Keragaan pengelolaan air minum masyarakat

167 menunjukkan distribusi air dan jumlah air terjual kecenderungannya [P t = P o 1+r t ] terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan distribusi air dan jumlah air terjual tahunan berturut-turut di PDAM Tirta Pakuan 2.40 dan 1.04, sedangkan di PDAM Tirta Kahuripan 3.53 dan 3.97. Demikian pula jumlah kehilangan air di PDAM Tirta Pakuan tingkat pertumbuhan tahunan meningkat sebesar 4.05 dengan proporsi kehilangan air sebesar 34.61 dari air yang terdistribusi sedangkan di PDAM Tirta Kahuripan tingkat pertumbuhan tahunannya 2.60 dengan proporsi kehilangan air sebesar 33.45 dari jumlah air yang terdistribusi. Gambar 4.33 Keragaan Jumlah Air Terdistribusi, Air Terjual dan Kehilangan Air di PDAM Tirta Pakuan dan PDAM Tirta Kahuripan 2005 – 2009 Sumber : Lampiran Tabel 4.17.

4.13.4 Keragaan pengelolaan air minum masyarakat

Sistem Unit Pelayanan Air Bersih air minum Masyarakat U-PAM adalah suatu sistem pengadaan, pengambilan dan pemanfaatan sumberdaya air oleh masyarakat berbasis kearifan lokal dan modal sosial setempat norma, trust, dan ikatan sosial guna optimalisasi pemanfaatan sumberdaya air yang lebih adil, merata dan mensejahterakan 168 masyarakatnya.. Pengembangan sistem penyediaan air minum bersih sacara swakelola oleh masyarakat bermula dengan adanya program bantuan atau hibah grant dari UNDP United Nations Development Programme dengan nama program Weslic. Program Weslic yang dikembangkan oleh UNDP pada dasarnya berbasis ekologis dalam hal pengembangan sarana dan prasarana air bersih bagi masyarakat dan tahapan pembangunannya bersifat berkelanjutan dan partisipatif. Pengelolaan air bersih di Desa Pancawati diberi nama Unit Pengelola Sarana Air Minum dan Penyehatan Lingkungan UPL “Nirwana” atau disebut “UPL Nirwana”. Pengelolaan administrasi, pencatatan meteran air, pembayaran, pembukuan rekening air, dan besarnya iuran masyarakat dilakukan secara transparan dan akuntabel serta mengajak masyarakat atau tokoh masyarakat berpartisipasi untuk memajukan “UPL Nirwana”. Kegiatan demikian dimulai sejak pertengahan 2009. Pada saat ini kampung atau dusun yang termasuk dalam wilayah Desa Pancawati yang sudah terlayani oleh “UPL Nirwana” ada 3 dusun, yaitu Ciherang Satim, Legok Nyenang, dan Cipare. Adapun jumlah RT, RW dan pelanggan air yang dapat terlayani relatif banyak oleh “UPL NIrwana” terdapat di Dusun Legok Nyenang, yaitu 10 RT, 3 RW, dan 256 pelanggan air kepala keluarga, menyusul Dusun Cipare 3 RT, 1 RW, dan 35 pelanggan air, terakhir Dusun Ciherang Satim 3 RT, 2 RW, dan 33 pelanggan air. Gambaran tentang jumlah air terdistribusi dan jumlah pembayaran di setiap dusun yang termasuk dalam wilayah pelayanan “UPL Nirwana” Tabel 4.9. Tabel 4.9 memberikan gambaran bahwa pemasukan dana masyarakat untuk biaya swakelola bagi pemeliharaan jaringan perpiaan rata-rata per bulan sebesar Rp8 098 650 dan penggunaan air 7 258 m 3 per bulan dengan jumlah titik secara keseluruhan mencapai 324 titik pelanggan konsumen UPL Nirwana. Jumlah tersebut terdiri dari pemukiman masyarakat di Cipare penggunaan air rata-rata per bulan 877 m 3 dan penerimaan Rp962 700 per bulan; di Legok Nyenang penggunaan 169 air rata-rata per bulan 5 182 m 3 dan penerimaan Rp5 836 400 dan di Ciherang Satim penggunaan air rata-rata per bulan 1 199 m 3 No. dan penerimaan Rp1 299 550. Tabel 4.10 Pemakaian Air Minum di “UPL Nirwana” Desa Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, 2010 Bu- lan Saluran Rumah Jumlah Cipare Legok Nyenang Ciherang Satim Pe- ma- kaia n Air m 3 Peneri- maan Rp. Pe- ma- kaian Air m 3 Peneri- maan Rp. Pe- ma- kaian Air m 3 Peneri- maan Rp. Pe- ma- kaian Air m 3 Peneri- maan Rp. 1. Okt 995 1055400 4652 4902700 1713 1859300 7360 7817400 2. Nop 807 856300 5810 6400800 1524 1655400 8141 8912500 3. Des 810 860700 5990 6749400 563 594.300 7363 8204400 4. Jan 884 934400 4769 5232800 830 898.000 6483 7065200 5. Peb 857 954700 4626 5877400 2140 2.326.800 7623 9158900 6. Mar 561 684100 4246 4807600 869 928.700 5676 6420400 7. Apr 834 956900 4243 4823000 373 403.100 5450 6183000 8. Mei 1265 1399100 7119 7897500 1581 1.730.800 9965 11027400 Jum lah 7013 7701600 41455 46691200 9593 10396400 58061 64789200 Rata-rata 877 962.700 5.182 5.836.400 1.199 1.299.550 7.258 8.098.650 Sumber : UPL Nirwana. Pengelolaan Air Milik Masyarakat di Pancawati, Caringin. Juni 2010. Data Diolah. Pemakaian air bersih di Legok Nyenang tertinggi, menyusul di Ciherang Satim, dan di Cipare. Adapun pembiayaan per titik konsumen pelanggan air dikenakan untuk pemasangan baru antara Rp250 000 - Rp350 000 per titik bergantung pada jarak penyambungan pipa dari titik ke jaringan dan distribusi; sedangkan untuk biaya tetap sebesar Rp10 000 untuk penggunaan maksimal 10 m3 per bulan, apabila melebihi 10 m3 per bulan maka setiap 1 m3 dikenakan biaya Rp1 000. Namun, karena sudah menggunakan kartu pelanggan -diantaranya terdaftar sekitar 115 pelanggan- sebagai kartu pencatatan meter penggunaan air, sedangkan sisanya belum 170 menggunakan kartu pencatatan meter, maka dalam program pengurus di masa mendatang adalah akan menerapkan sistem pengenaan tarif air berjenjang seperti di PDAM namun tetap harganya terjangkau, misalnya pemakaian air 1 – 10 m 3 dikenakan tarif Rp160 per m3; 10 – 20 m 3 dikenakan tarif Rp500 per m 3 ; dan diatas 20 m 3 tarifnya Rp750 per m 3 . Pemakaian air per pelanggan atau kepala keluarga KK rata-rata per bulan adalah 22.40 m 3 . Pemakaian air tertinggi pada masyarakat di Ciherang Satim 36.33 m 3 per pelanggan KK, menyusul Cipare 25.06 m 3 per pelanggan KK, dan Legok Nyenang 20.24 m 3 per pelanggan KK. Dengan pemakaian tersebut masyarakat dikenakan beban pembayaran rekening listrik rata-rata per bulan adalah Rp24 995.80 per pelanggan KK. Sesuai dengan banyaknya pemakaian air, beban tertinggi pada pelanggan air di di Ciherang Satim Rp39 380.30 per pelanggan KK, menyusul Cipare Rp27 505.70 per pelanggan KK, dan Legok Nyenang Rp22 798.40 per pelanggan KK. Besarnya harga atau tarif air rata-rata adalah sebesar Rp1 115.82 per m 3 . Tarif tersebut nilainya bervariasi antar dusun sesuai dengan jumlah pelanggan yang ada: di Legok Nyenang sebesar Rp1 126.28 per m 3 , menyusul di Cipare Rp1 097.72 per m 3 , dan di Ciherang Satim Rp1 083.86 per m 3 . Bandingkan dengan pemakaian diatas 20 m 3 untuk tingkat rumah tangga dikenakan beban oleh PDAM Rp2 650 per m 3 atau secara keseluruhan konsumen PDAM rata-rata Rp4 750 per m 3 Pengembangan dalam jangka menengah panjang dari UPL Nirwana adalah rencana dari pengurus dan masyarakat serta Pemerintah Desa Pancawati agar UPL Nirwana kelak akan dibuat badan hukum koperasi listrik atau semacam BUMDES Badan Usaha Milik Desa atau kelembagaan ekonomi desa lainnya dalam pelayanan air bersih yang akan diatur oleh air. Hasil estimasi terhadap data di lapangan dan data sekunder, maka rata-rata pemakaian air bersih di Bogor 170.13 – 194.12 per m3 perkapita per tahun 2005 – 2009. 171 peraturatan desa atau perdes namun masyarakat masih tetap bisa mengelolanya secara partisipatif dan secara sukarela dan bisa melakukan pengembangan jaringan distribusi dan transmisi air desa secara tanggung renteng atau kerjasama antar blok pelanggan. Gambaran yang ditemukan di UPL Nirwana sejalan dengan hasil kajian atas penelitian ini yang memberikan rekomendasi bahwa program semacam UPL Nirwana dapat dijadikan teladan atau Pilot Programme yang dapat mengelola program PJL dalam upaya menjaga kawasan resapan air di wilayah hulu DAS Cisadane agar kemudian diperbanyak di beberapa desa di enam kecamatan sampel sebagaimana disebutkan pada Bab VI bagian 6.4 Implikasi Kebijakan Gambar 6.9 sebagai hasil keluaran outcome bagi Pemerintah Daerah, khususnya Desa Pancawati, Kecamatan Caringin dan pada umumnya bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor atau Kota Bogor atau wilayah lainnya di Indonesia sebagai model atau skema mekanisme PJL dalam pengembangan kebijakan pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan air minum di DAS Cisadane hulu dengan apa yang disebut sebagai ”Gerakan Masyarakat Terpadu Menanam Pohon Peduli Kawasan resapan Air GERMAT PAKRESA”. 172 V ANALISIS PERILAKU MASYARAKAT DALAM KONSERVASI DAN PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN

5.1 Analisis Perilaku Masyarakat dalam Konservasi