c. Identifikasi Sebaran Sumur Tidak Produktif per Lapangan
Tahap  selanjutnya adalah  identifikasi  sebaran  sumur  tidak  produktif  per lapangan. Menurut DPE-LPPM 2003, dari profil dan sejarah beberapa lapangan
migas  di  Kabupaten Indramayu  dan  Majalengka dapat diidentifikasi jumlah sebaran sumur migas tidak produktif, seperti ditunjukkan pada Tabel 11.
Tabel 11 Sebaran sumur per lapangan DPE-LPPM 2003
Keterangan: M = Minyak, G = Gas, K = Kondensat
No. Struktur  Wilayah
Jumlah Sumur
Sumur Minyak
Sumur Gas
Sumur Tidak
Produktif Fluida
1.
Cemara Barat
18 9
2 7
MGK 2.
Cemara Selatan
25 3
6 16
MGK 3.
Cemara Selatan Blok Turun
4 -
2 2
K 4.
Cemara Timur 10
3 5
2 MGK
5. Gantar
12 2
6 4
MGK 6.
Haurgeulis
1 -
- 1
G 7.
Jatibarang
163 55
21 87
MGK 8.
Kandanghaur Barat
3 -
- 3
MG 9.
Kandanghaur Timur 11
1 1
9 MG
10.
Krasak
1 -
- 1
- 11.
Melandong
1 -
- 1
- 12.
Pasir Catang
2 1
- 1
MG 13.
Sambidoyong
3 -
- 3
MG 14.
Sindang
19 2
14 3
MK 15.
Sindang Blok Turun
- -
- -
G 16.
Sindang Sari
1 -
1 -
GK 17.
Suka Tani
1 -
- 1
G 18.
Tanjung Sari -
- -
- -
19.
Tugu Barat A
25 6
2 17
M 20.
Waled Selatan
1 -
- 1
- 21.
Waled Utara
3 -
3 -
M 22.
Randegan 14
1 2
11 MG
23.
Tugu Barat C
6 1
1 4
MG TOTAL
410 99
92 219
d. Identifikasi Kandidat Lapangan dan Sumur EOR Potensial
Tahap selanjutnya adalah idenfitikasi lapangan dan sumur EOR potensial. Berdasarkan data  profil  lapangan  yang  tersedia, dapat dilakukan  identifikasi
terhadap beberapa  lapangan  yang  memiliki sumur tidak  produktif, sehingga diperoleh delapan 8 buah lapangan kandidat, seperti ditunjukkan pada Tabel 12.
Tabel 12 Delapan kandidat lapangan DPE-LPPM 2003
Keterangan: M = Minyak, K = Kondensat, mbpl = meter bawah permukaan laut.
e. Identifikasi Lapangan dan Sumur EOR Potensial
Berikut ini deskripsi stratigrafi formasi dan struktur geologi dari keempat lapangan dan sumur EOR potensial, dan seperti ditunjukkan pada Tabel 13.
No Nama
Lapangan Sumur
Tidak Aktif
Perkiraan Sisa Cadangan 2004
Luas m2
Formasi mbpl
M + K Gas
1. XC
2 227,80
16,21 7.222.208
C
1.213
D2
1.374
L
1.795 2.
XG 4
483,15 -
5.320.000
Parigi
1.045
Eq.BRF
1.887 3.
XK 3
116,3 0,02
1.470.000 Q1 BRF
2.426 4.
XP 1
1.151,45 47,29
1.480.000
Eq.Brf
1.750
P
1.660
Z-16
1.522 5.
XS 1
48 -
1.140.000 Z-14
1.463
P BRF
2.230
S TAF
2.289 6.
XW -
156,70 -
92.590.700 J
1.505
K
1.553
LM
1.610 7.
XT
4 164,40
18,67 -
BRF
1.783
Z-16
1.729 8.
XJ
87 54.611,5
98,97 -
F 1.253
- -
1. Lapangan XC
Lapangan XC masuk  ke  dalam  wilayah  Kab. Indramayu.  Lapangan  ini mempunyai  luas  7.222.207,8  m
2
.  Produksi  minyak  dan  gas  yang  dihasilkan  dari XC berasal dari tiga formasi yaitu Formasi C, D2 dan L DPE-LPPM 2003.
a Formasi C
Formasi C merupakan reservoir gas non asosiasi dan kondensat. Formasi ini  ditemukan  pada  kedalaman  lapisan  datum  1.213  mbpl  meter  bawah
permukaan  laut.  Batas  kontur  tutupan  tertinggi  berada  pada  kedalaman  1.200 mbpl dan kontur tutupan terbawah pada kedalaman 1.240 mbpl dengan batas gas
air berada pada kedalaman 1.213 mbpl. Formasi dengan bentuk jebakan fault ini telah  diproduksi  sejak  bulan  April  1984. Reservoir mempunyai  porositas  efektif
rata-rata 34 dan saturasi air rata-rata 35 serta permeabilitas rata-rata 1837 mD. Reservoir
pada  formasi  C  mempunyai  mekanisme  tenaga  pendorong depletion. Batuan formasi dan fluida yang sebelumnya terkompresi kemudian mengembang
saat  fluida reservoir diproduksi.  Hal  tersebut  dapat  memberikan  dukungan tekanan  terhadap  tekanan reservoir yang  secara alamiah  akan  menurun  ketika
minyak atau gas diproduksi. Terdapat beberapa sumur yang berhasil menembus Lapisan C, tetapi hanya
ada  satu sumur produktif  dan  memproduksikan  hidrokarbon,  yaitu XC-1, XC-2 dan XC-3, merupakan sumur yang  tidak produktif  karena  menembus  formasi  di
luar  horizon  batas  gas dan air,  dan XC-4  hanya  menembus  formasi  tetapi  tidak memproduksikan hidrokarbon dari lapisan ini, karena sumur tersebut difungsikan
untuk memproduksi gas dari formasi L yang berada di bawah formasi C dan D2.
b Formasi D2
Formasi D2 merupakan reservoir gas non asosiasi dan kondensat. Formasi ini ditemukan berada pada kedalaman lapisan datum 1.374 mbpl. Kontur tutupan
tertinggi  berada  pada  kedalaman  1.360  mbpl  dan  kontur  tutupan  terbawah  pada kedalaman 1.400 mbpl dengan batas gas air berada pada kedalaman 1.374 mbpl.
Reservoir mempunyai  porositas  efektif  rata-rata  18  dan  saturasi  air  rata-rata
45 serta permeabilitas rata-rata 40,7 mD. Formasi dengan bentuk jebakan fault ini  telah  diproduksi  sejak  bulan  April  1992. Reservoir pada  formasi  D2
mempunyai  mekanisme  tenaga  pendorong water  drive.  Berbeda  halnya  dengan depletion  drive
,  tenaga  pendorong  ini  berasal  dari  air  formasi.  Mekanisme pendorong  ini  dapat  memberikan  dukungan  tekanan  terhadap  tekanan reservoir
yang secara alamiah akan menurun ketika minyak atau gas diproduksikan. Pada  lapisan  ini  terdapat sumur produktif XC-1. XC-2  dan XC-3 tidak
produktif  karena  menembus  formasi  di  luar  horizon  batas  gas  air,  walaupun keduanya berada pada lapisan ini. XC-4 hanya menembus Lapisan D tetapi tidak
digunakan untuk memproduksikan hidrokarbon pada Lapisan D2.
c Formasi L
Formasi  L  merupakan reservoir gas  non asosiasi dan  kondensat.  Formasi ini  ditemukan  pada  kedalaman  lapisan  datum  1.795  mbpl.  Kontur  tutupan
tertinggi  berada  pada  kedalaman1.760  mbpl  dan  kontur  tutupan  terbawah  pada kedalaman 1.800 mbpl dengan batas gas air  berada pada kedalaman 1.795 mbpl.
Formasi  dengan  bentuk  jebakan  fault  ini  telah  diproduksi  sejak  Januari 1990. Reservoir ini  mempunyai  porositas  rata-rata  17  dan  saturasi  air  rata-rata
22  serta  permeabilitas  rata-rata  3,181  mD. Reservoir ini  memiliki  temperatur 246
o
F.  Pada reservoir tersebut  fluida  gas  memiliki  faktor  volume  formasi  gas 0,0097 cuftscf dan faktor deviasi gas 0,91435 serta viskositas gas 0,0169 cp.
Reservoir pada formasi L mempunyai mekanisme tenaga pendorong water
drive . Berbeda  halnya  dengan depletion  drive,  tenaga  pendorong  ini  berasal  dari
air  formasi.  Mekanisme  pendorong  ini  dapat  memberikan  dukungan  tenaga terhadap  tekanan reservoir yang  secara  alamiah  akan  menurun  ketika  minyak
atau gas diproduksi. Total jumlah sumur yang menembus lapisan ini ada empat 4 buah, yaitu XC-1, XC-2, XC-3 dan XC-4. Jumlah sumur yang berproduksi sampai
tahun 1993 sebanyak 2 buah yaitu XC-2 dan XC-4. Kemudian pertengahan tahun 1993 XC-2 ditutup kemungkinan akibat waterbreakthrough.
Hal  ini  terjadi  karena  posisi reservoir ini  yang  berada  dekat  dengan horison  batas  gas  air.  Saat  ini  diperkirakan  hanya  terdapat  satu sumur yang
berproduksi yakni XC-4. Dari hasil studi reservoir diketahui bahwa formasi C dan D2  produksinya  sudah  mencapai batas estimated  ultimate  recovery EUR
sebelum awal tahun 2004.
2. Lapangan XG
Lapangan XG masuk  ke  dalam  wilayah  Kab  Indramayu. Lapangan ini mempunyai luas sekitar 5,32 km
2
. Produksi minyak dan gas lapangan berasal dari 2 formasi yaitu formasi Parigi dan Eq. BRF DPE-LPPM 2003.
a Formasi Parigi
Formasi  ini  menumpang  selaras  di  atas  formasi  Cibulakan,  disusun  oleh batu  gamping  terumbu,  batu  gamping  bioklastik,  napal,  dan  kalkarenit.  Batu
gamping  terumbu  dibangun  oleh  koloni  ganggang,  koral  dan  briozoa. Formasi Parigi merupakan reservoir gas non asosiasi dan kondensat. Lithologi  formasi ini
adalah limestone dengan  kedalaman  lapisan  datum  1.045  mbpl.  Kontur  tutupan tertinggi  berada  pada  kedalaman  960  mbpl  dan  kontur  tutupan  terbawah  pada
kedalaman 1.060 mbpl dengan batas gas air berada pada kedalaman 1.0645 mbpl. Formasi  dengan  bentuk  jebakan  antiklin  ini  telah  diproduksi  sejak  Maret  1991.
Reservoir ini  mempunyai  porositas  rata-rata  20  dan  saturasi  air  rata-rata  34
serta permeabilitas rata-rata 21,55 mD. Reservoir ini memiliki temperatur 211
o
F. Pada reservoir tersebut  fluida  gas  memiliki  faktor  volume  formasi  gas
0,01098  cuftscf  dan  faktor  deviasi  gas 0,86718 serta  viskositas minyak 0,88  cp. Kondensat  pada reservoir ini  memiliki  berat  jenis  API  sebesar  0,7846  dan  berat
jenis  API  gravity  pada  60
o
F  48,85. Reservoir pada  formasi  Parigi  mempunyai mekanisme  tenaga  pendorong weak  water  drive atau  tenaga  pendorong  air  yang
termasuk kategori lemah. Mekanisme pendorong ini dapat memberikan dukungan tekanan  terhadap  tekanan reservoir yang  secara  alamiah  akan  menurun  ketika
minyak atau gas diproduksi. Total sumur yang menembus lapisan ini ada 11, yaitu XG-1, XG-3, XG-4,
XG-5, XG-6, XG-7, XG-8, XG-9, XG-10, XG-11  dan XG-12. Sumur-sumur tersebut merupakan sumur yang memproduksi gas, kecuali sumur XG-11. XG-11
tidak  berfungsi  untuk  memproduksi  hidrokarbon  pada  lapisan ini,  tetapi merupakan sumur produksi  minyak  yang  berasal  dari  Lapisan  Eq.  BRF. Khusus
untuk  sumur XG-1, selain  memproduksikan  gas  dari  Lapisan  Parigi  juga dapat memproduksikan  minyak  dari  Lapisan  Eq.  BRF  atau biasa  juga disebut sumur
comingle production .
b Formasi Batu Raja Eq. BRF
Formasi  ini  disusun  oleh  batu  gamping  bioklastik  dengan  penyebaran sangat  luas.  Batu  gamping  formasi  ini  diendapkan  pada  daerah  paparan  yang
berasosiasi  dengan  terumbu. Formasi  Eq.  BRF  merupakan reservoir minyak  dan gas  terlarut.  Lithologi  formasi  ini  adalah limestone dengan  kedalaman  lapisan
datum  1.887  mbpl.  Kontur  tutupan  tertinggi  berada  pada  kedalaman  1.840  mbpl dan kontur tutupan terbawah pada kedalaman 1.940 mbpl dengan batas minyak air
berada pada kedalaman 1.887 mbpl. Formasi  dengan  bentuk  jebakan  antiklinfault  ini  telah  diproduksi  sejak
bulan Oktober 1992. Reservoir ini mempunyai porositas efektif rata-rata 18 dan saturasi  air    rata-rata  49  serta  permeabilitas  rata-rata  4,92  mD. Reservoir ini
memiliki temperatur 274
o
F. Pada reservoir ini fluida gas memiliki faktor volume formasi minyak 1,6283  Rbstb dan berat jenis API  gravity pada temperatur 60
o
F sebesar 31,4 serta viskositas minyak sebesar 1,5 cp.
Reservoir pada  formasi  Eq.  BRF  mempunyai  mekanisme  tenaga
pendorong water drive atau tenaga pendorong air yang termasuk kategori sedang. Mekanisme pendorong ini dapat memberikan dukungan tekanan  terhadap tekanan
reservoir yang secara alamiah akan menurun ketika minyak atau gas diproduksi.
Total sumur yang menembus lapisan ini adalah XG-1, XG-11 dan XG-2. Produksi ini berasal dari XG-1 dan XG-11 yang merupakan sumur sidetrack-nya, dan XG-2
merupakan sumur dry.
3. Lapangan XT
Lapangan XT termasuk  ke  dalam  wilayah administrasi  Kabupaten Majalengka.  Lapangan  ini  mempunyai  sebuah  formasi yang potensial,  yaitu
formasi Batu Raja BRF DPE-LPPM 2003.
a Formasi BRF
Formasi  ini  disusun  oleh  batu  gamping  bioklastik  dengan  penyebaran sangat  luas  dan  diendapkan  pada  daerah  paparan  yang  berasosiasi  dengan
terumbu. Formasi  BRF  merupakan reservoir migas  dengan  lithologi limestone. Tipe jebakan adalah antiklin. Kedalaman lapisan datum adalah 1.740 mbpl, kontur
tutupan  tertinggi  pada  kedalaman  1.740  mbpl  dan  kontur  tutupan  terbawah  pada kedalaman 1.880 mbpl. Reservoir ini mengandung minyak dan tudung gas dimana
batas  gas  minyak  berada  pada  kedalaman  1.783  mbpl  dan  batas  minyak-air terdapat  pada  1.826  mbpl.  Formasi  BRF  mulai  diproduksikan  pada  bulan  Mei
1992. Reservoir mempunyai  porositas efektif rata-rata 29 dan saturasi air rata- rata 36  serta  permeabilitas  rata-rata  20,7  mD. Formasi  BRF  merupakan
reservoir minyak dan gas terlarut. Fluida reservoir yang mengisi pori-pori batuan
terdiri  dari  air,  minyak  dan  gas  terlarut  dengan  saturasi  air  rata-rata  36. Reservoir
ini memiliki temperatur 298
o
F. Pada reservoir tersebut fluida gas memiliki faktor volume formasi minyak
1,3523 serta viskositas minyak 0,694 cp. Khusus untuk gas, reservoir ini memiliki rasio  gas  yang  terlarut 555,08  scfstb,  faktor  formasi  gas  0,003931  cuftscf  dan
faktor  deviasi  gas 0,83339.  Total sumur yang  menembus  lapisan  ini  ada  5  buah sumur, yaitu XT-25, XT-27, XT-28, XT-29, dan XT-30.
4. Lapangan XJ
Lapangan XJ masuk  ke  dalam  wilayah Kab. Indramayu.  Lapangan  ini terletak di Blok IIIZona F, dan mempunyai formasi Jatibarang, Cibulakan Bawah
Unit Talang Akar dan Unit Baturaja, Cibulakan Atas Unit Massive, Unit Main, dan Unit Pre-Parigi, formasi Parigi dan formasi Cisubuh Rahman 2005.
a Formasi Jatibarang
Formasi  Jatibarang  diendapkan  secara  tidak  selaras  di  atas batuan  dasar. Bagian bawah formasi tersusun oleh tiff yang bersisipan dengan lava, sedangkan
bagian  atas  tersusun  oleh  batupasir.  Ketebalan  formasi  ini  1.200  m  di  sebelah timur dan semakin menipis ke barat. Minyak bisa ditemukan pada media rekahan.
b Formasi Talang Akar
Formasi  ini  diendapkan  secara  tidak  selaras  di  atas  formasi  Jatibarang. Litologi  penyusunan  pada  bagian  bawah  terdiri  dari  serpih  gampingan  dengan
sedikit  kandungan  pasir,  batulanau  dengan  sisipan  batupasir,  terkadang  juga dijumpai konglomerat secara  lokal.  Pada  bagian  atas  disusun  oleh  batuan
karbonat. Ketebalan formasi ini berkisar antara 50 - 300 m.
c Formasi Baturaja
Formasi  ini  diendapkan  secara  selaras  di atas  formasi  Talang  Akar. Litologi  penyusunannya  terdiri  dari  batugamping  terumbu  dengan  penyebaran
tidak merata. Pada bagian bawah tersusun oleh batugamping massif yang semakin ke atas semakin berpori. Dolomite, interkalasi serpih glaukonitan, napal, chert dan
batubara dapat ditemukan pada formasi ini. Ketebalan formasi ini berkisar 50 m.
d Formasi Cibulakan Atas
Formasi ini terbagi menjadi 3 anggota formasi, yaitu Massive, Main, dan Pre-Parigi. Unit Massive terendapkan  secara  tidak  selaras  di  atas Formasi
Baturaja.  Litologi  penyusun  satuan  ini  adalah  perselingan  batulempung  dengan batupasir  yang  mempunyai  ukuran  butir  dari  halus-sedang.  Pada  formasi  ini
dijumpai  kandungan  hidrokarbon,  terutama  pada  bagian  atas. Unit Main terendapkan  secara  selaras di  atas Unit Massive.  Litologi  penyusunannya  adalah
batulempung  berselingan  dengan  batupasir  karbonatan  yang  mempunyai  ukuran butir dari halus sampai sedang bersifat glaukonita. Unit Pre-Parigi terendapkan
secara  selaras  di  atas Unit Main. Litologi  penyusunan  adalah  perselingan batugamping, dolomite, batupasir dan batulanau.
e Formasi Parigi
Formasi ini terendapkan secara selaras di atas formasi Pre-Parigi. Litologi penyusunnya  sebagian  besar  adalah  batugamping  abu-abu  terang,  berfosil  dan
berpori dengan sedikit dolomit. Adapun litologi penyusun yang lain adalah serpih karbonatan, napal yang dijumpai pada bagian bawah. Batugamping pada formasi
ini  umumnya  dapat  menjadi reservoir yang  baik  karena  mempunyai  porositas sekunder dan permeabilitas yang besar. Ketebalan formasi lebih kurang 400 m.
f Formasi Cisubuh
Formasi  ini  terendapkan  secara  selaras  di  atas  formasi  Parigi.  Litologi penyusunannya  adalah  batulempung  berselingan  dengan  dengan  batupasir  dan
serpih    gampingan,  mengandung  banyak  glukonit,  lignit,  sedikit chert,  pirit  dan fragmen batuan beku volkanik. Pada bagian bawah terdapat kandungan fosil yang
semakin  ke  atas  semakin  sedikit. Hidrokarbon  tidak  pernah  ditemukan  pada formasi ini. Ketebalan formasi berkisar antara 100-1.200 m.
Tabel 13 Lapangan dan sumur EOR potensial DPE-LPPM 2003, Rahman 2005
Field For -
masi Jenis
Batuan Depth
m Reser-
voir Mekanisme
Tenaga Pendorong
Jenis Produksi
Kondisi Sumur EOR Potensial √
XC C
Limestone Karbonat
1.240 XC-1
Depletion drive
Minyak Tidak produksi
XC-2 Minyak
Tidak produksi XC-3
Minyak Tidak produksi
XC-4 Gas
Produksi Gas D2
1.400 XC-1
Water drive
Minyak Tidak produksi
XC-2 Minyak
Tidak produksi XC-3
Minyak Tidak produksi
XC-4 Gas
Produksi Gas L
1.800 XC-1
Water drive
Minyak Tidak produksi
XC-2 Minyak
Waterbreakthrough XC-3
Minyak Tidak produksi
XC-4 Gas
Estimated ultimate recovery EOR √
XG P
Limestone Karbonat
1.060 XG-1
Weak water
drive Gas
Produksi Gas XG-3
Gas Tidak produksi
XG-4 Gas
Tidak produksi XG-5
Gas Tidak produksi
XG-6 Gas
Tidak produksi XG-7
Gas Tidak produksi
XG-8 Gas
Tidak produksi XG-9
Gas Tidak produksi
XG-10 Gas
Tidak produksi XG-11
Minyak Produksi Minyak
XG-12 Gas
Tidak produksi Eq. BRF
1.940 XG-1
Water drive
Gas Minyak
Comingle production EOR √ XG-2
Gas Reservoir dry
XG-11 Minyak
Reservoir sidetrack EOR √ XT
BRF Limestone
Karbonat 1.880
XT-25 Water
drive Minyak
Tidak produksi XT-27
Minyak Estimated ultimate recovery EOR √
XT-28 Minyak
Tidak produksi XT-29
Minyak Tidak produksi
XT-30 Minyak
Tidak produksi
XJ J
Limestone Karbonat
1.140 XJ-48
Solution gas drive
dan Weak
water drive Minyak
Tidak produksi XJ-49
Minyak Tidak produksi
XJ-50 Minyak
Produksi Minyak XJ-52
Minyak Tidak produksi
XJ-78 Minyak
Tidak produksi XJ-133
Minyak Tidak produksi
XJ-140 Minyak
Produksi Minyak EOR √ XJ-169
Minyak Tidak produksi
XJ-182 Minyak
Tidak produksi XJ-206
Minyak Tidak produksi
Sumber : Marhaendrajana et al. 2004.
f. Identifikasi Karakteristik Geologi Lapangan dan Sumur EOR
Tahap  selanjutnya  adalah melakukan identifikasi  terhadap  karakteristik geologi terhadap  kedelapan lapangan  dan  sumur  EOR  potensial tersebut  di  atas.
Menurut Green dan Willhite 1998, dan Syahrial dan Bioletty 2007, identifikasi dapat  dilakukan berdasarkan  pada karakteristik kedalaman formasi,  temperatur
dan tekanan reservoir, seperti ditunjukkan pada Tabel 14. Tabel 14 Karakteristik geologi reservoir DPE-LPPM 2003 dan Rahman 2005
Field Name
Sumur Formasi
Cum Oil Mstb
Cum Gas Bscf
Depth m
Temperature
o
F Pressure
psi XC
XC-4 L
227,80 115,89
1.823 245
2.489
XG XG-1
P 310,35
1.045 211
1.408 XG-11
BRF 1.887
274 2.275
XT XT-27
BRF 6.977,5
34,16 1.740
298 2.580
XJ XJ-140
F 54,612
98,97 1.145
197 2.000
Penyaringan kriteria  selanjutnya  adalah  melakukan  identifikasi  terhadap nilai  karakteristik  berat  jenis  BJ,  viskositas,  porositas,  dan  permeabilitas fluida
dan batuan dari masing-masing sumur, seperti ditunjukkan pada Tabel 15. Tabel 15 Karakteristik kimia dan fisika DPE-LPPM 2003 dan Rahman 2005
Sumur BJ 60
o
F API Gravity
Viscosity cp Porosity
Permeability mD
XC-4 -
G 0,0169, M 3,445 0,2
3,181 XG-1
48,85 M 0,88
0,2 21,55
XG-11 40,125
M 1,5 0,18
4,916 XT-27
29,9 M 1,5
0,24 20,7
XJ-140 38,3
M 1,057 0,14
41,07
Keterangan: G = gas, M = minyak
g. Identifikasi Tekanan Reservoir dan Tekanan Rekah Formasi