Klasifikasi Sistem Irigasi TINJAUAN PUSTAKA

kewenangan dinilai mampu untuk mengembangkan sistem irigasi yang selaras dengan rencana tata ruang wilayah. Operasi dan Pemeliharaan OP irigasi merupakan suatu pekerjaaan dalam pengelolaan irigasi yang bersifat lestari dan mandiri. Lestari berarti pekerjaan OP yang dilaksanakan secara rutin, teratur, terus menerus dalam satuan waktu tertentu. Sedangkan bersifat mandiri karena pekerjaan OP dilaksanakan oleh petugas-petugas OP sendiri. Untuk biaya OP dapat berasal dari petani dan pemerintah serta penerima manfaat air irigasi lainnya Notoatmodjo, 1991. OP jaringan irigasi merupakan salah satu siklus manajemen irigasi yang terdiri dari perencanaan, design, konstruksi dan OP, tetapi dapat juga merupakan satu siklus manajemen yang tertutup sendiri yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi OP. Pekerjaan OP merupakan pekerjaan rutin bagi para petugas pengairan. Pekerjaan ini sudah menjadi tugas kewajiban dan tanggungjawab sehari-hari. Menurut Notoatmodjo 1991, masalah-masalah utama yang didapati dalam pelaksanaan OP jaringan irigasi secara efisien antara lain, yaitu: a. Kekurangan tenaga OP yang terampil, khususnya di tingkat pengamat pengairan ke bawah. b. Kekurangan biaya OP. c. Cukup banyak peraturan OP khususnya pengaturan tata tanam, rotasi tanaman, sistem golongan air, dan sebagainya yang kurang dapat dipatuhi oleh para petani. d. Panitia irigasi yang kurang berfungsi dengan baik dan institusi P3A yang belum banyak berjalan.

2.4 Kelembagaan Petani Pemakai Air

Air merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi berbagai kehidupan terutama untuk sistem irigasi, sehingga dapat dikatakan bahwa jika tidak ada air atau kurang tersedianya air di suatu daerah maka akan menimbulkan masalah pada berbagai kehidupan sehingga menyebabkan pertentangan dan persengketaan. Untuk mengatasi masalah tersebut yaitu yang berkaitan irigasi, dimana air merupakan salah satu sumberdaya alam yang harus ditangani secara bersama menurut aturan dan hak yang telah dikembangkan secara bersama, petani telah menumbuhkan lembaga-lembaga yang dapat mewadahi kemampuan dan aspirasi petani mengenai pengelolaan air irigasi. Oleh sebab itu maka pemerintah membentuk suatu perkumpulan petani pemakai air yang formal yaitu P3A. Menurut Kartasapoetra dan Sutedjo 1994, Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A merupakan organisasi sosial dari para petani yang tidak berinduk atau bernaung pada golonganpartai politik. P3A merupakan organisasi yang bergerak di bidang pertanian, khususnya dalam kegiatan pengelolaan air pengairan sehubungan dengan kepentingan-kepentingan melangsungkan usahatani bersama. Maksud atau tujuan dari P3A itu sendiri, yaitu: a. Agar pengelolaan air pengairan bagi kepentingan bersama dapat dilakukan secara mantap, tertib dan teratur melalui perkumpulan, karena perkumpulan