Perekonomian Makro Kota Bogor dan Kabupaten Bogor

112 Bogor Sumber: BPS Kota Bogor Dalam Angka 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009; BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka, 2005, 2006, 2007, 2008, dan untuk Tahun 2009 dari Dinas Kependudukan Kabupaten Bogor Pertambahan penduduk rata-rata tahunan di kecamatan sampel tertinggi adalah di Kecamatan Ciomas sebesar 2.58, menyusul Ciawi 2.22, Cigombong 2.16, Cijeruk 2.01, Caringin 1.93, dan Tamansari 1.62; sementara itu pertumbuhan jumlah penduduk di seluruh Kecamatan sampel di Kabupaten Bogor sebesar 2.12 yang lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk rata-rata tahunan Kabupaten Bogor 1.74. Dengan demikian hanya Kecamatan Tamansari yang perkembangan penduduk rata-rata tahunan lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata tahunan Kabupaten Bogor, sementara itu lima kecamatan sampel lainnya lebih tinggi. Apabila dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk di seluruh kecamatan sampel di Kabupaten Bogor rata-rata tahunan sebesar 2.12, ternyata dua kecamatan yang pertumbuhannya lebih besar, yaitu Kecamatan Ciomas 2.58 dan Kecamatan Ciawi 2.22, sedangkan kecamatan sampel lainnya lebih rendah rata-rata tahunannya. Proporsi jumlah penduduk di kecamatan sampel bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Bogor adalah rata-rata selama lima tahun 2005 – 2009 sebesar 13.02.

4.2 Perekonomian Makro Kota Bogor dan Kabupaten Bogor

Perekonomian makro di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor salah satu indkatornya dapat dijelaskan dengan Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan daerah untuk menghasilkan pendapatan atau sejumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut 113 berpartisipasi didalam proses-proses produksi di suatu wilayah region pada jangka waktu tertentu setahun. Balas jasa faktor produksi tersebut adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, semuanya dipotong pajak penghasilan dan pajak tak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB kecuali faktor pendapatan di atas, termasuk pula komponen penyusutan barang modal tetap dan pajak tak langsung neto. Jumlah seluruh komponen tersebut disebut nilai tambah bruto, dimana Produk Domestik Regional Bruto diperoleh dari penjumlahan nilai tambah bruto seluruh lapangan usaha. PDRB lebih populer dengan istilah Pendapatan Regional Regional Income. PDRB atas dasar harga konstan PDRBadhk menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada suatu tahun tertentu sebagai tahun dasar, tahun 2000. PDRBadhk riil dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral dari tahun ke tahun; sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku PDRBadhb menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada setiap tahun. PDRBadhb menunjukkan pendapatan yang memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk suatu daerah. Berdasarkan data yang ada Tabel 4.3 di Kota Bogor baik pada PDRBadhk maupun PDRBadhb menunjukkan pertumbuhan rata-rata tahunan selama periode 2005 – 2009 yang berarti signifikan dengan laju pertumbuhan masing-masing sebesar 9.68 dan 15.69; sedangkan di Kabupaten Bogor baik pada PDRBadhk maupun PDRBadhb menunjukkan laju pertumbuhan masing-masing sebesar 5.40 dan 14.13. Nampak bahwa laju pertumbuhan rata-rata tahunan selama periode 2005 – 2009 di Kota Bogor relatif lebih tinggi dibandingkan di Kabupaten Bogor. Pendapatan per kapita merupakan hasil bagi pendapatan regional PDRBadhk maupun PDRBadhb dengan jumlah penduduk pertengahan 114 tahun. Angka PDRB per kapita ini merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan daerah tersebut untuk menghasilkan pendapatan atau balas jasa faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di daerah tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga konstan PDRBadhk perkapita berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita; sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku PDRBadhb perkapita menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Tabel 4.3 Kondisi Perekonomian Makro Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, 2005 – 2009 Indikator Ekonomi Makro Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 PDRB Kota Bogor: Rp.1.000 Harga Konstan adhk 3.567.230.910 3.782.273.710 4.012.243.180 4.252.821.780 5.162.844.728 PDRB Kota Bogor: Rp.1.000 Harga Berlaku adhb 6.836.918.900 7.257.742.090 8.558.035.700 10.089.943.960 12.249.000.000 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 824.422 841.997 867.508 902.204 915.788 PDRB per Kapita adhk 4.326.943 4.495.589 4.625.022 4.713.814 5.637.598 PDRB per Kapita adhb 7.510.609 8.626.511 9.865.080 11.183.613 13.375.366 Inflasi 18,41 6,62 9,75 14,20 6,00 LPE 6,12 6,03 6,09 5,98 6,02 PDRB Kabupaten Bogor : Rp.1.000 Harga Konstan adhk 25.056.365.170 26.546.186.630 28.151.318.850 29.721.698.040 30.924.730.000 115 PDRB Kabupaten Bogor : Rp.1.000 Harga Berlaku adhb 38.435.984.730 45.319.030.590 51.280.219.680 58.389.411.700 65.212.690.000 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 4.193.247 4.347.412 4.512.740 4.679.627 4.477.296 PDRB per Kapita adhk 5.975.409 6.106.205 6.238.188 6.351.297 6.907.010 PDRB per Kapita adhb 9.166.163 10.424.370 11.363.433 12.477.365 14.565.195 Inflasi 17,71 11,29 6,70 7,85 6,85 LPE 5,85 5,95 6,05 5,58 4,05 Sumber : BPS Kota Bogor. Buku Produk Domestik Regional Bruto PDRB 2009 dan BPS Kabupaten Bogor. PDRB Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bogor menurut Lapangan Usaha Tahun 2009. Keterangan: Harga Konstan Tahun 2000 disingkat adhk atas harga dasar konstan. Harga berlaku disingkat ahdb atas harga dasar berlaku. LPE : Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan data yang ada Tabel 4.3 di Kota Bogor baik pada PDRBadhk perkapita maupun PDRBadhb perkapita menunjukkan pertumbuhan rata-rata tahunan selama periode 2005 – 2009 yang berarti signifikan dengan laju pertumbuhan masing-masing sebesar 6.84 dan 15.52; adapun di Kabupaten Bogor baik pada PDRBadhk perkapita maupun PDRBadhb perkapita menunjukkan laju pertumbuhan masing- masing sebesar 3.69 dan 12.28. Nampak bahwa laju pertumbuhan rata- rata tahunan selama periode 2005 – 2009 PDRBadhk maupun PDRBadhb perkapita di Kota Bogor relatif lebih tinggi dibandingkan di Kabupaten Bogor. Namun di Kabupaten Bogor PDRBadhk maupun PDRBadhb perkapita dari tahun ke tahun baik secara riil ekonomi keseluruhan maupun per satu orang penduduk cenderung lebih tinggi dibandingkan di Kota Bogor.

4.3 Fisiografi Lahan