Fisiografi Lahan Pengembangan kebijakan pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan air minum studi kasus DAS Cisadane Hulu

115 PDRB Kabupaten Bogor : Rp.1.000 Harga Berlaku adhb 38.435.984.730 45.319.030.590 51.280.219.680 58.389.411.700 65.212.690.000 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 4.193.247 4.347.412 4.512.740 4.679.627 4.477.296 PDRB per Kapita adhk 5.975.409 6.106.205 6.238.188 6.351.297 6.907.010 PDRB per Kapita adhb 9.166.163 10.424.370 11.363.433 12.477.365 14.565.195 Inflasi 17,71 11,29 6,70 7,85 6,85 LPE 5,85 5,95 6,05 5,58 4,05 Sumber : BPS Kota Bogor. Buku Produk Domestik Regional Bruto PDRB 2009 dan BPS Kabupaten Bogor. PDRB Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bogor menurut Lapangan Usaha Tahun 2009. Keterangan: Harga Konstan Tahun 2000 disingkat adhk atas harga dasar konstan. Harga berlaku disingkat ahdb atas harga dasar berlaku. LPE : Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan data yang ada Tabel 4.3 di Kota Bogor baik pada PDRBadhk perkapita maupun PDRBadhb perkapita menunjukkan pertumbuhan rata-rata tahunan selama periode 2005 – 2009 yang berarti signifikan dengan laju pertumbuhan masing-masing sebesar 6.84 dan 15.52; adapun di Kabupaten Bogor baik pada PDRBadhk perkapita maupun PDRBadhb perkapita menunjukkan laju pertumbuhan masing- masing sebesar 3.69 dan 12.28. Nampak bahwa laju pertumbuhan rata- rata tahunan selama periode 2005 – 2009 PDRBadhk maupun PDRBadhb perkapita di Kota Bogor relatif lebih tinggi dibandingkan di Kabupaten Bogor. Namun di Kabupaten Bogor PDRBadhk maupun PDRBadhb perkapita dari tahun ke tahun baik secara riil ekonomi keseluruhan maupun per satu orang penduduk cenderung lebih tinggi dibandingkan di Kota Bogor.

4.3 Fisiografi Lahan

Fisiografi lahan diperlukan untuk melihat kondisi lahan dari aspek topografi dan kemiringan lahan di Hulu DAS Cisadane sebagai daerah lokasi penelitian. Kondisi topografi daerah kajian berkisar antara 512,5 – 2.235,4 m 116 dpl. Topografi minimum berada di sekitar outlet posisi SPAS atau sistem pengamatan aliran sungai dan AWS atau aliran wilayah sungai di Sungai Cisadane Hulu. Bentuk fisiografinya relatif lebih datar. Sebaran kemiringan lahan daerah ini, kurang dari 15 . Semakin ke daerah hulu, topografi semakin meningkat. Bentuk lereng juga semakin curam. Topografi maksimum berada di paling ujung daerah hulu. Daerah hulu ini merupakan Gunung Lingkung, termasuk dalam Taman Nasional Gede-Pangrango. Bentuk fisiografi sangat curam 40 paling banyak ditemukan di sekitar Desa Cibedug, kemiringan lahan termasuk dalam penampakan 3D tiga dimensi bentuk fisiografi daerah kajian ditunjukan oleh Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 dengan penampakan hillshadenya dan sebaran topografinya BPDAS 2007: Google diakses 13 September 2010: dan Bappeda Kabupaten Bogor 2009 117 Gambar 4.1 Penampakan Bentuk Fisiografi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor Sumber : Google; diakses 13 September 2010 dan Bappeda Kabupaten Bogor 2009 Gambar 4.2 Penampakan 3D Tiga Dimensi Bentuk Fisiografi Daerah Aliran Sungai DAS Cisadane Hulu, Lokasi SPAS di Desa Pasir Jaya Sumber: BPDAS, 2007 Prosentase setiap kelas lereng di Sub DAS Cisadane hulu ditunjukan Tabel 4.4. Kurang lebih 56.91 kelas lereng di Sub DAS Cisadane Hulu masuk dalam kisaran 25 – 40 termasuk dalam klasifikasi lahan curam dan 21.21 agak curam dengan kelas lereng 15 – 25. Sementara itu klasifikasi lahan dengan topografi datar sampai dengan landai kelas lereng 0 – 15 sekitar 11.10, dan sisanya 10.79 termasuk sangat curam. Tabel 4.4 Prosentase Kelas Lereng di DAS Cisadane Hulu No. Kelas Lereng Klasifikasi lahan Luas Ha Luas 1. 0-8 Datar 91,8 5,07 2. 8 - 15 Landai 109,2 6,03 3. 15 - 25 Agak Curam 384,1 21,21 4. 25 - 40 Curam 1.031,0 56,91 5. 40 Sangat Curam 195,5 10,79 Jumlah 1.811,6 100,00 118 Sumber: BPDAS 2007 Tabel 4.4 menunjukkan klasifikasi lahan agak curam – curam di lokasi penelitian atau di hulu Sungai Cisadane dengan dominasi mencapai 78.12 memperlihatkan kondisi morfologi berupa dataran tinggi, perbukitan, dan pegunungan dengan batuan penyusunnya didominasi oleh hasil letusan gunung api yang terdiri dari andesit, tufa, dan basalt. Gabungan batuan tersebut termasuk dalam sifat jenis batuan relatif lulus air dimana kemampuannya meresapkan air hujan tergolong besar.

4.4 Hidrogeologi, Cekungan Air Tanah dan Akuifer