Kualitas Air Sungai Cisadane

158

4.12 Kualitas Air Sungai Cisadane

Untuk mengetahui kualitas air sungai Cisadane menggunakan data sekunder Badan Lingkungan Hidup, Kabupaten Bogor, 2009. Pengamatan dilakukan pada tujuh titik pemantauan kualitas air, yaitu : 1 Pasir Buncir, Cijeruk, 2 Desa Cinagara, Caringin, 3 Desa Muara Jaya, Caringin, 4 Jembatan Cimande, Caringin, 5 Jembatan Rancabungur, 6 Karekhel, Ciseeng, dan 7 Jembatan Rumpin, Kampung Sawah. Berdasarkan pada hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium lingkungan di Badan Lingkungan Hidup pada semester 1 dan semester 2 terhadap air di sungai Cisadane diketahui bahwa TSS, S 2- , Cl 2 , COD, PO 4 2- Nilai TSS total suspended solid rata-rata 70 mgl diatas kriteria mutu air kualitas 1 menunjukan telah terjadinya kandungan padatan yang relatif tinggi pada air sungai Cisadane yang berarti kandungan padatan yang tersuspensi di dalam air sungai sangat besar. TSS merupakan salah satu parameter biofisik perairan yang dinamikanya mencerminkan perubahan yang terjadi di daratan atau di perairan itu sendiri. Tingginya kadar TSS bisa jadi karena erosi tanah, atau buangan limbah domestik ataupun limbah industri, sehingga tampak air sungai semakin kotor. Adapun erosi tanah terjadi karena adanya perubahan tata guna lahan yang terjadi di daerah hulu sungai ataupun sepanjang wilayah DAS Cisadane. , Mn, Cu dan Total Coliform telah melampaui kriteria mutu kelas I berdasarkan pada PP No. 82 tahun 2001. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa selain dari galian C dan kegiatan atau usaha lainnya ternyata limbah domestik, pertanian, dan peternakan harus sudah mendapatkan penanganan yang serius karena berpotensi mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas air sungai. Hasil analisis uji laboratorium disajikan pada Lampiran Tabel 4.4. Parameter yang menunjukkan nilai diatas Baku Mutu Lingkungan BML Kualitas Air adalah : TSS, Sulfida, Khlor Bebas, COD, Phosphat, Oksigen Terlarut DO, Sianida, Mangan, Tembaga, dan Total Coliform. 159

4.13 Keragaan Pengambilan dan Pemanfaatan Air Minum