Nilai WTP KESEDIAAN DAN KEMAUAN PETANI MEMBAYAR IURAN
irigasi yang diterapkan pada saat ini, dimana untuk MT I dan MT II dikenakan iuran sebesar Rp 50.000orangtahun.
4. Total WTP
WTP agregat atau total WTP TWTP petani pemakai air untuk setiap hektar lahan sawah ditentukan dengan menggunakan rumus 4.
Tabel 22. WTP Agregat TWTP Petani Pemakai Air No. Kelas
WTP Rpkotak
Sampel orang
Luas Lahan
Petani
Sampel
a
kotak Luas
Lahan Populasi
b
kotak Jumlah
c
RpMT
Musim Tanam I
1. 2.500 – 4.999
4 6
10,8 40.500
2. 5.000 – 7.499
28 112,2
202,2 1.263.750
3. 7.500 – 10.000
3 11,5
20,7 181.125
Total MT I 35
129,7 233,7
1.485.375 Musim Tanam II
1. 5.000 – 9.999
13 48,9
88,1 660.750
2. 10.000 – 14.999
21 68,3
123,1 1.538.750
3. 15.000 – 20.000
1 12,5
22,5 393.750
Total MT II 35
129,7 233,7
2.593.250 Total Satu Tahun
4.078.625
Ket: a Jumlah sampel dari petani pemakai air
b Jumlah luas lahan populasi petani pemakai air P3A Rumus:
c Luas lahan populasi x titik tengah WTP
Berdasarkan Tabel 22 ditunjukkan bahwa hasil perhitungan WTP total populasi petani pemakai air dengan menggunakan rumus 4 sebesar Rp 1.485.375
pada MT I, dan Rp 2.593.250 pada MT II, sedangkan WTP total dalam satu tahun
senilai Rp 4.078.625. Total WTP petani pemakai air di atas iuran irigasi yang berlaku saat ini atau surplus konsumen ini sebenarnya merupakan potensi
pembiayaan yang masih dapat digali untuk peningkatan pelayanan irigasi.
5. Evaluasi Pelaksanaan CVM
Menurut Whittington et al. 1993 dalam Arianti 1999 isu yang paling penting dalam CVM adalah apakah respon responden atas pertanyaan-
pertanyaan teknik survei CVM secara akurat menggambarkan preferensi yang sesungguhnya dari responden yang bersangkutan. Uji yang dapat dilakukan
adalah Uji Keandalan Reliability Test atas penawaran-penawaran WTP yang ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi R
2
dari model OLS Ordinary Least Square
WTP. Nilai R
2
untuk data cross section dari survei WTP seringkali tidak tinggi sebagaimana yang diberikan model-model data cross section hasil penelitian
dengan menggunakan metode selain CVM. Pelaksanaan CVM dianggap gagal apabila nilai R
2
hasil analisis kurang dari 15 persen HanleySpash, 1993. Berdasarkan hasil analisis fungsi WTP diperoleh nilai R
2
sebesar 47,4 persen Tabel 20. Nilai R
2
tersebut menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan CVM dalam penelitian dapat diyakini kebenarannya atau keandalannya reliable.