dan mendapat pembinaan dari tim Pembina dan instansi terkait. Sistem penarikan iuran setiap musim tanam diserahkan kepada pengurus blok masing-masing yaitu
blok Palwadak, Srigono, Kaliyah, Gedangrejo, Kaiman dan Kilego Mulyo kemudian disetorkan ke bendahara.
5.7 Prosedur Pembayaran dan Penarikan Iuran Pengelolaan Irigasi
Pengelolaan iuran irigasi sepenuhnya dilakukan oleh Gabungan P3A GP3A yang wilayah kerjanya meliputi satu saluran sekunder dan induk P3A
IP3A yang wilayah kerjanya meliputi satu saluran primer. Prosedur pelaksanaan penarikan iuran pengelolaan irigasi oleh P3A
sebagai berikut: 1.
Pengurus P3A beserta pengurus masing-masing blok irigasi mengadakan musyawarah untuk menentukan besarnya iuran dari petani pemakai air.
2. Pengurus masing-masing blok melakukan penarikan iuran petani sebesar hasil
musyawarah yang telah disepakati. 3.
Pengurus blok wajib melakukan penyetoran iuran tersebut kepada bendahara P3A, kemudian iuran tersebut dikelola untuk pelaksanaan OP.
5.8 Perkembangan Iuran Pengelolaan Irigasi
Sebelum tahun 2000, pengumpulan dana untuk memenuhi kebutuhan air dilakukan melalui penarikan hasil produksi padi berupa gabah kering giling
GKP sebanyak seperenam belas dari hasil panen pada masing-masing lahan sawah. Pengurus P3A Dharma Tirta Karunia Tani sendiri yang mengumpulkan
gabah tersebut dengan cara mengambil langsung ke sawah masing-masing petani
yang sedang melakukan panen. Sejalan dengan perkembangan, maka untuk mengefisienkan waktu dilakukan perubahan pola penarikan gabah menjadi
penarikan iuran irigasi berupa uang yang besarnya disepakati dari rapat anggota. Oleh karena itu, pada tahun 2000 penarikan iuran mulai diterapkan di Desa
Ngemplak dengan kesepakatan tarif air per kotak sebesar Rp 50.000 untuk semua luas lahan sawah pada dua musim tanam yaitu MT I padi dan MT II padi,
sedangkan pada MT III tidak dilakukan karena lahan sawah yang ada sengaja tidak ditanami apa-apa bera.
BAB VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI
6.1 Karakteristik Responden
Identifikasi pilihan petani terhadap pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui efisiensi petani dalam mengusahakan usahatani padi. Responden yang
diwawancarai untuk memperoleh tujuan penelitian ini adalah para petani pemakai air yang termasuk dalam anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A di Desa
Ngemplak, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus yang diklasifikasikan menurut luas garapan. Penyebaran responden berdasarkan luas lahan garapan disajikan
pada Tabel 10.
Tabel 10. Penyebaran Responden Berdasarkan Luas Lahan Garapan Petani Responden
Klasifikasi Luas Lahan Garapan ha
Luas Rata- rata ha
Jumlah Persentase
0,5 0,3
30 66,7
0,5 - 1,0 0,6
10 22,2
1,0 1,6
5 11,1
Rata-rata 0,5
Total 45 100,0
Berdasarkan klasifikasi luas lahan garapan petani, maka dari 45 responden diperoleh responden untuk luas lahan 0,5 hektar sebannyak 30 orang 66,7
persen, luas 0,5 – 1,0 hektar sebanyak 10 orang 22,2 persen, dan luas 1,0 hektar sebanyak 5 orang 11,1 persen. Penggolongan lahan tersebut diharapkan
dapat menggambarkan kondisi ekonomi petani dengan tujuan untuk mengidentifikasi kesediaan petani dalam membayar iuran pengelolaan irigasi.