Indeks Gini Kemiskinan ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT .1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-44 No Kategori Subkategori Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 J Informasi dan Komunikasi 4,22 4,54 4,73 4,86 5,22 5,58 K Jasa Keuangan 2,31 2,47 2,72 2,94 3,16 3,50 L Real Estate 1,51 1,60 1,66 1,78 1,98 2,17 M, N Jasa Perusahaan 0,27 0,31 0,34 0,39 0,43 0,49 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,93 1,98 2,18 2,30 2,44 2,63 P Jasa Pendidikan 0,90 1,19 1,52 1,77 2,01 2,16 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,31 0,37 0,43 0,47 0,54 0,60 R, S, T Jasa lainnya 0,62 0,65 0,65 0,72 0,82 0,86 P D R B Per Kapita 51,81 57,31 61,71 66,17 72,88 78,95 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015 Jika dilihat dari pertumbuhannya, PDRB per kapita Kota Semarang dari tahun 2010 hingga 2015 mengalami pergerakan yang fluktuatif. Pada tahun 2011 mencapai 10,61 dan menurun di 2 tahun berikutnya namun meningkat lagi di tahun 2014 dan di tahun 2015 menjadi 8,33. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015 Gambar 2.35 Pertumbuhan PDRB Perkapita Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

2.2.1.4 Indeks Gini

indeks Gini atau koefisien Gini adalah salah satu ukuran umum untuk distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi. 10,61 7,68 7,22 10,14 8,33 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 11,00 2011 2012 2013 2014 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-45 Indeks Gini memiliki kisaran 0 sampai 1. Nilai 0 menunjukkan distribusi yang sangat merata yaitu setiap orang memiliki jumlah penghasilan atau kekayaan yang sama persis. Nilai 1 menunjukkan distribusi yang timpan sempurna yaitu satu orang memiliki segalanya dan semua orang lain tidak memiliki apa-apa. Perkembangan indeks Gini Kota Semarang menunjukkan pada tahun 2013 sebesar 0,3514, menurun jika dibandingkan dengan kondisi 2 tahun berikutnya yaitu 0,3545 tahun 2011 dan 0,3518 tahun 2012. Besaran indeks Gini Kota Semarang tahun 2014 sebesar 0,3807 menunjukkan bahwa tingkat pemerataan pendapatan dan kekayaan termasuk kategori sedang. Dan untuk kondisi 2015 adalah sebesar 0,3517 Kondisi indeks Gini Kota Semarang dalam enam tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.36 di bawah ini. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2015 Ket. : . Data sangat sangat sementara Data diolah Gambar 2.36 Grafik Perkembangan Indeks Gini di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 0,3224 0,3545 0,3518 0,3514 0,3807 0,3517 0,28 0,30 0,32 0,34 0,36 0,38 0,40 2010 2011 2012 2013 2014 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-46 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015 Gambar 2.37 Grafik Perkembangan Indeks Gini Kota Semarang Dibandingkan Dengan KabKota Di Jawa Tengah Tahun 2014

2.2.1.5 Kemiskinan

Dalam menentukan penduduk kategori miskin, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar basic needs approach. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai Penduduk Miskin. Penduduk miskin di Kota Semarang dalam enam tahun terakhir menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Ini dapat dilihat dari tingkat keimiskinan Kota Semarang pada tahun 2014 sebear 4,90, mengalami penurunan dari tahun 2013 yang sebesar 5,25, sedang pada tahun 2012 adalah sebesar 5,13. Kondisi tahun 2012 sebetulnya sudah menurun sangat baik jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 5,68. Dan data terkahir di tahun 2015 adalah sebesar 5,04 . Sementara itu kondisi tahun 2011 menunjukkan tingkat kemiskinan paling tinggi jika ,2 8 ,2 8 ,2 9 ,2 9 ,3 ,3 ,3 1 ,3 1 ,3 1 ,3 1 ,3 2 ,3 2 ,3 2 ,3 3 ,3 3 ,3 3 ,3 3 ,3 4 ,3 4 ,3 4 ,3 4 ,3 4 ,3 4 ,3 5 ,3 5 ,3 5 ,3 6 ,3 6 ,3 6 ,3 6 ,3 7 ,3 8 ,3 8 ,3 8 ,3 9 - 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 INDEKS GINI 2014 – Kota Semarang Dg kota-kota di Jawa Tengah lainnya Indeks Gini JaTeng: 0,38 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-47 dibandingkan dengan 6 tahun lainnya. Perkembangan tingkat kemiskinan Kota Semarang dapat dilihat pada Gambar 2.38 di bawah ini. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2016 Ket. : . Data sangat sangat sementara Data diolah Gambar 2.38 Grafik Perkembangan Tingkat Persentase Kemiskinan di Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 Tingkat kemiskinan Kota Semarang pada tahun 2015 sebesar 5,04 jika dibandingkan dengan rata-rata tingkat kemiskinan Jawa Tengah sebesar 14,44 menunjukan kondisi yang lebih baik yaitu berada di bawahnya. Jika dibandingkan dengan kota lainnya yang ada di Jawa Tengah, tingkat kemiskinan di Kota Semarang menunjukkan kondisi yang lebih baik dibandingkan lima kota lainnya, walaupun dilihat dari luas wilayah dan jumlah penduduk Kota Semarang lebih besar. Untuk lebih jelasnya posisi relatif tingkat kemiskinan Kota Semarang dapat dilihat melalui gambar 2.39 di bawah ini. Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015 Gambar 2.39 Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Kota Semarang dengan Kota- Kota Lain dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 5,12 5,68 5,13 5,25 4,90 5,04 4,40 4,60 4,80 5,00 5,20 5,40 5,60 5,80 2010 2011 2012 2013 2014 2015 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-48 Dibandingkan dengan kabupaten kota lain di Jawa Tengah dan kota sewilayah Kedungsapur, jumlah Keluarga Pra Sejahtera Kota Semarang relatif lebih kecil. Selanjutnya Persentase Pentahapan Keluarga Sejahtera Kota Semarang dan 5 Kota lain di Jawa Tengah serta Kawasan Strategis Kedungsapur Tahun 2014 tersaji lengkap pada tabel 2.10 di bawah ini. Tabel 2.10 Kondisi Pentahapan Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera di Kota Semarang; 5 Kota lain di Jawa Tengah dan Kawasan Strategis Kedungsapur serta Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 No Kota Kabupaten Keluarga Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III Keluarga Sejahtera III Plus 1 Kab. Grobogan 60,06 12,66 13,56 12,29 1,43 2 Kab. Demak 35,89 23,30 23,24 14,03 3,54 3 Kab. Semarang 25,71 22,84 16,65 31,27 3,53 4 Kab. Kendal 34,61 14,45 16,13 30,95 3,85 5 Kota Magelang 14,48 20,16 14,66 40,77 9,93 6 Kota Surakarta 8,35 17,98 23,66 33,29 16,71 7 Kota Salatiga 11,10 14,01 21,10 43,52 10,27 8 Kota Semarang 10,06 18,03 22,38 38,79 10,74 9 Kota Pekalongan 15,20 19,43 25,74 28,10 11,53 10 Kota Tegal 16,92 25,34 21,12 30,71 5,91 11 Prov. Jawa Tengah 26,11 20,70 23,40 25,38 4,42 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2015 Sampai saat ini, kemiskinan masih menjadi tantangan besar bagi setiap daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui program dan kegiatan untuk menurunkan angka kemiskinan. Upaya-upaya tersebut baik dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Dalam melaksanakan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan perlu adanya ketepaduan antara pemerintah kota, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat yang peduli terhadap pengentasan kemiskinan. Berdasarkan pendataan warga miskin Kota Semarang yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang dapat diketahui jumlah penduduk rawan miskin dari tahun 2010-2015 sebagaimana pada gambar 2.40 di bawah ini : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-49 Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2015 Gambar 2.40 Grafik Perkembangan Persentase Kemiskinan Kota Semarang Tahun 2010 – 2015

2.2.1.6 Angka Kriminalitas