Analisis Willingness to Pay

180 pada variabel yang signifikan terhadap Y WTC , yaitu untuk koefisien variabel menanam pohon adalah exp [2.739] = e 2.739 = 15.471 dan untuk koefisien variabel persepsi masyarakat terhadap PJL exp [2.530] = e 2.530 Faktor-faktor variabel yang teridentifikasi akan berpengaruh terhadap perilaku perusahaan untuk setuju apakah akan ada kemauan untuk membayar ataukah tidak Y, meliputi : jenis kelamin X = 12.550. Interpretasi atas model PMK adalah bila terjadi kenaikan perilaku masyarakat terhadap konservasi sebesar 2.74 kali maka terjadi pula kenaikan secara signifikan pada upaya untuk menanam pohon; demikian pula bila terjadi kenaikan perilaku masyarakat terhadap konservasi sebesar 2.53 kali maka terjadi pula kenaikan secara signifikan terhadap persepsi masyarakat tentang setuju adanya pembayaran jasa lingkungan PJL.

5.2 Analisis Willingness to Pay

Analisis perilaku bagi masyarakat pengguna atau pemanfaat sumberdaya air baku untuk keperluan air minum di DAS Cisadane hulu dilakukan dengan pendekatan análisis faktor terhadap variabel-variabel yang dimungkinkan berpengaruh terhadap perilaku masyarakat pengguna atau pemanfaat air minum sebagai pemilik mata air atau pengusaha, direktur atau penanggung jawab atau sebagai karyawan perusahaan untuk bersedia ataukah tidak bersedia membayar atau Willingness to Pay WTP. Penggunaan analisis faktor diperlukan untuk melakukan penapisan variabel mana yang bisa dimasukan dalam persamaan model WTP. 1 , umur responden X 2 , tingkat pendidikan X 3 , jumlah tanggungan keluarga X 4 , jenis pekerjaan X 5 , pendapatan per bulan X 6 , pandangan terhadap PJL X 7 , pandangan terhadap masyarakat di hulu X 8 , pandangan terhadap masyarakat dalam melakukan konservasi X 9 , insentif bagi masyyarakat di hulu X 10 , pengaturan mekanisme PJL X 11 , persepsi terhadap pentingnya kemauan membayar atau WTP X 12 , jarak rumah tinggal ke sumber mata 181 air X 13 , pengalaman atau lama bekerja X 14 . Dengan menggunakan SPSS statistical package for the social sciences versi 17 beberapa variabel tersebut dapat direduksi, dengan asumsi antara variabel tersebut saling ortogonal atau bebas dan merupakan kombinasi linier dari peubah asal serta informasi data asal yang diperoleh dijelaskan secara maksimum atau memliiki ragam maksimum. Analisis faktor dengan menggunakan análisis komponen utama AKU atau Principal Component Analysis PCA dimaksudkan untuk mendapatkan peubah-peubah variabel baru yang saling ortogonal atau bebas dan membuat plot obyek dalam dimensi yang lebih kecil yang merupakan análisis antara untuk analisis regresi, termasuk análisis regresi binery choice dan regresi logistik multinomial model WTP. Berdasarkan analisis faktor bahwa pengukuran Kaiser – Meyer – Olkin Measure of sampling adequacy KMO-MSA atau KMO and Bartlett’s Test of Sphericity menunjukkan nilai 0.657 berarti nilainya diatas 0.5 dengan tingkat signifikan sig sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil dari angka 0.05, dengan demikian variabel atau peubah data tersebut dapat diteruskan untuk dianalisis lebih lanjut, sebagaimana disajikan pada Tabel 5.9. Tabel 5.9 Analisis Faktor Peubah Kemauan untuk Membayar Jasa Lingkungan di DAS Cisadane Hulu Tahap 1, 2010 KMO and Bartletts Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .657 Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square 262.620 Df 91 Sig. .000 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, Data Diolah Analisis lebih lanjut pada matrik anti-image Anti-Image Matrices pada Lampiran Tabel 5.3 pada Analisis Faktor menunjukkan bahwa anti- 182 image correlation untuk variabel atau peubah-peubah yang diteliti dan berpangkat a dikelompokan, hasilnya disajikan pada Tabel 5.10. Apabila dilihat dari hasil nilai MSA pada Tabel 6.10 ternyata variabel-variabel yang memiliki nilai MSA diatas 0.5 adalah umur responden X 2 , tingkat pendidikan X 3 , jumlah tanggungan keluarga X 4 , jenis pekerjaan X 5 , pendapatan perbulan X 6 , pandangan terhadap PJL X 7 , pandangan terhadap masyarakat di hulu X 8 , pandangan terhadap masyarakat dalam melakukan konservasi X 9 , insentif bagi masyarakat hulu X 10 , pengaturan mekanisme PJL X 11 , persepsi pentingnya kemauan membayar atau WTP X 12 , jarak rumah ke sumber air baku X 13 , dan pengalaman atau lama bekerja X 14 No. . Tabel 5.10 Nilai MSA pada Peubah Kemauan untuk Membayar Jasa Lingkungan di DAS Cisadane Hulu, 2010 Nama Variabel atau Peubah Nilai MSA Analisis Faktor 1 1. Jenis Kelamin 0.397 a 2. Umur Responden 0.741 a 3. Tingkat Pendidikan 0.592 a 4. Jumlah Tanggungan Keluarga 0.773 a 5. Jenis Pekerjaan 0.661 a 6. Pendapatan per bulan 0.653 a 7. Pandangan terhadap PJL 0.661 a 8. Pandangan terhadap Masyarakat di Hulu 0.667 a 9. Pandangan terhadap Masyarakat dalam melakukan Konservasi 0.731 a 10. Insentif bagi Masyarakat Hulu 0.792 a 11. Pengaturan Mekanisme PJL 0.512 a 12. Persepsi pentingnya Kemauan Membayar WTP 0.556 a 13. Jarak Rumah ke Sumber Air Baku 0.500 a 14. Pengalaman atau Lama Bekerja 0.687 a Sumber : Lampiran Tabel 5.3 Keterangan : a Hasil análisis faktor pada tahap 1 Tabel 5.10; kemudian variabel- variabel tersebut yang nilai MSAnya di atas 0.5 diolah kembali dengan Measure of Sampling Adequacy MSA 183 menggunakan análisis faktor tahap kedua, dan hasil pengolahan lengkap disajikan pada Lampiran Tabel 5.3; sedangkan untuk analisis KMO-MSA hasilnya disajikan pada Tabel 5.11. Tabel 5.11 Analisis Faktor Peubah Kemauan untuk Membayar Jasa Lingkungan di DAS Cisadane Hulu Tahap 2, 2010 KMO and Bartletts Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .669 Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square 251.894 Df 78 Sig. .000 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, Data Diolah Berdasarkan analisis faktor bahwa pengukuran Kaiser – Meyer – Olkin Measure of sampling adequacy KMO-MSA atau Bartlett’s Test of Sphericity pada tahap 2 menunjukkan nilai 0.669 berarti nilai MSA tersebut diatas 0.5 yang angkanya meningkat dibandingkan nilai MSA pada tahap 1 dengan tingkat signifikan sig sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil dari angka 0.05, dengan demikian variabel atau peubah-peubah data tersebut dapat diteruskan untuk dianalisis lebih lanjut. Analisis matrik anti-image Anti-Image Matrices pada analisis faktor menunjukkan bahwa anti-image correlation analisis rinci lihat Lampiran Tabel 5.3 untuk variabel atau peubah-peubah yang diteliti pada tahap 2 menghasilkan angka-angka MSA, sebagaimana disajikan pada Tabel 5.12. Tabel 5.12 Nilai MSA pada Peubah Kemauan untuk Membayar Jasa Lingkungan di DAS Cisadane Hulu, 2010 No. Nama Variabel atau Peubah Nilai MSA Analisis Faktor Tahap1 Nilai MSA Analisis Faktor Tahap 2 1. Jenis Kelamin 0.397 - a 2. Umur Responden 0.741 0.741 a a 184 3. Tingkat Pendidikan 0.592 0.596 a a 4. Jumlah Tanggungan Keluarga 0.773 0.766 a a 5. Jenis Pekerjaan 0.661 0.666 a a 6. Pendapatan per bulan 0.653 0.656 a a 7. Pandangan terhadap PJL 0.661 0.639 a a 8. Pandangan terhadap Masyarakat di Hulu 0.667 0.758 a a 9. Pandangan terhadap Masyarakat dalam melakukan Konservasi 0.731 0.737 a a 10. Insentif bagi Masyarakat Hulu 0.792 0.784 a a 11. Pengaturan Mekanisme PJL 0.512 0.494 a a 12. Persepsi pentingnya Kemauan Membayar WTP 0.556 0.567 a a 13. Jarak Rumah ke Sumber Air Baku 0.500 0.481 a a 14. Pengalaman atau Lama Bekerja 0.687 0.687 a a Sumber : Lampiran Tabel 5.3 Keterangan : a Measure of Sampling Adequacy MSA Tampak dari Tabel 5.12 bahwa variabel-variabel tingkat pendidikan, jenis pekerjaaan, pendapatan per bulan, pandangan terhadap masyarakat di hulu, pandangan terhadap masyarakat dalam melakukan konservasi, dan persepsi pentingnya kemauan membayar nilai MSA pada Tahap 2 mengalami kenaikan dibandingkan pada Tahap 1 dan yang nilai MSAnya tetap yaitu variable umur responden dan pengalaman atau lama bekerja; sementara itu untuk variabel jumlah tanggungan dalam keluarga, pandangan atau persepsi terhadap PJL, dan insentif bagi masyarakat di hulu mengalami penurunan nilai MSA-nya, tetapi variabel-variabel tersebut masih tetap dipertahankan untuk dijadikan variabel atau peubah pada analisis regresi lebih lanjut karena nilai MSA tahap 2 tersebut masih lebih besar daripada nilai 0.5. Adapun variabel-variabel pada tahap 2 yang dihilangkan adalah pengaturan mekanisme PJL dan jarak dari rumah ke sumber air baku karena nilai MSA-nya lebih kecil daripada 0.5. Kemudian kesebelas variabel yang tersisa pada tahap 2 yang nilai MSA-nya diatas 0.5 dilanjutkan pada analisis faktor tahap 3 dan hasilnya disajikan pada Tabel 5.13. 185 Berdasarkan analisis faktor tahap ketiga, maka dapat disimpulkan variabel-variabel umur responden, tingkat pendidikan, tanggungan keluarga, jenis pekerjaan, pendapatan per bulan, pandangan terhadap PJL, pandangan terhadap masyarakat di hulu, pandangan terhadap masyarakat dalam melakukan konservasi, insentif bagi masyarakat di hulu, persepsi terhadap pentingnya kemauan membayar, dan pengalaman atau lama bekerja merupakan variabel-variabel yang akan dianalisis dan diduga mempengaruhi kemauan perusahaan untuk membayar WTP dengan menggunakan model persamaan regresi logistic multinomial. Dengan kata lain setelah dilakukan reduksi terhadap 14 peubah bebas dengan analisis faktor, terdapat 11 peubah bebas yang diduga berpengaruh terhadap kesediaan perusahaan untuk membayar jasa lingkungan Y WTP No. . Tabel 5.13 Nilai MSA pada Peubah Kemauan untuk Membayar Jasa Lingkungan di DAS Cisadane Hulu Tahap 3, 2010 Nama Variabel atau Peubah Nilai MSA Tahap 1 Nilai MSA Tahap 2 Nilai MSA Tahap 3 1. Jenis Kelamin 0.397 - a - 2. Umur Responden 0.741 0.741 a 0.832 a a 3. Tingkat Pendidikan 0.592 0.596 a 0.574 a a 4. Jumlah Tanggungan Keluarga 0.773 0.766 a 0.742 a a 5. Jenis Pekerjaan 0.661 0.666 a 0.653 a a 6. Pendapatan per bulan 0.653 0.656 a 0.663 a a 7. Pandangan terhadap PJL 0.661 0.639 a 0.731 a a 8. Pandangan terhadap Masyarakat di Hulu 0.667 0.758 a 0.759 a a 9. Pandangan terhadap Masyarakat dalam melakukan Konservasi 0.731 0.737 a 0.806 a a 10. Insentif bagi Masyarakat Hulu 0.792 0.784 a 0.715 a a 11. Pengaturan Mekanisme 0.512 0.494 a - a 186 PJL 12. Persepsi pentingnya Kemauan Membayar