b Formasi Batu Raja Eq. BRF
Formasi ini disusun oleh batu gamping bioklastik dengan penyebaran sangat luas. Batu gamping formasi ini diendapkan pada daerah paparan yang
berasosiasi dengan terumbu. Formasi Eq. BRF merupakan reservoir minyak dan gas terlarut. Lithologi formasi ini adalah limestone dengan kedalaman lapisan
datum 1.887 mbpl. Kontur tutupan tertinggi berada pada kedalaman 1.840 mbpl dan kontur tutupan terbawah pada kedalaman 1.940 mbpl dengan batas minyak air
berada pada kedalaman 1.887 mbpl. Formasi dengan bentuk jebakan antiklinfault ini telah diproduksi sejak
bulan Oktober 1992. Reservoir ini mempunyai porositas efektif rata-rata 18 dan saturasi air rata-rata 49 serta permeabilitas rata-rata 4,92 mD. Reservoir ini
memiliki temperatur 274
o
F. Pada reservoir ini fluida gas memiliki faktor volume formasi minyak 1,6283 Rbstb dan berat jenis API gravity pada temperatur 60
o
F sebesar 31,4 serta viskositas minyak sebesar 1,5 cp.
Reservoir pada formasi Eq. BRF mempunyai mekanisme tenaga
pendorong water drive atau tenaga pendorong air yang termasuk kategori sedang. Mekanisme pendorong ini dapat memberikan dukungan tekanan terhadap tekanan
reservoir yang secara alamiah akan menurun ketika minyak atau gas diproduksi.
Total sumur yang menembus lapisan ini adalah XG-1, XG-11 dan XG-2. Produksi ini berasal dari XG-1 dan XG-11 yang merupakan sumur sidetrack-nya, dan XG-2
merupakan sumur dry.
3. Lapangan XT
Lapangan XT termasuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Majalengka. Lapangan ini mempunyai sebuah formasi yang potensial, yaitu
formasi Batu Raja BRF DPE-LPPM 2003.
a Formasi BRF
Formasi ini disusun oleh batu gamping bioklastik dengan penyebaran sangat luas dan diendapkan pada daerah paparan yang berasosiasi dengan
terumbu. Formasi BRF merupakan reservoir migas dengan lithologi limestone. Tipe jebakan adalah antiklin. Kedalaman lapisan datum adalah 1.740 mbpl, kontur
tutupan tertinggi pada kedalaman 1.740 mbpl dan kontur tutupan terbawah pada kedalaman 1.880 mbpl. Reservoir ini mengandung minyak dan tudung gas dimana
batas gas minyak berada pada kedalaman 1.783 mbpl dan batas minyak-air terdapat pada 1.826 mbpl. Formasi BRF mulai diproduksikan pada bulan Mei
1992. Reservoir mempunyai porositas efektif rata-rata 29 dan saturasi air rata- rata 36 serta permeabilitas rata-rata 20,7 mD. Formasi BRF merupakan
reservoir minyak dan gas terlarut. Fluida reservoir yang mengisi pori-pori batuan
terdiri dari air, minyak dan gas terlarut dengan saturasi air rata-rata 36. Reservoir
ini memiliki temperatur 298
o
F. Pada reservoir tersebut fluida gas memiliki faktor volume formasi minyak
1,3523 serta viskositas minyak 0,694 cp. Khusus untuk gas, reservoir ini memiliki rasio gas yang terlarut 555,08 scfstb, faktor formasi gas 0,003931 cuftscf dan
faktor deviasi gas 0,83339. Total sumur yang menembus lapisan ini ada 5 buah sumur, yaitu XT-25, XT-27, XT-28, XT-29, dan XT-30.
4. Lapangan XJ
Lapangan XJ masuk ke dalam wilayah Kab. Indramayu. Lapangan ini terletak di Blok IIIZona F, dan mempunyai formasi Jatibarang, Cibulakan Bawah
Unit Talang Akar dan Unit Baturaja, Cibulakan Atas Unit Massive, Unit Main, dan Unit Pre-Parigi, formasi Parigi dan formasi Cisubuh Rahman 2005.
a Formasi Jatibarang
Formasi Jatibarang diendapkan secara tidak selaras di atas batuan dasar. Bagian bawah formasi tersusun oleh tiff yang bersisipan dengan lava, sedangkan
bagian atas tersusun oleh batupasir. Ketebalan formasi ini 1.200 m di sebelah timur dan semakin menipis ke barat. Minyak bisa ditemukan pada media rekahan.
b Formasi Talang Akar
Formasi ini diendapkan secara tidak selaras di atas formasi Jatibarang. Litologi penyusunan pada bagian bawah terdiri dari serpih gampingan dengan
sedikit kandungan pasir, batulanau dengan sisipan batupasir, terkadang juga dijumpai konglomerat secara lokal. Pada bagian atas disusun oleh batuan
karbonat. Ketebalan formasi ini berkisar antara 50 - 300 m.
c Formasi Baturaja
Formasi ini diendapkan secara selaras di atas formasi Talang Akar. Litologi penyusunannya terdiri dari batugamping terumbu dengan penyebaran
tidak merata. Pada bagian bawah tersusun oleh batugamping massif yang semakin ke atas semakin berpori. Dolomite, interkalasi serpih glaukonitan, napal, chert dan
batubara dapat ditemukan pada formasi ini. Ketebalan formasi ini berkisar 50 m.
d Formasi Cibulakan Atas
Formasi ini terbagi menjadi 3 anggota formasi, yaitu Massive, Main, dan Pre-Parigi. Unit Massive terendapkan secara tidak selaras di atas Formasi
Baturaja. Litologi penyusun satuan ini adalah perselingan batulempung dengan batupasir yang mempunyai ukuran butir dari halus-sedang. Pada formasi ini
dijumpai kandungan hidrokarbon, terutama pada bagian atas. Unit Main terendapkan secara selaras di atas Unit Massive. Litologi penyusunannya adalah
batulempung berselingan dengan batupasir karbonatan yang mempunyai ukuran butir dari halus sampai sedang bersifat glaukonita. Unit Pre-Parigi terendapkan
secara selaras di atas Unit Main. Litologi penyusunan adalah perselingan batugamping, dolomite, batupasir dan batulanau.
e Formasi Parigi
Formasi ini terendapkan secara selaras di atas formasi Pre-Parigi. Litologi penyusunnya sebagian besar adalah batugamping abu-abu terang, berfosil dan
berpori dengan sedikit dolomit. Adapun litologi penyusun yang lain adalah serpih karbonatan, napal yang dijumpai pada bagian bawah. Batugamping pada formasi
ini umumnya dapat menjadi reservoir yang baik karena mempunyai porositas sekunder dan permeabilitas yang besar. Ketebalan formasi lebih kurang 400 m.
f Formasi Cisubuh
Formasi ini terendapkan secara selaras di atas formasi Parigi. Litologi penyusunannya adalah batulempung berselingan dengan dengan batupasir dan
serpih gampingan, mengandung banyak glukonit, lignit, sedikit chert, pirit dan fragmen batuan beku volkanik. Pada bagian bawah terdapat kandungan fosil yang
semakin ke atas semakin sedikit. Hidrokarbon tidak pernah ditemukan pada formasi ini. Ketebalan formasi berkisar antara 100-1.200 m.
Tabel 13 Lapangan dan sumur EOR potensial DPE-LPPM 2003, Rahman 2005
Field For -
masi Jenis
Batuan Depth
m Reser-
voir Mekanisme
Tenaga Pendorong
Jenis Produksi
Kondisi Sumur EOR Potensial √
XC C
Limestone Karbonat
1.240 XC-1
Depletion drive
Minyak Tidak produksi
XC-2 Minyak
Tidak produksi XC-3
Minyak Tidak produksi
XC-4 Gas
Produksi Gas D2
1.400 XC-1
Water drive
Minyak Tidak produksi
XC-2 Minyak
Tidak produksi XC-3
Minyak Tidak produksi
XC-4 Gas
Produksi Gas L
1.800 XC-1
Water drive
Minyak Tidak produksi
XC-2 Minyak
Waterbreakthrough XC-3
Minyak Tidak produksi
XC-4 Gas
Estimated ultimate recovery EOR √
XG P
Limestone Karbonat
1.060 XG-1
Weak water
drive Gas
Produksi Gas XG-3
Gas Tidak produksi
XG-4 Gas
Tidak produksi XG-5
Gas Tidak produksi
XG-6 Gas
Tidak produksi XG-7
Gas Tidak produksi
XG-8 Gas
Tidak produksi XG-9
Gas Tidak produksi
XG-10 Gas
Tidak produksi XG-11
Minyak Produksi Minyak
XG-12 Gas
Tidak produksi Eq. BRF
1.940 XG-1
Water drive
Gas Minyak
Comingle production EOR √ XG-2
Gas Reservoir dry
XG-11 Minyak
Reservoir sidetrack EOR √ XT
BRF Limestone
Karbonat 1.880
XT-25 Water
drive Minyak
Tidak produksi XT-27
Minyak Estimated ultimate recovery EOR √
XT-28 Minyak
Tidak produksi XT-29
Minyak Tidak produksi
XT-30 Minyak
Tidak produksi
XJ J
Limestone Karbonat
1.140 XJ-48
Solution gas drive
dan Weak
water drive Minyak
Tidak produksi XJ-49
Minyak Tidak produksi
XJ-50 Minyak
Produksi Minyak XJ-52
Minyak Tidak produksi
XJ-78 Minyak
Tidak produksi XJ-133
Minyak Tidak produksi
XJ-140 Minyak
Produksi Minyak EOR √ XJ-169
Minyak Tidak produksi
XJ-182 Minyak
Tidak produksi XJ-206
Minyak Tidak produksi
Sumber : Marhaendrajana et al. 2004.
f. Identifikasi Karakteristik Geologi Lapangan dan Sumur EOR