Limpasan Sungai Cisadane Pengembangan kebijakan pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan air minum studi kasus DAS Cisadane Hulu

149

4.10 Limpasan Sungai Cisadane

Prosentase limpasan air permukaan DAS Cisadane relatif lebih rendah 50 dibandingkan dengan DAS lainnya sepanjang tahun. Kondisi ini disebabkan oleh besarnya curah hujan di kawasan hulu di sekitar Gunung Pangrango, Halimun, dan Gunung Salak yang lebih tinggi terutama karena didukung oleh kondisi tutupan lahan yang relatif lebih baik di daerah hulu di wilayah DAS Cisadane, juga ikut mempengaruhi rendahnya limpasan permukaan dibandingkan dengan wilayah DAS lainnya, sebagai foto ilustrasi kondisi saat ini di lokasi penelitian disajikan pada Gambar 4.22. Gambar 4.22 Kondisi Tutupan Lahan dan Limpasan Air di DAS isadane Hulu. Inventarisai Hasil Penelitian. Foto Milik Peneliti, 10 April 2010. Menurut BPDAS Citarum-Ciliwung 2007 bahwa untuk mengetahui nilai rerata limpasan permukaan untuk DAS Cisadane, dilakukan proses agregasi sehingga didapatkan nilai komposit tiap bulan yang menggambarkan fluktuasi limpasan permukaan untuk setiap kejadian hujan bulanan, dimana curah hujan yang tinggi dan tutupan lahan yang relatif lebih baik. Nilai tersebut merupakan nilai air tersedia untuk limpasan permukaan di DAS Cisadane yang mempunyai pola relatif sama dengan kondisi hujan bulanannya, yang berupa grafik limpasan permukaan bulanan untuk DAS Cisadane, disajikan pada Gambar 4.23. 150 CISADANE 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 bulan li m pasa n per m uka an m m bul an Gambar 4.23 Fluktuasi Jumlah Air Tersedia untuk Limpasan Permukaan di DAS Cisadane Sumber : BPDAS Citarum-Ciliwung 2007 Jumlah air tersedia di DAS Cisadane tentunya tidak terlepas dengan kondisi hujan bulanan yang terjadi di wilayah tersebut, terutama tentang Jumlah Hari Hujan, Hujan Maksimum, dan Jumlah Curah Hujan. Adapun grafik kondisi jumlah hari hujan bulanan, hujan maksimum dan jumlah curah hujan selama tahun 2007 – 2009 yang diamati pada Stasiun Klimatologi Pasir Jaya, Caringin Kabupaten Bogor di wilayah Hulu DAS Cisadane disajikan pada Gambar 4.24. Pengamatan tentang hujan tahunan yang terjadi di DAS Cisadane berupa Jumlah Hari Hujan, Hujan Maksimum, dan Jumlah Curah Hujan Periode 1999 – 2009 di Wilayah DAS Cisadane di Kota Bogor Pengamatan di Stasiun Klimatologi Empang, Bogor Selatan disajikan pada Gambar 4.25. 151 Gambar 4.24 Jumlah Hari Hujan, Hujan Maksimum, dan Jumlah Curah Hujan Periode 2007 – 2009 di Wilayah Hulu DAS Cisadane Pengamatan di Stasiun Klimatologi Pasir Jaya, Caringin. Data Diolah. Sumber: Balai PSDA Ciliwung – Cisadane, 2010. Gambar 4.25 Hujan Maksimum, Jumlah Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan, 1999 – 2009 di Wilayah DAS Cisadane Pengamatan di Stasiun Klimatologi Empang. Data Diolah. Lihat Lampiran Tabel 4.3. Sumber: Balai PSDA Ciliwung – Cisadane, 1999 – 2009. 152 Fluktuasi tahunan Jumlah Curah Hujan, Jumlah Hari Hujan, dan Hujan Maksimum, periode yang lebih panjang 42 tahun 1967 – 2009 di wilayah DAS Cisadane disajikan pada Gambar 4.26. Gambar 4.26 Grafik Fluktuasi Tahunan Hujan Maksimum, Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di DAS Cisadane Hulu, 1967-2009. Data Diolah. Sumber : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD, Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air BPSDA Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Maret 2010 Pengamatan di Stasiun Klimatologi Empang, Kota Bogor. Lampiran Tabel 4.3.

4.11 Surplus, Defisit dan Neraca Air Sungai Cisadane