Komposisi Minyak dan Gas Laju Injeksi

d. Komposisi Minyak dan Gas

Menurut Holm dan Josendal 1974, untuk American Petroleum Institute API gravity rendah dengan berat molekul C 5 + makin besar cenderung akan menghasilkan TTM yang tinggi. Menurut Metcalfe 1982, yang menyatakan bahwa makin besar konsentrasi C 1 dalam gas CO 2 maka harga TTM akan makin tinggi, sementara gas LPG dan H 2 S dapat menurunkan harga TTM.

e. Laju Injeksi

Yellig dan Metcalfe 1980, melakukan pengujian laju injeksi terhadap recovery minyak dengan menggunakan laju injeksi antara 40 - 80 ftd dengan alat slim-tube berdiameter 0,25 inci dan panjang 40 ft, dan menyimpulkan bahwa laju injeksi 40 ftd dianjurkan untuk digunakan sebelum 0,7 PV pertama dari CO 2 yang diinjeksikan dicapai, kemudian dilanjutkan dengan kecepatan injeksi 80 ftd. Menurut Holm dan Josendal 1974, penggunaan peralatan slim-tube dengan panjang 52 ft dan diameter dalam 0,232 inci, dengan injeksi awal sebesar 60 ftd dan dinaikkan perlahan-lahan sampai akhir injeksi mencapai 200 ftd, dengan cara seperti ini ternyata injeksi CO 2 dapat diselesaikan dalam 10 jam.

2.14.4. Mekanisme Pendorongan Minyak

Menurut Holm dan Josendal 1974, mekanisme pendorongan minyak oleh CO 2 pada dasarnya dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu solution gas drive, pendorong tak terlarut immiscible flooding, pendorongan terlarut serentak serta pendorongan terlarut dinamik. Mekanisme pendorongan solution gas drive berlangsung tanpa adanya perubahan komposisi minyak. Pada tekanan jauh dibawah TTM, CO 2 terlarut dan bersifat seperti hidrokarbon biasa, sehingga minyak didorong karena tekanan diturunkan dan CO 2 terbebas dari minyak. Pendorongan tak terlarut dilakukan pada kondisi tekanan injeksi jauh dibawah harga TTM. Akibat perbedaan viskositas gas CO 2 dan minyak yang cukup besar, maka seringkali terjadi masalah channeling dan makin besar tekanan injeksi, makin besar recovery minyaknya. Besarnya tekanan injeksi sangat bermanfaat pada saat blowdown recovery yaitu recovery yang diperoleh sejak injeksi dihentikan hingga tekanan turun sampai minimum. Mekanisme blowdown recovey tersebut sama dengan solution gas drive dengan gas CO 2 akan lepas dari minyak ketika tekanan turun dan akan mendorong minyak sehingga terproduksi. Menurut Holm dan Josendal 1974, p endorongan terlarut serentak adalah proses pendorongan dengan gas CO 2 akan segera larut ke dalam minyak sehingga terdapat batas antara kedua permukaan, namun proses pendorongan ini sulit diterapkan karena membutuhkan tekanan yang tinggi dan sangat tergantung pada komposisi minyaknya, sehingga minyak yang didorong merupakan hidrokarbon ringan, dan proses pelarutan akan segera dicapai. Pendorongan terlarut dinamik adalah pendorongan minyak oleh gas CO 2 akibat proses pelarutan yang bertahap. Proses ini terjadi karena kemampuan gas CO 2 untuk bercampur lebih dahulu dengan sebagian komponen minyak kemudian larut pada minyak yang lebih berat.

2.14.5. Sifat-Sifat Fisik Batuan dan Fluida Reservoir

Menurut DPE-LPPM 2003, sifat-sifat batuan dan fluida reservoir adalah:

a. Porositas