Potensi Minyak dan Gas Bumi Profil Industri Pengolah Gas Ikutan

jarak pagar, kapokrandu, kelapa, kenanga, kopi, melinjo dan tebu. Komoditas kelapa dan melinjo merupakan komoditi unggulan Kabupaten Indramayu yang mempunyai nilai rata-rata 0,87 tonha dan 0,18 tonha. Perkebunan negara dikelola oleh Pabrik Gula Jati Tujuh yang mengembangkan komoditi tebu dengan produksi rata-rata 65,34 kwha Kabupaten Indramayu 2011. Mengingat potensi lahan perkebunan di Indramayu masih cukup luas maka berbagai usaha pengembangan selalu diusahakan seperti kegiatan diversifikasi tanaman perkebunan, pembinaan teknis usaha perkebunan rakyat khususnya komoditi kelapa, melinjo, tebu tegalan dan pengembangan desa mandiri energi jarak pagar. Jarak pagar merupakan komoditi strategis karena merupakan bahan bakar nabati sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak. Dalam rangka menunjang program swasembada gula oleh Dinas Kehutanan Perkebunan berupaya mengembangkan tebu rakyat yang diarahkan di areal histories seperti Kecamatan Cikedung, Terisi, Gantar. Luas areal tebu rakyat untuk musim tanam 20092010 seluas 392 ha dengan produksi rata-rata 1,85 tonha yang dikelola oleh 6 kelompok tani 42 KK Kabupaten Indramayu 2011.

4.11. Potensi Minyak dan Gas Bumi

Salah satu potensi bidang pertambangan dan energi adalah migas. Kabupaten Indramayu merupakan daerah yang terbentuk dari endapan laut dan pantai berjuta tahun silam yang di dalamnya mengandung minyak dan gas yang cukup potensial. PT. Pertamina, merupakan perusahaan nasional yang menguasai eksplorasi, pengolahan dan produksi minyak dan gas bumi dengan wilayah kerja untuk Eksplorasi dan Produksi EP III di Mundu Cirebon, dan Unit Pengolahan UP VI di Balongan Indramayu Kabupaten Indramayu 2011. PT. Pertamina Persero Refinery Unit VI Balongan beroperasi sejak tahun 1994 berlokasi di Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu yang memasok kebutuhan produk unggulan, seperti premium, solar, minyak tanah, dan produk lainnya, seperti pertamax, pertamax plus, pertamina DEX, LPG dan propylene serta gas ke DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. PT. Pertamina Persero Refinery Unit VI Balongan mempunyai kontribusi besar dalam menjaga kestabilan pasokan bahan bakar Kabupaten Indramayu 2011.

4.12. Profil Industri Pengolah Gas Ikutan

Menurut Rangkuti 2009, jumlah kandungan gas di Indonesia yang sangat besar dan semakin meningkatnya kebutuhan gas domestik khususnya penggunaan LPG di Indonesia, telah mendorong masyarakat untuk lebih memanfaatkan LPG sebagai alternatif energi yang murah dan ramah lingkungan. Peran sektor swasta private sector untuk memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam memenuhi kebutuhan domestik LPG juga semakin dibutuhkan. Hal ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya permintaan LPG sebesar 5 - 10 per tahun dengan total kebutuhan domestik 1.000.000 - 1.200.000 ton per tahun. Menurut Rangkuti 2009, kebutuhan LPG domestik ini dipenuhi diharapkan terjadi alih penggunaan pemanfaatan bahan bakar minyak BBM kepada penggunaan gas sebagai energi dan kelangkaan BBM juga dapat dikurangi. Sehingga pemerintah juga mampu untuk mengurangi subsidi BBM dan beban subsidi tersebut dapat dialokasikan kepada sektor lain yang lebih membutuhkan, misalnya pendidikan dan kesehatan. Pengembangan investasi di sektor minyak dan gas tentunya dapat membantu meningkatkan penyerapan tenaga kerja di daerah operasi. Kebutuhan terhadap tenaga terlatih dan terdidik yang diserap dari daerah sekitar, juga turut membantu meningkatkan pengalaman dan kesejahteraan mereka. Hal ini juga turut membantu sektor ekonomi formal dan non-formal yang berada di daerah sekitar untuk dapat berkembang melalui suplai kebutuhan logostik dan makanan. Keberadaan investasi ini juga turut membantu meningkatkan tingkat perolehan pendapatan daerah sehingga turut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Rangkuti 2009, rincian proyek yang diperlukan untuk melakukan pengolahan gas ikutan adalah sebagai berikut :  Gas ikutan yang dapat dimanfaatkan oleh PT. XS adalah sebanyak 4,5 hingga 6,5 MMscfd, dengan potensi pemanfaatan hingga 11 MMscfd apabila dilakukan penambahan fasilitas pengolahan gas ikutan di lapangan XT.  PT. XS mengoperasikan LPG plant yang ada pada saat ini dan dapat menambah peralatan baru guna memproses kelebihan gas yang belum dimanfaatkan selama ini.  Penambahan peralatan dan alat tersebut dapat melipatgandakan hasil produksi LPG, kondensat dan lean gas.  Keseluruhan hasil produksi sepenuhnya menjadi milik PT. Pertamina dan atas pengolahan gas tersebut diperkirakan PT. XS dapat memperoleh jasa pengolahan atas masing-masing produksi sebagai berikut : o LPG sebesar US 150Ton o Kondensat sebesar US 15Bbl o Lean gas sebesar US 1,20MMbtu  PT. Pertamina dapat menyalurkan gas dengan jumlah tertentu tanpa biaya kepada PT. XS guna proses kilang LPG Tugu Barat.  Pada masa konstruksi sampai pada saat selesainya pembangunan instalasi peralatan tambahan, maka PT. XS dapat memperoleh imbalan jasa pengolahan sesuai sesuai dengan hasil produksi kulang minyak saat ini, sebesar 70 dari jasa pengolahan termaksud. Masa kontrak bisa dalam waktu 10 tahun dan selanjutnya dapat dilakukan perpanjangan setiap 10 tahun sejak pembangunan instalasi baru selesai, yang dapat dilaksanakan dalam waktu 12 bulan sejak kontrak kerjasama ditandatangani.

4.13. Pemanfaatan Gas CO