Potensi Penerapan Teknologi CCS di Indonesia

Menurut Rangkuti 2009, potensi cadangan gas ikutan di lapangan Tugu Barat kompleks mencapai 35,7 billion standard cubic feet Bscf proven ditambah 23,1 Bscf probable, dengan potensi produksi gas ikutan hingga tahun 2015 mencapai lebih dari 11 million metric standard cubic feet per day MMscfd, sehingga dengan ketersediaan bahan baku tersebut dapat dimanfaatkan dalam proses pengolahan gas ikutan, menjadi produk yang lebih bermanfaat bagi industri migas, sekaligus dapat mencegah terlepasnya emisi GRK ke atmosfir. Potensi produksi gas ikutan lapangan Tugu Barat dapat ditunjukkan pada Gambar 10. Gambar 10 Potensi gas ikutan lapangan XT Rangkuti 2009.

2.9. Potensi Penerapan Teknologi CCS di Indonesia

Menurut Syahrial dan Bioletty 2007, teknologi sekuestrasi sequestration sudah dikembangkan dan diimplementasikan di beberapa negara sejak tahun 1990, sehingga sampai saat ini teknologi tersebut terus dikembangkan dan penelitian terus dilakukan terutama pada teknologi penangkapan capture sehingga diharapkan di masa mendatang teknologi ini cukup efisien dan ekonomis. Negara-negara yang sudah melakukan penelitian dan pengembangan teknologi CCS diantaranya adalah : 1. Proyek BP and Sonatrach yang menginjeksikan CO 2 dari lapangan gas In Salah, Aljazair, ke perut bumi sejak tahun 2004. Proyek ini diharapkan mampu mengurangi emisi sebesar 1.000 ton CO 2 per tahun. 2. Proyek Crust di Belanda yang menginjeksikan gas CO 2 ke dalam reservoir lapangan gas lepas pantai yang dilakukan oleh Gaz de France. 3. Proyek LNG Snohvit di Norwegia. State Oil sedang mengembangkan tiga lapangan gas di Brent Sea mempergunakan instalasi produksi bawah laut yang disambung ke jaringan pipa proses dan kilang pencairan di darat. Setiap tahun gas CO 2 sebesar 700 ton mampu dipisahkan dari gas dan diinjeksikan ke dalam lapisan garam yang berada 2.600 m di bawah permukaan laut. 4. Industri gas alam di Alberta, Kanada, memproduksi emisi CO 2 dan H 2 S diinjeksikan ke deep salt reservoir yang berada pada kedalaman 1.400 – 2.900 m di bawah permukaan bumi sejak tahun 1994. 5. Lapangan gas Sleipner West, Laut Utara, sejak tahun 1996 menginjeksikan CO 2 ke deep salt reservoir yang berada di bawah dasar laut. 6. Beberapa proyek di Amerika yang menggunakan CO 2 untuk meningkatkan perolehan minyak yang selanjutnya disimpan di dalam reservoir terkuras. Dari hasil kajian teknologi sekuestrasi CO 2 , terlihat kemungkinan teknologi ini bisa diterapkan di Indonesia. Indonesia memproduksi CO 2 dari berbagai sumber, misalnya lapangan-lapangan minyak yang menghasilkan gas ikutan, pabrik-pabrik ammonia, kilang LNG, dan pusat-pusat listrik berbahan bakar fosil gas, minyak dan batubara yang dapat menjadi sumber masalah untuk mengatasinya. CO 2 yang terproduksi bisa digunakan untuk meningkatkan perolehan minyak dengan injeksi CO 2 atau bisa juga disimpan kembali di depleted reservoir , deep saline aquifer dan coal bed methane. Penggunaan teknologi ini di Indonesia diharapkan dapat menurunkan emisi gas buang CO 2 ke atmosfir.

2.10. Potensi Penerapan CCS-EOR di Indonesia