Kebaruan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

17 MDGs, khususnya guna penguatan kebijakan kelembagaan yang ramah lingkungan baik oleh lembaga PDAM, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Swasta, masyarakat di wilayah hulu dan wilayah hilir maupun stakeholders lainnya di era otonomi daerah. Adanya MDGs melalui deklarasi PBB tersebut merupakan momentum yang tepat untuk mulai memprioritaskan pemenuhan kebutuhan air minum dan sanitasi bagi masyarakat, sehingga para stakeholders menerima manfaat ketika memperoleh air yang siap minum, yang secara kimia, fisika dan bakteriologis layak minum.

1.5 Kebaruan Penelitian

Kebaruan novelty penelitian ini meliputi: 1 Kajian studi pengelolaan air minum bersifat terpadu hulu hilir atau integrated water management mencakup aspek manfaat ekologi, manfaat ekonomi, dan manfaat sosial yang bersifat komprehensif, komplek dan partisipatif dari berbagai pemangku kepentingan. 2 Kajian studi tentang pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan air minum bersifat multi stakeholders meliputi kelompok: pengelola usaha air minum, masyarakat penyedia jasa lingkungan, dan masyarakat yang bersedia melakukan konservasi untuk keberlanjutan dalam pengelolaan air minum. 3 Implikasi pengembangan kebijakan pembayaran jasa lingkungan PJL dalam Pengelolaan Air Minum di DAS Cisadane hulu yang belum memasukan instrumen biaya ekonomi lingkungan.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan suatu bentuk kebijakan pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan air minum yang berupa sistem kebijakan pengelolaan air minum yang adil dan mampu menghasilkan insentif pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan usaha air minum secara proporsional dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, termasuk kemauan membayar atau willingness to pay WTP dan kesediaan 18 masyarakat menerima atau willingness to accept WTA atas jasa perbaikan lingkungan. Dalam hal pengkajian terhadap instrumen ekonomi tersebut berdasarkan basis pengguna jasa lingkungan pada kelompok pengelola usaha air minum dan basis penyedia jasa yang bersedia menerima jasa lingkungan serta untuk menganalisis perilaku masyarakat dalam melakukan konservasi lahan atau willingness to conserve WTC. Ruang lingkup kajian berbasis DAS Cisadane hulu baik yang berada di kabupaten Bogor maupun di Kota Bogor. Dalam hal ini mengamati ketersediaan air baku baik secara kuantitas maupun kualitas. Air yang dimaksudkan merupakan air baku yang bersumber dari aliran permukaan sungai Cisadane yang pendistribusiannya antara lain melalui PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Intake Ciherang Pondok dan intake Cipaku, elevasi 373,2 meter, air permukaan lainnya, air tanah, dan mata air yang dikelola oleh PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, atau perorangan dan Swasta. DAS Cisadane hulu, sungai utamanya adalah Sungai Cisadane, selain sungai utama cakupan lingkup studi meliputi anak-anak sungai Cisadane, yaitu yang bersifat ordo-1 antara lain: anak sungai Cikereteg, anak sungai Cijeruk, anak sungai Cigenteng yang melintasi wilayah Kabupaten Bogor bagian Selatan, anak sungai Cipaku atau anak sungai Cilulumpang di Bogor Selatan, anak sungai Cipinang Gading, anak sungai Cipakancilan, anak sungai Cikaret, anak sungai Cisindangbarang di wilayah Bogor Barat. Adapun anak sungai yang termasuk ordo-2, antara lain: anak sungai Cipatayangan di Bogor Selatan, anak sungai Cibeureum, anak sungai Cileungsi, anak sungai Ciapus, dan anak sungai Ciomas di Bogor Barat; kemudian masuk dalam ordo-3 dan ordo seterusnya, termasuk anak sungai- anak sungainya akan dikembangkan sebagai hasil kajian atas penelitian ini, khususnya dalam batas DAS Cisadane hulu yang secara batas wilayah adiministratif studi mencakup 6 kecamatan di Kabupaten Bogor, meliputi kecamatan-kecamatan Ciawi, Caringin, Cijeruk, Cigombong, Tamanssari, dan Ciomas; dan 3 kecamatan di Kota Bogor, meliputi kecamatan- kecamatan Bogor Selatan, Bogor Tengah, dan Bogor Barat. 19 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumberdaya Air