Menurut Gandakoesoemah 1975, pada umumnya syarat untuk daerah irigasi teknis yaitu:
a. Semua sawah-sawah dan ladang-ladang dalam daerah irigasi teknis harus
dapat diairi dari saluran induk menurut kebutuhannya dengan cara pemberian air yang mudah diperiksa, dapat diatur dan banyaknya aliran dapat diukur.
b. Air yang tidak dibutuhkan untuk tanaman harus mudah dan dapat dibuang ke
saluran pembuangan atau sungai.
2.3 Operasi dan Pemeliharaan OP Irigasi
Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumberdaya air terdiri dari pemeliharaan serta operasi dan pemeliharaan. Berdasarkan Undang-Undang
nomor 7 tahun 2004, pelaksanaan dan pemeliharaan sistem irigasi ditetapkan menjadi 2, yaitu :
1. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi primer dan sekunder
menjadi wewenang dan tanggungjawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
2. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi tersier menjadi hak
dan tanggungjawab masyarakat petani pemakai air. Pengembangan sistem irigasi dapat dilakukan dengan mengikutsertakan
masyarakat. Pada pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder dapat dilakukan oleh perkumpulan petani pemakai air P3A atau pihak lain sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuannya karena kebutuhan dan atas pertimbanganrekomendasi pemerintah secara berjenjang menurut skala
kewenangan dinilai mampu untuk mengembangkan sistem irigasi yang selaras dengan rencana tata ruang wilayah.
Operasi dan Pemeliharaan OP irigasi merupakan suatu pekerjaaan dalam pengelolaan irigasi yang bersifat lestari dan mandiri. Lestari berarti
pekerjaan OP yang dilaksanakan secara rutin, teratur, terus menerus dalam satuan waktu tertentu. Sedangkan bersifat mandiri karena pekerjaan OP
dilaksanakan oleh petugas-petugas OP sendiri. Untuk biaya OP dapat berasal dari petani dan pemerintah serta penerima manfaat air irigasi lainnya
Notoatmodjo, 1991. OP jaringan irigasi merupakan salah satu siklus manajemen irigasi yang
terdiri dari perencanaan, design, konstruksi dan OP, tetapi dapat juga merupakan satu siklus manajemen yang tertutup sendiri yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi OP. Pekerjaan OP merupakan pekerjaan rutin bagi para petugas pengairan. Pekerjaan ini sudah menjadi tugas kewajiban
dan tanggungjawab sehari-hari. Menurut Notoatmodjo 1991, masalah-masalah utama yang didapati
dalam pelaksanaan OP jaringan irigasi secara efisien antara lain, yaitu: a.
Kekurangan tenaga OP yang terampil, khususnya di tingkat pengamat pengairan ke bawah.
b. Kekurangan biaya OP.
c. Cukup banyak peraturan OP khususnya pengaturan tata tanam, rotasi
tanaman, sistem golongan air, dan sebagainya yang kurang dapat dipatuhi oleh para petani.