Analisis neraca air baku air minum

84 swasta ataupun PDAM di lokasi studi dalam pengelolaan air curah, air minum dalam kemasan AMDK maupun air bersih atau air minum PDAM.

3.8.2 Analisis neraca air baku air minum

Menurut Rachmat dalam Delinom dan Marganingrum 2007 konsep neraca air adalah volume mm x m 2 per satuan luas m 2 Neraca air yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data dari dari Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air BPSDA Ciliwung . Data Input yang digunakan adalah potensial evapotranspirasi dan curah hujan bulanan. Data tambahan berupa kapasitas simpanan air tanah. Output yang diperoleh adalah informasi simpanan air tanah, kelebihan air, aliran langsung run off. Metode neraca air ini dikenal dengan suatu sistem tata buku atau sistem lajur-lajur. Parameter yang dihitung berdasarkan data curah hujan dan evapotranspirasi potensial. Apabila berkurangnya curah hujan terhadap evapotranspirasi potensial bernilai negatif maka akan terjadi pengurangan nilai kelembapan tanah, dan bila kelembapan tanah telah habis maka kekurangannya diperoleh dari volume simpanan. Kelebihan air terjadi bila curah hujan dikurangi evapotranspirasi potensial melebihi kapasitas medan. Jadi besarnya kelebihan air berasal dari curah hujan yang dikurangi dengan evapotranspirasi potensial dan air yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi kelembapan tanah maksimum. Kelebihan air akan menjadi aliran permukaan dan aliran bawah permukaan serta infiltrasi. Banyaknya air yang mengalami infiltrasi bergantung pada kondisi suatu daerah. Asumsi dalam perhitungan pada metode yang digunakan adalah bhwa semua air hujan dapat mengisi air tanah dengan penggunaan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan evapotranspirasi, kelebihan air akan mengisi soil moisture. Jika soil moisture telah mencapai batas maksimal , kelebihan air dianggap surplus sehingga terjadi perkolasi dan alian kesamping aliran langsung. Batas maksimum simpanan air tanah dinyatakan sebagai jumlah air yang dapat ditahan secara potensial pada tekanan sepertiga atmosfer yang dikenal dengan kapasitas lapang. 85 Cisadane terutama terhadap keberadaan neraca air sungai Cisadane, dalam hal ini akan memperbandingkan antara debit andalan pada DAS Cisadane dengan debit kebutuhan air baku. Data neraca air ini diperlukan untuk menunjukan bahwa keberadaan air sungai Cisadane pada kawasan DAS telah digunakan untuk keperluan air baku, apakah masih berlebih surplus ataukah telah berkurang defisit. Sifatnya analisisnya hanya parsial, karena hanya mengamati kebutuhan akan air baku, sementara kebutuhan air untuk keperluan air pertanian dan air industri tidak dianalisis.

3.8.3 Analisis pendapatan