per hektar dan MT II berkisar 50 kwintal hingga 75 kwintal per hektar dalam bentuk gabah kering giling GKG, dimana harga GKP di tingkat petani pada
tahun 20062007 sebesar Rp 2000 per kilogram. Produksi padi pada MT I cenderung paling rendah dibandingkan dengan
produksi MT II. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan air yang berasal dari air hujan sangat berlimpah sehingga menyebabkan banjir. Selain itu, serangan
hamapenyakit yang sulit ditanggulangi mengakibatkan gagal panen. Apabila ada perbedaan produksi padi di setiap lahan itu karena perbedaan dalam penggunaan
pupuk dan obat-obatan setiap petani. Dari hasil wawancara petani responden biasanya menggunakan pupuk urea, TSP dan Ponska.
5.6 Peran Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A
Pengelolaan dan pemeliharaan irigasi di tingkat tersier seluruhnya menjadi tanggungjawab P3A sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam UU Nomor 7
Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air. Organisasi P3A di Jawa Tengah terkenal dengan nama Dharma Tirta, untuk P3A yang berada di Desa Ngemplak
Kecamatan Undaan dikenal dengan Dharma Tirta Karunia Tani. P3A Karunia Tani ini dibawahi oleh P3A Dharma Tirta Undaan Bangkit.
P3A Karunia Tani merupakan organisasi formal yang mewadahi kemampuan dan aspirasi petani mengenai pengelolaan air irigasi. Kepengurusan
P3A Karunia Tani terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Seksi Humas, Seksi Usaha dan Pengurus Blok. Pengurus blok tersebut meliputi blok Palwadak,
Srigono, Kaliyah, Gedangrejo, Kaiman dan Kilego Mulyo dengan tiga pengurus di masing-masing blok.
Sesuai dengan ADART P3A Karunia Tani, ruang lingkup kegiatan P3A meliputi penguasaan, pengelolaan, penggunaan, dan pengamanan air beserta
sumber-sumbernya pada jaringan irigasi. Hal ini bertujuan untuk mendayagunakan potensi air irigasi yang tersedia di saluran tersier untuk
kesejahteraan masyarakat tani. Daerah kerja P3A Karunia Tani meliputi jaringan irigasi pada tingkat usahatani pada wilayah Desa Ngemplak, Kecamatan Undaan,
Daerah Irigasi Klambu Kanan Wilalung, dan Ranting Klambu Wilalung. Dalam pembiayaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi sesuai
kesepakatan rapat anggota P3A ditetapkan iuran anggota per kotak satu kotak rata-rata 1400 m
2
sebesar Rp 50.000 pada MT I,dan MT II, sedangkan untuk MT III tidak ada iuran karena sawah sengaja diberakan. Penentuan iuran tersebut
diperoleh dari tingkat kebutuhan air untuk tanaman dan kebutuhan operasional serta pemeliharaan saluran irigasi, dimana sekitar 60 persen digunakan untuk
pembangunan fisik, 30 persen untuk honor pengurus serta 10 persen untuk lain- lain.
Kegiatan pemeliharaan saluran tersier dilakukan setiap musim tanam. Jadwal kegiatan gotong-royong ditetapkan pada saat pertemuan P3A yang
dilakukan satu minggu sekali. Petani juga dihimbau agar memelihara dan membersihkan saluran kuarter yang dekat dengan lahan masing-masing. Kegiatan
gotong-royong dilakukan saat menjelang musim tanam atau sebelum pengolahan tanah dan setelah musim tanam berakhir. Kegiatan tersebut meliputi pembuangan
sampah-sampah dan pengambilan endapan lumpur. Dalam mengemban amanat dari anggota, pengurus P3A Karunia Tani
melaksanakan tugas untuk mengendalikan opersional yang didukung oleh anggota