225
7.2 Saran
1 Pentingnya pengendalian dan pengawasan oleh instansi terkait secara rutin dan berkala dalam menetapkan jumlah air yang terdistribusi
atau dari jumlah air yang terjual berbasis volume progresif, guna mengurangi terjadi income potential loss dalam jumlah yang relatif
besar bagi pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya air baku untuk air minum.
1 Pengembangan pengelolaan air bersih atau air minum oleh masyarakat seperti yang dilakukan oleh “UPL Nirwana” di Desa
Pancawati, Kecamatan Caringin agar lebih diperbanyak dan menjadi program Pemerintah Daerah, terutama pada desa atau kecamatan yang
mempunyai sumber mata air. 2 Implementasi kebijakan bahwa nilai rataan WTP-WTA Rp1 563.97 per
m
3
3 Mekanisme kelembagaan PJL melalui Unit Pelayanan Air Bersih air
minum Masyarakat U-PAM berbasis Gerakan Masyarakat Terpadu Menanam Pohon – Peduli Kawasan Resapan Air – atau disebut “Germat
Pakresa” merupakan hasil keluaran outcome penelitian ini dan dapat bermanfaat bagi Pemerintah Daerah dalam menerapkan kebijakan PJL
atas pengelolaan air minum berkelanjutan dalam memenuhi asas paradigma ekosentrisme; sedangkan besarnya alokasi pembagian hasil
sharing PJL dari Pajak air antara Pemerintah Desa danatau Kecamatan dengan porsi 30-40; sementara itu Pemerintah Daerah
Kabupaten atau Kota dengan porsi 60-70 yang berkorelasi positif dengan besarnya pengenaan PJL sebesar 30-40 terhadap nilai
perolehan air NPA
dapat diterapkan secara bertahap pada besarnya penerapan pajak tentang: a Peraturan Daerah KabupatenKota tentang Pengelolaan Air
Tanah dan Peraturan Daerah tentang Pajak Air Tanah; b Peraturan Daerah Pemerintah Propinsi tentang Pengelolaan Air Permukaan dan
Peraturan Daerah Pemerintah Propinsi tentang Pajak Air Permukaan.
226
227
DAFTAR PUSTAKA
Acreman M. 2004 Water and Ecology. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization UNESCO. Paris.
Agus F, M van Noordwijk, R Subekti Editor. 2004. Dampak Hidrologis Hutan, Agroforestry, dan Pertanian Lahan Kering sebagai Dasar
Pemberian Imbal kepada Penghasil Jasa Lingkungan di Indonesia. ICRAF. Bogor.
Ahlheim M, W Buchholz. siap terbit. WTP or WTA – Is that the Question ? Reflections on the Difference between “Willingness To Pay” and
“Willingness To Accept”. Alikodra HS. 1998. Pengembangan Institusi Lingkungan Hidup. Sekolah
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Alikodra HS. 2002. Strategi Pengembangan Kapasitas Pengelolaan
Lingkungan Hidup di Era Otonomi Daerah. Makalah Studium Generale Universitas Sahid 18 April 2002. Jakarta.
Ali L, H Alwi, K Harimurti Tim Redaksi. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Balai Pustaka. Jakarta.
Ananto A. 1987. Landasan Ekonometrika. PT. Gramedia. Jakarta. [AO] ANDI Offset. 2009. Panduan Praktis SPSS versi 17 untuk Pengolahan
Data Statistik. E-mail: infoandipublisher.com
. Yogyakarta. Ansofino. 2005. Peranan Kebijakan Penentuan Harga Air Water Pricing
Policy Bagi Pemanfaatan Sumberdaya Air ke Arah Berkelanjutan dengan Fokus Studi di Wilayah DKI Jakarta [Disertasi]. Sekolah
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Arifin B. 2005. Kesenjangan antara Kebijakan dan Inisiatif Imbal Jasa Lingkungan.
Makalah dalam Lokakarya Nasional: Strategi Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di
Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. ICRAF - Bappenas. Jakarta. INDEF dan Universitas Lampung.
Badjuri AK, T Yuwono. 2002. Kebijakan Publik Konsep dan Strategi. Universitas Diponegoro. UNDIP Press. Semarang.
228 [BLH] Badan Lingkungan Hidup. 2009. Pemantauan Kualitas Lingkungan
Hidup di Kabupaten Bogor. Laporan Kegiatan. [Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2004.
Preliminary Statements of Local Urban Environmental Concern Kota Bogor. Rumusan Hasil Diskusi Lokakarya I. Bogor.
[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2005. Rencana Strategis Kota Bogor 2005 – 2009. Bogor.
[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2005. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor 2005-2015 Draft. Bogor.
[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2009. Masterplan Sistem Penyediaan Air Minum SPAM : Laporan Akhir.
Badan Perencanaan Daerah, Kota Bogor. [Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2009. Status
Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009. Laporan. Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.
Barret J, K Segerson. 1997. Prevention and Treatment in Environmental Policy Design. Journal of Environmental Economics and
Management. Vol. 33. Academic Press. Bell MM. 1998. An Invitation to Environmental Sociology. Pine Forge
Press. Thousand Oaks, California, USA. Bergh JCJMVD. 2002. Handbook of Environmental and Resource
Economics. Edward Elgar. UK. [BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum – Ciliwung. 2006.
Perencanaan Penanganan Konservasi Tanah dan Air di Sub DAS Cisadane Hulu. Laporan Akhir. Departemen Kehutanan. Direktorat
Jenderal Rehabiltasi Lahan dan perhutanan Sosial, BPDAS Citarum– Ciliwung. Bogor.
[BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum – Ciliwung. 2007. Identifikasi dan Inventarisasi Sumber Mata Air di Wilayah Kerja
BPDAS Citarum – Ciliwung. Laporan Akhir. Departemen Kehutanan. Direktorat Jenderal Rehabiltasi Lahan dan perhutanan Sosial,
BPDAS Citarum – Ciliwung. Bogor.
229 [BPSDA] Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air. 2010. Data Pengamatan
Tahunan: Hujan maksimum, Jumlah Curah Hujan, dan Hari Hujan di DAS Cisadane Hulu 1967-2009. Bogor.
Brantigam D. 1995. Reducing Poverty : Lesson from Taiwan. Taiwan. Brown D. 1995. Poverty Growth Dichotomy dalam Uner Kirdar dan Leonard
Silk ed. : People : Impoverishment to Empowerment. New York. New York University Press.
Bui DT, DT Ha, NQ Chinh. 2004. Rewarding Upland Farmers for Environmental Services: Experience, Constraints, and Potential in
Vietnam. RUPES-ICRAF. Bogor. Burness HS, JP Quirk. 1979. Appropriative Water Right and the Efficient
Allocation of Resources. American Economic Review, 69, 25 - 37. Carson RT, RC Mitchell. 1993. The Value of Clean Water: The Public’s
Willingness to Pay for Boatable, Fishable and Swimmable Quality Water. Water Resources Research 29 7, p. 2445-54.
Chambers R. 1995. Poverty and Livelihoods: Whose Realty Counts? dalam Uner Kirdar dan Leonard Silk ed. : People : Impoverishment to
Empowerment. New York University Press. Chamber R. 1996. PRA : Memahami Desa secara Partisipatif. Kaninus,
Jogyakarta. Chapman HH, WH Meyer. 1947. Forest Evaluation with Special Emphasis
on Basic Economic Principles. McGraw-Hill Book Company Inc. New York. The United States of America.
Coase R. 1960. The Problem of Social Cost. Journal of Law and Economics. Vol. 3. pp: 1-44.
Cochran WG. Teknik Penarikan Sampel. Edisi Ketiga Penerjemah Rudiansyah. Penerbit Universitas Indonesia UI-Press. Jakarta.
Colby B. 1990. Transactions Costs and Efficiency in Western Water Allocation. American Journal of Agricultural Economics, 72 5. 1184-
92. The United States of America. Cruz W, M Munasinghe, J Warford. 1997. The Greening of Economic Policy
Reform. Vol. 2 Case Studies. Washington DC. World Bank.
230 Dajan A. 1978. Pengantar Metoda Statistika. Jilid I. Edisi Kelima.
Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. LP3ES.
Damanhuri E. 2005. Air, Sanitasi dan Udara Bersih Kebutuhan Dasar dalam Lingkungan Permukiman. Jurnal Infrastruktur dan lingkungan
Binaan. Danim S. 2000. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Penerbit Bumi
Aksara. Jakarta. Davis KP. 1954. American Forest Management. McGraw-Hill Book
Company Inc. New York. The United States of America. Delinom RM, D Marganingrum Penyunting. 2007. Sumber Daya Air dan
Lingkungan: Potensi, Degradasi, dan Masa Depan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Jakarta.
[DESDM] Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral. 2009. Pemetaan Zona Wilayah Pengambilan Air Tanah Kabupaten Bogor. Laporan Akhir.
PT Inasa Sakha Kirana. Dinar A, J Lety. 1991. Agricultural Water Marketing, Allocative Efficiency,
and Drainage Reductin. Journal of Environmental Economics and Management, 20 3, 210-23.
Dinar A, MW Rosegart, RM Dick. 2001. Water Allocation Mechanism Principles
and Examples. Http:www.
Worldbank. orgrdvtrainingdinarallcatn.htm. [20 December 2001].
Djajadiningrat ST. 1997. Pengantar Ekonomi Lingkungan. Cetakan Pertama. LP3ES. Jakarta.
Drakel A. 2008. Analisis Kemauan Membayar Masyarakat Perkotaan untuk Jasa Perbaikan Lingkungan Lahan dan Air Studi Kasus DAS Citarum
Hulu. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dudwick N, K Kuehnast, VN Jones, M Woolcock. 2006. Analyzing Social Capital in Context. World Bank Institute. Washington D.C.
Dunn, WN 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
231 Dupuit J. 1993. De L’utilite et de la Mesure La Riforma Sociale Turin dalam
Johansson P.O. 2002. Theory of Economic Valuation of Environmental Goods and Services, page 747 dalam Bergh,
J.C.J.M.V.D., 2002. Handbook of Environmental and Resource Economics. Edward Elgar. UK.
Dye TR. 1976. Policy Analysis. University of Alabama Press. Alabama. Dye TR. 1996. Understanding of Public Policy. New Jersey. Prentice Hall.
USA. Egger K. 1990. Ecofarming: A Synthesis of Old and New.
www.Metafro.beleisa19906.2.3 pdf. 15 April 2007 .
Ehui SK, TW Hertel, PV Preckel. 1990. Forest Resource Depletion, Soil Dynamics and Agricultural Productivity in the Tropics. Journal of
Environmental Economics and Management 18: 136 – 154. USA. Erickson BH. 1996. Culture, Class and Connections. American Journal of
Socilogy 102: 217-51. USA. Eriyatno, F Sofyar. 2007 Riset Kebijakan: Metodologi Penelitian untuk
Pascasarjana. IPB Press. Bogor. Fauzi A, B Leimona, Muhtadi. 2005. Strategi Pengembangan Pembayaran
dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Laporan Lokakarya Nasional, Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. World Agroforestry Centre
ICRAF. Bogor.
Fauzi A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Teori dan Aplikasi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Fisher AC. 1981. Resource and Environmental Economics. Cambridge University Press. Cambridge. Inggris.
Flap HD. 1999. Creation and Returns of Social Capital: A New Research Program La Revue Tocqueville 20:5-26.
Flint RW. 2003. The Sustainable Development of Water Resources. Http:www. Sustainabledevelopmentsolutions.com.[10 July 2003].
Folmer H, HL Gabel. 2000. Principles of Environmental and Resource Economics : A Guide for Student and Decision Makers. Second
Edition. Edward Elgar Publishing Limited. UK. Inggris.
232 Francisco HA. 2003. Environmental Service Payment: Experiences,
Constraints and Potential in The Philippine. RUPES-ICRAF. Bogor. Freeman RE. 1984. Strategic Management: A Stakeholder Approach.
Terjemahan: Manajemen Strategik: Pendekatan terhadap Pihak- pihak Berkepentingan. Seri Manajemen Nomor 107. IPPM Institut
Pendidikan dan Pembinaan Manajemen dan PT Pustaka Binaman Pressindo. Cetakan Pertama. 2005. Jakarta. Pitman Publishing Inc.
Marshfield, Massachussets. USA.
Friedmann J. 1992. Empowerement : The Politics of Alternative Development. Cambridge. Blackwell.
Garrod G, KG Willis. 1999. Economic Valuation of th Environment ; Method and Case Studies. Edward Elgar. USA.
Gisser M, R Johnson. 1983. Institutional Restrictions on the Transfer of Water Rights and the Survival of an Agency in T. Anderson ed..
Water Rights: Scare Resource Allocation, Bureaucracy and the Environment. Cambridge: Ballinger, pp. 137-61.
Gunawan AW, Suminar SA, Laksmi A. 2008. Pedoman Penyajian Karya Ilmiah. Edisi Kedua. Seri Pustaka. IPB Press. Bogor.
Gunawan T, Sukwarjono, Zuharnen, N Khakhin, Sutanto. 2001. Teknologi Otomasi Kartografi dalam Pemodelan Atlas Sumberdaya Air di Pulau
Jawa-Indonesia. Laporan Penelitian Proyek Pengkajian dan Ilmu Pengetahuan dan Terapan, Direktorat Pembinaan Penelitian dan
Pengabdian pada Masyarakat, Ditjen Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Hayati, Gugun G, Setiawan S. 2009. Analisis Dampak Pembayaran Jasa Lingkungan terhadap Pendapatan Rumah tangga Petani dan
Perkembangan Komoditi Agribisnis. Makalah Seminar Peningkatan Daya saing Agribisnis Berorientasi Kesejahteraan Petani. Pusat
Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor 14
Oktober 2009.
Hanley N, CL Spash. 1993. Cost and Benefit Analysis and the Environment. Edward Elgar Publishing. UK. England.
Hardin G. 1968. The Tragedy of the Commons. Science 162: 1243 -1248.
233 Hartwick JM, ND Olewiler. 1986. The Economics of Natural Resource Use.
New York harper and Row Publisher, Inc. Hayward T. 1995. Ecological Thought : An Introduction. Polity Press in
association with Blackwell Publishers Ltd. UK. Hogwood BW, LA Gunn. 1986. Policy Analysis for the Real World. Oxford
University Press. New York. Howe CW, Schurmeier, Shaw. 1986. Innovative Approaches to Water
Allocation: the Potential for Water Markets. Water Resources Research. 22 4: 439 – 445.
Hufschmidt MM, D. E. James, A. D. Meister, B. T. Bower, J. A. Dixon. 1986. Lingkungan, Sistem Alami dan Pembangunan : Pedoman Penilaian
Ekonomis. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta. Hussen AM. 2002. Principles of Environmental Economics: Economics,
Ecology, and Public Policy. Routledge. Taylor and Francis Group. London and New York.
Hyde WF, RA Sedjo. 1992. Managing Tropical Forests: Reflections on the Rents Distribution Discussion. Land Economics 68 3: 343 – 350.
Irawan. 2007. Valuasi Ekonomi Lahan Pertanian, Pendekatan Nilai Manfaat Multifungsi Lahan Sawah dan Lahan Kering: Studi Kasus di
Sub DAS Citarik, Kabupaten Bandung, Jawa Barat [disertasi]. SPs- IPB. Bogor.
Jensen C. 2003. Development Assisstance to Upland Communities in The Philippine. RUPES-ICRAF. Bogor.
Johansson PO. 2002. Theory of Economic Valuation of Environmental Goods and Services, page 747 dalam Bergh, J.C.J.M.V.D., 2002.
Handbook of Environmental and Resource Economics. Edward Elgar. UK.
Johnson N, A White, DP Maitre. 2001. Developing Markets for Water Services from Forests : Issues and Lessons for Innovators. Forest
Trends. Washington, DC. Kahn JR. 1998. The Economic Approach to Environmental and Natural
Resources. Second Edition. Thomson. South Western.
234 Kallesoe M, DD Alvis. 2004. Review of Developments of Environmental
Services Market in Sri Lanka. RUPES-ICRAF. Bogor. Keban YT, 2004. Enam Dimensi Srategis Administrasi Kebijakan Publik :
Konsep, Teori dan Isu. Edisi Pertama. Penerbit Gaya Media. Yogyakarta.
Kirdar U, L Silk ed. : People : Impoverishment to Empowerment. New York. New York University Press.
[KKCS]. 2007. Populasi Penduduk Kota Bogor 2007. Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. Bogor..
[KMNLH]. 1997. Agenda 21 Indonesia. Strategi Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan. Kantor Menteri Negara Lingkungan
Hidup. Jakarta. Kodoatie RJ, R Sjarief. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Edisi Revisi. Penerbit Andi. Yogyakarta. Koskela E, M Ollikainen. 1977. Optimal Design of Forest Taxation with
Multiple Use Characteristics of Forest Stands. Journal of Environmental and Resources Economics 10: 41 – 62.
Kristrom B. 2002. Contingent Valuation in Bergh JCJMVD Handbook of Environmental and Resource Economics. p. 777-795. Edward Elgar
United Kingdom. Ladd G, Y Suvannut. 1976. A Model of Consumer Good Characteristics.
American Journal of Agriculture Economics, 58 : 504 – 510. The United State of America USA.
Lin N. 2001. Social Capital : A Theory of Social Structure and Action. Cambridge University Press. Cambridge.
Loucks DP. 2000. Sustainable Water Resource Management. Water International. 25 1 : 2-10.
Lundin M, S Molander, GM Morrison. 1977. Indicators for Development of Sustainable Water and Waste Water Systems. Paper for Sustainable
Development Research Conference. April 1977. Manchester. Manly BFJ. 2001. Statistics for Environmental Science and Management.
Chapman and HallCRC. The United States of America.
235 Marimin. 2005. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk : Teknik dan
Aplikasi. Cetakan Kedua. Grasindo Widiasarana Indonesia. Jakarta. Marshall A. 1920. Principles of Economics. 8
th
Mustopadidjaja AR. 1992. Studi Kebijaksanaan, Perkembangan, dan Penerapannya dalam Rangka Administrasi dan Manajemen
Pembangunan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. LP FE-UI. Jakarta.
edition. London. Macmillan dalam Johansson P.O. 2002. Theory of Economic Valuation of
Environmental Goods and Services, page 747 dalam Bergh, J.C.J.M.V.D., 2002. Handbook of Environmental and Resource
Economics. Edward Elgar. UK.
Mawardi M. Ikhwanuddin. 2009. Krisis Sumber Daya Air di Pulau Jawa dan Upaya Penanganannya: Proyeksi Tahun 2025. Orasi Pengukuhan
Profesor Riset Bidang Hidrologi dan Konservasi Tanah. BPPT-LIPI. Penerbit IPB Press. Bogor.
McKitrick R. 2005. Environmental Economics. Department of Economics. University of Guelph.
Mihalic T. 2003. Economic Instruments of Environmental Tourism Policy Derived from Environmental Theories Faculty of Economics, Univ. of
Ljubljana, Slovenia dalam Fennel D.A., R.K. Dowling Eds. 2003. Ecotourism Policy and Planning. CAB International. p. 99-120.
Mitchell RC, RT Carson 1989. Using Surveys to Value Public Goods: The Contingent Valuation Method. Washington DC: Resources for the
Future. Moekija. 1995. Analisis Kebijakan Publik. Penerbit Mandar Maju. Bandung.
Mulyono S. 1996. Teori Pengambilan Keputusan. Edisi Revisi. Lembaga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. LP FE-UI. Jakarta.
Munasinghe M. 1993. Environmental Economics and Sustainable Development. World Bank Environmental Paper Number 3. The
World Bank. Washington, D.C. Murray BC, WN Thurman, A Keller. 2001. Adjusting for Tax Interaction
Effects in the Economic Analysis of Environmental Regulation: Some Practical Considerations. Working Paper 03. Januari 2001. Research
Triangle Institute RTI International.
236 Narimawati U. 2008, Teknik-teknik Analisis Multivariat untuk Riset Ekonomi.
Graha IImu. Yogyakarta. Navrud S. 2000. Strengths, Weaknesses and Policy Utility of Valuation
Techniques and Benefit Transfer Methods dalam Irawan. 2007. Valuasi Ekonomi Lahan Pertanian, Pendekatan Nilai Manfaat
Multifungsi Lahan Sawah dan Lahan Kering Studi Kasus di Sub DAS Citarik, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. SPs-IPB. Bogor.
Nurcholis H. 2007. Teori dan Praktik. Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Edisi Revisi. Cetakan Kedua. Grasindo. Jakarta.
[ODA] Overseas Development Administration. 1995. Guidance Note on How To Do Stakeholder Analysis of Aid Projects and Programmes.
Social Development Department. London. Ollikainen M. 1988. Sustainable Forestry: Timber Bequests, Future
generations and Optimal Tax Policy. Journal of Environmental and Resources Economics 12: 255 – 273.
Ostrom E. 1990. Governing the Commons. The Evolution of Institutions for Collective Action. Cambridge University Press.
Ostrom E. 2003. How Types of Goods and Property Rights Jointly Affect Collective Action. Journal of Theoretical politics. Vol 5. No.3:239-270.
Ostrom E, J Burger, CB Field, RB Norgaard, D Policansky. 1999. Revisiting the Commons: Local Lessons Global Challenges.
Pakpahan A. 1989. Kerangka Analitik untuk Penelitian Rekayasa Sosial: Persfektif Ekonomi Institusi. Prosiding Patanas. Evolusi
Kelembagaan Pedesaan di Tengah Perkembangan Teknologi Pertanian. Pusat Penelitian Agro Ekonomi. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
Panayotou T. 1994. Economic Instruments for Environmental Management and Sustainable Development. International Environment Program
Harvard Institute for International Development Harvard University. UNEP-EEU. USA.
Parry. 1995. Pollution Taxes and Revenue Recycling. Journal of Environmental Economics and Management 29 : 64 – 77.
237 Pasaribu HS. 1999. DAS Sebagai Satuan Perencanaan Terpadu
dalamKaitannya dengan Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sektoral Berbasiskan Konservasi Tanah dan Air. Seminar Sehari
PERSAKI. DAS Sebagai Perencanaan Terpadu dalam Pengelolaan Sumberdaya Air. 21 Desember 1999. Jakarta.
[PEMDA] Pemerintah Daerah Kota Bogor. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Bogor LKPj Walikota Tahun 2005,
Tahun 2006, Tahun 2007, Tahun 2008, dan Tahun 2009. Bogor. [PEMDA] Pemerintah Daerah Kota Bogor. Laporan Pertanggungjawaban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah LPAPBD Tahun 2005, Tahun 2006, Tahun 2007, Tahun 2008, dan Tahun 2009. Bogor.
[PEMDA] Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor LKPj Bupati Tahun 2005, Tahun
2006, Tahun 2007, Tahun 2008, dan Tahun 2009. Bogor. [PEMDA]
Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Laporan
Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah LPAPBD Tahun 2005, Tahun 2006, Tahun 2007, Tahun 2008, dan
Tahun 2009. Bogor.
[PEMDA] Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Peta Hidrogeologi Kabupaten Bogor.
http:www.bogorkab.go.id . Bogor.
Perkins J. 2004. Confessions of an Economic Hit Man. First Edition. Berrett Koehler Publishers, Inc. The United States of America.
Perman R, Y Ma, J McGilvary, M Common., 2003. Natural Resource and Environmental Economics. Third Edition. Pearson Education
Limited. Edinburgh Gate. Harlow. Pearson S, C Gotsch, S Bahri. 2005. Aplikasi Policy Analysis Matrix pada
Pertanian Indonesia. Edisi Pertama. Yayasan Obor. Jakarta. [PSLH-UGM]. 2001. Metode Valuasi Ekonomi Lingkungan. Edisi I. Pusat
Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Putri EIK. 2002. Partizipativen Ansatzen am Beispiel des Gunung Gede
Pangrango Nationalparks in Indonesien. Cuvilier verlag Gottingen. German.
238 Putri EIK. 2003. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Bahan Kuliah
m.a. Ekonomi Lingkungan PSL 625. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Putri EIK. 2007. Penilaian Ekonomi Lingkungan untuk Penentuan Kebijakan Lingkungan. Bahan Kuliah m.a. Ekonomi Lingkungan dan Analisis
Kebijakan PSL 713. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Rachmat A. 2007. 2007 Dampak Perubahan Tata Guna Lahan terhadap Ketersediaan Air Tanah di DAS Citanduy Berdasarkan Koefisien
Infiltrasi dalam Delinom RM, D Marganingrum Penyunting. 2007. Sumber Daya Air dan Lingkungan: Potensi, Degradasi, dan Masa
Depan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Jakarta. Hal. 21-34.
Rahadian NP. 2005 Implementasi Hubungan Hulu – Hilir melalui Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan di daerah Aliran Sungai
Cidaun Banten. Makalah dalam Lokakarya Nasional: Strategi Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di
Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. ICRAF - Bappenas. Jakarta. Rekonvasi Bhumi Serang-Banten.
Rahim A. DRD Hastuti. 2008. Ekonomika Pertanian Pengantar, Teori dan Kasus. Cetakan Kedua. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ramdan H. 2004. Analisis Kebijakan Prospek Alokasi Air Lintas Wilayah dari Gunung Ciremai Propinsi Jawa Barat. Jurnal Penelitian
Kehutanan Wana Mukti. 2 2: 28 – 35. Jakarta. Ramdan H. 2006. Pengelolaan Sumber Air Minum Lintas Wilayah di
Kawasan Gunung Ciremai Propinsi Jawa Barat. [disertasi]. SekolahPascasarjana.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ramirez R. 1999. Stakeholder Analysis and Conflict Management in Buckles, D ed.. Conflict and Collaboration in Natural Resource
Management. IDRCWorld Bank Institute, Ottawa and Washington D.C. The United States of America.
Randall A. 1981. Resource Economics. An Economic Approach to Natural resource and Environmental Policy. Grid Publishing, Inc. USA.
239 Reksohadiprodjo S, Andreas Budi Purnomo Brodjonegoro. 1989. Ekonomi
Lingkungan Suatu Pengantar. BPFE. Yogyakarta. Riyadi DMM. 2005. Keynote Speaker dalam Lokakarya Nasional: Strategi
Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. ICRAF - Bappenas.
Jakarta.
Rosa H, S Kandel, L Dimas. 2003, Kompensasi Jasa Lingkungan dan Masyarakat Pedesaan. Pengalaman dari Benua Amerika dan Isu-isu
Utama Penguatan Strategi Masyarakat Penerjemah Vera Dian Damayanti. Prisma Program Riset Salvador untuk Pembangunan
dan Lingkungan. El-Salvador. C.A.
Roumasset J, R Smith. 2001. Inter District Water Allocation with Conjunctive Use. Water Resource Update 118: 68-73.
Russell CS, PT Powell dalam Bergh JCJMV 1999. Handbook of Environmental and Resource Economics. Edward Elgar. UK.
Rustiadi E. 2006. Sumberdaya Bersama: Kerangka Teori Dasar, Isu dan Tantangan Masa Depan di Indonesia. Bahan Kuliah m.a. Sistem
Penataan Ruang dan Lingkungan PSL 705. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rustiadi E. 2007. Aspek Kelembagaan dan Modal Sosial dalam Pengelolaan Sumberdaya Berkelanjutan. Bahan Kuliah m.a. Sistem
Penataan Ruang dan Lingkungan PSL 705. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Saaty TL. 1990. The Analytic Hierarchy Process. RWS Publication. Pittsburg.
Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang
Kompleks. Seri Manajemen No. 134. Cetakan Kedua. PT Gramedia. Scalera D. 1996. Optimal Consumption and the Environmental : Choosing
between “Clean” and “Dirty” Goods. Journal of Environmental and resources Economics. Vol. 7: 375 – 389.
240 Salim E. 1990. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Cetakan Ketiga.
LP3ES. Jakarta. Salim E. 2005. Resource Management Aspects of Sustainable
Development. Makalah dalam Lokakarya Nasional: Strategi Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di
Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. ICRAF - Bappenas. Jakarta.
Sanim B. 2003. Ekonomi Sumberdaya Air dan Manajemen Pengembangan Sektor Air Bersih Bagi Kesejahteraan Publik. Orasi
Ilmiah Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 27
September 2003. Bogor.
Sanim B. 2005. Kebijakan. Bahan Kuliah m.a. Ekonomi Lingkungan dan Analisis Kebijakan PSL 713. Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. SPs, IPB. Bogor. Santoso S. 2010. Statistik Multivariat: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Penerbit PT Elex Media Komputindo. Kompas Gramedia. Jakarta. Schlager E, E Ostrom. 1992. Property Rights Regime and Natural
Resources: A Conceptual Analysis. Lands Economics. Vol 68. No. 3. August 1992.
Sedjo RA. 1987. Incentives and Distortions in Indonesia Forest Policy. Environmental Division. ASTEN. The World Bank. USA.
Senge PM. 1995. The Fifth Disipline Fieldbook. Nicholas Brealey Publishing Limited. London.
Seragaldin I. 1994. Water Supply Sanitation and Environmental Sustainability:the Financing Challenge. World Bank. Washington
D.C. The United States of America. Seragaldin I, A Steer Editors. A Hetzner Editorial Consultant 1994.
Valuing the Environment. Proceeding of the First Annual International Conference on
Environmentally Sustainable Development. September 30 – October 1, 1993. Environmentally
Sustainable Development Proceeding Series No. 2 The Word Bank. Washington D.C.
241 Seta AK. 2007. Evaluasi Kebijakan Lingkungan. Bahan Kuliah m.a.
Ekonomi Lingkungan dan Analisis Kebijakan PSL 713. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Shah F, D Zilberman, U Chakravorty. 1993.Water Rights Doctrines and Technology Adoption in K Hoff, A Braverman and J Stiglitz eds. The
Economics of Rural Organization Theory. Practice and Policy. New York: Oxford University Press, pp. 479 – 99.
Siegel S. 1990. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Cetakan Keempat. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.
Soenaryo TM, T Waluyo, A Harnanto. 2005. Pengelolaan Sumberdaya Air: Konsep dan Penerapannya. Bayumedia Publishing. Malang.
Sterner T, 2003. Policy Instruments for Environmental and Natural Resource Management. Resources for the Future, the World Bank.
Washington D.C. and Swedish International Development Cooperation Agency. Stockholm, Sweden.
Sudjana. 1986. Metoda Statistika. Edisi Ke-4. Penerbit Tarsito. Bandung. Suharto E. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Panduan Praktis Mengkaji
Masalah dan Kebijakan Sosial. Edisi Revisi Cetakan Keempat. Alfabeta. Bandung.
Suparmoko M. 1989. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Suatu Pendekatan Teoritis. PAU – Studi Ekonomi. UGM. Yogyakarta.
Suparmoko M, Suparmoko MR. 2000. Ekonomika Lingkungan. BPFE. Yogyakarta.
Supranto J. 2004. Analisis Multivariat: Arti dan Interpretasi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Sutamihardja RTM. 2004. Perubahan Lingkungan Global. Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. SPs IPB. Bogor.
Sutamin S. 2005. Pengembangan Jasa Lingkungan di Kabupaten Lombok. Makalah dalam Lokakarya Nasional: Strategi Pengembangan
Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. ICRAF - Bappenas. Jakarta.
242 Sutopo MF. 1992. Analisis Nilai Sewa Ekonomis sebagai Sewa
Sumberdaya dalam Pengelolaan Hutan Tropis di Indonesia [tesis]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sutopo MF. 1994. Nilai Sewa Ekonomis sebagai Sewa Sumberdaya dalam Pengelolaan Hutan Tropis di Indonesia: Studi Kasus di Riau dalam
Oyvind Sandbukt dan Harry Wiriadinata. 1994. Rain Forest and Resource Management. Proceedings of the NORINDRA Seminar.
Jakarta, 25 – 26 May 1993. Indonesia Institute of Sciences LIPI. Jakarta.
Sutopo MF. 1995. Serasah Ekonomi Sumberdaya Hutan Tropis Indonesia. Institute for Islamic Economics Studies I
2
Wahab SA 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Cetakan Kedua. UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang. UMM Press.
Malang. ES. Yayasan Khoiru
Ummah. Bogor. Syaukat Y. 2000. Economics of Integrated Surface and Groundwater Use
Management in The Jakarta Region, Indonesia. Ph.D. Thesis. Faculty of Graduate Studies. University of Guelph. Canada.
Tampubolon R, 2007. Analisis Perubahan Kualitas Lingkungan Daerah Aliran Sungai Citarum, Jawa Barat dan Pengaruhnya terhadap Biaya
Produksi PLTA dan PDAM Studi Kasus PLTA Saguling, PLTA Cirata, PLTA Jatiluhur, PDAM Purwakarta dan PDAM DKI Jakarta.
[Disertasi]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tientenberg T, 1992. Environmental and Natural Resources Economics. Third Edition. New York. Happer Collins Publisher.
Turner RK, Pearce D, Bateman I. 1994. Environmental Economics. An Elementary Introduction. Harvester Wheatsheaf.
Uyanto SS, 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Edisi 3. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Vincent JR. 1988. Malaysia : Key Player in International Trade. Journal of Forestry 86 12: 32 – 35. Malaysia.
Vincent JR. 1990. Rent Capture and Feasibility of Tropical Forest Management. Land Economics. Vol. 66 May: 212 – 223. The
Board of Regents of the University of Wisconsin System. USA.
243 Walpole RE. 1988. Pengantar Statistika. Edisi Ketiga. Penerbit PT
Gramedia. Jakarta. [WCED] World Commission on Environment and Development. 1988. Hari
Depan Kita Bersama Our Common Future. PT Gramedia. Jakarta. Wilson EM. 1993. Hidrologi Teknik. Terbitan ke-4. Terjemahan dari
Engineering Hydrology. 1969. The Macmillan Press LTD. Hampshire. London. Penerbit ITB. Bandung.
[WJEMP] Western Java Environment Management Programme. 2004. Draft Report: Strategi Pengelolaan Lingkungan Kota Bogor. WJEMP.
Bogor. [World Bank]. 1997. Five Years after Rio : Innovations in Environmental
Policy. Environmentally Sustainable Development Studies and Monograph Series, No. 18. dalam Sterner, Thomes., 2003. Policy
Instruments for Environmental and Natural Resource Management. Resources for the Future. The World Bank and Swedish
International Development Cooperation Agency. Stockholm,
Sweden. Wulandari C. 2005. Peningkatan Kapasitas untuk Penguatan Para
Pemangku Peran Stakeholders Pengelola Jasa Lingkungan. Makalah dalam Lokakarya Nasional: Strategi Pengembangan
Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. WWF Indonesia dan Universitas Lampung. ICRAF.
Yudo S. 1999. Analisis dan Proyeksi Kebutuhan Air di DKI Jakarta. Jurnal Sains dan teknologi Indonesia 1 : 228 – 235.
Zaini LA. 2005. Program Pengelolaan Perlindungan Sumber Air Baku PDAM Menang Mataram, Nusa Tenggara Barat. Makalah dalam Lokakarya
Nasional: Strategi Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. ICRAF.
Zeleny M. 1982. Multiple Criteria Decision Making. McGraw-Hill Series in Quantitative Methods for Management. McGraw-Hill Book Company.
The United States of America. Zilberman D, Leslie Lipper. 2002. The Economics of Water Use dalam
Bergh JCJMVD Handbook of Environmental and Resource Economics. Edward Elgar. UK.
244
245
LAMPIRAN
Tabel 4.1 Jumlah Mata Air pada DAS Cisadane Hulu No.
Nama Mata Air
DAS Sub DAS
Desa Blok Keca-
matan Nilai
Skor Luas
Ha
1. Curuggalong
Cisadane Tangkil
Curug- galong
Caringin 82
412,64 2.
Basbak Cisadane
Benteng Ciampea
83 3.
Cocok Cisadane
Ciampea Ciampea
83 15464,52
4. Ciburial
Cisadane Ranca-
bungur Ranca-
bungur 83
1039,88 5.
Cimulang Cisadane
Cimulang Ranca-
bungur 82
6. Tirta
Pangrango Cisadane
Cibedug Ciawi
77 260,77
7. Babakan
Cisadane Banjarwaru
Babakan Ciawi
75 8.
Ciaul Cisadane
Cibedug Ciaul
Ciawi 74
147,88 9.
Cibedug I Cisadane
Cibedug Bedug
Ciawi 78
10. Cibedug II
Cisadane Cibedug
Ciaul Ciawi
78 11.
Cibedug III Cisadane
Cisalada Cibedug
Ciawi 74
12. Ciburial 2
Cisadane Tangkil
Ciburial Caringin
76 223,99
13. Pancawati
Cisadane Pancawati
Caringin 74
8,72 14.
Cipangu- suhan
Cisadane Pancawati
Caringin 80
885,41 15.
Batukarut Cisadane
Pasirbuncir Batukarut
Caringin 78
234,52 16.
Kampung- tama
Cisadane Sirnagalih
Tamansari 78
17. Babakan
Ciampea Tapos I
Kampung Babakan
Tenjolaya 70
18. Ciburial
Ciampea Tapos I
Kampung Jagapati
Tenjolaya 77
19. Gunung
Malang Cinang-
neng Hulu Gunung
Malang Tenjolaya
75
246 Lanjutan ....
No. Nama Mata
Air DAS Sub
DAS Desa Blok
Keca- matan
Nilai Skor
Luas Ha
20. Situ Daun 2
Cisadane Situ Daun
Tenjolaya 77
21. Bojong 1
Cihideng Cihideng Ilir
Ciampea 69
22. Bojong 2
Cihideng Cisadane
Cihideng Ilir Ciampea
72 23.
Lebong Cisadane
Benteng Ciampea
66 111,04
24. Ciaruten
Udik 1 Cisadane
Ciaruten Udik
Cibung- bulang
80 25.
Ciaruten Udik 2
Cisadane Ciaruten
Udik Cibung-
bulang 80
360,95 26.
Ciaruten Udik 3
Cisadane Ciaruten
Udik Cibung-
bulang 78
152,05 27.
Pesantren Sahid
Cisadane Gunung
Menyan Pamijahan
71 413,58
28. Pancoran
Tujuh Cisadane
Gunung Bunder
Pamijahan 78
29. Barengkok
Cisadane Barengkok
Leuwiliang 68
14763,65 30.
Karacak Cisadane
Karacak Leuwiliang
80 1979,51
31. Leuwi-
bengkok Cisadane
Sadeng kolot Leuwi-
sadeng 70
32. Cimapag
Cisadane Babakan
sadeng Leuwi-
sadeng 72
33. Cimanisrasa
Cisadane Sadeng kolot
Leuwi- sadeng
80 34.
Cisalada Cibuluh
Cikaniki Cisadane
Kiarasari Sukajaya
hulu, arah Nang-
gung 77
321,88
35. Cisangku-
Cihalang Cisadane
Curug Bitung Nanggung
71 17,86
36. Cima-
nganten 1 Cikaniki
Cisadane Bantarkaret
Sub Cima- nganten
Nanggung 76
37. Cima-
nganten 2 Cikaniki
Cisadane Bantarkaret
Nanggung 74
38. Cimahpak
Cikaniki Cisadane
Hambaro Nanggung
80 39.
Borutujuh, Ciahok
Cikaniki, Cisadane
Cigudeg Cigudeg
Rumpin 72
154,18 40.
Cikaung Cisadane
Banyuwangi Cigudeg
Rumpin 73
185,91 41.
Ciangger Cisadane
Wargajaya Cigudeg
Rumpin 76
42. Cibitung
Cisadane Wargajaya
Cigudeg 80
976,75
247 Lanjutan .....
No. Nama Mata
Air DAS Sub
DAS Desa Blok
Keca- matan
Nilai Skor
Luas Ha
43. Cidokom
Citempan Cisadane
Cidokom Rumpin
71 140,47
44. Citeras
Citempan Cisadane
Leuwibatu Kampung
Citeras Rumpin
72 19048,99
45. Pabuaran
Cisadane Rabak
Kampung Pabuaran
Rumpin 66
76,70 46.
Barengkok Cisadane
Cipinang Barengkok
Rumpin 69
1067,56 47.
Gunung Bunder 21
Cisadane Gunung
Bunder 2 Pamijahan
55 48.
G.Bunder 22 Cisadane
G. Bunder 2 Pamijahan
55 49.
Keroncong Cisadane
Pamijahan Kampung
Keroncong Pamijahan
47 50.
Keroncong Cisadane
Pamijahan Kampung
Keroncong Pamijahan
47 51.
Gunung Picung
Cisadane Gunung
Picung Pamijahan
44 52.
Sukajadi 1 Ciapus
Cisadane Sukajadi
Tamansari 55
53. Sukajadi 2
Ciapus Cisadane
Sukajadi Tamansari
55 54.
Sukajadi 3 Ciapus
Cisadane Sukajadi
Tamansari 58
55. Sukajadi 4
Ciapus Cisadane
Sukajadi Tamansari
58 56.
Sukajadi 5 Ciapus
Cisadane Sukajadi
Tamansari 47
57. Jagapati
Ciampea Cisadane
Tapos I Kampung
Jagapati Tenjolaya
58 58.
Situ Daun 1 Cisadane
Situ Daun Tenjolaya
58
Sumber : BPDAS Citarum-Ciliwung 2007. Data Diolah. Keterangan:
Menunjukkan Nilai Skor pada Mata Air, terdiri dari :
1. Mata Air termasuk Kategori Sangat Prioritas Skor 80, butir 1 – 5 2. Mata Air termasuk Kategori Prioritas Skor 61 - 80, butir 6 – 45
3. Mata Air termasuk Kategori Agak Prioritas Skor = 60, butir 46 – 58
Menunjukkan Luas Daerah Resapan yang Teridentifikasi pada berbagai tempat Mata Air dalam hektar.
248
Tabel 4.2 Inventarisasi Sungai dan Anak-anak Sungai Cisadane
Sungai dan Anak Cisadane Lintas Kabupaten - Kota Bogor
No Su-
ngai Uta-
ma Anak
Sungai Orde-1
Anak Sungai
Orde-2 Anak
Sungai Orde-3
Anak Su-ngai
Orde-4 Panjang
km Debit
Liter detik Luas
km
2
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Maks
Min
1 Cisa- dane
116.750 28.594
10.420 1.466,46
Cibatukaret 1,50
Cisalopa 3,75
4,24 Cigombong
5,00 10,68
Ciseblak 5,50
2,47 Coblogobang
3,75 Cibogo
5,50 3,43
Cinagara 13,80
1.879 357
21,85 Cigimbal
1,25 Cipapokol
6,00 4,19
Cipanggiling 1,75
Cikutu 1,25
Ciadeg 3,00
3,41 Cimanggis
2,25 1,02
Cicaringin 2,25
3,34 Cipicis
1,25 1,74
Ciibah 1,50
0,98 Cigembrong
4,50 Cisinem
2,00 Cigenteng
2,50 3,49
Ciputat 1,50
2,25 Cibadak
11,75 10,60
Cikuda 1,50
1,57 Cipelang
0,50 Cimenteng
5,50 2,01
Cibatulawang 2,00
0,32 Cibe-
gang 1,50
0,29 Cikiara
1,50 Cimande
16,80 34,94
Ciheranggede 11,80
1.219 150
10,37 Ciwates
2,25 Ciletuh
5,25 10,30
Ciherangsakim 10,00
5,02 Cipa-
sir- kuda
1,75 0,53
Cimulang 1,00
0,60 Cicandu
0,75 0,35
Cilemahduwur 2,00
0,57 Cisarua
4,50 2,96
Cihideung 7,00
8,52
249 Lanjutan …..
Sungai dan Anak Cisadane Lintas Kabupaten - Kota Bogor
No Su-
ngai Uta-
ma Anak
Sungai Orde-1
Anak Sungai
Orde-2 Anak
Sungai Orde-3
Anak Sungai
Orde-4 Panjang
km Debit
Liter detik Luas
km
2
Ciparakalih 2.50
3,24 Ciwarukuning
1.50 Cikereteg
18,10 1.155
173 27,13
Cicukanggaleuh 2,50
1,60 Cipalayangan
2,00 2,50
Cilebakcipaok 1,75
0,37 Cilebakciderung
2,00 Cidahu
2,50 0,87
Cipalasari 2,00
Ciletuh 1,50
3,51 Cibedug
4,50 1,60
Cipondikmenteng 4,50
1,59 Ciantawis
2,00 Nyongkokot
1,25 Cipaku
3,75 8,21
Cilulumpang 3,75
1,96 Cileuwibangke
1,50 3,49
Cibojong- pasantren
2,00 Cibojong-
poponcat 2,50
Cikobak 2,18
Cipalasari 8,75
6,18 Cipicung
6,50 2,39
Cijeruk 4,00
4,38 Ciangga
2,50 0,59
Cipinanggading 11,00
22,31 Cipalayangan
2,75 Cileungsir
6,62 3,10
Ciselajambe 1,00
Cilutung 1,25
Cibeureum 1 7,40
1.109 486
Cinangka 2,00
Cimuncang 5,00
1,85 Cisaat
2,75 2,41
Cika- rasak
2,00 0,80
Cinala 1,25
0,24 Cigadog
3,75 1,55
Cikaret 2,50
2,87 Ciapus
13,00 159
123 53,66
Cisindangbarang 9,50
3.839 292
14,95 Ciomas
4,50 4,26
Cikoneng 3,75
1,91 Ciherang
21,60 7,18
250 Lanjutan …..
Sungai dan Anak Cisadane Lintas Kabupaten - Kota Bogor
No Su-
ngai Uta-
ma Anak
Sungai Orde-1
Anak Sungai
Orde-2 Anak
Sungai Orde-3
Anak Sungai
Orde-4 Panjang
km Debit
Liter detik Luas
km
2
Cilubang 4,00
1,17 Cibinong
4,50 0,64
Cihideung 12,5+
35,73 Cibeureum 2
10,00 Cikirieun
4,50 Cisasah
4,50 5,54
Ciampea 22,10
8.832 468
58,42 Cinangka
6,50 Cinangneng
18,60 5.642
335 22,57
Cikalancing 6,00
Ciaruteun 13,750+
28,78 Cianteun
37,50 68.401
6.402 411,20
Cibungbulang 12,10
9,85 Cikompeni
8+ 5,46
Cikereo 2,75
Cikaniki 41,60
411,20 Cibeber
8,75 10,28
Cianiwung 3,50
3,21 Cisalak
3,00 Cisadeng
4,25 9,91
Cisadeng II 5,50
4,22 Cisarateun
6,25 8,30
Cimapang 3,00
3,75 Cinanggung
3,00 1,64
Cikunang 2,75
Cikaung 2,25
Cisaninteun 1,25
4,27 Cikuluwung
2,25 24,27
Cijampangbulu 2,50
Cigamea 12,90
12.557 1.157
17,08 Cigatet
2,75 Citeureup
11,50 6.771
1.716 32,13
Ciletuh 7,00
11,73 Cibeteungleutik
6,25 Citempuan
19,50 3.928
688 63,87
Cibodas 5,00
Ciguha 1,75
4,58 Cikarang
2,50 Cipinang
12,50 2.026
350 23,90
Cilangkap 4,00
3,89 Cihowe
10,50 26,55
K. Bualan 3,25
Cibogo 7,50
1,64 Cikuya
4,00
Sumber : Balai PSDA Wilayah Sungai Ciliwung – Cisadane, Bogor, Maret 2010
251 Tabel 4.3 Hujan Maksimum, Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan
di DAS Cisadane Hulu 1967-2009 Tahun
Hujan Maksimum mm
Jumlah Curah Hujan mm
Jumlah Hari Hujan HH
1967 78
3801 163
1968 80
4722 215
1969 95
3262 168
1970 80
2401 168
1971 114
3951 164
1972 60
2950 164
1973 176
5684 209
1974 190
5386 203
1975 145
4386 188
1976 108
3632 185
1977 128
4881 203
1978 210
5299 214
1979 150
4376 199
1980 132
5304 200
1981 183
5193 224
1982 108
3976 173
1983 120
3600 168
1984 140
4972 203
1985 138
4349 167
1986 108
4871 176
1987 115
3696 161
1988 106
3377 149
1989 147
4315 171
1990 129
4427 198
1991 125
3463 156
1992 112
4014 179
1993 157
4688 194
1994 105
4094 167
1995 96
4702 196
1996 129
4005 214
1997 172
3013 152
1998 116
4075 224
1999 163
3409 231
2000 96
3223 195
2001 96
3253 199
2002 133
4484 184
2003 99
3886 145
2004 93
3945 172
2005 134
4674 184
2006 104
3561 141
2007 157
3131 156
2008 144
4142 183
2009 112
3542 150
Sumber : BPSDA Ciliwung – Cisadane, Maret 2010.
252 Tabel 4.4 Kualitas Air Sungai Cisadane 2009
No. Parameter
Satuan Baku
Mutu BML
Air Kelas I
Rata-rata Rata-
rata Ta- hunan
Kete- rangan
Sem 1 Sem 2
Fisika 1.
Temperatur ± 3
C 25
26 25
BML 2.
Residu Terlarut
TDS mgl
1000 52
60 56
BML 3.
Residu Tersuspensi
TSS mgl
50 54
86 70
BML
4. Daya Hantar
Listrik DHL µmhocm
- 127.74
113.19 120.46
5. Kekeruhan
Skala NTU -
73.29 76.39
74.84 Kimia
6. pH
mgl 6-9
7.63 7.42
7.53 BML
7. Sulfida S
2-
mgl 0.002
0.034 0.040
0.037 BML
8. Khlorin bebas
Cl
2
mgl 0.03
0.114 0.137
0.126 BML
9. Ammonia
NH
3-
mgl N
0.5 0.064
0.048 0.056
BML 10.
Nitrat NO
3-
mgl N
10 1
0.879 0.949
BML 11.
Nitrit NO
2-
mgl N
0.06 0.021
0.017 0.019
BML 12.
COD mgl
10 23.29
161.43 92.36
BML
13. Phosphat
PO
4 2-
mgl 0.2
0.286 0.223
0.254 BML
14. Oksigen
Terlarut DO mgl
6 7.57
7.14 7.35
BML
15. Barium Ba
mgl 1
0.06 0.03
BML 16.
Kromium Heksa Cr
6+
mgl 0.05
0.026 0.027
0.027 BML
17. Sianida CN
mgl 0.02
0.043 0.038
0.041 BML
18. Sulfat SO
4 2-
mgl 400
7.57 3.86
5.71 BML
19. Mangan Mn
mgl 0.1
0.843 0.614
0.729 BML
20. Seng Zn
mgl 0.05
0.019 0.013
0.016 BML
21. Tembaga
Cu mgl
0.02 0.154
0.077 BML
Mikrobiologi 22.
E. Coli Jml100ml
100 BML
23. Total Coliform
Jml100ml 1000
1 314 31 800
16 557 BML
Sumber : [BLH] Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor. 2009. Data Diolah.
Keterangan: Nilai diatas Baku Mutu Lingkungan BML Kualitas Air
adalah : TSS, Sulfida, Khlor Bebas, COD, Phosphat, Oksigen Terlarut DO, Sianida, Mangan, Tembaga, dan
Total Coliform.
253 Tabel 4.5 Perusahaan Pemanfaat Air Bersih di DAS Cisadane Hulu,
Kecamatan Ciawi, 2009 No.
Kecamatan Sampel
Nama perusahaan
Lokasi Mata Air
Debit m
3
Keterangan hari
1. Ciawi
Azis Marzuki Citapen
200 Sejak 2008, Air Curah; belum
ada izin IPA dari ESDM 2.
Ciawi Briah Makmur
Drs. Robinson Manurung
Jambu Luwuk
150 Air Curah; Sejak 2008;
izin ESDM terbit tanggal 08022008
dan Juni 2009 ditutup oleh Masyarakat
3. Ciawi
M. Edison P. St. Pane CKE
Cibedug 200
Sejak 2007; Air Curah dan Gallon AMDK;
izin ESDM terbit tanggal 04122007
4. Ciawi
H. Ahmada Fatimah
Jambu Luwuk
200 Air Curah; Sejak 2007;
izin ESDM terbit tanggal 14122007
dan Juni 2009 ditutup oleh Masyarakat
5. Ciawi
M. Agus Yulianto
Cibedug 138
Sejak 2007; Air Curah;
izin ESDM terbit tanggal 12092007
6. Ciawi
Tirta Widi Jambu
Luwuk 160
Sejak 2005, belum ada izin IPA dan Juni 2009 ditutup
oleh Masyarakat 7.
Ciawi Laura Tirta
Cibedug 160
Sejak 2008 dan belum ada izin IPA
8. Ciawi
Sendang Tridarma
Cibedug 20
Sejak 2007;
izin ESDM terbit tanggal 23022008
1.228 Ekuivalen 14,22 ldet
9. Bojong
Murni, Ciawi
Aquasis Indonesia dan
CV MAP Bojong
Murni 1.200
Sejak 2000; dan 2006 pindah ke Seuseupan; Izin gabung
dengan Azis Marzuki 10.
Ciawi Alam Tirta
Pangrango, PT Cisalada,
Cibedug 300
Sejak 2007;
izin ESDM terbit tanggal 14122007
11. Ciawi
Cikahuripan, CV
Cibedug 70
Sejak 2007;
izin ESDM terbit tanggal 14122008
12. Ciawi
Tirta Alam Pangrango, CV
Cibedug 200
Sejak 2003; Perpanjangan
izin ESDM terbit tanggal 11122006
Jumlah Badan usaha
1.770 Ekuivalen 20,50 ldet
13. Ciawi
MA Cibedug milik PDAM
Tirta Kahuripan Cibedug
1.642 Selain untuk PAM rumah
tangga air bersih, dijual pula dalam bentuk Air Curah
Jumlah PDAM
1.640 Ekuivalen 18,98 ldet
Jumlah Potensi Air Curah
Ciawi 4.640
Bila dikonversi dalam ldet adalah 53,70 ldet
Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Bogor, Maret 2010 dan Hasil Penelitian. Data Diolah.
254 Tabel 4.6 Perusahaan Pemanfaat Air Bersih di DAS Cisadane Hulu,
Kecamatan Caringin, 2009 No.
Keca- matan
Sampel Nama
perusahaan Lokasi
Mata Air Debit
m
3
Keterangan hari
1. Caringin
Budi Kosasih Caringin
120 AMDK; izin ESDM terbit
tanggal 30052008 2.
Caringin Syahril
Caringin 120
AMDK; izin ESDM terbit tanggal 19102004
240 Ekuivalen 2,78 ldet
3. Caringin
PT Aqua Asia Irinda dan CV
MAP Bojong
Murni 120
Sejak 2000; dan sejak 2006 dan pada 2008 pindah ke
Caringin mendirikan AMDK 4.
Caringin Buana Tirta
Abadi Citra Sela Buana
Caringin 400
AMDK; izin ESDM terbit tanggal 25072008
5. Caringin
Super Wahana Tech-no, Sinar
Mas Group Zamzami
Amin Caringin
200 AMDK; izin ESDM terbit
tanggal 04122007
6. Caringin
Tirta Sariaji Caringin
120
840 Ekuivalen 9,72 ldet
7. Caringin
PDAM Tirta Pakuan
Ciburial, Tangkil,
Caringin 10.368
Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM terbit tanggal
27052008
10.368 Ekuivalen 120 ldet
Total Caringin 11.448 Ekuivalen 132,50 ldet
Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Bogor, Maret 2010 dan Hasil Penelitian. Data Diolah.
255 Tabel 4.7 Perusahaan Pemanfaat Air Curah di DAS Cisadane Hulu,
Kecamatan Cijeruk, 2009 No.
Kecamatan Sampel
Nama perusahaan
Lokasi Mata Air
Debit m
3
Keterangan hari
1. Cijeruk
Tuti Alawiyah
Indra Surkana Cijeruk
50 Air Curah; izin ESDM
terbit tanggal 29022008 2.
Cijeruk Agus Buhori
Muslim Cijeruk
150 Air Curah; izin ESDM
terbit tanggal 22112007 3.
Cijeruk Drs. Abdul
Hadi Cijeruk
70 Air CurahAMDK; izin
ESDM terbit tanggal 19112007
4. Cijeruk
H. Tjetje Sukarna
Citiis 200
Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 12092007
5. Cijeruk
Sawati Citiis
30 Air Curah; izin ESDM
terbit tanggal 25052007 6.
Cijeruk Yahya Junaid
Citiis 34
Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 11052007
7. Cijeruk
H. Suwarno, BA
Citiis 50
Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 26042007
584 Ekuivalen 6,76 ldet
8. Cijeruk
PT Pengem- bangan Agro
Wisata Lido
144 Air Bersih; izin ESDM
terbit tanggal 28042008 9.
Cijeruk Mustika Alam
Raya Semesta Cijeruk
88 AMDK; izin ESDM
terbit tanggal 11052007 232 Ekuivalen 2,69 ldet
10. Cijeruk
PDAM Tirta Kahuripan
Citiis 10.368
Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM
terbit tanggal 27062008 11.
Cijeruk PDAM Tirta
Kahuripan Cijeruk -1
3.629 Air Bersih dan Air
Minum; izin ESDM terbit tanggal 28042008
12. Cijeruk
PDAM Tirta Kahuripan
Cijeruk-2 1.296
Air Bersih dan Air
Minum; izin ESDM terbit tanggal 28042008
13. Cijeruk
PDAM Tirta Pakuan
Palasari 4.320
Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM
belum diproses atau tidak tercatat
14. Cijeruk
PDAM Tirta Pakuan
Bantar Kambing,
Cijeruk 14.688
Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM
belum tidak tercatat
34.301 Ekuivalen 397 ldet
Total Cijeruk 35.117 Ekuivalen 406,45 ldet
Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Bogor, Maret 2010 dan Hasil Penelitian. Data Diolah.
256 Tabel 4.8 Perusahaan Pemanfaat Air Curah di DAS Cisadane Hulu,
Kecamatan Cigombong, 2009 No.
Kecamatan Sampel
Nama perusahaan
Lokasi Mata Air
Debit m
3
Keterangan hari
1. Cigombong
H. Asep Saefulloh
Citiis 300
Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 13042007
2. Cigombong
H. Nurdin Citiis
300 Air Curah; izin ESDM
terbit tanggal 13042007 3.
Cigombong Ir. Siti
Wahyuni Citiis
100 Air Curah; izin ESDM
terbit tanggal 29122006
700 Ekuivalen 8,10 ldet
1. Cigombong
Sumber Air Cijeruk
Ciburuy-1 180
Air CurahAMDK; izin ESDM terbit tanggal
10102007 2.
Cigombong Sumber Air
Cijeruk Ciburuy-2
260 Air CurahAMDK; izin
ESDM terbit tanggal 10102007
3. Cigombong
Sumber Air Cijeruk
Ciburuy-3 300
Air CurahAMDK; izin ESDM terbit tanggal
10102007 4.
Cigombong Sumber Air
Cijeruk Ciburuy-4
180 Air CurahAMDK; izin
ESDM terbit tanggal 10102007
5. Cigombong
Sumber Air Cijeruk
Ciburuy-5 180
Air CurahAMDK; izin ESDM terbit tanggal
10102007 6.
Cigombong Tirta
Investama PT
Ciburuy 2.500
Air CurahAMDK; izin ESDM terbit tanggal
10102007
3.600 Ekuivalen 41,67 ldet
Total Cigombong
4.300 Ekuivalen 49,77 ldet
Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Bogor, Maret 2010 dan Hasil Penelitian. Data Diolah.
257 Tabel 4.9 Perusahaan Pemanfaat Air Curah di DAS Cisadane Hulu,
Kecamatan Tamansari, 2009 No.
Kecamatan Sampel
Nama perusahaan
Lokasi Mata Air Debit
m
3
Keterangan hari
1. Tamansari
Banyu Biru
Kabandungan, Kampung
Budaya, Pasireurih
50 Air Curah; izin
ESDM terbit tanggal 15082008
2. Tamansari
Penta Mas Jaya Julia
Sunarto Sirnagalih, Kota
Batu 200
Air Curah; izin ESDM terbit tanggal
03112008
250 Ekuivalen 2,89 ldet
3. Tamansari
Tirta Mutiara
Makmur Citaman,
Sirnagalih 180
Air Curah; izin ESDM terbit tanggal
04122008 4.
Tamansari Delta
Rezeki Abadi
Tirta Murni
Batu Gede- Sukamantri
150 Air Curah dan
AMDK; izin ESDM terbit tanggal
03852007
5. Tamansari
Giri Salak Indah
Cicau, Sirnagalih
34 AMDK; izin ESDM
terbit tanggal 20072007
6. Tamansari
PT Nirwana
Kadariyan to
Kota Batu, Tamansari
100 Air Curah sejak
2006; AMDK 2008; izin
ESDM tertanggal 04122007
464 Euivalen 5,37 ldet
Total Tamansari
714 Ekuivalen 8,26 ldet
Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Bogor, Maret 2010 dan Hasil Penelitian. Data Diolah.
258 Tabel 4.10 Perusahaan Pemanfaat Air Curah di DAS Cisadane Hulu,
Ciomas No.
Kecamatan Sampel
Nama perusahaan
Lokasi Mata Air
Debit m
3
Keterangan hari
1. Ciomas
Tirta Sumber Arta Siti
Sukmawijaya Gg. Nurkim
170 Sejak 1990; Air
CurahAMDK; izin ESDM terbit tanggal
09012008
170 Ekuivalen 1,97 ldet
2. Ciomas
PDAM Tirta Kahuripan
Ciburial-1 : 59 ldet
5.098 Air Bersih dan Air
Minum; izin ESDM terbit tanggal 28042008
3. Ciomas
PDAM Tirta Kahuripan
Ciburial-2 : 615 ldet
53.136 Air Bersih dan Air
Minum; izin ESDM terbit tanggal 04122007
4. Ciomas
PDAM Tirta Kahuripan
Ciburial-3 : 10 ldet
864 Air Bersih dan Air
Minum; izin ESDM terbit tanggal 04122007
5. Ciomas
PDAM Tirta Pakuan
Kota Batu; ada 2 mata
air 1:45 ldet mata air 2:15
ldet Jumlah : 70
ldet 6.048
Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM
terbit tanggal 27062008
65.146 Ekuivalen 754 ldet
Total Ciomas 65.146 Ekuivalen 754 ldet
Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan Hasil Penelitian. Data Diolah.
259 Tabel 4.11 Kelompok Pemanfaat Air Baku Air Minum dan Kapasitas
Terpasang dalam Pengelolaan Air Curah di DAS Cisadane Hulu, 2010
No. Kecamatan
Sampel Pemanfaat Sumber Air Baku
atau Air Minum unit Kapasitas Debit Terpasang
m
3
hari Usaha
Perse- orangan
Badan Usaha
Swasta Perusa-
haan Daerah
Air Minum
Usaha Perse-
orangan Badan
Usaha Swasta
Perusa- haan
Daerah Air
Minum
1. Ciawi:
Air Curah 8
4 1
1.228 1.770
1.640
2. Caringin:
Air Curah 2
4 1
240 840
10.358
3. Cijeruk:
Air Curah 7
2 2
584 232
34.307
4. Cigombong:
Air Curah 3
2 -
700 3.600
-
5. Tamansari:
Air Curah 2
4 -
250 464
-
6. Ciomas:
Air Curah 1
2 2
170 5.823
65.146 Jumlah
22 16
6 3.172
12.729 111.451
Sumber : Tabel Lampiran Tabel 5.1 – Tabel 5.6. Data Diolah.
Tabel 4.12 Hubungan antara Kapasitas Terpasang dengan Kapasitas Terpakai Air Minum berbasis Air Curah, di
DAS Cisadane Hulu, 2010 Kecamatan
Sampel Kapasitas Terpasang m
3
Kapasitas Terpakai atau Volume Air Terjual m
hari
3
hari Usaha
Perseor angan
Badan Usaha
Swasta Perusahaan
Daerah Air Minum
Usaha Perse-
orangan Badan
Usaha Swasta
Perusahaan Daerah Air
Minum Ciawi
1.228 1.770
1.640 1.984
961,20 2.011
Caringin 240
840 10.358
133,80 1.833,37
10.174,14 Cijeruk
584 232
34.307 507,81
94 12.842
Cigombong 700
3.600 1.136
3.103 Tamansari
250 464
360 1.445
Ciomas 170
5.823 65.146
424 2.112
19.992 Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, Maret – Juni 2010
260 Tabel 4.13 Pendapatan Para Pelaku dan Jumlah Air Terjual dari
Responden atau Sampel dalam Pengelolaan Air Minum Berbasis Air Curah di DAS Cisadane Hulu,
2010
Res- pon-
den Volume
Air Terjual
m
3
Jum lah
Mo bil
Air u-
nit per
hari Ritasi
tang- ki
Pendapatan Para Pelaku per hari Pengu-
saha Mata Air
Rp. Pengusaha
Kendaraan Rp.
Supir Rp.
Kenek Rp.
Ke- mam-
puan Supir
rit 1
176,40 4 16
525000 1760000
59400 26600
2 2
96 2 12
300000 924.000
64000 30000
2 3
1024 32 128
5120000 16320000
57200 26100
2 4
1088 50 128
5120000 19008000
97000 37000
2,56 5
1208 45 151
6040000 20045250
109200 52080
3,36 6
264 8 33
660000 2486000
72500 39170
2 7
176 6 22
550000 2981000
12733 66060
3,67 8
656 35 82
2050000 9192200
11596 57798
2,34 9
200 8 25
500000 3162500
131460 61035
3,31 10
184,80 10 22
495000 4262500
86308 48231
2,20 11
424 15 53
1325000 935260
133798 97930
3,53 12
131,81 6 19
475000 1355710
109200 58800
3,12 13
48 2 6
90000 789000
74000 39000
2 14
280 18 35
805000 4030185
67038 34814
2 15
200 12 25
575000 3.91675
74666 40000
2 16
40 2 5
125000 595000
110000 52500
2,50 17
96 3 12
480000 1398000
128888 66668
4 18
160 5 20
400000 2456260
141252 73752
4 19
96 3 12
480000 1540000
133332 70000
4 20
48 2 6
320000 1006664
99999 50001
3 21
96 2 12
480000 1509996
97500 52500
3 22
48 2 6
240000 810.000
102501 47499
3 23
160 4 20
400000 2500000
92970 47658
2,50 24
64 2 8
320000 1070000
137500 70000
4 25
48 2 6
240.000 790000
99999 60000
3 26
80 3 10
400000 1195000
104895 56610
3,33
261 Lanjutan …..
Res- pon-
den Volume
Air Terjual
m
3
Jum- lah
Mobil Air
u- nit
per hari
Ritasi tang-
ki Pendapatan Para Pelaku per hari
Pengu- saha
Mata Air Rp.
Pengusaha Kendaraan
Rp. Supir
Rp. Kenek
Rp. Ke-
mam- puan
Supir rit
27 48 2
6 320000
800000 82500
45000 3
28 48 2
6 240000
677142 107142
53571 3
29 144 4
18 720000
2130000 75625
41875 2,25
30 88 3
11 385000
1260000 103428
56720 3,67
31 64 2
8 280000
890000 125000
70000 4
32 320 12
40 1600000
5121739 115827
62258 3,33
33 128 4
16 560000
1883072 132308
69232 4
34 208 8
26 910000
2892500 99531
58906 3,25
35 600 22
75 2625000
9278571 122760
63327 3,41
36 1440 85
180 6300000
22680000 73291
39371 2,12
37 128 4
16 320000
2245.000 145000
78752 4
38 144 5
18 450000
2155000 115000
61000 3,60
39 128 4
16 400000
1360000 118752
67500 4
Sumber : Data Primer. Hasil Penelitian. Data Diolah. Tabel 4.14 Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan AMDK Aqua
dan Non Aqua di DAS Cisadane Hulu, 2010 No.
Kelompok Pemasaran
Galon m
3
Botol per
tahun Gelas
Total m
3
per tahun
1
m
3
m per
tahun
3
per tahun
1. PT Tirta
Utama Abadi 541.728
1.099.710,38 14.332,73
1.655.771,11 2.
PT. Balina Agung
Perkasa 996.475,87
304.886,33 430.990,17
1.732.352,37 3.
PT. Tirta Varia Inti
Pratama 3.467.500
404.631,70 576.583,20
4.448.714,90 Sub Total
Aqua 5.005.703,87
1.809.228,41 1.021.906,1 7.836.838,38
Sumber : Data Pimer. Hasil Penelitian. Data Diolah Keterangan :
1
Hasil Survai Lapang dengan Pengamatan, Pencatatan dan Wawancara dengan Para Pelaku dan Penanggung
Jawab pada TUA Mekarsari atau Babakan Pari, BAP Benda, dan TVIP Talang 2 Cimande. Database
tersedia pada Peneliti. Hasil Penelitian Komparatif.
262 Tabel 4.15 Produksi AMDK Botol dan Gelas Merk Aqua, 2010
No. Lokasi
Keca- matan
Perusa- haan
Produksi Air Minum Dalam Kemasan AMDK
Botol 1500 ml
lhari Botol 600
ml lhari Botol
330 ml lhari
Gelas 240 ml
lhari Jumlah
1
m
3
Tahun
1. Cigom-
bong PT Tirta
Utama Abadi
TUA 772.200
697.498 57.677
39.813 572.023,62
2. Cigom-
bong PT.
Balina Agung
Perkasa BAP
187.272 467.403
80.631 1.280.794
735.876,50
3. Cigom-
bong PT. Tirta
Varia Inti Pratama
TVIP 293.814
750.030 64.734
1.579.680 981.214,18
4. Cigom-
bong Total
Aqua
2
1.253.286 1.914.931
203.042 2.900.287
2.289.114,30
Sumber : Data Primer. Hasil Penelitian Lapangan. Pengamatan, Pencatatan dan Wawancara dengan Para Pelaku dan Penanggung Jawab pada TUA,
BAP, dan TVIP. Data Diolah Keterangan :
1
Konversi dari 1 Dus Botol 1500 m = 18 liter; 1 Dus Botol 600 ml = 14,4 liter; 1 Dus Botol 330 ml = 7,92 liter; dan 1 Dus
Gelas 240 ml = 11,52 liter
2
Pabrik dan Kantor di Mekarsari dan Babakan Pari, Cidahu – Cicurug, Sukabumi, tetapi pangkalan truk Aqua di Babakan
Pari atau Mekarsari TUA, Benda BAP dan Talang 2 Cimande TVIP, dan terdapat juga pengisian air curah di
Bohlam, Cigombong, Kabupaten Bogor. Lokasi Penelitian DAS Cisadane Hulu dan diasumsikan di wilayah Cigombong dan
sekitarnya, Kabupaten Bogor. Database tersedia pada Peneliti. Hasil Penelitian Komparatif.
263 Tabel 4.16 Kapasitas Sumber Air Baku PDAM Tirta Kahuripan
No. Instalasi
Sumber Air Baku Kapasitas liter per detik
Debit Terpasang
Debit Terpakai
Sisa 1.
MA Ciburial Mata Air Ciburial
485 464
21 2.
MA Cijeruk Mata Air Cijeruk
25 17.8
7.2 3.
MA Citiis Mata Air Citiis
10 10
4. MA Cibedug
Mata Air Cibedug 19
14.7 4.3
5. MA Ciampea
Mata Air Ciampea 2.5
2.3 0.2
6. MA GSP
Mata Air GSP 3.0
3.2 0.2
7. MA Brujul
Mata Air Brujul 20
20.8 0.8
8. MA Cikahuripan
Mata Air Cikahuripan 120
119.8 0.2
9. MA Katulampa
Mata Air Katulampa 12
11.3 0.7
10. Legong
Sungai Ciliwung 420
366 54
11. Citayam
Sungai Ciliwung 160
108.4 51.6
12. Cibinong
Sungai Ciliwung 200
192.1 7.9
13. Kedunghalang
Sungai Ciliwung 70
69.5 0.5
14. Jonggol
Sungai Ciereng 10
11.6 1.6
15. Cibungbulang
Sungai Cianten 50
45.6 4.4
16. Leuwiliang
Sungai Citeureup 20
18 2
17. Parung Panjang
Sungai Cimanceuri 100
61.5 38.5
18. Sawangan
Sungai Angke 10
10.4 0.4
19. Gunung Putri
Sungai Cikeas 150
118.9 31.1
20. Bukit Golf
Sungai Cikeas 50
14.1 35.9
21. Cinangka
Sungai Krukut 5
3 2
22. SB Cimanggis
Sumur Bor 5
5 23.
SB Permata Puri Sumur Bor
10 6.6
3.4 24.
SB Laguna Sumur Bor
3 3.1
0.1 25.
SB Cileungsi Sumur Bor
32 34.5
2.5 26.
SB Limus Nunggal Sumur Bor
15 13.6
1.4 27.
SB Kota Legenda Sumur Bor
22 20.5
1.5 28.
SB Kota W CH Sumur Bor
15 17.7
2.7 29.
SB Kota W CP Sumur Bor
10 8.8
1.2 30.
SB Kota W CO Sumur Bor
12 8.5
3.5 31.
SB Kota W CSTO Sumur Bor
5 6
1.0 J u m l a h
2 070.5 1 802.3
268.2
Sumber : PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, 2010
264 Tabel 4.17 Keragaan PDAM Tirta Pakuan dan Tirta Kahuripan 2005-2009
Keragaan PDAM 2005
2006 2007
2008 2009
Nilai Aset Rp 1000 kali
PDAM Tirta Pakuan 82.116.793
85.934.821 109.369.338
130..072.858 141.427.109
PDAM Tirta Kahuripan
159.330.212 165.984.599
198.506.945 209.417.753
237.622.409
Pelanggan
PDAM Tirta Pakuan 70.014
72.924 74.988
79.585 86.587
PDAM Tirta Kahuripan
97.152 101.499
110.448 115.357
120.873
Cakupan Pelayanan
PDAM Tirta Pakuan 47,71
47,74 47,.08
48,04 50,09
PDAM Tirta Kahuripan
8 9,90
14,49
Distribusi Air m3
PDAM Tirta Pakuan 3.631.300
3.703.800 3.891.200
4.028.485 4.170.614
PDAM Tirta Kahuripan
48.885.534 47.218.620
50.397.812 53.348.147
54.246.503
Air Terjual m3
PDAM Tirta Pakuan 2.483.240
2.166.042 2.158.133
2.182.447 2.257.595
PDAM Tirta Kahuripan
31.619.837 31.784.683
33.353.035 35.274.419
37.144.188
Kehilangan Air m3
PDAM Tirta Pakuan 1.230.648
1.231.514 1.426.125
1.395.064 1.443.450
PDAM Tirta Kahuripan
17.265.697 15.433.937
17.044.777 18.073.728
17.102.315
Pendapatan Usaha Rp 1000 kali
PDAM Tirta Pakuan 53.232.590
64.884.167 78.653.368
93.710.201 108.002.445
PDAM Tirta Kahuripan
76.430.664 106.832.630
112.121.833 118.777.489
124.509.057
Laba Bersih Rp 1000 kali
PDAM Tirta Pakuan 5.516.731
6.940.806 10.327.956
16.419.642 19.749.277
PDAM Tirta Kahuripan
3.505.820 11.570.848
10.350.254 11.217.670
15.824.715
Penggunaan Air
PDAM Tirta Pakuan 66,11
66,75 63,35
65,37 65,39
PDAM Tirta Kahuripan
64,68 67,31
66,18 66,12
68,47
Kehilangan Air
PDAM Tirta Pakuan 33,89
33,25 36,65
34,63 34,61
PDAM Tirta Kahuripan
35,32 32,69
33,82 33,88
31,53
Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, 2010. Laporan Keuangan Tahun 2005-2009.
Data Diolah.
265 Tabel 5.1 Analisis Regresi Logistik Perilaku Masyarakat dalam Melakukan