Keadaan Geografis Lokasi Penelitian

Curah hujan yang terjadi pada setiap bulan sangat mempengaruhi volume air irigasi. Kecamatan Undaan hanya memiliki satu stasiun curah hujan, yaitu stasiun Wilalung. Kondisi curah hujan di daerah Undaan disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Data Curah Hujan Bulanan Kecamatan Undaan Tahun 2006 Bulan Jumlah Curah Hujan mm Jumlah Hari Hujan Januari 344 14 Februari 162 14 Maret 298 16 April 238 13 Mei 53 1 Juni - - Juli - - Agustus - - September - - Oktober 256 7 November 345 12 Desember 190 7 Total 1886 84 Sumber: Balai Pengelolaan Sumberdaya Air Kabupaten Kudus, 2006 Berdasarkan Tabel 7 ditunjukkan bahwa pada tahun 2006 curah hujan tertinggi di daerah Undaan terjadi pada bulan November dan terendah terjadi pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Adanya curah hujan yang berfluktuatif setiap bulannya menyebabkan perubahan pada ketersediaan air irigasi. Data mengenai curah hujan ini diperlukan untuk pengaturan pola tanam yang berlangsung setiap tahunnya.

5.3 Keadaan Sosial Ekonomi Lokasi Penelitian

Penduduk Desa Ngemplak berjumlah 3.794 orang dengan jumlah kepala keluarga 1.047 KK. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk Desa Ngemplak terdiri dari laki-laki sebanyak 1.857 orang dan perempuan sebanyak 1.937 orang. Untuk tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat pada Tabel 8, dimana tingkat pendidikan penduduk Desa Ngemplak sebagian besar adalah tamatan SD 73,54. Tabel 8. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Ngemplak Tahun 2006 No. Keterangan Jumlah Persentase 1. Tidak sekolah 10 0,49 2. Tidak tamat SD 20 0,97 3. SD 1.512 73,54 4. SLTP 290 14,11 5. SLTA 180 8,75 6. D-2 10 0,49 7. D-3 14 0,68 8. S-1 18 0,88 9. S-2 2 0,09 Total 2.056 100,0 Sumber: Daftar Isian Potensi Desa dan Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa,2006 Pada Tabel 8 menggambarkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Ngemplak sangat timpang sekali. Dimana, penduduk yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi masih sangat sedikit dibandingkan penduduk yang hanya tamatan SD. Hal ini merupakan kemungkinan dari salah satu yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran orangtua akan pentingnya pendidikan, sehingga para orangtua hanya memperkenalkan usahatani kepada anaknya. Selain itu, adanya keterbatasan penghasilan keluarga petani menyebabkan tidak mampunya mereka membiayai anak-anaknya untuk melanjutkan sekolah. Mereka yang telah lulus SD cenderung disuruh mencari pekerjaan agar dapat membantu menopang keuangan keluarga, seperti sebagai buruh industri. Mata pencaharian penduduk Desa Ngemplak berdasarkan curahan kerja sebagian besar sebagai buruh industri yaitu 31,83 persen, namun pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan utama karena sebagian banyak waktu mereka guna untuk bekerja di bidang industri. Mata pencaharian mereka yang lain adalah sebagai petani tanaman pangan sebesar 30,69 persen dari jumlah penduduk yang bekerja. Struktur mata pencaharian penduduk Desa Ngemplak dapat dilihat pada Tabel 9. Tebel 9. Struktur Mata Pencaharian Penduduk Desa Ngemplak Tahun 2006 No. Mata Pencaharian Jumlah orang Presentase 1. Petani sendiri 375 30,69 2. Buruh tani 125 10,23 3. Buruh industri 389 31,83 4. Buruh bangunan 302 24,71 5. Pedagang 10 0,82 6. Peternak 0,00 7. Nelayan 0,00 8. Montir 7 0,57 9. PNSABRI 14 1,15 Total 1222 100,0 Sumber: Daftar Isian Potensi Desa dan Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa,2006 Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara, mayoritas penduduk desa tersebut mampunyai dua mata pencaharian yaitu sebagai petani dan buruh industri. Tanaman yang mereka tanam berupa padi sawah sedangkan untuk industri mereka biasanya bekerja sebagai buruh di pabrik rokok yang tersebar wilayah Kabupaten Kudus. Di sisi lain, masyarakat Ngemplak tidak memiliki mata pencaharian di subsektor peternakan dan perikanan, sedangkan untuk para penduduk yang bekerja sebagai buruh tani sebesar 10,23 persen, buruh bangunan