memilih reservoir
untuk menentukan kecocokan reservoir
yang dapat mempertemukan kebutuhan untuk injeksi CO
2
dan penyimpanan, yaitu: 1. Sebelum penyaringan reservoir dan minyak pada kandidat lapangan, petunjuk
dasar yang perlu diikuti adalah sebagai berikut: Kedalaman : 2.500 feet 762 meter.
Komposisi minyak : C
5
- C
12
yang tinggi. Viskositas minyak : 10 cP.
Temperatur reservoir : sekitar 28 - 120
o
C. Tekanan reservoir TTM dan tekanan rekah Pf.
Laju saturasi minyak : 20 pore volume. Ketebalan formasi tidak kritis.
Nilai porositas tidak kritis. Nilai permeabilitas 5mD.
Jenis formasi : batuan pasir atau karbonat. 2. Penyaringan terhadap apakah aliran CO
2
tercampur miscible atau tidak tercampur immiscible sangat dibutuhkan. Injeksi fluida yang tidak tercampur
harus sering mencukupi gravitasi minyak yang tinggi ke menengah oil gravity 12 - 25 API. Aliran tercampur besar yang diinginkan dapat dipakai untuk
menjelaskan viskositas minyak yang rendah oil gravity 25 - 48 API. 3. Langkah selanjutnya adalah memperkirakan nilai tekanan tercampur minimum
TTM pada setiap reservoir dengan menggunakan beberapa korelasi standar industri. Dalam mengerjakan hal ini, dua jenis korelasi Yellig-Metcalfe dan
Holm-Josendal sering digunakan untuk memperkirakan dasar TTM pada temperatur reservoir. TTM sangat tergantung pada komposisi dan gravitasi
minyak, temperatur reservoir dan kemurnian purity CO
2
.
b. Identifikasi Lapangan Migas di Kabupaten Indramayu dan Majalengka
Tahap selanjutnya adalah identifikasi data terhadap profil cadangan dan sejarah produksi lapangan minyak bumi di Kabupaten Indramayu dan Majalengka
per 1 Januari 2004, seperti ditunjukkan pada Tabel 9.
Tabel 9 Profil lapangan minyak bumi DPE-LPPM 2003
No. Nama Lapangan
Minyak Bumi + Kondensat IOIP
Mstb Cadangan
Terambil Mstb
Produksi Tahun
Mstb Produksi
Kumulatif Mstb
Sisa Cadangan
Mstb
1. Cemara Selatan
44.561,8 12.037,4
61,9 7.783,8
3.758,4 2.
Cemara Barat + Timur
42.825,5 16.098,6
479,4 8.611,1
3.652,3 3.
Gantar 1.729,9
2.796,0 86,4
1.621,5 483,2
4. Pasir Catang
4.365,5 1.600,4
18,0 304,9
1.151,5 5.
Sambidoyong
336,7 84,2
- 1,9
82,3 6.
Waled Utara 573,9
360,1 10,3
121,0 156,7
7.
Kandanghaur Barat
931,4 186,3
- 70,0
116,3 8.
Kandanghaur Timur 11.958,7
3,266,3 44,0
1.804,8 1.109,3
9.
Sindang
14.252,3 4.467,0
31,3 622,9
3.593,7 10.
Tugu Barat A 43.423,0
13.691,1 150,7
10.781,5 1.704,0
11.
Jatibarang
647.418 178.760,2
1.416,3 112.818,3
54.611,5 12.
Cemara Selatan BT -
280,0 -
52,2 227,8
13.
Sindang Blok Turun
- 7,2
- -
7,2 14.
Malendong 10.990,0
4.042,2 42,4
381,6 3.321,4
15.
Sindang Sari
- 393,5
16,1 189,8
74,9 16.
Suka Tani -
82,0 2,0
18,0 48,0
17.
Tanjung Sari
- 1.423,0
46,5 490,4
560,6 18.
Randegan 33.974,8
6.187,2 18,3
957,6 5.153,0
19.
Pasir Catang
4.365,5 1.600,4
18,0 304,9
1.218,8 20.
Tugu Barat C 8.175,9
3.714,0 149,8
2.351,2 164,4
Keterangan : IOIP = initial oil in place, Mstb = Million standard tank barrel.
Tahap selanjutnya adalah melakukan identifikasi data terhadap profil produksi per tahun dan sisa cadangan gas alam pada setiap lapangan gas alam
yang terletak di Kabupaten Indramayu dan Majalengka per 1 Januari 2004, seperti ditunjukkan pada Tabel 10.
Tabel 10 Profil lapangan gas alam DPE-LPPM 2003
No. Nama Lapangan
Gas Alam IGIP
Bscf Cadangan
Terambil Bscf
Produksi Tahun
Bscf Produksi
Kumulatif Bscf
Sisa Cadangan
Bscf
1. Cemara Selatan
60,27 59,52
1,44 41,06
6,95 2.
Cemara Barat + Timur
198,31 166,32
5,18 96,63
28,25 3.
Gantar 209,50
276,79 12,59
181,15 -
4. Pasir Catang
81,59 71,15
1,17 14,49
47,29 5.
Sambidoyong
0,60 0,39
0,00 0,07
0,32 6.
Waled Utara 24,42
38,6 2,46
22,89 -
7.
Kandanghaur Barat
0,66 0,43
- 0,41
0,02 8.
Kandanghaur Timur 24,84
20,23 0,30
10,34 7,5
9.
Sindang
67,77 64,34
0,73 30,36
28,14 10.
Tugu Barat A 107,19
100,76 2,79
68,18 10,27
11.
Jatibarang
722,99 594,3
10,89 408,21
98,97 12.
Cemara Selatan BT 40,93
31,58 0,16
14,09 16,21
13.
Sindang Blok Turun
1,66 1,91
0,08 1,07
0,2 14.
Malendong -
- -
- -
15.
Sindang Sari
- -
- -
- 16.
Suka Tani -
- -
- -
17.
Tanjung Sari
- -
- -
- 18.
Randegan 56,79
64,08 2,92
59,08 -
19.
Pasir Catang
81,59 71,15
1,17 14,49
47,29 20.
Tugu Barat C 37,44
31,74 0,41
9,79 18,67
Keterangan : IGIP = initial gas in place, Bscf = Billion standard cubic feet.
Berdasarkan hasil identifikasi data lapangan minyak bumi dan gas alam tersebut di atas, maka dapat diketahui profil dari jumlah cadangan di tempat,
produksi dan sisa cadangan migas dari setiap lapangan migas di Kabupaten Indramayu dan Majalengka sampai dengan tahun 2004.
c. Identifikasi Sebaran Sumur Tidak Produktif per Lapangan