Analisis Fungsi WTP Metode Analisis Data

2. Tidak ada korelasi berurutan atau tidak ada autokorelasi nonautokorelasi artinya dengan X i tertentu simpangan setiap Y yang manapun dari nilai rata- ratanya tidak menunjukkan adanya korelasi, baik secara positif atau negatif. 3. Varians bersyarat dari ∈ adalah konstan. Asumsi ini dikenal dengan nama asumsi homoskedastisitas. 4. Variabel bebas adalah nonstokastik yaitu tetap dalam penyampelan berulang. Jika stokastik didistribusikan secara independen dari gangguan ∈ . 5. Tidak ada multikolinearitas di antara variabel penjelas satu dengan yang lainnya. 6. didistribusikan secara normal dengan rata-rata dan varians yang diberikan oleh asumsi 1 dan 2. ∈ Apabila semua asumsi yang mendasari model tersebut terpenuhi maka suatu fungsi regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan pendugaan dengan metode OLS dari koefisien regresi adalah penduga tak bias linear terbaik best linear unbiased estimator -BLUE. Sebaliknya, jika ada asumsi dalam model regresi yang tidak dipenuhi oleh fungsi regresi yang diperoleh maka kebenaran pendugaan model tersebut danatau pengujian hipotesis untuk pengambilan keputusan dapat diragukan. Penyimpangan asumsi 2, 3, dan 5 memiliki pengaruh yang serius, sedangkan asumsi 1, 4, dan 6 tidak. Pengujian hipotesis regresi berganda dari hasil print out komputer dapat dilakukan dengan cara: 1. Dengan melihat nilai t hitung atau F hitung dan dibandingkan dengan nilai t tabel atau F tabel . Jika t hitung atau F hitung lebih besar daripada t tabel atau F tabel maka keputusannya adalah tolak hipotesis nol H . Sebaliknya, jika nilai t hitung atau F hitung lebih kecil daripada t tabel atau F tabel maka keputusannya adalah menerima hipotesis nol H . 2. Dengan menggunakan nilai signifikansi nilai-P. Jika nilai-P lebih kecil daripada taraf signifikansi yang disyaratkan maka H ditolak dan jika nilai-P lebih besar daripada taraf signifikansi yang disyaratkan maka H diterima.

4.6 Definisi Operasional

1. Kriteria petani yang bersedia membayar iuran adalah petani yang telah melunasi iuran irigasi darimusim tanam I sampai musim tanam II berakhir. 2. Luas lahan garapan merupakan luas areal produktif ditanami padi yang digarap oleh petani dan diukur dalam satuan hektar. Luas lahan garapan dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu lahan 0,5 hektar; 0,5-1 hektar; dan 1 hektar. 3. Umur petani adalah umur seorang petani responden pada saat penelitian berlangsung dan diukur dalam satuan tahun. 4. Tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh petani responden dan diukur dalam satuan tahun. 5. Pengetahuan petani terhadap iuran adalah petani tersebut mengetahui tujuan dan manfaat diterapkannya iuran pengelolaan irigasi dan alokasi dananya. 6. Tingkat pelayanan irigasi adalah pelayanan dikatakan baik jika air yang diterima oleh petani sesuai jumlah dan waktu pada saat dibutuhkan serta terpeliharanya jaringan irigasi. 7. Peran serta petani dalam OP irigasi adalah frekuensi waktu petani dalam mengikuti pertemuankegiatan P3A minimal sebanyak tiga kali dalam setahun. 8. Kepercayaan petani terhadap P3A yaitu petani dapat mempercayai kepengurusan P3A dan mengetahui nama-nama pengurus dan orang yang menagih iuran. 9. Pendapatan usahatani padi adalah selisih antara penerimaan total usahatani padi output yang dihasilkan dikalikan harga output tersebut dalam satu tahun dengan total biaya variabel jumlah input variabel dikalikan dengan harga input variabel tersebut. 10. Tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang belum bisa memenuhi kebutuhannya dan masih dibiayai oleh petani responden, termasuk petani itu sendiri. 11. Pengalaman berusahatani adalah seberapa lama petani telah mengusahakan tanaman padi dihitung sejak mulai mengusahakan tanaman padi hingga penelitian ini berlangsung dan diukur dengan satuan tahun.

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Deskripsi Daerah Irigasi Klambu Kanan Wilalung

Daerah Irigasi DI Klambu Kanan Wilalung merupakan pengembangan proyek pembangunan Bendungan Wilalung yang memanfaatkan air yang berasal dari Waduk Kedungombo. DI Klambu ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu DI Klambu Kanan Wilalung yang telah beroperasi dengan luas areal baku mencapai sekitar 7.300 hektar, DI Klambu Kiri Prawoto dengan luas areal baku mencapai 20.646 hektar serta DI Klambu Kanan Prawoto yang telah mengairi sawah dengan luas areal baku 10.354 hektar. DI Klambu Kanan Wilalung ini hanya memanfaatkan air yang berasal dari Waduk Kedungombo. DI Klambu Kanan Wilalung memiliki saluran primer dengan panjang 12.619 meter dan 13 saluran sekunder dengan total panjang Daerah Irigasi Klambu Kanan Wilalung mencakup tiga kabupaten dan lima kecamatan, yaitu Kabupaten Kudus tiga kecamatan dengan luas areal baku 4953,1 hektar, Kabupaten Grobogan satu kecamatan dengan luas areal baku 774,7 hektar, dan Kabupaten Pati satu kecamatan dengan luas areal baku 487,9 hektar. Air dari Bendungan Wilalung yang mengalir di wilayah Kudus mencakup tiga kecamatan yaitu Kecamatan Undaan, Kecamatan Mejobo dan Kecamatan Jati melalui saluran sekunder beru, glagah, kutuk, gatet 1, gatet 2, kaliwaru, larik cilik, ngelo, karangrowo, dan undaan.