BU-12, BU-13, BU-14, BU-15, N3.2KAI, N3.3KAI, N3.4KAI, dan N3.5KAI. Data rencana luas areal saluran sekunder tersebut serta debit airnya dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Rencana Luas Areal dan Debit Air Saluran Sekunder DI Klambu Kanan Wilalung Tahun 2006
Saluran Sekunder Luas Areal ha
Debit Air ltdetik
BU-12 43,8 72
BU-13 45,6 74
BU-14 37,8 64
BU-15 69,3 99
N3.2KAI 71,5 102
N3.3KAI 63,5 93
N3.4KAI 49,5 78
N3.5KAI 79,9 110
Sumber: Ranting Dinas Pengairan Klambu Wilalung, 2006
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa luas areal saluran irigasi sekunder yang dikembangkan serta debit air yang banyak akan dapat mencukupi kebutuhan
tanaman. Namun, saluran sekunder yang mengaliri sawah di Desa Ngemplak mencakup sebagian dari N3.2KAI, N3.3KAI, N3.4KAI, dan N3.5KAI dengan
rencana luas areal mencapai 183,5 hektar dan memiliki 9 unit tersier.
5.2 Keadaan Geografis Lokasi Penelitian
Luas desa adalah 521,9 hektar yang meliputi lahan pertanian sawah dengan luas 420 hektar. Batas wilayah desa sebelah Utara adalah Kabupaten
Jepara dan Kabupaten Pati, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pati, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati,
sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Demak dan Kabupaten
Jepara. Jarak tempuh Desa Ngemplak ke ibu kota kecamatan tidak terlalu jauh dan mudah dijangkau dengan sepeda motor, mobil atau bus mini, sehingga relatif
singkat menuju ke pusat ekonomi, kesehatan, dan pemerintahan lihat Tabel 5.
Tabel 5. Orbitasi Desa Ngemplak Tahun 2006
No. Orbitasi Keterangan
1. Jarak ke ibu kota Kecamatan
5 km 2.
Jarak ke ibu kota Kabupaten 9 km
3. Jarak ke ibu kota Provinsi
42 km 4.
Waktu tempuh ke ibu kota Kecamatan 15 menit
5. Waktu tempuh ke ibu kota Kabupaten
30 menit 6. Waktu tempuh ke pusat fasilitas terdekat
pemerintahan, ekonomi, dan lain-lain 15 menit
Sumber: Daftar Isian Potensi Desa Ngemplak, 2006
Kondisi jalan di Desa Ngemplak masih beragam, yaitu jalan beraspal, jalan diperkeras, dan jalan tanah Tabel 6. Berdasarkan tabel tersebut terlihat
bahwa kondisi jalan aspal pendek, yaitu sekitar 1 km dibandingkan dengan jalan yang diperkeras. Dengan adanya jalan yang diperkeras maka memudahkan untuk
alat transportasi melalui desa tersebut seperti sepeda, sepeda motor, mobil dan bus. Di sisi lain masih ada jalan tanah sepanjang 1 km dan beberapa jalan yang
rusakberlubang karena curah hujan maupun kualitas jalan aspal yang kurang baik, sehingga cepat rusak dan belum ada dana untuk memperbaiki kerusakan yang ada.
Tabel 6. Kondisi dan Panjang Jalan Desa Ngemplak Tahun 2006
No. Kondisi Jalan
Panjang Jalan km
1. Jalan aspal
1,00 2. Jalan
diperkeras 8,00
3. Jalan tanah
1,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaen Kudus, 2006
Curah hujan yang terjadi pada setiap bulan sangat mempengaruhi volume air irigasi. Kecamatan Undaan hanya memiliki satu stasiun curah hujan, yaitu
stasiun Wilalung. Kondisi curah hujan di daerah Undaan disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Data Curah Hujan Bulanan Kecamatan Undaan Tahun 2006 Bulan
Jumlah Curah Hujan mm Jumlah Hari Hujan
Januari 344
14 Februari 162
14 Maret 298 16
April 238 13 Mei 53 1
Juni - - Juli - -
Agustus -
- September -
- Oktober 256
7 November 345
12 Desember 190
7
Total 1886 84
Sumber: Balai Pengelolaan Sumberdaya Air Kabupaten Kudus, 2006 Berdasarkan Tabel 7 ditunjukkan bahwa pada tahun 2006 curah hujan
tertinggi di daerah Undaan terjadi pada bulan November dan terendah terjadi pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Adanya curah hujan yang berfluktuatif
setiap bulannya menyebabkan perubahan pada ketersediaan air irigasi. Data mengenai curah hujan ini diperlukan untuk pengaturan pola tanam yang
berlangsung setiap tahunnya.
5.3 Keadaan Sosial Ekonomi Lokasi Penelitian
Penduduk Desa Ngemplak berjumlah 3.794 orang dengan jumlah kepala keluarga 1.047 KK. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk Desa Ngemplak terdiri
dari laki-laki sebanyak 1.857 orang dan perempuan sebanyak 1.937 orang. Untuk