolah RLS Paritas Daya Beli PPP-Ribu Rupiah 2010 77,17 13,12 9,61 11.987,- 2011 77,17 13,26 9,80 12.271,- 2012 77,18 13,37 9,92 12.488,- 2013 77,18 13,66 10,06 12.714,- 2014 77,18 13,97 10,19 12.802,- 2015 77,20 14,33 10,20 13.589,- Keterangan : Data IPM dan Pembentuk IPM Metode Baru Provinsi Jawa Tengah untuk Tahun 2010 – 2013 tidak tersedia Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015

2.2.2.2 Indeks Pembangunan Gender IPG

Indeks Pembangunan Gender IPG adalah indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM, hanya saja data yang ada dipilah antara laki-laki dan perempuan. IPG digunakan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-53 untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Dikatakan tidak ada kesenjangan pembangunan apabila nilai IPG sama dengan IPM. Pada kurun waktu 2010 – 2015 capaian IPG Kota Semarang cenderung mengalami kenaikan, dari tahun 2010 sebesar 92,66 menjadi 95,60 pada tahun 2015, seperti terlihat pada gambar 2.43 berikut ini : Ket. : . Data sangat sangat sementara Data diolah Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015 Gambar 2.43 Perkembangan IPG Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Berdasarkan posisi relatifnya, capaian IPG Kota Semarang pada tahun 2014 berada pada peringkat ke-5 diantara kabupatenkota lain di Jawa Tengah, berada dibawah Kota Surakarta, Kab. Sukoharjo, Kab. Karanganyar, dan Kab. Klaten. Posisi IPG KabKota dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.44 berikut ini. 92,66 93,58 94,17 95,17 95,56 95,60 92,00 93,00 94,00 95,00 96,00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-54 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015 Gambar 2.44 Perbandingan IPG Kota Semarang Dengan KabKota di Jawa Tengah Tahun 2014 Capaian IPG Kota Semarang Tahun 2014 jika dilihat dari indikator komposit pembentuknya, terlihat bahwa perempuan unggul di dua indikator komposit yaitu Angka Harapan Hidup dan Angka Harapan Lama Sekolah. Sementara dua indikator komposit lainnya diungguli oleh laki-laki, yaitu Angka Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan dalam memperoleh manfaat pembangunan di bidang pendidikan dan perekonomian cenderung lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, sehingga perlu upaya-upaya yang dilakukan pemerintah agar hasil pembangunan dapat dirasakan secara merata oleh laki-laki dan perempuan. Untuk melihat secara lengkap indikator komposit pembentuk IPG, dapat dilihat pada tabel 2.13 di bawah ini. Tabel 2.13 Capaian Indikator Komposit IPG Kota Semarang Tahun 2014 No Indikator Komposit IPG Capaian Laki-laki Perempuan 1 Angka Harapan Hidup tahun 75,15 79,11 2 Harapan Lama Sekolah tahun 14,07 13,91 3 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 10,99 9,62 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-55 No Indikator Komposit IPG Capaian Laki-laki Perempuan 4 Pengeluaran ribu rupiah 14.429 12.685 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015

2.2.2.3 Indeks Pemberdayaan Gender IDG

Indeks Pemberdayaan Gender IDG merupakan indeks komposit yang tersusun dari beberapa variabel yang mencerminkan tingkat keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan dalam bidang politik dan ekonomi. Pada tahun 2010 capaian IDG Kota Semarang adalah sebesar 63,46 dan terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2015 mencapai sebesar 76,08, seperti terlihat pada gambar 2.45 berikut ini. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015 Ket. : . Data sangat sangat sementara Data diolah Gambar 2.45 Perkembangan Indeks Gender IDG Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Jika dibandingkan dengan KabKota lain di Provinsi Jawa Tengah, capaian IDG Kota Semarang pada tahun 2013 berada di urutan ke-9 diantara kabkota di Jawa Tengah dengan capaian sebesar 70,62. Capaian ini berada di bawah capaian Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 70,62. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.46 di bawah ini. 63,46 64,48 66,61 70,62 75,58 76,08 55 60 65 70 75 80 2010 2011 2012 2013 2014 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-56 Sumber : BPS dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2015 Gambar 2.46 Posisi Relatif IDG KabKota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 IDG terdiri atas tiga indikator pembentuk, yaitu 1 keterlibatan perempuan dalam parlemen, 2 perempuan sebagai manager, profesional, administrasi, dan teknisi, dan 3 sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja. Terlihat bahwa capaian indikator keterlibatan perempuan dalam parlemen, dan sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja capaiannya masih rendah, sedangkan perempuan sebagai tenaga manager, professional, administrasi, dan teknisi capaiannya cukup baik. Secara rinci capaian indikator komposit pembentuk IDG dapat dilihat pada tabel di berikut ini. Tabel 2.14 Capaian Indikator Komposit IDG Kota Semarang Tahun 2013 No Indikator Komposit IDG Capaian 1 Keterlibatan perempuan dalam parlemen 18,00 2 Perempuan sebagai tenaga manager, professional, administrasi, dan teknisi 46,07 3 Sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja 35,54 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak , 2015

2.2.2.4 Aspek Pendidikan

Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan mutu pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan. Dalam

47, 92

48, 96

51, 14

51, 91

56, 58

57, 92

58, 77

59, 76

61, 03

61, 10

65, 15

65, 50

65, 62

65, 99

66, 56

67, 02

67, 03

67, 32

67, 59

67, 65

68, 03

68, 66

68, 67

69, 27

69, 33

69, 56

70, 21

70, 62

71, 04

71, 22

71, 66

72, 96

75, 11

77, 45

78, 93

80, 91

- 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-57 lingkup Sustainable Development Goals aspek pendidikan menjadi salah satu aspek terpenting untuk diperhatikan dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di tahun 2030. Sebelumnya, pelaksanaan SDGs ini diawali dengan pelaksanaan MDGs yang telah selesai di tahun 2014. Berdasarkan laporan capaian pelaksanaan MDGs di Kota Semarang, disebutkan bahwa keberhasilan capaian pada aspek pendidikan di Kota Semarang dilihat melalui Angka Partisipasi Murni untuk jenjang pendidikan SDMIPaket A, proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SDMIPaket A dan angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun perempuan dan laki-laki. Status capaian MDGs Kota Semarang menunjukan bahwa Angka Partisipasi Murni SDMI tahun 2015 sebesar 92,08, Angka Partisipasi Murni SMP sebesar 81,24, Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD MI sebesar 99. Berdasarkan Laporan dan Evaluasi Pelaksanaan MDG’s Kota Semarang 2013 – 2015, dalam aspek pendidikan, Kota Semarang telah dinilai berhasil mencapai target yang ditetapkan. Pendidikan anak usia dini PAUD merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan generasi emas pada 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045. Program PAUD diarahkan pada pengembangan keterampilan fisik motorik, kecerdasan intelektual, emosional dan spritual, sosio-emosional sikap, perilaku, dan agama, bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan anak usia dini. Dan sampai saat ini layanan PAUD dilaksanakan dalam berbagai bentuk, yaitu : I. Layanan dibawah naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, antara lain : 1 Taman kanak-kanak TK; 2 Kelompok Bermain KB; 3 Taman Penitipan Anak TPA; 4 Satuan PAUD Sejenis SPS yang terintegrasi dengan posyandu. II. Layanan dibawah naungan Kementrian Agama dan dikoordinasikan oleh Kanwil Kemenag Kota Semarang, antara lain : 1 Raudhatul Athfal RA; 2 Busatanul Atfal BA; 3 Taman Pendidikan Al Qur’an TPQ; GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-58 III. Layanan dibawah naungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN, yaitu Bina Keluarga Balita BKB. Selain melihat dari pencapaian MDG’s di Kota Semarang, perlu diketahui bagaimana kinerja pembangunan Pemerintah Kota Semarang khususnya di bidang pendidikan dengan melihat beberapa indikator baik yang tercantum dalam Standar Pelayanan Minimal SPM Pendidikan maupun dalam indikator minimal yang ada di Permendagri No. 54 Tahun 2010 khususnya pada urusan pendidikan diantaranya adalah : 1. Angka Melek Huruf; 2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah; 3. Angka Partisipasi Kasar; 4. Angka Partisipasi Murni; 5. Angka Pendidikan yang Ditamatkan. Tabel 2.15 Realisasi Indikator Aspek Pendidikan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Angka Melek Huruf 99,97 99,95 99,91 99,96 99,97 99,96 2 Rata Lama Sekolah 9,61 9,80 9,92 10,06 10,19 10,19 3 Angka Partisipasi Kasar APK PAUD 26,24 42,20 53,72 57,38 58,95 76,40 SDMI 105,77 105,69 107,25 107,45 107,35 107,54 SLTPMTS 111,85 110,31 112,20 117,19 116,43 110,07 SMASMKMA 116,71 111,39 119,56 118,97 121,87 113,81 4 Angka Partisipasi Murni APM SDMI 90,85 90,55 92,58 92,22 91,90 92,08 SLTPMTS 79,53 79,24 79,14 80,23 82,97 81,24 SMASMKMA 79,54 79,29 84,11 81,87 83,67 76,41 5 Angka Pendidikan Yang Ditamatkan Tamat SDMIPaket A - 22,87 22,87 22,87 32,00 22,88 Tamat SMPMTsPaket B 20,29 20,29 20,29 20,29 20,29 20,29 Tamat SMASMKMAPaket C 21,11 21,11 21,11 21,11 21,11 21,11 Tamat D1D2D3 4,35 4,35 4,35 4,35 4,35 4,34 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-59 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tamat D4S1S2S3 4,45 4,45 4,45 4,45 4,45 4,44 Sumber : Badan Pusat Statistik, D. Pendidikan Kota Semarang, 2015

2.2.2.5 Aspek Kesehatan

Perkembangan pembangunan kesejahteraan sosial dapat dilihat juga dari aspek kesehatan. Selain aspek pendidikan, aspek kesehatan juga memegang peranan penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia di Kota Semarang. Standar Pelayanan Minimal SPM Kesehatan menjelaskan bahwa terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah diantaranya Angka Kelangsungan Hidup Bayi, Angka Usia Harapan Hidup, Persentase Balita Gizi Buruk. Jika melihat dari indikator yang tercantum dalam SPM Kesehatan, capaian Kota Semarang dalam meningkatkan kualitas kesehatan warganya dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 2.16 Realisasi Indikator Aspek Kesehatan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Angka Kelangsungan Hidup bayi per 1.000 Kelahiran Hidup 87,8 87,85 89,33 90,56 90,63 91,62 2 Angka Kematian Balita AKABA per 1.000 kelahiran hidup 20,3 14,9 12,3 11,3 11,3 10,4 3 Jumlah Kematian BayiAKB kasus 433 314 293 251 253 229 4 Persentase Gizi Buruk 1,01 1,05 0,69 0,87 0,38 0,40 5 Unmet need KB jiwa 34.664 34.876 32.242 32.496 29.413 28.818 6 Jumlah Kematian Ibu Maternal kasus 19 31 22 29 33 35 7 IR DBD per 100.000 pddk 368,7 73,87 70,9 134,09 92,43 98,61 8 Kasus HIVAIDS yang ditemukan NA 427 520 430 453 456 9 Kasus AIDS 61 59 104 75 40 51 10 ODHA yang aktif minum ARV n.a n.a n.a n.a n.a 35 11 Penemuan penanganan penderita TB BTA + 60 61 70 69,5 73 75,68 Sumber : D. Kesehatan Kota Semarang, 2016 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-60 Berbeda dengan indikator minimal yang tercantum baik dalam Permendagri No. 54 Tahun 2010 dan SPM Kesehatan, pentingnya aspek kesehatan menjadi tujuan yang harus diwujudkan pada pelaksanaan Sustainable Development Goals di Kota Semarang. Sama halnya dengan aspek pendidikan, aspek kesehatan juga perlu diperhatikan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di tahun 2030. Sebelumnya, pelaksanaan SDGs ini diawali dengan pelaksanaan MDGs yang telah selesai di tahun 2014. Berdasarkan laporan capaian pelaksanaan MDGs di Kota Semarang, terdapat beberapa tujuan yang terkait erat dengan aspek kesehatan diantaranya Menurunkan Angka Kematian Anak tujuan 4, Meningkatkan Kesehatan Ibu tujuan 5, Memerangi HIV AIDs, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya tujuan 6. Menurunkan angka kematian anak yang merupakan tujuan ke-4 dari MDGs menjadi suatu tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Semarang untuk lebih meningkatkan kualitas kesehatan anak. Pada tujuan ke-4, terdapat beberapa indikator yaitu Angka Kematian Bayi AKB per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita AKBA per 1.000 kelahiran hidup, Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak. Pada tujuan ke-5 MDGs, aspek kesehatan khususnya ibu menjadi perhatian utama dengan indikatornya terdiri dari: 1. Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup; 2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih; 3. Angka pemakaian kontrasepsiContraceptive Prevalence Rate CPR pada perempuan menikah usia 15-49 tahun cara modern dan semua cara; 4. Tingkat kelahiran pada remaja per 1.000 perempuan usia 15 – 19 tahun; 5. Cakupan pelayanan antenatal K4; dan 6. Unmet need KB Kebutuhan keluarga berencana KB yang tidak terpenuhi Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup dan Unmet need KB perlu membutuhkan perhatian khusus mengingat capaiannya mengalami penurunan di tahun 2015. Terkait dengan pencapaian target Angka GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-61 Kematian Ibu, salah satu upaya untuk menekan kasus kematian pada ibu melahirkan adalah meningkatkan pelayanan kelahiran melalui tenaga kesehatan. Selain terkait dengan kesehatan ibu, MDGs juga masih memiliki tujuan lain yang terkait erat dengan aspek kesehatan diantaranya adalah tujuan ke- 6 yaitu “Memerangi HIVAIDs, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya”.Adapun target yang akan dicapai terdiri dari 3 target utama yaitu: 1. Mengendalikan penyebaran kasus HIV dan AIDS dan menurunkan jumlah kasus baru dengan indikator:  Persentase kasus Infeksi Menular Seksual yang diobati  Persentase ODHA yang aktif minum ARV  Persentase Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko tinggi terakhir.  Persentase penduduk 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIVAIDS 2. Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIVAIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2015 dengan indikator persentase penduduk terinfeksi HIV yang aktif minum ARV antiretroviral 3. Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru TBC dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015, dengan indikator:  Proporsi kasus TB yang ditemukan.  Proporsi kasus TB yang disembuhkan melalui DOTS cure rate.  Persentase keberhasilan pengobatan kasus TB  Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk.  Kematian DBD Terkait dengan ke tiga target tersebut, Pemerintah Kota Semarang telah berhasil mencapai target khususnya pada pengendalian penyebaran dan penemuan jumlah kasus HIVAIDS pada tahun 2015 dan target untuk mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2021. Sementara itu, pada target ke- 3 yaitu mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015, Pemerintah GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-62 Kota Semarang belum mencapai target dan perlu memberikan pehatian lebih pada beberapa indikator yaitu :  Tingkat kematian karena tuberculosis per 100.000 penduduk  Proprosi kasus Tuberculosis yang berhasil diobati dalam program DOTS  Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk

2.2.2.6 Kepemilikan Tanah

Kebijakan pada urusan pertanahan diarahkan pada upaya peningkatan tertib administrasi pertanahan dan pemecahan masalah- masalah atau konflik pertanahan. Kewenangan Pemerintah Kota dalam urusan Pertanahan adalah dalam penyelesaian sengketa tanah garapan, penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan, penyelesaian masalah tanah kosong, pemberian izin lokasi, penetapan tanah ulayat, serta mempunyai kewenangan dalam Perencanaan penggunaan tanah. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum pada tahun 2014 yang dapat diselesaikan adalah sejumlah 956 bidang dari 1.107 bidang tanah, sedangkan di tahun 2015 terdapat 35 dari 147 bidang tanah. Untuk bidang tanah yang sudah jelas kepemilikannya namun belum terselesaikan, diupayakan melalui jalur hukum. Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 terdapat 104 pengaduan kasus pertanahan dan seluruhnya dapat diselesaikan. Sedangkan untuk peningkatan tertib administrasi pertanahan di tahun 2015 telah dilaksanakan kegiatan Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah P5T di 177 kelurahan.

2.2.2.7 Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-63 keterampilan dan bakatnya masing-masing. Untuk melihat kesempatan kerja, dapat dilihat dari beberapa indikator yakni : 1. Jumlah penduduk yang bekerja Jumlah penduduk yang bekerja menunjukkan tingkat penyerapan angkatan kerja. Dalam lingkup Kota Semarang jumlah penduduk yang bekerja dari tahun 2010-2015 menunjukkan fluktuasi yang cukup bervariasi dimana naik turunnya relatif dipengaruhi oleh ketersediaan peluang kerja dan daya saing pencari kerja dalam pasar kerja. Kenaikan jumlah penduduk yang bekerja terjadi pada tahun 2010-2012 sebesar 9,55, tahun 2012- 2013 sebesar 24,97, tahun 2013-2014 sebesar 10,99 kemudian perlahan turun di tahun 2015 mencapai 16,7. 2. Jumlah angkatan kerja Jumlah angkatan kerja menunjukkan ketersediaan pencari kerja pada usia kerja, dimana fluktuasi perkembangannya dipengaruhi jumlah lulusan sekolah pada usia kerja dan penempatan pencari kerja. Dalam lingkup Kota Semarang jumlah angkatan kerja dari tahun 2010-2011 menunjukkan kenaikan sebesar 61.900 orang, tahun 2011-2012 menurun sebesar 61.956 orang, tahun 2012-2014 naik sebesar 121.786 orang dan dari tahun 2014-2015 terjadi penurunan sebesar 126.857 orang. Tabel 2.17 Realisasi Aspek Kesempatan Kerja No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Tingkat Kesempatan Kerja 88,10 88,77 89,93 91,11 92,85 89,19 2 Jumlah penduduk yang bekerja 674.676 684.313 637.582 796.806 884.406 736.406 3 Jumlah angkatan kerja 709.016 770.916 708.960 874.532 952.532 825.675 4 Jumlah lowongan kerja 12.384 14.132 13.637 21.719 14.818 30.129 5 Pencari kerja yang ditempatkan 8.560 9.003 10.263 18.819 13.277 9.136 6 Kapasitas Pelatihan pencari kerjatenaga kerja 380 380 420 660 420 432 7 Penyelesaian perselisihan hubungan industrialPHK 231 193 192 211 214 175 Sumber. Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang, 2016 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-64 3. Tingkat Pengangangguran Terbuka TPT. Tingkat Pengangangguran Terbuka TPT adalah perbandingan jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Dengan melihat TPT, secara langsung dapat mengindikasikan seberapa luas kesempatan kerja yang ada di wilayah tersebut. Semakin tinggi TPT di suatu wilayah mengindikasikan bahwa semakin sempitnya kesempatan kerja yang ada di wilayah tersebut. Dalam lingkup Kota Semarang indeks TPT dari tahun 2010-2015 mengalami kenaikan khususnya di tahun 2012 hingga 2014 dan kemudian perlahan turun di tahun 2015 mencapai 5,77. 4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK adalah suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survey. Sama halnya dengan tingkat pengangguran terbuka, tingkat partisipasi angkatan kerja di suatu wilayah juga dapat mengindikasikan seberapa besar kesempatan kerja di wilayah tersebut. Semakin tinggi TPAK mengindikasikan semakin luas kesempatan kerja. Dalam lingkup Kota Semarang, TPAK mengalami pergerakan yang fluktuatif dari tahun 2010 hingga 2015 yang secara lengkap tersaji dalam gambar 2.45 dibawah ini. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-65 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016 Ket. : . Data sangat sangat sementara Data diolah . Data TPAK sumber Disnakertrans Kota Semarang. Gambar 2.47 Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Aspek ketenagakerjaan juga diatur dalam SPM Bidang Ketenagakerjaan dimana hal tersebut dijabarkan kedalam 5 lima pelayanan ketenagakerjaan yaitu: Pelayanan pelatihan kerja, Pelayanan penempatan tenaga kerja, Pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industri, Pelayanan kepesertaan Jaminan Ketenagakerjaan, dan Pelayanan pengawasan ketenagakerjaan. Dari kelima pelayanan tersebut, capaian di tahun 2014 yang belum tercapai ada pada pelayanan pelatihan kerja. Laporan capaian SPM Kota Semarang 2014 menjelaskan bahwa pada tahun 2013 relasisasi besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi jauh dibawah target yaitu hanya mencapai 25,39 dengan target 40. Kondisi tersebut tidak berubah di tahun 2014 dimana realisasi tidak mampu mencapai target yaitu hanya sebesar 30,42 dengan target 40. Oleh karenanya perlu penanganan khusus oleh Pemerintah Kota Semarang untuk meningkatkan pelayanan di bidang ketenagakerjaan khususnya pada pelayanan pelatihan kerja. Hal ini sangat penting mengingat pelatihan kerja menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas sumber daya tenaga kerja di Kota Semarang. 9,98 6,92 5,82 5,96 7,76 5,77 54,71 60,61 68,23 66,79 77,51 63,05 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 T P A K T P T Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-66 Tidak hanya SPM, aspek ketenagakerjaan juga ikut menjadi salah satu fokus tujuan dalam SDGs yaitu pada tujuan kedelapanyang terkait erat denganpeningkatan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja bagi semua. Sebelumnya, pelaksanaan SDGs ini diawali dengan pelaksanaan MDGs yang telah selesai di tahun 2015. Dalam konteks ketenagakerjaan, berdasarkan Laporan Capaian MDGs Kota Semarang, Pemerintah Kota Semarang telah mencapai target yang ada pada masing- masing indikator yang terdiri dari 1 Laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja, 2 Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas, 3 Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja. 2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga 2.2.3.1 Kebudayaan Kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan, perilaku, dan karya cipta manusia yang dapat menuntun kehidupan manusia agar lebih bermartabat. Pembangunan kebudayaan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh budaya baru di era globalisasi, namun demikian harus tetap berpijak pada nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, sehingga terwujud karya-karya seni budaya yang memiliki kepribadian. Disisi lain kesenian merupakan hasil karya yang mengacu pada nilai keindahan estetika dan mewujudkan dari proses pengendapan makna relasi antar manusia dan manusia dengan lingkungan hidupnya. Berkaitan dengan aktivitas seni budaya di Kota Semarang, terlihat bahwa dalam kurun waktu 2010 – 2015 jumlah grup kesenian meningkat dari 364 menjadi 415 grup kesenian, sedangkan untuk gedung kesenian meningkat masih sama dengan tahun lalu yaitu sebanyak 14 buah. Perkembangan kesenian tertera pada tabel 2.18 dibawah ini : Tabel 2.18 Jumlah Kelompok Kesenian dan Jumlah Gedung Kesenian di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah Group Kesenian 288 305 373 336 364 415 2 Jumlah Gedung Kesenian 13 13 13 13 14 14 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2016 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-67

2.2.3.2 Olahraga

Jumlah klub olahraga di Kota Semarang sampai dengan akhir tahun 2015 adalah sebanyak 608 buah. Peningkatan jumlah klub olahraga juga diikuti dengan peningkatan fasilitas olahraga GOR, Stadion, lapangan olahraga yang sampai dengan akhir tahun 2015 sebanyak 115 buah, selengkapnya terlihat pada Tabel 2.19 Tabel 2.19 Perkembangan Olahraga di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah Organisasi Olahraga - buah 36 42 42 42 42 46 2 Jumlah Klub Olahraga – buah 561 608 608 608 608 608 3 Jumlah Gedung Olahraga – buah - - 115 115 115 115 Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga, 2016 2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM 2.3.1 Fokus Urusan Wajib Pelayanan Dasar

2.3.1.1 Urusan Pendidikan

Pembangunan pendidikan memiliki fungsi strategis untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Keberhasilan pembangunan pendidikan akan mampu memberikan kontribusi bagi terciptanya insan yang mandiri dan bermartabat. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kompetensi masyarakat terutama kemampuan memecahkan masalah. Hasil rekapitulasi penyelenggaraan urusan pendidikan di Kota Semarang selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 bisa dilihat pada tabel 2.20 berikut : Tabel 2.20 Realisasi Kinerja Urusan Pendidikan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pendidikan Dasar: 1 Rasio gurumurid SD 528,20 1:19 506,728 1:20 572,23 1:17 556,16 1:18 572,47 1:17 544,61 1:18 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-68 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rasio gurumurid SMP 642,10 1:16 595,81 1:17 643,84 1:16 732,17 1:14 715,84 1:14 700,71 1:17 2 Rasio gurumurid per kelas rata-rata SD 1.509 1:19:35 1.490 1:20:34 1.683 1:17:34 1.685 1:18:33 1.789 1:17:32 1.702 1:20:32 Rasio gurumurid per kelas rata-rata SMP 1.889 1:16:34 1.862 1:17:32 2.097 1:16:31 2.362 1:14:31 2.386 1:14:30 2.336 1:17:30 Pendidikan Menengah: 1 Rasio gurumurid SM 871,23 1:11 862,11 1:12 906,50 1:11 909,5 1:11 866,45 1:12 863,93 1:14 2 Rasio gurumurid per kelas rata-rata SM 2.640 1:11:33 2.612 1:12:33 2.924 1:11:31 2.934 1:11:31 2.795 1:12:31 2.880 1:14:30 3 Penduduk yang berusia 15 tahun melek huruf tidak buta aksara 99,97 99,95 99,91 99,96 99,97 99,96 Fasilitas Pendidikan: 1 Persentase sekolah pendidikan SDMI kondisi bangunan baik 90,60 92,96 92,19 92,70 92,73 93,36 2 Persentase sekolah SMPMTs kondisi bangunan baik 98,96 98,84 97,92 98,11 98,80 98,43 3 Persentase sekolah SMASMKMA kondisi bangunan baik 99,26 99,44 99,05 98,87 98,52 99,06 Pendidikan Anak Usia Dini: 1 Jumlah Siswa pada jenjang TK RA 40.706 42.565 42.817 43.466 44.417 44.571 Fasilitas Pendidikan: 1 Angka Putus Sekolah APTS SDMI 0,02 0,05 0,03 0,05 0,03 0,02 2 Angka Putus Sekolah APTS SMPMTs 0,30 0,15 0,11 0,07 0,09 0,07 3 Angka Putus Sekolah APTS SMASMKMA 0,41 0,55 0,71 0,57 0,39 0,32 Angka Kelulusan: 1 Angka Kelulusan AL SDMI 99,98 100 100 100 99,58 99,98 2 Angka Kelulusan AL SMPMTs 96,48 98,54 99,54 99,75 98,86 99,82 3 Angka Kelulusan AL SMASMKMA 98,96 99,85 99,87 99,79 98,42 99,83 4 Angka Melanjutkan AM dari SDMI ke SMPMTs 104,39 102,84 102,69 102,18 104,27 104,65 5 Angka Melanjutkan AM dari SMPMTs ke SMASMKMA 118,16 112,73 116,40 112,54 118,51 120,84 6 Persentase Guru yang memenuhi kualifikasi S1D-IV - Jenjang SD MI 70,60 70,75 71,10 71,14 75,65 77,50 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-69 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 - Jenjang SMPMTs 85 86,19 88 88,93 90,10 92,41 - Jenjang SMASMKMA 90 90,53 91,76 92,94 94,42 96,30 Sumber : Badan Pusat Statistik, Bappeda Dinas Pendidikan Kota Semarang, 2016

2.3.1.2 Urusan Kesehatan

Perkembangan pada urusan kesehatan selama periode 2010 – 2015 bisa dilihat pada tabel 2.21 berikut : Tabel 2.21 Realisasi Kinerja Urusan Kesehatan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Rasio posyandu per satuan balita 13,02 13,36 13,92 14,35 14,95 14,70 2 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 1.000 satuan penduduk - Rasio Puskesmas 0,231 0,231 0,231 0,231 0,231 0,231 - Rasio Poliklinik 0,20 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 - Rasio Pustu 0,0192 0,0191 0,0192 0,193 0,194 0,194 3 Rasio Rumah Sakit per 1.000 penduduk 0,0147 0,0147 0,0147 0,0147 0,0147 0,0147 4 Rasio dokter per 1.000 satuan penduduk 2,18 1,12 1,18 1,29 1,40 1,53 5 Rasio tenaga medis per 1.000 satuan penduduk 2,39 1,90 1,93 2,01 2,08 2,12 6 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 96,65 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 7 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 93,00 96,08 98,33 97,87 97,87 97,53 8 Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization UCI 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 9 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 10 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 50 61 70 69,5 73 60 11 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 12 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-70 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 13 Cakupan kunjungan bayi 109,81 99,57 99,30 98,72 98,89 98,03 14 Cakupan puskesmas 231,25 231,25 231,25 231,25 231,25 231,25 15 Cakupan pembantu puskesmas 19,21 19,15 19,22 19,30 19,45 19,45 Sumber : Badan Pusat Statistik Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015

2.3.1.3 Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang PUPR

Perkembangan urusan pekerjaan umum dan penataan ruang dijabarkan berdasarkan beberapa variabel yang ditunjukkan pada tabel 2.22 berikut ini : Tabel 2.22 Realisasi Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 a Pekerjaan Umum : 1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik 77,10 78,81 81,37 81,78 82,60 88,07 2 Rasio Jaringan Irigasi 75,00 76,00 77,00 78,00 79,00 80,00 3 Penyediaan air baku 65,5 66 66,5 67 67,5 68 4 Rasio tempat ibadah per 1.000 penduduk 0,0131 0,0130 0,0128 0,0127 0,0126 0,0125 6 Rasio tempat pembuangan sampah TPS per 1000 penduduk 2,21 2,26 2,31 2,35 2,40 2,45 8 Panjang jalan dalam kondisi baik 40 KMJam 345,5 349,2 353,5 357,8 360,2 364,7 9 Jumlah titik reklame yang tertata dan terpelihara dengan baik 915 1.932 1.061 1.025 1.119 623 10 Jumlah kegiatan penertiban reklame 54 60 60 60 60 60 11 Jumlah reklame ilegal yang dibongkar ditertibkan 4.732 5.091 27.228 35.891 39.400 27.031 13 Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar 55,00 50,00 48,70 47,10 46,00 44,20 14 Drainase dalam kondisi baik pembuangan aliran air tidak tersumbat 74,00 75,00 76,00 77,00 78,00 79,00 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-71 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 15 Luas irigasi dalam kondisi baik 1781 1836 1896 1961 2031 2106 16 Persentase penanganan sampah 77 79 81 83 85 87 17 Tempat pembuangan sampah TPS per satuan pddk 0,221 0,226 0,231 0,235 0,240 0,245 18 Timbulan sampah m3 - - - 5.807,2 3 5.995,4 7 6.189,0 19 Timbulan sampah terlayani m3 - - - 2.237,3 8 2.422,6 5 2.602,2 7 20 Rumah tangga pengguna air minum 87,2 87,4 87,6 87,8 88 88,13 21 Rumah tangga ber- Sanitasi 85,53 85,58 85,63 85,68 85,73 85,78 b Penataan Ruang 1 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Kota Smg - - - - - 43,26 2 Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 52,04 52,62 52,80 52,93 53,04 53,25 3 Simpangan dalam tata ruang 5,54 Sumber : Badan Pusat Statistik, Binamarga, D.PSDA, DKP, D. PJPR DTKP Kota Semarang, 2016 Identifikasi permasalahan pemanfaatan ruang berupa Simpangan Pemanfaatan Ruang terhadap rencana pola ruang mencapai 5,54, jika dilihat dari wilayah per kecamatan, yang terbesar justru terjadi di kecamatan Gunungpati mencapai 10 dari total luas simpangan yang ada. Jumlah daya tampung sampah apabila menggunakan open damping dalam kajian Masterplan Persampahan adalah 330.723,05 M3 yang akan tercapai pada 2015. Namun karena pelaksanaan pembuangan sampahdi TPA saat ini merupakan campuran antara open dumping dan sanitary landfill sehingga umur TPA jadi bisa lebih lama Terlaksananya peningkatan pengelolaan reklame di Kota Semarang, dimana di sepanjang tahun 2010-2015 telah dilaksanakan melalui intensifikasi penagihan tunggakan reklame, penandaan reklame, dan penertiban reklame ilegal yang jumlahnya meningkat secara signifikan sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20PRTM2012 tentang Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian- GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-72 bagian Jalan, dimana tidak diperbolehkan lagi memasang reklame melintang di jalan bando, di median jalan termasuk delta, baik di Jalan Nasional, Provinsi, maupun Kota. Secara umum hasil pengelolaan reklame adalah sebagai berikut :

2.3.1.4 Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman PRKP

Perkembangan dalam urusan perumahan rakyat dan kawasan permukiman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.23 Realisasi Kinerja Urusan Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Rumah tangga pengguna listrik 100 100 100 100 100 100 2 Luas Lingkungan pemukiman kumuh 0,64 0,63 0,60 0,56 1,11 0,99 3 Rasio rumah layak huni 80,19 80,25 80,25 80,9 81,05 81,23 4 Pemugaran rumah layak huni 204 408 610 1.186 1.598 1.598 Jumlah RTLH yang diperbaiki per tahun unit n.a 204 545 414 676 412 5 Rasio permukiman layak huni 99,37 99,40 99,44 99,16 99,26 99,45 6 Rasio tempat pemakaman umum per 1.000 penduduk - 10,32 35,92 35,80 35,68 34,35 Sumber : DTKP Kota Semarang, 2016 Dari penjelasan tabel diatas dijelaskan bahwa rumah layak huni telah mencapai 81,23, sedangkan rumah rumah tidak layak huni RTLH saat ini sebanyak 15.804 Unit 18,77 berdasarkan data dari Pemutakhiran Basis Data Terpadu PBDT tahun 2015. Sampai dengan tahun 2015 terdapat 2.251 unit RTLH yang telah diperbaiki, sehingga masih ada sejumlah 23.553 unit RTLH yang masih harus diperbaiki. Berdasarkan SK Walikota Semarang No. 0508012014 tentang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Kota Semarang telah diputuskan sebesar 415,83 ha atau 4,16 km2 atau mencapai 1,11 dari wilayah Kota Semarang. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-73 Tabel 2.24 Daftar Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Kota Semarang No Lokasi Luas ha Kecamatan Kelurahan 1 Tugu Mangunharjo 1,56 Mangkang Kulon 3,79 Mangkang Wetan 13,59 2 Genuk Genuksari 6,19 Banjardowo 3,38 Terboyo Kulon 0,62 Trimulyo 6,00 3 Semarang Barat Tambakharjo 2,67 Ngemplak Simongan 1,32 Krobokan 16,16 4 Semarang Tengah Brumbungan 2,68 Bangunharjo 4,00 Kembangsari 5,00 Jagalan 1,36 Miroto 7,00 Kauman 2.00 Pekunden 5,00 Sekayu 2,32 5 Semarang Timur Bugangan 8,34 Rejosari 1,30 Mlatiharjo 11,52 Mlatibaru 3,93 Rejomulyo 8,43 Kemijen 15,86 6 Semarang Utara Tanjung Mas 37,63 Bandarharjo 33,44 Panggung Kidul 26,00 Kuningan 23,09 Dadapsari 27,24 7 Candisari Jomblang 1,10 Karanganyar Gunung 1,67 8 Pedurungan Gemah 5,50 Muktiharjo Kidul 13,76 Penggaron Kidul 2,19 9 Semarang Selatan Lamper Lor 4,71 Lamper Kidul 1,53 Peterongan 1,33 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-74 No Lokasi Luas ha Kecamatan Kelurahan Lamper Tengah 7,39 10 Tembalang Tandang 3,12 Sendangguwo 4,36 Rowosari 7,07 Meteseh 10,42 11 Gayamsari Sawah Besar 6,14 Kaligawe 7,35 Tambakrejo 5,23 Gayamsari 1,57 12 Mijen Purwosari 3,45 Jatibarang 0,86 13 Banyumanik Ngesrep 0,59 Padangsari 0,49 Jabungan 11,68 Tinjomoyo 5,53 Srondol Kulon 3,67 Gedawang 5,54 14 Gunungpati Patemon 0,14 Sekaran 3,19 Sadeng 2,47 Sukorejo 2,60 Nongkosawit 3,77 15 Ngaliyan Wonosari 3,12 Kalipancur 1,32 Purwoyoso 1,65 Jumlah Total 415,83 Sumber : SK Walikota Semarang No. 0508012014

2.3.1.5 Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

Perkembangan dalam urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat dapat dilihat pada tabel 2.25 di bawah ini: Tabel 2.25 Realisasi Kinerja Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 1,72 1,72 1,64 1,55 1,48 1,32 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-75 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2 Rasio Pos Siskamling per jumlah desakelurahan 18,23 18,23 26,19 28,42 30,33 31,66 3 Rasio Penegakan PERDA 46 56 66 76 86 96 4 Cakupan patroli petugas Satpol PP - - - - - 3.600 5 Rasio Petugas Perlindungan Masyarakat Linmas di Kabupaten kota 41,76 42,00 42,04 47,44 46,58 37,96 6 Cakupan pelayanan bencana kebakaran 0,0012 0,0012 0,0012 0,0009 0,0014 0,0011 7 Tingkat waktu tanggap response time rate 15 Menit setelah pengaduan daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran WMK 80,91 81,46 75,69 68,72 78,11 92,13 Sumber : Satpol PP, D. Kebakaran Kota Semarang, 2016

2.3.1.6 Urusan Sosial

Pada urusan Sosial terdapat sejumlah 3 variabel, yaitu: Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi; PMKS yg memperoleh bantuan sosial; dan Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Tabel 2.26 Realisasi Kinerja Urusan Sosial No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah Sarana Sosial : 117 117 119 125 132 132 - Panti Asuhan 102 102 104 108 115 115 - Panti Jompo 6 6 6 8 10 10 - Panti Rehabilitasi 2 2 2 2 2 2 - Rumah Singgah 7 7 7 7 5 5 - Sarana Sejenis Lainnya 2 PMKS yg memperoleh bantuan sosial 3.218 3.218 3.411 4.411 2.300 1.051 3 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial orang 3.542 3.542 4.218 3.542 4.651 3.921 Sumber : Disospora Kota Semarang, 2016 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-76 2.3.2 Fokus Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar 2.3.2.1 Urusan Tenaga Kerja Keberhasilan dalam pelaksanaan Urusan Tenaga Kerja diukur melalui beberapa indikator. Diantara 5 indikator yang ada, 4 capaian diantaranya mengalami fluktuasi selama tahun 2010 – 2015. Untuk Tingkat Pengangguran Terbuka, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Angka sengketa pengusaha –pekerja, Penempatan tenaga kerja, dan keselamatan masih menjadi permasalahan dalam Urusan ketenagakerjaan ini. Hal ini diantaranya disebabkan karakteristik pencari kerja di Kota Semarang yang cenderung memilih pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikannya, sehingga menjadi peluang kerja bagi pencari kerja dari daerah lain. Realisasi kinerja pada Urusan Wajib Ketenagakerjaan dapat dilihat pada tabel 2.27 berikut.: Tabel 2.27 Realisasi Kinerja Urusan Tenaga Kerja No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun 231 193 192 211 214 180 2 Tingkat partisipasi angkatan kerja 54,71 60,61 68,23 66,79 77,51 63,05 3 Pencari kerja yang ditempatkan 8.560 9.003 10.263 18.819 13.277 9.136 4 Keselamatan dan perlindungan - 8,36 6,46 7,60 8,30 8,83 5 Penyelesaian Perselisihan buruh dan pengusaha thd kebijakan pemerintah daerah - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Disnakertrans Kota Semarang, 2016

2.3.2.2 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Hasil yang dicapai oleh Pemerintah Kota Semarang pada pelaksanaan urusan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak selama tahun 2010 – 2015 dapat dilihat pada beberapa indikator di tabel 2.28 sebagai berikut : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-77 Tabel 2.28 Realisasi Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 42.50 40.00 43.47 43,41 43,21 42.11 2 Partisipasi perempuan di lembaga swasta 67.00 60,00 63,47 63,14 53,21 61.11 3 Rasio KDRT 0,60 0,60 0,61 0,60 0,59 0,59 4 Penyelesaian pengaduan Perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 171 81 125 109 243 310 Sumber : Bapermasper Kota Semarang, 2016

2.3.2.3 Urusan Pangan

Pada urusan Pangan ada 2 variabel yang menjadi ukuran perkembangannya yaitu Regulasi Ketahanan Pangan dan Ketersediaan Pangan Utama dengan realisasi kinerja yang terlihat seperti tabel 2.29 dibawah ini: Tabel 2.29 Realisasi Kinerja Urusan Pangan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Ketersediaan pangan utama per 1.000 penduduk - 142,958 288,466 288,607 277,531 191,760 2 Rata-rata jumlah ketersedian padi dalam setahun ton - 201.260 429.698 435.058 421.773 368.593 3 Rata-rata jumlah ketersedian jagung dalam setahun ton - 3.101 3.675 3.731 5.375 6.210 4 Rata-rata jumlah ketersedian palawija dalam setahun ton - 16.414 16.401 14.931 12.712 36.933 Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang, 2016

2.3.2.4 Urusan Pertanahan

Pada urusan pertanahan yang telah dilaksanakan meliputi kegiatan pengadaan tanah untuk kepentingan umum melalui Tim P2T Panitia Pengadaan Tanah Pemerintah Kota Semarang, Fasilitasi penyelesaian GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-78 konflik tanah negara dan upaya tertib administrasi pertanahan melalui penyediaan data base pertanahan di 177 kelurahan. Selain itu indikator kinerja yang digunakan lainnya adalah Tertib Administrasi Pertanahan berupa data kepemilikan bidang tanah , Fasilitasi Penyelesaian Kasus Tanah Negara , serta Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum. Pengadaan tanah tersebut diantaranya digunakan untuk Normalisasi Kali Bringin, Pelebaran Jalan Kartini – Jolotundo - Gajah, Pembangunan Under Pass Jatingaleh, Pembangunan Jalur Ganda Rel Kereta Api Lintas Tegal – Pekalongan – Semarang, Pembangunan Jalur Ganda Rel Kereta Api Lintas Semarang – Bojonegoro, dan Pembangunan Jalan Tol Batang-Semarang II. Realisasi Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum pada tahun 2014 dan 2015 masih menyisakan pekerjaan karena menunggu penyelesaian kasus sengketa tanah yang ada. Selain itu pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol Batang – Semarang II di tahun 2015 baru dalam tahap pengumuman. Realisasi kinerja pada Urusan Pertanahan dapat dilihat pada tabel

2.30 berikut:

Tabel 2.30 Realisasi Kinerja Urusan Pertanahan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Tertib Administrasi Pertanahan peningkatan Data Base Pertanahan - 19,17 21.46 23.37 25.64 26,27 2 Penyelesaian kasus tanah Negara - 100 20 kasus 100 19 kasus 100 25 kasus 100 20 kasus 100 20 kasus 3. Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum NA NA NA 956 dari 1.107 bidang tanah 35 dari 147 bidang tanah Sumber : BPN dan Bag. Tapem Kota Semarang , 2016

2.3.2.5 Urusan Lingkungan Hidup

Kinerja urusan lingkungan hidup terjabarkan dalam program- program untuk mencapai target capaian kinerja dan sasaran-sasarannya. Salah satu hasil yang menonjol adalah untuk kesekian kalinya, tercatat mulai tahun 2012, secara berturut-turut Kota Semarang sukses memperoleh penghargaan Adipura untuk kategori kota metropolitan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-79 terbersih. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota memiliki kepedulian dalam pengendalian pencemaran serta memiliki komitmen dalam mewujudkan kota bersih dan hijau clean and green city. Berikut capaian kinerja urusan lingkungan hidup dari tahun 2010- 2015, yang secara umum kondisinya ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 2.31 Realisasi Kinerja Urusan Lingkungan Hidup No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Pencemaran status mutu air 48 50 54 60 60 60 2 Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air 10 15 21 26 31,5 36,5 3 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal jumlah perusahaan yang diawasi 4,97 8,19 10,76 9,35 8,92 13,98 4 Penegakan hukum lingkungan 100 100 100 100 100 100 5 Indek kualitas lingkungan hidup RPJMN - - - - - 45 6 Presentase jumlah usaha dan atau kegiatan yang mentaati persayaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air 40 58 68 97 100 100 7 Presentase jumlah usaha dan atau kegiatan sumber tidak bergerak yang mentaati persayaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara 25 38,5 47 82 100 100 8 Pencegahan Pencemaran Air 90 125 96,2 102,5 100 100 9 Pencegahan Pencemaran Udara dan Sumber Tidak Bergerak 75 75 64,2 75 100 100 10 Penyediaan informasi status kerusakan danatau tanah untuk produksi biomass - - - 95.84 88.12 100 Sumber : Bappeda, BLH, dan DKP Kota Semarang, 2016

2.3.2.6 Urusan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil

Kota Semarang Penerapan KTP Nasional berbasis NIK yang didukung dengan ketersediaan database kependudukan skala kota. Untuk Rasio Penduduk ber-KTP per Satuan Penduduk penurunan terjadi karena terbit Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2013 yang mengatur bahwa KTP Non GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-80 Elektronik berlaku sampai dengan 31 Desember 2014, sehingga untuk tahun 2015 kepemilikan KTP yang dihitung adalah e-KTP atau KTP elektronik. Sedangkan penurunan Rasio Bayi Berakte Kelahiran disebabkan karena masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengurusan akte kelahiran meskipun telah dilakukan jemput bola dan pemerintah telah membuka pelayanan pada Tempat Pelayanan Data Kependudukan TPDK di setiap Kecamatan. Realisasi kinerja pada Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dapat dilihat pada tabel 2.32 berikut. Tabel 2.32 Realisasi Kinerja Urusan Administrasi Kependudukan Dan Catatan Sipil No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Rasio bayi berakte kelahiran - 81,85 90,96 92,15 92,07 91,38 2 Rasio pasangan berakte nikah - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 3 Kepemilikan KTP - 96,00 96,00 96,00 96,00 91,54 4 Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk - 64,00 65,00 65,00 68,00 74,00 5 Ketersediaan database kependudukan skala Kota 1 1 1 1 1 1 6 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK 1 1 1 1 1 1 Sumber : Dispendukcapil Kota Semarang, 2016

2.3.2.7 Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kondisi pada urusan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat pada tabel 2.33 dibawah ini. Tabel 2.33 Realisasi Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat LPM 5 5 5 5 15 15 2 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK 32 32 32 32 32 32 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-81 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 3 Perkembangan Jumlah LSM - 8 12 14 17 17 4 Persentase LPM Berprestasi - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 5 Persentase PKK aktif 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 6 Persentase Posyandu aktif 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 7 Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 8 Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Bapermasper Kota Semarang, 2016

2.3.2.8 Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Hasil yang dicapai oleh Pemerintah Kota Semarang pada pelaksanaan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera selama tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada beberapa indikator sebagai berikut : Tabel 2.34 Realisasi Kinerja Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Rata-rata jumlah anak per keluarga 2,04 2,06 2,16 2,12 2,02 2,02 2 Rasio akseptor KB per 1.000 PUS 76,39 76,02 76,09 76,46 76,47 75,79 3 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 113.251 113.037 114.007 117.470 116.720 116.631 Sumber : Bapermasper Kota Semarang, 2016

2.3.2.9 Urusan Perhubungan

Kondisi umum perkembangan Urusan perhubungan sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Tabel 2.35 Realisasi Kinerja Urusan Perhubungan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah arus penumpang angkutan umum : - Bus 3.036.398 3.445.280 7.793.539 4.767.769 4.085.195 2.042.598 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-82 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 - Kereta Api 2.118.944 1.999.169 1.481.107 1.638.381 2.114.889 2.220.633 - Kapal Laut 470.558 507.207 520.579 803.759 223.237 234.399 - Pesawat Udara 4.132.807 2.510.492 2.902.978 3.716.894 4.390.462 4.609.985 2 Rasio ijin trayek per jumlah penduduk 331500000 =0,0026 0,026 0,020 0,0019 0,0018 0,0018 3 Jumlah uji kir angkutan umum 5192 6833 7507 6997 7647 8095 4 Jumlah pelabuhan laut 1 1 1 1 1 1 5 Jumlah pelabuhan udara 1 1 1 1 1 1 6 Jumlah terminal bus 5 5 5 5 5 5 7 Jumlah stasiun kereta api 2 2 2 2 2 2 8 Persentase angkutan darat 0,0269 0,0281 0,0279 0,0438 0,0288 0,0301 9 Lama pengujian kelayakan angkutan umum KIR 2Jam 2Jam 2Jam 2Jam 2Jam 2Jam 10 Biaya Pengujian Kelayakan Angkutan Umum KIR 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 11 Persentase pemasangan Rambu - Rambu 87,50 76,00 60,00 70,59 100,00 100,00 Sumber : Dishubkominfo Kota Semarang, 2016 Dari tabel diatas menjelaskan bahwa pada kinerja Presentase pemasangan rambu-rambu sebesar 100 persen adalah berdasarkan pada target pemasangan rambu-rambu sebanyak 3.203 unit.

2.3.2.10 Urusan Komunikasi dan Informatika

Pada urusan Komunikasi dan Informatika perkembangan Jumlah jaringan komunikasi, Rasio wartelwarnet, Jumlah surat kabar nasionallokal, Jumlah penyiaran radioTV lokal, Web site milik pemerintah daerah, dan Pameranexpo, perkembangannya sebagaimana ditunjuukan pada tabel 2.36 berikut ini : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-83 Tabel 2.36 Realisasi Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah jaringan komunikasi - - - - - 40 lokasi 2 Jumlah surat kabar nasionallokal - Surat kabar nasional 9 9 4 4 6 6 - Surat kabar lokal 5 5 6 6 5 5 3 Jumlah penyiaran radioTV nasional dan lokal - Jml penyiaran radio nasional 5 5 4 4 5 5 - Jumlah penyiaran radio lokal 12 12 12 12 37 14 - Jumlah penyiaran TV nasional 10 10 11 11 12 12 - Jumlah penyiaran TV lokal 5 5 5 5 3 4 4 Web site milik pemerintah daerah 1 1 1 1 1 1 5 Pameranexpo  Ketahanan Pangan - 8 8 8 12 14  DinkopUMKM 5 20 19 10 11 12  Badan Perijinan Pelayanan Terpadu 5 4 2 5 4 7 Sumber : Setda Kota Semarang, 2016

2.3.2.11 Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Hasil yang telah dicapai pada urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dari tahun 2010 – 2015 diantaranya adalah sebagai berikut : Tabel 2.37 Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Persentase koperasi aktif 77,17 77,2 78,62 78,72 79,26 79,94 2 Jumlah UKM non BPRLKM UKM 10.692 11.142 11.208 11.383 11.585 11.692 3 Jumlah BPRLKM 2 2 2 2 2 2 4 Usaha Mikro dan Kecil 8.554 8.914 9.132 9.307 9.563 10.757 5 Jumlah UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang memiliki IUMK NA NA NA NA NA 996 Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kota Semarang, 2016 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-84 Data tabel 2.38 menjelaskan bahwa mulai tahun 2015 Pemerintah Kota Semarang telah mengembangkan sistem UMKM berijin, dan di tahun 2015 telah terdata sebanyak 996 UMKM yang memiliki IUMK.

2.3.2.12 Urusan Penanaman Modal

Pelaksanaan Penanaman Modal kota Semarang 2010-2015, untuk capaian kinerja pada urusan Penanaman Modal dapat dikatakan baik, hal ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan program pada urusan Penanaman Modal dapat dilaksanakan sesuai dengan arah kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pada perkembangannya ditunjukkan pada tabel 2.38 berikut ini: Tabel 2.38 Realisasi Kinerja Urusan Penanaman Modal No Uraian Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah investor berskala nasional PMDNPMA 26 62 67 111 138 2 Jumlah nilai investasi berskala nasional PMDNPMA juta rupiah 2.878.287 3.675.239 5.372.164 7.924.515 9.570.413 3 Rasio daya serap tenaga kerja 16.515 20.370 26.337 39.505 27.852 4 Kenaikan penurunan Nilai Realisasi PMDN juta rupiah 804.854 796.951 1.696.924 2.552.351 1.645.898 Sumber : BPPT Kota Semarang, 2016

2.3.2.13 Urusan Kepemudaan dan Olah Raga

Pada urusan pemuda dan olahraga, dari enam variabel capaian datanya adalah sebagai berikut: Tabel 2.39 Realisasi Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olah Raga No Uraian Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah organisasi pemuda 47 47 48 60 60 2 Jumlah organisasi olahraga 36 42 42 42 46 3 Jumlah kegiatan kepemudaan 12 12 9 10 15 4 Jumlah kegiatan olahraga 18 18 19 20 24 5 Gelanggang balai remaja selain milik swasta 3 3 3 3 3 6 Lapangan olahraga - - - - 275 Sumber : Dinsospora Kota Semarang, 2016 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-85

2.3.2.14 Urusan Statistik

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor.54 tahun 2010, indikator keberhasilan pada urusan Statistik diantaranya adalah Ketersediaan Buku Daerah Dalam Angka dan Buku PDRB KabKota. Indikator tersebut selama kurun waktu 2010 s.d 2015 telah terpenuhi, bahkan tidak pada kedua jenis produk tersebut saja, rata-rata tersusun 12 s.d 13 jenis produk buku statistik daerah pada setiap tahunnya. Selain dari jenis buku, aksesbilitas data-data tersebut semakin mudah. Realisasi kinerja Urusan Statistik dilihat pada tabel 2.40 berikut : Tabel 2.40 Realisasi Kinerja Urusan Statistik No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Buku ”KotaKabupaten Dalam Angka” 1 1 1 1 1 1 2 Buku ”PDRB KotaKabupaten” 1 1 1 1 1 1 3 Banyaknya Publikasi Data jenis 12 12 12 13 14 13 Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2016

2.3.2.15 Urusan Persandian

Urusan Persandian untuk pengamanan informasi yaitu pola hubungan komunikasi sandi antar Perangkat Daerah. Sampai dengan saat ini kinerja dapat diukur dengan peningkatan jumlah sistem informasi di Perangkat Daerah untuk meningkatkan pengelolaan manajemen dengan pemanfaatan teknologi. Tabel 2.41 Realisasi Kinerja Urusan Persandian No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Rasio Pelayanan Persandian 100 100 100 100 100 100 Sumber : Setda Kota Semarang, 2016

2.3.2.16 Urusan Kebudayaan

Pada urusan Kebudayaan capaian perkembangannya tersaji dalam tabel 2.42 berikut ini. Tabel 2.42 Realisasi Kinerja Urusan Kebudayaan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-86 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya 55 67 86 145 199 222 2 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 98 98 67 133 134 173 3 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan 315 315 315 315 315 315 Sumber : Disbudpar Kota Semarang, 2016

2.3.2.17 Urusan Perpustakaan

Pada Urusan Perpustakaan perkembangannya ditunjukkan pada tabel 2.43 berikut : Tabel 2.43 Realisasi Kinerja Urusan Perpustakaan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah Perpustakaan Milik Pemerintah Daerah 1 1 1 1 1 1 2 Jumlah Perpustakaan Milik Non Pemerintah Daerah 126 131 156 170 186 186 3 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 1.349.110 1.518.766 1.731.142 1.751.143 1.756.224 875.321 4 Persentase Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 45,52 45,06 45,55 46,48 68,26 71,63 Sumber : Kantor Perpustakaan Arsip Kota Semarang , 2016 Dari data pada tabel 2.43 diatas menunjukkan bahwa jumlah pengunjung perpustakaan per tahun terlihat menurun, hal ini dikarenakan metode yang digunakan untuk menentukan jumlah pengunjung perpustakaan di tahun 2015 tidak lagi mencantumkan jumlah pengunjung di rumah pintar.

2.3.2.18 Urusan Kearsipan

Pada urusan Kearsipan yaitu Pengelolaan arsip secara baku dan Peningkatan SDM pengelola kearsipan. Kondisinya ditunjukkan sebagai berikut : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-87 Tabel 2.44 Realisasi Kinerja Urusan Kearsipan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Pengelolaan arsip secara baku 85,48 88,71 96,77 98,39 100,00 100,00 2 Persentase peningkatan SDM pengelola kearsipan 58,06 67,74 77,42 79,03 80,65 88,71 Sumber : Kantor Perpustakaan Arsip Kota Semarang, 2016 2.3.3 Fokus Urusan Pilihan 2.3.3.1 Urusan Kelautan dan Perikanan Pada urusan Kelautan dan Perikanan, secara rinci perkembangan pembangunan urusan Kelautan dan Perikanan per variabel dapat dilihat pada Tabel 2.45 berikut ini. Tabel 2.45 Realisasi Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Produksi perikanan Produksi perikanan Tangkap ton 342,68 658,15 715,53 1.296,50 1.485,50 2.136,29 Produksi perikanan Budidaya ton 583,62 1.672,98 1.823,83 1.826,19 1.854,38 2.705,19 2 Konsumsi ikan kgkapita thn 22,68 23,37 24,04 24,93 25,93 30,26 3 Cakupan bina kelompok nelayan klp 10 18 119 125 308 370 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Semarang, 2016 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-88

2.3.3.2 Urusan Pariwisata

Pada urusan Pariwisata kondisinya ditunjukkan pada tabel 2.46 berikut ini : Tabel 2.46 Realisasi Kinerja Urusan Pariwisata No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Kunjungan wisata 1.909.923 2.100.923 2.712.442 3.192.899 4.007.192 4.376.359 2 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB 65.767.643.499 78.344.794.420 87.978.572.590 107.163.316.629 132.920.743.789 149.719.450.268 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2016

2.3.3.3 Urusan Pertanian

Kondisi pada Urusan Pertanian tahun 2010-2015 ditunjukkan sebagaimana tabel 2.47 berikut ini: Tabel 2.47 Realisasi Kinerja Urusan Pertanian No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Produksi padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per ton 43.063 43.289 43.766 43.858 43.897 43.941 2 Cakupan bina kelompok petani - 12 14 18 25 28 3 Produksi Komoditas Holtikultura Utama Lokal ton 9.164 9.956 10.079 10.115 10.279 10.642 4 Produksi Komoditas Perkebunan ton 1.381 925 795 412 223 146 5 Pendapatan Rumah Tangga Petani Rp 9.361.0 00 9.957.2 00 10.054. 230 10.153. 420 10.254. 310 10.355. 300 Sumber : D. Pertanian Kota Semarang, 2016 Dari data tabel 2.47 terlihat produksi komoditas perkebunan yang menurun, hal ini disebabkan tuntutan dan perkembangan industri terkait banyaknya produk-produk hasil olahan dari kelapa sehingga para petani kelapa di Kota Semarang banyak yang menggantinya dengan tanaman buah-buahan seperti kelengkeng. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-89

2.3.3.4 Urusan Perdagangan

Pada urusan Perdagangan, perkembangannya dapat dilihat pada tabel 2.48 berikut ini : Tabel 2.48 Realisasi Kinerja Urusan Perdagangan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Ekspor Bersih Perdagangan -3.111.533 -3.191.284 -3.204.476 777.244 -2.424.126 293.293 2 Cakupan bina kelompok pedagangusaha informal 10 15 20 25 30 35 Sumber : Disperindag dan Dinas Pasar Kota Semarang, 2016

2.3.3.5 Urusan Perindustrian

Pembangunan urusan industri diarahkan untuk menumbuh kembangkan industri secara intensif dengan mengutamakan industriusaha kecil dan menengah melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia. Perkembangan urusan industri dapat dilihat dari beberapa variabel yaitu kontribusi sektor industri terhadap PDRB dan pertumbuhan industri. Perkembangan pelayanan pada urusan industri dapat dilihat dari perkembangan jumlah industri dan jumlah kelompok pengrajin yang ada di Kota Semarang. Jumlah industri yang ada di Kota Semarang, tahun 2014 sebesar 3.621 unit, bertambah 32 dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 3.589 unit. terdapat peningkatan sebesar 0,84 atau 30 unit usaha. Berdasarkan perkembangan urusan perindustrian terdapat lima variabel perkembangan, kelima variabel tersebut telah dicapai sesuai dengan target yang ditentukan. Variabel- variabel tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 2.49 Realisasi Kinerja Urusan Perindustrian No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Kontribusi kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB atas dasar harga berlaku 24,79 26,70 27,15 27,24 28,05 27,55 2 Kontribusi kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB atas dasar harga konstan 24,78 25,49 25,96 26,45 26,66 26,34 3 Pertumbuhan Industri 2.867 3.539 3.559 3.589 3.621 3.644 4 Cakupan bina kelompok pengrajin 60 72 105 163 448 530 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-90 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 5 Berkembangnya industri kreatif terutama industri kecilhome industri 160 IKM 163 IKM 160 IKM 163 IKM 395 IKM 478 IKM 6 Jumlah kluster industri 1 2 3 4 10 10 7 Produksi dan transaksi penjualan IKM 1,62 2,56 5,26 4,00 71,74 81,06 8 Peningkatan penataan struktur IKM 2,58 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 9 Penataan kawasan sentra- sentra industri potensial 2 sentra 4 sentra 8 sentra 12 sentra 16 sentra 20 sentra Sumber : Disperindag Kota Semarang, 2016

2.3.4 Fokus Fungsi Penunjang

Fungsi penunjang yang menjadi kewenangan daerah meliputi fungsi Perencanaan, Keuangan, Kepegawaian serta Pendidikan dan Latihan, Penelitian dan Pengembangan; serta Fungsi Lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

A. Perencanaan

Dalam fungsi perencanaan, ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan serta dokumen perencanaan teknis strategis merupakan salah satu kinerja yang harus dilaksanakan. Selama tahun 2010-2015 pelaksanaan fungsi Perencanaan menghasilkan kinerja sebagai berikut : Tabel 2.50 Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Perencanaan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Tersedianya dokumen RKPD yang telah ditetapkan dg Perwal tepat waktu 2 2 2 2 2 2 2 Kesesuaian Program RPJMD dengan Program RKPD NA 81,48 87,77 88,51 92,05 89,69 Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2016

B. Penelitian dan Pengembangan

Tujuan yang akan dicapai Pemerintah dalam fungsinya sebagai fungsi Penelitian dan Pengembangan yaitu untuk mencapai kualitas GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-91 perencanaan berbasis penelitian dan pengembangan yang salah satu caranya melalui semakin berkembangnya jejaring network dengan stakeholder lain yang terkait pemerintah, swasta, akademisi. Untuk mewujudkan hal tersebut terdapat beberapa kendala antara lain masih terdapatnya kesenjangan antara implementasi dan kebijakan dan belum optimalnya datainformasi dan hasil-hasil kajian penelitian dan pengembangan serta inovasi daerah. Selama tahun 2010-2015 pelaksanaan fungsi Penelitian dan Pengembangan menghasilkan kinerja sebagai berikut: Tabel 2.51 Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Penelitian dan Pengembangan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah Penelitian yang dilaksanakan oleh bid.Litbang Bappeda 9 9 5 4 5 4 Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2016

C. Keuangan

Belum optimalnya upaya peningkatan sistem pengelolaan dan pelaporan keuangan dan aset daerah, Masih terdapat sarana prasarana yang belum sesuai standar, Belum optimalnya pengelolaan aset, Belum optimalnya tingkat akuntabilitas pelaporan keuangan Instansi Pemerintah, Belum optimalnya pelaksanaan pendataan, pengawasan dan pemeriksaan pajak daerah, Penerapan Analisis Standar Belanja ASB masih belum optimal. Tabel 2.52 Realisasi Kinerja Fungsi Penunjang Keuangan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Persentase Realisasi PAD terhadap Realisasi Pendapatan Daerah 20,20 25,39 30,77 33,11 35,96 36,71 Sumber : DPKAD Kota Semarang, 2016

D. Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan

Kurang optimalnya kinerja aparatur terhadap pelayanan masyarakat, Belum optimalnya penerapan SOP pelayanan, Belum meratanya persebaran pegawai di GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-92 setiap Perangkat Daerah dari segi jumlah maupun kualitas, Belum maksimalnya integrasi antara sistem informasi kepegawaian dengan data kompetensi pegawai, Belum optimalnya pengembangan dan pembinaan aparatur jabatan fungsional, Disiplin aparatur masih perlu ditingkatkan, Kualitas mental dan pola pikir aparatur perlu ditingkatkan, Masih belum mencukupinya jumlah pegawai dan kompetensi pegawai, Tingkat pemahaman hukum masyarakat dan aparatur masih perlu ditingkatkan, Masih adanya SOTK yang tumpang tindih dengan Perangkat Daerah lain.

E. Fungsi Lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan

Untuk melaksanakan fungsi-fungsi lain yang tidak termasuk kedalam fungsi pelayanan dasar wajib, non wajib maupun pilihan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan akan ditangani oleh perangkat daerah yaitu Sekretariat DPRD, Inspektorat serta Sekretariat Daerah. Masalah yang harus ditangani antara lain belum optimalnya pelaksanaan legislasi daerah, belum maksimalnya sistem pengendalian Internal yang dilakukan secara prosedural, Upaya pengawasan masih perlu ditingkatkan. Adapun terkait dengan tingkat efektivitas pengawasan fungsional atas penyelenggaraan pemerintahan daerah, dapat dilihat dari opini yang diberikan oleh BPK atas pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah. Semakin tinggi tingkat opini yang diberikan oleh BPK menunjukkan semakin efektifnya pelaksanaan pengawasan fungsional dalam penyelenggaraan pemerintah daerah Tabel 2.53 Realisasi Kinerja Fungsi Lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Opini BPK atas pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah WDP WDP WDP WTP WTP WDP 2 Jumlah Raperda yang diselesaikan 26 perda 26 perda 14 perda 12 perda 11 perda 10 perda Sumber : Inspektorat, Set. DPRD Kota Semarang, 2016

2.3.5 Fokus Urusan Pemerintahan Umum

Urusan pemerintahan umum di daerah lebih menyangkut kepada hal- hal yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa bernegara termasuk diantaranya kehidupan berpolitik. Menurunnya penerapan nilai-nilai GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-93 kebangsaannasionalisme, gotong royong, budi pekerti, dan kesetiakawanan sosial di kalangan masyarakat serta belum optimalnya pengawasan dan pendataan terkait dengan pendidikan ideologi asing, dan organisasi sosial politik masyarakat masih sering menjadi simpul-simpul masalah yang berkembang di masyarakat, Pada urusan Pemerintahan Umum ini merupakan pelaksanaan kegiatan dalam hal politik yang menyangkut Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP dan yang ditunjuukan pada tabel berikut ini: Tabel 2.54 Realisasi Kinerja Urusan Pemerintahan Umum No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP 15 19 21 21 21 NA 2 Kegiatan pembinaan politik daerah 2 2 2 2 2 NA Sumber : Kesbangpol Kota Semarang, 2016

2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupatenkota lainnya yang berdekatan, nasional atau internasional. Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. 2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Kebutuhan makanan merupakan kebutuhan utama, sehingga kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan semakin meningkat. Namun kebutuhan ini mempunyai titik jenuh, sehingga pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi pengeluaran akan dialihkan ke kebutuhan lain. Oleh karena itu persentase pengeluaran makanan dan non makanan dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kesejahteraan penduduk. Besarnya konsumsi untuk makanan menandakan bahwa sebagian besar penduduk masih mementingkan kebutuhan pokok. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-94 Pengeluaran konsumsi rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 2.55 dibawah ini : Tabel 2.55 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Kota Semarang Tahun 2010 – 2014 No Kelompok Barang Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 A Rata-rata Pengeluaran Konsumsi Ribu Rp 284,19 305,35 329,82 399,23 426,31 B Distribusi Pengeluaran Konsumsi 1 Padi-padian 14,37 11,62 12,54 10,85 10,41 2 Umbi-umbian 0,59 0,36 0,22 0,31 0,32 3 Ikan udang cumi kerang 4,84 5,04 5,69 4,87 4,45 4 Daging 4,70 4,59 5,74 5,07 4,44 5 Telur dan Susu 9,15 8,23 7,18 7,61 8,21 6 Sayur-sayuran 5,65 6,47 5,67 6,49 5,71 7 Kacang-kacangan 4,43 3,32 3,32 2,96 2,96 8 Buah-buahan 4,04 6,23 5,75 5,55 5,86 9 Minyak dan Lemak 2,92 3,26 3,90 2,61 2,47 10 Bahan Minuman 3,22 3,14 1,87 2,99 2,95 11 Bumbu-bumbuan 1,90 1,43 1,20 1,08 1,09 12 Konsumsi Lainnya 3,31 1,96 2,48 1,92 1,90 13 Makanan dan Minuman Jadi 31,31 36,70 35,33 38,21 39,84 14 Tembakau dan sirih 9,57 7,64 9,12 9,49 9,39 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015

2.4.1.2 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Per Kapita

Semakin tinggi pendapatan masyarakat maka relatif tinggi pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan non pangan, hal ini terjadi pada masyarakat Kota Semarang. Sebagaimana gambaran kondisi yang ditunjuukan pada tabel di bawah ini. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-95 Tabel 2.56 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Per Kapita Kota Semarang Tahun 2010 – 2014 No Kelompok Barang Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 A Rata-rata Pengeluaran Konsumsi Ribu Rp 370,35 444,56 430,83 671,24 631,91 B Distribusi Pengeluaran Konsumsi 1 Perumahan dan Fasilitas Rumah tangga 51,29 40,50 45,50 36,51 37,59 2 Aneka Barang dan Jasa 33,06 38,78 38,74 38,69 39,84 - Kesehatan 4,67 6,32 12,11 13,05 7,85 - Pendidikan 10,10 10,99 10,35 9,04 10,23 - Lainnya 18,29 21,48 16,27 16,60 21,76 3 Pakaian, Alas kaki dan Tutup Kepala 3,92 4,19 3,42 4,53 4,66 4 Barang Tahan Lama 6,02 8,29 6,05 10,32 8,29 5 Pajak, Pungutan dan Asuransi 4,39 4,39 2,63 5,93 5,47 6 Keperluan Pesta dan Upacara Kenduri 1,32 3,84 3,67 4,01 4,15 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah Infrastruktur

Ketersediaan fasillitas wilayah infrastruktur Kota Semarang meliputi aksesibilitas wilayah, penataan wilayah, ketersediaan air minum, ketersediaan fasilitas listrik dan telepon, fasilitas perdagangan dan jasa serta ketersediaan fasilitas lainnya. Ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu daya tarik Kota Semarang dalam meningkatkan daya saing daerah.

2.4.2.1 Aksesbilitas Daerah

Kota Semarang selain merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah, juga merupakan jalur perlintasan dari wilayah barat Jakarta menuju wilayah Timur Surabaya dan Selatan Jogyakarta atau sebaliknya sehingga Kota Semarang merupakan penopang jalur distribusi perekonomian Jawa Tengah. Kondisi infrastruktur merupakan unsur penting yang perlu mendapatkan perhatian agar dapat berfungsi dengan optimal. Dalam mendukung aksesibilitas, panjang jalan yang dikelola oleh Pemerintah Kota Semarang sampai dengan tahun 2015 adalah sebesar GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-96 2.691 km. Daya saing lainnya di bidang Sarana prasarana perhubungan adalah dimilikinya pelabuhan udaralaut, terminal bus, stasiun kereta api yang mampu menghubungkan seluruh kota di Indonesia. Kota Semarang selain merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah, juga merupakan jalur perlintasan dari wilayah barat Jakarta menuju wilayah Timur Surabaya dan Selatan Yogyakarta atau sebaliknya sehingga Kota Semarang merupakan penopang jalur distribusi perekonomian Jawa Tengah. Ketersediaan sarana yang memadai dalam mendukung aksesibilitas daerah di Kota Semarang antara lain: 1 Sarana jalan di Kota Semarang terdiri dari Jalan Nasional, Provinsi dan Pemerintah Kota Tahun 2014 dengan panjang total sepanjang 2.690,34 km dengan rasio panjang jalan dengan rasio kondisi jalan baik mencapai di atas 55 dan rasio jalan rusak ringan mencapai 40. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.57 Profil Kondisi Jalan Kota Di Kota Semarang Tahun 2010 2015 No Kecamatan Tahun 2010 Tahun 2015 Kondisi Jalan Kondisi Jalan Baik m Sedang m Rusak m Baik m Sedang m Rusak m 1. Banyumanik 108.841 136.588 81.303 126.957 185.612 14.163 2. Candisari 67.215 31.790 10.285 78.575 31.215 - 3. Gajahmungkur 31.630 32.567 20.205 43.777 35.194 4.931 4. Gayamsari 47.089 21.413 14.338 64.092 16.708 2.040 5. Genuk 56.518 72.926 33.666 79.439 79.177 4.494 6. Gunungpati 66.895 87.205 78.965 88.893 115.119 29.053 7. Mijen 63.205 39.196 69.620 88.141 74.164 9.716 8. Ngaliyan 75.359 64.405 74.214 99.087 91.399 23.492 9. Pedurungan 112.958 73.634 37.515 142.163 68.867 13.077 10. Smg Barat 167.836 115.990 42.329 188.183 134.367 4.310 11. Smg Selatan 40.436 20.484 19.113 57.987 19.057 2.989 12. Smg Tengah 74.424 27.191 17.543 92.697 20.604 5.857 13. Smg Timur 37.359 39.937 14.727 51.747 36.960 3.316 14. Smg Utara 89.376 41.871 11.815 108.997 32.718 1.347 15. Tembalang 105.348 85.060 84.540 132.023 132.434 10.491 16. Tugu 25.963 12.980 5.770 39.658 4.378 677 TOTAL PANJANG m 1.170.452 903.236 615.948 1.482.416 1.077.973 129.953 km 1.170 903 616 1.483 1.078 130 Sumber : Dinas Bina Marga Kota Semarang, 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-97 2 Data jembatan sampai dengan tahun 2015 terdata sebanyak 200 buah atau sepanjang 4.600 meter. Dan yang kondisinya terdata secara detil masih sejumlah 33 buah dengan perincian data jembatan dalam kondisi baik sekali sejumlah 20 buah dan kondisi jembatan yang rusak ringan sejumlah 12 buah. Sumber: binamarga.semarangkota.go.idsimojan. 3 Bandar Udara Internasional Ahmad Yani yang dapat melayani penumpang domestik antar pulau juga dapat melayani penumpang internasional. Pada tahun 2015 jumlah kedatangan penumpang dari pintu domestik mencapai 1.781.719 penumpang meningkat dari tahun 2014 sebesar 1.671.740 penumpang, sedangkan dari sektor keberangkatan mencapai 1.751.687 penumpang meningkat dibanding tahun 2014 dengan jumlah 1.642.072 penumpang. Sedangkan jika dilihat dari pintu kedatangan internasional mencapai 68.044 penumpang, meningkat dibandingkan tahun 2014 lalu yaitu sebanyak 77.712 penumpang. Tabel 2.58 Arus Lalu Lintas Angkutan Udara Domestik Pesawat, Penumpang, Bagasi Barang Cargo dan Pos Paket di Bandar Udara Ahmad Yani Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 N o Uraian Tahun Satu- an 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Pesawat Datang 7.498 7.596 9.701 11.720 13.261 14.953 Buah 2. Pesawat Berangkat 7.500 7.596 9.701 11.721 13.324 14.944 Buah 3. Penumpang Datang 828.270 911.481 1.212.191 1.366.938 1.671.740 1.781.719 Orang 4. Penumang Berangkat 799.527 884.643 1.188.853 1.425.328 1.642.072 1.751.687 Orang 5. Penumpang Transit 278 100 892 40 9.251 Orang 6. Bagasi Bongkar 6.039.552 7.244.051 8.112.876 8.831.522 10.190.060 10.801.265 Kg 7. Bagasi Muat 3.813.256 6.764.643 7.853.165 8.473.123 10.170.787 11.089.374 Kg 8. Barang Bongkat 4.130.763 5.812.090 5.721.292 5.982.200 8.404.091 8.427.750 Kg 9. Bagasi Muat 3.506.025 3.813.571 3.255.744 3.564.865 5.179.258 5.601.663 Kg Sumber : PT Persero Angkasa Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang, Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-98 Tabel 2.59 Arus Lalu Lintas Angkutan Udara Internasional Pesawat, Penumpang, Bagasi Barang Cargo dan Pos Paket di Bandar Udara Ahmad Yani Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun Satu- an 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Pesawat Datang 187 254 208 534 647 567 Buah 2. Pesawat Berangkat 187 254 208 534 647 567 Buah 3. Penumpang Datang 11.086 18.636 15.201 59.335 77.712 68.044 Orang 4. Penumang Berangkat 12.192 20.023 17.055 56.738 75.670 67.822 Orang 5. Penumpang Transit Orang 6. Bagasi Bongkar 167.448 266.162 226.464 675.763 950.289 903.765 Kg 7. Bagasi Muat 124.721 207.826 193.618 434.886 585.912 555.729 Kg 8. Barang Bongkat 2.005 2.627 4.630 9.151 113.008 193.044 Kg 9. Bagasi Muat 142.479 81.184 431.341 588.441 130.737 263.971 Kg Sumber : PT Persero Angkasa Pura I Bandar Udara Ahmad Yani Semarang, Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015 4 Pelabuhan Tanjung Emas yang merupakan pelabuhan pelayaran nusantara untuk melayani penumpang kapal antar Provinsi, namun demikian beberapa kapal pesiar internasional juga dapat singgah dipelabuhan ini. Selain itu pelabuhan Tanjng Emas juga untuk melayani angkutan barang yaitu dengan adanya Terminal Peti Kemas untuk melayani bongkar muat muatan baik nasional maupun internasional. Pada tahun 2015 jumlah kunjungan kapal untuk pelayaran nusantara mencapai 1.036 kapal, untuk pelayaran rakyat mencapai 546 kapal, untuk pelayaran khusus non pelayaran sejumlah 152 kapal, untuk pelayaran luar negri mencapai sebesar 679 kapal. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-99 Tabel 2.60 Banyaknya Kunjungan Kapal dan Bongkar Muat Barang Di Pelabuhan Laut Tanjung Emas Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Pelayaran Nusantara

- Kunjungan Kapal 779 796 818 1.036 1.036 1.036 Kapal - Bongkar Barang 1.989.778 2.050.414 2.378.856 2.561.984 2.561.984 2.561.984 Ton - Muat Barang 159.815 184.461 162.898 205.155 205.155 205.155 Ton

2. Pelayaran Rakyat

- Kunjungan Kapal 618 552 557 546 546 546 Kapal - Bongkar Barang 89.257 42.778 42.858 41.130 41.130 41.130 Ton - Muat Barang 172.508 145.764 143.332 183.316 183.316 183.316 Ton

3. Pelayaran Khusus Non Pelayaran

- Kunjungan Kapal 135 109 137 152 152 152 Kapal - Bongkar Barang 772.390 703.893 833.881 851.802 851.802 851.802 Ton - Muat Barang 10.135 2.675 1.743 1.743 1.743 Ton

4. Pelayaran Luar Negeri

- Kunjungan Kapal 705 764 747 679 679 679 Kapal - Bongkar Barang 2.122.405 2.760.699 3.141.081 3.925.062 3.925.062 3.925.062 Ton - Muat Barang 1.998.053 1.975.441 2.135.157 2.633.202 2.633.202 2.633.202 Ton Sumber : Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan BPS Kota Semarang, 2015 5 Terminal bus untuk melayani angkutan bus didalam kota, antar kota bahkan antar Provinsi. Beberapa terminal di Kota Semarang berdasarkan tipe pelayanan yaitu: Tipe A terminal berada di Kelurahan Mangkang Kulon Kecamatan Tugu, terminal penumpang B di kelurahan Terboyo Kecamatan Genuk dan Terminal tipe B penggaron di kecamatan Pedurungan. Terminal dengan Tipe C yaitu di kelurahan Cangkiran kecamatan Mijen, di kelurahan Cepoko Kecamatan Gunungpati, di Kelurahan Tanjung Mas kecamatan Semarang Utara dan Meteseh Kecamatan Tembalang. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-100 Tabel 2.61 Arus Lalu Lintas Penumpang dan Bus yang Masuk di Terminal Terboyo Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Penumpang Jurusan Barat - Naik 123.385 97.996 80.324 73.708 84.769 106.582 Orang - Turun 123.176 97.249 80.115 69.189 82.093 100.144 Orang 2. Penumpang Jurusan Timur - Naik 218.504 255.051 288.187 506.040 635.710 828.906 Orang - Turun 218.145 248.950 284.691 471.488 471.488 765.595 Orang 3. Penumpang Jurusan Selatan - Naik 257.385 300.004 339.270 416.176 416.176 630.735 Orang - Turun 255.690 295.932 338.009 388.270 388.270 588.551 Orang 4. Jumlah Bus Antar Provinsi 192.665 187.518 156.840 133.864 116.443 123.540 Buah 5. Jumlah Bus Antar Provinsi 32.050 33.535 25.682 16.310 28.887 37.157 Buah Sumber : BPS Kota Semarang, 2016 6 Stasiun kereta api di Kota Semarang untuk melayani angkutan penumpang dan barang. Untuk pelayanan angkutan kelas Eksekutif dan Bisnis pelayanan di utamakan di Stasiun Tawang, sedangkan pelayanan angkutan penumpang kelas ekonomi dan bisnis dipusatkan di Stasiun Poncol. Tabel 2.62 Banyaknya Penumpang Kereta Api Melalui PT KA Persero Daerah Operasi IV Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Kelas Eksekutif - Argo Sindoro 82.871 95.374 89.365 100.197 125.621 125.621 Orang - Argo Muria 76.487 80.499 72.587 81.134 97.958 97.958 Orang - Kamandanu - - - - - - Orang - Harina 70.190 98.819 68.630 108.915 85.170 85.170 Orang - Rajawali 73.407 121.951 65.453 8.911 - - Orang - Argobromo Anggrek 90.569 71.572 77.211 88.666 101.266 101.266 Orang GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-101 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 - Sembrani 52.440 56.204 57.665 64.499 74.815 74.815 Orang - Gumarang 22.743 26.565 20.344 25.285 28.605 28.605 Orang - Bangunkarta 31.252 26.833 19.205 30.662 31.357 31.357 Orang - Kaligung Mas - - 104.016 656.029 905.892 905.892 Orang - Cepu Ekpres - - 47.710 31.642 185.199 185.199 Orang - Blora Jaya - - 100.917 70.590 386.018 386.018 Orang

2. Kelas Bisnis

- Fajar Utama 137.588 131.190 111.330 131.861 119.788 119.788 Orang - Senja Utama 166.746 158.735 107.222 136.123 36.488 36.488 Orang - Harina - - 17.136 43.020 43.020 43.020 Orang - Gumarang 35.587 29.504 21.027 31.252 31.252 31.252 Orang - Rajawali - - 33.234 6.279 - - Orang - Senja Kediri - - 14.509 25.075 - - Orang - Kaligung Mas - - - - - - Orang - Blora Jaya - - 174.234 402.588 - - Orang

3. Kelas Ekonomi

- Tawangjaya 323.822 343.355 482.712 274.426 119.788 119.788 Orang - KBL Bergigi - - 8.651 - 36.488 36.488 Orang - Tegal Arum 197.555 188.607 115.800 102.222 43.020 43.020 Orang - Kertajaya 146.070 118.947 114.222 92.863 31.252 31.252 Orang - Matarmaja 72.763 48.857 44.214 35.647 - - Orang - Brantas 64.763 102.000 58.914 32.458 - - Orang Sumber : BPS Kota Semarang, 2016 Tabel 2.63 Perkembangan Jumlah Ijin Trayek Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Jenis Transportasi Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Izin Trayek antarkota antarprovinsi 16 16 16 16 16 16 Trayek 2. Izin Trayek perkotaan 76 76 76 88 88 88 Trayek 3. Izin Trayek Perdesaan Trayek GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-102 No Jenis Transportasi Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 4. Jumlah Izin Trayek 92 92 92 104 104 104 Trayek Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi Informasi, 2016 Tabel 2.64 Perkembangan Persentase Pemasangan Rambu-Rambu Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Pemasangan Rambu-Rambu 140 114 120 120 165 111 Unit 2. Jumlah Rambu-Rambu Yang Seharusnya Tersedia 160 150 200 170 165 111 Unit 3. Persentase Pemasangan Rambu-Rambu 87,50 76,00 60,00 70,59 100,00 100,00 Persen Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi Informasi, 2016 Tabel 2.65 Perkembangan Wartel Warnet dan Jumlah Peralatan Komunikasi Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Jenis Transportasi Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah Wartel 250 270 257 157 26 26 SST 2. Jumlah Warnet 197 280 302 157 278 284 Unit 3. Jumlah menara telekomunikasi : • Pemancar televisi 10 10 10 10 10 - Unit • Pemancar radio 34 34 34 34 34 - Unit • BTS 493 504 609 881 881 - Unit 4. Jumlah Tower 493 504 609 569 654 - Unit Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi Informasi, 2016

2.4.2.2 Penataan Wilayah

Peraturan Daerah Kota Semarang 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Semarang tahun 2011-2031. Adapun tujuan penataan ruang di Kota Semarang adalah “Mewujudkan Kota Semarang sebagai pusat perdagangan dan jasa skala nasional yang GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-103 memp ertimbangkan keserasian fungsi pelayanan regional dan lokal”. Tujuan penataan ruang Kota Semarang dapat tercapai dengan menerapkan beberapa kebijakan dan strategi penataan ruang Kota Semarang sebagai berikut: 1. Kebijakan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang Kota Semarang dilakukan melalui: A. Kebijakan dan strategi pengembangan fungsi regional dan nasional meliputi: 1 Kebijakan peningkatan peranan Kota Semarang sebagai pintu gerbang Provinsi Jawa Tengah melalui peningkatan fasilitas transportasi Darat, Laut dan Udara. 2 Kebijakan pembukaan potensi investasi perdagangan, jasa, dan industri melalui penyediaan kawasan strategis pada koridor Jalan Siliwangi-Kawasan Pusat Kota-Jalan Kaligawe dan Jalan Majapahit. 3 Kebijakan pengembangan fungsi jasa perhotelan dan convention centre sebagai pendukung tumbuhnya kegiatan ekonomi skala regional, nasional dan internasional di kawasan atas dengan dukungan alam yang hijau dan nyaman. B. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan metropolitan Semarang meliputi: 1 Kebijakan perwujudan kondisi ruang kota yang mampu memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi sebagai simpul perkembangan nasional dan regional, dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing global. 2 Kebijakan pengembangan ruang kota yang memacu perkembangan potensi pusat perkembangan regional segitiga Semarang, Solo dan Jogyakarta JOGLOSEMAR. 3 Menciptakan kondisi ruang kota yang mampu mendorong keterikatan dan pengembangan timbal balik dengan kawasan metropolitannya KEDUNGSAPUR. C. Kebijakan dan strategi pengembangan struktur pelayanan kegiatan Kota Semarang meliputi: 1 Kebijakan pemantapan pelayanan fungsi primer. 2 Kebijakan pengembangan pelayanan fungsi sekunder. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-104 3 Pengembangan pelayanan perbatasan 2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kebijakan dan strategi pola ruang meliputi kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya. A. Kebijakan peningkatan pengelolaan Kawasan Lindung meliputi: 1 Mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dan kesuburan tanah serta melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi. 2 Pelestarian dan perlindungan kawasan cagar budaya yang ditetapkan dari alih fungsi. 3 Peningkatan penyediaan dan kualitas Ruang Terbuka Hijau RTH. B. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi: 1 Pengendalian alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan yang ditetapkan rencana tata ruang. 2 Mewujudkan pemanfaatan ruang yang effisen dan kompak. 3 Peningkatan pengelolaan kawasan pesisir. 4 Pengarahan jenis pengembangan kegiatan industri dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan perkotaan.

2.4.2.3 Ketersediaan Air Minum

Untuk pelayanan umum terhadap fasilitas air minum di Kota Semarang dapat dikatakan mengalami peningkatan lebih baik. Jumlah pemakaian air melalui PDAM kota Semarang pada tahun 2015 tercatat 45,99 juta M3. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 3,39 . Pemakaian terbanyak terdapat pada pelanggan Rumah Tangga sebanyak 37,50 juta M3 atau sekitar 81,52 dari seluruh pemakaian air minum. Kalau dilihat dari jumlah pelanggan sambungan, mengalami peningkatan sebesar 5,53 dari tahun sebelumnya. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.66 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-105 Tabel 2.66 Perkembangan Banyaknya Pelanggan, Pemakaian Penjualan Air Minum PDAM Tahun 2010 – 2015 No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah Pelanggan 134.617 138.775 141.563 144.626 152.014 160.427 2. Pemakaian Air Ribu M 3 36.290,34 39.888,90 42.059,15 43.162,54 44.488,54 45.996.714 3. Penjualan Air Juta Rp 125.289,40 137.414,92 147.106,34 156.163,91 163.453,65 170.330,48 Sumber : BPS Kota Semarang, 2016; Kota Semarang Dalam Angka 2015

2.4.2.4 Fasilitas Listrik dan Telepon

Perkembangan jaringan telekomunikasi beberapa tahun terakhir cukup menggembirakan, terlihat dengan banyaknya satuan sambungan yang dipasarkan kepada masyarakat. Jika dilihat dari sebaran tiap kecamatan yang ada, maka jaringan telepon telah menjangkaunya seluruh kelurahan yang ada di tiap-tiap kecamatan. Ketersediaan daya listrik sangat memungkinkan bagi pengembangan investasi. Sedangkan untuk fasilitas telepon seiring dengan perkembangan teknologi untuk jaringan tetap jaringan telepon lokal, SLI, SLJJ, dan tertutup mengalami kecenderungan menurun. Tetapi untuk jaringan bergerak yakni satelit dan telepon seluler mengalami perkembangan cukup pesat. Jangkauan komunikasi saat ini tidak menjadi suatu permasalahan, melalui layanan jaringan bergerak yang ditawarkan oleh perusahaan penyedia jaringan telepon antara lain Telkomsel, Indosat, XL, Axis, Tri, dll pelanggan secara cepat dapat menggunakannya. Secara lengkap dapat dilihat tabel 2.67 Tabel 2.67 Perkembangan Jumlah Pelanggan dan Daya Tersambung Listrik Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah Pelanggan NA 1.079.66 3 406.792 411.575 411.575 411.575 2. Daya Tersambung NA 1.679.26 7.915 1.040.764. 115 1.097.490. 457 1.097.490 .457 1.097.490 .457 3. Rumah tangga pengguna listrik unit 317.685 340.219 356.787 370.750 386.337 405.732 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-106 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Juml Rumah Tangga 438.537 429.268 435.184 442.089 443.541 471.327 Rasio Elektrifikasi RE 72,44 79,26 81,99 83,86 87,10 86,08 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Ket : Data sangat sangat sementara data tahun sebelumnya Tabel 2.68 Persentase Rumah Tangga Menurut Kepemilikan Telepon Seluler HP Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Persen No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Rumah Tangga Memiliki Telepon Seluler HP 86,07 89,71 93,99 94,90 95,01 95,01 2. Rumah Tangga Tidak Memiliki Telepon Seluler HP 13,93 10,29 6,01 5,10 4,99 4,99 Sumber : Hasil SUSENAS BPS Provinsi Jawa Tengah, 2015 Ket. : . Data sangat sangat sementara Data tahun sebelumnya

2.4.2.5 Ketersediaan Fasilitas Perdagangan dan Jasa

Kota Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa, dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas hotel, penginapan, restoranrumah makan, pasar modern dan pasar tradisional. Sampai dengan tahun 2014 jumlah fasilitas perdagangan dan jasa mengalami peningkatan, jumlah restoran rumah makan kedai sebanyak 434 buah. Perkembangan fasilitas perdagangan dan jasa di Kota Semarang pada tahun 2014 mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah hotel sebanyak 40 buah dan Restoran rumah makan sebanyak 236 buah. Jumlah hotel berbintang sebanyak 54 buah; hotel non bintang 70 buah, jumlah industri sebanyak 3.600 buah; pasar tradisional sebanyak 50 buah; pasar lokal sebanyak 23 buah. Disamping itu juga terdapat fasilitas pendidikan, tempat wisata alam dan wisata buatan. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Semarang memilki daya tarik bagi investor untuk investasi dan para wisatawan baik domestik maupun manca negara untuk berkunjung di Kota Semarang. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.67 dibawah ini : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-107 Tabel 2.69 Perkembangan Jenis, Kelas, dan Jumlah Penginapan Hotel Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Hotel bintang 5 a. Jumlah Hotel 5 5 6 6 6 6 Buah b. Jumlah kamar 964 964 1.225 1.246 1.246 1.246 Kamar c. Jumlah tempat tidur 1.459 1.459 1.729 1.730 1.730 1.730 Buah 2. Hotel bintang 4 a. Jumlah Hotel 2 2 2 4 5 6 Buah b. Jumlah kamar 293 293 293 723 880 989 Kamar c. Jumlah tempat tidur 514 514 514 1.004 1.161 1.270 Buah 3. Hotel bintang 3 a. Jumlah Hotel 10 11 11 12 14 14 Buah b. Jumlah kamar 1.060 1.162 1.162 1.431 1.659 1.659 Kamar c. Jumlah tempat tidur 1.863 2.020 2.020 2.168 2.398 2.398 Buah 4. Hotel bintang 2 a. Jumlah Hotel 8 10 10 12 14 15 Buah b. Jumlah kamar 415 512 569 802 802 910 Kamar c. Jumlah tempat tidur 684 824 767 1.091 1.091 1.199 Buah 5. Hotel bintang 1 a. Jumlah Hotel 9 9 9 10 13 13 buah b. Jumlah kamar 415 415 415 446 563 563 kamar c. Jumlah tempat tidur 762 762 762 819 936 936 buah 6. Hotel Melati a. Jumlah Hotel 50 51 57 62 70 70 buah b. Jumlah kamar 1.142 1.173 1.386 1.495 1.671 1.671 kamar c. Jumlah tempat tidur 1.790 1.837 2.072 2.204 2.380 2.380 buah 7. Jumlah total penginapan 84 88 95 106 122 124 buah Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2015 Tabel 2.70 Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Jenis Usaha Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Restoran 46 57 70 124 121 137 buah 2. Rumah Makan 115 121 124 139 146 165 buah GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-108 No Jenis Usaha Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 3. Bar 25 25 37 48 58 74 buah 4. Cafe 9 9 25 32 79 85 buah 5. Jasa Boga Catering 1 2 2 2 2 11 buah 6. Pusat Penjualan Makanan 2 2 2 2 2 3 buah 7. Panti Pijat 19 33 37 38 32 35 buah 8. Karaoke 11 32 46 59 59 48 buah 9. Spa - - - 4 6 9 buah 10. Klub Malam 1 2 3 5 4 5 buah Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2016 Tabel 2.71 Perkembangan Jumlah Obyek Wisata Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah Obyek Wisata 29 38 39 44 45 62 buah a. Obyek Wisata Alam 4 4 4 8 8 10 buah b. Obyek Wisata Budaya 10 16 16 17 17 23 buah c Obyek wisata buatan 15 18 19 19 20 29 buah Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, 2016 Tabel 2.72 Perkembangan Jumlah Industri Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah Industri 3.506 3.539 3.559 3.589 3.600 3.600 - Industri Kecil Formal 1.618 1.619 1.619 1.627 1.630 1.630 - Industri Kecil Non Formal 1.058 1.075 1.090 1.095 1.098 1.098 - Industri Menengah 666 679 684 697 697 697 - Industri Besar 164 166 166 170 175 175 Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Semarang, 2015 Ket. : . Data sangat sangat sementara GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-109 Tabel 2.73 Perkembangan Jumlah Pasar Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Pasar Tradisional 47 49 50 50 50 50 buah 2. Pasar Lokal 22 22 23 23 23 23 buah 3. Pasar Regional - - - - - - buah 4. Pasar Swalayan Supermarket Toserba 183 303 436 436 536 536 buah 5. Hipermarket 2 5 5 5 5 buah 6. Pasar Grosir 3 1 3 3 3 3 buah 7. MalPlaza 14 14 15 15 15 15 buah 8. PertokoanWarungKios 1.634 1.634 1.970 1.970 1.970 1.970 buah Sumber : Sistem Informasi Pembangunan Daerah SIPD Kota Semarang dan Dinas Pasar Kota Semarang, 2015 Ket. : . Data sangat sangat sementara Tabel 2.74 Perkembangan Fasilitas Pendidikan Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah PAUD SPS 24 97 294 319 319 319 buah Negeri - - - - - Swasta 24 97 294 319 319 319 2. Jumlah Taman Kanak- kanak TK 621 629 629 633 643 644 buah Negeri 3 3 3 3 3 3 Swasta 618 626 626 630 640 641 Jumlah RABA 77 99 108 113 114 124 3. Jumlah Sekolah Dasar SD 630 630 524 525 527 571 buah Negeri 458 456 347 347 347 338 Swasta 172 174 177 178 180 183 Jumlah MI 78 79 78 79 78 81 Negeri 1 1 1 1 1 1 Swasta 77 78 77 78 77 80 4. Jumlah Sekolah Menengah Pertama SMP 197 171 170 173 175 180 buah Negeri 41 41 41 41 42 43 Swasta 156 130 130 130 131 137 Jumlah MTs 32 33 34 35 35 35 Negeri 2 2 2 2 2 2 Swasta 30 31 32 33 33 33 5. Jumlah Sekolah Menengah Atas SMA 77 77 76 74 73 71 buah Negeri 16 16 16 16 16 16 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-110 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Swasta 61 61 60 58 57 55 Jumlah MA 22 23 23 23 23 24 Negeri 2 2 2 2 2 2 Swasta 20 21 21 21 21 22 6. Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan SMK 77 83 89 88 88 87 buah Negeri 11 11 11 11 11 11 Swasta 66 72 78 77 77 76 7. Jumlah Sanggar Kegiatan Belajar SKB 1 1 1 1 1 1 buah Negeri 1 1 1 1 1 1 Swasta - - - - - - 8. Jumlah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM 39 39 39 39 34 33 buah Negeri - - - - - - Swasta 39 39 39 39 34 33 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Semarang, 2016 Tabel 2.75 Perkembangan Fasilitas Kesehatan Di Kota Semarang Tahun 2010 - 2015 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Rumah Sakit Umum : a. Rumah Sakit Swasta 10 10 10 10 10 10 buah b. Rumah Sakit Umum Daerah 2 2 2 2 2 2 buah c. Rumah Sakit Umum Pusat 1 1 1 1 1 1 buah d. Rumah Sakit TNI POLRI 3 3 3 3 3 3 buah e. Rumah Sakit Khusus, terdiri dari : 9 9 9 9 9 9 buah - RS Jiwa 1 1 1 1 1 1 buah - RS Bedah Plastik 1 1 1 1 1 1 buah - Rumah Sakit Ibu dan Anak RSIA 3 3 3 3 3 3 buah - Rumah Sakit Bersalin RSB 3 3 3 2 2 2 buah 2. Rumah Bersalin RB BKIA 6 6 6 6 6 6 buah 3. Puskesmas , terdiri dari : 37 37 37 37 37 37 buah a. Puskesmas Perawatan 13 13 12 12 12 12 buah b. Puskesmas Non Perawatan 24 24 25 25 25 25 buah 4. Puskesmas Pembantu 34 35 35 35 35 35 buah GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-111 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 5. Puskesmas Keliling 37 37 37 37 37 37 buah 6. Posyandu yang ada 1.529 1.533 1.556 1.559 1.561 1.561 buah 7. Posyandu Aktif 1.529 1.055 1.150 1.202 1.214 1.214 buah 8. Apotik 369 381 403 406 401 401 buah 9. Laboratorium Kesehatan Swasta 30 30 30 32 30 30 buah 10. Klinik Spesialis 14 14 31 36 37 37 buah 11. Klinik 24 Jam 9 13 9 7 buah 12. Toko Obat 65 20 12 23 20 20 buah 13. BP Umum 51 139 72 80 83 83 buah 14. BP Gigi 8 24 25 25 8 8 buah 15. Dokter Umum Praktek Swasta 1.176 1.327 1.512 1.640 1.798 1.798 buah 16. Dokter Spesialis swasta 649 681 691 730 745 745 buah 17. Dokter gigi swasta 294 328 358 393 415 415 buah Sumber : Profil Kesehatan Kota Semarang, 2016

2.4.2.6 Iklim Berinvestasi

Daya tarik investor untuk memanamkan modalnya sangat dipengaruhi faktor-faktor seperti tingkat suku bunga, kebijakan perpajakan dan regulasi perbankan, sebagai infrastruktur dasar yang berpengaruh terhadap kegiatan investasi. Iklim investasi juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mendorong berkembangnya investasi antara lain kemudahan proses perijinan. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.76 Perkembangan Investasi Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Satuan 1. Jumlah Investor Dalam Negeri PMDN 2.966 3.529 2.741 2.866 4.405 4.405 Investor 2. Jumlah Investor Asing PMA 11 17 43 33 45 45 Investor 3. Jumlah Investasi 357,82 997,04 3.675,24 5.372,16 7.924,52 7.924,52 Milyar Rp. a Jumlah Investasi PMDN 150,63 437,34 1.554,97 4.129,10 5.332,51 5.332,51 MIlyar Rp. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-112 No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Satuan b Jumlah Investasi PMA 207,19 559,70 2.120,27 1.243,06 2.592,01 2.592,01 Milyar Rp. Sumber : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang data diolah, 2015

2.4.2.7 Keamanan dan Ketertiban

Kondisi keamanan dan ketertiban Kota Semarang relatif kondusif bagi berlangsungnya aktivitas masyarakat maupun kegiatan investasi. Berbagai tindakan kejahatan kriminalitas, unjuk rasa dan mogok kerja yang merugikan dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dapat ditanggulangi dengan sigap oleh aparatur Pemerintah. Situasi tersebut juga didorong oleh pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungannya. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.77 Perkembangan Jumlah Kriminalitas dan Jumlah Unjuk Rasa Demostrasi Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah Kriminalitas Tindak Pidana Menonjol Crime Index 640 1.895 1.922 1.553 3.505 2.792 kasus a. Pencurian dgn pemberatan 147 539 521 419 441 476 kasus b. Pencurian ranmor 407 884 768 566 633 667 kasus c. Pencurian dgn kekerasan 15 58 92 82 88 206 kasus d. Penganiayaan berat 13 171 206 200 203 42 kasus e. Pembunuhan 1 7 14 2 10 6 kasus f. Perkosaan 6 5 3 3 3 215 kasus g. Kenakalan remaja kasus h. Uang palsu 2 2 3 1 1 kasus i. Narkotika 40 63 61 79 463 kasus j. Perjudian 14 81 92 88 42 110 kasus k. Pemerasan Ancaman 36 94 150 116 NA NA kasus l. Lainnya 1 14 11 13 2.005 696 kasus GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-113 No Uraian Tahun Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2. Jumlah Aksi Unjuk Rasa Demonstrasi a. Jumlah Aksi 78 126 99 66 24 24 Aksi b. Jumlah Peserta 5.500 6.650 5.150 3.600 9.934 9.934 orang Sumber : BPS Kota Semarang dan Kantor Salpol PP Linmas Kota Semarang, 2016

2.4.2.8 Kemudahan Perijinan

Bahwa dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan perijinan yang berkelanjutan maka perlu dilakukan evaluasi terhadap penyelenggaraannya. Untuk itu telah dilakukan survey kepuasan masyarakat sebagai alat ukur yang komprehensif kegiatan tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan. Ruang lingkup survey kepuasan masyarakat tersebut antara lain: persyaratan, prosedur, waktu pelayanan, biaya, produk layanan, kompetensi pelaksana, perilaku pelaksana, maklumat pelayanan serta penangan pengaduan. Adapun hasil survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang telah dilakukan dapat dilihat secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.76 dibawah ini : Tabel 2.78 Capaian Survey Kepuasan Masyarakat Pada BPPT Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Satuan 1 Survey Kepuasan Masyarakat 79,5 99,21 73 78,21 76,42 72,19 Sumber : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT Kota Semarang, 2015 Tabel 2.79 Perkembangan Jumlah Ijin Di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Bidang Ekonomi

a. Jumlah Total Pengajuan 9.055 10.164 10.095 9.689 9.943 11.447 b. Jumlah Ijin Yang Terbit 9.054 10.165 10.093 9.691 9.943 11.424

2. Bidang Kesejahteraan

Rakyat Kesra a. Jumlah Total Pengajuan 2.717 2.584 2.777 2.204 3.006 4.368 b. Jumlah Ijin Yang Terbit 2.296 2.373 2.630 1.801 3.162 4.280 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-114 No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015

3. Bidang Pembangunan

a. Jumlah Total Pengajuan 4.897 3.347 4.264 3.876 4.273 4.631 b. Jumlah Ijin Yang Terbit 4.713 3.474 4.215 3.839 4.113 4.570 Sumber : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu BPPT Kota Semarang, 2015

2.4.2.9 Pengenaan Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah PAD yang tarifnya diatur dengan Peraturan Daerah Perda Kota Semarang. Pengelolaan Pajak dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPKAD Kota Semarang. Rincian Pajak Daerah ditunjukkan sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel 2.80 Pajak Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Pajak Hotel 28.374.010. 396 34.040.038 .542 37.927.674 .833 44.674.905 .002 50.589.695 .464 49.790.610. 634 2 Pajak Restoran 28.247.021. 411 33.052.975 .112 39.406.951 .705 48.387.960 .623 62.752.745 .542 71.309.824. 768 3 Pajak Hiburan 6.589.282.2 53 8.838.252. 654 10.416.687 .455 12.405.484 .804 14.670.566 .132 13.824.988. 392 4 Pajak Reklame 16.429.600. 795 17.522.424 .149 17.195.403 .162 22.921.879 .365 22.505.204 .838 23.346.921. 458 5 Pajak Penerangan Jalan 94.639.332. 867 104.366.87 6.365 114.180.20 2.647 137.411.66 0.918 163.497.26 9.631 168.662.279 .975 6 Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C 52.327.400 41.265.440 1.122.774. 154 1.367.379. 075 25.199.830 109.361.840 7 Pajak Parkir 3.348.797.8 25 4.495.856. 241 4.912.611. 413 5.658.633. 242 7.508.343. 122 8.742.569.3 08 8 Pajak Air Tanah - 3.451.382. 908 4.371.739. 057 4.679.097. 924 4.873.574. 208 5.179.186.8 01 9 Pajak Sarang Burung Walet - 10 Pajak BPHTB - 154.275.05 6.827 208.003.74 7.971 220.909.15 6.797 254.085.54 0.258 199.463.884 .563 11 Pajak PBB - - 161.334.46 8.066 185.292.33 2.200 211.001.44 7.064 200.189.522 .571 PAJAK DAERAH 177.680.37 2.947 360.084.12 8.238 598.872.26 0.463 683.708.48 9.950 791.509.58 6.089 740.619.150 .310 Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2016 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-115 2.4.3 Fokus Sumber Daya Manusia 2.4.3.1 Rasio Ketergantungan Sejak tahun 2010 hingga 2015, angka rasio ketergantungan mengalami pergerakan yang fluktuatif. Sempat mengalami penurunan di tahun 2011, namun kembali meningkat sampai dengan tahun 2015. Secara numerik dapat dilihat dengan angka ketergantungan yang berada di bawah 50. Artinya penduduk usia produktif 15-64 tahun menanggung sedikit penduduk usia non produktif 15 dan 64 tahun.; dimana kualitas penduduk baik tingkat pendidikan, skill, profesionalitas dan kreativitas mampu menekan beban ketergantungan sampai tingkat terendah yang berguna untuk mendongkrak pembangunan ekonomi. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.81 Rasio Ketergantungan Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 N o Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Penduduk Usia 15 th ribu jiwa 359.792 364.652 368.438 372.387 376.065 378.996 2 Penduduk Usia 15 th 65 th ribu jiwa 1.094.385 1.108.74 2 1.116.479 1.125.178 1.133.96 3 1.141.09 8 3 Penduduk Usia 65 th ribu jiwa 73.256 70.964 74.281 74.540 74.877 75.173 4 Jumlah Penduduk ribu jiwa 1.527.433 1.544.35 8 1.559.198 1.572.105 1.584.90 6 1.595.26 7 5 Rasio Ketergantungan 39,57 39,29 39,65 39,72 39,77 39,80 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016

2.4.3.2 Rasio Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tetinggi yang Ditamatkan

Rasio penduduk usia 5 tahun ke atas yang bekerja menurut pendidikan yang ditamatkan selama empat tahun terakhir yang paling dominan adalah lulusan SD ke bawah. Secara keseluruhan sejak Tahun 2010 – 2015 rasio lulusan SD ke bawah, SMP, maupun DIIIIII dan Universitas mengalami penurunan persentase jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-116 Tabel 2.82 Rasio Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Persen No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Sekolah Dasar Ke Bawah 46,47 46,34 46,27 46,20 45,81 49,81 2 Sekolah Menengah Pertama 18,93 18,88 18,85 18,82 18,66 20,29 3 Sekolah Menengah Atas 19,69 19,64 19,61 19,58 19,42 21,11 4 Diploma I II III dan Universitas 8,21 8,18 8,17 8,16 8,09 8,80 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016

2.4.3.3 Rasio Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan yang Ditamatkan

Rasio penduduk yang bekerja menurut pendidikan yang ditamatkan selama empat tahun terakhir yang paling dominan adalah agregat lulusan SDMI dan SMP. Secara keseluruhan sejak Tahun 2010 – 2015 rasio lulusan SD ke bawah, SMP, SMA maupun DIIIIII dan Universitas mengalami pergerakan yang fluktuatif jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.83 Rasio Penduduk Yang Bekerja Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Persen No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 SD Ke bawah 20,87 20,61 20,13 14,36 14,36 14,36 2 SMP 21,27 21,44 25,54 22,63 22,63 22,63 3 SMA 33,20 32,44 32,11 36,55 36,55 36,55 4 D.I D.II D.III dan Universitas 24,67 25,52 22,22 26,46 26,46 26,46 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016

2.4.3.4 Rasio Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Distribusi persentase jumlah penduduk kota semarang paling banyak berada di pekerjaan buruh industri yang selam 5 tahun berada di kisaran 25 persen. Dan peringkat kedua dan ketiga terbesar adalah PNS TNI Polri sebesar 13 dan 12 . Untuk pergerakan distribusi persentase selama tahun 2010 – 2015 cenderung berfluktuatif. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-117 Tabel 2.84 Rasio Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Persen No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Petani Sendiri 3,86 3,86 3,91 3,92 3,91 3,91 2 Buruh Tani 2,65 2,65 2,69 2,70 2,69 2,69 3 Nelayan 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 0,39 4 Pengusaha 7,79 7,79 7,72 7,73 7,72 7,72 5 Buruh Industri 25,67 25,67 25,65 25,54 25,65 25,65 6 Buruh Bangunan 12,02 12,02 12,02 12,04 12,02 12,02 7 Pedagang 12,58 12,58 12,51 12,53 12,51 12,51 8 Angkutan 3,73 3,73 3,71 3,72 3,71 3,71 9 PNS TNIPolri 13,79 13,79 13,76 13,78 13,76 13,76 10 Pensiunan 5,78 5,78 5,77 5,78 5,77 5,77 11 Lainnya 11,76 11,76 11,87 11,88 11,87 11,87 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang , 2016 Hasil evaluasi dari pelaksanaan program pembangunan daerah dalam RPJMD tahun 2010-2015 masih terdapat sebanyak 3 indikator atau 0,98 dengan capaian kurang baik. Urusan yang capaiannya tergolong kurang baik tersebut yaitu urusan pekerjaan umum, perhubungan, ketenagakerjaan, pemuda dan olahraga, dan urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dari 3 indikator tersebut, sebanyak 2 indikator dengan status kinerja rendah yaitu 1 Tingkat pengendalian ruang wilayah strategis dan cepat tumbuh dalam kota, hal ini dikarenakan kondisi keterbatasan pemilikan lahan di dalam kota untuk pengembangan wilayah; 2 Tingkat kinerja lembaga perwakilan rakyat dalam pelaksanaan fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan, hal ini disebabkan oleh dinamika perubahan regulasi perundangan dari Pemerintah Pusat yang terlalu berdampak terhadap kebijakan di pemerintah kota khususnya dalam penyusunan peraturan daerah. Kemudian dari 3 indikator tersebut, 1 indikator dengan status kinerja sangat rendah yaitu Jumlah LPJU baru yang terpasang, namun jika dilihat dari kondisi saai ini rasio LPJU yang ada sudah memadai di semua wilayah kecamatan. RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-1

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA

KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah merupakan faktor strategis yang turut menentukan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat kemampuannya akan mencerminkan daya dukung manajemen pemerintahan daerah terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam konteks pembangunan, penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah dan pembangunan daerah akan berjalan secara optimal apabila didukung dengan kemampuan keuangan daerah yang mencukupi kebutuhan pembangunan daerah dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Oleh karenanya, dalam rencana pembangunan daerah, analisis pengelolaan keuangan daerah perlu dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah untuk mendanai atau mendukung penyelenggaraan pembangunan daerah. Tingkat kemampuan keuangan daerah, dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli daerah, rasio pendapatan asli daerah terhadap jumlah penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Untuk memahami tingkat kemampuan keuangan daerah, maka perlu dicermati kondisi kernja keuangan daerah, baik kinerja keuangan masa lalu maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya.

3.1 KINERJA KEUANGAN TAHUN 2010 – 2015

Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan Daerah, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan keuangan Daerah dan secara spesifik pengelolaan keuangan daerah Kota Semarang diatur dalam Perda Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2013 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-2 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Berdasarkan ketentuan tersebut, kinerja keuangan pemerintah daerah terkait erat dengan aspek kinerja pelaksanaan APBD dan aspek kondisi neraca daerah. Penyusunan APBD bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Dalam penyusunan APBD, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran yaitu penyelerasan antara kebijakan policy, perencanaan planning, dengan penganggaran budgeting antara Pemerintah dengan pemerintah daerah. Kinerja pelaksanaan APBD tidak terlepas dari struktur dan akurasi belanja belanja langsung dan belanja tidak langsung pendapatan daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan dan Lain-lain pendapatan yang sah. Sementara itu neraca daerah akan mencerminkan perkembangan dari kondisi asset pemerintah kota Semarang, kondisi kewajiban pemerintah daerah serta kondisi ekuitas dana yang tersedia.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD

Struktur APBD Kota Semarang terdiri atas 3 tiga komponen utama yaitu 1 Pendapatan, 2 Belanja, dan 3 Pembiayaan.Masing- masing komponen memiliki struktur masing-masing sebagai berikut:

A. Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah merupakan hasil akumulasi dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah: 1 Pajak Daerah, 2 Retribusi Daerah, 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, 4 Lain-lain PAD yang Sah. Sedangkan Pendapatan Transfer Kota Semarang terdiri dari beberapa komponen diantaranya: 1 Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan, yang terdiri dari a Dana Bagi Hasil Pajak, b Dana Bagi Hasil Bukan Pajak SDA, c Dana Alokasi Umum, dan d Dana Alokasi Khusus. 2 Transfer Pemerintah Pusat yang terdiri dari a Dana GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-3 Otonomi Khusus, b Dana Penyesuaian, 3 Transfer Pemerintah Provinsi yang terdiri dari a Pendapatan Bagi Hasil Pajak, b Pendapatan Bagi Hasil Lainnya bantuan keuangan propinsi pemda lainnya. Lain-lain Pendapatan yang Sah terdiri dari beberapa komponen diantaranya 1 Pendapatan Hibah, 2 Pendapatan Dana Darurat, dan 3 Pendapatan Lainnya.

B. Belanja Daerah

Belanja Daerah Kota Semarang merupakan akumulasi dari belanja langsung dan tidak langsung daerah Kota Semarang. Belanja Tidak Langsung terdiri dari beberapa komponen: a Belanja pegawai, b Belanja bunga, c Belanja Subsidi, d Belanja Hibah, e Belanja bantuan sosial, f Belanja bagi hasil, g Belanja bantuan keuangan, h Belanja tidak terduga. Sedangkan Belanja Langsung terdiri dari beberapa komponen diantaranya a Belanja pegawai, b Belanja barang dan jasa dan c Belanja modal.

C. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah Kota Semarang merupakan selisih dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan Pembiayaan terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah a Sisa Lebih Perhitungan Tahun Anggaran sebelumnya, b Pencairan dana cadangan, c Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, d Penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah, dan e Penerimaan kembali pemberian pinjaman. Sedangkan Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah a Pembentukan dana cadangan, b Penyertaan modal investasi daerah, c Pembayaran pokok utang, d Pembayaran kegiatan lanjutan, dan e Pengeluaran perhitungan pihak ketiga. Perkembangan APBD Kota Semarang dalam kurun waktu tahun 2010-2015 pada tabel 3.1, mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Di tahun 2010 terlihat bahwa belanja daerah lebih besar dari pendapatan, sedangkan untuk tahun 2011 hingga 2014 belanja daerah lebih kecil dari pendapatan. Pembiayaan daerah mengalami kondisi fluktuatif. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-4 Tabel 3.1. Ringkasan APBD Kota Semarang Tahun 2010-2015 KODE REK URAIAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 PENDAPATAN DAERAH 1.594.662.575.000 1.992.693.893.000 2.278.353.606.000 2.594.562.688.000 2.865.509.578.000 3.263.824.536.000

1.1 Pendapatan Asli

Daerah 314.653.496.600 447.032.951.000 667.883.642.000 778.866.930.000 891.280.705.000 1.107.053.257.000 1.1.1 Pajak Daerah 162.510.000.000 286.576.562.000 501.850.000.000 587.050.000.000 642.700.000.000 783.000.000.000 1.1.2 Retribusi Daerah 83.247.627.000 87.178.314.000 96.899.998.000 104.730.906.000 104.484.420.000 103.340.009.000 1.1.3 Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan 5.338.489.000 6.005.800.000 6.361.379.000 6.872.760.000 7.989.867.000 9.306.898.000 1.1.4 Lain-lain PAD yang Sah 63.557.380.600 67.272.275.000 62.772.265.000 80.213.264.000 136.106.418.000 211.406.350.000

1.2 Dana

Perimbangan 947.735.972.000 997.281.109.000 1.107.004.326.000 1.219.637.347.000 1.266.631.093.000 1.306.428.964.000 1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak 276.700.000.000 232.621.304.000 97.310.000.000 114.600.538.000 120.850.000.000 125.281.000.000 Dana bagi Hasil Bukan Pajak 557.500.000 557.500.000 557.500.000 1.057.500.000 2.059.000.000 2.200.000.000 1.2.2 Dana Alokasi Umum 640.186.272.000 715.700.805.000 936.865.926.000 1.054.002.569.000 1.104.739.473.000 1.126.847.634.000 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 30.292.200.000 48.401.500.000 72.270.900.000 49.976.740.000 38.982.620.000 52.100.330.000

1.3 Lain-lain

Pendapatan Daerah Yang Sah 332.273.106.400 548.379.833.000 503.465.638.000 596.058.411.000 707.597.780.000 850.342.315.000 1.3.1 Hibah - - - - - - 1.3.2 Dana Darurat - - - - - - 1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi atau KabupatenKota 149.904.264.000 221.149.709.000 222.401.850.000 244.901.850.000 345.255.000.000 392.158.000.000 1.3.4 Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal Percepatan - 238.671.449.000 191.552.502.000 266.894.650.000 283.917.499.000 355.298.952.000 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-5 KODE REK URAIAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pembangunan Daerah 1.3.5 Bantuan Keuangan dari propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 182.368.842.400 88.558.675.000 89.511.286.000 84.261.911.000 78.425.281.000 82.155.340.000 1.3.6 Dana Insentif Daerah - - - 20.730.023.000 2 BELANJA DAERAH 1.898.877.510.618 2.260.097.665.000 2.418.386.486.000 3.184.087.019.000 3.727.961.283.850 4.358.328.271.526

2.1 Belanja Tidak

Langsung 1.056.178.207.618 1.193.449.007.000 1.192.089.486.000 1.329.550.219.000 1.350.905.524.850 1.683.530.502.900 2.1.1 Belanja Pegawai 905.852.577.618 1.023.178.319.000 1.122.536.681.000 1.261.572.130.000 1.271.120.556.150 1.508.021.694.600 2.1.2 Belanja Bunga 1.080.000.000 1.080.000.000 7.728.937.000 1.000.000.000 250.000.000 - 2.1.3 Belanja Subsidi - - - - - - 2.1.4 Belanja Hibah 36.155.450.000 52.120.625.000 38.822.367.000 43.719.559.000 57.956.904.850 80.633.775.000 2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 110.801.612.000 114.781.495.000 18.964.745.000 4.006.400.000 7.794.905.000 4.875.000.000 2.1.6 Belanja Bagi Hasil - - - - - - 2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 788.568.000 788.568.000 788.567.000 788.567.000 870.105.000 984.262.000 2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000 1.500.000.000 3.248.189.000 18.463.563.000 22.461.480.000 89.015.771.300

2.2 Belanja Langsung

842.699.303.000 1.066.648.658.000 1.226.297.000.000 1.854.536.800.000 2.377.055.759.000 2.674.797.768.626 2.2.1 Belanja Pegawai 113.076.690.036 142.332.362.493 155.162.265.834 172.175.946.224 137.673.630.082 159.188.977.295 2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 423.396.196.962 511.950.960.112 521.907.006.751 632.619.454.779 928.942.801.796 1.166.259.301.809 2.2.3 Belanja Modal 306.226.416.002 412.365.335.395 549.227.727.415 1.049.741.398.997 1.310.439.327.122 990.118.124.350 3 PEMBIAYAAN DAERAH NETTO 304.214.935.618 267.403.772.000 140.032.880.000 589.524.331.000 872.000.132.000 1.094.503.735.526 3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 313.114.935.618 272.303.772.000 207.718.808.732 635.424.331.000 920.179.046.000 1.136.190.735.526 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-6 KODE REK URAIAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 3.1.1 Pengunaan SILPA 313.114.935.618 195.198.552.000 207.718.808.732 635.424.331.000 912.721.021.842 1.073.208.844.976 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - - - - 7.458.024.158 62.981.890.550 3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - - - - - 3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - - - 3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - 77.105.220.000 - - - -

3.2 PENGELUARAN

PEMBIAYAAN 8.900.000.000 4.900.000.000 67.685.928.732 45.900.000.000 48.178.914.000 41.686.000.000 3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - - 30.000.000.000 15.000.000.000 25.439.914.000 3.2.2 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 7.000.000.000 3.000.000.000 35.000.000.000 29.000.000.000 20.839.000.000 41.686.000.000 3.2.3 Pembayaran Pokok Hutang 1.900.000.000 1.900.000.000 1.900.000.000 1.900.000.000 1.900.000.000 1.000.000 3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - - 3.2.5 Pengembalian sisa dana DPPID - - 785.928.732 - - - 101 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan SILPA KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-7 Tabel 3.2. Ringkasan Realisasi APBD Kota Semarang Tahun 2010-2015 KODE REK URAIAN TAHUN Rata2 Kenaikan Realisasi 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 PENDAPATAN DAERAH 1.623.567.254.798 2.053.919.562.042 2.533.676.148.800 2.796.570.726.860 3.166.016.041.565 3.390.172.448.717 16,11 1.1 Pendapatan Asli Daerah 327.992.258.750 521.538.058.477 779.616.535.594 925.919.310.506 1.138.367.228.493 1.244.594.020.738 31,91 1.1.1 Pajak Daerah 177.680.372.947 360.084.128.238 597.519.522.248 683.708.489.950 791.509.586.089 816.208.853.784 40,38 1.1.2 Retribusi Daerah 80.559.886.995 84.487.321.935 84.877.260.948 102.785.108.993 110.491.080.293 89.728.179.483 3,03 1.1.3 Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan 6.210.426.962 5.981.529.358 6.777.319.253 7.650.778.888 8.036.099.560 10.530.576.700 11,72 1.1.4 Lain-lain PAD yang Sah 63.541.571.846 70.985.078.946 90.442.433.144 131.774.932.675 228.330.462.551 328.126.410.771 40,36

1.2 Dana

Perimbangan 967.153.006.791 969.374.571.789 1.167.239.525.118 1.191.097.523.757 1.274.767.390.279 1.270.371.271.674 5,87 1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak 295.955.494.744 204.199.594.973 156.564.967.132 120.223.608.244 137.759.893.153 95.124.155.500 -18,78 Dana bagi Hasil Bukan Pajak 719.040.047 1.072.671.816 1.537.731.986 1.878.324.513 3.031.059.126 1.738.332.174 26,68 1.2.2 Dana Alokasi Umum 640.186.272.000 715.700.805.000 936.865.926.000 1.054.002.569.000 1.104.739.473.000 1.126.847.634.000 12,40 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 30.292.200.000 48.401.500.000 72.270.900.000 14.993.022.000 29.236.965.000 46.661.150.000 36,89

1.3 Lain-lain

Pendapatan Daerah Yang Sah 328.421.989.257 563.006.931.776 586.820.088.088 679.553.892.597 752.881.422.793 875.207.156.305 23,70 1.3.1 Hibah - - - - - - - 1.3.2 Dana Darurat - - - - - - - 1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi atau Kabupaten Kota 152.436.681.857 234.691.238.426 309.030.650.088 266.894.650.000 399.557.971.017 432.645.344.655 26,00 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-8 KODE REK URAIAN TAHUN Rata2 Kenaikan Realisasi 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1.3.4 Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal Percepatan Pembangunan Daerah - 239.992.018.350 191.552.502.000 329.977.231.976 283.917.499.000 355.298.952.000 32,76 1.3.5 Bantuan Keuangan dari propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 175.985.307.400 88.323.675.000 86.236.936.000 82.682.010.621 69.405.952.776 82.155.340.000 -10,80 1.3.6 Dana Insentif Daerah - - - 5.107.519.650 2 BELANJA DAERAH 1.732.662.151.376 2.036.582.638.750 2.053.334.797.225 2.473.490.609.437 2.957.432.639.078 3.018.858.152.493 12,09

2.1 Belanja Tidak

Langsung 1.014.661.219.765 1.143.176.142.944 1.125.140.641.858 1.189.315.029.305 1.294.686.029.499 1.361.662.523.163 6,16 2.1.1 Belanja Pegawai 874.593.479.502 986.366.107.310 1.085.345.253.318 1.142.988.541.942 1.171.769.031.216 1.323.678.903.513 8,72 2.1.2 Belanja Bunga 1.080.000.000 764.141.700 723.905.100 378.295.400 250.000.000 - -43,23 2.1.3 Belanja Subsidi - - - - - - 0,00 2.1.4 Belanja Hibah 32.681.440.321 50.113.503.179 30.708.338.580 41.621.315.866 113.718.345.363 34.097.478.825 30,67 2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 105.517.732.817 104.553.067.830 7.485.436.900 2.731.600.000 6.301.500.000 1.998.500.000 -18,97 2.1.6 Belanja Bagi Hasil - - - - - - 0,00 2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 788.567.125 788.567.125 788.567.000 788.567.000 870.104.900 865.658.275 1,97 2.1.8 Belanja Tidak Terduga - 590.755.800 89.140.960 806.709.097 1.777.048.020 1.021.982.550 199,47

2.2 Belanja

Langsung 718.000.931.611 893.406.495.806 928.194.155.367 1.284.175.580.132 1.662.746.609.579 1.657.195.629.330 19,16 2.2.1 Belanja Pegawai 102.476.916.441 125.947.959.518 129.902.913.654 147.891.489.190 135.165.891.359 133.048.408.412 5,94 2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 399.034.924.073 461.754.142.715 446.437.459.464 545.272.678.680 727.399.487.313 838.106.540.994 16,63 2.2.3 Belanja Modal 216.489.091.097 305.704.393.573 351.853.782.249 591.011.412.262 800.181.230.907 686.040.679.924 29,08 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-9 KODE REK URAIAN TAHUN Rata2 Kenaikan Realisasi 2010 2011 2012 2013 2014 2015 3 PEMBIAYAAN DAERAH NETTO = 3.1 - 3.2 304.293.447.418 190.381.885.440 155.116.218.198 589.640.904.421 864.625.442.489 1.031.521.970.234 58,02 3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 313.114.935.618 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.774 912.721.021.842 1.073.208.844.976 47,18 3.1.1 Pengunaan SILPA 313.114.935.618 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.721.021.842 1.073.208.844.976 47,18 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - - - - - - 3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - - - - - - 3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - - - - 3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - - -

3.2 PENGELUARAN

PEMBIAYAAN 8.821.488.200 4.816.665.400 52.602.590.534 45.816.665.353 48.095.579.353 41.686.874.742 185,09 3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - - 30.000.000.000 15.000.000.000 25.439.914.000 3.2.2 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 7.000.000.000 3.000.000.000 20.000.000.000 29.000.000.000 20.839.000.000 41.686.000.000 125,28 3.2.3 Pembayaran Pokok Hutang 1.821.488.200 1.816.665.400 1.816.665.500 1.816.665.353 1.816.665.353 874.742 -20,04 3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - - - 3.2.5 Pengembalian sisa dana DPPID - - 785.925.034 - - - - KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-10 KODE REK URAIAN TAHUN Rata2 Kenaikan Realisasi 2010 2011 2012 2013 2014 2015 101 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan SILPA 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.773 912.721.021.845 1.073.208.844.977 1.402.836.266.458 Catatan : Data 2015 LKPJ 2016 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 diolah, 2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-11

3.1.1.1 Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah Kota Semarang mengalami tren peningkatan tiap tahunnya, rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah Kota Semarang Tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 sebesar 16,11. Pertumbuhan pada masing-masing pos penerimaan pendapatan mengalami pertumbuhan yang positif, PAD mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 31,91, Dana Perimbangan Daerah Kota Semarang mengalami pertumbuhan rata- rata sebesar 5,87, dan Pendapatan Daerah yang berasal dari Lain- lain Pendapatan Daerah Yang Sah mengalami pertumbuhan rata- rata sebesar 23,70. Dilihat dari pertumbuhan Penerimaan PAD 5 lima tahun terakhir 2010-2015 mengalami pertumbuhan sebesar 31,91 per tahun atau melebih target yang ditetapkan dalam RPJMD 2010-2015 yakni sebesar 12,5 pertahun. Peningkatan ini terjadi disebabkan oleh kebijakan pemerintah pusat berkaitan Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB dan penambahan dari Pajak Bumi dan Bangunan PBB yang semula berada di pos Dana Perimbangan bergeser ke Pos Pendapatan Asli Daerah PAD yang dimulai tahun 2011, sehingga Pendapatan Asli Daerah pada Pos Pajak Daerah mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Dari kontribusi penerimaan PAD terhadap APBD secara total selama kurun waktu 5 lima tahun terakhir mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar 20,20 menjadi 36,53 pada tahun 2015, hal ini menunjukan ketergantungan Pemerintah Kota Semarang terhadap Dana Perimbangan dan Pendapatan lain yang sah semakin menurun. Hasil perhitungan kontribusi realisasi masing-masing komponen pendapatan daerah terhadap total pendapatan daerah menunjukan bahwa Dana Perimbangan memiliki rata-rata pertumbuhan terendah yakni hanya 5,87. Sementara itu rata-rata pertumbuhan PAD sebesar 31,91 tanpa mengurangi komponen PBB-BPHTB sedangkan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar 23,70. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-12 Jika dirinci per sub komponen, gambar 3.1 menyajikan tentang kontribusi masing-masing sub komponen pendapatan daerah dirinci per sub komponen. Sumber: DPKAD Kota Semarang diolah, 2015 Gambar 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Pendapatan Daerah 2010-2015 Dilihat Dari Masing-masing Komponen Untuk Pendapatan Asli Daerah, kontribusi terbesar diberikan dari Pajak Daerah dengan persentase kontribusi rata-rata sebesar 51. Disusul oleh Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dengan kontribusi sebesar 32. Hal ini dikarenakan pada tahun 2011 ada penambahan kontribusi Pajak Daerah dari Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB dan di tahun 2012 ada penambahan dari Pajak Bumi dan Bangunan PBB. Penambahan menyebabkan anomali pertumbuhan di tahun 2011 dan 2012. Apabila disandingkan, analisa perbandingan Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut : RATA-RATA RATA-RATA RATA-RATA KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-13 Gambar 3.2 Persandingan Rata-rata Pertumbuhan PAD 2010-2015 Dengan Dan Tanpa Komponen PBB BPHTB Pendapatan pajak daerah terbesar berasal dari pengelolaan BPHTB dan PBB Pedesaan Dan Perkotaan ternyata memiliki kontribusi yang cukup signifikan. Di tahun 2014, perolehan pendapatan pajak daerah dari BPHTB meningkat 64,7 di tahun 2014 dari realisasi tahun 2011. Sementara itu, PBB Pedesaan dan Perkotaan meningkat 60,5 di tahun 2014 dari realisasi tahun 2011. Jika dilakukan perbandingan antara realisasi dengan target pendapatan, realisasi anggaran pendapatan daerah Kota Semarang telah melampaui target yang telah ditetapkan dimana antara tahun 2010-2015 rata-rata realisasi mencapai 106,37. Realisasi pendapatan tertinggi dicapai di tahun 2012 dengan persentase realisasi mencapai 111,21. Persentase realisasi terendah dicapai di tahun 2010 sebesar 101,81. Tabel 3.3. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Pendapatan Daerah APBD-P Realisasi Pendapatan Daerah Kelebihan Kekurangan 2010 1.378.069.725.000 1.594.662.575.000 1.623.567.254.798 101,81 28.904.679.798 2011 1.713.581.233.923 1.992.693.893.000 2.053.919.562.042 103,07 61.225.669.042 2012 1.928.691.520.339 2.278.353.606.000 2.533.676.148.800 111,21 255.322.542.800 2013 2.107.776.916.723 2.594.562.688.000 2.796.570.726.860 107,79 202.008.038.860 2014 2.304.734.720.409 2.865.509.578.000 3.166.016.041.565 110,49 300.506.463.565 2015 2.552.029.032.166 3.263.824.536.000 3.390.172.448.717 103,87 126.347.912.717 Total 11.984.883.148.560 14.589.606.876.000 15.563.922.182.783 106,37 974.315.306.783 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-14 Jika dirinci per masing-masing komponen, maka target dan realisasi masing-masing komponen pendapatan daerah adalah sebagai berikut: a Pendapatan Asli Daerah Selama periode Tahun Anggaran 2010-2015, total target anggaran PAD berdasarkan RPJMD 2010-2015 sebesar Rp 3.762.916.462.555.- dan APBD-P 2010-2015 sebesar Rp 4.206.770.981.600,-. Realisasinya lebih besar dari target yakni sebanyak Rp. 4.938.027.412.559,-atau sebanyak 116,11. Realisasi anggaran PAD tertinggi terjadi di tahun 2014 dengan angka realisasi 127,72 dan terendah adalah realisasi di tahun 2010 yang hanya 104,24. Tabel 3.4. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran PAD APBD-P Realisasi PAD Kelebihan Kekurangan 2010 294.383.726.298 314.653.496.600 327.992.258.750 104,24 13.338.762.150 2011 427.311.654.923 447.032.951.000 521.538.058.477 116,67 74.505.107.477 2012 631.317.018.562 667.883.642.000 779.616.535.594 116,73 111.732.893.594 2013 711.276.812.452 778.866.930.000 925.919.310.506 118,88 147.052.380.506 2014 799.162.912.447 891.280.705.000 1.138.367.228.493 127,72 247.086.523.493 2015 899.464.337.873 1.107.053.257.000 1.244.594.020.738 112,42 137.540.763.738 Total 3.762.916.462.555 4.206.770.981.600 4.938.027.412.559 116,11 731.256.430.959 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Pajak daerah merupakan kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang dari orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak Daerah memiliki beberapa jenis, yaitu: 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame 5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Pengambilan Bahan Galian C 7. Pajak Parkir KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-15 8. Pajak Air Tanah 9. Pajak sarang Burung Walet 10. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB 11. PBB Pedesaan dan Perkotaan Gambar 3.3 Realisasi Pajak Daerah Tahun 2010-2015 Jika dilihat dari kondisinya, Pertumbuhan Pajak Daerah cenderung sama dengan pertumbuhan PAD secara total.Dalam kurun waktu 5 tahun, Pajak Daerah Kota Semarang tumbuh rata- rata 40,38 dimana kenaikan tertinggi terjadi antara tahun 2011 dan 2012 pada saat Pemerintah Kota mendapat limpahan Pendaerahan Pajak Pusat yaitu PBB dan BPHTB. Pajak daerah dipengaruhi oleh gejolak perekonomian dimana melemahnya aktivitas perekonomian akan berpengaruh signifikan pada kondisi pajak daerah. Di Kota Semarang, jenis pajak daerah berupa BPHTB baru masuk kedalam komponen pajak daerah pada tahun 2011 dan jenis pajak daerah PBB masuk kedalam komponen pajak daerah pada tahun 2012 sehingga berpengaruh terhadap kondisi keseluruhan pajak daerah. Di sisi lain kondisi perbandingan Pajak Daerah yang sejalan dengan PAD juga mengindikasikan bahwa pajak daerah memiliki kontribusi cukup signifikan bagi PAD sehingga turut mempengaruhi pola pergerakan tren pendapatan daerah. Pajak Daerah Kota Semarang, pada tahun 2010 hingga 2015 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 116,32. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-16 Tabel 3.5. Target dan Realisasi Pajak Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Pajak Daerah APBD-P Realisasi Pajak Daerah Kelebihan Kekurangan 2010 155.760.000.000 162.510.000.000 177.680.372.947 109,34 15.170.372.947 2011 275.562.250.000 286.576.562.000 360.084.128.238 125,65 73.507.566.238 2012 460.007.531.250 501.850.000.000 597.519.522.248 119,06 95.669.522.248 2013 517.508.472.656 587.050.000.000 683.708.489.950 116,47 96.658.489.950 2014 582.197.031.738 642.700.000.000 791.509.586.089 123,15 148.809.586.089 2015 654.971.660.706 783.000.000.000 816.208.853.784 104,24 33.208.853.784 Total 2.646.006.946.350 2.963.686.562.000 3.426.710.953.256 116,32 463.024.391.256 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Komponen lain dari PAD adalah retribusi daerah. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Dalam kurun waktu tahun 2010-2015 retribusi daerah mengalami pertumbuhan rata-rata 3,03. Pertumbuhan Retribusi Daerah cenderung tidak sejalan dengan pola pertumbuhan PAD, dikarenakan PAD yang bersumber dari Retribusi Daerah lebih banyak dipengaruhi olehfaktor intern mencakup komitmen Pemerintah Daerah dalam melaksanakan aturan pemungutan Retribusi Daerah dan juga kepatuhan masyarakat untuk membayar Retribusi Daerah. Realisasi retribusi daerah tahun 2010 sampai 2015 mengalami realisasi sebesar 95,33. Realisasi terendah ada di tahun 2015 dengan persentase realisasi 86,83. Tabel 3.6. Target dan Realisasi Retribusi Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Retribusi Daerah APBD-P Realisasi Retribusi Daerah Kelebihan Kekurangan 2010 82.057.313.000 83.247.627.000 80.559.886.995 96,77 2.687.740.005 2011 84.253.796.954 87.178.314.000 84.487.321.935 96,91 2.690.992.065 2012 94.785.521.573 96.899.998.000 84.877.260.948 87,59 12.022.737.052 2013 106.633.711.769 104.730.906.000 102.785.108.993 98,14 1.945.797.007 2014 119.962.925.740 104.484.420.000 110.491.080.293 105,75 6.006.660.293 2015 134.958.291.458 103.340.009.000 89.728.179.483 86,83 13.611.829.517 Total 622.651.560.494 579.881.274.000 552.928.838.647 95,33 26.952.435.353 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-17 Komponen lain dari PAD adalah Hasil pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan. Dalam kurun waktu tahun 2010-2015 hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan mengalami pertumbuhan rata-rata 11,72. Jika dilihat dari kondisinya, realisasi PAD dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan berjalan kurang seimbang. Ini dikarenakan laba yang diperoleh BUMD belum sejalan dengan perusahaan pada umumnya. Kondisi target dan realisasi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan selama tahun 2010 hingga 2015 mengalami rata- rata realisasi 107,91 per tahun, dimana realisasi tertinggi ada di tahun 2010 sebesar 116,33 dan realisasi terendah ada di tahun 2011 sebesar 99,60. Tabel 3.7. Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah APBD- P Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Kelebihan Kekurangan 2010 5.338.489.338 5.338.489.000 6.210.426.962 116,33 871.937.962 2011 6.005.800.505 6.005.800.000 5.981.529.358 99,60 24.270.642 2012 7.974.557.342 6.361.379.000 6.777.319.253 106,54 415.940.253 2013 10.016.543.579 6.872.760.000 7.650.778.888 111,32 778.018.888 2014 10.245.109.967 7.989.867.000 8.036.099.560 100,58 46.232.560 2015 11.931.810.081 9.306.898.000 10.530.576.700 113,15 1.223.678.700 Total 51.512.310.812 41.875.193.000 45.186.730.721 107,91 3.311.537.721 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Komponen PAD yang terakhir adalah Lain-Lain PAD yang Sah. kondisi realisasi Lain-Lain PAD yang Sah tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 realisasinya mencapai 139,47 per tahun. Realisasi terendah di tahun 2010 yang hanya sebesar 99,98 dan yang tertinggi di tahun 2015 dengan realisasi sebesar 167,76. Tabel 3.8. Target dan Realisasi Lain-Lain PAD yang Sah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Lain-Lain PAD yang Sah APBD-P Realisasi Lain- Lain PAD yang Sah Kelebihan Kekurangan 2010 51.227.923.960 63.557.380.600 63.541.571.846 99,98 15.808.754 2011 61.489.807.464 67.272.275.000 70.985.078.946 105,52 3.712.803.946 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-18 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Lain-Lain PAD yang Sah APBD-P Realisasi Lain- Lain PAD yang Sah Kelebihan Kekurangan 2012 68.549.408.397 62.772.265.000 90.442.433.144 144,08 27.670.168.144 2013 77.118.084.447 80.213.264.000 131.774.932.675 164,28 51.561.668.675 2014 86.757.845.002 136.106.418.000 228.330.462.551 167,76 92.224.044.551 2015 97.602.575.628 211.406.350.000 328.126.410.771 155,21 116.720.060.771 Total 442.745.644.898 621.327.952.600 913.200.889.933 139,47 291.872.937.333 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 b Dana Perimbangan Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi, terdiri atas dana Bagi Hasil; dana Alokasi Umum; dan dana Alokasi Khusus. DAU dan DBH jenis transfer dana dari Pemerintah Pusat kepada daerah yang bersifat block grant bantuan umum sedangkan DAK adalah jenis transfer dana dari Pemerintah kepada daerah yang bersifat specific grant bantuan spesifik. Selama periode Tahun Anggaran 2010-2015, total target anggaran Dana Perimbangan RPJMD sebesar Rp. 6.168.647.439.234,. Realisasi sebesar Rp. 6.840.003.289.408,- atau terealisasi sebesar 100,04. Realisasi terbesar terjadi tahun 2012 yang realisasinya mencapai 105,44, dan yang paling rendah pada tahun 2011 yakni sebesar 97,20. Tabel 3.9. Target dan Realisasi Dana Perimbangan Kota Semarang 2010-2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Dana Perimbangan APBD-P Realisasi Dana Perimbangan Kelebihan Kekurangan 2010 890.476.695.702 947.735.972.000 967.153.006.791 102,05 19.417.034.791 2011 953.040.271.000 997.281.109.000 969.374.571.789 97,20 27.906.537.211 2012 933.035.963.700 1.107.004.326.000 1.167.239.525.118 105,44 60.235.199.118 2013 1.026.313.892.070 1.219.637.347.000 1.191.097.523.757 97,66 28.539.823.243 2014 1.127.716.714.077 1.266.631.093.000 1.274.767.390.279 100,64 8.136.297.279 2015 1.238.063.902.685 1.306.428.964.000 1.270.371.271.674 97,24 36.057.692.326 Total 6.168.647.439.234 6.844.718.811.000 6.840.003.289.408 100,04 4.715.521.592 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Dana Perimbangan tahun 2010 hingga tahun 2015 tumbuh rata-rata sebesar 5,87 per tahun, dengan kontribusi terbesar dari Dana Alokasi Umum dengan peningkatan rata-rata sebesar 12,40 per tahun. Besarnya Dana Perimbangan yang diterima, ditentukan KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-19 oleh Pemerintah setiap tahunnya dengan memperhitungkan potensi objek pendapatan yang belum tergali. Komponen pertama dari Dana Perimbangan adalah Dana Bagi Hasil Pajak, selama tahun 2010 sampai dengan 2015 Dana Bagi Hasil Pajak terealisasi sebesar 108,41 dimana realisasi terbesar di tahun 2012 yakni sebesar 160,89 dan realisasi terendah di tahun 2015 yang hanya sebesar 75,93. Ini dikarenakan beberapa jenis Bagi Hasil Pajak seperti Bagi Hasil Pajak PBB dan Bagi Hasil Pajak PPh OPDN dan Pasal 21 nilainya dibawah target anggaran sebelumnya. Tabel 3.10. Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Dana Bagi Hasil Pajak Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak Kelebihan Kekurangan APBD-P 2010 219.440.723.702 276.700.000.000 295.955.494.744 106,96 19.255.494.744 2011 188.121.304.000 232.621.304.000 204.199.594.973 87,78 28.421.709.027 2012 96.521.000.000 97.310.000.000 156.564.967.132 160,89 59.254.967.132 2013 111.043.332.000 114.600.538.000 120.223.608.244 104,91 5.623.070.244 2014 125.814.998.000 120.850.000.000 137.759.893.153 113,99 16.909.893.153 2015 140.867.915.000 125.281.000.000 95.124.155.500 75,93 30.156.844.500 Total 881.809.272.702 967.362.842.000 1.009.827.713.746 108,41 42.464.871.746 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Komponen Dana Perimbangan kedua adalah Dana Bagi Hasil Bukan Pajak atau SDA, realisasi Dana Bagi Hasil SDA dalam kurun waktu 2010 sampai 2015 sebesar 166,84 dimana realisasi terendah di tahun 2015 sebesar 79,02 dan realisasi terbesar di tahun 2012 sebesar 275,83. Ini dikarenakan realisasi dari jenis Bagi Hasil dari Iuran Eksplorasi nilainya cukup tinggi melebihi target anggaran sebelumnya. Tabel 3.11. Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil SDA Tahun 2010 – 2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Dana Bagi Hasil SDA Realisasi Dana Bagi Hasil SDA Kelebihan Kekurangan APBD-P 2010 557.500.000 557.500.000 719.040.047 128,98 161.540.047 2011 557.500.000 557.500.000 1.072.671.816 192,41 515.171.816 2012 557.500.000 557.500.000 1.537.731.986 275,83 980.231.986 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-20 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Dana Bagi Hasil SDA Realisasi Dana Bagi Hasil SDA Kelebihan Kekurangan APBD-P 2013 557.500.000 1.057.500.000 1.878.324.513 177,62 820.824.513 2014 557.500.000 2.059.000.000 3.031.059.126 147,21 972.059.126 2015 557.500.000 2.200.000.000 1.738.332.174 79,02 461.667.826 Total 3.345.000.000 6.989.000.000 9.977.159.662 166,84 2.988.159.662 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Komponen Dana Perimbangan selanjutnya adalah Dana Alokasi Umum, realisasi DAU dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 sebesar 100 terhadap APBD-P. Alokasi pendapatan daerah yang bersumber dari dana Perimbangan yang diterima oleh Daerah, diatur dalam UU Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah. DAU diberikan berdasarkan celah fiskalkeuangan dan alokasi dasar. Celah fiskalkeuangan merupakan kebutuhan daerah yang dikurangi dengan kapasitas fiskalkeuangan daerah. Kebutuhan daerah merupakan variabel-variabel yang ditetapkan Undang- Undang antara lain penduduk, luas wilayah,penduduk miskin dan indeks harga, perhitungan kapasitas keuangan didasarkan atas PAD dan Dana Bagi Hasil yang diterima daerah, sedangkan alokasi dasar merupakan pemenuhan gaji PNS. Tabel 3.12. Target dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Dana Alokasi Umum Realisasi Dana Alokasi Umum Kelebihan Kekurangan APBD-P 2010 640.186.272.000 640.186.272.000 640.186.272.000 100,00 2011 715.959.967.000 715.700.805.000 715.700.805.000 100,00 2012 787.555.963.700 936.865.926.000 936.865.926.000 100,00 2013 866.311.560.070 1.054.002.569.000 1.054.002.569.000 100,00 2014 952.942.716.077 1.104.739.473.000 1.104.739.473.000 100,00 2015 1.048.236.987.685 1.126.847.634.000 1.126.847.634.000 100,00 Total 5.011.193.466.532 5.578.342.679.000 5.578.342.679.000 100,00 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-21 Komponen Dana Perimbangan selanjutnya adalah Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan usulan kegiatan dari daerah ke Pemerintah Pusat sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah. Realisasi Dana Alokasi Khusus tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 sebesar 82,43. Realisasi tahun 2010-2012 mencapai target 100, dan realisasi terendah pada tahun 2013 yang tercatat sebesar 30,00. Tabel 3.13. Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Dana Alokasi Khusus Realisasi Dana Alokasi Khusus Kelebihan Kekurangan APBD-P 2010 30.292.200.000 30.292.200.000 30.292.200.000 100,00 2011 48.401.500.000 48.401.500.000 48.401.500.000 100,00 2012 48.401.500.000 72.270.900.000 72.270.900.000 100,00 2013 48.401.500.000 49.976.740.000 14.993.022.000 30,00 34.983.718.000 2014 48.401.500.000 38.982.620.000 29.236.965.000 75,00 9.745.655.000 2015 48.401.500.000 52.100.330.000 46.661.150.000 89,56 5.439.180.000 Total 272.299.700.000 292.024.290.000 241.855.737.000 82,43 50.168.553.000 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 c Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Selama periode Tahun Anggaran 2010-2015, total target anggaran Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah berdasarkan RPMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 sebesar Rp 2.023.319.246.772,- dengan realisasi sebesar Rp3.785.891.480.816,- atau sebesar 185,07. Realisasi anggaran dibandingkan target anggaran terbesar terjadi tahun 2015 mencapai 227,62 dan terendah tahun 2012 sebesar 168,95. Tabel 3.14. Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah APBD-P Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Kelebihan Kekurangan 2010 193.209.303.000 332.273.106.400 328.421.989.257 169,98 135.212.686.257 2011 333.229.308.000 548.379.833.000 563.006.931.776 168,95 229.777.623.776 2012 364.338.538.077 503.465.638.000 586.820.088.088 161,06 222.481.550.011 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-22 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah APBD-P Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Kelebihan Kekurangan 2013 370.186.212.202 596.058.411.000 679.553.892.597 183,57 309.367.680.395 2014 377.855.093.884 707.597.780.000 752.881.422.793 199,25 375.026.328.909 2015 384.500.791.609 850.342.315.000 875.207.156.305 227,62 490.706.364.696 Total 2.023.319.246.772 3.538.117.083.400 3.785.891.480.816 185,07 1.762.572.234.044 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Lain-Lain Pendapatan daerah yang Sah di Kota Semarang bersumber dari beberapa komponen, yaitu Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemda lainnya dan Dana Insentif Daerah. Kontribusi Lain-Lain Pendapatan daerah yang sah terbesar berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya yang pertumbuhan rata-rata sebesar 26,00 per tahun.

3.1.1.2 Belanja Daerah

Belanja daerah dikelompokkan menjadi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Sedangkan kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung terdiri dari Belanja Pegawai; Belanja Hibah dan Bantuan Sosial; Belanja Bantuan Keuangan; dan Belanja Tidak Terduga. Sementara itu belanja langsung terdiri dari belanja pegawai; belanja barang dan jasa; dan belanja modal. Realisasi Belanja Daerah selama periode tahun 2010-2015 dibandingkan dengan target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010- 2015 rata-rata sebesar 95,31 per tahun, dengan persentase realisasi belanja terbesar ada pada tahun 2014 yakni sebesar 110,70 dan terendah sebesar 85,41 di tahun 2011. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-23 Tabel 3.15. Target dan Realisasi Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Belanja Daerah APBD-P Realisasi Belanja Daerah Kelebihan Kekurangan 2010 2.018.318.000.000 1.898.877.510.518 1.732.662.151.376,00 85,85 285.655.848.624 2011 2.384.487.000.000 2.260.097.665.000 2.036.582.638.750,00 85,41 347.904.361.250 2012 2.371.171.000.000 2.418.386.486.000 2.053.334.797.225,00 86,60 317.836.202.775 2013 2.499.014.000.000 3.184.087.019.000 2.473.490.609.437,00 98,98 25.523.390.563 2014 2.671.467.000.000 3.737.509.710.000 2.957.435.259.381,00 110,70 285.968.259.381 2015 2.893.708.000.000 4.358.328.271.526 3.018.858.152.493,00 104,32 125.150.152.493 Total 14.838.165.000 17.857.286.662.044 14.272.363.608.662 95,31 565.801.391.338 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Lebih lanjut, hasil penilaian PEFINDO 2015 terhadap kondisi belanja daerah Kota Semarang mengungkapkan bahwa Kota Semarang belum menerapkan kebijakan belanja jangka panjang terkait dengan investasi pembangunan infrastruktur dan pendanaannya. Rata-rata realisasi belanja modal, seperti untuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya dan aset lainnya yakni sebesar 12,49. Belanja Daerah terbagi menjadi 2, yaitu belanja langsung dan belanja tidak langsung. Berikut adalah kondisi belanja daerah Kota Semarang tahun 2010-2015: a Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung Kota Semarang berdasarkan target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 sebesar Rp 6.327.047.000.000,-, dengan realisasi belanja sebesar Rp7.128.641.587.533,- atau mengalami realisasi rata-rata 113,47 per tahun. Dengan persentase realisasi belanja tidak langsung terbesar di tahun 2011 sebesar 129,23 dan terendah di tahun 2015 sebesar 104,61. Tabel 3.16. Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Kota Semarang Tahun 2010-2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Belanja Tidak Langsung APBD-P Realisasi Belanja Tidak Langsung Kelebihan Kekurangan 2010 920.725.000.000 1.056.178.207.618 1.014.661.220.765 110,20 93.936.220.765 2011 884.591.000.000 1.193.449.007.000 1.143.176.142.944 129,23 258.585.142.944 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-24 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Belanja Tidak Langsung APBD-P Realisasi Belanja Tidak Langsung Kelebihan Kekurangan 2012 972.942.000.000 1.192.089.486.000 1.125.140.641.858 115,64 152.198.641.858 2013 1.070.128.000.000 1.329.550.219.000 1.189.315.029.304 111,14 119.187.029.304 2014 1.177.033.000.000 1.350.905.524.850 1.294.686.029.499 110,00 117.653.029.499 2015 1.301.628.000.000 1.570.413.534.000 1.361.662.523.163 104,61 60.034.523.163 Total 6.327.047.000.000 7.692.585.978.468 7.128.641.587.533 113,47 801.594.587.533 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Belanja tidak langsung memiliki komponen terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Hibah, Belanja Bunga, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bantuan Keuangan parpol dan Belanja Tidak Terduga. Realisasi belanja Pegawai Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 berdasarkan target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 rata- rata sebesar 104,70 per tahun. Realisasi belanja pegawai tertinggi terjadi di tahun 2012 dengan realisasi mencapai 111,68 sedangkan realisasi terendah pada tahun 2010 sebesar 93,61. Tabel 3.17. Target dan Realisasi Belanja Pegawai Kota Semarang Tahun 2010-2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Belanja Pegawai APBD-P Realisasi Belanja Pegawai Kelebihan Kekurangan 2010 934.314.000.000 905.852.577.618 874.593.479.502 93,61 59.720.520.498 2011 883.511.000.000 1.023.178.319.000 986.366.107.310 111,64 102.855.107.310 2012 971.862.000.000 1.122.536.681.000 1.085.345.253.318 111,68 113.483.253.318 2013 1.069.048.000.000 1.261.572.130.000 1.142.988.541.942 106,92 73.940.541.942 2014 1.175.953.000.000 1.271.120.556.150 1.171.769.031.216 99,64 4.183.968.784 2015 1.300.548.000.000 1.478.550.417.000 1.361.662.523.163 104,70 61.114.523.163 Total 6.335.236.000.000 7.062.810.680.768 6.622.724.936.451 104,70 287.488.936.451 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Target dan realisasi belanja Bunga Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 berdasarkan RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 rata- rata realisasinya sebesar 49,33 per tahun dengan realisasi pencapaian tertinggi pada tahun 2010 yang tercatat sebesar 100 sedangkan realisasi terendah di tahun 2015 atau tidak ada belanja bunga, sebagaimana tabel 3.18. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-25 Tabel 3.18. Target dan Realisasi Belanja Bunga Kota Semarang Tahun 2010-2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Belanja Bunga APBD-P Realisasi Belanja Bunga Kelebihan Kekurangan 2010 1.080.000.000 1.080.000.000 1.080.000.000 100,00 2011 1.080.000.000 1.080.000.000 764.141.700 70,75 315.858.300 2012 1.080.000.000 7.728.937.000 723.905.100 67,03 356.094.900 2013 1.080.000.000 1.000.000.000 378.295.400 35,03 701.704.600 2014 1.080.000.000 250.000.000 250.000.000 23,15 830.000.000 2015 1.080.000.000 0,00 1.080.000.000 Total 6.480.000.000 11.138.937.000 3.196.342.200 49,33 3.283.657.800 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Realisasi belanja Hibah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 berdasarkan target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 rata- rata sebesar 103,96 per tahun. Tingkat pencapaian realisasi tertinggi pada tahun 2014 yakni sebesar 224,43 sedangkan terendah pada tahun 2012 yakni sebesar 60,61. Tabel 3.19. Target dan Realisasi Belanja Hibah Kota Semarang Tahun 2010-2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Belanja Hibah APBD-P Realisasi Belanja Hibah Kelebihan Kekurangan 2010 36.155.000.000 36.155.450.000 32.681.440.321 90,39 3.473.559.679 2011 50.669.000.000 52.120.625.000 50.113.503.179 98,90 555.496.821 2012 50.669.000.000 38.822.367.000 30.708.338.580 60,61 19.960.661.420 2013 50.669.000.000 43.719.559.000 41.621.315.866 82,14 9.047.684.134 2014 50.669.000.000 57.956.904.850 113.718.345.363 224,43 63.049.345.363 2015 50.669.000.000 77.901.855.000 34.097.478.825 67,29 16.571.521.175 Total 289.500.000.000 306.676.760.850 302.940.422.134 103,96 13.440.422.134 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Realisasi belanja Bantuan Sosial Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 berdasarkan target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 rata-rata sebesar 34,50 per tahun. Tingkat pencapaian realisasi tertinggi pada tahun 2010 yakni sebesar 95,23 dan yang terendah pada tahun 2015 yang tercatat sebesar 1,57. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-26 Tabel 3.20. Target dan Realisasi Belanja Bantuan Sosial Kota Semarang Tahun 2010-2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Belanja Bantuan Sosial APBD-P Realisasi Belanja Bantuan Sosial Kelebihan Kekurangan 2010 110.802.000.000 110.801.612.000 105.517.732.817 95,23 -5.284.267.183 2011 114.968.000.000 114.781.495.000 104.553.067.830 90,94 -10.414.932.170 2012 99.519.000.000 18.964.745.000 7.485.436.900 7,52 -92.033.563.100 2013 99.468.000.000 4.006.400.000 2.731.600.000 2,75 -96.736.400.000 2014 110.664.000.000 7.794.905.000 6.301.500.000 5,69 -104.362.500.000 2015 127.088.000.000 2.277.000.000 1.998.500.000 1,57 -125.089.500.000 Total 662.509.000.000 258.626.157.000 228.587.837.547 34,50 -433.921.162.453 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Realisasi Belanja Bantuan Keuangan Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 berdasarkan target RPJMD Kota Semarang tahun 2010- 2015 rata-rata sebesar 103,86 per tahun. Tingkat realisasi tertinggi pada tahun 2015 yakni sebesar 109,86 sedangkan terendah pada tahun 2010 yang tercatat sebesar 99,95. Tabel 3.21. Target dan Realisasi Belanja Bantuan Keuangan Kota Semarang Tahun 2010-2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Belanja Bantuan Keuangan APBD-P Realisasi Belanja Bantuan Keuangan Kelebihan Kekurangan 2010 789.000.000 788.568.000 788.567.125 99,95 432.875 2011 779.000.000 788.568.000 788.567.125 101,23 9.567.125 2012 788.000.000 788.567.000 788.567.000 100,07 567.000 2013 788.000.000 788.567.000 788.567.000 100,07 567.000 2014 788.000.000 870.105.000 870.105.000 110,42 82.105.000 2015 788.000.000 984.262.000 865.658.275 109,86 77.658.275 Total 4.720.000.000 5.008.637.000 4.890.031.525 103,60 170.031.525 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Realisasi belanja Tidak Terduga Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 dari target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 rata-rata sebesar 47,62 per tahun. Tingkat realisasi tertinggi pada tahun 2015 yakni sebesar 68,13 sedangkan terendah pada tahun 2010. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-27 Tabel 3.22. Target dan Realisasi Belanja Tidak Terduga Kota Semarang Tahun 2010-2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Belanja Tidak Terduga APBD-P Realisasi Belanja Tidak Terduga Kelebihan Kekurangan 2010 1.500.000.000 1.500.000.000 0,00 1.500.000.000 2011 1.500.000.000 1.500.000.000 590.755.800 39,38 909.244.200 2012 1.500.000.000 3.248.189.000 89.140.960 5,94 1.410.859.040 2013 1.500.000.000 18.463.563.000 806.709.097 53,78 693.290.903 2014 1.500.000.000 22.461.480.000 1.777.048.020 118,47 277.048.020 2015 1.500.000.000 10.700.000.000 1.021.982.550 68,13 478.017.450 Total 9.000.000.000 57.873.232.000 4.285.636.427 47,62 4.714.363.573 Data unaudited Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 b Belanja Langsung Dalam kurun waktu tahun 2010-2015, Realisasi Belanja Langsung sebesar Rp. 7.058.691.833.198,- atau sebesar 98,05 dari target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 yang tercatat sebesar Rp 7.199.308.000.000. Tingkat realisasi terbesar pada tahun 2014 yang tercatat sebesar 135,22 sedangkan realisasi terendah pada tahun 2010 yang tercatat sebesar 62,99. Tabel 3.23. Target dan Realisasi Belanja Langsung Kota Semarang Tahun 2010-2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target Anggaran Belanja Langsung APBD-P Realisasi Belanja Langsung Kelebihan Kekurangan 2010 1.139.835.000.000 842.699.303.000 718.000.931.611 62,99 421.834.068.389 2011 1.198.859.000.000 1.066.648.658.000 893.406.495.806 74,52 305.452.504.194 2012 1.144.641.000.000 1.226.297.000.000 928.194.155.367 81,09 216.446.844.633 2013 1.175.349.000.000 1.854.536.800.000 1.284.175.580.132 109,26 108.826.580.132 2014 1.229.701.000.000 2.377.055.759.000 1.662.746.609.579 135,22 433.045.609.579 2015 1.310.923.000.000 2.051.169.135.418 1.657.195.629.330 126,41 346.272.629.330 Total 7.199.308.000.000 9.418.406.655.418 7.143.719.401.825 98,25 55.588.598.175 Sumber: DPKAD Kota Semarang 2010-2015 diolah, 2015 Belanja langsung Kota Semarang, terdiri dari Belanja langsung untuk kebutuhan aparatur dan Belanja Programkegiatan Pembangunan. Realisasi belanja untuk kebutuhan aparatur tahun 2010-2015 sebesar Rp. 1.353.134.002.394,- atau sebesar 19,17 dari total belanja langsung sebesar Rp. 7.058.691.833.198,-, sedangkan untuk belanja programkegiatan pembangunan adalah sebesar RP. 5.705.557.830.804,- atau sebesar 80,83. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-28

3.1.1.3 Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah merupakan penerimaan yang dibayar kembali danataupengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Gambaran dari kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan dimasa yang akan datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Pembiayaan daerah pada RPJMD Kota Semarang Tahun 2010- 2015 ditarget setiap tahun mengalami penurunan dan diharapkan pada tahun 2015 pembiayaan daerah menjadi Rp. 50.000.000.000,-. Realisasi pembiayaan daerah berdasarkan target RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015 sebesar Rp. 3.134.495.958.597,- atau sebesar 350,50 dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 894.584.935.618,-. Tabel 3.24. Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Kota Semarang Tahun 2010-2015 Tahun Target RPJMD 2010-2015 Target AnggaranPembiayaan Daerah APBD-P Realisasi Pembiayaan Daerah Kelebihan Kekurangan 2010 282.114.935.618 304.214.935.618 304.214.935.618 107,83 22.100.000.000 2011 176.005.000.000 267.403.772.000 190.381.885.440 108,17 14.376.885.440 2012 192.479.000.000 140.032.880.000 155.116.218.198 80,59 -37.362.781.802 2013 118.986.000.000 589.524.331.000 589.640.904.419 495,55 470.654.904.419 2014 75.000.000.000 872.000.132.000 864.625.442.489 1152,83 789.625.442.489 2015 50.000.000.000 1.094.503.735.526 1.031.516.572.433 2063,03 981.516.572.433 Total 894.584.935.618 3.267.679.786.144 3.135.495.958.597 350,50 2.240.911.022.979 Sumber: Bappeda Kota Semarang diolah, 2015 Dari data tabel tersebut diatas menunjukan bahwa realisasi pembiayaan daerah pada tahun 2013, 2014 dan 2015 mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dari sisi Penerimaan Pembiayaan, realisasi penerimaan pembiayaan terbesar berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu SiLPA yang tercatat selama tahun 2010-2015 sebesar Rp. 3.266.954.335.587,- dan Pencairan Dana Cadangan sebesar Rp. 70.459.914.708,-. Meningkatnya SiLPA yang sangat signifikan merupakan akibat dari alokasi anggaran pada programkegiatan pembangunan yang tidak KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-29 dilaksanakan danatau alokasi anggaran yang tidak diserap, hal ini menunjukkan bahwa kinerja pengelolaan keuangan daerah selama periode tahun 2010-2015 belum berjalan secara optimal. Dari sisi Pengeluaran Pembiayaan daerah, selama tahun 2010-2015 realisasi pengeluaran pembiayaan daerah dipergunakan untuk: - Pembentukan Dana Cadangan, yang diperuntuk untuk Penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang Tahun 2015. - Penyertaan modal perusahaaan milik daerah yakni Bank Jateng Cab. Semarang, Perusda RPH BPH, Perusda Percetakan, Perusa Bank Pasar dan Perusda BPRBKK, - Pembayaran Pokok Hutang dan - Pengembalian Sisa Dana DPPID. Selama enam tahun terakhir dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, Perusahaan Daerah belum mampu secara signifikan memberikan kontribusi terhadap penerimaan pendapatan daerah. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-30 Tabel 3.25. Rata-rata Realisasi Pembiayaan Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 NO URAIAN TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 JUMLAH Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi 3 PEMBIAYAAN DAERAH NETTO = 3.1 - 3.2 304.293.447.418 190.381.885.440 155.116.218.198 589.640.904.419 864.625.442.489 1.031.516.572.433 3.135.574.470.397

3.1 PENERIMAAN

PEMBIAYAAN 313.114.935.618 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.721.021.842 1.073.203.447.175 3.337.414.333.979 3.1.1 Pengunaan SILPA 313.114.935.618 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 905.242.914.000 1.010.221.556.625 3.266.954.335.587 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - - - - 7.478.024.158 62.981.890.550 70.459.914.708 3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - - - - - 3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - - - 3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - -

3.2 PENGELUARAN

PEMBIAYAAN 8.821.488.200 4.816.665.400 52.602.590.534 45.816.665.353 48.095.579.353 41.686.874.742 201.839.863.582 3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - - 30.000.000.000 15.000.000.000 25.439.914.000 70.439.914.000 3.2.2 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 7.000.000.000 3.000.000.000 20.000.000.000 29.000.000.000 20.839.000.000 41.686.000.000 121.525.000.000 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-31 NO URAIAN TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 JUMLAH Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi 3.2.2.1 Penyertaan Modal Bank Jateng 2.000.000.000 - - 15.000.000.000 8.339.000.000 18.361.000.000 42.700.000.000 3.2.2.2 Penyertaan Modal Dana Bergulir UKM, LKM Koperasi - - - - - - 3.2.2.3 Penyertaan Modal PDAM 5.000.000.000 - 20.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 20.000.000.000 65.000.000.000 3.2.2.4 Penyertaan Modal Perusda BPR BKK - - - 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 3.000.000.000 3.2.2.5 Penyertaan Modal Bank Pasar - - - 1.000.000.000 - 1.000.000.000 2.000.000.000 3.2.2.6 Penyertaan Modal Perusda Percetakan - 3.000.000.000 - 1.000.000.000 - 1.325.000.000 5.325.000.000 3.2.2.7 Penyertaan Modal Perusda RPH BHP - - - 1.000.000.000 1.500.000.000 - 2.500.000.000 3.2.3 Pembayaran Pokok Hutang 1.821.488.200 1.816.665.400 1.816.665.500 1.816.665.353 1.816.665.353 874.742 9.089.024.548 3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - - 3.2.5 Pengembalian sisa dana DPPID - - 785.925.034 - - - 785.925.034 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-32

3.1.2 Neraca Daerah

Analisis Neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan asset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Neraca Daerah menggambarkan posisi keuangan pemerintah daerah mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan.Unsur yang dicakup oleh sebuah neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas. Perkembangan neraca daerah Kota Semarang tahun 2010-2015 dan rata-rata pertumbuhannya terlihat di tabel 3.26. Aset Pemerintah Kota Semarang dari kurun waktu tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 mengalami pertumbuhan yang meningkat rata-rata sebesar 28,82 tabel 3.26. Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan dikuasai pemerintah Kota Semarang yang mampu memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah dan masyarakat. Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2015 memiliki aset total sebesar Rp 15.660.868.697.440,-atau meningkat sebesar 107,01 dibanding tahun 2014 yang sebesar Rp 7.565.283.848.059,- , peningkatan terbesar adalah pada aset tetap yang meningkat sangat signifikan yakni sebesar 132,48. Kewajiban menggambarkan tentang kondisi utang pemerintah daeah dengan pihak ketiga. Kewajiban daerah sendiri dapat dibangi menjadi 2, yakni kewajiban jangka panjang dan kewajiban jangka pendek.Di tahun 2014, Pemerintah Kota Semarang memiliki jumlah kewajiban yang harus dilaksanakan sebesar Rp 27.069.052.431. Angka ini meningkat 1 dibanding kewajiban tahun 2013 sebesar Rp 27.415.290.205. Ekuitas dana adalah selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah daerah. Di tahun 2014, nilai ekuitas dana Pemerintah Kota Semarang mencapai Rp 15.147.458.705.353 dan meningkat 51 dari tahun 2013 yang hanya sebesar Rp 7.402.393.039.253. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-33 Tabel 3.26. Perkembangan Anggaran dan Realisasi BUMD Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 NO URAIAN 2010 2011 2012 Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi 1 Perusahaan Daerah RPH BHP 31.045.922 29.877.700 31.158.328 33.744.600 33.698.720 39.017.100 2 Perusahaan Daerah Percetakan 140.519.500 146.806.000 223.522.280 101.166.915 3 Perusahaan Daerah Bank Pasar 166.923.578 167.492.521 198.000.000 175.866.325 279.500.000 302.940.370 4 Perusahaan Daerah BPR BKK 574.658.000 309.669.986 5 Bank Jateng Cabang Semarang 5.000.000.000 6.013.056.741 5.629.835.672 5.771.918.433 5.250.000.000 6.024.524.882 JUMLAH ANGGARAN 5.338.489.000 6.210.426.962 6.005.800.000 5.981.529.358 6.361.379.000 6.777.319.253 NO URAIAN 2013 2014 2015 Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi 1 Perusahaan Daerah RPH BHP 37.237.146 40.024.700 40.150.000 40.263.443 99.057.023 2 Perusahaan Daerah Percetakan 179.481.482 181.801.835 157.178.000 186.582.943 181.627.616 69.361.514 3 Perusahaan Daerah Bank Pasar 361.116.372 330.515.110 385.769.000 191.206.550 339.229.079 91.006.744 4 Perusahaan Daerah BPR BKK 1.044.925.000 6.049.636.864 1.406.770.000 934.594.286 1.186.984.282 1.035.606.835 5 Bank Jateng Cabang Semarang 5.250.000.000 1.048.800.379 6.000.000.000 6.683.452.338 7.500.000.000 9.334.601.607 JUMLAH ANGGARAN 6.872.760.000 7.650.778.888 7.989.867.000 8.036.099.560 9.306.898.000 10.530.576.700 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-34 Tabel 3.27. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Semarang Tahun 2013-2015 No Uraian 2013 2014 2015 Tk. Pertumb 1 ASET 14.942.228.456.870 14.752.011.257.325 15.660.868.697.440 2,75 1.1 ASET LANCAR 1.042.372.527.574 14.752.011.257.325 1.180.796.595.962 6,66 1.1.1 Kas 922.751.717.344 1.086.300.120.262 1.203.791.855.520 1.1.2 Investasi Jangka Pendek - - - 1.1.3 Piutang 35.133.114.982 39.672.385.278 43.918.359.921 1.1.4 Belanja Dibayar Di Muka 7.241.621.151 3.170.117.701 2.378.120.347 1.1.6 Piutang Lainnya 46.450.219.364 10.461.768.493 52.754.796.143 1.1.7 Persediaan 30.795.854.733 44.361.323.750 122.046.535.969

1.2 INVESTASI JANGKA PANJANG

78.105.882.735 66.465.922.740 100.055.857.602 17,82 1.2.1 Investasi Non Permanen 3.781.112.967 3.619.379.238 3.356.751.971 1.2.2 Investasi Permanen 74.324.769.768 62.846.543.502 96.699.105.631

1.3 ASET TETAP

13.717.885.116.131 6.119.616.888.621 14.226.857.060.638 38,55 1.3.1 Tanah 10.809.811.533.805 10.809.811.533.805 10.862.926.513.191 1.3.2 Peralatan dan Mesin 957.835.854.744 989.497.933.801 1.140.779.561.749 1.3.3 Gedung dan Bangunan 1.656.851.392.286 1.457.131.509.262 1.872.765.197.493 1.3.3 Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.654.555.357.306 1.279.544.234.937 1.987.265.452.595 1.3.4 Aset Tetap Lainnya 73.945.990.040 62.232.661.307 88.708.674.161 1.3.5 Konstruksi dalam Pengerjaan 102.732.023.730 109.950.402.504 87.286.319.793 1.3.6 Akumulasi Penyusutan 1.537.847.035.780 1.401.823.977.729 1.812.874.658.344

1.4 DANA CADANGAN

39.562.373.739 - 1.4.1 Dana Cadangan- 39.562.373.739

1.5 ASET LAINNYA

103.864.930.430 195.235.321.214 113.596.809.499 23,08 1.5.1 Tagihan Penjualan Angsuran - - - 1.5.2 Tagihan Tuntutan Kerugian Daerah - - - 1.5.3 Kemitraan dengan Pihak Kedua 11.056.831.000 66.053.931.000 11.056.831.000 1.5.4 Aset Tak Berwujud 18.358.331.532 18.095.485.406 24.603.348.302 1.5.5 Aset lain-lain 74.449.767.898 111.085.904.808 77.936.630.197 JUMLAH ASET DAERAH 14.942.228.456.870 14.752.011.257.325 15.660.868.697.440 2,75 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-35 No Uraian 2013 2014 2015 Tk. Pertumb 2 KEWAJIBAN 27.069.052.431 27.415.290.205 128.618.072.540 185,21 2.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 27.067.052.431 27.392.290.205 128.558.072.540 185,26 2.1.1 Utang Perhitungan Pihak Ketiga PFK 4.522.375.560 4.442.638.263 6.820.256.343 2.1.2 Utang Bunga 874.741 62.604.529 - 2.1.3 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - 1.816.665.353 - 2.1.4 Pendapatan Diterima Dimuka 2.054.073.350 1.964.887.805 13.124.433.770 2.1.5 Utang Belanja 20.489.728.780 19.105.494.255 108.613.382.427 2.1.6 Utang Jangka Pendek Lainnya - - -

2.2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

2.000.000 23.000.000 60.000.000 605,43 2.2.1 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan - - - 2.2.2 Utang Dalam Negeri - Obligasi - - - 2.2.3 Premium Diskonto Obligasi - - - 2.2.4 Pendapatan Diterima Dimuka 2.000.000 23.000.000 - 2.2.5 Utang Jangka Panjang Lainnya - - 60.000.000 JUMLAH KEWAJIBAN 27.069.052.431 27.415.290.205 128.618.072.540 185,21 3 EKUITAS DANA 15.147.458.705.353 7.402.393.039.253 15.532.250.624.900 29,35

3.1 EKUITAS DANA

15.147.458.705.353 7.402.393.039.253 15.532.250.624.900 Sumber: DPKAD Kota Sermarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-36 Gambaran kondisi neraca daerah tersebut lebih lanjut dapat digunakan sebagai bahan analisis kemampuan keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan rasio, dimana terdapat 2 jenis Rasio yang digunakan, yakni rasio likuiditas dan solvabilitassebagaimana terjabarkan sebagai berikut: a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pandek. Data rasio likuiditas tahun terakhir 2015 dapat dilihat pada tabel 3.28: Tabel 3.28. Analisis Rasio Likuiditas Kota Semarang Tahun 2015 Ratio Rumus 2015 Ratio Lancar Aset Lancar 19.680 Kewajiban Jangka Panjang Rasio Quick Quick Ratio Aset Lancar - Persediaan 8,24 Kewajiban Jangka Pendek Rasio total hutang terhadap total asset Total Hutang 0,0000038 Total Aset Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2013-2015 Hasil analisis diatas menunjukan bahwa Pemerintah Kota Semarang memiliki kondisi pendanaan yang cukup kuat dilihat dari hasil analisis ratio lancar, quick ratio dan rasio total hutang terhadap total aset juga bernilai sangat kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kapabilitas keuangan pemerintah Kota Semarang cukup kuat dalam pelunasan kewajiban-kewajiban daerahnya. b. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas tahun 2015 dapat dilihat di tabel 3.29: Tabel 3.29. Rasio Solvabilitas Kota Semarang Tahun 2014 Rasio Rumus 2014 Persentase Rasio Kewajiban terhadap Aset Kewajiban Aset 0,19 Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas Kewajiban Ekuitas 0,37 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2013 – 2014 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-37

3.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010-2015

3.2.1 Analisis Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayan Daerah

Memahami kinerja belanja daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan daerah pada periode tahun anggaran sebelumnya yang digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan dimasa mendatang. Beberapa hal yang perlu dipahami dari analisis ini mencakup proporsi realisasi belanja daerah dibanding anggaran, analisis proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur, analisis belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.

3.2.1.1 Proporsi Realisasi Belanja Daerah Dibanding Anggaran

Belanja daerah Kota Semarang dibagi menjadi belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja langsung memiliki delapan komponen belanja yaitu belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Sedangkan untuk belanja langsung daerah Kota Semarang, terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja modal. Tabel 3.30. Proporsi Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Proporsi Rata- rata Belanja Tidak Langsung 58,56 56,13 54,80 48,08 43,78 41,47 50,47 Belanja Pegawai 86,20 86,28 96,46 96,10 90,51 96,52 92,01 Belanja Bunga 0,11 0,07 0,06 0,03 0,02 0,00 0,05 Belanja Subsidi - - - - Belanja Hibah 3,22 4,38 2,73 3,50 8,78 3,13 4,29 Belanja Bantuan Sosial 10,40 9,15 0,67 0,23 0,49 0,18 3,52 Belanja Bagi Hasil - - - 0,00 0,00 0,00 0,00 Belanja Bantuan Keuangan 0,08 0,07 0,07 0,07 0,07 0,08 0,07 Belanja Tidak Terduga 0,05 0,01 0,07 0,14 0,09 0,07 Belanja Langsung 41,44 43,87 45,20 51,92 56,22 58,53 49,53 Belanja Pegawai 14,27 14,10 14,00 11,52 8,13 8,10 11,69 Belanja Barang dan Jasa 55,58 51,68 48,10 42,46 43,75 51,52 48,85 Belanja Modal 30,15 34,22 37,91 46,02 48,12 40,38 39,47 Sumber: DPKAD, Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-38 Tabel proporsi realisasi belanja terhadap anggaran belanja Kota Semarang 2010-2015 menunjukan bahwa selama enam tahun terakhirempat tahun terakhir proporsi belanja tidak langsung terhadap anggaran belanja memiliki proporsi lebih besar dibanding belanja langsung. Proporsi penggunaan belanja tidak langsung rata- rata sebesar 50,47 sedangkan belanja langsung hanya 49,53. Ini mengindikasikan bahwa belanja langsung yang notabene berhubungan dengan program-program pembangunan kota, pencapaian kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik belum maksimal. Sementara itu, pada komponen belanja tidak langsung proporsi terbesar digunakan untuk belanja pegawai. Sedangkan untuk belanja langsung proporsi terbesar untuk belanja barang dan jasa.

3.2.1.2 Analisis Proporsi Belanja untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Selain gambaran mengenai belanja daerah baik belanja langsung maupun tidak langsung, perlu diketahui juga gambaran proporsi anggaran belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kota Semarang. Kebutuhan belanja aparatur Kota Semarang selama periode tahun 2010-2015 antara lain meliputi Belanja Pegawai untuk Gaji dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan, dan Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH WKDH, Belanja Bunga, Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja Langsung untuk kebutuhan operasional rutin perkantoran yang harus diselenggarakan. Proporsi belanja aparatur terhadap total pengeluaran memiliki kondisi fluktuatif dimana proporsi tertinggi di tahun 2010 sebesar 62,69. Tabel 3.31. Proporsi Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur terhadap Total Belanja Kota Semarang Tahun 2010-2015 Tahun Anggaran Total Belanja untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Total Pengeluaran Belanja + Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2010 1.086.192.210.382 1.732.662.151.376 62,69 2011 1.200.312.619.500 2.036.582.638.750 58,94 2012 1.269.801.879.039 2.053.334.797.224 61,84 2013 1.344.389.282.604 2.473.490.609.436 54,35 2014 1.434.769.283.942 2.957.435.259.381 48,51 2015 1.361.912.732.416 2.686.040.155.327 50,70 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-39 Adapun rincian mengenai total belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur Kota Semarang sebagaimana tabel Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Semarang Tahun 2010-2015. 3.2.1.3 Analisis Belanja Periodik dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Selain belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kota Semarang, perlu diketahui juga bagaimana gambaran pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama Kota Semarang. Belanja untuk pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama adalah menyangkut pelayanan dasar wajib yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan dan menyangkut kebutuhan operasional rutin perkantoran yang harus diselenggarakan. Pengeluaran wajib dan mengikat mencakup pengeluaran untuk bidang pendidikan dan kesehatan. Total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama pada tabel di atas menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan anggaran belanja yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat ditunda dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah dan analisis kerangka pendanaan. Tabel 3.33 adalah rincian pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama Kota Semarang Tahun 2010-2015: KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-40 Tabel 3.32. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Urusan 2010 Rp 2011 Rp 2012 Rp 2013 Rp 2014 Rp 2015 Belanja Tidak Langsung 876.462.046.627 987.918.816.135 1.086.857.725.418 1.144.155.404.342 1.172.889.136.216 1.075.960.876.751 Belanja Gaji dan Tunjangan, Belanja Tambahan Penghasilan, dan Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH WKDH 1.084.323.643.257 1.198.759.910.675 1.268.289.406.939 1.343.222.420.204 1.433.649.178.942 1.361.047.074.141 Belanja Bantuan Keuangan 788.567.125 788.567.000 788.567.000 870.105.000 865.658.275 788.567.125 Belanja Bunga 1.080.000.000 764.141.700 723.905.100 378.295.400 250.000.000 - Belanja Langsung 209.730.163.755 212.393.803.365 182.944.153.621 200.233.878.262 261.880.147.726 285.951.855.665 Belanja Langsung untuk kebutuhan operasional rutin perkantoran yang harus diselenggarakan. 209.730.163.755 212.393.803.365 182.944.153.621 200.233.878.262 261.880.147.726 285.951.855.665 Total 1.086.192.210.382 1.200.312.619.500 1.269.801.879.039 1.344.389.282.604 1.434.769.283.942 1.361.912.732.416 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-41 Tabel 3.33. Realisasi Belanja Periodik dan Pengeluaran Pembiayaan Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Anggaran Rata- Rata Pertumb uhan Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1 Belanja Gaji, Tunjangan dan termasuk Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH 874.593.479.502 986.366.107.310 1.085.345.253.318 1.142.988.541.942 1.171.769.031.216 1.075.095.218.476 4,48 2 Belanja Bantuan Keuangan 788.567.125 788.567.000 788.567.000 870.105.000 865.658.275 788.567.125 3 Belanja Bunga 1.080.000.000 764.141.700 723.905.100 378.295.400 250.000.000 - 29,04 4 Belanja Bagi Hasil - - - - - BELANJA LANGSUNG 1 Belanja Langsung untuk kebutuhan operasional rutin perkantoran yang harus diselenggarakan 209.730.163.755 212.393.803.365 182.944.153.621 200.233.878.262 261.880.147.726 285.951.855.665 209.730. 163.755 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 1 Pembentukan Dana Cadangan 30.000.000.000 15,000,000,000 25.439.914.000 2 Pembayaran Pokok Hutang 1.821.488.200 1.816.665.400 1.816.665.500 1.816.665.353 - - TOTAL A+B+C Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-42

3.2.2 Analisis Pembiayaan Daerah

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan daerah yang bertujuan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah ketika terjadi defisit anggaran. Sumber pembiayaan dapat berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA tahun lalu, penerimaan, penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan maupun hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan. Sedangkan pengeluaran dalam pembiayaan adalah angsuran hutang, bantuan modal dan transfer ke dana cadangan.

3.2.2.1 Analisis Sumber Penutup Defisit Riil

Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran Pemerintah Daerah yang dilakukan. Tabel 3.34 berikut menyajikan gambaran realisasi penutup defisit riil anggaran Kota Semarang tahun 2010-2015. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-43 Tabel 3.34. Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 NO Uraian 2010 Rp 2011 Rp 2012Rp 2013 Rp 2014 Rp. 2015 Rp

A. Pendapatan

1. Realisasi Pendapatan Daerah 1.623.567.254.798 1.813.927.543.692 2.342.123.646.801 2.466.593.494.884 2.882.095.765.066 3.033.103.312.563 Jumlah A 1.623.567.254.798 1.813.927.543.692 2.342.123.646.801 2.466.593.494.884 2.882.095.765.066 3.033.103.312.563 B Dilkurangi Realisasi Belanja : 1. Realisasi Belanja Daerah 1.732.662.151.376 2.036.582.638.750 2.053.334.797.224 2.473.490.609.436 2.957.435.259.381 2.686.040.155.327 2. Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah 8.821.488.200 4.816.665.400 52.602.590.534 45.816.665.353 48.095.579.353 41.686.874.742 Jumlah B 1.741.483.639.576 2.041.399.304.150 2.105.937.387.758 2.519.307.274.789 3.005.530.838.734 2.727.727.030.069 Surplus Defisit riil A-B 117.916.384.778 227.471.760.458 236.186.259.043 52.713.779.905 123.435.073.668 305.376.282.494 C Ditutup Oleh Realisasi Penerimaan Pembiayaan : 1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya 313.114.935.618 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 905.242.914.000 1.010.221.556.625 2. Pencairan Dana Cadangan - - - - 7.478.024.158 62.981.890.550 Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah C 313.114.935.618 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.720.938.158 1.073.203.447.175 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan A-B + C 195.198.550.840 32.273.209.618 443.905.067.775 582.743.789.867 789.285.864.490 1.378.579.729.669 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-44 Berdasarkan pada tabel penutup defisit riil tabel 3.34 menunjukkan bahwa pada tahun 2012 dan tahun 2015 terjadi surplus dimana realisasi pendapatan daerah lebih besar dari belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan. Namun apabila dilihat dari sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan pada tahun 2011 terjadi defisit dimana tercatat minus Rp. 32.273.209.618,-. Mulai tahun 2012 sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenanan terjadi surplus sampai dengan tahun 2015 dimana desifit anggaran ditutup dengan penerimaan pembiayaan dari SiLPA.

3.2.2.2 Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang komposisi sisa lebih perhitungan anggaran. Dengan mengetahui SILPA realisasi anggaran periode sebelumnya, dapat diketahui kinerja APBD tahun sebelumnya yang lebih rasional dan terukur. Gambaran masa lalu terkait komposisi realisasi anggaran SiLPA Pemerintah Kota Semarang Tahun 2010-2015 tersaji di tabel 3.35. Dari tabel 3.35 terlihat bahwa realisasi SiLPA berasal dari beberapa komponen, seperti pelampauan pendapatan bersumber dari pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah; sisa penghematan belanja atau akibat lainnya; dan Kewajiban kepada Pihak Ketiga sampai dengan Akhir Tahun Belum Terselesaikan. Pelampauan Penerimaan PAD menunjukan angka positif dari tahun ke tahun.

3.2.2.3 Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan

Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara riil sisa lebih pembiayaan anggaran yang dapat digunakan dalam penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Tabel 3.35 menyajikan data tentang realisasi SiLPA Kota Semarang tahun 2010-2015: KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-45 Tabel 3.35. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 N o Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1. Jumlah SILPA 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.721.021.842 1.073.208.844.976 1.194.348.650.680 a. Pelampauan Penerimaan PAD 13.338.762.150 74.505.107.477 111.732.893.593 147.052.380.506 247.086.523.493 94.528.521.459 b. Pelampauan Penerimaan Dana Perimbangan 19.417.034.791 27.906.537.211 60.235.199.118 28.539.823.243 8.136.297.279 36.057.692.326 c. Pelampauan Penerimaan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 3.851.117.143 14.627.098.776 83.354.450.088 83.495.481.597 45.283.642.793 24.864.841.305 d. Sisa Penghematan Belanja Atau Akibat Lainnya 166.215.359.242 223.515.026.250 365.051.688.775 710.596.409.563 780.077.070.922 1.157.468.175.393 e. Pelampauan Penerimaan Pembiayaan - 77.105.221.160 - 33.238.772 7.458.024.158 46.455.320.409 f. Penghematan Pengeluaran Pembiayaan 78.511.800 83.334.600 15.083.338.198 83.334.647 83.334.647 125.258 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-46 Tabel 3.36. Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Saldo Kas Neraca Daerah 202.376.026.624 217.378.783.110 644.108.071.333 922.751.717.344 1.086.300.120.262 1.206.953.761.696 Dikurangi : 2. Pendapatan Retribusi belum disetor 3.918.250 16.497.750 61.249.000 65.432.500 - - 3. Utang Perhitungan Pihak Ketiga 7.173.557.534 9.643.476.628 7.380.104.207 4.963.433.263 4.522.466.794 4.820.347.578 4. Dana BOS - - 1.209.148.354 5.001.829.739 8.568.808.492 7.784.763.438 Sisa Lebih Riil Pembiayaan Anggaran 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.721.021.842 1.073.208.844.976 1.194.348.650.680 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-47 3.3 ANALISIS PROYEKSI APBD TAHUN 2016-2021 3.3.1 Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Semarang 2016-2021 Kemampuan keuangan daerah pemerintah Kota Semarang dalam kurun waktu 5 tahun kedepan untuk membiayai pembangunan dan memberikan pelayanan publik kepada masyarakat secara optimal, dirumuskan dengan mempertimbangkan data realisasi penerimaan pendapatan daerah tahun sebelumnya, serta data-data yang mempengaruhi penerimaan pendapatan daerah, antara lain : a Indikator ekonomi makro, mencakup:  Rata-Rata Inflasi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 5,7 pertahun  Rata-Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 6,11 pertahun b Kebijakan di bidang keuangan negara Proyeksi penerimaan pendapatan daerah Kota Semarang tahun 2016-2021 dirumuskan dengan mendasarkan pada evaluasi penerimaan pendapatan daerah tahun 2010-2015, serta mempertimbangan komponen pos penerimaan pendapatan yang bersumber dari Pemerintah Provinsi maupun Pusat. Penerimaan Pendapatan daerah sesuai dengan tren pertumbuhan rata-rata historis dengan tidak menyertakan tahun 2010, 2011,2012 yang mengalami pertumbuhan abnormal, sehingga data historis yang digunakan adalah 3 tiga tahun terakhir 2013, 2014, 2015. Rata-rata pertumbuhan penerimaan pendapatan daerah Kota Semarang Tahun 2013 sampai dengan 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 10,54, dengan Pos Pendapatan Asli Daerah PAD mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 16,37, Pos Dana Perimbangan rata-rata sebesar 5,05 dan Pos Penerimaan Pendapatan Lain-lain yang sah rata-rata sebesar 12,22. Mendasarkan pada pertumbuhan rata-rata penerimaan pendapatan daerah 2013 sampai dengan 2015, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pendapatan di Kota Semarang maka penerimaan pendapatan daerah tahun 2016-2021 diproyeksikan akan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 9,30 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-48 per tahunnya. Pendapatan Asli Daerah akan meningkat kondisinya dengan proyeksi rata-rata pertumbuhan sebesar 12,50 per tahun. Dana Perimbangan juga akan terus meningkat kondisinya dengan rata-rata pertumbuhan 4,18 per tahun dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah yang diproyeksikan mengalami peningkatan pertumbuhan rata-rata sebesar 18,05 per tahun. Sementara itu, jika dilihat dari masing-masing komponen Untuk jenis komponen Pendapatan Asli Daerah, diprediksikan bahwa Pajak Daerah akan mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 12,70, rata-rata pertumbuhan Retribusi Daerah 13,41, rata-rata pertumbuhan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkanmenurun 9,40 dan Lain-lain PAD yang Sah diprediksi mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 12,11 per tahun. Untuk jenis komponen Dana Perimbangan, Dana Bagi Hasil Pajak diprediksikan akan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,01 pertahun. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak akan meningkat dengan rata-rata sebesar 10,00 per tahun. Dana Alokasi Umum akan meningkat rata-rata sebesar 4,60 per tahun dan Dana Alokasi Khusus diasumsikan sama dengan DAK yang diterima di tahun 2016. Sedangkan untuk jenis komponen pendapatan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah; untuk Pos Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi atau KabupatenKota akan meningkat rata-rata sebesar 14,25 per tahun, Pos Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya akan mengalami kenaikan rata-rata sebesar 12,50 per tahun dan Pos Dana Insentif Daerah mengalami kenaikan rata-rata sebesar 12,50. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-49 Tabel 3.37. Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021 NO. URAIAN ANGG. 2016 ANGG. 2017 ANGG. 2018 ANGG. 2019 ANGG. 2020 ANGG. 2021 Rata-rata kenaikan Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1 PENDAPATAN DAERAH

1.1 Pendapatan

Asli Daerah 1.232.373.211.000 1.461.617.271.000 18,6 1.553.044.597.000 6,26 1.767.853.137.000 13,83 1.973.181.728.000 11,61 2.213.654.606.000 12,19 12,5 1.1.1 Pajak Daerah 858.764.751.000 1.055.695.471.000 22,93 1.087.570.000.000 3,02 1.223.957.000.000 12,54 1.377.000.000.000 12,5 1.549.300.000.000 12,51 12,7 1.1.2 Retribusi Daerah 105.548.677.000 109.744.130.000 3,97 130.736.463.000 19,13 169.107.140.000 29,35 178.116.346.000 5,33 194.658.231.000 9,29 13,41 1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan 22.084.633.000 26.172.110.000 18,51 25.981.738.000 -0,73 27.905.555.000 7,4 31.119.385.000 11,52 34.320.489.000 10,29 9,4 1.1.4 Lain-lain PAD yang Sah 245.975.150.000 270.005.560.000 9,77 308.756.396.000 14,35 346.883.442.000 12,35 386.945.997.000 11,55 435.375.886.000 12,52 12,11

1.2 Dana

Perimbangan 1.762.670.018.000 1.811.208.346.000 3,23 1.881.206.444.000 4,35 1.968.775.541.000 5,14 2.062.376.086.000 5,25 2.162.516.280.000 5,35 4,66 1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak 153.457.483.000 153.527.483.000 0,05 172.718.417.000 12,5 194.308.219.000 12,5 218.596.745.000 12,5 245.921.340.000 12,5 10,01 Dana bagi Hasil Bukan Pajak 3.200.824.000 3.200.824.000 - 3.600.927.000 12,5 4.051.042.000 12,5 4.557.423.000 12,5 5.127.101.000 12,5 10 1.2.2 Dana Alokasi Umum 1.211.708.204.000 1.260.176.532.000 4 1.310.583.593.000 4 1.376.112.773.000 5 1.444.918.411.000 5 1.517.164.332.000 5 4,6 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 394.303.507.000 394.303.507.000 2,12 394.303.507.000 2,28 394.303.507.000 2,46 394.303.507.000 2,64 394.303.507.000 2,83 2,46

1.3 Lain-lain

Pendapatan Daerah Yang Sah 430.160.000.000 615.160.000.000 43,01 692.055.000.000 12,5 759.577.500.000 9,76 854.524.677.000 12,5 961.340.272.000 12,5 18,05 1.3.1 Hibah - - - - - - - - - - - - 1.3.2 Dana Darurat - - - - - - - - - - - - 1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi atau KabupatenKota 430.160.000.000 535.160.000.000 24,41 602.055.000.000 12,5 658.327.500.000 9,35 740.618.434.000 12,5 833.195.741.000 12,5 14,25 1.3.4 Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal Percepatan Pembangunan Daerah - - - - - - - - - - - - KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-50 NO. URAIAN ANGG. 2016 ANGG. 2017 ANGG. 2018 ANGG. 2019 ANGG. 2020 ANGG. 2021 Rata-rata kenaikan Rp Rp Rp Rp Rp Rp - Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan DPPIP dan Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah DPIPD - - - - - - - - - - - - - Tambahan Penghasilan Bagi Guru PNSD dan Tunjangan Profesi Guru PNSD pada Daerah Prop Kab. Kota - - - - - - - - - - - - - Dana Bantuan Operasional Sekolah - - - - - - - - - - - - 1.3.5 Bantuan Keuangan dari propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya - 75.000.000.000 - 84.375.000.000 12,5 94.921.875.000 12,5 106.787.103.000 12,5 120.135.498.000 12,5 12,5 1.3.6 Dana Insentif Daerah - 5.000.000.000 - 5.625.000.000 12,5 6.328.125.000 12,5 7.119.140.000 12,5 8.009.033.000 12,5 12,5 Jumlah Pendapatan Daerah 3.425.203.229.000 3.887.985.617.000 13,51 4.126.306.041.000 6,13 4.496.206.178.000 8,96 4.890.082.491.000 8,76 5.337.511.158.000 9,15 9,30 Sumber: DPKAD, 2016 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-51

3.3.2 Proyeksi Belanja Daerah Kota Semarang 2016-2021

Analisis proyeksi belanja daerah perlu dilakukan guna mendapatkan gambaran mengenai kondisi belanja daerah Kota Semarang dalam kurun waktu 5 tahun kedepan guna membiayai belanja langsung atau belanja program untuk RPJMD. Proyeksi Belanja dirumuskan berdasarkan tren pertumbuhan historis realisasi belanja tahun 2010-2015, prioritas pembangunan serta proporsi belanja tidak langsung dan belanja langsung. Proyeksi Belanja daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021 rata-rata akan meningkat sebesar 4,86 per tahun, dengan perincian Belanja tidak langsung rata-rata sebesar 3,31 per tahun dan Belanja Langsung rata-rata sebesar 6,17 per tahun. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-52 Tabel 3.38. Proyeksi Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021 No BELANJA DAERAH 2016 2017 + - 2018 + - 2019 + - 2020 + - 2021 + - Kenaikan Rata-rata per tahun 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.633.209.712.000 1.758.241.058.000 7,66 1.808.334.085.000 2,85 1.846.224.807.000 2,10 1.883.592.334.000 2,02 1.920.188.087.000 1,94 3,31 Belanja Pegawai 1.567.703.870.000 1.685.256.796.000 7,50 1.710.535.651.000 1,50 1.744.746.366.000 2,00 1.779.641.290.000 2,00 1.815.234.117.000 2,00 3,00 Bel Bunga - - - - - - Bel Hibah 35.230.880.000 42.000.000.000 19,21 56.078.558.000 33,52 58.446.685.000 4,22 60.034.461.000 2,72 60.672.408.000 1,06 12,15 Bel Bant Sosial 19.290.700.000 25.000.000.000 29,60 30.705.865.000 22,82 32.002.535.000 4,22 32.871.923.000 2,72 33.221.232.000 1,06 12,08 Bel Bant Keuangan 984.262.000 984.262.000 0,00 1.014.011.000 3,02 1.029.221.000 1,50 1.044.660.000 1,50 1.060.330.000 1,50 1,50 Bel Tdk Terduga a+b : 10.000.000.000 5.000.000.000 -50,00 10.000.000.000 100 10.000.000.000 0,00 10.000.000.000 0,00 10.000.000.000 10,00 2 BELANJA LANGSUNG 2.554.708.702.000 2.503.709.079.000 -2,00 2.199.079.169.000 -12,17 2.532.281.371.000 15,15 3.021.490.157.000 19,32 3.340.123.071.000 10,55 6,17 Belanja Pegawai 231.221.432.000 226.605.561.000 -2,00 199.034.134.000 -12,17 229.191.580.000 15,15 273.468.862.000 19,32 302.307.672.000 10,55 6,17 Belanja Barang dan Jasa 1.172.003.619.000 1.148.606.922.000 -2,00 1.008.854.255.000 -12,17 1.161.714.809.000 15,15 1.386.145.277.000 19,32 1.532.321.992.000 10,55 6,17 Belanja Modal 1.151.483.651.000 1.128.496.596.000 -2,00 991.190.780.000 -12,17 1.141.374.982.000 15,15 1.361.876.018.000 19,32 1.505.493.407.000 10,55 6,17 JUMLAH 1 + 2 4.187.918.414.000 4.261.950.137.001 1,77 4.007.413.254.001 -5,97 4.378.506.178.000 9,26 4.905.082.491.000 12,03 5.260.311.158.000 7,24 4,86 Sumber: Analisis, 2016 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-53

3.3.3 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Wajib Mengikat serta

Prioritas Utama Analisis proyeksi belanja dilakukan untuk memperoleh gambaran kebutuhan belanja tidak langsung daerah dan pengeluaran pembiayaan yang bersifat wajib dan mengikat serta prioritas utama. Analisis dilakukan dengan proyeksi 5 lima tahun ke depan untuk penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah. Hasil proyeksi belanja dan pengeluaran wajib mengikat serta prioritas utama Kota Semarang tahun 2016-2021 sebagai tabel 3.39. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-54 Tabel 3.39. Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota Semarang Tahun 2016-2021 No Uraian Proyeksi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 I BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.578.688.132.000 1.691.241.058.000 1.721.549.662.000 1.755.775.587.000 1.790.685.950.000 1.826.294.447.000 1 Belanja Gaji dan Tunjangan, Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH 1.567.703.870.000 1.685.256.795.000 1.710.535.651.000 1.744.746.366.000 1.779.641.290.000 1.815.234.117.000 2 Belanja Bunga - - - - - - 3 Belanja Subsidi - - - - - - 4 Belanja Bagi Hasil - - - - - - 5 Belanja Bantuan Keuangan 984.262.000 984.262.000 1.014.011.000 1.029.221.000 1.044.660.000 1.060.330.000 6 Belanja Tidak Terduga 10.000.000.000 5.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 II BELANJA LANGSUNG 268.305.561.000 278.393.048.000 265.683.645.000 310.676.902.000 331.824.370.000 385.981.060.000 Belanja Langsung untuk kebutuhan operasional rutin perkantoran yang harus diselenggarakan habis pakai, jasa kantor, dll. 268.305.561.000 278.393.048.000 265.683.645.000 310.676.902.000 331.824.370.000 385.981.060.000 III PENGELUARAN PEMBIAYAAN 33.429.945.000 24.239.000.000 118.892.787.000 117.700.000.000 75.000.000.000 77.200.000.000 1 Pembentukan Dana Cadangan - - 45.000.000.000 45.000.000.000 - - 2 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 33.429.945.000 24.239.000.000 73.892.787.000 72.700.000.000 75.000.000.000 77.200.000.000 3 Pembayaran Pokok Hutang - - - - - - TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA 1.880.423.638.000 1.993.873.106.000 2.106.126.049.000 2.184.152.489.000 2.197.510.320.000 2.289.475.507.000 Sumber: Analisis, 2016 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-55

3.3.4 Proyeksi Pembiayaan Daerah

Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran sisa lebih riil perhitungan anggaran. Hasil analisis dapat digunakan untuk menghitung kapasitas penerimaan pembiayaan daerah dengan proyeksi 5 lima tahun ke depan. Analisis dilakukan berdasarkan data dan informasi yang dapat mempengaruhi besarnya sisa lebih riil perhitungan anggaran dimasa yang akan datang, yakni: 1 Angka rata-rata pertumbuhan saldo kas neraca daerah dan rata- rata pertumbuhan kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan sertakegiatan lanjutan; 2 Asumsi indikator makro ekonomi  Laju pertumbuhan rata-rata PDRB Kota Semarang di tahun 2010 hingga 2015 adalah 9,59  Rata-Rata Inflasi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 5,7 pertahun  Rata-Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 6,11 pertahun 3 Kebijakan penyelesaian kewajiban daerah 4 Kebijakan efisiensi belanja daerah dan peningkatan potensi pendapatan; Dari perhitungan proyeksi pendapatan dan proyeksi belanja daerah pada tahun 2016-2021 Kota Semarang akan mengalami defisit dan surplus anggaran. Pada tahun 2016 diproyeksikan mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 762.715.185.000,-. Pada tahun 2017 mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 319.613.376.000,-, dan pada tahun 2020 akan mengalami defisit anggaran sebesar Rp. 15.000.000.000,-. Sedangkan pada tahun 2018, 2019 dan 2021 mengalami surplus anggaran. Terjadinya surplusdefisit anggaran tersebut akan menjadi pertimbangan dalam merumuskan proyeksi kebijakan pembiayaan daerah. Pembiayaan Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021, dirumuskan dengan memperhatikan Realisasi Sisa Lebih Pertihungan Anggaran SilPA Kota Semarang pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp. 1.194.348.650.000,-, Pembentukan Dana Cadangan untuk Persiapan Pemilu PILKADA Kota Semarang Tahun KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-56 2020, Penyertaan Modal Badan Usaha Milik Daerah BUMD, serta terjadinya surplusdefisit proyeksi pendapatan dan proyeksi belanja daerah. Rumusan kebijakan proyeksi Pembiayaan Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021 sebagai berikut: - Pos Penerimaan Pembiayaan, dialokasikan penerimaan SilPA dengan perincian pada tahun 2016 sebesar Rp. 796.145.130.000,- dan sebesar Rp. 398.203.500.000,-, pada tahun 2017 yang berasal dari SilPA Tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp. 1.194.348.650.000,-, Disamping itu berkaitan Pemilu PILKADA Kota Semarang Tahun 2020, maka pada tahun 2020 diproyeksikan ada penerimaan pembiayaan dari Pencairan Dana Cadangan sebesar Rp. 90.000.000.000,-. - Pos Pengeluaran Pembiayaan, diproyeksikan untuk Pembentukan Dana Cadangan dalam rangka Pemilu PILKADA yang dibentuk selama 2 tahun berturut-turut, yang diperkirakan sebesar Rp 45.000.000.000 masing-masing di tahun 2018 dan 2019. Secara rinci kebijakan proyeksi Pembiayaan Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021 dapat dilihat pada tabel 3.40. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-57 Tabel 3.40. Proyeksi Pembiayaan Daerah Kota Semarang 2016-2021 No Uraian Proyeksi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 796.145.130.000 398.203.520.000 - - 90.000.00.000 - 3.1.1 SILPA 796.145.130.000 398.203.520.000 - - - - 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - - - - 90.000.000.000 - 3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - - - - - 3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - - - 3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - - 3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 33.429.945.000 24.239.000.000 118.892.787.000 117.700.000.000 75.000.000.000 77.200.000.000 3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - - 45.000.000.000 45.000.000.000 - - 3.2.2 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 33.429.945.000 24.239.000.000 73.892.787.000 72.700.000.000 75.000.000.000 77.200.000.000 3.2.2.1 Penyertaan Modal Bank Jateng 19.305.000.000 9.339.000.000 15.100.000.000 16.200.000.000 18.500.000.000 20.700.000.000 3.2.2.2 Penyertaan Modal Holding Company PT Bhumi Pandanaran Sejahtera - 10.000.000.000 22.500.000.000 22.500.000.000 22.500.000.000 22.500.000.000 3.2.2.3 Penyertaan Modal PDAM 10.000.000.000 - 30.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 3.2.2.4 Penyertaan Modal BKK 1.000.000.000 900.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 3.2.2.5 Penyertaan Modal Bank Pasar 2.000.000.000 4.000.000.000 4.292.787.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 3.2.2.6 Penyertaan Modal Perusda Percetakan 1.124.945.000 - - - - - Penyertaan Modal RPH dan BHP - - - - - - III PEMBIAYAAN DAERAH 762.715.185.000 373.964.520.000 118.892.787.000 117.700.000.000 15.000.000.000 77.200.000.000 Sumber: Analisis, 2016 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-58

3.3.5 Analisis Kerangka Pendanaan

Analisis Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menegah daerah selama 5 lima tahun ke depan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke pos-pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Untuk menentukan proyeksi kapasitas kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk membiayai program kegiatan selama 5 lima tahun kedepan 2016-2021 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Semarang sebagaimana tabel 3.42. Pada tabel 3.42, maka dapat diketahui belanja daerah yang menjadi prioritas I dan II. Belanja Daerah Prioritas I adalah belanja daerah yang meliputi belanja untuk membiayai program pembangunan. Belanja Daerah prioritas II merupakan belanja daerah yang nantinya untuk Bantuan sosial dan hibah yang sifatnya wajib dilaksanakan berdasarkan aspirasi. Dari Proyeksi penerimaan pendapatan, proyeksi belanja daerah serta proyeksi pembiayaan daerah tersebut diatas, dapat dirumuskan Kerangka Pendanaan RPJMD Tahun 2016-2021 sebagaimana tabel 3.43. Proyeksi kapasitas kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk membiayai program kegiatan selama 5 lima tahun ke depan 2016-2021 dalam RPJMD. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-59 Tabel 3.41. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kota Semarang Tahun 2016 – 2021 No Uraian Proyeksi 2016 Rp 2017 Rp 2018 Rp 2019 Rp 2020 Rp 2021 Rp 1. Penerimaan Pendapatan 3.425.203.229.000 3.887.985.617.000 4.126.306.041.000 4.496.206.178.000 4.890.082.491.000 5.337.511.158.000 2. Pencairan dana cadangan - - - - 90.000.000.000 - 3. Sisa lebih riil perhitungan anggaran sebelumnya SILPA 796.145.130.000 398.203.520.000 - - - - Total Penerimaan 4.221.348.359.000 4.286.189.137.000 4.126.306.041.000 4.496.206.178.000 4.980.082.491.000 5.337.511.158.000 Dikurangi : 1. TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA 1.880.423.638.000 1.993.873.106.000 2.106.126.049.000 2.184.152.489.000 2.197.510.320.000 2.289.475.507.000 Kapasitas riil kemampuan keuangan 2.340.924.721.000 2.292.316.031.000 2.020.179.947.000 2.312.053.689.000 2.782.572.171.000 3.048.035.651.000 Sumber: Analisis, 2016 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-60 Tabel 3.42. Belanja Daerah Prioritas I dan II Kota Semarang Tahun 2016 – 2021 PRIORITAS 2016 Rp 2017 Rp 2018 Rp 2019 Rp 2020 Rp 2021 Rp Belanja Daerah Prioritas I 2.286.403.141.000 2.225.316.031.000 1.933.395.524.000 2.221.604.469.000 2.689.665.787.000 2.954.142.011.000 Belanja Daerah untuk membiayai Program Pembangunan 2.286.403.141.000 2.225.316.031.000 1.933.395.524.000 2.221.604.469.000 2.689.665.787.000 2.954.142.011.000 Belanja Daerah Prioritas II 54.521.580.000 67.000.000.000 86.784.423.000 90.449.220.000 92.906.384.000 93.893.640.000 Belanja Hibah 35.230.880.000 42.000.000.000 56.078.558.000 58.446.685.000 60.034.461.000 60.672.408.000 Belanja Bantuan Sosial 19.290.700.000 25.000.000.000 30.705.865.000 32.002.535.000 32.871.923.000 33.221.232.000 Belanja Daerah I+II 2.340.924.721.000 2.292.316.031.000 2.020.179.947.000 2.312.053.689.000 2.782.572.171.000 3.048.035.651.000 Sumber: Analisis, 2016 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-61 Tabel 3.43. Proyeksi Kerangka Pendanaan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 KODE URAIAN TAHUN ANGGARAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 I PENDAPATAN 3.425.203.229.000 3.887.985.617.000 4.126.306.041.000 4.496.206.178.000 4.890.082.491.000 5.337.511.158.000 1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.232.373.211.000 1.461.617.271.000 1.553.044.597.000 1.767.853.137.000 1.973.181.728.000 2.213.654.606.000 1.1.1 Pajak Daerah 858.764.751.000 1.055.695.471.000 1.087.570.000.000 1.223.957.000.000 1.377.000.000.000 1.549.300.000.000 1.1.2 Retribusi Daerah 105.548.677.000 109.744.130.000 130.736.463.000 169.107.140.000 178.116.346.000 194.658.231.000 1.1.3 Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 22.084.633.000 26.172.110.000 25.981.738.000 27.905.555.000 31.119.385.000 34.320.489.000 1.1.4 Lain-Lain PAD Yang Sah 245.975.150.000 270.005.560.000 308.756.396.000 346.883.442.000 386.945.997.000 435.375.886.000

1.2 DANA

PERIMBANGAN 1.762.670.018.000 1.811.208.346.000 1.881.206.444.000 1.968.775.541.000 2.062.376.086.000 2.162.516.280.000 1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak 153.457.483.000 153.527.483.000 172.718.417.000 194.308.219.000 218.596.745.000 245.921.340.000 1.2.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 3.200.824.000 3.200.824.000 3.600.927.000 4.051.042.000 4.557.423.000 5.127.101.000 1.2.3 Dana Alokasi Umum 1.211.708.204.000 1.260.176.532.000 1.310.583.593.000 1.376.112.773.000 1.444.918.411.000 1.517.164.332.000 1.2.4 Dana Alokasi Khusus 394.303.507.000 394.303.507.000 394.303.507.000 394.303.507.000 394.303.507.000 394.303.507.000

1.3 LAIN-LAIN

PENDAPATAN YANG SAH 430.160.000.000 615.160.000.000 692.055.000.000 759.577.500.000 854.524.677.000 961.340.272.000 1.3.1 Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi Pemerintah Daerah Lainnya 430.160.000.000 535.160.000.000 602.055.000.000 658.327.500.000 740.618.434.000 833.195.741.000 1.3.2 Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau Pemerintah Daerah - 75.000.000.000 84.375.000.000 94.921.875.000 106.787.103.000 120.135.498.000 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-62 KODE URAIAN TAHUN ANGGARAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Lainnya 1.3.3 Dana Intensif Daerah - 5.000.000.000 5.625.000.000 6.328.125.000 7.119.140.000 8.009.033.000 II BELANJA DAERAH 4.187.918.414.000 4.261.950.137.000 4.007.413.254.000 4.378.506.178.000 4.905.082.491.000 5.260.311.158.000

2.1 BELANJA TIDAK

LANGSUNG 1.633.209.712.000 1.758.241.058.000 1.808.334.085.000 1.846.224.807.000 1.883.592.334.000 1.920.188.087.000 2.1.1 Belanja Pegawai 1.567.703.870.000 1.685.256.796.000 1.710.535.651.000 1.744.746.366.000 1.779.641.290.000 1.815.234.117.000 2.1.2 Belanja Bunga - - - - - - 2.1.3 Belanja Subsidi - - - - - - 2.1.4 Belanja Hibah 35.230.880.000 42.000.000.000 56.078.558.000 58.446.685.000 60.034.461.000 60.672.408.000 2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 19.290.700.000 25.000.000.000 30.705.865.000 32.002.535.000 32.871.923.000 33.221.232.000 2.1.6 Belanja Bagi Hasil - - - - - - 2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 984.262.000 984.262.000 1.014.011.000 1.029.221.000 1.044.660.000 1.060.330.000 2.1.8 Belanja Tidak Terduga 10.000.000.000 5.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000 10.000.000.000

2.2 BELANJA

LANGSUNG 2.554.708.702.000 2.503.709.079.000 2.199.079.169.000 2.532.281.371.000 3.021.490.157.000 3.340.123.071.000 2.2.1 Belanja Pegawai 231.221.432.000 226.605.561.000 199.034.134.000 229.191.580.000 273.468.862.000 302.307.672.000 2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 1.172.003.619.000 1.148.606.922.000 1.008.854.255.000 1.161.714.809.000 1.386.145.277.000 1.532.321.992.000 2.2.3 Belanja Modal 1.151.483.651.000 1.128.496.596.000 991.190.780.000 1.141.374.982.000 1.361.876.018.000 1.505.493.407.000 SURPLUSDEFISIT I-II 762.715.185.000 373.964.520.000 118.892.787.000 117.700.000.000 15.000.000.000 77.200.000.000 III PEMBIAYAAN DAERAH 762.715.185.000 373.964.520.000 118.892.787.000 117.700.000.000 15.000.000.000 77.200.000.000

3.1 PENERIMAAN

PEMBIAYAAN 796.145.130.000 398.203.520.000 - - 90.000.000.000 - 3.1.1 Pengunaan SILPA 796.145.130.000 398.203.520.000 - - - - 3.1.2 Pencairan Dana - - - - 90.000.000.000 - KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-63 KODE URAIAN TAHUN ANGGARAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Cadangan 3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - - - - - 3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - - - 3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - - - - - -

3.2 PENGELUARAN

PEMBIAYAAN 33.429.945.000 24.239.000.000 118.892.787.000 117.700.000.000 75.000.000.000 77.200.000.000 3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - - 45.000.000.000 45.000.000.000 - - 3.2.2 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 33.429.945.000 24.239.000.000 73.892.787.000 72.700.000.000 75.000.000.000 77.200.000.000 3.2.2.1 Penyertaan Modal Bank Jateng 19.305.000.000 9.339.000.000 15.100.000.000 16.200.000.000 18.500.000.000 20.700.000.000 3.2.2.2 Penyertaan Modal Holding Company PT Bhumi Pandanaran Sejahtera - 10.000.000.000 22.500.000.000 22.500.000.000 22.500.000.000 22.500.000.000 3.2.2.3 Penyertaan Modal PDAM 10.000.000.000 - 30.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 30.000.000.000 3.2.2.4 Penyertaan Modal BKK 1.000.000.000 900.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 3.2.2.5 Penyertaan Modal Bank Pasar 2.000.000.000 4.000.000.000 4.292.787.000 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000 3.2.2.6 Penyertaan Modal Perusda Percetakan 1.124.945.000 - - - - - Penyertaan Modal RPH dan BHP - - - - - - RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-1

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan di masa lalu serta hal-hal yang masih belum berjalan secara optimal melalui perumusan permasalahan agar dapat disusun perencanaan pembangunan untuk jangka lima tahun ke depan. Selanjutnya rumusan permasalahan tersebut dikelompokkan menjadi isu strategis yang merupakan permasalahan utama untuk dijadikan prioritas. Analisis isu strategis menghasilkan rumusan kebijakan yang bersifat antisipatif dan solutif atas berbagai kondisi yang tidak ideal di masa depan untuk meningkatkan efektivitas perencanaan pembangunan. Dengan demikian, rumusan tentang permasalahan pembangunan dan isu strategis merupakan bagian penting dalam penentuan kebijakan pembangunan jangka menengah Kota Semarang.

4.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN KOTA SEMARANG

Permasalahan pembangunan daerah merupakan kesenjangan antara sasaran pembangunan yang ingin dicapai di masa mendatang dengan kondisi riil saat perencanaan pembangunan disusun. Untuk meminimalisir kesenjangan tersebut dalam rangka mewujudkan visi dan misi kepala daerah terpilih, maka diperlukan perumusan yang tepat terkait analisis permasalahan daerah. Berdasarkan hasil analisis permasalahan pembangunan daerah pada masing-masing bidang urusan sesuai dengan kondisi objektif daerah, serta kesepakatan dari para pemangku kepentingan stakeholders pembangunan daerah maka diketahui permasalahan utama Kota Semarang. Permasalahan utama ini dijabarkan ke dalam 4 empat pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Kualitas sumber daya manusia yang masih perlu ditingkatkan 2. Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik Good Governance masih belum optimal 3. Belum optimalnya penyediaan infrastruktur dasar dan penataan ruang 4. Inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada sektor perekonomian masih perlu ditingkatkan ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-2 MASALAH Kualitas sumber daya manusia yang masih perlu ditingkatkan Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik Good Governance masih belum sesuai harapan Belum optimalnya penyediaan infrastruktur dasar dan penataan ruang Inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada sektor perekonomian masih perlu ditingkatkan Gambar 4.1 Gambaran Permasalahan Utama dan Permasalahan Pokok Pembangunan Daerah Kota Semarang Permasalahan pembangunan daerah Kota Semarang diidentifikasi melalui kajian data dan informasi pembangunan daerah khususnya data strategis pembangunan. Berikut penjabaran permasalahan pembangunan Kota Semarang berdasarkan gambaran umum kondisi pembangunan daerah Kota Semarang:

1. Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Masih Perlu Ditingkatkan

Sumber Daya Manusia memiliki peran penting dalam proses pembangunan daerah. Sumber daya manusia dalam pembangunan daerah haruslah memiliki kualifikasi tertentu berdasarkan kontribusi di bidangnya masing-masing. Sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing secara otomatis akan memberikan sumbangsih atas keberhasilan setiap capaian kinerja pembangunan daerah. Hal tersebut secara positif akan berdampak pada ketercapaian visi dan misi pembangunan daerah serta menjadi daya dorong perwujudan target dari aspek-aspek pembangunan baik dari sektor ketenagakerjaan, kehidupan sosial masyarakat, hingga infrastruktur dasar kehidupan masyarakat. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-3 Kualitas SDM terkait dengan permasalahan pokok antara lain rendahnya akses dan mutu pendidikan, rendahnya akses dan mutu pelayanan kesehatan, dan pendapatan per kapita yang dipengaruhi oleh sektor ekstratif skala besar. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan mutu pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan. Sebagaimana telah diuraikan pada Bab 2, berdasarkan indikator pada sektor pendidikan, kondisi di Kota Semarang relatif sudah baik. Permasalahan pada kualitas sumber daya manusia yang masih perlu ditingkatkan adalah yang terkait dengan kelulusan pada pendidikan menengah, yang antara lain diindikasikan pada rata-rata lama sekolah yang hanya 10,19 tahun. Hal lain yang masih memerlukan perhatian dari sektor pendidikan adalah yang terkait dengan pendidikan karakter, budi pekerti dan wawasan kebangsaan. Masih adanya kasus yang terkait dengan kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, serta seks bebas menunjukkan perlunya penguatan pendidikan karakter sejak dini. Di sisi lain, dari komposisi penduduk Kota Semarang selama enam tahun terakhir 2010-2015 berdasarkan tingkat pendidikan masih didominasi oleh penduduk dengan tingkat pendidikan tamat SD atau yang sederajat, SMP atau yang sederajat dan SMA atau yang sederajat. Sedangkan untuk tingkat pendidikan tamat Akademi D-III dan Universitas memiliki jumlah yang relatif rendah dibandingkan tingkat pendidikan lainnya. Sebagai kota metropolitan, peningkatan jumlah penduduk dengan pendidikan yang ditamatkan pada tingkat menengah dan Perguruan Tinggi menjadi menjadi suatu keniscayaan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Permasalahan berikutnya yang mempengaruhi SDM yang belum berkualitas adalah akses dan mutu pelayanan kesehatan. Peningkatan layanan kesehatan sangat perlu dilakukan mengingat kesehatan merupakan kunci utama individu dalam melaksanakan aktivitasnya. Jika dilihat dari indikator yang tercantum dalam SPM Kesehatan, capaian Kota Semarang dalam meningkatkan kualitas kesehatan warganya dapat dilihat angka kelangsungan hidup bayi per 1.000 kelahiran pada tahun 2014 sebesar 90,63 menurun menjadi 90,44 pada tahun 2015. Sedangkan persentase gizi buruk meningkat dari tahun 2014 sebesar 0,38 menjadi 0,40 pada tahun 2015. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-4 Masih cukup tingginya angka pengangguran terbuka serta kualitas dan kompetensi tenaga kerja merupakan hal lain yang menjadi permasalahan untuk meningkatkan lagi kualitas sumber daya manusia. Dari sisi kesejahteraan, meskipun angka kemiskinan Kota Semarang sudah rendah, upaya penurunan kemiskinan perlu terus dilakukan. Selain hal yang bersifat fisik, kualitas SDM juga ikut dipengaruhi oleh hal yang bersifat non fisik, antara lain melalui kegiatan seni dan budaya. Rumusan permasalahan yang terkait dengan Sumber Daya Manusia, selanjutnya dilakukan analisa untuk melihat akar permasalahan dari pokok masalah yang ada. Hal ini dilakukan untuk menentukan solusi terhadap permasalahan yang ada. Rumusan dan akar permasalahan pada Sumber Daya Manusia sebagaimana dijelaskan pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Rumusan Permasalahan: Kualitas Sumber Daya Manusia Yang Masih Perlu Ditingkatkan MASALAH AKAR MASALAH 1 Kualitas kelulusan pendidikan yang masih perlu ditingkatkan 1. Masih perlunya peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga Kependidikan 2. Masih perlunya pengoptimalan kualitas pelayanan pendidikan pendidikan inklusi, Semarang Knowledge Sharing 3. Masih perlunya peningkatan pendidikan pembentukan karakter 4. Masih perlunya peningkatan kuantitas dan kualitasnya Sarana dan Prasarana Pendidikan 2 Belum seluruh lapisan masyarakat mendapat akses ke pelayanan kesehatan yang bermutu. 1. Belum optimalnya budaya perilaku hidup sehat pada masyarakat 2. Belum optimalnya kompetensi dan kapasitas tenaga medis dan non medis sesuai dengan standar kompetensi 3. Kurangnya kesiapan prasarana dan sarana pelayanan kesehatan pada pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional BPJS 4. Masih perlunya peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Kesehatan 5. Belum terpenuhnya seluruh Standar Operasional Prosedur pelayanan kesehatan 3 Tingginya tingkat pengangguran terbuka 1. Peningkatan kualitas dan kompetensi seluruh tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja masih perlu dioptimalkan ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-5 MASALAH AKAR MASALAH 2. Pertumbuhan ketersediaan lapangan kerja formal belum seimbang dengan ketersediaan tenaga kerja 3. Masih diperlukan peningkatan minat kewirausahaan 4 Masih belum tuntasnya pengentasan kemiskinan 1. Tingkat dan cakupan pelayanan perlindungan dan pemberdayaan PMKS masih perlu ditingkatkan 2. Jumlah bantuan sosial sarpras pemenuhan kebutuhan sosial dasar sanitasi, air minum, RTLH masih perlu ditingkatkan 3. Pemberian jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial masih perlu ditingkatkan 4. Perluasan akses pelayanan sosial kesehatan BPJS dan pendidikan 5 Pengembangan kekayaan dan keragaman budaya masih perlu ditingkatkan 1. Upaya pelestarian dan pengelolaan cagar budaya masih perlu dioptimalkan 2. Penyelenggaraan festival seni dan budaya masih perlu dioptimalkan 3. Sarana dan prasarana untuk pementasan seni dan budaya masih perlu dioptimalkan 6 Perlu peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan 1. Peran dan fungsi kelembagaan masyarakat dalam pembangunan masih perlu dioptimalkan 2. Koordinasi lintas sektor untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat masih perlu dioptimalkan 3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan masih perlu ditingkatkan 4. Mitigasi dan adaptasi kebencanaan masih perlu ditingkatkan

2. Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik Good

Governance masih belum sesuai harapan Untuk mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan ditindaklanjuti dalam realisasinya yakni akuntanbilitas, transparansi, dapat diprediksi, dan partisipasi. Jika keseluruhan faktor tersebut dilaksanakan secara menyeluruh dan seksama maka dapat dipastikan bahwa penyelenggaraan Pemerintahan daerah akan berjalan pada koridor pencapaian pembangunan daerah sebagai pendukung peningkatan capaian kinerja pembangunan nasional. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-6 Pembangunan berkelanjutan menjadi pokok perhatian dalam perencanaan pembangunan daerah Kota Semarang. Penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan Pemerintah Kota Semarang masih menghadapi permasalahan yang terkait dengan penyalahgunaan wewenang serta praktek korupsi, kolusi dan nepotisme yang antara lain diindikasikan dengan masih adanya pengaduan dari masyarakat terhadap oknum ASN yang melakukan pungutan liar serta masih adanya oknum ASN yang terlibat kasus hukum. Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik di Kota Semarang juga harus didukung dengan ketersediaan sarana prasarana pelayanan yang memadai dan sesuai dengan standar pelayanan yang ada, kapabilitas,kapasitas dan kompetensi aparatur pelayanan yang baik, dengan jumlah yang mencukupi . Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan tata kelola pemerintahan yang baik dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Rumusan Permasalahan: Penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Good Governance Masih Belum Optimal MASALAH AKAR MASALAH 1 Upaya pengawasan masih perlu ditingkatkan 1. Sistem pengelolaan dan pelaporan keuangan dan aset daerah masih perlu dikembangkan lagi 2. Pengelolaan asset masih perlu dioptimalkan lagi 3. Pelaksanaan pendataan, pengawasan dan pemeriksaan pajak daerah masih perlu dioptimalkan 4. Sistem pengendalian Internal yang dilakukan secara prosedural masih perlu ditingkatkan lagi 5. Tingkat akuntabilitas pelaporan keuangan Instansi Pemerintah masih perlu dioptimalkan lagi 2 Perlu peningkatan disiplin aparatur 1. Persebaran pegawai di setiap Perangkat Daerah masih belum merata dari segi jumlah maupun kualitas 2. Integrasi sistem informasi kepegawaian dengan data kompetensi pegawai masih belum dimaksimalkan 3. Peningkatan pengembangan dan pembinaan aparatur jabatan fungsional masih perlu dioptimalkan 4. Masih adanya SOTK yang tumpang tindih dengan Perangkat Daerah lain 5. Kualitas mental dan pola pikir aparatur perlu lebih ditingkatkan ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-7 MASALAH AKAR MASALAH 6. Jumlah, kapabilitas, kapasitas dan kompetensi aparatur masih perlu peningkatan 3 Masih terdapat sarana prasarana pelayanan publik yang belum sesuai standar 1. Kinerja aparatur pelayan masyarakat masih perlu ditingkatkan 2. Peningkatan sarana prasarana pelayanan 3. Penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan perlu lebih ditingkatkan 4. Penerapan SOP pelayanan masih belum berjalan dengan optimal 4 Masih tingginya jumlah pelanggaran Perda 1. Kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap Perda perlu ditingkatkan 2. Jumlah aparatur pengawas dan penindak pelanggaran Perda masih perlu ditingkatkan 3. Menurunnya penerapan nilai-nilai kebangsaannasionalisme, gotong royong, budi pekerti, dan kesetiakawanan sosial di kalangan masyarakat 4. Pengawasan dan pendataan terhadap pendidikan ideologi asing, dan organisasi sosial politik masyarakat masih perlu ditingkatkan

3. Belum optimalnya penyediaan infrastruktur dasar dan penataan

ruang Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangunan daerah. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Pengembangan infrastruktur merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan secara keseluruhan. Hal ini mengingat dampaknya yang hampir mempengaruhi indikator kunci keberhasilan pembangunan dasar, baik pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi. Pembangunan infrastruktur berkualitas dengan kapasitas yang memadai dan merata merupakan faktor penting untuk mendorong konektivitas antar wilayah sehingga dapat mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi. Dibutuhkan jaringan infrastruktur yang efektif guna meningkatkan keterkaitan sektor primer berbasis pertanian dengan sektor industri pendukungnya melalui kluster dan pengembangan kawasan berdasarkan potensi dan unggulan komoditas daerah. Kualitas dan kapasitas infrastruktur yang memadai akan memperlancar konektivitas, ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-8 menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik sehingga dapat meningkatkan daya saing produk dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan penyediaan infrastruktur dasar dan penataan ruang dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Rumusan Permasalahan: Belum Optimalnya Penyediaan Infrastruktur Dasar Dan Penataan Ruang MASALAH AKAR MASALAH 1 Belum optimalnya pemanfaatan tata ruang yang sesuai dengan arahan rencana tata ruang wilayah RTRW maupun daya dukung lingkungan 1. Rencana Detail Tata Ruang Kota RDTRK dan Peraturan Zonasi sebagai pedoman dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang dan ijin mendirikan bangunan belum berjalan maksimal. 2. Peningkatan kesesuaian pada peruntukan tata ruang masih perlu dioptimalkan 3. Fungsi lahan yang belum dioptimalkan 2 Masih terjadinya genangan banjir dan rob 1. Masih ada saluran dan gorong-gorong yang belum berfungsi optimal 2. Infrastruktur pengendali Rob dan Banjir belum terbangun secara menyeluruh 3. Saluran drainase belum terintegrasi secara menyeluruh 4. Terjadinya penurunan tanah yang semakin tinggi khususnya di daerah pesisir 5. Terjadinya perubahan cuaca yang ekstrim 3 Belum optimalnya pengembangan sistem transportasi terpadu. 1. Jaringan jalan belum terbangun secara menyeluruh 2. Peningkatan fasilitas perlengkapan jalan masih perlu dioptimalkan 3. Integrasi jaringan jalan dan fasilitas jalan yang masih perlu dioptimalkan 4. Kualitas pelayanan angkutan umum masih perlu ditingkatkan 5. Pengelolaan sarana dan prasarana transportasi masih perlu dioptimalkan 4 Belum seluruh Rumah Tangga memiliki sanitasi yang baik 1. Ketersediaan lahan untuk instalasi sanitasi komunal di kawasan pesisir Semarang sangat sulit didapatkan. 2. Upaya peningkatan pelayanan pengelolaan air minum dan air limbah masih perlu dioptimalkan 3. Penyediaan Prasarana Sarana Umum PSU lingkungan perumahan dan permukiman masih perlu ditingkatkan 5 Kurangnya penanganan tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan 1. Pelayanan pengelolaan persampahan masih perlu ditingkatkan 2. Peran serta dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan masih perlu dioptimalkan 3. Penanganan lahan kritis masih perlu ditingkatkan ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-9 MASALAH AKAR MASALAH 4. Ruang Terbuka Hijau RTH di wilayah perkotaan masih perlu ditingkatkan 5. Pencemaran udara, air dan tanah perlu dikendalikan 6. Penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan.

4. Inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada sektor

perekonomian masih perlu ditingkatkan Perekonomian suatu wilayah menjadi salah satu tolok ukur utama dalam melihat tingkat kesejahteraan masyarakat baik secara makro maupun mikro. Hal tersebut merupakan poin penting mengingat kehidupan masyarakat sangat ditentukan oleh perekonomian terkait dengan finansial atau kebutuhan. Salah satu problem yang menghambat percepatan kemajuan Kota Semarang adalah rendahnya inovasi dan daya saing the low of competitiveness nilai tambah produksi. Secara teori, variabel daya saing ini menjadi faktor kunci peningkatan pertumbuhan ekonomi baik skala nasional, regional, dan global. Daya saing dalam hal ini terkait dengan kapasitas produksi, kapasitas inovasi, dan kemampuan daerah Kota Semarang menarik investasi dalam kerangka meningkatkan struktur perekonomian. Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan inovasi dan daya saing nilai tambah produksi pada sektor perekonomian dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Rumusan Permasalahan: Inovasi Dan Daya Saing Nilai Tambah Produksi Pada Sektor Perekonomian Masih Perlu Ditingkatkan MASALAH AKAR MASALAH 1 Penataan penyediaan dan distribusi bahan pangan perlu dioptimalkan 1. Penganekaragaman pangan masih perlu dioptimalkan 2 Produksi dan kualitas produk pertanian dan peternakan perlu ditingkatkan 1. Penyelenggaraan intensifikasi pertanian masih perlu dioptimalkan; 2. Pengawasanpengendalian produksi dan distribusi produk ternak masih perlu dioptimalkan 3. Pengembangan pertanian perkotaanurban farming masih perlu dioptimalkan 4. Semakin berkurangnya lahan pertanian 3 Produktifitas hasil perikanan perlu ditingkatkan; 1. Keterbatasan lahan untuk budidaya perikanan. 2. Tingginya alih profesi dari petani perikanan keaktivitas perkotaan; ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-10 MASALAH AKAR MASALAH 4 Kontribusi kategori- kategori pada sektor perdagangan dan jasa- jasa perlu dioptimalkan 1. Belum optimalnya upaya pembinaan dan pengendalian pedagang informal di ruang publik; 2. Belum optimalnya pengendalian pasar dan ritel modern; 3. Pasar rakyat belum sepenuhnya tertata dengan baik; 5 Produk-produk unggulan daerah belum dikembangkan dengan maksimal 1. Belum optimalnya pengembangan industri yang berwawasan lingkungan; 2. Pola kemitraan antara UMKM dengan usaha besar belum optimal. 3. Akses permodalan dan pasar Industri Kecil Menengah IKM masih terbatas; 4. Belum optimalnya hubungan kerjasama usaha antara IKM dengan industri besar; 5. Industri kreatif masih perlu dikembangkan. 6 Peningkatan jumlah PMA maupun PMDN masih belum maksimal 1. Pelayanan dan regulasi penanaman modal masih perlu ditingkatkan; 2. Daya saing daerah dalam menarik investasi masih perlu ditingkatkan; 7 Belum optimalnya pengembangan destinasi wisata 1. Belum optimalnya upaya pengembangan dan pengelolaan objek dan daya tarik wisata; 2. Belum optimalnya keikutsertaan swasta dan masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan.

4.2 ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH DALAM RPJMD

TAHUN 2016 – 2021

4.2.1 Isu-Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah

Identifikasi isu-isu strategis pembangunan jangka menengah Kota Semarang tahun 2016-2021 dilakukan berdasarkan permasalahan pembangunan daerah yang muncul diberbagai bidang urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah selama tahun 2010-2015 yang mempengaruhi keberhasilan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah pada periode tersebut danatau diperkirakan akan berdampak signifikan bagi daerah dan masyarakat Kota Semarang dimasa mendatang. Isu strategis pembangunan jangka menengah Kota Semarang dirumukan berdasarkan identifikasi permasalah pada tiap urusan penyelenggaraan pemerintahan dapat dilihat pada tabel 4.5. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-11 Tabel 4.5. Identifikasi Masalah, Variabel Penyebab Yang Mempengaruhi Permasalahan Pembangunan Daerah dengan Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang No. Urusan Pemerintahan Daerah Variabel Penyebab yang Mempengaruhi Permasalahan Isu Strategis

A. Urusan Wajib Pelayanan Dasar

A.1 Pendidikan Pengembangan PAUD belum optimal Ketersediaan sarana prasarana Pendidikan Peningkatan pelayanan Pendidikan Ketersediaan dan daya tampung pendidikan dasar SDMI dan SMPMTs yang memadai dan terjangkau masih perlu ditingkatkan Pelayanan Pendidikan berkualitas belum optimal pendidikan inklusi, Semarang Knowledge Sharing. Kualitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Tingkat kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan belum optimal Tingkat kualitas kelulusan pendidikan belum optimal Belum optimalnya pendidikan pembentukan karakter moral dan beragama Ketersediaan kurikulum berbasis karakter Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan belum optimal Ketersediaan sarana prasarana Pendidikan A.2 Kesehatan Akses masyarakat terhadap tingkat pelayanan kesehatan yang bermutu perlu ditingkatkan untuk seluruh lapisan masyarakat Akses Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan yang Bermutu Peningkatan pelayanan kesehatan Masih beredarnya bahan-bahan berbahaya dan mudahnya memperoleh bahan-bahan berbahaya tersebut serta belum adanya regulasi dari pemerintah yang mengatur secara jelas peredaran bahan- bahan tersebut Ketersediaan Perda yang mengatur secara jelas peredaran dan sangsi bahan-bahan berbahaya Tingkat kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat belum sepenuhnya menjadi budaya hidup masyarakat Belum optimalnya kompetensi dan kapasitas tenaga medis dan non medis sesuai dengan standar kompetensi Kualitas dan kuantitas tenaga medis dan non medis Peningkatan pelayanan kesehatan Standar Operasional Prosedur pelayanan kesehatan belum dipenuhi seluruhnya ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-12 No. Urusan Pemerintahan Daerah Variabel Penyebab yang Mempengaruhi Permasalahan Isu Strategis Persentase posyandu aktif masih perlu ditingkatkan Kesadaran Masyarakat terhadap Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan Masih terdapat balita dengan gizi buruk Masih tingginya Angka Demam Berdarah Dengue DBD Kurang memadainya kondisi sarana dan prasarana Puskesmas, puskesmas pembantu dan pusling yang ada Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kesehatan Kurangnya kesiapan prasarana dan sarana pelayanan kesehatan pada pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional BPJS Masih terdapat kematian ibu Masih terdapat kematian bayi Sarana dan prasarana Rumah Sakit Umum Daerah RSUD masih perlu ditingkatkan A.3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Belum optimalnya upaya peningkatan kualitas dan pemeliharaan jalan lingkungan Ketersediaan Jaringan Jalan dan sarana prarana pendukung yang berkualitas Peningkatan infrastruktur berkelanjutan Belum optimalnya upaya peningkatan kapasitas dan kualitas jalan perkotaan Belum optimalnya upaya peningkatan kapasitas saluran drainase Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pengendalian rob dan banjir Penanganan rob dan banjir Belum optimalnya upaya peningkatan pemeliharaan saluran drainase Jaringan drainase belum terhubung dengan optimal Masih adanya titik-titik genangan banjir dan rob Belum efektifnya pengaturan tata ruang dan Zonasi sebagai pedoman dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang dan ijin mendirikan bangunan Ketersediaan Perda Rencana Detail Tata Ruang Kota RDTRK, Zonasi Peningkatan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup Fungsi lahan yang tidak optimal Tingkat pengendalian tata ruang Masih adanya bangunan liar Masih adanya ketidaksesuaian peruntukan tata ruang ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-13 No. Urusan Pemerintahan Daerah Variabel Penyebab yang Mempengaruhi Permasalahan Isu Strategis Kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan belum optimal Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau RTH Belum optimalnya penanganan lahan kritis Penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan Masih kurangnya Ruang Terbuka Hijau RTH di wilayah perkotaan Belum optimalnya upaya peningkatan pelayanan pengelolaan air minum dan air limbah Tingkat Pelayanan Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Peningkatan pelayanan publik Belum optimalnya upaya peningkatan pengolahan air baku Kapasitas resapan air belum memadai Kapasitas tandon air masih belum mencukupi Belum optimalnya upaya pengurangan luasan permukiman kumuh Adanya Kawasan- kawasan Kumuh A.4 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Masih kurangnya ketersediaan perumahan yang layak dan terjangkau terutama bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah MBR Ketersediaan Perumahan yang Layak dan Terjangkau bagi MBR Peningkatan kesejahteraan masyarakat Belum optimalnya penanganan kawasan kumuh Kualitas lingkungan perumahan dan permukiman Belum optimalnya penyediaan Prasarana Sarana Umum PSU lingkungan perumahan dan permukiman Regulasi penyediaan PSU lingkungan perumahan dan permukiman Peningkatan infrastruktur berkelanjutan Belum optimalnya pengelolaan kebencanaan kebakaran Tingkat Pelayanan Penanggulangan Bencana Kebakaran A.5 Ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat Kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap Perda perlu ditingkatkan Kesadaran dan pemahaman Masyarakat terhadap Peraturan perundang- undangan, Peningkatan pelayanan publik Masih tingginya jumlah pelanggaran Perda Ketersediaan sarana prasarana, SDM dan sistem pengelolaan keamanan dan ketertiban masyarakat ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-14 No. Urusan Pemerintahan Daerah Variabel Penyebab yang Mempengaruhi Permasalahan Isu Strategis Jumlah personil masih belum mencukupi dan kemampuan SDM masih perlu ditingkatkan Kuantitas dan kapabilitas,kapasitas serta kompetensi SDM Peningkatan pelayanan publik Masih maraknya penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di kalangan Pelajar, mahasiswa, pekerja serta masyarakat umum lainnya Mental, moral dan budi pekerti A.6 Sosial Belum optimalnya tingkat dan cakupan pelayanan perlindungan dan pemberdayaan PMKS Ketersediaan sarana prasarana, SDM dan sistem pengelolaan perlindungan dan pemberdayaan PMKS Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran Pengentasan kemiskinan belum tuntas dan penanganganannya belum optimal Integrasi program penanggulangan Kemiskinan Belum adanya pemberian jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial Ketersediaan sarana prasarana, SDM dan sistem pengelolaan perlindungan dan pemberdayaan PMKS Belum optimalnya mitigasi bencana Ketersediaan sarana dan Prasarana serta integrasi pengelolaan kebencanaan Peningkatan pelayanan publik Belum optimalnya koordinasi lintas sektor dalam pengelolaan kebencanaan

B. Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar

B.1 Tenaga Kerja Kualitas dan kompetensi tenaga kerja belum memadai sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja Tingkat Kualitas dan Kompetensi Tenaga Kerja Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat Masih cukup tingginya tingkat pengangguran terbuka Tingkat Pengangguran Masih rendahnya jaminan kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja Kasus ketenagakerjaan B.2 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Belum optimalnya upaya perlindungan perempuan dan anak terhadap kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi Tingkat partisipasi Perempuan dalam Pembangunan Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat Belum optimalnya upaya peranserta dan pemberdayaan perempuan dalam pembangunan daerah Kasus KDRT dan eksploitasi anak ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-15 No. Urusan Pemerintahan Daerah Variabel Penyebab yang Mempengaruhi Permasalahan Isu Strategis Terbatasnya fungsi dan peran kelembagaan perempuan masyarakat dalam pembangunan Tingkat partisipasi Perempuan dalam Pembangunan B.2 Pangan Belum optimalnya penataan penyediaan dan distribusi bahan pangan; Tingkat ketersediaan bahan pangan Peningkatan Ekonomi dan daya saing Belum optimalnya penganekaragaman pangan B.3 Pertanahan Masih munculnya konflik kepentingan pertanahan Status kepemilikan hak atas tanah Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi B.4 Lingkungan Hidup Masih tingginya tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan Tingkat permasalahan Lingkungan hidup Peningkatan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup Belum optimalnya pelayanan pengelolaan persampahan Tingkat Pelayanan Pengelolaan Persampahan B.5 Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil Belum optimalnya tertib administrasi kependudukan Tingkat Pelayanan Administrasi Kependudukan Peningkatan pelayanan publik Belum optimalnya pengembangan data pilah kependudukan Belum optimalnya Sistem Kependudukan terpadu B.6 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dan pembangunan berspektif gender Tingkat kesadaran masyarakat dalam Pembangunan Peningkatan kesejahteraan sosial Belum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan masyarakat dalam pembangunan Belum optimalnya koordinasi lintas sektor untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat Menurunnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-16 No. Urusan Pemerintahan Daerah Variabel Penyebab yang Mempengaruhi Permasalahan Isu Strategis B.7 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana Belum optimalnya upaya pemberdayaan kapasitas dan potensi ekonomi keluarga untuk mendorongpeningkatan kesejahteraan Peningkatan kapasitas warga miskin Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran Masih terbatasnya akses keluarga miskin terhadap sistem ekonomi formal Kapasitas keluarga miskin Masih rendahnya pasangan usia subur PUS yang menjadi akseptor KB Tingkat Pelayanan Keluarga Berencana Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat Belum optimalnya penggunaan data miskin keluarga sebagai sasaran program Kapasitas dan Potensi Ekonomi Keluarga B.8 Perhubungan Moda transportasi massal Tingkat Kemacetan Lalulintas Peningkatan pelayanan publik Bertambahnya simpul-simpul kemacetan Tingkat Pelayanan Angkutan Umum Kualitas layanan angkutan umum masih perlu ditingkatkan Tingkat Pelayanan Sarana dan Prasarana Perhubungan Belum optimalnya angkutan umum terpadu Belum optimalnya fasilitas perlengkapan jalan Belum optimalnya pengelolaan perparkiran on street dan off street B.9 Komunikasi dan Informatika Belum optimalnya penyelenggaraan informasi publik Tingkat Pelayanan Komunikasi dan Informatika Peningkatan pelayanan publik Kerjasama bidang informasi komunikasi yang dilaksanakan oleh Pemda dengan media massa masih perlu ditingkatkan Keterbukaan informasi publik Masih terdapat aplikasi pelayanan publik berbasis online yang masih belum terintegrasi Pelayanan kepada masyarakat terkait perkembangan dan pengunaan teknologi informasi dan komunikasi perlu ditingkatkan Belum optimalnya pengawasan dan pengendalian base tower system BTS ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-17 No. Urusan Pemerintahan Daerah Variabel Penyebab yang Mempengaruhi Permasalahan Isu Strategis B.10 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Masih rendahnya kuantitas dan kualitas Koperasi sehat dan aktif Tingkat pengelolaan KUMKM yang terintegrasi Peningkatan Ekonomi dan daya saing Belum memadainya kemampuan SDM dan kelembagaan UMKM Terbatasnya akses UMKM terhadap permodalan dan pasar Pola kemitraan antara UMKM dengan usaha besar belum optimal B.11 Penanaman Modal Pelayanan dan regulasi penanaman modal perlu ditingkatkan Tingkat Pelayanan Penanaman Peningkatan Ekonomi dan daya saing Modal Daya saing daerah dalam menarik investasi perlu ditingkatkan Peningkatan jumlah PMA maupun PMDN belum maksimal Menurunnya serapan tenaga kerja oleh PMA maupun PMDN B.12 Kepemudaan dan Olahraga Belum terpenuhinya standar mutu organisasi kepemudaan dan organisasi keolahragaan Peran serta Pemuda dalam Pembangunan Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masih rendahnya peranserta pemuda dalam pembangunan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Olahraga Belum terpenuhinya standar mutu organisasi olahraga dari berbagai cabang olahraga Cabang olahraga prestasi masih perlu ditingkatkan Belum memadainya ketersediaan dan persebaran sarana prasarana olahraga Belum optimalnya peran serta masyarakat terhadap olahraga rekreasi B.13 Statistik Belum optimalnya pemanfaatan data statistik dalam pengelolaan pembangunan Tingkat Pelayanan dan Kualitas Data Statistik Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi Daerah Belum optimalnya ketersediaan dan kelengkapan data statistik yang mutakhir ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-18 No. Urusan Pemerintahan Daerah Variabel Penyebab yang Mempengaruhi Permasalahan Isu Strategis B.14 Persandian Pengembangan sarana prasarana Teknologi Informasi persandian masih perlu ditingkatkan dilingkup penyelenggaraan pemerintahan Tingkat keamanan informasi Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi B.15 Kebudayaan Belum optimalnya upaya pelestarian dan pengelolaan cagar budaya Tingkat Pelestarian seni dan kebudayaan Peningkatan Kesejahteraan Sosial Upaya penyelenggaraan festival seni dan budaya masih perlu ditingkatkan Ketersediaan sarana prasarana seni dan budaya Belum optimalnya upaya pengembangan kekayaan dan keragaman Budaya Sarana dan prasarana untuk pementasan seni dan budaya masih perlu ditambah B.16 Perpustakaan Belum tumbuhnya minat dan budaya baca masyarakat Tingkat Pelayanan Perpustakaan Peningkatan pelayanan publik Belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana kepustakaan B.17 Kearsipan Belum optimalnya pengelolaan arsip Tingkat Pelayanan Kearsipan Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi Belum optimalnya sarana prasarana kearsipan Belum optimalnya budaya tertib arsip Kompetensi aparatur di bidang kearsipan masih perlu ditingkatkan

C. Urusan Pilihan

C.1 Kelautan dan Perikanan Produktifitas hasil perikanan masih perlu ditingkatkan Tingkat Kualitas dan produktivitas perikanan Peningkatan Ekonomi dan daya saing. Tingginya alih profesi dari petani perikanan ke aktivitas perkotaan Rendahnya pendapatan nelayan Keterbatasan lahan untuk budidaya perikanan C.2 Pariwisata Belum optimalnya upaya pengembangan dan pengelolaan objek dan daya tarik wisata Pengelolaan dan Daya tarik wisata Peningkatan Ekonomi dan daya saing. Belum optimalnya pengembangan destinasi wisata ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-19 No. Urusan Pemerintahan Daerah Variabel Penyebab yang Mempengaruhi Permasalahan Isu Strategis Belum optimalnya keikutsertaan swasta dan masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan C.3 Pertanian Belum optimalnya penyelenggaraan intensifikasi pertanian Kualitas dan Produktivitas sektor pertanian Peningkatan Ekonomi dan daya saing. Belum optimalnya pertanian perkotaanurban farming Terbatasnya SDM dalam mendampingi kegiatan pertanian di masyarakat Semakin berkurangnya lahan pertanian Produksi dan kualitas produk pertanian dan peternakan masih perlu ditingkatkan Belum optimalnya pengawasanpengendalian produksi dan distribusi produk ternak C.4 Perdagangan Upaya pembinaan dan pengendalian pedagang informal di ruang publik masih perlu ditingkatkan Pengelolaan sarana prasarana perdagangan Peningkatan Ekonomi dan daya saing. Belum optimalnya pengendalian pasar dan ritel modern Kemitraan usaha Pasar rakyat belum sepenuhnya tertata dengan baik Belum optimalnya upaya hubungan kerjasama pelaku usaha perdagangan C.5 Perindustrian Belum optimalnya pengembangan industri yang berwawasan lingkungan Tingkat pengelolaan IKM dan Industri Kreatif Peningkatan Ekonomi dan daya saing. Belum memadainya kualitas dan kapasitas SDM dan kelembagaan IKM Kemitraan usaha IKM dan Industri Kreatif Akses permodalan dan pasar Industri Kecil Menengah IKM masih terbatas Belum optimalnya hubungan kerjasama usaha antara IKM dengan industri besar Perlu dikembangkan industri kreatif ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-20 No. Urusan Pemerintahan Daerah Variabel Penyebab yang Mempengaruhi Permasalahan Isu Strategis

D. Fungsi Penunjang

D.1 Perencanaan Pembangunan Pemanfaatan data dan dokumen perencanaan dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan belum optimal Ketersediaan, kualitas Data dan Kajian bahan penyusunan Perencanaan Pembangunan Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi Penyerapan aspirasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan belum optimal Konsistensi proses mekanisme perencanaan Sistem informasi tentang perencanaan dan evaluasi pembangunan belum optimal dan berkesinambungan Koordinasi perencanaan horisontal dan vertikal serta lintas sektoral belum optimal Kualitas dokumen perencanaan, evaluasi, laporan kinerja dan keuangan Perangkat Daerah belum optimal Konsistensi dokumen perencanaan dan penganggaran D.2 Penelitian dan Pengembangan Masih terdapatnya kesenjangan antara implementasi dan kebijakan Kajian dan Hasil penelitian Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi Belum optimalnya datainformasi dan hasil-hasil kajian penelitian dan pengembangan serta inovasi daerah D.3 Keuangan Belum optimalnya upaya peningkatan sistem pengelolaan dan pelaporan keuangan dan aset daerah Kualitas Sumberdaya Aparatur Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi Masih terdapat sarana prasarana yang belum sesuai standar Sistem tata kelola pemerintahan Belum optimalnya pengelolaan aset Belum optimalnya tingkat akuntabilitas pelaporan keuangan Instansi Pemerintah Belum optimalnya pelaksanaan pendataan, pengawasan dan pemeriksaan pajak daerah Penerapan Analisis Standar Belanja ASB masih belum optimal ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-21 No. Urusan Pemerintahan Daerah Variabel Penyebab yang Mempengaruhi Permasalahan Isu Strategis D.4 Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan Kurang optimalnya kinerja aparatur terhadap pelayanan masyarakat Kompetensi, kapasitas dan kapabilitas aparatur daerah Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi Belum optimalnya penerapan SOP pelayanan Belum meratanya persebaran pegawai di setiap Perangkat Daerah dari segi jumlah maupun kualitas Belum maksimalnya integrasi antara sistem informasi kepegawaian dengan data kompetensi pegawai Belum optimalnya pengembangan dan pembinaan aparatur jabatan fungsional Disiplin aparatur masih perlu ditingkatkan Kualitas mental dan pola pikir aparatur perlu ditingkatkan Masih belum mencukupinya jumlah pegawai dan kompetensi pegawai Tingkat pemahaman hukum masyarakat dan aparatur masih perlu ditingkatkan Masih adanya SOTK yang tumpang tindih dengan Perangkat Daerah lain

E. Fungsi Lainnya

E.1 Belum optimalnya pelaksanaan legislasi daerah Kompetensi, kapasitas dan kapabilitas wakil rakyat Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi Belum maksimalnya sistem pengendalian Internal yang dilakukan secara prosedural Konsistensi pengawasan internal Upaya pengawasan masih perlu ditingkatkan

F. Urusan Pemerintahan Umum

F.1 Jumlah personil masih belum mencukupi dan kemampuan SDM masih perlu ditingkatkan Tingkat kesadaran bermasyarakat dan berbangsa Peningkatan pelayanan publik Masih maraknya penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di kalangan Pelajar, mahasiswa, pekerja serta masyarakat umum lainnya Menurunnya penerapan nilai- nilai kebangsaannasionalisme, gotong royong, budi pekerti, dan ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-22 No. Urusan Pemerintahan Daerah Variabel Penyebab yang Mempengaruhi Permasalahan Isu Strategis kesetiakawanan sosial di kalangan masyarakat Belum optimalnya pengawasan dan pendataan terkait dengan pendidikan ideologi asing, dan organisasi sosial politik masyarakat Ketersediaan data dan SDM Berdasarkan permasalahan dan variabel penyebab tersebut pada tabel di atas maka dapat dirumuskan isu strategis RPJMD ke depan adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat 2. Peningkatan pelayanan pendidikan 3. Peningkatan pelayanan kesehatan 4. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran 5. Tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi 6. Peningkatan pelayanan publik 7. Penanganan rob dan banjir 8. Peningkatan infrastruktur berkelanjutan 9. Peningkatan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup 10. Peningkatan ekonomi dan daya saing 4.2.2 Keterkaitan Hasil Identifikasi Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Dengan Isu Pokok Pembangunan dari Visi Misi Walikota dan Wakil Walikota Terpilih. Sesuai dengan amanat Peraturan Kementrian dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, isu strategis pembangunan jangka menengah hasil identifikasi perlu disandingkan dengan permasalahan pokok pembangunan yang tercantum dalam visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih. Hal ini untuk melihat keselarasan antara isu strategis pembangunan jangka menengah hasi identifikasi dengan permasalahan pokok pembangunan pada visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Terpilih, sebagaimana tercantum pada tabel 4.6. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-23 Tabel 4.6. Keterkaitan Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Hasil Identifikasi Dengan Permasalahan Pokok Pembangunan Walikota dan Wakil Walikota Terpilih Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Hasil Identifikasi Permasalahan Pokok Pembangunan Walikota dan Wakil Walikota Terpilih 1. Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat 2. Peningkatan pelayanan pendidikan 3. Peningkatan pelayanan kesehatan 1. Sumber Daya Manusia Berkualitas 4. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran 5. Tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi 6. Peningkatan pelayanan publik 2. Pelayanan Publik 7. Penanganan rob dan banjir 8. Peningkatan infrastruktur berkelanjutan 9. Peningkatan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup 3. Pembangunan berkelanjutan 10. Peningkatan ekonomi dan daya saing 4. Inovasi dan daya saing Daerah 4.2.3 Keterkaitan Hasil Identifikasi Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah dengan Isu Strategis Pembangunan Jangka Panjang Mengingat RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari tahapan pembangunan periode ketiga RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2025, maka isu strategis pembangunan jangka menengah hasil identifikasi juga harus selaras dengan Tahapan Pembangunan Jangka Panjang yang termuat dalam RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025. Untuk melihat keselarasan dan keterkaitan antara isu strategis pembangunan jangka menengah hasil identifikasi dengan tahapan Pembangunan Jangka Panjang yang termuat dalam RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025. Pada periode ketiga pelaksanaan RPJPD merupakan tahap penguatan, yakni: ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-24 1 Penguatan sumberdaya manusia Kota Semarang yang berkualitas, adalah pembangunan yang diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi, berbudi luhur disertai toleransi yang tinggi dengan tetap memiliki kadar keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME. 2 Penguatan tata pemerintahan yang baik good governance dan kehidupan politik yang demokratis dan bertanggungjawab, adalah penyelenggaraan pemerintah yang diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi daerah secara nyata, efektif, efisien dan akuntabel dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik sehingga mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang disertai dengan penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia. 3 Penguatan kemandirian dan daya saing daerah, adalah pembangunan yang diprioritaskan pada peningkatan kemampuan perekonomian daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang berbasis pada potensi ekonomi lokal, berorientasi pada ekonomi kerakyatan dan sektor ekonomi basis yang mempunyai daya saing baik ditingkat lokal, nasional maupun internasional. 4 Penguatan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan, adalah pembangunan yang diprioritaskan pada optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah yang terencana, selaras, serasi, seimbang dan berkeadilan dengan tetap memperhatikan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. 5 Penguatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat, adalah pembangunan yang diprioritaskan pada penanggulangan kemiskinan, penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, pengurangan pengangguran dan perlindungan perempuan dan anak serta mitigasi bencana. Keterkaitan Isu Strategis pembangunan Jangka Menengah Daerah dengan tahapan pembangunan RPJPD Kota Semarang Periode ketiga sebagaimana tabel 4.7. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-25 Tabel 4.7. Keterkaitan Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Daerah Dengan Tahapan Pembangunan RPJPD Kota Semarang Tahapan Pembembangunan Jangka Panjang Dalam RPJPD Kota Semarang Tahap III Tahun 2005-2025 Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah Kota Semarang Tahun 2016-2021 1 Penguatan sumberdaya manusia Kota Semarang yang berkualitas 1 Peningkatan pelayanan pendidikan 2 Peningkatan Pelayanan Kesehatan 2 Penguatan tata kepemerintahan yang baik good governance dan kehidupan politik yang demokratis dan bertanggungjawab 3 Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi 4 Peningkatan pelayanan publik 3 Penguatan kemandirian dan daya saing daerah 5 Peningkatan Ekonomi dan daya saing daerah 4 Penguatan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan, 6 Penanganan rob dan banjir 7 Peningkatan infrastruktur berkelanjutan 8 Peningkatan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup 5 Penguatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat 9 Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat 10 Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran

4.2.4 Penjelasan Isu Strategis Pembangunan Jangka Menengah

Penjelasan dari isu-isu strategis pembangunan jangka menengah daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021 tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat

Pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya dan olah raga. Peningkatan pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup, rasa aman dan tentram serta adil dalam segala bidang; penguatan karakter berbasis kearifan lokal, penguatan nilai-nilai kebangsaan dan budi pekerti; pelestarian dan pengembangan seni budaya; peningkatan prestasi pemuda dan olah raga. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-26

B. Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran

Kemiskinan adalah kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan sehari-hari secara layak. Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan krusial di Kota Semarang mengingat terdapat 5,04 penduduk Kota Semarang yang terkategorikan miskin pada tahun 2015 menurut BPS. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kurangnya kesempatan kerja, beban ekonomi keluarga, keterbatasan akses permodalan, tingkat pendidikan yang rendah. Pembangunan penanganan kemiskinan melalui gerakan bersama penanggulangan kemiskinan daerah secara komprehensif dan terpadu. Pengangguran merupakan salah satu permasalahan krusial di kawasan perkotaan termasuk Kota Semarang. Penanganannya dilakukan melalui perluasan kesempatan kerja, peningkatan kemampuan dan keterampilan pencari kerjaserta perluasan jaringan kerja.

C. Peningkatan Kualitas Pendidikan

Pembangunan sektor pendidikan mempunyai peran penting dalam peningkatan pelayanan dasar SDM. Untukmewujudkan hal ini, dilakukan melalui peningkatan kelembagaan sumber daya manusia dan tata laksana yang meliputi penyediaan prasarana dan sarana sesuai standar, peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, pengelolaan sistem pendidikan yang berkualitas, termasuk pendidikan karakter, pengembangan nasionalisme substansi, pengembangan Semarang Knowledge Sharing, dan pendidikan inklusi.

D. Peningkatan Kualitas Kesehatan

Peningkatan kualitas pembangunan kesehatan merupakan pelayanan dasar salah satu pilar utama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan kesehatan dilakukan melalui peningkatan kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata kelola meliputi antara lain Peningkatan kualitas prasarana dan sarana kesehatan, kualitas tenaga medis dan paramedis, perbaikan sistem pelayanan dengan memperhatikan keterjangkauan dan ketersediaan pelayanan untuk seluruh masyarakat Kota Semarang termasuk masyarakat miskin. Pembangunan kesehatan juga diarahkan pada peningkatan kualitas kesehatan tingkat pertama dan peningkatan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-27

E. Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi

Prioritas utama Kota Semarang dalam peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan meliputi kapabilitas, integritas, akuntabilitas, ketaatan pada hukum, kredibilitas dan transparansi. Langkah utama untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berkualitas di Kota Semarang dilakukan melalui penciptaan struktur pemerintah yang efisien, peningkatan kapasitas aparatur dan peningkatan kualitas perencanaan pembangunan yang lebih baik melalui peningkatan ketersediaan dan kualitas data. Fokus Reformasi Birokrasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang terkait dengan meningkatkan sistem pengawasan internal dan pengendalian kebijakan Kepala Daerah melalui evaluasi tingkat maturitas SPIP maupun tingkat leveling kapabilitas APIP, meningkatkan integritas dan kapabilitas Aparatur Sipil Negara ASN. Peningkatan pengendalian dan penggelolaan keuangan dan aset daerah juga menjadi fokus lain dari pembenahan reformasi dan birokrasi di Kota Semarang. Hal ini dikarenakan belum optimalnya pengelolaan, pengamanan, dan pemanfataan aset daerah, sehingga perlu adanya sistem yang terintegrasi mengenai pengelolaan aset.

F. Peningkatan Pelayanan Publik

Prioritas utama Kota Semarang dalam peningkatan pelayanan publik adalah terwujudnya pelayanan yang prima one stop service meliputi penguatan sistem dan akses pelayanan berbasis teknologi informasi yang terpadu smart city; pelayanan yang cepat, mudah, murah, terjangkau, inklusif dan berkualitas. Peningkatan pelayanan publik diupayakan melalui peningkatan kualitas dan manajemen pelayanan publik yang meliputi peningkatan kapasitas organisasi Perangkat Daerah yang mengarah pada kepuasan masyarakat.

G. Penanganan Banjir dan Rob

Banjir dan rob merupakan ancaman bencana yang masih dihadapi oleh Kota Semarang dan diprioritaskan penanganannya. Letak kota Semarang yang berada dipinggir pantai Utara Jawa Tengah dan sebagian wilayah mengalami penurunan muka tanah menjadikan Kota Semarang sebagai langganan rob dan banjir. Luas genangan rob dan banjir pada tahun 2015 masih seluas 2.600 ha, dengan lama genangan maksimal 9 jam dengan ketinggian genangan rata-rata 50 cm. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-28 Pelaksanaan penanganan banjir dilakukan melalui penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pengembangan tata laksana, kerjasama penanganan banjir dan rob dengan berbagai pihak termasuk masyarakat, Pemerintah Provinsi dan Pusat serta kerjasama Internasional. Penanganan rob dan banjir meliputi perbaikan sistem sungai dan saluran, polder serta pembangunan tandon air dan sumur resapan biopori dan penanganan konservasi lahan.

H. Peningkatan infrastruktur yang berkelanjutan

Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan mengandung pengertian dimana pembangunan infrastruktur tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang. Pembangunan infrastruktur menyangkut pengembangan tata kelola infrastruktur yang baik, sistem transportasi yang terintegrasi, berkualitas dan berkelanjutan, serta peningkatan jejaring kerjasama penyediaan pelayanan infrastrukur.

I. Peningkatan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup

Pembangunan tata ruang dan kulitas lingkungan hidup untuk mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegahserta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, mewujudkan ruang kota yang berkualitas. Pembangunan tata ruang dan kualitas lingkungan hidup mencakup ketersediaan produk hukum pengaturan tata ruang RTRW, RDTRK, zonasi yang dapat dijadikan acuan dalam membangun ruang kota; peningkatan kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata laksana dengan mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan ruang dan daya dukung lingkungan.

J. Peningkatan Ekonomi dan daya saing daerah

Struktur perekonomian daerah Kota Semarang yang didominasi oleh sektor konstruksi dan industri pengolahan, pada satu sisi memberikan dampak positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi daerah. Disisi lain perekonomian yang didominasi oleh sektor konstruksi dan industri pengolahan strukturnya relatif lemah dan sangat rawan terhadap adanya gejolak perekonomian. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan ekonomi kerakyatan yang berbasis sumber daya lokal berupa UKM dan Koperasi ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 IV-29 harus lebih ditingkatkan kinerjanya agar dapat berperan lebih signifikan dalam perekonomian daerah. Pembangunan ekonomi dan daya saing daerah melalui peningkatan kapasitas KUMKMIKM, pengembangan Ekonomi kreatifberbasis pengetahuan dan inovasi; pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal dan keunggulan daerah. RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-1

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan pembangunan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2025, RPJMD 2016-2021 merupakan tahapan ketiga pembangunan jangka panjang daerah Kota Semarang. Sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD Tahun 2005-2025 disebutkan bahwa tahapan dan skala prioritas pembangunan daerah yang ditetapkan merupakan cerminan dari urgensi permasalahan yang akan diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena prioritas yang dirumuskan dalam setiap tahapan dapat berbeda-beda, akan tetapi semua itu harus tetap berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam rangka pencapaian sasaran pokok pembangunan jangka panjang daerah. Visi RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025 yang telah ditetapkan adalah “Semarang Kota Metropolitan yang Religius, Tertib dan Berbudaya ”. KOTA METROPOLITAN, mengandung arti bahwa Kota Semarang mempunyai sarana prasarana yang dapat melayani seluruh aktivitas masyarakat kota dan hinterland-nya dengan aktivitas ekonomi utama berupa perdagangan, jasa, dan industri serta didukung sektor ekonomi lainnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Metropolitan juga mengandung makna dapat menjamin kehidupan masyarakatnya yang aman, tentram, lancar, asri, sehat dan berkelanjutan. RELIGIUS, mengandung arti bahwa masyarakat Kota Semarang meyakini kebenaran ajaran dan nilai-nilai agamakepercayaan serta mengamalkannya dalam wujud keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tindakan nyata dalam keseharian, dengan menjunjung tinggi toleransi dan kepedulian dalam menjalankan kehidupannya. TERTIB, mempunyai arti bahwa setiap masyarakat secara sadar menggunakan hak dan menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-2 sehingga terwujud kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang teratur dan pasti, senantiasa berpedoman pada sistem ketentuan perundang-undangan yang esensial untuk terciptanya sikap disiplin, teratur, menghargai waktu sebagai ciri perilaku hidup masyarakat yang maju. BERBUDAYA, mempunyai arti bahwa setiap perilaku kehidupan masyarakat yang dilandasi oleh etos kerja, tata cara, adat istiadat, tradisi, kearifan lokal, norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat serta diyakini sebagai nilai-nilai budi pekerti yang luhur yang diwujudkan dalam perilaku interaksi sosial sebagai identitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan. Visi tersebut mengandung pengertian bahwa selama tahun 2005 hingga 2025 Kota Semarang diharapkan menjadi kota yang dihuni oleh masyarakat yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai agama, etos kerja, tata cara, adat istiadat, tradisi, norma kearifan lokal yang hidup dan berkembangan yang diyakini sebagai nilai-nilai yang luhur yang diwujudkan dalam perilaku interaksi sosial serta sadar menggunakan hak dan kewajibannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sehingga terwujud kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang teratur, sejahtera dan didukung oleh aktivitas ekonomi utama yang berupa perdagangan, jasa, dan industri serta ditunjang oleh standar pelayanan kota berskala metropolitan yang mampu melayani seluruh aktivitas masyarakat kota dan daerah hinterland- nya dengan aman, tentram, nyaman, lancar, asri, sehat dan berkelanjutan.. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa RPJMD disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN untuk menjamin konsistensi arahan pelaksanaan pembangunan. Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, Visi dalam RPJMD adalah Visi Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Terpilih yang disampaikan pada waktu Pemilihan Kepala Daerah. Visi dan misi pembangunan Kota Semarang tahun 2016-2021 juga merupakan penjabaran dari visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden yang terangkum dalam kerangka ideologi Tri Sakti dan Agenda Nasional Nawa Cita. Selain itu, visi dan misi pembangunan Kota Semarang tahun 2016-2021 juga merupakan perwujudan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah serta visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2025. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-3 Visi dan misi ini akan menjadi arahan pembangunan Kota Semarang selama lima tahun yang akan datang dan terjabarkan ke dalam tujuan dan sasaran pembangunan yang lebih khusus dan terfokus.

5.1 VISI

RPJMD Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran dari tahapan pembangunan periode ketiga RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025. Tema pembangunan RPJPD periode ketiga menjadi salah satu rujukan kepala daerah dalam menyusun Visi dan Misi Kota Semarang untuk tahun 2016- 2021. Visi pembangunan daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021 berdasarkan visi Walikota dan Wakil Walikota Semarang terpilih adalah sebagai berikut : “Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin Sejahtera ” Visi tersebut mengandung maksud bahwa Semarang sebagai kota metropolitan berwawasan lingkungan akan menjadi kota yang handal dan maju dalam pedagangan dan jasa, dengan dukungan infrastuktur yang memadai serta tetap menjadi daerah yang kondusif untuk meningkatkan kesejahteraan warganya dengan dukungan pengembangan politik, keamanan, sosial, ekonomi, dan budaya. HEBAT, mengandung arti masyarakat Kota Semarang yang bergerak untuk mencapai keunggulan dan kemuliaan, serta kondisi perkotaan yang kondusif dan modern dengan tetap memperhatikan lingkungan berkelanjutan demi kemajuan perdagangan dan jasa. Semarang yang Hebat dapat terlihat antara lain melalui kontribusi kategori-kategori yang terkait dengan perdagangan dan jasa-jasa terhadap PDRB dan kontribusi kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB yang semakin meningkat, nilai investasi yang semakin besar, laju pertumbuhan ekonomi yang tiap tahun terus meningkat, serta luas genangan banjir dan rob yang semakin menurun. SEJAHTERA, mengandung arti bahwa dalam lima tahun ke depan masyarakat Kota Semarang akan semakin meningkat kesejahteraannya dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, pelayanan dasar maupun sarana dan prasarana penunjang. Peningkatan kesejahteraan tersebut antara lain ditunjukkan melalui peningkatan nilai Indeks Pembangunan Manusia IPM dan Indeks Pembangunan Gender IPG serta penurunan angka kemiskinan, dan tingkat pengangguran. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-4

5.2 MISI

Untuk mewujudkan Visi ”SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN JASA YANG HEBAT MENUJU MASYARAKAT SEMAKIN SEJAHTERA ” dirumuskan 4 empat misi pembangunan daerah sebagai berikut: Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berbudaya dan berkualitas. Mewujudkan Pemerintahan yang semakin handal untuk meningkatkan pelayanan publik. 1 2 Mewujudkan kota metropolitan yang dinamis dan berwawasan lingkungan. Memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis keunggulan lokal dan membangun iklim usaha yang kondusif. 3 4 Gambar 5.1 Misi Walikota dan Wakil Walikota Semarang Misi 1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi serta menjunjung tinggi budaya asli Kota Semarang. Misi 2. Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik Penyelenggaraan pemerintahan diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi daerah secara nyata, efektif,efisien dan akuntabeldengan menerapkan prinsip-prinsiptata kelola pemerintahan yang baik good governance sehingga mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang disertai dengan penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-5 Misi 3. Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan Pembangunan diprioritaskan pada optimalisasi pemanfaatan tata ruang dan peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah yang terencana, selaras, serasi, seimbang dan berkeadilan dengan tetap memperhatikan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Misi 4. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif Pembangunan diprioritaskan pada peningkatan kemampuan perekonomian daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang berbasis pada potensi ekonomi lokal, berorientasi pada ekonomi kerakyatan dansektor ekonomi basis yang mempunyai daya saing baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional serta meningkatkan investasi pada sektor industri besar untuk menyerap tenaga kerja Penanaman Modal Asing yang didukung oleh keberadaan kawasan berikat, kawasan industri dan pergudangan serta dibangunnya sentra-sentra industri kecil dan rumah tangga. Pesan mendasar visi yang dijabarkan dalam misi-misi pembangunan Kota Semarang dalam waktu lima tahun kedepan adalah untuk membuat masyarakat semakin sejahtera, maka upaya untuk meningkatkan pelayanan publik, pengembangan kehidupan berdemokrasi, pemerataan dan keadilan harus benar-benar dilaksanakan secara konsisten di daerah. Karena itulah, dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi diperlukan semangat baru dalam pelaksanaan pembangunan yang berlandaskan nilai dasar bangsa Indonesia dan masyarakat Semarang khususnya, yakni kegotongroyongan. Semangat baru tersebut tertuang dalam slogan: “Bergerak Bersama Membangun Semarang” Makna slogan Bergerak Bersama Membangun Semarang diartikan satu sikap yang terwujud dalam bentuk inisiatif dan penuh semangat untuk menyumbangsihkan tenaga dan pikiran dalam rangka membangun Kota Semarang. Sikap ini diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan aparatur dan masyarakat akan kotanya. Melalui pernyataan ini akan timbul sikap kepeloporan, sinergi dan kolaborasi untuk menjaga VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-6 kotanya dan melakukan inovasi dan kreativitas dalam membangun kota dengan tidak meninggalkan budaya dan karakter lokal. Sebagaimana halnya Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih berpedoman pada RPJPD Kota Semarang Tahun 2005-2025, maka janji-janji yang telah disampaikan pada saat kampanye merupakan substansi yang terkait erat dengan pencapaian Visi dan Misi. Janji-janji dimaksud yang tercantum dalam RPJMD Tahun 2016-2021, selanjutnya akan menjadi pedoman pembangunan selama 5 lima tahun dan dituangkan dalam Renstra Perangkat Daerah dan RKPD. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sesuai dengan visi dan misi, maka keberhasilan Kota Semarang menjadi Semarang yang Hebat dan semakin Sejahtera secara umum terlihat pada gambar 5.2: Gambar 5.2 Pencapaian Semarang Hebat Dari gambar 5.2, pencapaian yang ingin diwujudkan Kota Semarang adalah Semarang Hebat yang dijabarkan dalam target indikator selama lima tahun. Indikator dan target capaian di akhir periode RPJMD adalah seperti yang terlihat pada tabel 5.1. Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat. Menuju masyarakat semakin sejahtera. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-7 Tabel 5.1 Indikator Semarang Hebat No Indikator Kondisi awal 2015 Target 2021 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi persen 5,8 6,1 2. Kontribusi kategori-kategori yang terkait dengan perdagangan dan jasa-jasa terhadap PDRB persen 30,99 31,41 3. Kontribusi kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB persen 27,30 27,54 4. Nilai investasi dalam juta rupiah 9.570.413 15.448.277 5. Luas genangan banjir dan rob persen 41,6 33 6. Indeks Pembangunan Manusia point 79,28 81,24 7. Indeks Pembangunan Gender point 95,56 96 8. Angka Kemiskinan persen 5,04 4,55 9. Tingkat Pengangguran Terbuka persen 5,77 4,57 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang ditargetkan mencapai 6,65 di tahun 2021. Sebagai kota perdagangan dan jasa, kontribusi kategori-kategori pembentuk PDRB Atas Dasar Harga Berlaku yang terkait dengan perdagangan dan jasa ditargetkan meningkat menjadi 31,41. Kategori-kategori tersebut adalah Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi Makan Minum; Jasa Keuangan; Jasa Perusahaan; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; serta jasa lainnya. Sedangkan kontribusi kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ditargetkan meningkat menjadi 27,54. Nilai investasi yang masuk ke Kota Semarang sampai tahun 2021 ditargetkan sebesar Rp. 15.448.277 juta. Luas wilayah yang tergenang banjir dan rob di tahun 2021 diharapkan hanya akan sebesar 33 dari keseluruhan luas wilayah Kota Semarang. Indeks Pembangunan Manusia IPM merupakan indeks pembangunan manusia yang dipergunakan untuk mengukur keberhasilan upaya membangun kualitas hidup manusia. Nilai IPM Kota Semarang di tahun 2021 diharapkan akan berada pada posisi 81,24. Indeks Pembangunan Gender IPG adalah indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-8 manusia yang sama seperti IPM, hanya saja data yang ada dipilah antara laki-laki dan perempuan. IPG digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Nilai IPG Kota Semarang di 2021 ditargetkan akan dapat mencapai nilai 96. Meskipun angka kemiskinan di Kota Semarang adalah yang terendah dibandingkan KabupatenKota di Jawa Tengah, dalam lima tahun ke depan angka kemiskian berdasarkan kriteria BPS akan dapat menurun menjadi 4,55 di tahun 2021. Tingkat pengangguran terbuka di Kota Semarang ditargetkan sebesar 4,57 di tahun 2021.

5.3 TUJUAN

Untuk mencapai keempat misi pembangunan Kota Semarang dalam jangka menengah, maka dirumuskan tujuan dan sasaran pada masing- masing misi tersebut. Perumusan tujuan adalah tahap perumusan strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Perumusan tujuan merupakan salah satu tahap perencanaan kebijakan policy planning yang memiliki titik kritis critical point dalam penyusunan RPJMD. Hal ini mengingat bilamana visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota tidak dijabarkan secara teknokratis dan partisipatif ke dalam tujuan, maka program Walikota dan Wakil Walikota terpilih akan mengalami kesulitan dalam operasionalisasinya ke dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan. Tujuan merupakan dampak impact keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas terkait. Selaras dengan penggunaan paradigma penganggaran berbasis kinerja maka perencanaan pembangunan daerah pun menggunakan prinsip yang sama. Pengembangan rencana pembangunan daerah lebih ditekankan pada target kinerja, baik pada dampak, hasil, maupun keluaran dari suatu kegiatan, program, dan sasaran. Perumusan tujuan dari visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih juga menjadi landasan perumusan visi,misi, tujuan dan sasaran Renstra Perangkat Daerah untuk periode 5 lima tahun. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukanuntuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Rumusan tujuan merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-9 mengevaluasi pilihan tersebut. Perumusan tujuan dan keterkaitannya dengan misi RPJMD Tahun 2016-2021 disajikan pada tabel 5.2: Tabel 5.2 Tujuan Pembangunan Kota Semarang Tahun 2016-2021 Misi Tujuan 1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas 1.1 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia 1.2 Meningkatkan nilai-nilai budaya masyarakat 2. Mewujudkan pemerintahan yang semakin handal untuk meningkatkan pelayanan publik 2.1 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan melayani 2.2 Meningkatkan kualitas pelayanan publik 2.3 Mewujudkan Kota Semarang yang tentram, tertib dan nyaman 3. Mewujudkan Kota Metropolitan yang dinamis dan berwawasan lingkungan 3.1 Mewujudkan tata ruang yang terpadu dan berkelanjutan 3.2 Mewujudkan sistem pengelolaan Drainase Kota Semarang yang terintegrasi 3.3 Mewujudkan sistem transportasi Kota Semarang yang terintegrasi dan berkelanjutan 3.4 Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana dasar perkotaan 3.5 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan 4. Memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis keunggulan lokal dan membangun iklim usaha yang kondusif 4.1 Menjamin ketahanan pangan bagi penduduk 4.2 Meningkatkan sektor perdagangan dan jasa 4.3 Mendorong pengembangan investasi dan ekonomi lokal berdaya saing global

5.4 SASARAN

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 lima tahun ke depan. Hasil rumusan sasaran pembangunan Kota Semarang Tahun 2016-2021 berdasarkan misi dan, tujuan adalah sebagai berikut : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-10 Tabel 5.3 Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Semarang Tahun 2016-2021 Misi Tagline Tujuan Sasaran Misi 1: Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas SEMARANG SEHAT DAN CERDAS 1 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia 1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 2 Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat 3 Meningkatnya kualitas daya saing tenaga kerja 4 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat 5 Meningkatnya pembangunan yang berperspektif gender dan kapasitas pemberdayaan masyarakat 2 Meningkatkan nilai-nilai warisan budaya masyarakat 6 Terwujudnya pelestarian dan pengembangan warisan budaya Misi 2: Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik SEMARANG MELAYANI 3 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan melayani 7 Terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN 8 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja 9 Meningkatnya integritas aparatur 4 Meningkatkan kualitas pelayanan publik 10 Terwujudnya pelayanan prima 5 Mewujudkan Kota Semarang yang tentram, tertib dan nyaman 11 Meningkatnya ketentraman dan kenyamanan masyarakat Misi 3: Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan SEMARANG TANGGUH 6 Mewujudkan tata ruang yang terpadu dan berkelanjutan 12 Meningkatnya keterpaduan rencana tata ruang 7 Mewujudkan sistem pengelolaan Drainase Kota Semarang yang terintegrasi 13 Menurunnya luas genangan banjir dan rob 8 Mewujudkan sistem transportasi Kota Semarang yang terintegrasi dan berkelanjutan 14 Menurunnya kemacetan jalan 9 Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana dasar perkotaan 15 Terwujudnya sarana dan prasarana dasar perkotaan yang berkualitas 10 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan 16 Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-11 Misi Tagline Tujuan Sasaran Misi 4: Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif SEMARANG BERDAYA SAING 11 Menjamin ketahanan pangan bagi penduduk 17 Meningkatnya kualitas dan kuantitas ketersediaan pangan 18 Meningkatnya pendapatan petani 19 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat pelaku usaha perikanan 12 Meningkatkan sektor perdagangan dan jasa 20 Meningkatnya sektor perdagangan dan jasa unggulan 13 Mendorong pengembangan investasi dan ekonomi lokal berdaya saing global 21 Meningkatnya produk- produk unggulan daerah 22 Meningkatnya Daya Tarik Wisata DTW 23 Meningkatnya iklim investasi kota

5.5 KETERKAITAN VISI –MISI WALIKOTA TAHUN 2016–2021 DENGAN

DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA Penjabaran visi misi Walikota Semarang, tujuan dan sasaran seperti yang diuraikan di atas disusun juga dengan kaitan untuk mendukung pencapaian prioritas RPJMN tahun 2015-2019, dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018. Keterkaitan dukungan tersebut dijelaskan melalui bagan berikut : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-12 Gambar 5.3 Skema keterkaitan Visi –Misi RPJMN 2015–2019 dengan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016 –2021 Misi 1: Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas Misi 4: Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif Misi 3: Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan Misi 2: Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik Misi 1: Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan Misi 7: Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan Misi 5: Mewujudkan bangsa yang berdaya saing Misi 4: Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera Misi 3: Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim Misi 2: Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum Misi 6: Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional Visi RPJMD Kota Semarang 2016-2021: “Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin Sejahtera” Visi RPJMN 2015-2019: Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-13 Tabel 5.4 Sinkronisasi Agenda Prioritas RPJMN 2014 –2019 Nawacita Dengan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 9 Agenda Prioritas RPJMN Penjabaran dalam RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 Agenda 1: Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang diturunkan dari: Misi 2. dengan fokus Meningkatnya ketentraman dan kenyamanan masyarakat; Misi 1. dengan fokus Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia. Agenda 2: Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang diturunkan dari Misi 2. dengan fokus - Meningkatnya kapasitas, akuntabilitas kinerja dan integritas aparatur serta; - Meningkatnya kualitas pelayanan publik. Agenda 3: Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang diturunkan dari Misi 3. dengan fokus Meningkatnya keterpaduan rencana tata ruang untuk Terwujudnya sarana dan prasarana dasar perkotaan yang berkualitas dengan memperhatikan kualitas lingkungan hidup perkotaan. Agenda 4: Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang diturunkan dari Misi 2. dengan fokus Terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN. Agenda 5: Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang diturunkan dari Misi 1. dengan fokus Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia kesehatan, pendidikan, tenaga kerja. Misi 3. dengan fokus - Terwujudnya sarana dan prasarana dasar perkotaan yang berkualitas; - Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Misi 4. dengan fokus Meningkatnya kualitas dan kuantitas ketersediaan pangan. Agenda 6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang diturunkan dari Misi 4. dengan fokus - Meningkatnya kualitas dan kuantitas ketersediaan pangan - Meningkatnya produk-produk unggulan daerah; - Meningkatnya iklim investasi kota Agenda 7: Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang diturunkan dari Misi 4. dengan fokus - Meningkatnya sektor perdagangan dan jasa - Meningkatnya daya tarik wisata DTW Agenda 8: Melakukan revolusi karakter bangsa Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang diturunkan dari Misi 2. dengan fokus - Meningkatnya integritas aparatur - Terwujudnya pelayanan publik yang prima Agenda 9: Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia Diterjemahkan dalam sasaran daerah yang diturunkan dari Misi 1. dengan fokus Meningkatnya nilai-nilai budaya masyarakat melalui pelestarian dan pengembangan kearifan budaya lokal VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-14 Misi 1: Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno, Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di Bidang Kebudayaan Misi 1: Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas Misi 4: Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif Misi 3: Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan Misi 2: Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik Misi 2: Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan, Kemiskinan dan Pengangguran Misi 3: Mewujudkan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang Bersih, Jujur dan Transparan, “Mboten Korupsi, Mbo ten Ngapusi” Misi 4: Memperkuat Kelembagaan Sosial Masyarakat untuk Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan Misi 5: Memperkuat Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan dan Proses Pembangunan yang Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak Misi 6: Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat Misi 7: Meningkatkan Infrastruktur untuk Mempercepat Pembangunan Jawa Tengah yang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan Visi RPJMD Prov. Jateng 2013-2018: MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi” Visi RPJM Kota Semarang 2016-2021: “Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin Sejahtera” Gambar 5.4 Skema keterkaitan RPJMD Provinsi Jateng 2013 –2018dengan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016 –2021 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-15 Tabel 5.5 Tujuan dan Sasaran RPJMD Tahun 2016-2021 Kota Semarang Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kinerja Awal Periode RPJMD Target Kinerja Sasaran Kinerja Akhir Periode RPJMD 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021 Misi 1: Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas SEMARANG SEHAT DAN CERDAS 1 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia 1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Indeks Pembangunan Manusia IPM poin 80,23 80,28 80,62 80,95 81,28 81,62 81,96 81,96 Angka Harapan Hidup AHH Tahun 77,20 77,21 77,21 77,22 77,23 77,24 77,24 77,24 Angka Kematian Bayi AKB Kasus 229 225 221 217 213 209 205 205 Angka Kematian Balita AKBa Per 1.000 kelahi- ran hidup 10,4 20 16 15,75 15,5 15,25 14,75 14,75 Persentase Gizi Buruk 0,4 0,39 0,38 0,37 0,36 0,35 0,34 0,34 Incident Rate IR Demam Berdarah Dengue DBD Per 100.000 pendu- duk 98,61 98,5 98 97,5 97 96,5 96 96 2 Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat Rata-rata Lama Sekolah RLS Tahun 10,20 10,35 10,49 10,64 10,79 10,94 11,10 11,10 Harapan Lama Sekolah HLS Tahun 14,33 14,36 14,40 14,43 14,47 14,50 14,54 14,54 3 Meningkatnya kualitas daya saing tenaga kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 63,05 63,35 63,65 63,95 64,25 64,55 64,85 64,85 Tingkat Pengangguran Terbuka 5,77 5,57 5,37 5,17 4,97 4,77 4,57 4,57 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-16 Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kinerja Awal Periode RPJMD Target Kinerja Sasaran Kinerja Akhir Periode RPJMD 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021 4 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Angka Kemiskinan 5,04 4,99 4,94 4,89 4,65 4,6 4,55 4,55 5 Meningkatnya pembangunan yang berperspektif gender dan kapasitas pemberdayaan masyarakat Indeks Pembangunan Gender IPG poin 95,60 95,65 95,72 95,79 95,86 95.,93 96 96 Indeks Pemberdayaan Gender IDG poin 76,08 76,58 77,08 77,58 78,08 78,58 79,08 79,08 2 Meningkatkan nilai-nilai warisan budaya masyarakat 6 Terwujudnya pelestarian dan pengembangan warisan budaya lokal Jumlah seni budaya dan tradisi yang dilestarikan Unit 10 11 12 13 14 15 16 16 Misi 2: Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik SEMARANG MELAYANI 3 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan melayani 7 Terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebas KKN Opini BPK Opini Predikat WDP WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP 8 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Evaluasi atas penerapan Sakip Kategori nilai CC CC CC CC B B A A 9 Meningkatnya integritas aparatur Predikat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kategori nilai Kota dengan Penyelengg a-raan Pemerinta- han Daerah Terbaik Kota dengan Penyeleng- garaan Pemerinta- han Daerah Terbaik Kota dengan Penyelengga -raan Pemerinta- han Daerah Terbaik Kota dengan Penyelengga -raan Pemerinta- han Daerah Terbaik Kota dengan Penyelen- ggaraan Pemerintah an Daerah Terbaik Kota dengan Penyelengg araan Pemerinta- han Daerah Terbaik Kota dengan Penyelengga -raan Pemerinta- han Daerah Terbaik Kota dengan Penyeleng- garaan Pemerinta han Daerah Terbaik VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-17 Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kinerja Awal Periode RPJMD Target Kinerja Sasaran Kinerja Akhir Periode RPJMD 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021 4 Meningkatkan kualitas pelayanan publik 10 Terwujudnya pelayanan prima Survei Kepuasan Masyarakat SKM Angka Indeks Perang- kat Daerah 75 15 77 20 79 20 81 25 83 25 85 30 87 30 87 30 5 Mewujudkan Kota Semarang yang tentram, tertib dan nyaman 11 Meningkatnya ketentraman dan kenyamanan masyarakat Angka Kriminalitas Angka Krimina- litas 2.792 2.500 2.400 2.200 2.100 2.000 1.800 1.800 Misi 3: Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan SEMARANG TANGGUH 6 Mewujudkan tata ruang yang terpadu dan berkelanjutan 12 Meningkatnya keterpaduan rencana tata ruang Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang dengan perencanaan Tata Ruang simpangan 5,4 5,4 4,5 4 3,5 3 2 2 7 Mewujudkan sistem pengelolaan Drainase Kota Semarang yang terintegrasi 13 Menurunnya luas genangan banjir dan rob Prosentase luas genangan banjir dan rob persen 41,6 40,17 38,74 37,31 35,88 34,45 33 33 8 Mewujudkan sistem transportasi Kota Semarang yang terintegrasi dan berkelanjutan 14 Menurunnya kemacetan jalan Jumlah simpul kemacetan Simpul 8 8 7 6 5 4 3 3 9 Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana dasar perkotaan 15 Terwujudnya sarana dan prasarana dasar perkotaan yang berkualitas Persentase rumah tangga pengguna air minum jumlah seluruh rumah tangga x 100 Persen 88,13 88,5 89 91 93 95 97 97 Persentase rumah tangga ber sanitasi persen 85,78 85,82 85,87 85,92 85,97 86,02 86,07 86,07 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-18 Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kinerja Awal Periode RPJMD Target Kinerja Sasaran Kinerja Akhir Periode RPJMD 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021 Luas lingkungan permukiman kumuh Persen 0,99 0,80 0,60 0,40 0,20 10 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan 16 Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup Indeks Kualitas Lingkungan Hidup IKLH skor 45,38 45,38 47 49 51 53 55 55 Misi 4: Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif SEMARANG BERDAYA SAING 11 Menjamin ketahan pangan bagi penduduk 17 Meningkatnya kualitas dan kuantitas ketersediaan pangan Ketersediaan pangan penduduk Kklkapi tahari 3.049 3.050 3.051 3.052 3.053 3.054 3.055 3.055 18 Meningkatnya pendapatan petani Pendapatan rumah tangga petani Rp tahun 10.355.300 10.452.000 10.554.520 10.659.040 10.763.560 10.868.080 10.972.600 10.972.600 19 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat pelaku usaha perikanan Jumlah pendapatan per kapita nelayan Rp tahun 17.500.000 18.000.000 19.800.000 21.750.000 22.958.000 23.353.800 24.989.180 24.989.180 12 Meningkatkan sektor perdagangan dan jasa 20 Meningkatnya sektor perdagangan dan jasa unggulan Kontribusi kategori- kategori perdagangan dan jasa-jasa terhadap PDRB 30,99 31,06 31,13 31,20 31,27 31,34 31,41 31,41 Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,8 5,85 5,90 5,95 6,00 6,05 6,10 6,10 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 V-19 Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan Kinerja Awal Periode RPJMD Target Kinerja Sasaran Kinerja Akhir Periode RPJMD 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2021 13 Mendorong pengembangan investasi dan ekonomi lokal berdaya saing global 21 Meningkatnya produk-produk unggulan daerah Kontribusi kategori sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB 27,30 27,34 27,38 27,42 27,46 27,50 27,54 27,54 22 Meningkatnya daya tarik wisata DTW Jumlah kunjungan wisatawan Orang 4.376.359 4.660.822 4.987.080 5.361.111 5.790.000 6.282.150 6.847.543 6.847.543 23 Meningkatnya iklim investasi kota Nilai Investasi Rupiah dalam juta 9.570.413 10.500.000 11.500.000 13.500.000 16.500.000 20.500.000 24.500.000 24.500.000 RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-1

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana pemerintah daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategis tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk di dalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan teknologi informasi. Dalam merumuskan strategi dan arah kebijakan RPJMD Kota Semarang 2016-2021, juga mempertimbangkan kebijakan dalam penguatan Sistem Inovasi Daerah SIDa yaitu: membangun basis data, menyusun regulasi, mengembangkan mekanisme insentif dan disinsentif, menguatkan jejaring antar pemangku kepentingan, membangun sistem difusi inovasi berbasis teknologi informasi dan forum komunikasi antarpemangku kepentingan, menumbuhkan prakarsa kreativitas penemuan baru melalui pendidikan formal dan informal, membangun sistem apresiasi kreativitas yang inovatif, membangun penguatan kelembagaan vertikal dan horizontal melalui komunikasi dan koordinasi antar lembaga, meningkatkan kualitas layanan infrastruktur fisik yang berstandar internasional, meningkatkan pemahamanan dan kepedulian masyarakat terhadap keterbukaan informasi dan pengetahuan yang mendukung perdagangan dan jasa.

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana Pemerintah Kota Semarang melakukan upaya untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran serta target kinerja RPJMD dengan efektif dan efisien selama 5 lima tahun ke depan. Arsitektur perencanaan pembangunan daerah dipisahkan menjadi dua yakni Perencanaan Strategis yaitu perencanaan pembangunan daerah yang menekankan pada pencapaian visi dan misi pembangunan daerah, dan STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-2 Perencanaan Operasional yaitu perencanaan yang menekankan pada pencapaian kinerja layanan pada tiap urusan. Perencanaan Strategis dimaksudkan untuk menerjemahkan visi danmisi kepala daerah ke dalam rencana kerja. Segala sesuatu yang secara langsung dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran RPJMD maka dianggap strategis. Sedangkan perencanaan operasional dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan RPJMD yang dituangkan secara lebih rinci ke dalam masing-masing misi berdasarkan pendekatan urusan baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Untuk memudahkan pemahaman terhadap kesinambungan pembangunan setiap tahun dalam jangka 5 lima tahun, terlebih dahulu disederhanakan dalam agenda atau tema pembangunan setiap tahun di masing-masing tahap. Atas dasar tema pembangunan inilah disusun arah kebijakan lebih jelas agar RPJMD mudah dituangkan dalam RKPD. Selanjutnya, tahapan-tahapan dimaksud dijadikan sebagai dasar dan disesuaikan dengan pentahapan RKPD. Gambar 6.1 AgendaTema RPJMD Kota Semarang 2016-2021 Rumusan Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD Kota Semarang Tahun 2016-2021 berdasarkan masing-masing sasaran serta tema pembangunan adalah sebagai berikut: SEMARANG HEBAT Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Penyiapan infrastruktur untuk mendukung Kota Metropolitan yang sejahtera dan melayani Pengembangan infrastruktur untuk memecahkan masalah besar perkotaan dan daya saing SDM Penguatan struktur Ekonommi didukung oleh Peningkatan Sektor Perdagangan dan Jasa Pemantapan Semarang sehat, cerdas, tangguh, melayani dan berdaya saing Perwujudan Semarang Hebat RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-3 Tabel 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Misi Tagline Tujuan Sasaran Indikator Kinerja STRATEGI Arah Kebijakan M isi 1 : M e wu ju dk a n K e h idu pa n M a s y a ra k a t y a n g Be rbu d a y a d a n Be rk u a lit a s S EM AR A N G S E H AT D A N C ER D AS 1 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia 1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Indeks Pembangunan Manusia IPM 1 Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dan pelayanan kesehatan miskin 1 Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Angka Harapan Hidup AHH 2 Pengendalian penyakit menular Angka Kematian Bayi AKB 3 Peningkatan Penyehatan lingkungan Angka Kematian Balita AKBa Persentase Gizi Buruk 4 Peningkatan kesehatan ibu dan bayi, reproduksi remaja dan keluarga Incident Rate IR Demam Berdarah Dengue DBD 2 Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat Rata-rata Lama Sekolah RLS 2 Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan 1 Peningkatan pelayanan Pendidikan untuk semua masyarakat Harapan Lama Sekolah HLS 2 Peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik 3 Meningkatnya kualitas daya saing tenaga kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 3 Perluasan kesempatan kerja 1 Peningkatan jaringan tenaga krja Tingkat Pengangguran Terbuka 2 Peningkatan ketrampilan masyarakat STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-4 Misi Tagline Tujuan Sasaran Indikator Kinerja STRATEGI Arah Kebijakan 4 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Angka Kemiskinan 4 Pemberdayaan masyarakat miskin 1 Penurunan jumlah keluarga miskin 5 Meningkatnya pembangunan yang berperspektif gender dan kapasitas pemberdayaan masyarakat Indeks Pembangunan Gender IPG 5 Pemberdayagunaan peran serta masyarakat dalam berbagai sektor pembangunan 1 Peningkatan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas dan gender Indeks Pemberdayaan Gender IDG 2 Meningkatkan nilai- nilai budaya masyarakat 6 Terwujudnya pelestarian dan pengembangan warisan budaya lokal Jumlah seni budaya dan tradisi yang dilestarikan 6 Pengembangan budaya lokal 1 Pelestarian Seni, Budaya yang berbasis kearifan lokal M isi 2 : M e wu ju dk a n P e m e rint a h a n y a n g S e m a k in H a nda l u nt u k M e ning k a tk a n P e la y a na n P u bl ik S EM AR A N G M ELA Y AN I 3 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan melayani 7 Terwujudnya pemerintah yang bersih dan bebas KKN Opini BPK 7 Reformasi birokrasi 1 Peningkatan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pemerintahan daerah 8 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja Predikat Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Evaluasi atas penerapan Sakip 2 Peningkatan peran dan kinerja lembaga pengelolaan keuangan daerah 9 Meningkatnya integritas aparatur Predikat Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah 3 Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah 4 Peningkatan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah 5 Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan digitalisasi kinerja 6 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pemerintahan yang profesional kompetensi birokrasi STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-5 Misi Tagline Tujuan Sasaran Indikator Kinerja STRATEGI Arah Kebijakan 4 Meningkatkan kualitas pelayanan publik 10 Terwujudnya pelayanan prima Survei Kepuasan Masyarakat SKM 8 Peningkatan kualitas dan manajemen pelayanan publik 1 Peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih baik 5 Mewujudkan Kota Semarang yang tentram, tertib dan nyaman 11 Meningkatnya ketentraman dan kenyamanan masyarakat Angka Kriminalitas 9 Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga ketertiban dan kenyamanan 1 Peningkatan masyarakat yang tertib dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan 2 Peningkatan ketentraman dan kenyamanan melalui pemberdayaan masyarakat M isi 3 : M e wu ju dk a n K o ta M e tr o p o li ta n y a ng D in a mi s da n Be rwa w a sa n Ling k u n g a n S EM AR A N G T A N G G U H 6 Mewujudkan tata ruang yang terpadu dan berkelanjutan 12 Meningkatnya keterpaduan rencana tata ruang Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang sesuai dengan Penataan Tata Ruang simpangan 10 Pembenahan penataan kota yang berwawasan lingkungan 1 Pembenahan izin pemanfaatan ruang dan bangunan sesuai dengan peraturan 7 Mewujudkan sistem pengelolaan Drainase Kota Semarang yang terintegrasi 13 Menurunnya genangan banjir dan rob Persentase luas genangan banjir dan rob 2 Pembenahan sistem jaringan drainase perkotaan 8 Mewujudkan sistem transportasi Kota Semarang yang terintegrasi dan berkelanjutan 14 Menurunnya kemacetan jalan Jumlah simpul kemacetan 3 Peningkatan kualitas layanan tranportasi umum 9 Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana dasar perkotaan 15 Terwujudnya sarana dan prasarana dasar perkotaan yang berkualitas Persentase rumah tangga pengguna air bersih jumlah seluruh rumah tangga x 100 4 Peningkatan kualitas infrastruktur dasar perkotaan Persentase Rumah Tangga bersanitasi Luas lingkungan permukiman kumuh STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-6 Misi Tagline Tujuan Sasaran Indikator Kinerja STRATEGI Arah Kebijakan 10 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan 16 Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup Indeks Kualitas Lingkungan Hidup IKLH 5 Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan M isi 4 : M e mpe rk u a t Ek o n o mi K e ra k y a ta n B e rb a sis Ke u ng g u la n Lo k a l da n M e mba n g u n Ik lim U s a ha y a n g K o ndu si f S EM AR A N G BER D AY A S A IN G 11 Menjamin ketahan pangan bagi penduduk 17 Meningkatnya kualitas dan kuantitas ketersediaan pangan Ketersediaan pangan penduduk 11 Peningkatan Produksi Pangan 1 Peningkatan ketersediaan bahan pangan, distribusi, akses, mutu dan keamanan pangan 18 Meningkatnya pendapatan petani Pendapatan Rumah Tangga Petani 2 Pengembangan budidaya pertanian, perkebunan dan peternakan unggul 19 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat pelaku usaha perikanan Jumlah pendapatan per kapita nelayan 3 Peningkatan produksi dan pemasaran perikanan 12 Meningkatkan sektor perdagangan dan jasa 20 Meningkatnya sektor perdagangan dan jasa unggulan Kontribusi kategori- kategori perdagangan dan jasa-jasa terhadap PDRB 12 Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa 1 Peningkatan peran sektor perdagangan dan jasa dalam pengembangan ekonomi kota Laju Pertumbuhan Ekonomi 2 Pengoptimalan pemanfaatan sarpras perdagangan dan jasa 13 Mendorong pengembangan investasi dan ekonomi lokal berdaya saing global 21 Meningkatnya produk- produk unggulan daerah Kontribusi kategori sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB 13 Penguatan dan Pengembangan Sektor Unggulan 1 Peningkatan kualitas dan kuantitas produk daerah yang unggul 22 Meningkatnya daya tarik wisata DTW Jumlah kunjungan wisatawan 2 Peningkatan Produktivitas IKM 23 Meningkatnya iklim investasi kota Nilai Investasi 3 Peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi kemudahan pemberian bantuan modal 4 Peningkatan pengelolaan kepariwisataan 5 Penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro investasi RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-7

A. STRATEGI : Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan

Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dan pelayanan kesehatan miskin Pengendalian penyakit menular. Peningkatan Penyehatan lingkungan Peningkatan kesehatan ibu dan bayi, reproduksi remaja dan keluarga Strategi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut: 1 Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan; dan pelayanan kesehatan Masyarakat Miskin, dengan arahan pada peningkatan kualitas Puskesmas melalui puskesmas terakreditasi, puskesmas yang sesuai standar, puskesmas prespektif gender, puskesmas branding, fasilitas Unit Reaksi Cepat layanan kesehatan di tiap kecamatan serta pembangunan RSUD type D. 2 Pengendalian penyakit menular, dengan arahan pada keberhasilan pengobatan TB success rate, penurunan Incident Rate IR Demam Berdarah Dengue DBD, serta penanganan Orang Dengan HIVAIDS ODHA. 3 Peningkatan Penyehatan lingkungan, dengan arahan pada perluasan Pola Hidup Bersih dan Sehat PHBS dan peningkatan promosi kesehatan; 4 Peningkatan kesehatan ibu dan bayi, reproduksi remaja dan keluarga, dengan arahan pada peningkatan prevalensi balita gizi buruk, peningkatan jumlah puskesmas yang memilikigizi center, peningkatan prosentase terpenuhinya peralatan kesehatan RS type B Pendidikan RSUD Kota Semarang, serta penurunan angka kematian ibu maternal dan angka kematian bayi STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-8

B. STRATEGI : Peningkatan Mutu Dan Kualitas Pendidikan

Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan Peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik Peningkatan pelayanan pendidikan untuk semua masyarakat. 1 Peningkatan pelayanan pendidikan untuk semua masyarakat, dengan arahan pada peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan penerima beasiswa bagi warga miskin, peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan luar sekolah non formal, peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, peningkatan satuan pendidikan yang melaksanakan muatan lokal pendidikan karakter dan pembelajaran luar sekolah serta pengembangan nasionalisme substansi. 2 Peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik, dengan arahan pada peningkatan manajemen dan mutu pendidikan;

C. STRATEGI : Perluasan Kesempatan Kerja

Dari strategi perluasan kesempatan kerja, arah kebijakannya adalah sebagai berikut: 1 Meningkatkan ketrampilan masyarakat, dengan arahan pada optimalisasi jejaring pelatihan tenaga kerja berbasis kompetensi serta pelatihan berbasis kewirausahaan; 2 Meningkatkan jaringan tenaga kerja, dengan arahan pada peningkatan kesempatan kerja serta peningkatan pencari kerja yang ditempatkan; STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-9

D. STRATEGI : Pemberdayaan Masyarakat Miskin

Dari strategi pemberdayaan masyarakat miskin, dilaksanakan melalui arah kebijakan penurunan jumlah keluarga miskin dengan arahan pada peningkatan penanganan PMKS melalui panti-panti, rumah penampungan dan rumah Rehabilitasi Sosial, serta peningkatan cakupan pelayanan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin.

E. STRATEGI : Pengembangan Budaya Lokal

Pengembangan nilai - nilai budaya lokal Pengembangan budaya lokal Peningkatan peran serta lembaga seni budaya dan masyarakat dalam pengembangan budaya seni tradisional Pengembangan produk-produk berbasis kearifan lokal Memperkuat kelembagaan masyarakat seni budaya tradisional Meningkatkan peran lembaga dan masyarakat dalam melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat Strategi pengembangan budaya lokal dilaksanakan dengan arah kebijakan Pelestarian Seni, Budaya yang berbasis kearifan lokal, dengan arahan pada pengembangan nilai - nilai budaya lokal melalui pelestarian kawasan, dan bangunan cagar budaya serta situs budaya; Peningkatan peran serta lembaga seni budaya dan masyarakat dalam pengembangan budaya seni tradisional; pengembangan produk-produk berbasis kearifan lokal; Memperkuat kelembagaan masyarakat seni budaya tradisional; Meningkatkan peran lembaga dan masyarakat dalam melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat.

F. STRATEGI : Pemberdayagunaan Peran Serta Masyarakat Dalam Berbagai Sektor Pembangunan

Strategi pemberdayagunaan peran serta masyarakat dalam berbagai sektor pembangunan dilaksanakan dengan arah kebijakan meningkatkan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas dan gender, dengan arahan pada keberlanjutan program pembangunan berbasis masyarakat, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-10 fasilitasi kegiatan yang mengarah pada kesejahteraan gender serta peningkatan penggunaan teknologi tepat guna.

G. STRATEGI : Reformasi Birokrasi

Peningkatan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraa n pemerintahan daerah Peningkatan peran dan kinerja lembaga pengelolaan keuangan daerah Peningkatan akuntabilitas kinerja penyelenggaraa n pemerintahan daerah Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraa n pemerintahan digitalisasi kinerja Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah Peningkatan Reformasi Birokrasi Dan Tata Kelola Pemerintahan Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pemerintahan yang profesional kompetensi birokrasi Strategi Reformasi Birokrasi dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut: 1 Peningkatan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pemerintahan daerah, dengan arahan pada penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan lembaga pemeriksa internal dan eksternal serta peningkatan maturitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah SPIP; 2 Peningkatan peran dan kinerja lembaga pengelola keuangan daerah dengan arahan pada peningkatan kemandirian keuangan daerah, dan peningkatan pengelolaan aset daerah yang optimal, tertib dan akuntabel; 3 Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah, dengan arahan pada kesesuaian program di RPJMD dengan program di RKPD tahunan; 4 Peningkatan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan arahan pada peningkatan kualitas laporan kinerja pemerintah daerah, dan peningkatan koordinasi hubungan antar lembaga dalam rangka otonomi daerah; 5 Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan arahan pada pengembangan STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-11 Pusat Data Informasi Publik; dan peningkatan penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan publik; 6 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pemerintahan yang profesional, diarahkan pada Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan yang profesional;

H. STRATEGI : Peningkatan Kualitas Dan Manajemen Pelayanan Publik

Strategi peningkatan kualitas dan manajemen pelayanan publik dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut: Arah kebijakan sebagai berikut peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih baik, dengan arahan pada peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik.

I. STRATEGI : Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Menjaga Ketertiban Dan Kenyamanan

Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Menjaga Ketertiban Dan Kenyamanan Peningkatan masyarakat yang tertib dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan Peningkatan ketentraman dan kenyamanan melalui pemberdayaan masyarakat Strategi peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga ketertiban dan kenyamanan dengan arah kebijakan sebagai berikut: 1 Peningkatan masyarakat yang tertib dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan, dengan arahan pada penegakan peraturan perundang-undangan daerah, peningkatan cakupan penanganan gangguan ketentraman, ketertiban dan kenyamanan umum, serta peningkatan fasilitasi pembinaan politik dan wawasan kebangsaan; 2 Peningkatan ketentraman dan kenyamanan lingkungan dengan arahan pada peningkatan cakupan rasio petugas perlindungan STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-12 masyarakat dan pemberdayaan masyarakat untuk menjaga kenyamanan lingkungan.

J. STRATEGI : Pembenahan penataan kota yang berwawasan lingkungan

Strategi Pembenahan penataan kota yang berwawasan lingkungan dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut: 1 Pembenahan izin pemanfaatan ruang dan bangunan sesuai dengan peraturan, yaitu dengan sistem perizinan satu pintu artinya perizinan didaftarkan dan diselesaikan pada ruangan dan gedung yang sama; 2 Pembenahan sistem jaringan drainase perkotaan yang untuk mendukung sistem pengendalian rob dan banjir; pengelolaan sistem drainase, normalisasi, revitalisasi sungai jaringan drainase skala kota yang menyeluruh dan berkesinambungan, dengan fokus penanganan pada sub sistem Kali Mangkang, Kali Beringin, Kali Banger Banjir Kanal Timur, Kali Tenggang dan Kali Babon. 3 Peningkatan kualitas layanan tranportasi umum terintegrasi yaitu dengan pengawasan kelaiakan angkutan umum, peremajaan angkutan umum baik yang dikelola pemerintah kota maupun swasta, yang disertai dengan mengembangkan transportasi massal, dengan kebijakan diarahkan pada pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel; Pembenahan manajemen transportasi, pada efektifitas dan efisiensi pelayanan publik bagi pengguna transportasi umum yang diharapkan akan berimbas pada jumlah pengguna transportasi umum; Gambar 6.2 Terminal Terpadu Mangkang STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-13 Pengintegrasian sistem transportasi antarmoda difokuskan pada beroperasinya BRT koridor 1 sd 6 menuju penambahan 2 koridor lagi di Kota Semarang, dan juga adanya intregasi antara BRT-bandara- terminal-stasiun; Gambar 6.3 Operasionalisasi BRT 4 Peningkatan kualitas infrastruktur dasar perkotaan dengan arahan pada peningkatan jalan dan jembatan antara lain melalui pembangunan jalan outer ring road Arteri Utara dan Mangkang-Mijen, pembangunan jalan Srondol-Sekaran, pembangunan jalan Jangli- Undip, peningkatan jalan-jalan inner dan middle ringroad, pembangunan jalan yang menuju tempat wisata; peningkatan sarana prasarana dasar perkotaan antara lain melalui pembangunan pasar Johar, rintisan techno park, pembangunan simpang susun Srondol- Sekaran, pengembangan smart city, peningkatan pelayanan jaringan air bersih; pembenahan kawasan kumuh perkotaan; pembangunan Kampung bahari; peningkatan TPA Jatibarang dan pengelolaan bank sampah di lingkungan permukiman; 5 Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana umum PSU lingkungan perumahan yang difokuskan kepada pembangunan, penataan dan perbaikan sarana prasarana lingkungan permukiman untuk membentuk lingkungan permukiman yang sehat dan berkualitas serta meningkatkan sarana dan prasana pelayanan publik seperti gerakan 1000 taman; STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-14 Gambar 6.4 Manajemen Bank Sampah di Tiap Permukiman 6 Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan diarahkan pada Meningkatkan pengawasan terhadap sumber pencemaran dan juga pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan, diarahkan pada Peningkatan pengendalian pencemaran dan perusakan

K. STRATEGI : Peningkatan Produksi Pangan

Peningkatan Produksi Pangan Peningkatan produksi dan pemasaran perikanan. Pengembangan budidaya pertanian, perkebunan dan peternakan unggul. Peningkatan ketersediaan bahan pangan, distribusi, akses, mutu dan keamanan pangan. Strategi peningkatan produksi pangan dengan arah kebijakan sebagai berikut: 1 Peningkatan ketersediaan bahan pangan, distribusi, akses, mutu dan keamanan pangan, dengan arahan pada ketersediaan pangan utama, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-15 beragam, bergizi seimbang, bermutu dan aman serta terjangkau daya beli masyarakat; 2 Pengembangan budidaya pertanian, perkebunan dan peternakan unggul, dengan arahan pada peningkatan produksi pertanian utama dan pengembangan wilayah pengembangan pertanian perkotaan; 3 Peningkatan produksi dan pemasaran perikanan, diarahkan pada Peningkatan pengelolaan, pemanfaatan teknologi, dan pemasaran hasil perikanan.

L. STRATEGI : Pengembangan Kawasan Perdagangan Dan Jasa

Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa Peningkatan peran sektor perdagangan dan jasa dalam pengembangan ekonomi kota. Pengoptimalan pemanfaatan sarpras perdagangan dan jasa Strategi pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dengan arah kebijakan sebagai berikut: 1 Peningkatan peran sektor perdagangan dan jasa dalam pengembangan ekonomi kota dengan arahan pada peningkatan kerjasama perdagangan internasional; Pengoptimalan pemanfaatan sarpras perdagangan dan jasa, dengan arahan pada peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan yang representatif antara lain melalui pembangunan pasar Johar STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-16

M. STRATEGI : Penguatan dan Pengembangan Sektor Unggulan

Penguatan dan Pengembangan Sektor Unggulan Penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro investasi Peningkatan kualitas dan kuantitas produk daerah yang unggul Peningkatan pengelolaan kepariwisataan Peningkatan Produktivitas IKM Peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi kemudahan pemberian bantuan modal Strategi penguatan dan pengembangan sektor unggulan dengan arah kebijakan sebagai berikut: 1 Peningkatan kualitas dan kuantitas produk daerah yang unggul, dengan arahan pada Peningkatan pproduktifitas dan pengembangan pemasaran UMKM; 2 Peningkatan produktivitas IKM, dengan arahan pada pengembangan industri kecil menengah dan Industri Kreatif ; 3 Peningkatan kualitas kelembagaan usaha Koperasi, dengan arahan pada pada peningkatan pengelolaan koperasi. 4 Peningkatan pengelolaan kepariwisataan, dengan arahan pada peningkatan kunjungan wisatawan, peningkatan pengelolaan obyek wisata, serta kemitraan kepariwisataan. 5 Penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro investasi, seperti 1 Kemudahan berinvestasi; 2 Meningkatkan promosi dan daya tarik investasi; 3 Penyederhanaan prosedur perijinan serta optimalisasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pelayanan perijinan investasi; 4 Peningkatan kerjasama dan kemitraan pelaku usaha dalam promosi investasi di Kota Semarang.

6.2. Arah Kebijakan Kewilayahan

Kawasan strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, danatau lingkungan. Adapun rencana pengembangan kawasan strategis di Kota Semarang adalah : STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-17 a. Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi b. Kawasan strategis sosial budaya c. Kawasan strategis daya dukung lingkungan hidup

6.2.1 Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi

Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang adalah kawasan cepat berkembang dan kawasan perlu kerja sama dengan daerah sekitarnya kawasan perbatasan. Kawasan cepat berkembang ini perlu diprioritaskan penataan ruangnya karena potensi yang dimiliki apabila tidak diarahkan justru menimbulkan permasalahan. Sedangkan kawasan perbatasan di Kota Semarang memiliki peranan yang sangat penting, karena kawasan inilah yang akan mengintegrasikan perkembangan Kota Semarang dengan daerah yang ada disekitarnya.

1. Kawasan Segitiga Peterongan – Tawang – Siliwangi

Kawasan pusat kota yang terletak pada Kawasan Segitiga Peterongan – Tawang – Siliwangi. Kawasan segitiga ini memiliki kekuatan pengembangan yang sangat besar, potensi pengembangan pada kawasan ini adalah kegiatan perdagangan dan jasa. Secara umum Kawasan Segitiga Peterongan – Tawang – Siliwangi adalah kawasan yang memiliki kepadatan bangunan yang tinggi. Dalam kawasan saat ini telah terjadi transformasi kegiatan perdagangan dan jasa dari skala kecil dan menengah ke skala besar. Hal ini terbukti dengan tumbuhnya beberapa pusat perbelajaan dan fungsi jasa perkantoran swasta dan hotel yang mengalihfungsikan lahan yang sebelumnya berfungsi sebagai pertokoan dan permukiman. Tren perubahan intensitas kegiatan perdagangan di Kawasan Segitiga Peterongan – Tawang – Siliwangi untuk 20 tahun ke depan diperkirakan akan terus terjadi, sehingga diperlukan kebijakan penanganan sebagai berikut : a. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala besar harus memberikan ruang bagi kegiatan sektor informal untuk melakukan kegiatannya. b. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus mempertimbangkan rasio kecukupan ruang parkir dan ruang terbuka hijau dalam rangka menciptakan Kawasan Segitiga Peterongan – Tawang – Siliwangi yang nyaman. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-18 c. Pengaturan pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang spesifik per koridor jalan untuk menciptakan spesifikasi perkembangan kawasan. d. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa harus menghindari perkampungan atau kawasan yang memiliki nilai historis bagi Kota Semarang

2. Pelabuhan Tanjung Emas

Pelabuhan Tanjung Mas merupakan fasilitas nasional yang ada di Kota Semarang. Kawasan ini memerlukan penanganan khusus karena : a. Memiliki kegiatan yang spesifik yang memberikan kontribusi yang besar dalam mendukung pergerakan barang dan jasa yang melewati laut. b. Memiliki permasalahan limitasi alam yang tinggi, yaitu berupa penurunan permukaan tanah. c. Kegiatan yang berkembang disekitar kawasan pelabuhan belum sepenuhnya mendukung dan terintegrasi dengan kegiatan pelabuhan Tanjung Mas. Mempertimbangkan permasalahan yang dihadapi kawasan pelabuhan ini, maka arahan pengelolaan di kawasan pelabuhan ditekankan pada kegiatan : a. Memperlancar pergerakan manusia dan barang di dalam kawasan pelabuhan maupun kawasan pelabuhan dengan kawasan diluarnya melalui peningkatan jariangan jalan yang memadai dan pengembangan sistem terminal yang terintegrasi dengan pergerakan darat pergerakan jalan raya dan kereta api dan pergerakan udara. b. Perlunya dilakukan penanganan percepatan penurunan permukaan tanah dan banjir rob. c. Penyusunan kebijakan penataan ruang kawasan pelabuhan dalam rangka memadukan kegiatan pelabuhan dengan kawasan yang ada disekitarnya.

6.2.2 Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya

Kawasan strategis bidang sosial budaya di Kota Semarang adalah meliputi : 1. Kawasan Masjid Agung Semarang di Kecamatan Semarang Tengah; 2. Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah di Kecamatan Gayamsari; 3. Kawasan Gedong Batu di Kecamatan Semarang Barat; dan 4. Kawasan Kota Lama di Kecamatan Semarang Utara. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-19 Kawasan strategis bidang sosial budaya merupakan kawasan cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan kekayaan budaya berupa peninggalan-peninggalan sejarah yang berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia. Dalam pemanfaatannya, kawasan cagar budaya dapat ditingkatkan fungsinya untuk dapat menunjang kegiatan pariwisata, yang nantinya dapat memberikan kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata. Rencana penanganan kawasan Masjid Agung Semarang dilakukan melalui :  Penataan kawasan pemeliharaan dan pelestarian bangunan dari pengaruh kegiatan dan ketahanan kontruksi bangunan; dan  Revitalisasi fungsi dan penggunaan bangunan. Rencana penanganan kawasan Masjid Agung Jawa Tengah dilakukan melalui :  Penataan kawasan Masjid Agung Jawa Tengah; dan  Pengembangan sistem kepariwisataan yang terintegrasi dengan pengembangan Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah. Rencana penanganan kawasan Gedong Batu dilakukan melalui :  Penataan kawasan Gedong Batu; dan  Pengembangan sistem kepariwisataan yang terintegrasi dengan pengembangan Kawasan Gedong Batu. Rencana penanganan Kawasan Kota Lama adalah :  Pemeliharaan dan pelestarian bangunan dari pengaruh kegiatan dan ketahanan kontruksi bangunan  Revitalisasi fungsi dan penggunaan bangunan  Pengembangan sistem kepariwisataan Kota Semarang yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan Kota Lama

6.2.3 Kawasan Strategis Daya Dukung Lingkungan Hidup

Kawasan strategis bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup adalah : 1. Kawasan Waduk Jatibarang. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-20 Pembangunan Waduk Jatibarang yang difungsikan sebagai pengendali limpasan air ke kawasan bawah Kota Semarang. Selain fungsi hidrologi kawasan Kawasan Waduk Jatibarang juga dijadikan kawasan wisata dengan berbagai fasilitas pendukungnya. Adanya percampuran fungsi konservasi dan budidaya ini menyebabkan kawasan Waduk Jatibarang perlu dikelola dengan baik agar fungsi budidaya tidak sampai menganggu fungsi konservasi. 2. Kawasan Reklamasi Pantai Kawasan reklamasi pantai ditetapkan berada di wilayah Kecamatan Semarang Utara yang pengembangannya dalam rangka pengoptimalan kawasan pesisir dengan memperhatikan dampak lingkungan. Gambar 6.5 Kawasan Strategis Kota Semarang Sedangkan untuk kawasan Industri direncanakan pada kawasan : a. Kawasan berikat yang meliputi Kawasan Industri Lamicitra Nusantara di Kecamatan Semarang Utara, dan Kawasan Industri Wijayakusuma di Kecamatan Tugu. b. Kawasan industri dan pergudangan yang meliputi : 1. Peningkatan kualitas kawasan peruntukan Industri di Kecamatan Genuk dengan luas kurang lebih 303 tiga ratus tiga hektar STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VI-21 2. Peningkatan kualitas Kawasan Industri Tugu melalui pengembangan Kawasan Industrial Estate dengan luas kurang lebih 495 hektar; 3. Peningkatan kualitas Kawasan Industri Candi melalui Kawasan Industrial Estate dengan luas kurang lebih 450 hektar; 4. Peningkatan kualitas kawasan industri dan Pergudangan Tanjung Emas melalui pengembangan Kawasan Industrial Estate beserta pergudangan; 5. Peningkatan kualitas kawasan Industri di Kecamatan Mijen dengan luas kurang lebih 175 hektar; 6. Peningkatan kualitas Kawasan peruntukan Industri di Kecamatan Pedurungan dengan luas kurang lebih 58 hektar; 7. Peningkatan kualitas Kawasan Industri Merdeka Wirastama di Kecamatan Genuk dengan luas kurang lebih 300 hektar; 8. Peningkatan kualitas kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tambak Lorok di Kecamatan Semarang Utara; dan 9. Peningkatan kualitas Kawasan Depo Pertamina di Kecamatan Semarang Timur. c. Pengembangan industri kecil dan rumah tangga yang meliputi : 1. Peningkatan kualitas industri kecil dan rumah tangga Bugangan di Kecamatan Semarang Timur dan kawasan Lingkungan Industri Kecil LIK di Kecamatan Genuk; 2. Industri kecil dan rumah tangga yang tidak menimbulkan polusi dapat berlokasi di kawasan permukiman dan diarahkan berbentuk cluster ; 3. Industri kecil dan rumah tangga yang menimbulkan polusi diarahkan ke kawasan industri. RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-1

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Perumusan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran. Perumusan prioritas program pembangunan daerah merupakan rencana pembangunan yang konkrit dalam bentuk program unggulan yang secara khusus berhubungan dengan visi dan misi pembangunan Kepala Daerah terpilih. Dalam mewujudkan capaian keberhasilan pembangunan, Pemerintah Kota Semarang menetapkan beberapa program unggulan yang menjadi prioritas pembiayaan yang wajib dilaksanakan oleh Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Semarang. Penetapan program pembangunan yang disesuaikan dengan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah adalah sebagai berikut: 1. STRATEGI: Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan A. Arah kebijakan: Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dan pelayanan kesehatan miskin Program pembangunan meliputi : 1 Program upaya kesehatan masyarakat 2 Program standarisasi pelayanan kesehatan 3 Program Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarpras kesehatan dan jaringannya 4 Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit rumah sakit jiwa rumah sakit paru-paru rumah sakit mata

B. Arah kebijakan: Pengendalian penyakit menular.

Program pembangunan meliputi Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

C. Arah kebijakan: Peningkatan Penyehatan lingkungan

Program pembangunan meliputi Program Promosi kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

D. Arah kebijakan: Peningkatan kesehatan ibu dan bayi, reproduksi remaja dan keluarga

Program pembangunan meliputi : 1 Program Perbaikan Gizi Masyarakat KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-2 2 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 2. STRATEGI: Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan A. Arah kebijakan: Peningkatan pelayanan Pendidikan untuk semua masyarakat Program pembangunan meliputi : 1 Program Pendidikan Anak Usia Dini 2 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 3 Program Pendidikan Menengah 4 Program Pendidikan Non Formal 5 Program Peningkatan Kualitas Pendidik dan tenaga Kependidikan

B. Arah kebijakan: Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Pendidik

Program pembangunan meliputi Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

3. STRATEGI : Perluasan kesempatan kerja A. Arah kebijakan : Peningkatan ketrampilan masyarakat

Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

B. Arah kebijakan : Peningkatan jaringan tenaga kerja

Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Kesempatan Kerja

4. STRATEGI : Pemberdayaan masyarakat miskin Arah kebijakan: Penurunan jumlah keluarga miskin

Program pembangunan meliputi : 1 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil KAT dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Lainnya 2 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 3 Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin

5. STRATEGI : Pemberdayagunaan peran serta masyarakat dalam berbagai sektor pembangunan

Arah kebijakan: Peningkatan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas dan gender KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-3 Program pembangunan meliputi : 1 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Kelurahan 2 Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan 3 Program Pemberdayaan lembaga ekonomi pembangunan kelurahan 6. STRATEGI : Pengembangan budaya lokal Arah kebijakan: Pelestarian Seni, Budaya yang berbasis kearifan lokal Program pembangunan meliputi : 1 Program Pengembangan Nilai Warisan Budaya 2 Program Pengelolaan Kekayaan Cagar Budaya 7. STRATEGI : Reformasi birokrasi A. Arah kebijakan: Peningkatan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pemerintahan daerah Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan Kepala Daerah

B. Arah kebijakan: Peningkatan peran dan kinerja lembaga pengelolaan keuangan daerah

Program pembangunan meliputi : 1. Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah 2. Program Pengelolaan Aset Daerah

C. Arah kebijakan:

Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah Program pembangunan meliputi Program Perencanaan Pembangunan Daerah

D. Arah kebijakan:

Peningkatan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

E. Arah kebijakan:

Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan digitalisasi kinerja KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-4 Program pembangunan meliputi Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi F. Arah kebijakan: Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pemerintahan yang profesional kompetensi birokrasi Program pembangunan meliputi : 1 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan aparatur pengawasan 2 Program Pembinaan dan pengembangan Aparatur 8. STRATEGI : Peningkatan kualitas dan manajemen pelayanan publik Arah kebijakan: Peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih baik Program pembangunan meliputi Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi Perangkat Daerah

9. STRATEGI : Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga

ketertiban dan kenyamanan A. Arah kebijakan: Peningkatan masyarakat yang tertib dan patuh terhadap peraturan perundang-undangan Program pembangunan meliputi : 1 Program Pengendalian Dan Penanganan Ketentraman Dan Ketertiban Umum 2 Program Pendidikan Politik Masyarakat 3 Program Pengembangan Wawasan kebangsaan

B. Arah kebijakan: Peningkatan ketentraman dan kenyamanan melalui pemberdayaan masyarakat

Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Ketentraman dan Kenyamanan Lingkungan

10. STRATEGI : Pembenahan penataan kota yang berwawasan lingkungan

A. Arah kebijakan: Pembenahan izin pemanfaatan ruang dan

bangunan sesuai dengan peraturan Program pembangunan meliputi Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

B. Arah kebijakan: Pembenahan sistem jaringan drainase

perkotaan KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-5 Program pembangunan meliputi Program Pengendalian Banjir dan Rob

C. Arah kebijakan: Peningkatan kualitas layanan transportasi

umum Program pembangunan meliputi Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

D. Arah kebijakan: Peningkatan kualitas infrastruktur dasar

perkotaan Program pembangunan meliputi: 1 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Dasar Perkotaan 2 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

E. Arah kebijakan: Pengendalian pencemaran dan kerusakan

lingkungan Program pembangunan meliputi Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

11. STRATEGI : Peningkatan Produksi Pangan A.

Arah kebijakan: Peningkatan ketersediaan bahan pangan, distribusi, akses, mutu dan keamanan pangan Program pembangunan meliputi Program Ketahanan pangan

B. Arah

kebijakan: Pengembangan budidaya pertanian, perkebunan dan peternakan unggul Program pembangunan meliputi : 1 Program Peningkatan produksi pertanianperkebunan 2 Program Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian perkebunan

C. Arah kebijakan: Peningkatan produksi dan pemasaran

perikanan Program pembangunan meliputi : 1 Program Pengembangan perikanan tangkap 2 Program Pengembangan Budidaya perikanan 3 Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan

12. STRATEGI : Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-6

A. Arah kebijakan: Peningkatan peran sektor perdagangan dan

jasa dalam pengembangan ekonomi kota Program pembangunan meliputi Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

B. Arah kebijakan: Peningkatan Kualitas Kelembagaan dan Usaha

Koperasi Program pembangunan meliputi Program Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

C. Arah

kebijakan: Pengoptimalan pemanfaatan sarpras perdagangan dan jasa Program pembangunan meliputi : 1 Program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan 2 Program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri

13. STRATEGI : Penguatan dan Pengembangan Sektor Unggulan A.

Arah kebijakan: Peningkatan kualitas dan kuantitas produk daerah yang unggul Program pembangunan meliputi Program Peningkatan dan Pengembangan Pemasaran dan Jaringan Usaha UMKM

B. Arah kebijakan : Peningkatan Produktivitas IKM

Program pembangunan meliputi : 1 Program Pengembangan IKM 2 Program Pengembangan Industri Kreatif 3 Program Sentra-Sentra Industri Potensial

C. Arah kebijakan: Peningkatan pengelolaan kepariwisataan

Program pembangunan meliputi : 1 Program Pengembangan pemasaran pariwisata 2 Program Pengembangan destinasi wisata 3 Pengembangan Industri Pariwisata

D. Arah kebijakan : Penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro investasi

Program pembangunan meliputi 1 Peningkatan promosi dan kerjasama investasi 2 Progran Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-7 Selain strategi, arah kebijakan dan program prioritas tersebut di atas, dalam RPJMD Tahun 2016-2021 diprioritaskan juga dukungan terhadap program dan kegiatan strategis jangka menengah nasional maupun provinsi di Kota Semarang, sebagai berikut: 1. Pembangunan kereta layang Jrakah-Poncol-Tawang-Alastuwo termasuk flyover Kaligawe 2. Pembangunan LRT dalam kota Semarang, termasuk akses ke bandara 3. Pengembangan transit dan semi BRT 4. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Mas 5. Pembangunan flyover Kalibanteng menuju Pelabuhan 6. Pembangunan Jalan tol Batang-Semarang 7. Pembangunan jalan tol Semarang-Solo 8. Pembangunan jalan lingkar luar Semarang 9. Pipa Kepodang – Tambaklorok sepanjang 250 km 10. Pembangunan Serat Optik 11. Normalisasi dan perkuatan tebing Banjir Kanal Timur 12. Penyempurnaan SAB Klambu Kudu Demak, Purwodadi, Semarang 13. Pembangunan SPAM Kota Semarang Barat 14. Revitalisasi museum dan penataan Taman Budaya Jawa Tengah 15. Penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah 16. Program penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis masyarakat Pamsimas dari Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya 17. Kegiatan Hibah Air minum dari Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya bersama Australian AID dalam 18. Kota tanpa kumuh Kotaku oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR 19. Neighborhood Upgrading and Shelter Project NUSP yang merupakan kegiatan dari Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 20. Energi Asal sampah Kota-kota besar berdasarkan Perpres 13 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional 21. Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik berbasis Sampah PLTSa berdasarkan Perpres no 18 Tahun 2016 22. Sanitasi Berbasis Masyarakat SANIMAS oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian PU. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-8 23. Kegiatan Hibah Sanitasi 24. Program Kartu Indonesia Sehat dari pusat dan Jaminan Kesehatan Daerah Jamkesda dari provinsi melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat Kota Jamkesmaskot 25. Program Bantuan Operasional Sekolah melalui program Pendampingan BOS 26. Beras Miskin Raskin melalui program pendampingan Raskin 27. Program Keluarga Harapan PKH melalui program pendampingan PKH 28. Program Rumah Tidak Layak Huni RTLH dari provinsi melalui program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni RTLH 29. Program Kartu Indonesia Pintar melalui program-program pemberian beasiswa bagi siswa miskin 30. Program pengentasan kemiskinan dari pusat dan provinsi melalui fasilitasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPKD 31. Program pengendalian inflasi dari pusat dan provinsi melalui fasilitasi Tim Pengendali Inflasi Daerah TPID KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-9 Tabel 7.1 Arah Kebijakan Umum dan Program Prioritas TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 Misi 1: Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas SEM A R A NG SEHA T DA N CE R DA S Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan 1 Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dan pelayanan kesehatan miskin 1 Program upaya kesehatan masyarakat Persentase Unit Reaksi Cepat Layanan Kesehatan 100 PD yang melaksanakan urusan kesehatan Persentase Puskesmas Branding 5 100 2 Program standarisasi pelayanan kesehatan Persentase Puskesmas yang terakreditasi 5 100 PD yang melaksanakan urusan kesehatan Persentase Puskesmas yang nilai kinerjanya 8687 5 100 3 Program Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarpras kesehatan dan jaringannya Persentase puskesmas yang sesuai standar Permenkes No 75 Th 2014 30 PD yang melaksanakan urusan kesehatan Persentase Puskesmas Prespektif Gender 75 Jumlah RSUD Type D buah 1 4 Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit rumah sakitjiwa rumah sakit paru-paru rumah sakit mata Persentase terpenuhnya peralatan kesehatan RS Type B Pendidikan RSUD Kota Semarang 68 75 RSUD KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-10 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 2 Pengendalian penyakit menular. 5 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Angka keberhasilan pengobatan TB success rate 83 90 PD yang melaksanakan urusan kesehatan Persentase ODHA yang aktif minum ARV 35 75 3 Peningkatan Penyehatan lingkungan 6 Program Promosi kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Persentase promosi kesehatan melalui media 80 100 PD yang melaksanakan urusan kesehatan Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat PHBS 50 85 4 Peningkatan kesehatan ibu dan bayi, reproduksi remaja dan keluarga 7 Program Perbaikan Gizi Masyarakat Persentase puskesmas yang memiliki Gizi Center 100 PD yang melaksanakan urusan kesehatan 8 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Angka Kematian Ibu Maternal kasus 33 23 PD yang melaksanakan urusan kesehatan Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan 1 Peningkatan pelayanan Pendidikan untuk semua masyarakat 9 Program Pendidikan Anak Usia Dini APK PAUD 3-6 tahun 76,40 81,5 PD yang melaksanakan urusan pendidikan Jumlah Lembaga PAUD Holistik Lembaga - 12 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-11 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 10 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Persentase SD berakreditasi Minimal B 90 92,5 Persentase SMP berakreditasi Minimal B 85,04 87,50 Jumlah Siswa SD penerima Beasiswa prestasiMiskin OrangSiswa 5.712 5.683 Jumlah Siswa SMP penerima Beasiswa prestasiMiskin OrangSiswa 8.028 7.988 Persentase SD INKLUSI 10 25 Persentase SMP INKLUSI 5 15 11 Program Pendidikan Menengah Persentase SMA berakreditasi minimal B 69 71 PD yang melaksanakan urusan pendidikan Persentase SMK berakreditasi minimal B 25 27 Jumlah siswa SMAK penerima beasiswa prestasi miskin Orang siswa 1.952 1.942 Persentase SMA INKLUSI 25 Persentase SMK INKLUSI 25 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-12 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 12 Program Pendidikan Non Formal Persentase Kelurahan VOKASI 8 18 PD yang melaksanakan urusan pendidikan Penduduk Yang berusia 15 tahun melek huruf tidak buta aksara 99,96 99,98 Persentase Kelembagaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Terakreditasi A 15 Persentase Kelembagaan Kursus dan Pelatihan Rujukan 10 13 Program Peningkatan Kualitas Pendidik dan tenaga Kependidikan Guru yang memenuhi kualifikasi S1D-IV PD yang melaksanakan urusan pendidikan Jenjang SDMI 77,5 100 Jenjang SMPMTs 92,41 100 Jenjang SMASMKMA 96,3 100 2 Peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik 14 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan APM SDMI 92,08 90 PD yang melaksanakan urusan pendidikan APK SDMI 107,54 100 Angka putus sekolah SDMI 0,02 0,001 APM SMPMTs 81,20 80 APK SMPMTs 110,07 100 Angka putus sekolah SMPMTs 0,07 0,06 Angka Melanjutkan SDMI ke SMPMTs 104,65 100 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-13 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 Rasio APM PL SDMI 100 100 Rasio APM PL SMPMTs 100 100 APM SMASMKMA 76,41 75 APK SMASMKMA 113,81 100 Angka putus sekolah SMASMKMA 0,32 0,30 Angka melanjutkan SMPMTs ke SMASMKMA 114,95 100 Rasio APM PL SMASMKMA 100 100 Perluasan kesempatan kerja 1 Peningkatan ketrampilan masyarakat 15 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Persentase tenaga kerja terampil 40 60 PD yang melaksanakan urusan tenaga kerja Persentase tenaga kerja kompeten 20 70 Pengadaan Sarpras Balai Latihan Kerja lokasi 1 2 2 Peningkatan jaringan tenaga kerja 16 Program Peningkatan Kesempatan Kerja Persentase Pencari kerja yang di tempatkan = Jml pencaker ditempat-kan Jml pencaker mendaftar x 100 99,8 50 PD yang melaksanakan urusan tenaga kerja Persentase Pencaker ditempatkan 80 90 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-14 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 Pemberdayaan masyarakat miskin 1 Penurunan jumlah keluarga miskin 17 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil KAT dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Lainnya Cakupan PMKS yang ditangani 5 10 PD yang melaksanakan urusan sosial 18 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Persentase panti sosial non pemerintah yang mendapat bantuan 30 65 PD yang melaksanakan urusan tenaga kerja 19 Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin cakupan masyarakat miskin yang terlayani jaminan kesehatan 100 100 PD yang melaksanakan urusan kesehatan cakupan masyarakat miskin yang dijamin BPJS 35 100 Pemberdayagu naan peran serta masyarakat dalam berbagai sektor pembangunan 1 Peningkatan pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas dan gender 20 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Kelurahan Persentase keberlanjutan program Pamsimas 80 100 PD yang melaksanakan urusan pemberdaya- an masyarakat dan desa 21 Program Peningkatan peran serta dan Cakupan program 60 80 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-15 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 kesetaraan gender dalam pembangunan pengarusutamaan gender 22 Program Pemberdayaan lembaga ekonomi pembangunan kelurahan Persentase hasil Teknologi Tepat Guna TTG yang dimanfaatkan 50 80 Pengemba- ngan budaya lokal 1 Pelestarian Seni, Budaya yang berbasis kearifan lokal 23 Program Pengembangan Nilai Warisan Budaya Persentase pelestarian budaya lokal 60 80 PD yang melaksanakan urusan kebudayaan 24 Program Pengelolaan Kekayaan Cagar Budaya Jumlah kawasan cagar budaya yang dilestarikan kawasan 5 10 Jumlah situs cagar budaya yang dilestarikan lokasi 1 3 Jumlah bangunan cagar budaya yang dilestarikan bangunan 105 315 Misi 2: Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik SEM A R A NG M ELA YA N I Reformasi Birokrasi 1 Peningkatan pengawasan dan pengendalian penyelenggara- an pemerintahan daerah 1 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan Kepala Daerah Penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK, Inspektorat Provinsi, Inspektorat kota 75 85 Inspektorat Tingkat Maturitas SPIP Leveling 1 3 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-16 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 2 Peningkatan peran dan kinerja lembaga pengelolaan keuangan daerah 2 Program Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Tingkat kemandirian keuangan daerah Rasio PAD dibandingkan Pendapatan Daerah 36,71 41,47 PD yang melaksanakan fungsi penunjang keuangan 3 Program Pengelolaan Aset Daerah Terwujudnya pengelolaan aset daerah yang optimal, tertib, dan akuntable sesuai peraturan perundang-undangan 70 100 3 Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah 4 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Kesesuaian Program di RPJMD dengan Program di RKPD tahunan 90 95 PD yang melaksanakan fungsi penunjang perencanaan Kesesuaian Program di RKPD tahunan dengan Program di APBD tahunan 100 100 4 Peningkatan akuntabilitas kinerja penyelenggara- an pemerintahan daerah 5 Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Laporan Kinerja Pemerintah Daerah yang baik, benar dan tepat waktu LKPJ ATA AMA, LKJiP, LPPD,ILPPD 100 100 Sekretariat daerah Persentase koordinasi Hubungan Antar Lembaga dalam rangka Otonomi Daerah 100 2 keg 100 2 keg Sekretariat daerah KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-17 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 5 Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi dalam penyelenggara- an pemerintahan digitalisasi kinerja 6 Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Tingkat pemantapan Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan 70 100 Sekretariat daerah 6 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pemerintahan yang profesional kompetensi birokrasi 7 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan aparatur pengawasan Tingkat leveling kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah APIP Leveling 1 3 Inspektorat 8 Program Pembinaan dan pengembangan Aparatur Tingkat keterisian jabatan struktural sesuai dengan kompetensi. 2 100 Sekretariat daerah Persentase pegawai yang mendapatkan hukuman disiplin 1 45 kasus 0,75 Peningkatan kualitas dan manajemen pelayanan publik Peningkatan penyelenggara- an pelayanan publik yang lebih baik; 9 Program Pembinaan dan Peningkatan Organisasi Perangkat Daerah Survei kepuasan masyarakat SKM pada lembaga Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP One Stop Service Indeks 72 82 PD yang melaksanakan urusan penanaman modal KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-18 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 Persentase Perangkat Daerah yang menerapkan SPM dan sesuai peraturan mengenai kewenangan Pemkot Semarang 100 100 Sekretariat Daerah Persentase Pengaduan Masyarakat yang tertangani dan terselesaikan 100 100 Sekretariat Daerah Survei Kepuasan Masyarakat SKM Indeks Perangkat Daerah 75 15 87 30 Sekretariat Daerah Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga ketertiban dan kenyamanan 1 Peningkatan masyarakat yang tertib dan patuh terhadap peraturan perundang- undangan 10 Program Pengendalian Dan Penanganan Ketentraman Dan Ketertiban Umum Cakupan penanganan gangguan trantibum 73 100 PD yang melaksanakan urusan Ketentraman, keteriban umum dan perlindungan masyarakat 11 Program Pendidikan Politik Masyarakat Tingkat Partisipasi Masyarakat pada setiap Pemilu 69 82 PD yang melaksanakan urusan pemerintahan umum KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-19 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 12 Program Pengembangan Wawasan kebangsaan Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara 89 95 PD yang melaksanakan urusan pemerintahan umum 2 Peningkatan ketentraman dan kenyamanan melalui pemberdayaan masyarakat 13 Program Peningkatan Ketentraman dan Kenyamanan Lingkungan Persentase Rukun Tetangga RT yang memiliki petugas Linmas 82 100 PD yang melaksanakan urusan Ketentraman, keteriban umum dan perlindungan masyarakat Konflik sosial yang berlatarbelakang suku agama ras dan antar golongan jumlah konflik 2 1 PD yang melaksanakan urusan pemerintahan umum Cakupan pemantauan gangguan ketentraman, ketertiban dan kenyamanan lingkungan jumlah siskamling jumlah RT 70 90 PD yang melaksanakan urusan Ketentraman, keteriban umum dan perlindungan masyarakat KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-20 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 Misi 3: Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan SEM A R A NG T A NG G UH Pembenahan penataan kota yang berwawasan lingkungan 1 Pembenahan izin pemanfaatan ruang dan bangunan sesuai dengan peraturan 1 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Rasio Bangunan ber-IMB per satuan bangunan 53,25 80 PD yang melaksanakan urusan PU dan Penataan Ruang 2 Pembenahan sistem jaringan drainase perkotaan 2 Program Pengendalian Banjir dan rob Persentase wilayah bebas banjir 79,5 89 PD yang melaksanakan urusan PU dan Penataan Ruang 3 Peningkatan kualitas layanan tranportasi umum 3 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Jumlah koridor BRT Koridor 4 8 PD yang melaksanakan urusan Perhubungan 4 Peningkatan Kualitas infastruktur dasar perkotaan 4 Program pembangunan sarana dan prasarana dasar perkotaan Pemenuhan sarpras gedung dan sarpras dasar yang representatif unit 379.584 392.394 PD yang melaksanakan urusan PU dan Penataan Ruang KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-21 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 5 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Proporsi panjang jaringan jalan dan jembatan dalam kondisi baik 88,07 93,07 PD yang melaksanakan urusan PU dan Penataan Ruang 5 Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan 6 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup jumlah usaha dan atau kegiatan yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air Perusahaan 70 820 PD yang melaksanakan urusan Lingkungan Hidup Misi 4: Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif SEM A R A NG BERDAYA S A ING Peningkatan Produksi Pangan 1 Peningkatan ketersediaan bahan pangan, distribusi, akses, mutu dan keamanan pangan 1 Program Ketahanan Pangan Rata-rata jumlah ketersediaan pangan utama per Tahun Jumlah kkalkapita perhari 3049 3055 PD yang melaksanakan urusan Pangan 2 Pengembangan budidaya pertanian, perkebunan dan peternakan unggul 2 Program Peningkatan produksi pertanian perkebunan Tingkat produksi pertanian Ton 54.469 56.547 PD yang melaksanakan urusan Pertanian Jumlah wilayah pengembangan pertanian perkotaan Wilayah 5 85 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-22 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 3 Program Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian perkebunan Jumlah kelompok tani yang telah melakukan diversifikasi usaha pertanian sampai dengan pemasaran Kelompok 28 58 PD yang melaksanakan urusan Pertanian 3 Peningkatan produksi dan pemasaran perikanan 4 Program Pengembangan perikanan tangkap Tingkat produktivitas perikanan tangkap Ton 2136,29 2862.81 PD yang melaksanakan urusan Kelautan dan Perikanan 5 Program Pengembangan Budidaya perikanan Produksi Perikanan Budidaya Ton 2705,19 3625,17 6 Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Tingkat produktifitas ikan olahan Ton 15.650,89 17.113,32 Pengemba- ngan kawasan perdagangan dan jasa 1 Peningkatan peran sektor perdagangan dan jasa dalam pengembangan ekonomi kota 7 Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Peningkatan Nilai Ekspor 1.155.342.967 1.522.987.000 PD yang melaksanakan urusan Perdagangan 2 Peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi 8 Program Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Persentase koperasi aktif 79,94 81 PD yang melaksanakan urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-23 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 3 Pengoptimalan pemanfaatan sarpras perdagangan dan jasa 9 Program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan Cakupan bina kelompok pedagangusaha informal Sentra 5 11 PD yang melaksanakan urusan Perdagangan 10 Program Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri Tingkat ketersediaan sarana dan prasarana perdagangan yang representatif Pasar 9 21 PD yang melaksanakan urusan Perdagangan Penguatan dan Pengemba- ngan Sektor Unggulan 1 Peningkatan kualitas dan kuantitas produk daerah yang unggul 11 Program Peningkatan dan Pengembangan Pemasaran dan Jaringan Usaha UMKM Produktivitas dan jangkauan pemasaran UMKM Provinsi 1 18 PD yang melaksanakan urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 2 Peningkatan Produktivitas IKM 12 Program Pengembangan IKM Peningkatan industri kecil menjadi industri menengah IKM 716 785 PD yang melaksanakan urusan Perdagangan 13 Program Pengembangan Industri Kreatif Produktivitas dan jangkauan pemasaran Industri kreatif IKM 478 650 14 Program Sentra-Sentra Industri Potensial Penguatan sentra industri yang ada Sentra 2 20 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VII-24 TAG- LINE STRATEGI PRIORITAS ARAH KEBIJAKAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SATUAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM Perangkat Daerah OUTCOME AWAL RPJMD 2015 AKHIR RPJMD 2021 3 Peningkatan pengelolaan kepariwisataan 15 Program Pengembangan pemasaran pariwisata Persentase Peningkatan kunjungan wisatawan Tahun 6 9 PD yang melaksanakan urusan Pariwisata 16 Program Pengembangan destinasi wisata Jumlah obyek wisata yang dikelola dengan baik Buah 62 67 18 Program Pengembangan Industri Pariwisata Jumlah Usaha Pariwisata yang memiliki Tanda Daftar Usaha Pariwisata TDUP Buah 695 828 4 Penyediaan regulasi dan kebijakan yang pro investasi 19 Program Peningkatan promosi dan kerjasama investasi Nilai realisasi PMDN dan PMA → Ju lah I vestor Investor 4889 5264 PD yang melaksanakan urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 20 Program Peningkatan Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Peningkatan nilai investasi 10 12 RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 VIII-1

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI