Organisasi dalam Pengoperasian Contingent Valuation Method CVM

Dalam mengumpulkan data, teknik ini memiliki kebiasan yang merupakan kelemahan dari CVM. Kelemahan tersebut antara lain: 1. Strategic bias yang muncul akibat dari ketidakjujuran responden, yang mencoba memanipulasi hasil analisis dan mempengaruhi kebijakan pemerintah di masa yang akan datang. Solusi: desain dari alat survei sehingga memperkecil kemungkinan hasil survei yang dilihat sebagai sumber kebijakan di masa yang akan datang. 2. Information bias yang muncul dari kurang lengkapnya informasi yang diberikan oleh pewawancara kepada responden. Informasi tentang kondisi yang dihadapi, perubahan-perubahan yang akan terjadi dan alternatif yang tersedia tidak dipahami oleh responden secara jelas, padahal hal ini penting untuk menimbulkan suatu hipotesis dalam teknik survei. Solusi: desain yang berhati-hati dan terperinci dari alat survei serta alat penjelas yang tepat. 3. Instrument bias yang muncul dari reaksi subyek survei pada alat pembayaran yang dipilih atau pilihan yang ditawarkan, seperti pajak, retribusi atau iuran. Solusi: desain dari alat sedemikian hingga alat pembayaran dan aspek yang lainnya dari kuesioner tidak mempengaruhi tanggapan subjek wawancara. 4. Starting point bias yang muncul pada kasus permainan penawaran bidding game. Sebagai contoh, pilihan dari harga awal atau selang harga yang dipilih oleh pewawancara mungkin mempengaruhi hasil wawancara. Penawaran yang terlalu lama atau panjang akan membosankan responden. Solusi: desain dari alat survei sedemikian hingga pertanyaan open-ended memungkinkan dan strating points yang realistik. 5. Hypothetical bias yang muncul karena adanya masalah yang potensial terjadi pada kondisi pasar atau kenyataan yang tidak riil. Untuk memanfaatkan atau menikmati barang-barang publik, kesediaan membayar sering dipengaruhi oleh anggapan subyek bahwa mereka berhak menikmati barang-barang tersebut secara gratis karena merupakan anugerah Tuhan. Subyek mungkin tidak menanggapi proses survei dengan serius dan jawaban yang mereka berikan cenderung tidak memenuhi pernyataan yang diajukan. Solusi: desain dari alat survei sedemikian hingga memaksimisasi “realitas” dari situasi yang akan diuji dengan memberikan penjelasan kepada responden tentang pilihan-pilihan yang tersedia dengan berbagai konsekuensinya.

3.1.4 Asumsi dalam Pendekatan Willingness to Pay WTP dari Petani

Dalam pelaksanaan pengumpulan nilai WTP dari masing-masing responden petani diperlukan asumsi sebagai berikut: 1. Responden mengenal dengan baik sistem irigasi yang ada di lokasi penelitian. 2. Pemerintah DaerahProvinsi setempat memberikan perhatian pada operasi dan pemeliharan jaringan irigasi di lokasi penelitian. 3. Responden dipilih secara random dari petani yang relevan.

3.1.5 Skenario dan Pertanyaan yang Relevan terhadap Skenario Skenario

Jika Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengeluarkan suatu kebijakan dalam pengelolaan jaringan irigasi di Daerah Irigasi Klambu Kanan Wilalung dengan tujuan meningkatkan pelayanan irigasi agar air yang masuk ke sawah