Keadaan Hidrologi dan Hidrogeologi

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-11 Tabel 2.3 Luas Amblesan Tanah di Kota Semarang No. Kecamatan Luas Amblesan Ha 0 - 2 cmth 2 - 4 cmth 4 -6 cmth 6 -8 cmth 8 cmth 1 Semarang Selatan 0.67 - - - - 2 Pedurungan 261.18 91.40 408.07 - - 3 Genuk 483.62 504.30 445.54 103.26 544.07 4 Gayamsari 166.89 106.15 126.63 25.56 9.04 5 Semarang Timur 204.19 - - 42.54 12.36 6 Semarang Utara 147.52 - 262.33 294.53 396.83 7 Semarang Tengah 69.34 250.08 28.86 - - 8 Semarang Barat - 403.68 11.63 - - Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011

2.1.1.5 Keadaan Hidrologi dan Hidrogeologi

Kota Semarang memiliki beberapa ruas sungai yang mengalir yang berpotensi sebagai potensi air. Sungai yang mengalir di Kota Semarang diantaranya adalah Kali Garang, Kali Pengkol, Kali Kreo, Kali Banjirkanal Timur, Kali Babon, Kali Sringin, Kali Kripik, Kali Dungadem dan lain sebagainya. Kali Garang yang bermata air di gunung Ungaran, alur sungainya memanjang ke arah Utara hingga mencapai Pegandan tepatnya di Tugu Soeharto, bertemu dengan aliran Kali Kreo dan Kali Kripik. Kali Garang sebagai sungai utama pembentuk kota bawah yang mengalir membelah lembah-lembah Gunung Ungaran mengikuti alur yang berbelok-belok dengan aliran yang cukup deras. Beberapa sungai yang melintasi Kota Semarang memiliki debit air yang berbeda-beda. Hal ini tentu saja berpengaruh pada potensi air di Kota Semarang. Debit Kali Garang mempunyai debit 53 dari debit total dan Kali Kreo 34,7 selanjutnya Kali Kripik 12,3.Sungai-sungai tersebut dikelola dalam 11 DAS, yaitu DAS Tugu, DAS Babon, DAS Banjir Kanal Barat, DAS Banjir Kanal Timur, DAS Barat, DAS Bringin, DAS Blorong, DAS Plumbon, DAS Silandak, DAS Tengah dan DAS Timur lihat Gambar 2.9. Potensi sumber daya air yang ada di Kota Semarang tidak hanya berasal dari sungai yang melintas saja tetapi juga berasal dari air tanah. Penduduk Kota Semarang yang berada di dataran rendah, banyak memanfaatkan air tanah ini dengan membuat sumur-sumur gali dangkal dengan kedalaman rata-rata 3-18 meter. Sedangkan untuk peduduk di dataran tinggi hanya dapat memanfaatkan sumur gali pada musim penghujan dengan kedalaman berkisar antara 20-40 meter. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-12 Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011 Gambar 2.9 Peta DAS Kota Semarang Peta Hidrogeologi dalam lembar dokumen RTRW 2011-2031 menjelaskan bahwa tipe akuifer di daerah monitoring merupakan akuifer delta garang yang dibagi menjadi dua, yaitu tipe akuifer bebas dan akuifer di daerah monitoring merupakan akuifer delta garang yang dibagi menjadi dua, yaitu tipe akuifer bebas dan akuifer tertekan. Akuifer bebas memiliki kedalaman antara 3-18 m, sedangkan akuifer tertekan antara 50-90 m dibawah permukaan tanah. Akuifer tertekan berada di ujung timur laut kota dan pada mulut Sungai Garang lama yang terletak pada pertemuan antara lembah Sungai Garang dengan dataran pantai. Kelompok Akuifer Delta Garang ini disebut pula kelompok akuifer utama karena merupakan sumber air tanah yang potensial dan bersifat air tawar. Adapun Peta Hidrogeologi dapat dijelaskan pada gambar berikut: GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-13 Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2011 Gambar 2.10 Peta Air Tanah Kota Semarang Perijinan Air Bawah Tanah ABT tahun 2013 sebanyak 55 perijinan dan 2014 sebanyak 56 perijinan. Mulai tahun 2015 penerbitan ijin ABT menjadi kewenangan Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah kota hanya sebatas memberikan rekomendasi aspek sosial ekonomi masyarakat. Dari data yang diperoleh pada tahun 2015 terhitung sejumlah 65 Perijinan. Dari gambar 2.11 di bawah ini dijelaskan bahwa Zona kritis Muka Air Tanah MAT lebih dari 10 m dibawah muka air laut sebagian besar berada di daerah Semarang bagian utara dan daerah zona kritis di dorong sebagai daerah konservasi dan pada akuifer diatas 30 m pengambilan air tanah hanya untuk keperluan rumah tangga. Sedangkan Zona Rawan sebagian besar berada di pusat kota dan didorong sebagai daerah konservasi dengan kedalaman akuifer yang dibolehkan pengambilan air tanah pada kedalaman antara 30- 90 m bawah muka tanah bmt hanya untuk keperluan selain industri. Zona aman berada lebih ke arah selatan dengan kedalaman 30 bmt dengan batasan pengambilan 150 m3detik boleh pengambilan selain untuk rumah tangga dengan kajian geologi lebih dalam. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH RPJMD KOTA SEMARANG 2016-2021 II-14 Sumber : D. PSDA ESDM Kota Semarang, 2013 Gambar 2.11 Peta Zonasi Pengambilan Air Tanah Kota Semarang dan Sekitarnya

2.1.1.6 Kondisi Klimatologi