90 dimanfaatkannya. Metode WTP atau WTA umumnya diduga melalui
contingent valuation method CVM dengan memperhitungkan banyak faktor, yaitu: faktor-faktor sosial ekonomi dan lingkungan hidup yang dapat
mempengaruhi hasil dari metode tersebut. Metode valuasi kontingensi CVM merupakan salah satu metode yang berbasis pada pasar atau
metode penentuan harga pasar dengan menanyakan kepada individu- individu secara eksplisit dalam menilai aset lingkungan, sehingga metode ini
sering dikenal sebagai metode ungkapan preferensi. Pendekatan CVM ini dapat digunakan untuk mengevaluasi sumberdaya alam dan lingkungan,
menilai kesinambungan lingkungan dengan pencarian data melalui wawncara mendalam pada beberapa responden. Dalam menetapkan
metode analisis kontingensi atau contingent valuation method CVM, maka diperlukan beberapa tahapan Fauzi 2006 berikut:
3.8.5.1 Membuat pasar hipotesis
Pasar hipotesis dalam penelitian ini, diperlukan untuk memberikan informasi mengenai pengelolaan skema PJL pada SPAM baik yang bersifat
dapat menimbulkan dampak lingkungan terhadap wilayah di sekitarnya eksternalitas negatip juga mampu memberikan manfaat bagi masyarakat
yang menggunakan jasa lingkungan eksternalitas positip. Jika setuju dengan pengelolaan hulu – hilir dalam skema PJL pengembangan SPAM,
berapa besar kesediaan masyarakat untuk menerima kompensasi atas pengelolaan wilayah hulu yang merupakan sumber air baku untuk air minum
berada oleh para pengguna jasa lingkungan di wilayah hilir? Dengan adanya kompensasi dana konservasi, maka jasa lingkungan yang telah
dimanfaatkan oleh pengguna telah dapat divaluasi, misalnya berapa besar kesediaan pengguna air minum membayar jasa lingkungan kepada
masyarakat di hulu dalam kerangka konservasi daerah resapan air?
3.8.5.2 Mendapatkan nilai lelang bids
91 Nilai lelang ini diperoleh dengan teknik penggunaan payment card,
yaitu dengan cara menanyakan apakah responden bersedia membayar pada kisaran nilai tertentu dari nilai yang sudah ditentukan sebelumnya.
3.8.5.3 Menghitung rataan Menghitung dugaan rata-rata WTP ditentukan dengan rumus:
n EWTP =
∑
Wi. Pfi i = 0
Keterangan : EWTP = dugaan rata-rata nilai WTP
Wi = batas bawah kelas ke-i
Pfi = frekuensi relatif kelas ke-i
n = jumlah kelas
i = sampel 1, 2,3, ...., n
3.8.5.4 Memperkirakan kurva lelang bid curve
Kurva permintaan WTP menggambarkan hubungan antara nilai WTP dengan jumlah masyarakat, diperoleh dengan meregresikan nilai WTP
sebagai variabel tidak bebas dependent variable dengan beberapa variabel bebas independen variable, yaitu :
Y
PMK
Y = f luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, usia kerja dalam
keluarga, umur,
pendidikan, pendapatan,
kemauan masyarakat menanam pohon, masyarakat melakukan
tersering, jarak lahan ke sumber mata air, persepsi terhadap lingkungan, persepsi terhadap PJL.
WTP
= f umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jenis pekerjaan, pendapatan, jenis kelamin, pandangan terhadap
PJL, pandangan terhadap masyarakat di hulu, pandangan terhadap masyarakat dalam melakukan konservasi, insentif
bagi masyarakat hulu, pengaturan mekanisme PJL,
92 persepsi terhadap pentingnya WTP, jarak rumah ke
sumber mata air, pengalaman atau lama bekerja. Y
WTA
Untuk menilai adanya perbedaan nilai WTP dan WTA rata-rata responden sesuai dengan status pekerjaannya dilakukan dengan uji Anova,
melalui pengujian model regresi logistik. Pengujian model logistik, meliputi, yaitu : a uji keterandalan, dilakukan dalam evaluasi pelaksanaan CVM.
Berhasil tidaknya pelaksanaan CVM dilihat dengan nilai koefisien determinasi Nagelkerke R Square; b uji wald, dilakukan untuk menguji
beda pengaruh antara taraf atribut yang peubah bebasnya bernilai 1 dengan taraf lain dari atribut tersebut yang semua peubah bebasnya bernilai 0; c
Odds ratio; merupakan kemunculan dari peubah respon Y = 1 sebesar exponensial beta kali jika taraf atribut yang peubah bebasnya bernilai 1
muncul, dibandingkan dengan taraf atribut, yang semua peubah bebasnya bernilai 0 muncul; dan melakukan d interpretasi koefisien, dimana koefisen
bertanda positif + maka odd rasio akan lebih dari 1 untuk variabel berskala nominal maka peubah bebas = 1 yang memiliki kecenderungan
untuk Y = 1 sebesar eksponensial beta kali dibandingkan dengan peubah bebas = 0. Dengan kata lain untuk variabel lainnya, maka semakin besar X
maka eksponensial beta ≥ 1 sehingga semakin besar nilai X semakin besar
= f umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jenis pekerjaan, pendapatan, jenis kelamin, jarak rumah ke
sumber mata air baku, persepsi atas insentif PJL, persepsi terhadap adanya WTP, persepsi terhadap
masyarakat dalam melakukan konservasi, pandangan terhadap PJL, persepsi pentingnya konservasi di hulu
3.8.5.5 Menjumlahkan data agregating data