EKUITAS DANA ANALISIS PROYEKSI APBD TAHUN 2016-2021 .1

KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-35 No Uraian 2013 2014 2015 Tk. Pertumb 2 KEWAJIBAN 27.069.052.431 27.415.290.205 128.618.072.540 185,21 2.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 27.067.052.431 27.392.290.205 128.558.072.540 185,26 2.1.1 Utang Perhitungan Pihak Ketiga PFK 4.522.375.560 4.442.638.263 6.820.256.343 2.1.2 Utang Bunga 874.741 62.604.529 - 2.1.3 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - 1.816.665.353 - 2.1.4 Pendapatan Diterima Dimuka 2.054.073.350 1.964.887.805 13.124.433.770 2.1.5 Utang Belanja 20.489.728.780 19.105.494.255 108.613.382.427 2.1.6 Utang Jangka Pendek Lainnya - - -

2.2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

2.000.000 23.000.000 60.000.000 605,43 2.2.1 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan - - - 2.2.2 Utang Dalam Negeri - Obligasi - - - 2.2.3 Premium Diskonto Obligasi - - - 2.2.4 Pendapatan Diterima Dimuka 2.000.000 23.000.000 - 2.2.5 Utang Jangka Panjang Lainnya - - 60.000.000 JUMLAH KEWAJIBAN 27.069.052.431 27.415.290.205 128.618.072.540 185,21 3 EKUITAS DANA 15.147.458.705.353 7.402.393.039.253 15.532.250.624.900 29,35

3.1 EKUITAS DANA

15.147.458.705.353 7.402.393.039.253 15.532.250.624.900 Sumber: DPKAD Kota Sermarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-36 Gambaran kondisi neraca daerah tersebut lebih lanjut dapat digunakan sebagai bahan analisis kemampuan keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan rasio, dimana terdapat 2 jenis Rasio yang digunakan, yakni rasio likuiditas dan solvabilitassebagaimana terjabarkan sebagai berikut: a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pandek. Data rasio likuiditas tahun terakhir 2015 dapat dilihat pada tabel 3.28: Tabel 3.28. Analisis Rasio Likuiditas Kota Semarang Tahun 2015 Ratio Rumus 2015 Ratio Lancar Aset Lancar 19.680 Kewajiban Jangka Panjang Rasio Quick Quick Ratio Aset Lancar - Persediaan 8,24 Kewajiban Jangka Pendek Rasio total hutang terhadap total asset Total Hutang 0,0000038 Total Aset Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2013-2015 Hasil analisis diatas menunjukan bahwa Pemerintah Kota Semarang memiliki kondisi pendanaan yang cukup kuat dilihat dari hasil analisis ratio lancar, quick ratio dan rasio total hutang terhadap total aset juga bernilai sangat kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kapabilitas keuangan pemerintah Kota Semarang cukup kuat dalam pelunasan kewajiban-kewajiban daerahnya. b. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Rasio solvabilitas tahun 2015 dapat dilihat di tabel 3.29: Tabel 3.29. Rasio Solvabilitas Kota Semarang Tahun 2014 Rasio Rumus 2014 Persentase Rasio Kewajiban terhadap Aset Kewajiban Aset 0,19 Rasio Kewajiban terhadap Ekuitas Kewajiban Ekuitas 0,37 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2013 – 2014 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-37

3.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010-2015

3.2.1 Analisis Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayan Daerah

Memahami kinerja belanja daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan daerah pada periode tahun anggaran sebelumnya yang digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan dimasa mendatang. Beberapa hal yang perlu dipahami dari analisis ini mencakup proporsi realisasi belanja daerah dibanding anggaran, analisis proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur, analisis belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.

3.2.1.1 Proporsi Realisasi Belanja Daerah Dibanding Anggaran

Belanja daerah Kota Semarang dibagi menjadi belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja langsung memiliki delapan komponen belanja yaitu belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Sedangkan untuk belanja langsung daerah Kota Semarang, terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja modal. Tabel 3.30. Proporsi Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Proporsi Rata- rata Belanja Tidak Langsung 58,56 56,13 54,80 48,08 43,78 41,47 50,47 Belanja Pegawai 86,20 86,28 96,46 96,10 90,51 96,52 92,01 Belanja Bunga 0,11 0,07 0,06 0,03 0,02 0,00 0,05 Belanja Subsidi - - - - Belanja Hibah 3,22 4,38 2,73 3,50 8,78 3,13 4,29 Belanja Bantuan Sosial 10,40 9,15 0,67 0,23 0,49 0,18 3,52 Belanja Bagi Hasil - - - 0,00 0,00 0,00 0,00 Belanja Bantuan Keuangan 0,08 0,07 0,07 0,07 0,07 0,08 0,07 Belanja Tidak Terduga 0,05 0,01 0,07 0,14 0,09 0,07 Belanja Langsung 41,44 43,87 45,20 51,92 56,22 58,53 49,53 Belanja Pegawai 14,27 14,10 14,00 11,52 8,13 8,10 11,69 Belanja Barang dan Jasa 55,58 51,68 48,10 42,46 43,75 51,52 48,85 Belanja Modal 30,15 34,22 37,91 46,02 48,12 40,38 39,47 Sumber: DPKAD, Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-38 Tabel proporsi realisasi belanja terhadap anggaran belanja Kota Semarang 2010-2015 menunjukan bahwa selama enam tahun terakhirempat tahun terakhir proporsi belanja tidak langsung terhadap anggaran belanja memiliki proporsi lebih besar dibanding belanja langsung. Proporsi penggunaan belanja tidak langsung rata- rata sebesar 50,47 sedangkan belanja langsung hanya 49,53. Ini mengindikasikan bahwa belanja langsung yang notabene berhubungan dengan program-program pembangunan kota, pencapaian kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik belum maksimal. Sementara itu, pada komponen belanja tidak langsung proporsi terbesar digunakan untuk belanja pegawai. Sedangkan untuk belanja langsung proporsi terbesar untuk belanja barang dan jasa.

3.2.1.2 Analisis Proporsi Belanja untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Selain gambaran mengenai belanja daerah baik belanja langsung maupun tidak langsung, perlu diketahui juga gambaran proporsi anggaran belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kota Semarang. Kebutuhan belanja aparatur Kota Semarang selama periode tahun 2010-2015 antara lain meliputi Belanja Pegawai untuk Gaji dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan, dan Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH WKDH, Belanja Bunga, Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja Langsung untuk kebutuhan operasional rutin perkantoran yang harus diselenggarakan. Proporsi belanja aparatur terhadap total pengeluaran memiliki kondisi fluktuatif dimana proporsi tertinggi di tahun 2010 sebesar 62,69. Tabel 3.31. Proporsi Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur terhadap Total Belanja Kota Semarang Tahun 2010-2015 Tahun Anggaran Total Belanja untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Total Pengeluaran Belanja + Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2010 1.086.192.210.382 1.732.662.151.376 62,69 2011 1.200.312.619.500 2.036.582.638.750 58,94 2012 1.269.801.879.039 2.053.334.797.224 61,84 2013 1.344.389.282.604 2.473.490.609.436 54,35 2014 1.434.769.283.942 2.957.435.259.381 48,51 2015 1.361.912.732.416 2.686.040.155.327 50,70 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-39 Adapun rincian mengenai total belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur Kota Semarang sebagaimana tabel Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Semarang Tahun 2010-2015. 3.2.1.3 Analisis Belanja Periodik dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Selain belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kota Semarang, perlu diketahui juga bagaimana gambaran pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama Kota Semarang. Belanja untuk pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama adalah menyangkut pelayanan dasar wajib yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan dan menyangkut kebutuhan operasional rutin perkantoran yang harus diselenggarakan. Pengeluaran wajib dan mengikat mencakup pengeluaran untuk bidang pendidikan dan kesehatan. Total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama pada tabel di atas menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan anggaran belanja yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat ditunda dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah dan analisis kerangka pendanaan. Tabel 3.33 adalah rincian pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama Kota Semarang Tahun 2010-2015: KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-40 Tabel 3.32. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Urusan 2010 Rp 2011 Rp 2012 Rp 2013 Rp 2014 Rp 2015 Belanja Tidak Langsung 876.462.046.627 987.918.816.135 1.086.857.725.418 1.144.155.404.342 1.172.889.136.216 1.075.960.876.751 Belanja Gaji dan Tunjangan, Belanja Tambahan Penghasilan, dan Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH WKDH 1.084.323.643.257 1.198.759.910.675 1.268.289.406.939 1.343.222.420.204 1.433.649.178.942 1.361.047.074.141 Belanja Bantuan Keuangan 788.567.125 788.567.000 788.567.000 870.105.000 865.658.275 788.567.125 Belanja Bunga 1.080.000.000 764.141.700 723.905.100 378.295.400 250.000.000 - Belanja Langsung 209.730.163.755 212.393.803.365 182.944.153.621 200.233.878.262 261.880.147.726 285.951.855.665 Belanja Langsung untuk kebutuhan operasional rutin perkantoran yang harus diselenggarakan. 209.730.163.755 212.393.803.365 182.944.153.621 200.233.878.262 261.880.147.726 285.951.855.665 Total 1.086.192.210.382 1.200.312.619.500 1.269.801.879.039 1.344.389.282.604 1.434.769.283.942 1.361.912.732.416 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-41 Tabel 3.33. Realisasi Belanja Periodik dan Pengeluaran Pembiayaan Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No Anggaran Rata- Rata Pertumb uhan Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1 Belanja Gaji, Tunjangan dan termasuk Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH 874.593.479.502 986.366.107.310 1.085.345.253.318 1.142.988.541.942 1.171.769.031.216 1.075.095.218.476 4,48 2 Belanja Bantuan Keuangan 788.567.125 788.567.000 788.567.000 870.105.000 865.658.275 788.567.125 3 Belanja Bunga 1.080.000.000 764.141.700 723.905.100 378.295.400 250.000.000 - 29,04 4 Belanja Bagi Hasil - - - - - BELANJA LANGSUNG 1 Belanja Langsung untuk kebutuhan operasional rutin perkantoran yang harus diselenggarakan 209.730.163.755 212.393.803.365 182.944.153.621 200.233.878.262 261.880.147.726 285.951.855.665 209.730. 163.755 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 1 Pembentukan Dana Cadangan 30.000.000.000 15,000,000,000 25.439.914.000 2 Pembayaran Pokok Hutang 1.821.488.200 1.816.665.400 1.816.665.500 1.816.665.353 - - TOTAL A+B+C Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-42

3.2.2 Analisis Pembiayaan Daerah

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan daerah yang bertujuan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah ketika terjadi defisit anggaran. Sumber pembiayaan dapat berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA tahun lalu, penerimaan, penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan maupun hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan. Sedangkan pengeluaran dalam pembiayaan adalah angsuran hutang, bantuan modal dan transfer ke dana cadangan.

3.2.2.1 Analisis Sumber Penutup Defisit Riil

Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran Pemerintah Daerah yang dilakukan. Tabel 3.34 berikut menyajikan gambaran realisasi penutup defisit riil anggaran Kota Semarang tahun 2010-2015. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-43 Tabel 3.34. Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 NO Uraian 2010 Rp 2011 Rp 2012Rp 2013 Rp 2014 Rp. 2015 Rp

A. Pendapatan

1. Realisasi Pendapatan Daerah 1.623.567.254.798 1.813.927.543.692 2.342.123.646.801 2.466.593.494.884 2.882.095.765.066 3.033.103.312.563 Jumlah A 1.623.567.254.798 1.813.927.543.692 2.342.123.646.801 2.466.593.494.884 2.882.095.765.066 3.033.103.312.563 B Dilkurangi Realisasi Belanja : 1. Realisasi Belanja Daerah 1.732.662.151.376 2.036.582.638.750 2.053.334.797.224 2.473.490.609.436 2.957.435.259.381 2.686.040.155.327 2. Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah 8.821.488.200 4.816.665.400 52.602.590.534 45.816.665.353 48.095.579.353 41.686.874.742 Jumlah B 1.741.483.639.576 2.041.399.304.150 2.105.937.387.758 2.519.307.274.789 3.005.530.838.734 2.727.727.030.069 Surplus Defisit riil A-B 117.916.384.778 227.471.760.458 236.186.259.043 52.713.779.905 123.435.073.668 305.376.282.494 C Ditutup Oleh Realisasi Penerimaan Pembiayaan : 1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya 313.114.935.618 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 905.242.914.000 1.010.221.556.625 2. Pencairan Dana Cadangan - - - - 7.478.024.158 62.981.890.550 Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah C 313.114.935.618 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.720.938.158 1.073.203.447.175 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan A-B + C 195.198.550.840 32.273.209.618 443.905.067.775 582.743.789.867 789.285.864.490 1.378.579.729.669 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-44 Berdasarkan pada tabel penutup defisit riil tabel 3.34 menunjukkan bahwa pada tahun 2012 dan tahun 2015 terjadi surplus dimana realisasi pendapatan daerah lebih besar dari belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan. Namun apabila dilihat dari sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan pada tahun 2011 terjadi defisit dimana tercatat minus Rp. 32.273.209.618,-. Mulai tahun 2012 sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenanan terjadi surplus sampai dengan tahun 2015 dimana desifit anggaran ditutup dengan penerimaan pembiayaan dari SiLPA.

3.2.2.2 Analisis Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang komposisi sisa lebih perhitungan anggaran. Dengan mengetahui SILPA realisasi anggaran periode sebelumnya, dapat diketahui kinerja APBD tahun sebelumnya yang lebih rasional dan terukur. Gambaran masa lalu terkait komposisi realisasi anggaran SiLPA Pemerintah Kota Semarang Tahun 2010-2015 tersaji di tabel 3.35. Dari tabel 3.35 terlihat bahwa realisasi SiLPA berasal dari beberapa komponen, seperti pelampauan pendapatan bersumber dari pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah; sisa penghematan belanja atau akibat lainnya; dan Kewajiban kepada Pihak Ketiga sampai dengan Akhir Tahun Belum Terselesaikan. Pelampauan Penerimaan PAD menunjukan angka positif dari tahun ke tahun.

3.2.2.3 Analisis Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan

Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara riil sisa lebih pembiayaan anggaran yang dapat digunakan dalam penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Tabel 3.35 menyajikan data tentang realisasi SiLPA Kota Semarang tahun 2010-2015: KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-45 Tabel 3.35. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 N o Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1. Jumlah SILPA 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.721.021.842 1.073.208.844.976 1.194.348.650.680 a. Pelampauan Penerimaan PAD 13.338.762.150 74.505.107.477 111.732.893.593 147.052.380.506 247.086.523.493 94.528.521.459 b. Pelampauan Penerimaan Dana Perimbangan 19.417.034.791 27.906.537.211 60.235.199.118 28.539.823.243 8.136.297.279 36.057.692.326 c. Pelampauan Penerimaan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 3.851.117.143 14.627.098.776 83.354.450.088 83.495.481.597 45.283.642.793 24.864.841.305 d. Sisa Penghematan Belanja Atau Akibat Lainnya 166.215.359.242 223.515.026.250 365.051.688.775 710.596.409.563 780.077.070.922 1.157.468.175.393 e. Pelampauan Penerimaan Pembiayaan - 77.105.221.160 - 33.238.772 7.458.024.158 46.455.320.409 f. Penghematan Pengeluaran Pembiayaan 78.511.800 83.334.600 15.083.338.198 83.334.647 83.334.647 125.258 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-46 Tabel 3.36. Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Saldo Kas Neraca Daerah 202.376.026.624 217.378.783.110 644.108.071.333 922.751.717.344 1.086.300.120.262 1.206.953.761.696 Dikurangi : 2. Pendapatan Retribusi belum disetor 3.918.250 16.497.750 61.249.000 65.432.500 - - 3. Utang Perhitungan Pihak Ketiga 7.173.557.534 9.643.476.628 7.380.104.207 4.963.433.263 4.522.466.794 4.820.347.578 4. Dana BOS - - 1.209.148.354 5.001.829.739 8.568.808.492 7.784.763.438 Sisa Lebih Riil Pembiayaan Anggaran 195.198.550.840 207.718.808.732 635.457.569.772 912.721.021.842 1.073.208.844.976 1.194.348.650.680 Sumber: DPKAD Kota Semarang, 2010-2015 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-47 3.3 ANALISIS PROYEKSI APBD TAHUN 2016-2021 3.3.1 Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Semarang 2016-2021 Kemampuan keuangan daerah pemerintah Kota Semarang dalam kurun waktu 5 tahun kedepan untuk membiayai pembangunan dan memberikan pelayanan publik kepada masyarakat secara optimal, dirumuskan dengan mempertimbangkan data realisasi penerimaan pendapatan daerah tahun sebelumnya, serta data-data yang mempengaruhi penerimaan pendapatan daerah, antara lain : a Indikator ekonomi makro, mencakup:  Rata-Rata Inflasi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 5,7 pertahun  Rata-Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang tahun 2010-2015 sebesar 6,11 pertahun b Kebijakan di bidang keuangan negara Proyeksi penerimaan pendapatan daerah Kota Semarang tahun 2016-2021 dirumuskan dengan mendasarkan pada evaluasi penerimaan pendapatan daerah tahun 2010-2015, serta mempertimbangan komponen pos penerimaan pendapatan yang bersumber dari Pemerintah Provinsi maupun Pusat. Penerimaan Pendapatan daerah sesuai dengan tren pertumbuhan rata-rata historis dengan tidak menyertakan tahun 2010, 2011,2012 yang mengalami pertumbuhan abnormal, sehingga data historis yang digunakan adalah 3 tiga tahun terakhir 2013, 2014, 2015. Rata-rata pertumbuhan penerimaan pendapatan daerah Kota Semarang Tahun 2013 sampai dengan 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 10,54, dengan Pos Pendapatan Asli Daerah PAD mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 16,37, Pos Dana Perimbangan rata-rata sebesar 5,05 dan Pos Penerimaan Pendapatan Lain-lain yang sah rata-rata sebesar 12,22. Mendasarkan pada pertumbuhan rata-rata penerimaan pendapatan daerah 2013 sampai dengan 2015, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pendapatan di Kota Semarang maka penerimaan pendapatan daerah tahun 2016-2021 diproyeksikan akan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 9,30 KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-48 per tahunnya. Pendapatan Asli Daerah akan meningkat kondisinya dengan proyeksi rata-rata pertumbuhan sebesar 12,50 per tahun. Dana Perimbangan juga akan terus meningkat kondisinya dengan rata-rata pertumbuhan 4,18 per tahun dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah yang diproyeksikan mengalami peningkatan pertumbuhan rata-rata sebesar 18,05 per tahun. Sementara itu, jika dilihat dari masing-masing komponen Untuk jenis komponen Pendapatan Asli Daerah, diprediksikan bahwa Pajak Daerah akan mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 12,70, rata-rata pertumbuhan Retribusi Daerah 13,41, rata-rata pertumbuhan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkanmenurun 9,40 dan Lain-lain PAD yang Sah diprediksi mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 12,11 per tahun. Untuk jenis komponen Dana Perimbangan, Dana Bagi Hasil Pajak diprediksikan akan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,01 pertahun. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak akan meningkat dengan rata-rata sebesar 10,00 per tahun. Dana Alokasi Umum akan meningkat rata-rata sebesar 4,60 per tahun dan Dana Alokasi Khusus diasumsikan sama dengan DAK yang diterima di tahun 2016. Sedangkan untuk jenis komponen pendapatan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah; untuk Pos Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi atau KabupatenKota akan meningkat rata-rata sebesar 14,25 per tahun, Pos Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya akan mengalami kenaikan rata-rata sebesar 12,50 per tahun dan Pos Dana Insentif Daerah mengalami kenaikan rata-rata sebesar 12,50. KERANGKA PENDANAAN RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 III-49 Tabel 3.37. Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Semarang Tahun 2016-2021