Konsep Alokasi Air antara Hulu Hilir

45 Aplikasi ekonomi lingkungan dalam kebijakan perlindungan dan perbaikan lingkungan menghadapi beberapa permasalahan, misalnya sulitnya mengidentifikasi dan mengkuantifikasi jasa lingkungan, sulitnya valuasi keuntungan dan tingginya biaya serta adanya faktor diskonto, termasuk penilaian jasa lingkungan berdasarkan pada kesediaan orang untuk membayar jasa lingkungan yang lebih baik variasi kompensasi atau CV dan atau kesediaan menerima pembayaran bila diperoleh jasa lingkungan yang lebih inferior atau lebih buruk variasi ekuivalen atau EV. Itulah pentingnya pendekatan ekonomi lingkungan dalam mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang lebih adil dan merata dalam kerangka efisiensi dan efektivitas konservasi dan dapat diterima oleh semua stakeholders dari wilayah hulu-hilir dalam pengelolaan sumber air minum terpadu yang partisipatif, transparan dan akuntabel dan dikelola secara co- management antar aktor stakeholders yang terlibat.

2.7 Konsep Alokasi Air antara Hulu Hilir

Pada dasarnya dalam memanfaatkan sumberdaya air yang menggunakan instrumen ekonomi akan menghasilkan pengelolaan sumberdaya air secara berkelanjutan yang pada akhirnya menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat baik di wilayah hulu mapun di wilayah hilir. Menurut Burness dan Quirk 1979 dalam Zilberman dan Lipper dalam Bergh 2002 kerangka tentang analisis alokasi sumberdaya air untuk sistem alami yang sesuai hendaknya mempunyai implikasi terhadap kesejahteraan masyarakat. Untuk ilustrasi Gambar 2.6, teridentifikasi tentang pengguna air yaitu i, dimana i = 1 untuk pengguna yang lebih senior dan kemudian bertambah untuk para pengguna yang lebih yunior. Pada kurva D i oleh pengguna i terhadap permintaan atas air, yang diasumsikan bahwa per unit biaya dari air yang dipakai adalah W . Kurva tersebut mengilustrasikan adanya kasus tentang 2 dua pengguna yang berbeda wilayah dengan kurva Permintaan D 1 W sebagai kurva permintaan dari 46 hak pemilik yang senior, dan kurva D 1 W 2 + D 2 W Harga Air Rp yang menunjukkan kurva Permintaan Agregat dari kedua hak pengguna tersebut. A W’ C D W o O A D E G H 1 W A 2 D 1 W+D 2 W m 3 Asumsi lainnya adalah bahwa terdapat 2 dua wilayah air yaitu yang wilayah Rendah hilir dan yang wilayah Tinggi hulu. Pada keadaan A’ menunjukkan suplai air pada wilayah yang Rendah dimana dikontruksikan dengan kesamaan dalam kuantitas yang diminta oleh pemilik yang senior pada tingkatan W = W tahun Gambar 2.6 Alokasi Air antar Wilayah Hulu dan Hilir dan kemudian menjadi D 1 W = A’; Selanjutnya X i j menunjukkan penggunaan air oleh pengguna i di wilayah tersebut pada tingkat penggunaan alami j. Pada Kurva tersebut menunjukkan dua hal ketika suplai rendah, maka pemegang hak Senior akan menggunakan semua air yang tersedia X 1 ’ = A’ dan yang pengguna Yunior tidak akan menggunakan air dimana X 2 ’ = 0. Ketika suplai air tinggi maka permintaan keduanya mencapai tingkat kepuasan yang diberikan oleh diversi yang sama pada tingkat biaya W , karenanya X 1 2 = X 2 2 = A’ = ½ x A 2 . Dengan demikian terjadi konsumer surplus surplus consumer’s ketika suplai air rendah sama dengan AW G dan ketika suplai air tinggi maka surplusnya adalah AW H. 47 Perdagangan air yang diikuti pada dasarnya diusulkan dengan tak berbiaya costless. Dalam kasus demikian maka harga air pada periode suplai air rendah akan menjadi W’ dan kedua pengguna akan mengkonsumsi air ½ x A’ unit air. Surplus ekonomi pada tingkat ini akan sama dengan daerah AW GD. Transisi pasar akan tidak berpengaruh terhadap outcome pada periode suplai yang tinggi, karena harga pasar pada tingkatan W . Kemudian perolehan pada saat transisi dari sistem prioritas yang utama tentang perdagangan air terutama pada periode suplai tinggi dan rendah. Riparian adalah individu atau kelompok yang paling dekat dengan sumber air atau yang disebut sebagai komunitas A 1 hulu dan yang lebih jauh disebut komunitas A 2 Pertimbangan dari sisi ekonomi politik atau ekonomi kebijakan mungkin juga mencegah penggunaan dan pemanfaatan pada tingkat keseimbangan supply dan demand air guna memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Kalau terjadi penawaran air, sehingga terjadi penerimaan hasil atas penjualan air, maka hak pemilik senior akan berkurang secara signifikan dan konsekuensinya berubah atas penggunaan airnya terutama dalam pengelolaan sumberdaya air yang berbasis ramah lingkungan green product. Sistem pengelolaan dan pemanfaatan air dalam instrumen ekonomi bekerja berdasarkan pada ekonomi pasar yang akan menciptakan insentif bagi para penyedia jasa air dari para pengguna air dalam kerangka konservasi air, misalnya bila dikaitkan dengan pemanfaatan air untuk sumberdaya di sektor pertanian guna meningkatkan produksi pertanian maupun dalam pengelolaan air minum yang mempertahankan kawasan resapan airnya, sebagai sistem alami yang sesuai dengan manfaat optimum hilir. Sebagaimana telah dijelaskan dalam sistem pemanfaatan sumberdaya air sebagai suatu proses optimalisasi dalam penggunaannya bahwa alokasi sumberdaya air pada musim kemarau debit kecil akan dioptimalkan oleh komunitas hulu dan apabila musim hujan debit besar maka air akan dimanfaatkan oleh komunitas hilir, hal demikian sebagaimana yang dimaksud sebagai prior appropriation system untuk optimasi dalam pengembangan SPAM dimaksud. 48 sosial Hartwick dan Olewiler 1986; Shah et al. 1993; Dinar dan Lety 1991 dalam Zilberman dan Lipper dalam Bergh 2002. Untuk itu diperlukan adanya biaya transaksi yang relatif tinggi sebagai konsekuensi adanya opportunity cost dalam proses transaksi pengambilan dan pemanfaatan sumberdaya air dari adanya sistem pasar. Transfer atau alokasi air dalam sistem berbasis pasar menghasilkan dampak atas penggunaan air yang lebih bermanfaat oleh para pengguna air yang dipengaruhi langsung oleh perubahan dalam suplai air sekalipun tidak punya akses ke pasar, dalam hal ini seperti kasus pengguna air permukaan pada sektor parawisata atau untuk rekreasi atau untuk sumber air baku dalam pengembangan SPAM dan pengusahaan air minum Colby 1990; Gisser dan Johnson 1983 dalam Zilberman dan Lipper dalam Bergh 2002. Namun, jika transaksi biaya lainnya atas sumberdaya air lebih besar dari perolehan dalam penjualan air, akibatnya keberadaan transaksi pasar atas harga air bisa jadi tidak memperbaiki kesejahteraan bagi para penggunanya.

2.8 Konsep Alokasi Air antar Wilayah