Besarnya potensi cadangan dan produksi migas beberapa industri migas di Propinsi  Jawa  Barat menjadikan peluang  terlepasnya  emisi  gas  CO
2
ke  atmosfir akan  semakin  besar  pula  akibat  meningkatnya  aktivitas  pembuangan  gas buang
atau  gas ikutan  flare  gas  yang  dihasilkan  dari  stasiun  pengumpul  gathering station
pada setiap industri  migas. Berdasarkan hal  itu, perlu  segera  dilakukan langkah-langkah  teknik  dan  strategi dalam  pengendalian dan pemanfaatan gas
CO
2
pada  tahap  pengumpulan  dan  pemisahan  gas  ikutan  dari  setiap  stasiun pengumpul industri migas di Propinsi Jawa Barat.
1.2. Kerangka Pemikiran
Beberapa protokol, mekanisme dan konvensi internasional telah dihasilkan untuk  menerapkan  standar  baku  pencemaran  udara  dan  batas  tingkat  emisi  di
beberapa  negara  maju  industri  dan  negara  berkembang  seperti  Indonesia  dalam upaya  mengurangi  dan  mencegah  dampak  negatif  dari  emisi gas  rumah  kaca,
khususnya emisi gas CO
2
akibat penggunaan dan pembakaran bahan bakar migas. Peraturan  ini  menjadi  kesepakatan  bersama  dibawah  pengawasan  badan
internasional dalam upaya adaptasi dan mitigasi dampak pemanasan global. Teknologi  CCS  merupakan  teknologi  yang sangat  efisien dan  efektif
dalam mengurangi emisi gas CO
2
, yaitu dengan cara melakukan penangkapan gas CO
2
di  stasiun  pengumpul migas  dengan menggunakan metode post  combustion capture
atau  penangkapan  sesudah  pembakaran. Gas  CO
2
tersebut  kemudian dapat disimpan ke dalam formasi geologi yang lebih aman dengan menggunakan
metode enhanced  oil  recovery EOR  atau peningkatan  perolehan  minyak,  yaitu suatu  cara  penginjeksian  CO
2
ke  dalam sumur  migas untuk  menyimpan  CO
2
, sekaligus dapat mengangkat kembali sisa migas yang ada di dalam sumur migas.
Kedua  metode tersebut  di  atas dapat berdampak  positif  dan bernilai ekonomi bagi  industri  migas, karena  selain dapat  mengurangi dampak  negatif
emisi  gas  CO
2
,  juga  sekaligus dapat mengaktifkan  kembali sumur  migas yang tidak produktif. Hal ini tentu saja dapat memberikan manfaat kepada pemerintah
daerah dalam meningkatkan sumber  pendapatan  asli  daerah  dan  kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi industri migas, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
lala
Gambar 1 Bagan alir kerangka pemikiran.
1.3. Perumusan Masalah
Saat ini ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menangkap gas CO
2
pada  stasiun  pengumpul,  yaitu  metode  penangkapan  sebelum  pembakaran pre-combustion capture, selama pembakaran oxyfuel-combustion capture, dan
sesudah  pembakaran post-combustion capture.  Penerapan  ketiga  metode penangkapan  tersebut harus disesuaikan  berdasarkan  komposisi  gas  dan bahan
penyerap  chemical-physical  absorption. Gas  CO
2
dari  proses  penangkapan tersebut  selanjutnya  dialirkan  ke  tempat  penyimpanan,  baik  itu  melalui  jalur
Eksplorasi dan eksploitasi migas di lapangan dan industri migas
Efek gas rumah kaca dan pemanasan global
Protokol, mekanisme dan konvensi internasional
Pelepasan gas ikutan dan peningkatan emisi gas CO
2
Kebijakan pemerintah dalam pengendalian emisi GRK
Upaya mitigasi, adaptasi dan reduksi emisi GRK
Penyimpanan gas CO
2
EOR-CO
2
miscible Penangkapan gas CO
2
post combustion capture Teknologi
carbon capture and storage CCS
Rancangan proses pengendalian dan pemanfaatan gas CO
2
Human, biodiversity, sustainability development
perpipaan,  kapal tanker dan  lewat perantara  lainnya. Metode penyimpanan  gas CO
2
dapat dilakukan dengan tiga metode penyimpanan, yaitu menyimpan gas CO
2
ke dalam formasi geologi, mengalirkan gas CO
2
ke dalam formasi lapisan garam, dan melakukan mineral karbonisasi, yaitu penyerapan CO
2
dengan menggunakan karbonat magnesium atau kalsium oksida.
Metode  penangkapan dan  penyimpanan  CO
2
yang  sesuai  dengan karakteristik  gas  ikutan  dan  formasi geologi di  lokasi  penelitian adalah metode
post  combustion capture-chemical  absorption dan metode EOR-miscible CO
2
flooding injeksi  CO
2
tercampur,  sehingga dalam  penelitian  ini dapat diajukan beberapa pertanyaan sebagai arahan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana  pengendalian  CO
2
sehingga  mampu  menangkap  CO
2
dalam  gas ikutan dengan metode post combustion capture-chemical absorption.
2. Bagaimana pemanfaatan CO
2
sehingga  mampu  menyimpan CO
2
dalam formasi geologi dengan metode enhanced oil recovery-miscible CO
2
flooding .
3. Bagaimana strategi pengelolaan migas  hasil recovery dari  sumur  EOR potensial dengan metode analisis kelayakan teknologi, ekonomi dan sosial.
Jawaban dari pertanyaan tersebut di atas memerlukan suatu kajian ilmiah yang sesuai dengan permasalahan yang ada, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2  Bagan alir perumusan masalah.
Recovery Feed gas
Emisi GRK
CO
2
Pengendalian CO
2
Pemanfaatan CO
2
EOR Produk
migas Post  combustion
capture- Chemical absorption
CO
2
Miscible injection
Penyimpanan CO
2
Transportasi Penangkapan
CO
2
Stasiun pengumpul
migas Formasi
geologi Migas Hasil
EOR
1.4. Tujuan Penelitian