Keragaan air bersih perusahaan daerah air mimun

164 terhadap keberlanjutan produk tersebut yang memanfaatkan air baku dari hulu Gunung Gede Pangrango dan hulu Gunung Salak yang termasuk DAS Cisadane, apabila wilayah hulu di kedua Gunung tersebut tetap dipertahankan kondisi tutupan lahannya secara baik pula. Analisis pemanfaatan sumberdaya air di DAS Cisadane hulu yang bernilai ekonomis relatif tinggi adalah produk AMDK dengan kemasan botol dan gelas. Jumlah pemanfaatan sumberdaya air minum dalam bentuk kemasan Botol dan Gelas ternyata jumlahnya secara keseluruhan relatif banyak, yaitu mencapai 3 933 460.44 m 3 per tahun atau lebih dari separuh dari kemasan Galon 55.06 atau sekitar 17.61 dari jumlah air curah yang terjual 22.341.650 m 3 per tahun. Dengan demikian secara keseluruhan jumlah air baku yang terpakai meliputi: 1 Jumlah air curah sebanyak 22 341 650 m 3 per tahun ditambah dengan 2 AMDK Galon 7 143 133 m 3 per tahun dan 3 AMDK Botol dan Gelas 3 933 460.44 m 3 per tahun menjadi 33 418 243.44 m 3 per tahun. Jumlah air minum 33.42 juta m 3 Perusahaan air minum yang dimiliki daerah pada penelitian ini meliputi perusahaan daerah air minum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dan per tahun yang dapat terjual kepada masyarakat konsumen yang dihasilkan dari DAS Cisadane Hulu menunjukkan bahwa air sudah menjadi barang komersial; karenanya jumlah yang signfikan tersebut di wilayah penelitian sangatlah berarti terhadap keberlanjutan produk tersebut yang memanfaatkan air baku dari hulu Gunung Gede Pangrango dan hulu Gunung Salak yang termasuk DAS Cisadane, apabila wilayah hulu di kedua Gunung tersebut tetap dipertahankan kondisi tutupan lahannya secara baik maka akan baik pula keberlanjutan produk air tersebut, sehingga program konservasi lahan maupun dengan penanaman pohon atau tidak melakukan pembukaan lahan hutan yang masih ada saat ini di sekitar hulu sungai Cisadane adalah suatu keniscayaan dalam pengelolaan air minum di DAS Cisadane hulu.

4.13.3 Keragaan air bersih perusahaan daerah air mimun

165 PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Air baku PDAM Tirta Pakuan dan PDAM Tira Kahuripan pada umumnya mengandalkan sumber air baku dari air permukaan, selain itu juga masih mengandalkan air baku yang bersumber dari mata air. Sumber air baku PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor terdiri dari 2 dua jenis sumber air yaitu air permukaan dan mata air. Sumber air permukaan diambil dari sungai Cisadane, sebagaimana disajikan pada Gambar 4.32 sedangkan sumber mata air yang dimanfaatkan berada di 3 tiga lokasi yaitu: mata air Kota Batu, mata air Bantar Kambing, dan mata air Tangkil. Ketiga mata air tersebut memiliki kapasitas produksi yang re-latif telah mengalami penu-runan dibandingkan saat instalasi ini dibangun. Data teknis kapasitas air baku yang dimanfaatkan oleh PDAM Kota Bogor rata-rata mencapai 1 514 ldetik. Gambar 4.32 Sumber Air Baku Permukaan Unit produksi sistem penyediaan air minum Kota Bogor berupa instalasi pengolahan lengkap WTP dan instalasi pengolahan sebagian. Instalasi pengolahan lengkap yaitu WTP Dekeng, WTP Cipaku, dan WTP Palasari memproduksi air minum sebesar ± 1 155 literdetik atau 99 792 m 3 per hari yang bersumber dari Sungai Cisadane. Namun dalam operasionalnya debit produksi berfluktuasi. Adapaun instalasi pengolahan sebagian yaitu Instalasi Tangkil, Bantar Kambing, Kota Baru, dan Palasari dengan kapasitas produksi ± 359 literdetik atau 31 018 m 3 per hari dengan sumber air baku mata air. Secara keseluruhan antara debit perencanaan awal dengan debit pengambilan masih terjadi surplus sebesar 216 ldetik. 166 Sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di daerah pelayanan secara umum ada 3 tiga jenis, yaitu air permukaan sungai, mata air dan sumur bor dengan kualitas air dan sistem pengolahan yang berbeda-beda. Sumber mata air dan sumur bor mempunyai kualitas air yang relatif lebih baik dibandingkan dengan sumber air permukaan, oleh karena itu tidak diperlukan sistem pengolahan air yang lengkap. Jumlah kapasitas terpasang rata-rata dari ketiga jenis sistem pengolahan tersebut adalah 2 070.5 ldetik termasuk unit sumur bor di Kota Wisata, sementara kapasitas terpakai 1 802.3 ldetik sehingga masih terjadi yang belum terpakai sisa sebesar 268.2 ldetik. Gambaran mengenai kapasitas sumber air baku PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor sampai dengan awal Januari 2010 secara keseluruhan masih terjadi kelebihan surplus debit sumber air baku sebesar 268.2 liter per detik. Sumber air baku yang termasuk wilayah penelitian DAS Cisadane hulu ada 4 yaitu instalasi MA Ciburial, MA Cijeruk, MA Citiis, dan MA Cibedug dengan debit 506.5 liter per detik atau 24.46 dari total debit kapasitas terpasang dan bila dibandingkan dengan jumlah sumber air baku yang berasal mata air maka proporsinya 72.72 dari debit kapasitas terpasang. Secara keseluruhan Lampiran Tabel 4.16 bahwa sumber air baku pada PDAM Tirta Kahuripan yang berasal dari mata air kapasitas terpasang mencapai 696.5 liter per detik, debit terpakai 663.9 liter per detik sehingga masih ada sisa sebesar 32.6 liter perdetik. Sumber air baku yang berasal dari sungai dengan kapasitas terpasang sebesar 1 245 liter per detik dan debit terpakai 1 019.1 liter pr detik sehingga masih ada sisa 225.9 liter per detik. Adapun sumber air baku yang berasal dari sumur bor memiliki kapasitas terpasang sebesar 129 liter per detik dan debit terpakai 119.3 liter per detik sehingga masih ada sisa 9.7 liter per detik. Gambaran tentang jumlah air yang terdistribusi, air terjual dan kehilangan air pada dua PDAM selama 2006 – 2009 Gambar 4.33 167 menunjukkan distribusi air dan jumlah air terjual kecenderungannya [P t = P o 1+r t ] terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan distribusi air dan jumlah air terjual tahunan berturut-turut di PDAM Tirta Pakuan 2.40 dan 1.04, sedangkan di PDAM Tirta Kahuripan 3.53 dan 3.97. Demikian pula jumlah kehilangan air di PDAM Tirta Pakuan tingkat pertumbuhan tahunan meningkat sebesar 4.05 dengan proporsi kehilangan air sebesar 34.61 dari air yang terdistribusi sedangkan di PDAM Tirta Kahuripan tingkat pertumbuhan tahunannya 2.60 dengan proporsi kehilangan air sebesar 33.45 dari jumlah air yang terdistribusi. Gambar 4.33 Keragaan Jumlah Air Terdistribusi, Air Terjual dan Kehilangan Air di PDAM Tirta Pakuan dan PDAM Tirta Kahuripan 2005 – 2009 Sumber : Lampiran Tabel 4.17.

4.13.4 Keragaan pengelolaan air minum masyarakat