Hipotesis Penelitian Pengembangan kebijakan pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan air minum studi kasus DAS Cisadane Hulu

73 konservasi dan ramah lingkungan. Selain itu, diperlukan pula penilaian besarnya kontribusi guna membiayai konservasi tersebut dengan menggunakan pendekatan kesediaan membayar willingness to pay atau WTP dari para pemanfat air, termasuk juga diperlukan pula adanya kebijakan dalam mempertahankan kawasan hijau terbuka di daerah hulu dalam bentuk peraturan baik berupa peraturan daerah ataupun kesepahaman komitmen antara masyarakat penyedia jasa lingkungan di hulu dengan masyarakat pengguna jasa lingkungan di hilir. Keterikatan bentuk formal berupa peraturan atas beban konservasi di daerah hulu oleh masyarakat pengguna jasa lingkungan di hilir merupakan outcome dari penelitian ini sebagai jawaban pentingnya mekanisme pembayaran jasa lingkungan air di DAS Cisadane hulu.

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang terjadi, hasil-hasil penelitian dan studi terdahulu serta kerangka pemikiran dan tujuan penelitian, maka hipotesis penelitian adalah : 1. Masyarakat belum memahami dan mengapresiasi tentang pembayaran jasa lingkungan air minum. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan masyarakat untuk melakukan kegiatan konservasi lahan dan air PMK dipengaruhi oleh luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, usia kerja dalam keluarga, umur, pendidikan, pendapatan, kemauan masyarakat menanam pohon, masyarakat melakukan terasering, jarak lahan ke sumber mata air, persepsi terhadap lingkungan, persepsi terhadap PJL. 3. Pemahaman dan apresiasi masyarakat tentang pembayaran jasa lingkungan air minum ditunjukan oleh kesediaan membayar WTP dan kesediaan menerima WTA, meliputi: 3a Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk membayar jasa lingkungan air WTP 74 dipengaruhi oleh umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jenis pekerjaan, pendapatan, pandangan terhadap PJL, pandangan terhadap masyarakat di hulu, pandangan terhadap masyarakat dalam melakukan konservasi, insentif bagi masyrakat hulu, pengaturan mekanisme PJL, persepsi terhadap pentingnya WTP, jarak rumah ke sumber mata air, pengalaman atau lama bekerja; dan 3b Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan untuk menerima pembayaran WTA dipengaruhi oleh umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jenis pekerjaan, pendapatan, jenis kelamin, jarak rumah ke sumber mata air baku, persepsi atas insentif PJL, persepsi terhadap adanya WTP, persepsi terhadap masyarakat dalam melakukan konservasi, pandangan terhadap PJL, persepsi pentingnya konservasi di hulu. 4. Pilihan untuk menetapkan jasa lingkungan diperlukan pentingnya pengembangan kebijakan pembayaran jasa lingkungan PJL berupa pilihan kebijakan dalam pembayaran jasa lingkungan guna tujuan perbaikan kualitas hidup masyarakat di hulu. 3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari November 2009 sampai dengan Juni 2010. Penelitian ini dilakukan di DAS Cisadane hulu yang terkait dengan Daerah Tangkapan Air yang dijadikan sumber intake bagi Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yaitu Intake Ciherang Pondok dan 4 empat lokasi sumber air baku PDAM, meliputi : Mata Air Kota Batu, Mata Air Tangkil, Mata Air Palasari, dan Mata Air Bantar Kambing. Pada PDAM Tirta Kahuripan mencakup MA Cibedug, MA Ciburial dan beberapa mata air milik pengusaha air curah, dan perusahaan AMDK yang meliputi 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Ciawi, Caringin, Cigombong, Cijeruk, Tamansari dan Ciomas di Kabupaten Bogor. 75 Pemilihan lokasi di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor yang termasuk dalam DAS Cisadane hulu dilakukan secara sengaja, bersifat sebagai lokasi khusus specific location dalam kaitannya dengan studi yang dilakukan tentang kebijakan pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan air minum terutama daerah desa dan kecamatan yang secara signifikan banyak dijumpai perusahaan pengelola air minum yang sumber air bakunya bersumber dari aliran permukaan ataupun air bawah tanah yang masuk dalam kawasan DAS Cisadane hulu. Hal ini, alasannya antara lain berdasarkan pada faktor kemudahan dalam hal pertimbangan aksesibilitas, keterjangkauannya serta sumberdaya dan dana penelitian. Lokasi penelitian secara visual disajikan pada Gambar 3.2, dan Gambar 3.3. Gambar 3.2 Peta wilayah DAS Cisadane dan wilayah sungai lainnya di Jawa Barat; Gambar 3.3 Peta Lokasi Penelitian dan banyaknya Perusahaan yang mengelola air permukaan di DAS Cisadane hulu di Kota dan Kabupaten Bogor; Gambar 3.4 Peta Daerah Aliran Sungai Cisadane dan DAS Cisadane hulu pada Peta Kabupaten Bogor. Gambar 3.2 Peta Lokasi dan DAS Cisadane Hulu di Jawa Barat DAS Cisadane Hulu 76 Gambar 3.3 Peta Lokasi Penelitian dan Perusahaan Pemanfaat Air Permukaan dan Air Bawah Tanah di DAS Cisadane Hulu 6 ° 4 6 ° 4 6 ° 3 6 ° 3 6 ° 2 6 ° 2 106°30 106°30 106°40 106°40 106°50 106°50 107°00 107°00 107°10 107°10 Kec. Babakan Madang Kec. Bojong Gede Kec. Caringin Kec. Cariu Kec. Ciampea Kec. Ciawi Kec. Cibinong Kec. Cibung- bulang Kec. Cigombong Kec. Cigudek Kec. Cijeruk Kec. Cileungsi Kec. Ciomas Kec. Cisarua Kec. Ciseeng Kec. Citeureup Kec. Dramaga Kec. Gunung Sindur Kec. Gunung Putri Kec. Jasinga Kec. Jonggol Kec. Kemang Kec. Klapanunggal Kec. Leuwiliang Kec. Leuwisadeng Kec. Megamendung Kec. Nanggung Kec. Pamijahan Kec. Parung Kec. Ranca bungur Kec. Rumpin Kec. Sukajaya Kec. Sukamakmur Kec. Suka Raja Kec. Tajur halang Kec. Taman sari Kec. Tanjungsari Kec. Tenjo Kec. Tenjo laya Kec. Parung panjang KOTA BOGOR KOTA DEPOK DKI JAKARTA KOTA BEKASI KABUPATEN TANGERANG KAB. LEBAK KABUPATEN SUKABUMI KABUPATEN CIANJUR KABUPATEN KARAWANG KABUPATEN BEKASI PETA DAERAH ALIRAN SUNGAI DAS KABUPATEN BOGOR SKALA 1 : 450.000 DAS DAS CIDURIAN DAS CILIWUNG DAS CIMANCEURI DAS CISADANE DAS CITARUM DAS KALI BEKASI 1 1 2 2 2 3 3 4 4 4 4 5 5 6 6 Gambar 3.4 Lokasi Penelitian DAS Cisadane Hulu pada Peta Kabupaten Bogor Lokasi Penelitian DAS Cisadane Hulu Kota Bogor Lokasi Pene- litian Peta Kabupaten Bogor 77

3.4 Tahapan Penelitian