Saran Pengembangan kebijakan pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan air minum studi kasus DAS Cisadane Hulu

225

7.2 Saran

1 Pentingnya pengendalian dan pengawasan oleh instansi terkait secara rutin dan berkala dalam menetapkan jumlah air yang terdistribusi atau dari jumlah air yang terjual berbasis volume progresif, guna mengurangi terjadi income potential loss dalam jumlah yang relatif besar bagi pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya air baku untuk air minum. 1 Pengembangan pengelolaan air bersih atau air minum oleh masyarakat seperti yang dilakukan oleh “UPL Nirwana” di Desa Pancawati, Kecamatan Caringin agar lebih diperbanyak dan menjadi program Pemerintah Daerah, terutama pada desa atau kecamatan yang mempunyai sumber mata air. 2 Implementasi kebijakan bahwa nilai rataan WTP-WTA Rp1 563.97 per m 3 3 Mekanisme kelembagaan PJL melalui Unit Pelayanan Air Bersih air minum Masyarakat U-PAM berbasis Gerakan Masyarakat Terpadu Menanam Pohon – Peduli Kawasan Resapan Air – atau disebut “Germat Pakresa” merupakan hasil keluaran outcome penelitian ini dan dapat bermanfaat bagi Pemerintah Daerah dalam menerapkan kebijakan PJL atas pengelolaan air minum berkelanjutan dalam memenuhi asas paradigma ekosentrisme; sedangkan besarnya alokasi pembagian hasil sharing PJL dari Pajak air antara Pemerintah Desa danatau Kecamatan dengan porsi 30-40; sementara itu Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota dengan porsi 60-70 yang berkorelasi positif dengan besarnya pengenaan PJL sebesar 30-40 terhadap nilai perolehan air NPA dapat diterapkan secara bertahap pada besarnya penerapan pajak tentang: a Peraturan Daerah KabupatenKota tentang Pengelolaan Air Tanah dan Peraturan Daerah tentang Pajak Air Tanah; b Peraturan Daerah Pemerintah Propinsi tentang Pengelolaan Air Permukaan dan Peraturan Daerah Pemerintah Propinsi tentang Pajak Air Permukaan. 226 227 DAFTAR PUSTAKA Acreman M. 2004 Water and Ecology. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization UNESCO. Paris. Agus F, M van Noordwijk, R Subekti Editor. 2004. Dampak Hidrologis Hutan, Agroforestry, dan Pertanian Lahan Kering sebagai Dasar Pemberian Imbal kepada Penghasil Jasa Lingkungan di Indonesia. ICRAF. Bogor. Ahlheim M, W Buchholz. siap terbit. WTP or WTA – Is that the Question ? Reflections on the Difference between “Willingness To Pay” and “Willingness To Accept”. Alikodra HS. 1998. Pengembangan Institusi Lingkungan Hidup. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Alikodra HS. 2002. Strategi Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Lingkungan Hidup di Era Otonomi Daerah. Makalah Studium Generale Universitas Sahid 18 April 2002. Jakarta. Ali L, H Alwi, K Harimurti Tim Redaksi. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Balai Pustaka. Jakarta. Ananto A. 1987. Landasan Ekonometrika. PT. Gramedia. Jakarta. [AO] ANDI Offset. 2009. Panduan Praktis SPSS versi 17 untuk Pengolahan Data Statistik. E-mail: infoandipublisher.com . Yogyakarta. Ansofino. 2005. Peranan Kebijakan Penentuan Harga Air Water Pricing Policy Bagi Pemanfaatan Sumberdaya Air ke Arah Berkelanjutan dengan Fokus Studi di Wilayah DKI Jakarta [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Arifin B. 2005. Kesenjangan antara Kebijakan dan Inisiatif Imbal Jasa Lingkungan. Makalah dalam Lokakarya Nasional: Strategi Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. ICRAF - Bappenas. Jakarta. INDEF dan Universitas Lampung. Badjuri AK, T Yuwono. 2002. Kebijakan Publik Konsep dan Strategi. Universitas Diponegoro. UNDIP Press. Semarang. 228 [BLH] Badan Lingkungan Hidup. 2009. Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup di Kabupaten Bogor. Laporan Kegiatan. [Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2004. Preliminary Statements of Local Urban Environmental Concern Kota Bogor. Rumusan Hasil Diskusi Lokakarya I. Bogor. [Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2005. Rencana Strategis Kota Bogor 2005 – 2009. Bogor. [Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2005. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor 2005-2015 Draft. Bogor. [Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2009. Masterplan Sistem Penyediaan Air Minum SPAM : Laporan Akhir. Badan Perencanaan Daerah, Kota Bogor. [Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2009. Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009. Laporan. Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Barret J, K Segerson. 1997. Prevention and Treatment in Environmental Policy Design. Journal of Environmental Economics and Management. Vol. 33. Academic Press. Bell MM. 1998. An Invitation to Environmental Sociology. Pine Forge Press. Thousand Oaks, California, USA. Bergh JCJMVD. 2002. Handbook of Environmental and Resource Economics. Edward Elgar. UK. [BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum – Ciliwung. 2006. Perencanaan Penanganan Konservasi Tanah dan Air di Sub DAS Cisadane Hulu. Laporan Akhir. Departemen Kehutanan. Direktorat Jenderal Rehabiltasi Lahan dan perhutanan Sosial, BPDAS Citarum– Ciliwung. Bogor. [BPDAS] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum – Ciliwung. 2007. Identifikasi dan Inventarisasi Sumber Mata Air di Wilayah Kerja BPDAS Citarum – Ciliwung. Laporan Akhir. Departemen Kehutanan. Direktorat Jenderal Rehabiltasi Lahan dan perhutanan Sosial, BPDAS Citarum – Ciliwung. Bogor. 229 [BPSDA] Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air. 2010. Data Pengamatan Tahunan: Hujan maksimum, Jumlah Curah Hujan, dan Hari Hujan di DAS Cisadane Hulu 1967-2009. Bogor. Brantigam D. 1995. Reducing Poverty : Lesson from Taiwan. Taiwan. Brown D. 1995. Poverty Growth Dichotomy dalam Uner Kirdar dan Leonard Silk ed. : People : Impoverishment to Empowerment. New York. New York University Press. Bui DT, DT Ha, NQ Chinh. 2004. Rewarding Upland Farmers for Environmental Services: Experience, Constraints, and Potential in Vietnam. RUPES-ICRAF. Bogor. Burness HS, JP Quirk. 1979. Appropriative Water Right and the Efficient Allocation of Resources. American Economic Review, 69, 25 - 37. Carson RT, RC Mitchell. 1993. The Value of Clean Water: The Public’s Willingness to Pay for Boatable, Fishable and Swimmable Quality Water. Water Resources Research 29 7, p. 2445-54. Chambers R. 1995. Poverty and Livelihoods: Whose Realty Counts? dalam Uner Kirdar dan Leonard Silk ed. : People : Impoverishment to Empowerment. New York University Press. Chamber R. 1996. PRA : Memahami Desa secara Partisipatif. Kaninus, Jogyakarta. Chapman HH, WH Meyer. 1947. Forest Evaluation with Special Emphasis on Basic Economic Principles. McGraw-Hill Book Company Inc. New York. The United States of America. Coase R. 1960. The Problem of Social Cost. Journal of Law and Economics. Vol. 3. pp: 1-44. Cochran WG. Teknik Penarikan Sampel. Edisi Ketiga Penerjemah Rudiansyah. Penerbit Universitas Indonesia UI-Press. Jakarta. Colby B. 1990. Transactions Costs and Efficiency in Western Water Allocation. American Journal of Agricultural Economics, 72 5. 1184- 92. The United States of America. Cruz W, M Munasinghe, J Warford. 1997. The Greening of Economic Policy Reform. Vol. 2 Case Studies. Washington DC. World Bank. 230 Dajan A. 1978. Pengantar Metoda Statistika. Jilid I. Edisi Kelima. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. LP3ES. Damanhuri E. 2005. Air, Sanitasi dan Udara Bersih Kebutuhan Dasar dalam Lingkungan Permukiman. Jurnal Infrastruktur dan lingkungan Binaan. Danim S. 2000. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Davis KP. 1954. American Forest Management. McGraw-Hill Book Company Inc. New York. The United States of America. Delinom RM, D Marganingrum Penyunting. 2007. Sumber Daya Air dan Lingkungan: Potensi, Degradasi, dan Masa Depan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Jakarta. [DESDM] Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral. 2009. Pemetaan Zona Wilayah Pengambilan Air Tanah Kabupaten Bogor. Laporan Akhir. PT Inasa Sakha Kirana. Dinar A, J Lety. 1991. Agricultural Water Marketing, Allocative Efficiency, and Drainage Reductin. Journal of Environmental Economics and Management, 20 3, 210-23. Dinar A, MW Rosegart, RM Dick. 2001. Water Allocation Mechanism Principles and Examples. Http:www. Worldbank. orgrdvtrainingdinarallcatn.htm. [20 December 2001]. Djajadiningrat ST. 1997. Pengantar Ekonomi Lingkungan. Cetakan Pertama. LP3ES. Jakarta. Drakel A. 2008. Analisis Kemauan Membayar Masyarakat Perkotaan untuk Jasa Perbaikan Lingkungan Lahan dan Air Studi Kasus DAS Citarum Hulu. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Dudwick N, K Kuehnast, VN Jones, M Woolcock. 2006. Analyzing Social Capital in Context. World Bank Institute. Washington D.C. Dunn, WN 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 231 Dupuit J. 1993. De L’utilite et de la Mesure La Riforma Sociale Turin dalam Johansson P.O. 2002. Theory of Economic Valuation of Environmental Goods and Services, page 747 dalam Bergh, J.C.J.M.V.D., 2002. Handbook of Environmental and Resource Economics. Edward Elgar. UK. Dye TR. 1976. Policy Analysis. University of Alabama Press. Alabama. Dye TR. 1996. Understanding of Public Policy. New Jersey. Prentice Hall. USA. Egger K. 1990. Ecofarming: A Synthesis of Old and New. www.Metafro.beleisa19906.2.3 pdf. 15 April 2007 . Ehui SK, TW Hertel, PV Preckel. 1990. Forest Resource Depletion, Soil Dynamics and Agricultural Productivity in the Tropics. Journal of Environmental Economics and Management 18: 136 – 154. USA. Erickson BH. 1996. Culture, Class and Connections. American Journal of Socilogy 102: 217-51. USA. Eriyatno, F Sofyar. 2007 Riset Kebijakan: Metodologi Penelitian untuk Pascasarjana. IPB Press. Bogor. Fauzi A, B Leimona, Muhtadi. 2005. Strategi Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Laporan Lokakarya Nasional, Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. World Agroforestry Centre ICRAF. Bogor. Fauzi A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Teori dan Aplikasi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Fisher AC. 1981. Resource and Environmental Economics. Cambridge University Press. Cambridge. Inggris. Flap HD. 1999. Creation and Returns of Social Capital: A New Research Program La Revue Tocqueville 20:5-26. Flint RW. 2003. The Sustainable Development of Water Resources. Http:www. Sustainabledevelopmentsolutions.com.[10 July 2003]. Folmer H, HL Gabel. 2000. Principles of Environmental and Resource Economics : A Guide for Student and Decision Makers. Second Edition. Edward Elgar Publishing Limited. UK. Inggris. 232 Francisco HA. 2003. Environmental Service Payment: Experiences, Constraints and Potential in The Philippine. RUPES-ICRAF. Bogor. Freeman RE. 1984. Strategic Management: A Stakeholder Approach. Terjemahan: Manajemen Strategik: Pendekatan terhadap Pihak- pihak Berkepentingan. Seri Manajemen Nomor 107. IPPM Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen dan PT Pustaka Binaman Pressindo. Cetakan Pertama. 2005. Jakarta. Pitman Publishing Inc. Marshfield, Massachussets. USA. Friedmann J. 1992. Empowerement : The Politics of Alternative Development. Cambridge. Blackwell. Garrod G, KG Willis. 1999. Economic Valuation of th Environment ; Method and Case Studies. Edward Elgar. USA. Gisser M, R Johnson. 1983. Institutional Restrictions on the Transfer of Water Rights and the Survival of an Agency in T. Anderson ed.. Water Rights: Scare Resource Allocation, Bureaucracy and the Environment. Cambridge: Ballinger, pp. 137-61. Gunawan AW, Suminar SA, Laksmi A. 2008. Pedoman Penyajian Karya Ilmiah. Edisi Kedua. Seri Pustaka. IPB Press. Bogor. Gunawan T, Sukwarjono, Zuharnen, N Khakhin, Sutanto. 2001. Teknologi Otomasi Kartografi dalam Pemodelan Atlas Sumberdaya Air di Pulau Jawa-Indonesia. Laporan Penelitian Proyek Pengkajian dan Ilmu Pengetahuan dan Terapan, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Ditjen Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Hayati, Gugun G, Setiawan S. 2009. Analisis Dampak Pembayaran Jasa Lingkungan terhadap Pendapatan Rumah tangga Petani dan Perkembangan Komoditi Agribisnis. Makalah Seminar Peningkatan Daya saing Agribisnis Berorientasi Kesejahteraan Petani. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor 14 Oktober 2009. Hanley N, CL Spash. 1993. Cost and Benefit Analysis and the Environment. Edward Elgar Publishing. UK. England. Hardin G. 1968. The Tragedy of the Commons. Science 162: 1243 -1248. 233 Hartwick JM, ND Olewiler. 1986. The Economics of Natural Resource Use. New York harper and Row Publisher, Inc. Hayward T. 1995. Ecological Thought : An Introduction. Polity Press in association with Blackwell Publishers Ltd. UK. Hogwood BW, LA Gunn. 1986. Policy Analysis for the Real World. Oxford University Press. New York. Howe CW, Schurmeier, Shaw. 1986. Innovative Approaches to Water Allocation: the Potential for Water Markets. Water Resources Research. 22 4: 439 – 445. Hufschmidt MM, D. E. James, A. D. Meister, B. T. Bower, J. A. Dixon. 1986. Lingkungan, Sistem Alami dan Pembangunan : Pedoman Penilaian Ekonomis. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta. Hussen AM. 2002. Principles of Environmental Economics: Economics, Ecology, and Public Policy. Routledge. Taylor and Francis Group. London and New York. Hyde WF, RA Sedjo. 1992. Managing Tropical Forests: Reflections on the Rents Distribution Discussion. Land Economics 68 3: 343 – 350. Irawan. 2007. Valuasi Ekonomi Lahan Pertanian, Pendekatan Nilai Manfaat Multifungsi Lahan Sawah dan Lahan Kering: Studi Kasus di Sub DAS Citarik, Kabupaten Bandung, Jawa Barat [disertasi]. SPs- IPB. Bogor. Jensen C. 2003. Development Assisstance to Upland Communities in The Philippine. RUPES-ICRAF. Bogor. Johansson PO. 2002. Theory of Economic Valuation of Environmental Goods and Services, page 747 dalam Bergh, J.C.J.M.V.D., 2002. Handbook of Environmental and Resource Economics. Edward Elgar. UK. Johnson N, A White, DP Maitre. 2001. Developing Markets for Water Services from Forests : Issues and Lessons for Innovators. Forest Trends. Washington, DC. Kahn JR. 1998. The Economic Approach to Environmental and Natural Resources. Second Edition. Thomson. South Western. 234 Kallesoe M, DD Alvis. 2004. Review of Developments of Environmental Services Market in Sri Lanka. RUPES-ICRAF. Bogor. Keban YT, 2004. Enam Dimensi Srategis Administrasi Kebijakan Publik : Konsep, Teori dan Isu. Edisi Pertama. Penerbit Gaya Media. Yogyakarta. Kirdar U, L Silk ed. : People : Impoverishment to Empowerment. New York. New York University Press. [KKCS]. 2007. Populasi Penduduk Kota Bogor 2007. Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil. Bogor.. [KMNLH]. 1997. Agenda 21 Indonesia. Strategi Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. Jakarta. Kodoatie RJ, R Sjarief. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Edisi Revisi. Penerbit Andi. Yogyakarta. Koskela E, M Ollikainen. 1977. Optimal Design of Forest Taxation with Multiple Use Characteristics of Forest Stands. Journal of Environmental and Resources Economics 10: 41 – 62. Kristrom B. 2002. Contingent Valuation in Bergh JCJMVD Handbook of Environmental and Resource Economics. p. 777-795. Edward Elgar United Kingdom. Ladd G, Y Suvannut. 1976. A Model of Consumer Good Characteristics. American Journal of Agriculture Economics, 58 : 504 – 510. The United State of America USA. Lin N. 2001. Social Capital : A Theory of Social Structure and Action. Cambridge University Press. Cambridge. Loucks DP. 2000. Sustainable Water Resource Management. Water International. 25 1 : 2-10. Lundin M, S Molander, GM Morrison. 1977. Indicators for Development of Sustainable Water and Waste Water Systems. Paper for Sustainable Development Research Conference. April 1977. Manchester. Manly BFJ. 2001. Statistics for Environmental Science and Management. Chapman and HallCRC. The United States of America. 235 Marimin. 2005. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk : Teknik dan Aplikasi. Cetakan Kedua. Grasindo Widiasarana Indonesia. Jakarta. Marshall A. 1920. Principles of Economics. 8 th Mustopadidjaja AR. 1992. Studi Kebijaksanaan, Perkembangan, dan Penerapannya dalam Rangka Administrasi dan Manajemen Pembangunan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. LP FE-UI. Jakarta. edition. London. Macmillan dalam Johansson P.O. 2002. Theory of Economic Valuation of Environmental Goods and Services, page 747 dalam Bergh, J.C.J.M.V.D., 2002. Handbook of Environmental and Resource Economics. Edward Elgar. UK. Mawardi M. Ikhwanuddin. 2009. Krisis Sumber Daya Air di Pulau Jawa dan Upaya Penanganannya: Proyeksi Tahun 2025. Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Hidrologi dan Konservasi Tanah. BPPT-LIPI. Penerbit IPB Press. Bogor. McKitrick R. 2005. Environmental Economics. Department of Economics. University of Guelph. Mihalic T. 2003. Economic Instruments of Environmental Tourism Policy Derived from Environmental Theories Faculty of Economics, Univ. of Ljubljana, Slovenia dalam Fennel D.A., R.K. Dowling Eds. 2003. Ecotourism Policy and Planning. CAB International. p. 99-120. Mitchell RC, RT Carson 1989. Using Surveys to Value Public Goods: The Contingent Valuation Method. Washington DC: Resources for the Future. Moekija. 1995. Analisis Kebijakan Publik. Penerbit Mandar Maju. Bandung. Mulyono S. 1996. Teori Pengambilan Keputusan. Edisi Revisi. Lembaga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. LP FE-UI. Jakarta. Munasinghe M. 1993. Environmental Economics and Sustainable Development. World Bank Environmental Paper Number 3. The World Bank. Washington, D.C. Murray BC, WN Thurman, A Keller. 2001. Adjusting for Tax Interaction Effects in the Economic Analysis of Environmental Regulation: Some Practical Considerations. Working Paper 03. Januari 2001. Research Triangle Institute RTI International. 236 Narimawati U. 2008, Teknik-teknik Analisis Multivariat untuk Riset Ekonomi. Graha IImu. Yogyakarta. Navrud S. 2000. Strengths, Weaknesses and Policy Utility of Valuation Techniques and Benefit Transfer Methods dalam Irawan. 2007. Valuasi Ekonomi Lahan Pertanian, Pendekatan Nilai Manfaat Multifungsi Lahan Sawah dan Lahan Kering Studi Kasus di Sub DAS Citarik, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. SPs-IPB. Bogor. Nurcholis H. 2007. Teori dan Praktik. Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Edisi Revisi. Cetakan Kedua. Grasindo. Jakarta. [ODA] Overseas Development Administration. 1995. Guidance Note on How To Do Stakeholder Analysis of Aid Projects and Programmes. Social Development Department. London. Ollikainen M. 1988. Sustainable Forestry: Timber Bequests, Future generations and Optimal Tax Policy. Journal of Environmental and Resources Economics 12: 255 – 273. Ostrom E. 1990. Governing the Commons. The Evolution of Institutions for Collective Action. Cambridge University Press. Ostrom E. 2003. How Types of Goods and Property Rights Jointly Affect Collective Action. Journal of Theoretical politics. Vol 5. No.3:239-270. Ostrom E, J Burger, CB Field, RB Norgaard, D Policansky. 1999. Revisiting the Commons: Local Lessons Global Challenges. Pakpahan A. 1989. Kerangka Analitik untuk Penelitian Rekayasa Sosial: Persfektif Ekonomi Institusi. Prosiding Patanas. Evolusi Kelembagaan Pedesaan di Tengah Perkembangan Teknologi Pertanian. Pusat Penelitian Agro Ekonomi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Panayotou T. 1994. Economic Instruments for Environmental Management and Sustainable Development. International Environment Program Harvard Institute for International Development Harvard University. UNEP-EEU. USA. Parry. 1995. Pollution Taxes and Revenue Recycling. Journal of Environmental Economics and Management 29 : 64 – 77. 237 Pasaribu HS. 1999. DAS Sebagai Satuan Perencanaan Terpadu dalamKaitannya dengan Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sektoral Berbasiskan Konservasi Tanah dan Air. Seminar Sehari PERSAKI. DAS Sebagai Perencanaan Terpadu dalam Pengelolaan Sumberdaya Air. 21 Desember 1999. Jakarta. [PEMDA] Pemerintah Daerah Kota Bogor. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Bogor LKPj Walikota Tahun 2005, Tahun 2006, Tahun 2007, Tahun 2008, dan Tahun 2009. Bogor. [PEMDA] Pemerintah Daerah Kota Bogor. Laporan Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah LPAPBD Tahun 2005, Tahun 2006, Tahun 2007, Tahun 2008, dan Tahun 2009. Bogor. [PEMDA] Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor LKPj Bupati Tahun 2005, Tahun 2006, Tahun 2007, Tahun 2008, dan Tahun 2009. Bogor. [PEMDA] Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Laporan Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah LPAPBD Tahun 2005, Tahun 2006, Tahun 2007, Tahun 2008, dan Tahun 2009. Bogor. [PEMDA] Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Peta Hidrogeologi Kabupaten Bogor. http:www.bogorkab.go.id . Bogor. Perkins J. 2004. Confessions of an Economic Hit Man. First Edition. Berrett Koehler Publishers, Inc. The United States of America. Perman R, Y Ma, J McGilvary, M Common., 2003. Natural Resource and Environmental Economics. Third Edition. Pearson Education Limited. Edinburgh Gate. Harlow. Pearson S, C Gotsch, S Bahri. 2005. Aplikasi Policy Analysis Matrix pada Pertanian Indonesia. Edisi Pertama. Yayasan Obor. Jakarta. [PSLH-UGM]. 2001. Metode Valuasi Ekonomi Lingkungan. Edisi I. Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Putri EIK. 2002. Partizipativen Ansatzen am Beispiel des Gunung Gede Pangrango Nationalparks in Indonesien. Cuvilier verlag Gottingen. German. 238 Putri EIK. 2003. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Bahan Kuliah m.a. Ekonomi Lingkungan PSL 625. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Putri EIK. 2007. Penilaian Ekonomi Lingkungan untuk Penentuan Kebijakan Lingkungan. Bahan Kuliah m.a. Ekonomi Lingkungan dan Analisis Kebijakan PSL 713. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Rachmat A. 2007. 2007 Dampak Perubahan Tata Guna Lahan terhadap Ketersediaan Air Tanah di DAS Citanduy Berdasarkan Koefisien Infiltrasi dalam Delinom RM, D Marganingrum Penyunting. 2007. Sumber Daya Air dan Lingkungan: Potensi, Degradasi, dan Masa Depan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Jakarta. Hal. 21-34. Rahadian NP. 2005 Implementasi Hubungan Hulu – Hilir melalui Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan di daerah Aliran Sungai Cidaun Banten. Makalah dalam Lokakarya Nasional: Strategi Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. ICRAF - Bappenas. Jakarta. Rekonvasi Bhumi Serang-Banten. Rahim A. DRD Hastuti. 2008. Ekonomika Pertanian Pengantar, Teori dan Kasus. Cetakan Kedua. Penebar Swadaya. Jakarta. Ramdan H. 2004. Analisis Kebijakan Prospek Alokasi Air Lintas Wilayah dari Gunung Ciremai Propinsi Jawa Barat. Jurnal Penelitian Kehutanan Wana Mukti. 2 2: 28 – 35. Jakarta. Ramdan H. 2006. Pengelolaan Sumber Air Minum Lintas Wilayah di Kawasan Gunung Ciremai Propinsi Jawa Barat. [disertasi]. SekolahPascasarjana.Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ramirez R. 1999. Stakeholder Analysis and Conflict Management in Buckles, D ed.. Conflict and Collaboration in Natural Resource Management. IDRCWorld Bank Institute, Ottawa and Washington D.C. The United States of America. Randall A. 1981. Resource Economics. An Economic Approach to Natural resource and Environmental Policy. Grid Publishing, Inc. USA. 239 Reksohadiprodjo S, Andreas Budi Purnomo Brodjonegoro. 1989. Ekonomi Lingkungan Suatu Pengantar. BPFE. Yogyakarta. Riyadi DMM. 2005. Keynote Speaker dalam Lokakarya Nasional: Strategi Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. ICRAF - Bappenas. Jakarta. Rosa H, S Kandel, L Dimas. 2003, Kompensasi Jasa Lingkungan dan Masyarakat Pedesaan. Pengalaman dari Benua Amerika dan Isu-isu Utama Penguatan Strategi Masyarakat Penerjemah Vera Dian Damayanti. Prisma Program Riset Salvador untuk Pembangunan dan Lingkungan. El-Salvador. C.A. Roumasset J, R Smith. 2001. Inter District Water Allocation with Conjunctive Use. Water Resource Update 118: 68-73. Russell CS, PT Powell dalam Bergh JCJMV 1999. Handbook of Environmental and Resource Economics. Edward Elgar. UK. Rustiadi E. 2006. Sumberdaya Bersama: Kerangka Teori Dasar, Isu dan Tantangan Masa Depan di Indonesia. Bahan Kuliah m.a. Sistem Penataan Ruang dan Lingkungan PSL 705. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rustiadi E. 2007. Aspek Kelembagaan dan Modal Sosial dalam Pengelolaan Sumberdaya Berkelanjutan. Bahan Kuliah m.a. Sistem Penataan Ruang dan Lingkungan PSL 705. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Saaty TL. 1990. The Analytic Hierarchy Process. RWS Publication. Pittsburg. Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Seri Manajemen No. 134. Cetakan Kedua. PT Gramedia. Scalera D. 1996. Optimal Consumption and the Environmental : Choosing between “Clean” and “Dirty” Goods. Journal of Environmental and resources Economics. Vol. 7: 375 – 389. 240 Salim E. 1990. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Cetakan Ketiga. LP3ES. Jakarta. Salim E. 2005. Resource Management Aspects of Sustainable Development. Makalah dalam Lokakarya Nasional: Strategi Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. ICRAF - Bappenas. Jakarta. Sanim B. 2003. Ekonomi Sumberdaya Air dan Manajemen Pengembangan Sektor Air Bersih Bagi Kesejahteraan Publik. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 27 September 2003. Bogor. Sanim B. 2005. Kebijakan. Bahan Kuliah m.a. Ekonomi Lingkungan dan Analisis Kebijakan PSL 713. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. SPs, IPB. Bogor. Santoso S. 2010. Statistik Multivariat: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Penerbit PT Elex Media Komputindo. Kompas Gramedia. Jakarta. Schlager E, E Ostrom. 1992. Property Rights Regime and Natural Resources: A Conceptual Analysis. Lands Economics. Vol 68. No. 3. August 1992. Sedjo RA. 1987. Incentives and Distortions in Indonesia Forest Policy. Environmental Division. ASTEN. The World Bank. USA. Senge PM. 1995. The Fifth Disipline Fieldbook. Nicholas Brealey Publishing Limited. London. Seragaldin I. 1994. Water Supply Sanitation and Environmental Sustainability:the Financing Challenge. World Bank. Washington D.C. The United States of America. Seragaldin I, A Steer Editors. A Hetzner Editorial Consultant 1994. Valuing the Environment. Proceeding of the First Annual International Conference on Environmentally Sustainable Development. September 30 – October 1, 1993. Environmentally Sustainable Development Proceeding Series No. 2 The Word Bank. Washington D.C. 241 Seta AK. 2007. Evaluasi Kebijakan Lingkungan. Bahan Kuliah m.a. Ekonomi Lingkungan dan Analisis Kebijakan PSL 713. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Shah F, D Zilberman, U Chakravorty. 1993.Water Rights Doctrines and Technology Adoption in K Hoff, A Braverman and J Stiglitz eds. The Economics of Rural Organization Theory. Practice and Policy. New York: Oxford University Press, pp. 479 – 99. Siegel S. 1990. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Cetakan Keempat. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. Soenaryo TM, T Waluyo, A Harnanto. 2005. Pengelolaan Sumberdaya Air: Konsep dan Penerapannya. Bayumedia Publishing. Malang. Sterner T, 2003. Policy Instruments for Environmental and Natural Resource Management. Resources for the Future, the World Bank. Washington D.C. and Swedish International Development Cooperation Agency. Stockholm, Sweden. Sudjana. 1986. Metoda Statistika. Edisi Ke-4. Penerbit Tarsito. Bandung. Suharto E. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Edisi Revisi Cetakan Keempat. Alfabeta. Bandung. Suparmoko M. 1989. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Suatu Pendekatan Teoritis. PAU – Studi Ekonomi. UGM. Yogyakarta. Suparmoko M, Suparmoko MR. 2000. Ekonomika Lingkungan. BPFE. Yogyakarta. Supranto J. 2004. Analisis Multivariat: Arti dan Interpretasi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Sutamihardja RTM. 2004. Perubahan Lingkungan Global. Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. SPs IPB. Bogor. Sutamin S. 2005. Pengembangan Jasa Lingkungan di Kabupaten Lombok. Makalah dalam Lokakarya Nasional: Strategi Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. ICRAF - Bappenas. Jakarta. 242 Sutopo MF. 1992. Analisis Nilai Sewa Ekonomis sebagai Sewa Sumberdaya dalam Pengelolaan Hutan Tropis di Indonesia [tesis]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sutopo MF. 1994. Nilai Sewa Ekonomis sebagai Sewa Sumberdaya dalam Pengelolaan Hutan Tropis di Indonesia: Studi Kasus di Riau dalam Oyvind Sandbukt dan Harry Wiriadinata. 1994. Rain Forest and Resource Management. Proceedings of the NORINDRA Seminar. Jakarta, 25 – 26 May 1993. Indonesia Institute of Sciences LIPI. Jakarta. Sutopo MF. 1995. Serasah Ekonomi Sumberdaya Hutan Tropis Indonesia. Institute for Islamic Economics Studies I 2 Wahab SA 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Cetakan Kedua. UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang. UMM Press. Malang. ES. Yayasan Khoiru Ummah. Bogor. Syaukat Y. 2000. Economics of Integrated Surface and Groundwater Use Management in The Jakarta Region, Indonesia. Ph.D. Thesis. Faculty of Graduate Studies. University of Guelph. Canada. Tampubolon R, 2007. Analisis Perubahan Kualitas Lingkungan Daerah Aliran Sungai Citarum, Jawa Barat dan Pengaruhnya terhadap Biaya Produksi PLTA dan PDAM Studi Kasus PLTA Saguling, PLTA Cirata, PLTA Jatiluhur, PDAM Purwakarta dan PDAM DKI Jakarta. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tientenberg T, 1992. Environmental and Natural Resources Economics. Third Edition. New York. Happer Collins Publisher. Turner RK, Pearce D, Bateman I. 1994. Environmental Economics. An Elementary Introduction. Harvester Wheatsheaf. Uyanto SS, 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Edisi 3. Graha Ilmu. Yogyakarta. Vincent JR. 1988. Malaysia : Key Player in International Trade. Journal of Forestry 86 12: 32 – 35. Malaysia. Vincent JR. 1990. Rent Capture and Feasibility of Tropical Forest Management. Land Economics. Vol. 66 May: 212 – 223. The Board of Regents of the University of Wisconsin System. USA. 243 Walpole RE. 1988. Pengantar Statistika. Edisi Ketiga. Penerbit PT Gramedia. Jakarta. [WCED] World Commission on Environment and Development. 1988. Hari Depan Kita Bersama Our Common Future. PT Gramedia. Jakarta. Wilson EM. 1993. Hidrologi Teknik. Terbitan ke-4. Terjemahan dari Engineering Hydrology. 1969. The Macmillan Press LTD. Hampshire. London. Penerbit ITB. Bandung. [WJEMP] Western Java Environment Management Programme. 2004. Draft Report: Strategi Pengelolaan Lingkungan Kota Bogor. WJEMP. Bogor. [World Bank]. 1997. Five Years after Rio : Innovations in Environmental Policy. Environmentally Sustainable Development Studies and Monograph Series, No. 18. dalam Sterner, Thomes., 2003. Policy Instruments for Environmental and Natural Resource Management. Resources for the Future. The World Bank and Swedish International Development Cooperation Agency. Stockholm, Sweden. Wulandari C. 2005. Peningkatan Kapasitas untuk Penguatan Para Pemangku Peran Stakeholders Pengelola Jasa Lingkungan. Makalah dalam Lokakarya Nasional: Strategi Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. WWF Indonesia dan Universitas Lampung. ICRAF. Yudo S. 1999. Analisis dan Proyeksi Kebutuhan Air di DKI Jakarta. Jurnal Sains dan teknologi Indonesia 1 : 228 – 235. Zaini LA. 2005. Program Pengelolaan Perlindungan Sumber Air Baku PDAM Menang Mataram, Nusa Tenggara Barat. Makalah dalam Lokakarya Nasional: Strategi Pengembangan Pembayaran dan Imbal Jasa Lingkungan di Indonesia. Jakarta 14 -15 Pebruari 2005. ICRAF. Zeleny M. 1982. Multiple Criteria Decision Making. McGraw-Hill Series in Quantitative Methods for Management. McGraw-Hill Book Company. The United States of America. Zilberman D, Leslie Lipper. 2002. The Economics of Water Use dalam Bergh JCJMVD Handbook of Environmental and Resource Economics. Edward Elgar. UK. 244 245 LAMPIRAN Tabel 4.1 Jumlah Mata Air pada DAS Cisadane Hulu No. Nama Mata Air DAS Sub DAS Desa Blok Keca- matan Nilai Skor Luas Ha 1. Curuggalong Cisadane Tangkil Curug- galong Caringin 82 412,64 2. Basbak Cisadane Benteng Ciampea 83 3. Cocok Cisadane Ciampea Ciampea 83 15464,52 4. Ciburial Cisadane Ranca- bungur Ranca- bungur 83 1039,88 5. Cimulang Cisadane Cimulang Ranca- bungur 82 6. Tirta Pangrango Cisadane Cibedug Ciawi 77 260,77 7. Babakan Cisadane Banjarwaru Babakan Ciawi 75 8. Ciaul Cisadane Cibedug Ciaul Ciawi 74 147,88 9. Cibedug I Cisadane Cibedug Bedug Ciawi 78 10. Cibedug II Cisadane Cibedug Ciaul Ciawi 78 11. Cibedug III Cisadane Cisalada Cibedug Ciawi 74 12. Ciburial 2 Cisadane Tangkil Ciburial Caringin 76 223,99 13. Pancawati Cisadane Pancawati Caringin 74 8,72 14. Cipangu- suhan Cisadane Pancawati Caringin 80 885,41 15. Batukarut Cisadane Pasirbuncir Batukarut Caringin 78 234,52 16. Kampung- tama Cisadane Sirnagalih Tamansari 78 17. Babakan Ciampea Tapos I Kampung Babakan Tenjolaya 70 18. Ciburial Ciampea Tapos I Kampung Jagapati Tenjolaya 77 19. Gunung Malang Cinang- neng Hulu Gunung Malang Tenjolaya 75 246 Lanjutan .... No. Nama Mata Air DAS Sub DAS Desa Blok Keca- matan Nilai Skor Luas Ha 20. Situ Daun 2 Cisadane Situ Daun Tenjolaya 77 21. Bojong 1 Cihideng Cihideng Ilir Ciampea 69 22. Bojong 2 Cihideng Cisadane Cihideng Ilir Ciampea 72 23. Lebong Cisadane Benteng Ciampea 66 111,04 24. Ciaruten Udik 1 Cisadane Ciaruten Udik Cibung- bulang 80 25. Ciaruten Udik 2 Cisadane Ciaruten Udik Cibung- bulang 80 360,95 26. Ciaruten Udik 3 Cisadane Ciaruten Udik Cibung- bulang 78 152,05 27. Pesantren Sahid Cisadane Gunung Menyan Pamijahan 71 413,58 28. Pancoran Tujuh Cisadane Gunung Bunder Pamijahan 78 29. Barengkok Cisadane Barengkok Leuwiliang 68 14763,65 30. Karacak Cisadane Karacak Leuwiliang 80 1979,51 31. Leuwi- bengkok Cisadane Sadeng kolot Leuwi- sadeng 70 32. Cimapag Cisadane Babakan sadeng Leuwi- sadeng 72 33. Cimanisrasa Cisadane Sadeng kolot Leuwi- sadeng 80 34. Cisalada Cibuluh Cikaniki Cisadane Kiarasari Sukajaya hulu, arah Nang- gung 77 321,88 35. Cisangku- Cihalang Cisadane Curug Bitung Nanggung 71 17,86 36. Cima- nganten 1 Cikaniki Cisadane Bantarkaret Sub Cima- nganten Nanggung 76 37. Cima- nganten 2 Cikaniki Cisadane Bantarkaret Nanggung 74 38. Cimahpak Cikaniki Cisadane Hambaro Nanggung 80 39. Borutujuh, Ciahok Cikaniki, Cisadane Cigudeg Cigudeg Rumpin 72 154,18 40. Cikaung Cisadane Banyuwangi Cigudeg Rumpin 73 185,91 41. Ciangger Cisadane Wargajaya Cigudeg Rumpin 76 42. Cibitung Cisadane Wargajaya Cigudeg 80 976,75 247 Lanjutan ..... No. Nama Mata Air DAS Sub DAS Desa Blok Keca- matan Nilai Skor Luas Ha 43. Cidokom Citempan Cisadane Cidokom Rumpin 71 140,47 44. Citeras Citempan Cisadane Leuwibatu Kampung Citeras Rumpin 72 19048,99 45. Pabuaran Cisadane Rabak Kampung Pabuaran Rumpin 66 76,70 46. Barengkok Cisadane Cipinang Barengkok Rumpin 69 1067,56 47. Gunung Bunder 21 Cisadane Gunung Bunder 2 Pamijahan 55 48. G.Bunder 22 Cisadane G. Bunder 2 Pamijahan 55 49. Keroncong Cisadane Pamijahan Kampung Keroncong Pamijahan 47 50. Keroncong Cisadane Pamijahan Kampung Keroncong Pamijahan 47 51. Gunung Picung Cisadane Gunung Picung Pamijahan 44 52. Sukajadi 1 Ciapus Cisadane Sukajadi Tamansari 55 53. Sukajadi 2 Ciapus Cisadane Sukajadi Tamansari 55 54. Sukajadi 3 Ciapus Cisadane Sukajadi Tamansari 58 55. Sukajadi 4 Ciapus Cisadane Sukajadi Tamansari 58 56. Sukajadi 5 Ciapus Cisadane Sukajadi Tamansari 47 57. Jagapati Ciampea Cisadane Tapos I Kampung Jagapati Tenjolaya 58 58. Situ Daun 1 Cisadane Situ Daun Tenjolaya 58 Sumber : BPDAS Citarum-Ciliwung 2007. Data Diolah. Keterangan: Menunjukkan Nilai Skor pada Mata Air, terdiri dari : 1. Mata Air termasuk Kategori Sangat Prioritas Skor 80, butir 1 – 5 2. Mata Air termasuk Kategori Prioritas Skor 61 - 80, butir 6 – 45 3. Mata Air termasuk Kategori Agak Prioritas Skor = 60, butir 46 – 58 Menunjukkan Luas Daerah Resapan yang Teridentifikasi pada berbagai tempat Mata Air dalam hektar. 248 Tabel 4.2 Inventarisasi Sungai dan Anak-anak Sungai Cisadane Sungai dan Anak Cisadane Lintas Kabupaten - Kota Bogor No Su- ngai Uta- ma Anak Sungai Orde-1 Anak Sungai Orde-2 Anak Sungai Orde-3 Anak Su-ngai Orde-4 Panjang km Debit Liter detik Luas km 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Maks Min 1 Cisa- dane 116.750 28.594 10.420 1.466,46 Cibatukaret 1,50 Cisalopa 3,75 4,24 Cigombong 5,00 10,68 Ciseblak 5,50 2,47 Coblogobang 3,75 Cibogo 5,50 3,43 Cinagara 13,80 1.879 357 21,85 Cigimbal 1,25 Cipapokol 6,00 4,19 Cipanggiling 1,75 Cikutu 1,25 Ciadeg 3,00 3,41 Cimanggis 2,25 1,02 Cicaringin 2,25 3,34 Cipicis 1,25 1,74 Ciibah 1,50 0,98 Cigembrong 4,50 Cisinem 2,00 Cigenteng 2,50 3,49 Ciputat 1,50 2,25 Cibadak 11,75 10,60 Cikuda 1,50 1,57 Cipelang 0,50 Cimenteng 5,50 2,01 Cibatulawang 2,00 0,32 Cibe- gang 1,50 0,29 Cikiara 1,50 Cimande 16,80 34,94 Ciheranggede 11,80 1.219 150 10,37 Ciwates 2,25 Ciletuh 5,25 10,30 Ciherangsakim 10,00 5,02 Cipa- sir- kuda 1,75 0,53 Cimulang 1,00 0,60 Cicandu 0,75 0,35 Cilemahduwur 2,00 0,57 Cisarua 4,50 2,96 Cihideung 7,00 8,52 249 Lanjutan ….. Sungai dan Anak Cisadane Lintas Kabupaten - Kota Bogor No Su- ngai Uta- ma Anak Sungai Orde-1 Anak Sungai Orde-2 Anak Sungai Orde-3 Anak Sungai Orde-4 Panjang km Debit Liter detik Luas km 2 Ciparakalih 2.50 3,24 Ciwarukuning 1.50 Cikereteg 18,10 1.155 173 27,13 Cicukanggaleuh 2,50 1,60 Cipalayangan 2,00 2,50 Cilebakcipaok 1,75 0,37 Cilebakciderung 2,00 Cidahu 2,50 0,87 Cipalasari 2,00 Ciletuh 1,50 3,51 Cibedug 4,50 1,60 Cipondikmenteng 4,50 1,59 Ciantawis 2,00 Nyongkokot 1,25 Cipaku 3,75 8,21 Cilulumpang 3,75 1,96 Cileuwibangke 1,50 3,49 Cibojong- pasantren 2,00 Cibojong- poponcat 2,50 Cikobak 2,18 Cipalasari 8,75 6,18 Cipicung 6,50 2,39 Cijeruk 4,00 4,38 Ciangga 2,50 0,59 Cipinanggading 11,00 22,31 Cipalayangan 2,75 Cileungsir 6,62 3,10 Ciselajambe 1,00 Cilutung 1,25 Cibeureum 1 7,40 1.109 486 Cinangka 2,00 Cimuncang 5,00 1,85 Cisaat 2,75 2,41 Cika- rasak 2,00 0,80 Cinala 1,25 0,24 Cigadog 3,75 1,55 Cikaret 2,50 2,87 Ciapus 13,00 159 123 53,66 Cisindangbarang 9,50 3.839 292 14,95 Ciomas 4,50 4,26 Cikoneng 3,75 1,91 Ciherang 21,60 7,18 250 Lanjutan ….. Sungai dan Anak Cisadane Lintas Kabupaten - Kota Bogor No Su- ngai Uta- ma Anak Sungai Orde-1 Anak Sungai Orde-2 Anak Sungai Orde-3 Anak Sungai Orde-4 Panjang km Debit Liter detik Luas km 2 Cilubang 4,00 1,17 Cibinong 4,50 0,64 Cihideung 12,5+ 35,73 Cibeureum 2 10,00 Cikirieun 4,50 Cisasah 4,50 5,54 Ciampea 22,10 8.832 468 58,42 Cinangka 6,50 Cinangneng 18,60 5.642 335 22,57 Cikalancing 6,00 Ciaruteun 13,750+ 28,78 Cianteun 37,50 68.401 6.402 411,20 Cibungbulang 12,10 9,85 Cikompeni 8+ 5,46 Cikereo 2,75 Cikaniki 41,60 411,20 Cibeber 8,75 10,28 Cianiwung 3,50 3,21 Cisalak 3,00 Cisadeng 4,25 9,91 Cisadeng II 5,50 4,22 Cisarateun 6,25 8,30 Cimapang 3,00 3,75 Cinanggung 3,00 1,64 Cikunang 2,75 Cikaung 2,25 Cisaninteun 1,25 4,27 Cikuluwung 2,25 24,27 Cijampangbulu 2,50 Cigamea 12,90 12.557 1.157 17,08 Cigatet 2,75 Citeureup 11,50 6.771 1.716 32,13 Ciletuh 7,00 11,73 Cibeteungleutik 6,25 Citempuan 19,50 3.928 688 63,87 Cibodas 5,00 Ciguha 1,75 4,58 Cikarang 2,50 Cipinang 12,50 2.026 350 23,90 Cilangkap 4,00 3,89 Cihowe 10,50 26,55 K. Bualan 3,25 Cibogo 7,50 1,64 Cikuya 4,00 Sumber : Balai PSDA Wilayah Sungai Ciliwung – Cisadane, Bogor, Maret 2010 251 Tabel 4.3 Hujan Maksimum, Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di DAS Cisadane Hulu 1967-2009 Tahun Hujan Maksimum mm Jumlah Curah Hujan mm Jumlah Hari Hujan HH 1967 78 3801 163 1968 80 4722 215 1969 95 3262 168 1970 80 2401 168 1971 114 3951 164 1972 60 2950 164 1973 176 5684 209 1974 190 5386 203 1975 145 4386 188 1976 108 3632 185 1977 128 4881 203 1978 210 5299 214 1979 150 4376 199 1980 132 5304 200 1981 183 5193 224 1982 108 3976 173 1983 120 3600 168 1984 140 4972 203 1985 138 4349 167 1986 108 4871 176 1987 115 3696 161 1988 106 3377 149 1989 147 4315 171 1990 129 4427 198 1991 125 3463 156 1992 112 4014 179 1993 157 4688 194 1994 105 4094 167 1995 96 4702 196 1996 129 4005 214 1997 172 3013 152 1998 116 4075 224 1999 163 3409 231 2000 96 3223 195 2001 96 3253 199 2002 133 4484 184 2003 99 3886 145 2004 93 3945 172 2005 134 4674 184 2006 104 3561 141 2007 157 3131 156 2008 144 4142 183 2009 112 3542 150 Sumber : BPSDA Ciliwung – Cisadane, Maret 2010. 252 Tabel 4.4 Kualitas Air Sungai Cisadane 2009 No. Parameter Satuan Baku Mutu BML Air Kelas I Rata-rata Rata- rata Ta- hunan Kete- rangan Sem 1 Sem 2 Fisika 1. Temperatur ± 3 C 25 26 25 BML 2. Residu Terlarut TDS mgl 1000 52 60 56 BML 3. Residu Tersuspensi TSS mgl 50 54 86 70 BML 4. Daya Hantar Listrik DHL µmhocm - 127.74 113.19 120.46 5. Kekeruhan Skala NTU - 73.29 76.39 74.84 Kimia 6. pH mgl 6-9 7.63 7.42 7.53 BML 7. Sulfida S 2- mgl 0.002 0.034 0.040 0.037 BML 8. Khlorin bebas Cl 2 mgl 0.03 0.114 0.137 0.126 BML 9. Ammonia NH 3- mgl N 0.5 0.064 0.048 0.056 BML 10. Nitrat NO 3- mgl N 10 1 0.879 0.949 BML 11. Nitrit NO 2- mgl N 0.06 0.021 0.017 0.019 BML 12. COD mgl 10 23.29 161.43 92.36 BML 13. Phosphat PO 4 2- mgl 0.2 0.286 0.223 0.254 BML 14. Oksigen Terlarut DO mgl 6 7.57 7.14 7.35 BML 15. Barium Ba mgl 1 0.06 0.03 BML 16. Kromium Heksa Cr 6+ mgl 0.05 0.026 0.027 0.027 BML 17. Sianida CN mgl 0.02 0.043 0.038 0.041 BML 18. Sulfat SO 4 2- mgl 400 7.57 3.86 5.71 BML 19. Mangan Mn mgl 0.1 0.843 0.614 0.729 BML 20. Seng Zn mgl 0.05 0.019 0.013 0.016 BML 21. Tembaga Cu mgl 0.02 0.154 0.077 BML Mikrobiologi 22. E. Coli Jml100ml 100 BML 23. Total Coliform Jml100ml 1000 1 314 31 800 16 557 BML Sumber : [BLH] Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor. 2009. Data Diolah. Keterangan: Nilai diatas Baku Mutu Lingkungan BML Kualitas Air adalah : TSS, Sulfida, Khlor Bebas, COD, Phosphat, Oksigen Terlarut DO, Sianida, Mangan, Tembaga, dan Total Coliform. 253 Tabel 4.5 Perusahaan Pemanfaat Air Bersih di DAS Cisadane Hulu, Kecamatan Ciawi, 2009 No. Kecamatan Sampel Nama perusahaan Lokasi Mata Air Debit m 3 Keterangan hari 1. Ciawi Azis Marzuki Citapen 200 Sejak 2008, Air Curah; belum ada izin IPA dari ESDM 2. Ciawi Briah Makmur Drs. Robinson Manurung Jambu Luwuk 150 Air Curah; Sejak 2008; izin ESDM terbit tanggal 08022008 dan Juni 2009 ditutup oleh Masyarakat 3. Ciawi M. Edison P. St. Pane CKE Cibedug 200 Sejak 2007; Air Curah dan Gallon AMDK; izin ESDM terbit tanggal 04122007 4. Ciawi H. Ahmada Fatimah Jambu Luwuk 200 Air Curah; Sejak 2007; izin ESDM terbit tanggal 14122007 dan Juni 2009 ditutup oleh Masyarakat 5. Ciawi M. Agus Yulianto Cibedug 138 Sejak 2007; Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 12092007 6. Ciawi Tirta Widi Jambu Luwuk 160 Sejak 2005, belum ada izin IPA dan Juni 2009 ditutup oleh Masyarakat 7. Ciawi Laura Tirta Cibedug 160 Sejak 2008 dan belum ada izin IPA 8. Ciawi Sendang Tridarma Cibedug 20 Sejak 2007; izin ESDM terbit tanggal 23022008 1.228 Ekuivalen 14,22 ldet 9. Bojong Murni, Ciawi Aquasis Indonesia dan CV MAP Bojong Murni 1.200 Sejak 2000; dan 2006 pindah ke Seuseupan; Izin gabung dengan Azis Marzuki 10. Ciawi Alam Tirta Pangrango, PT Cisalada, Cibedug 300 Sejak 2007; izin ESDM terbit tanggal 14122007 11. Ciawi Cikahuripan, CV Cibedug 70 Sejak 2007; izin ESDM terbit tanggal 14122008 12. Ciawi Tirta Alam Pangrango, CV Cibedug 200 Sejak 2003; Perpanjangan izin ESDM terbit tanggal 11122006 Jumlah Badan usaha 1.770 Ekuivalen 20,50 ldet 13. Ciawi MA Cibedug milik PDAM Tirta Kahuripan Cibedug 1.642 Selain untuk PAM rumah tangga air bersih, dijual pula dalam bentuk Air Curah Jumlah PDAM 1.640 Ekuivalen 18,98 ldet Jumlah Potensi Air Curah Ciawi 4.640 Bila dikonversi dalam ldet adalah 53,70 ldet Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Bogor, Maret 2010 dan Hasil Penelitian. Data Diolah. 254 Tabel 4.6 Perusahaan Pemanfaat Air Bersih di DAS Cisadane Hulu, Kecamatan Caringin, 2009 No. Keca- matan Sampel Nama perusahaan Lokasi Mata Air Debit m 3 Keterangan hari 1. Caringin Budi Kosasih Caringin 120 AMDK; izin ESDM terbit tanggal 30052008 2. Caringin Syahril Caringin 120 AMDK; izin ESDM terbit tanggal 19102004 240 Ekuivalen 2,78 ldet 3. Caringin PT Aqua Asia Irinda dan CV MAP Bojong Murni 120 Sejak 2000; dan sejak 2006 dan pada 2008 pindah ke Caringin mendirikan AMDK 4. Caringin Buana Tirta Abadi Citra Sela Buana Caringin 400 AMDK; izin ESDM terbit tanggal 25072008 5. Caringin Super Wahana Tech-no, Sinar Mas Group Zamzami Amin Caringin 200 AMDK; izin ESDM terbit tanggal 04122007 6. Caringin Tirta Sariaji Caringin 120 840 Ekuivalen 9,72 ldet 7. Caringin PDAM Tirta Pakuan Ciburial, Tangkil, Caringin 10.368 Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM terbit tanggal 27052008 10.368 Ekuivalen 120 ldet Total Caringin 11.448 Ekuivalen 132,50 ldet Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Bogor, Maret 2010 dan Hasil Penelitian. Data Diolah. 255 Tabel 4.7 Perusahaan Pemanfaat Air Curah di DAS Cisadane Hulu, Kecamatan Cijeruk, 2009 No. Kecamatan Sampel Nama perusahaan Lokasi Mata Air Debit m 3 Keterangan hari 1. Cijeruk Tuti Alawiyah Indra Surkana Cijeruk 50 Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 29022008 2. Cijeruk Agus Buhori Muslim Cijeruk 150 Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 22112007 3. Cijeruk Drs. Abdul Hadi Cijeruk 70 Air CurahAMDK; izin ESDM terbit tanggal 19112007 4. Cijeruk H. Tjetje Sukarna Citiis 200 Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 12092007 5. Cijeruk Sawati Citiis 30 Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 25052007 6. Cijeruk Yahya Junaid Citiis 34 Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 11052007 7. Cijeruk H. Suwarno, BA Citiis 50 Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 26042007 584 Ekuivalen 6,76 ldet 8. Cijeruk PT Pengem- bangan Agro Wisata Lido 144 Air Bersih; izin ESDM terbit tanggal 28042008 9. Cijeruk Mustika Alam Raya Semesta Cijeruk 88 AMDK; izin ESDM terbit tanggal 11052007 232 Ekuivalen 2,69 ldet 10. Cijeruk PDAM Tirta Kahuripan Citiis 10.368 Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM terbit tanggal 27062008 11. Cijeruk PDAM Tirta Kahuripan Cijeruk -1 3.629 Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM terbit tanggal 28042008 12. Cijeruk PDAM Tirta Kahuripan Cijeruk-2 1.296 Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM terbit tanggal 28042008 13. Cijeruk PDAM Tirta Pakuan Palasari 4.320 Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM belum diproses atau tidak tercatat 14. Cijeruk PDAM Tirta Pakuan Bantar Kambing, Cijeruk 14.688 Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM belum tidak tercatat 34.301 Ekuivalen 397 ldet Total Cijeruk 35.117 Ekuivalen 406,45 ldet Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Bogor, Maret 2010 dan Hasil Penelitian. Data Diolah. 256 Tabel 4.8 Perusahaan Pemanfaat Air Curah di DAS Cisadane Hulu, Kecamatan Cigombong, 2009 No. Kecamatan Sampel Nama perusahaan Lokasi Mata Air Debit m 3 Keterangan hari 1. Cigombong H. Asep Saefulloh Citiis 300 Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 13042007 2. Cigombong H. Nurdin Citiis 300 Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 13042007 3. Cigombong Ir. Siti Wahyuni Citiis 100 Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 29122006 700 Ekuivalen 8,10 ldet 1. Cigombong Sumber Air Cijeruk Ciburuy-1 180 Air CurahAMDK; izin ESDM terbit tanggal 10102007 2. Cigombong Sumber Air Cijeruk Ciburuy-2 260 Air CurahAMDK; izin ESDM terbit tanggal 10102007 3. Cigombong Sumber Air Cijeruk Ciburuy-3 300 Air CurahAMDK; izin ESDM terbit tanggal 10102007 4. Cigombong Sumber Air Cijeruk Ciburuy-4 180 Air CurahAMDK; izin ESDM terbit tanggal 10102007 5. Cigombong Sumber Air Cijeruk Ciburuy-5 180 Air CurahAMDK; izin ESDM terbit tanggal 10102007 6. Cigombong Tirta Investama PT Ciburuy 2.500 Air CurahAMDK; izin ESDM terbit tanggal 10102007 3.600 Ekuivalen 41,67 ldet Total Cigombong 4.300 Ekuivalen 49,77 ldet Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Bogor, Maret 2010 dan Hasil Penelitian. Data Diolah. 257 Tabel 4.9 Perusahaan Pemanfaat Air Curah di DAS Cisadane Hulu, Kecamatan Tamansari, 2009 No. Kecamatan Sampel Nama perusahaan Lokasi Mata Air Debit m 3 Keterangan hari 1. Tamansari Banyu Biru Kabandungan, Kampung Budaya, Pasireurih 50 Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 15082008 2. Tamansari Penta Mas Jaya Julia Sunarto Sirnagalih, Kota Batu 200 Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 03112008 250 Ekuivalen 2,89 ldet 3. Tamansari Tirta Mutiara Makmur Citaman, Sirnagalih 180 Air Curah; izin ESDM terbit tanggal 04122008 4. Tamansari Delta Rezeki Abadi Tirta Murni Batu Gede- Sukamantri 150 Air Curah dan AMDK; izin ESDM terbit tanggal 03852007 5. Tamansari Giri Salak Indah Cicau, Sirnagalih 34 AMDK; izin ESDM terbit tanggal 20072007 6. Tamansari PT Nirwana Kadariyan to Kota Batu, Tamansari 100 Air Curah sejak 2006; AMDK 2008; izin ESDM tertanggal 04122007 464 Euivalen 5,37 ldet Total Tamansari 714 Ekuivalen 8,26 ldet Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Bogor, Maret 2010 dan Hasil Penelitian. Data Diolah. 258 Tabel 4.10 Perusahaan Pemanfaat Air Curah di DAS Cisadane Hulu, Ciomas No. Kecamatan Sampel Nama perusahaan Lokasi Mata Air Debit m 3 Keterangan hari 1. Ciomas Tirta Sumber Arta Siti Sukmawijaya Gg. Nurkim 170 Sejak 1990; Air CurahAMDK; izin ESDM terbit tanggal 09012008 170 Ekuivalen 1,97 ldet 2. Ciomas PDAM Tirta Kahuripan Ciburial-1 : 59 ldet 5.098 Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM terbit tanggal 28042008 3. Ciomas PDAM Tirta Kahuripan Ciburial-2 : 615 ldet 53.136 Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM terbit tanggal 04122007 4. Ciomas PDAM Tirta Kahuripan Ciburial-3 : 10 ldet 864 Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM terbit tanggal 04122007 5. Ciomas PDAM Tirta Pakuan Kota Batu; ada 2 mata air 1:45 ldet mata air 2:15 ldet Jumlah : 70 ldet 6.048 Air Bersih dan Air Minum; izin ESDM terbit tanggal 27062008 65.146 Ekuivalen 754 ldet Total Ciomas 65.146 Ekuivalen 754 ldet Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan Hasil Penelitian. Data Diolah. 259 Tabel 4.11 Kelompok Pemanfaat Air Baku Air Minum dan Kapasitas Terpasang dalam Pengelolaan Air Curah di DAS Cisadane Hulu, 2010 No. Kecamatan Sampel Pemanfaat Sumber Air Baku atau Air Minum unit Kapasitas Debit Terpasang m 3 hari Usaha Perse- orangan Badan Usaha Swasta Perusa- haan Daerah Air Minum Usaha Perse- orangan Badan Usaha Swasta Perusa- haan Daerah Air Minum

1. Ciawi:

Air Curah 8 4 1 1.228 1.770 1.640

2. Caringin:

Air Curah 2 4 1 240 840 10.358

3. Cijeruk:

Air Curah 7 2 2 584 232 34.307

4. Cigombong:

Air Curah 3 2 - 700 3.600 -

5. Tamansari:

Air Curah 2 4 - 250 464 -

6. Ciomas:

Air Curah 1 2 2 170 5.823 65.146 Jumlah 22 16 6 3.172 12.729 111.451 Sumber : Tabel Lampiran Tabel 5.1 – Tabel 5.6. Data Diolah. Tabel 4.12 Hubungan antara Kapasitas Terpasang dengan Kapasitas Terpakai Air Minum berbasis Air Curah, di DAS Cisadane Hulu, 2010 Kecamatan Sampel Kapasitas Terpasang m 3 Kapasitas Terpakai atau Volume Air Terjual m hari 3 hari Usaha Perseor angan Badan Usaha Swasta Perusahaan Daerah Air Minum Usaha Perse- orangan Badan Usaha Swasta Perusahaan Daerah Air Minum Ciawi 1.228 1.770 1.640 1.984 961,20 2.011 Caringin 240 840 10.358 133,80 1.833,37 10.174,14 Cijeruk 584 232 34.307 507,81 94 12.842 Cigombong 700 3.600 1.136 3.103 Tamansari 250 464 360 1.445 Ciomas 170 5.823 65.146 424 2.112 19.992 Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, Maret – Juni 2010 260 Tabel 4.13 Pendapatan Para Pelaku dan Jumlah Air Terjual dari Responden atau Sampel dalam Pengelolaan Air Minum Berbasis Air Curah di DAS Cisadane Hulu, 2010 Res- pon- den Volume Air Terjual m 3 Jum lah Mo bil Air u- nit per hari Ritasi tang- ki Pendapatan Para Pelaku per hari Pengu- saha Mata Air Rp. Pengusaha Kendaraan Rp. Supir Rp. Kenek Rp. Ke- mam- puan Supir rit 1 176,40 4 16 525000 1760000 59400 26600 2 2 96 2 12 300000 924.000 64000 30000 2 3 1024 32 128 5120000 16320000 57200 26100 2 4 1088 50 128 5120000 19008000 97000 37000 2,56 5 1208 45 151 6040000 20045250 109200 52080 3,36 6 264 8 33 660000 2486000 72500 39170 2 7 176 6 22 550000 2981000 12733 66060 3,67 8 656 35 82 2050000 9192200 11596 57798 2,34 9 200 8 25 500000 3162500 131460 61035 3,31 10 184,80 10 22 495000 4262500 86308 48231 2,20 11 424 15 53 1325000 935260 133798 97930 3,53 12 131,81 6 19 475000 1355710 109200 58800 3,12 13 48 2 6 90000 789000 74000 39000 2 14 280 18 35 805000 4030185 67038 34814 2 15 200 12 25 575000 3.91675 74666 40000 2 16 40 2 5 125000 595000 110000 52500 2,50 17 96 3 12 480000 1398000 128888 66668 4 18 160 5 20 400000 2456260 141252 73752 4 19 96 3 12 480000 1540000 133332 70000 4 20 48 2 6 320000 1006664 99999 50001 3 21 96 2 12 480000 1509996 97500 52500 3 22 48 2 6 240000 810.000 102501 47499 3 23 160 4 20 400000 2500000 92970 47658 2,50 24 64 2 8 320000 1070000 137500 70000 4 25 48 2 6 240.000 790000 99999 60000 3 26 80 3 10 400000 1195000 104895 56610 3,33 261 Lanjutan ….. Res- pon- den Volume Air Terjual m 3 Jum- lah Mobil Air u- nit per hari Ritasi tang- ki Pendapatan Para Pelaku per hari Pengu- saha Mata Air Rp. Pengusaha Kendaraan Rp. Supir Rp. Kenek Rp. Ke- mam- puan Supir rit 27 48 2 6 320000 800000 82500 45000 3 28 48 2 6 240000 677142 107142 53571 3 29 144 4 18 720000 2130000 75625 41875 2,25 30 88 3 11 385000 1260000 103428 56720 3,67 31 64 2 8 280000 890000 125000 70000 4 32 320 12 40 1600000 5121739 115827 62258 3,33 33 128 4 16 560000 1883072 132308 69232 4 34 208 8 26 910000 2892500 99531 58906 3,25 35 600 22 75 2625000 9278571 122760 63327 3,41 36 1440 85 180 6300000 22680000 73291 39371 2,12 37 128 4 16 320000 2245.000 145000 78752 4 38 144 5 18 450000 2155000 115000 61000 3,60 39 128 4 16 400000 1360000 118752 67500 4 Sumber : Data Primer. Hasil Penelitian. Data Diolah. Tabel 4.14 Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan AMDK Aqua dan Non Aqua di DAS Cisadane Hulu, 2010 No. Kelompok Pemasaran Galon m 3 Botol per tahun Gelas Total m 3 per tahun 1 m 3 m per tahun 3 per tahun 1. PT Tirta Utama Abadi 541.728 1.099.710,38 14.332,73 1.655.771,11 2. PT. Balina Agung Perkasa 996.475,87 304.886,33 430.990,17 1.732.352,37 3. PT. Tirta Varia Inti Pratama 3.467.500 404.631,70 576.583,20 4.448.714,90 Sub Total Aqua 5.005.703,87 1.809.228,41 1.021.906,1 7.836.838,38 Sumber : Data Pimer. Hasil Penelitian. Data Diolah Keterangan : 1 Hasil Survai Lapang dengan Pengamatan, Pencatatan dan Wawancara dengan Para Pelaku dan Penanggung Jawab pada TUA Mekarsari atau Babakan Pari, BAP Benda, dan TVIP Talang 2 Cimande. Database tersedia pada Peneliti. Hasil Penelitian Komparatif. 262 Tabel 4.15 Produksi AMDK Botol dan Gelas Merk Aqua, 2010 No. Lokasi Keca- matan Perusa- haan Produksi Air Minum Dalam Kemasan AMDK Botol 1500 ml lhari Botol 600 ml lhari Botol 330 ml lhari Gelas 240 ml lhari Jumlah 1 m 3 Tahun 1. Cigom- bong PT Tirta Utama Abadi TUA 772.200 697.498 57.677 39.813 572.023,62 2. Cigom- bong PT. Balina Agung Perkasa BAP 187.272 467.403 80.631 1.280.794 735.876,50 3. Cigom- bong PT. Tirta Varia Inti Pratama TVIP 293.814 750.030 64.734 1.579.680 981.214,18 4. Cigom- bong Total Aqua 2 1.253.286 1.914.931 203.042 2.900.287 2.289.114,30 Sumber : Data Primer. Hasil Penelitian Lapangan. Pengamatan, Pencatatan dan Wawancara dengan Para Pelaku dan Penanggung Jawab pada TUA, BAP, dan TVIP. Data Diolah Keterangan : 1 Konversi dari 1 Dus Botol 1500 m = 18 liter; 1 Dus Botol 600 ml = 14,4 liter; 1 Dus Botol 330 ml = 7,92 liter; dan 1 Dus Gelas 240 ml = 11,52 liter 2 Pabrik dan Kantor di Mekarsari dan Babakan Pari, Cidahu – Cicurug, Sukabumi, tetapi pangkalan truk Aqua di Babakan Pari atau Mekarsari TUA, Benda BAP dan Talang 2 Cimande TVIP, dan terdapat juga pengisian air curah di Bohlam, Cigombong, Kabupaten Bogor. Lokasi Penelitian DAS Cisadane Hulu dan diasumsikan di wilayah Cigombong dan sekitarnya, Kabupaten Bogor. Database tersedia pada Peneliti. Hasil Penelitian Komparatif. 263 Tabel 4.16 Kapasitas Sumber Air Baku PDAM Tirta Kahuripan No. Instalasi Sumber Air Baku Kapasitas liter per detik Debit Terpasang Debit Terpakai Sisa 1. MA Ciburial Mata Air Ciburial 485 464 21 2. MA Cijeruk Mata Air Cijeruk 25 17.8 7.2 3. MA Citiis Mata Air Citiis 10 10 4. MA Cibedug Mata Air Cibedug 19 14.7 4.3 5. MA Ciampea Mata Air Ciampea 2.5 2.3 0.2 6. MA GSP Mata Air GSP 3.0 3.2 0.2 7. MA Brujul Mata Air Brujul 20 20.8 0.8 8. MA Cikahuripan Mata Air Cikahuripan 120 119.8 0.2 9. MA Katulampa Mata Air Katulampa 12 11.3 0.7 10. Legong Sungai Ciliwung 420 366 54 11. Citayam Sungai Ciliwung 160 108.4 51.6 12. Cibinong Sungai Ciliwung 200 192.1 7.9 13. Kedunghalang Sungai Ciliwung 70 69.5 0.5 14. Jonggol Sungai Ciereng 10 11.6 1.6 15. Cibungbulang Sungai Cianten 50 45.6 4.4 16. Leuwiliang Sungai Citeureup 20 18 2 17. Parung Panjang Sungai Cimanceuri 100 61.5 38.5 18. Sawangan Sungai Angke 10 10.4 0.4 19. Gunung Putri Sungai Cikeas 150 118.9 31.1 20. Bukit Golf Sungai Cikeas 50 14.1 35.9 21. Cinangka Sungai Krukut 5 3 2 22. SB Cimanggis Sumur Bor 5 5 23. SB Permata Puri Sumur Bor 10 6.6 3.4 24. SB Laguna Sumur Bor 3 3.1 0.1 25. SB Cileungsi Sumur Bor 32 34.5 2.5 26. SB Limus Nunggal Sumur Bor 15 13.6 1.4 27. SB Kota Legenda Sumur Bor 22 20.5 1.5 28. SB Kota W CH Sumur Bor 15 17.7 2.7 29. SB Kota W CP Sumur Bor 10 8.8 1.2 30. SB Kota W CO Sumur Bor 12 8.5 3.5 31. SB Kota W CSTO Sumur Bor 5 6 1.0 J u m l a h 2 070.5 1 802.3 268.2 Sumber : PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, 2010 264 Tabel 4.17 Keragaan PDAM Tirta Pakuan dan Tirta Kahuripan 2005-2009 Keragaan PDAM 2005 2006 2007 2008 2009 Nilai Aset Rp 1000 kali PDAM Tirta Pakuan 82.116.793 85.934.821 109.369.338 130..072.858 141.427.109 PDAM Tirta Kahuripan 159.330.212 165.984.599 198.506.945 209.417.753 237.622.409 Pelanggan PDAM Tirta Pakuan 70.014 72.924 74.988 79.585 86.587 PDAM Tirta Kahuripan 97.152 101.499 110.448 115.357 120.873 Cakupan Pelayanan PDAM Tirta Pakuan 47,71 47,74 47,.08 48,04 50,09 PDAM Tirta Kahuripan 8 9,90 14,49 Distribusi Air m3 PDAM Tirta Pakuan 3.631.300 3.703.800 3.891.200 4.028.485 4.170.614 PDAM Tirta Kahuripan 48.885.534 47.218.620 50.397.812 53.348.147 54.246.503 Air Terjual m3 PDAM Tirta Pakuan 2.483.240 2.166.042 2.158.133 2.182.447 2.257.595 PDAM Tirta Kahuripan 31.619.837 31.784.683 33.353.035 35.274.419 37.144.188 Kehilangan Air m3 PDAM Tirta Pakuan 1.230.648 1.231.514 1.426.125 1.395.064 1.443.450 PDAM Tirta Kahuripan 17.265.697 15.433.937 17.044.777 18.073.728 17.102.315 Pendapatan Usaha Rp 1000 kali PDAM Tirta Pakuan 53.232.590 64.884.167 78.653.368 93.710.201 108.002.445 PDAM Tirta Kahuripan 76.430.664 106.832.630 112.121.833 118.777.489 124.509.057 Laba Bersih Rp 1000 kali PDAM Tirta Pakuan 5.516.731 6.940.806 10.327.956 16.419.642 19.749.277 PDAM Tirta Kahuripan 3.505.820 11.570.848 10.350.254 11.217.670 15.824.715 Penggunaan Air PDAM Tirta Pakuan 66,11 66,75 63,35 65,37 65,39 PDAM Tirta Kahuripan 64,68 67,31 66,18 66,12 68,47 Kehilangan Air PDAM Tirta Pakuan 33,89 33,25 36,65 34,63 34,61 PDAM Tirta Kahuripan 35,32 32,69 33,82 33,88 31,53 Sumber : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, 2010. Laporan Keuangan Tahun 2005-2009. Data Diolah. 265 Tabel 5.1 Analisis Regresi Logistik Perilaku Masyarakat dalam Melakukan