Analisis Willingness to Accept

191 Gambar 5.1 Keragaan Nilai WTP dan Rataan WTP

5.3 Analisis Willingness to Accept

Analisis perilaku bagi masyarakat yang terkena dampak atau beban atas penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya air baku untuk keperluan air minum di DAS Cisadane hulu oleh para pengguna atau pemanfaat perusahaan air minum dilakukan dengan pendekatan análisis faktor terhadap variabel-variabel yang dimungkinkan berpengaruh terhadap perilaku masyarakat yang terkena dampak atau beban atas penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya air baku tersebut seperti masyarakat pada umumnya petani danatau pedagang, tokoh masyarakat, pengusaha, PNS, pegawai swasta sebagai penerima dampak adanya pengusahaan air minum untuk bersedia ataukah tidak bersedia menerima besarnya pembayaran atau Willingness to Accept WTA. Penggunaan analisis faktor diperlukan untuk melakukan penapisan variabel mana yang bisa dimasukan dalam persamaan regresi logistik model WTA. 192 Model regresi logistik multinomial kesediaan masyarakat untuk menerima pembayaran Y WTA Dengan adanya imbal jasa lingkungan sebagai kompensasi berupa pembayaran jasa lingkungan diharapkan akan mampu atau dapat memperkecil nilai resiko terjadi kerusakan atau kerugian lingkungan yang ada di sekitar masyarakat tinggal atas adanya kegiatan pengusahaan air minum, misalnya mengurangi resiko dampak negatif atas terjadinya kerusakan jalan umum karena angkutan truk tangki dan atau truk tronton tangki air curah maupun truk berkapasitas daya angkut kecil, sedang, besar maupun sangat besar 8 – 40 ton dalam pengangkutan air minum dalam kemasan AMDK galon, botol ataupun gelas; termasuk juga mengurangi kerugian karena berkurangnya sumberdaya air baku, sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh air bersih untuk kepentingan air minum ataupun kegiatan rumah tangga atau kegiatan lainnya. atas jasa lingkungan dalam pengelolaan usaha air minum sangat penting dilakukan; hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh persepsi masyarakat atas keberadaan usaha air minum curah maupun AMDK di wilayah DAS Cisadane hulu sebagai kompensasi atau imbal jasa lingkungan bagi masyarakat di hulu. Faktor-faktor variabel yang teridentifikasi akan berpengaruh terhadap perilaku masyarakat apakah masyarakat setuju menerima pembayaran ataukah tidak setuju Y WTA , yaitu: umur responden X 1 , tingkat pendidikan X 2 , jumlah tanggungan keluarga X 3 , jenis pekerjaan X 4 , pendapatan per bulan X 5 , jenis kelamin X 6 , jarak rumah tinggal ke sumber mata air baku X 7 , persepsi atas insentif PJL X 8 , persepsi terhadap adanya WTP X 9 , persepsi terhadap masyarakat dalam melakukan konservasi X 10 , pandangan terhadap PJL X 11 , persepsi pentingnya konservasi di hulu X 12 . Dengan menggunakan SPSS statistical package for the social sciences versi 17 beberapa variabel tersebut dapat direduksi, dengan asumsi antara variabel tersebut saling ortogonal atau bebas dan merupakan 193 kombinasi linier dari peubah asal serta informasi data asal yang diperoleh dijelaskan secara maksimum atau memiliki ragam maksimum. Tabel 5.17 Nilai MSA pada Peubah Kemauan untuk Menerima Pembayaran atas Jasa Lingkungan di DAS Cisadane Hulu, 2010 No. Nama Variabel atau Peubah Nilai MSA Hasil Analisis Faktor Tahap 1 1. Jenis Kelamin 0.585 a 2. Umur Responden 0.447 a 3. Tingkat Pendidikan 0.603 a 4. Jumlah Tanggungan Keluarga 0.710 a 5. Jenis Pekerjaan 0.808 a 6. Pendapatan per bulan 0.674 a 7. Jarak Rumah ke Sumber Air Baku 0.578 a 8. Persepsi atas Insentif PJL 0.520 a 9. Persepsi adanya WTP 0.755 a 10. Persepsi terhadap Masyarakat dalam melakukan kegiatan Konservasi 0.481 a 11. Pandangan terhadap PJL 0.623 a 12. Pentingnya Konservasi di Hulu 0.529 a Sumber : Lampiran Tabel 5.6 Keterangan : a Hasil analisis faktor pada peubah kemauan untuk menerima pembayaran atas Jasa Lingkungan di DAS Cisadane Hulu Tahap 1, bahwa pengukuran Kaiser – Meyer – Olkin Measure of sampling adequacy KMO- MSA atau KMO and Bartlett’s Test of Sphericity menunjukkan nilai 0.617 Lampiran Tabel 5.6 berarti nilai MSA tersebut diatas 0.5 dengan tingkat signifikan sig sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil dari angka 0.05, dengan demikian peubah-peubah bebas atas data tersebut dapat diteruskan untuk dianalisis. Hasil analisis matrik anti-image menunjukkan bahwa anti- image correlation untuk peubah-peubah yang diteliti dan berpangkat Measure of Sampling Adequacy MSA a dikelompokan, hasilnya disajikan pada Tabel 5.17. Hasil nilai MSA diatas 194 0.5 pada Tabel 5.17 adalah variabel-variabel: jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jenis pekerjaan, pendapatan perbulan, jarak rumah ke sumber air baku, persepsi atas insentif PJL, persepsi adanya WTP, pandangan terhadap PJL, dan pentingnya konservasi di hulu. Hasil síntesis pada Tabel 6.17 selanjutnya variabel-variabel bebas tersebut yang nilai MSAnya di atas 0.5 diolah kembali dengan menggunakan análisis faktor tahap kedua. Hasil pengolahan dan síntesis atas variabel tersebut secara lengkap disajikan pada Lampiran Tabel 6.5 sedangkan untuk analisis KMO-MSA disajikan pada Tabel 5.18. Tabel 5.18 Analisis Faktor Peubah Kemauan untuk Menerima Pembayaran atas Jasa Lingkungan di DAS Cisadane Hulu Tahap 2, 2010 KMO and Bartletts Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .713 Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square 128.278 Df 45 Sig. .000 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, Data Diolah Berdasarkan analisis faktor bahwa pengukuran Kaiser – Meyer – Olkin Measure of sampling adequacy KMO-MSA and Bartlett’s Test of Sphericity pada tahap 2 menunjukkan nilai 0.713 Tabel 5.18 berarti nilai MSA tersebut diatas 0.5 yang angkanya meningkat dibandingkan nilai MSA pada tahap 1 dengan tingkat signifikan sig sebesar 0.000 yang berarti lebih kecil dari angka 0.05, dengan demikian variabel atau peubah-peubah bebas pada Model Y WTA tersebut dapat diteruskan untuk dianalisis lebih lanjut. Analisis matrik anti-image Anti-Image Matrices pada Analisis Faktor menunjukkan bahwa anti-image correlation analisis rinci lihat Lampiran Tabel 5.5 untuk variabel atau peubah-peubah yang diteliti pada tahap 2 menghasilkan angka-angka berikut, sebagaimana disajikan pada Tabel 5.19. 195 Tabel 5.19 Nilai MSA pada Peubah Kemauan untuk Menerima Pembayaran atas Jasa Lingkungan di DAS Cisadane Hulu, 2010 No. Nama Variabel atau Peubah Nilai MSA Hasil Analisis Faktor Tahap 1 Nilai MSA Hasil Analisis Faktor Tahap 2 1. Jenis Kelamin 0.585 0.802 a a 2. Umur Responden 0.447 - a 3. Tingkat Pendidikan 0.603 0.683 a a 4. Jumlah Tanggungan Keluarga 0.710 0.676 a a 5. Jenis Pekerjaan 0.808 0.848 a a 6. Pendapatan per bulan 0.674 0.734 a a 7. Jarak Rumah ke Sumber Air Baku 0.578 0.706 a a 8. Persepsi atas Insentif PJL 0.520 0.530 a a 9. Persepsi adanya WTP 0.755 0.719 a a 10. Persepsi terhadap Masyarakat dalam melakukan kegiatan Konservasi 0.481 - a 11. Pandangan terhadap PJL 0.623 0.734 a a 12. Pentingnya Konservasi di Hulu 0.529 0.539 a a Sumber : Lampiran Tabel 5.5 Keterangan : a Berdasarkan analisis faktor dua tahap, maka dapat disimpulkan variabel-variabel jenis kelamin responden, tingkat pendidikan, tanggungan Measure of Sampling Adequacy MSA Tampak dari Tabel 5.19 bahwa variabel-variabel jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaaan, pendapatan per bulan, jarak rumah ke sumber air baku, persepsi atas insentif PJL, pandangan terhadap PJL, dan persepsi pentingnya konservasi di hulu, nilai MSAnya pada Tahap 2 mengalami kenaikan dibandingkan pada Tahap 1 dan yang nilai MSAnya mengalami penurunan adalah variabel jumlah tanggungan dalam keluarga dan persepsi terhadap adanya WTP, tetapi variabel-variabel tersebut masih tetap dipertahankan untuk dijadikan variabel atau peubah bebas pada analisis regresi logistik multinomial lebih lanjut karena nilai MSA tahap 2 pada variabel-variabel tersebut masih lebih besar daripada nilai 0,5. 196 keluarga, jenis pekerjaan, pendapatan per bulan, jarak rumah ke sumber air