diatas base case US 264,74. Nilai IRR kontraktor dapat pula mengalami perubahan, yaitu 18,68 dibawah base case dan 16,12 diatas base case
17,41. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka perubahan extraction cost dibawah dan diatas kisaran 20 dari base case dapat mempengaruhi investasi
proyek EOR ini, walaupun tidak berpengaruh sangat besar. Perubahan pada extraction cost
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain oleh perubahan inflasi, ketersediaan bahan baku migas hasil EOR dan harga peralatan produksi.
c. Uji Sensitivitas Terhadap Perubahan Harga Gas
Hasil pengujian sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan harga gas atau susbtitute fuel price
dari yang diprediksikan, melalui forecasting energy price terhadap base case, tidak menyebabkan perubahan NPV dan IRR yang cukup
nyata. Case III substitute fuel price pada Tabel 34, menunjukkan bahwa perubahan harga gas 20 dibawah dan diatas base case tidak menyebabkan
perubahan pada NPV dan IRR kontraktor secara signifikan. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka perubahan harga gas 20 dibawah dan diatas base case
tidak dapat mempengaruhi investasi proyek EOR ini. Semakin besar gross revenue
yang diperoleh dari hasil penjualan gas, maka semakin menguntungkan proyek tersebut untuk direalisasikan, dan semakin rendah harga gas dunia, maka
menyebabkan proyek EOR tersebut semakin tidak menguntungkan.
d. Uji Sensitivitas Terhadap Perubahan Investasi Biaya Kapital
Hasil pengujian sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan investasi biaya kapital proyek EOR terhadap base case dapat menyebabkan perubahan
NPV dan IRR yang sangat signifikan. Case IV capital investation pada Tabel 34, menunjukkan bahwa perubahan capital investation 20 dibawah dan diatas
base case telah menyebabkan perubahan pada NPV dan IRR kontraktor.
Perubahan capital investation dibawah base case menyebabkan NPV kontraktor menurun dari US 246,74 menjadi US -217,03 dan IRR kontraktor menurun dari
17,41 menjadi 13,06 dengan POT menjadi 5 tahun, 2 bulan dari POT base case
pada kisaran 4 tahun, 4 bulan. Begitupula perubahan capital investation
diatas base case menyebabkan NPV kontraktor meningkat dari US 246,74 menjadi US 710,52 dan IRR kontraktor naik dari 17,41 menjadi 22,62
dengan POT menjadi 3 tahun dari POT base case pada kisaran 4 tahun, 4 bulan. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka perubahan investasi biaya kapital 20
dibawah dan diatas base case dapat berpengaruh sangat nyata terhadap investasi proyek EOR ini. Hal ini sangat logis karena dengan penambahan capital
investation maka dapat menambah capital expenditure yang harus dikeluarkan
oleh kontraktor, sehingga dapat mengurangi nilai NPV yang diperoleh.
5.3.8. Estimasi Bagi Hasil Migas Hasil EOR a. Bagi Hasil Keuntungan dari Minyak Bumi
Hasil estimasi bagi hasil keuntungan dari penjualan minyak bumi, menunjukkan bahwa pemerintah kabupaten penghasil migas dapat memperoleh
pemasukan US 143.864 Rp. 1.294.060.000. Khusus untuk pemerintah propinsi dapat memperoleh pemasukan bagi hasil sebesar US 71.932 Rp. 647.030.172,
pada tahun pertama proyek EOR berjalan, dengan nilai kurs rupiah terhadap US 1 adalah sebesar Rp. 8.995, seperti ditunjukkan pada Tabel 35 dan Gambar 42.
Tabel 35 Estimasi bagi hasil keuntungan penjualan minyak bumi
Government Indonesia
Pajak PPN, PBB,
Pendapatan Pemerintah Kabupaten Kabupaten Kabupaten
Propinsi Take
Take Pertamina
PDRB yang dibagi
Daerah Penghasil
Kota lain Penghasil
Penghasil Minyak
60 x PT 40 X PT
2 x IT 30 x IT
15,5 x PYD 3 X PYD 6 X PYD 6 X PYD
Rp Rp
2011 13.320,7785
7.992,4671 5.328,3114
159,8493 2.397,7401
371,6497 71,9322
143,8644 143,8644 1.294.060
647.030,1722 2012
4.123,9280 2.474,3568
1.649,5712 49,4871
742,3070 115,0576
22,2692 44,5384
44,5384 400.623
200.311,5547 2013
3.849,9647 2.309,9788
1.539,9859 46,1996
692,9937 107,4140
20,7898 41,5796
41,5796 374.009
187.004,3369 2014
3.612,6465 2.167,5879
1.445,0586 43,3518
650,2764 100,7928
19,5083 39,0166
39,0166 350.954
175.477,0766 2015
5.056,0993 3.033,6596
2.022,4397 60,6732
910,0979 141,0652
27,3029 54,6059
54,6059 491.180
245.589,9117 2016
3.778,7866 2.267,2720
1.511,5146 45,3454
680,1816 105,4281
20,4054 40,8109
40,8109 367.094
183.547,0013 2017
2.824,3335 1.694,6001
1.129,7334 33,8920
508,3800 78,7989
15,2514 30,5028
30,5028 274.373
137.186,3526 2018
2.724,4864 1.634,6919
1.089,7946 32,6938
490,4076 76,0132
14,7122 29,4245
29,4245 264.673
132.336,4800 2019
2.628,8059 1.577,2835
1.051,5223 31,5457
473,1851 73,3437
14,1956 28,3911
28,3911 255.378
127.688,9871 2020
2.586,1221 1.551,6732
1.034,4488 31,0335
465,5020 72,1528
13,9651 27,9301
27,9301 251.231
125.615,7065 2021
2.439,0100 1.463,4060
975,6040 29,2681
439,0218 68,0484
13,1707 26,3413
26,3413 236.940
118.470,0337 2022
2.356,2303 1.413,7382
942,4921 28,2748
424,1215 65,7388
12,7236 25,4473
25,4473 228.898
114.449,1738 2023
2.276,2431 1.365,7459
910,4973 27,3149
409,7238 63,5072
12,2917 24,5834
24,5834 221.128
110.563,9574 2024
2.198,9488 1.319,3693
879,5795 26,3874
395,8108 61,3507
11,8743 23,7486
23,7486 213.619
106.809,5401 2025
2.124,2476 1.274,5485
849,6990 25,4910
382,3646 59,2665
11,4709 22,9419
22,9419 206.362
103.181,0774 2026
2.052,1394 1.231,2837
820,8558 24,6257
369,3851 57,2547
11,0816 22,1631
22,1631 199.357
99.678,5693 2027
1.982,5247 1.189,5148
793,0099 23,7903
356,8544 55,3124
10,7056 21,4113
21,4113 192.594
96.297,1715 2028
1.915,2038 1.149,1223
766,0815 22,9824
344,7367 53,4342
10,3421 20,6842
20,6842 186.054
93.027,1951 2029
1.850,1769 1.110,1061
740,0707 22,2021
333,0318 51,6199
9,9910 19,9819
19,9819 179.737
89.868,6401 2030
1.787,3440 1.072,4064
714,9376 21,4481
321,7219 49,8669
9,6517 19,3033
19,3033 173.633
86.816,6622 65.488,0201 39.292,8121 26.195,2080
785,8562 11.787,8436 1.827,1158 353,6353
707,2706 707,2706 6.361.899 3.180.949,6001
Tahun Propinsi
Gambar 42 Keuntungan bagi hasil penjualan minyak bumi. Perhitungan bagi hasil tersebut di atas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di dalam UU. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Aturan tersebut menjelaskan bahwa
dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan anggaran pendapatan dan belanja negara APBN, yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka
persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Pendapatan yang dibagi antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah adalah penerimaan negara bukan pajak Indonesia take. Indonesia take dapat diperoleh dari hasil pembagian pendapatan Pertamina take sebesar 60
pada hasil perhitungan evaluasi investasi proyek EOR, dan sisanya sebesar 40 dialokasikan sebagai pendapatan bersih dari PT. Pertamina. Khusus untuk minyak
bumi, maka 30 dari Indonesia take selanjutnya dialokasikan sebagai pendapatan yang dapat dibagi dengan pemerintah daerah penghasil migas, dengan 15,5 dari
pendapatan itu disalurkan ke pemerintah daerah, yaitu dengan kisaran 3 dibagikan untuk provinsi, 6 dibagikan untuk kabupaten atau kota penghasil, dan
6 dibagikan untuk kabupaten atau kota lainnya dalam provinsi yang sama. Perhitungan bagi hasil keuntungan seperti ditunjukkan pada Lampiran C3.
b. Bagi Hasil Keuntungan dari Gas Alam