Kondisi Iklim Pengembangan kebijakan pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan air minum studi kasus DAS Cisadane Hulu

141 Gambar 4.15 menunjukkan bahwa jumlah titik mata air di DAS Cisadane hulu bila dibandingkan dengan jumlah titik di seluruh DAS Cisadane mencapai 85.94, sedangkan bila dibandingkan dengan seluruh titik mata air di Kabupaten Bogor, maka proporsinya adalah 64.71 sementara DAS lainnya sekitar 35.29. Artinya lokasi penelitian di DAS Cisadane hulu yang mempunyai 55 titik mata air merupakan jumlah yang signifikan atau berarti karena merupakan bagian dari 64.71 dibandingkan dengan seluruh titik mata air di Kabupaten Bogor pada akhir Desember 2009. Data BP DAS Citarum-Ciliwung 2007 Tabel 4.4 menyatakan 58 titik mata air, sedangkan data DESDM 2009 85 titik mata air, sehingga selama 2 tahun mengalami penambahan 27 titik mata air 31.76.

4.8 Kondisi Iklim

Data iklim diperoleh dari stasiun Pasir Jaya, berjarak sekitar 3 km dari outlet DAS Cisadane Hulu dan juga dari Stasiun Klimatologi Empang, dimana rata-rata curah hujan tahunannya menggunakan data 5 tahun dengan menggunakan dua periode, yaitu periode 2001 – 2005 dan periode 2005 – 2009. Penggunaan dua periode dimaksudkan untuk membandingkan diantara kedua periode tersebut, seperti diperlihatkan pada Gambar 4.16 tentang rata-rata jumlah hari hujan dan pada Gambar 4.17 tentang jumlah curah hujan dan curah hujan maksimum. Berdasarkan data curah hujan tersebut, sehingga mempengaruhi ketersediaan air tanah yang masuk Cekungan Bogor. Kondisi air tanah yang masuk di cekungan Bogor secara keseluruhan adalah 180 x 106 m 3 per tahun atau 52.27 m 3 per hari sedangkan yang masuk dalam wilayah penelitian ini Gunung Pangrango dan Gunung Salak adalah 160 x 106 m 3 per tahun yaitu sebesar 16 960 m3 per tahun atau kapasitas airnya sebesar 46.47 m 3 per hari. Kondisi ini didukung oleh keberadaan curah hujan yang relatif tinggi dengan rata-rata tahunan sekitar 3 256 mm. Distribusi hujan bulanan cukup merata dengan bulan basah bulan dengan jumlah hujan ≥ 200 mm terjadi selama 9 bulan yaitu dari bulan September sampai dengan 142 Mei dan bulan kering bulan dengan jumlah hujan 100 mm terjadi hanya satu bulan, yaitu bulan Juni 2001 – 2005 dan bulan Agustus 2005 – 2009; selain itu bulan yang mempunyai jumlah curah hujan antara 100 mm dan 200 mm, yaitu Juli dan Agustus 2001 – 2005 atau pada Juni dan Juli pada periode 2005 – 2009 Gambar 4.17. Gambar 4.16 Jumlah Hari Hujan pada Dua Periode 2001-2005 dan 2005-2009 Sumber : Balai PSDA Ciliwung – Cisadane, 2010. Data Diolah. Gambar 4.17 Jumlah Curah Hujan dan Curah Hujan Maksimum pada Dua Periode 2001-2005 dan 2005-2009 Sumber : Balai PSDA Ciliwung – Cisadane, 2010. Data Diolah. 143 Berdasarkan komparasi dua periode tersebut, ternyata untuk bulan basah tidak ada perbedaan, sedangkan untuk bulan kering terjadi perbedaan yang semula Juni bergeser ke Agustus.

4.9 Air Sungai dan Daerah Aliran Sungai