produk wisata di pasar lokal, regional dan bahkan mancanegara melalui perbaikan kualitas lingkungan. Namun nilai ekonomi dari keberadaan tahura
tersebut jarang bahkan tidak pernah dihitung. Sehingga keberadaan daerah konservasi dianggap sebagai beban pembiyaan bagi pemerintah daerah dalam
pemeliharaannya. Berkaitan dengan hal tersebut dilakukan penelitian mengenai valuasi ekonomi terhadap keberadaan Tahura Djuanda. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui nilai ekonomi total Total Economic Value = TEV dari keberadaan Tahura Djuanda di Kota Bandung Provinsi Jawa Barat.
7.2 Metode Analisis
Nilai manfaat konservasi dari kawasan Tahura Djuanda dapat dinilai melalui Nilai Ekonomi Total NET. Nilai ekonomi yang dihitung meliputi Nilai
Penggunaan Langsung NPL dan Nilai Penggunaan Tak Langsung NPTL, nilai pilihan dan nilai non penggunaan NNP. Nilai Ekonomi Tahura Djuanda secara
keseluruhan diformulasikan sebagai berikut: NT = [NPL+NTPL] + NNP
NT = [{NE
k
} + {NA
d
+ NA
p
+ NP
el
+ NP
c
}] +NP
il
+ [NK
eb
] Dalam hal ini :
NE
k
= Nilai Ekowisata NA
d
= Nilai Air Domestik NA
p
= Nilai Air Pertanian NP
el
= Nilai Pelestarian NP
c
= Nilai Penyerapan Carbon NP
il
= Nilai Pilihan NK
eb
= Nilai Keberadaan
1. Nilai Ekowisata
Nilai wisata rekreasi dan ilmiah merupakan nilai yang diduga dengan menggunakan pendekatan biaya perjalanan travel cost method. Travel cost
method terdiri dari biaya transportasi dari tempat tinggalnya ke Tahura Djuanda dan seluruh pengeluaran selama diperjalanan dan di dalam Tahura Djuanda.
Penentuan total nilai ekonomi wisata yang meliputi total kesediaan membayar dan nilai yang dibayarkan wisatawan yang berkunjung ke Tahura
Djuanda dengan total jumlah penduduk di seluruh zona pengunjung dengan formula sebagai berikut :
Nilai Ekonomi Ekowisata = Jumlah kunjungan per tahun x biaya kunjungan per tahun
2. Nilai Air Domestik
Konsumsi air domestik rumah tangga merupakan air untuk kebutuhan minum dan memasak, air untuk mandi dan mencuci, serta untuk kakus. Harga air
domestik didasarkan pada pendekatan biaya pengadaan, yaitu korbanan yang harus dikeluarkan untuk dapat mengkonsumsimenggunakan air tersebut. Untuk
menentukan harga air berdasarkan pendekatan biaya pengadaan digunakan formula sebagai berikut:
BPA
di
HA
Di
= ---------- K
di
dalam hal ini : HA
Di
= hargabiaya pengadaan air responden ke i Rpsatuan BPA
di
= biaya pengadaan air domestik ke i K
di
= jumlah kebutuhan air domestik ke i Total nilai ekonomi air domestik didasarkan pada konsumsi air domestik
per kapita sehingga pengganda yang digunakan adalah jumlah penduduk di lokasi penelitian yang air domestiknya bersumber dari Tahura Djuanda. Untuk
menentukan total nilai penggunaan air domestik digunakan rumus sebagai berikut :
NA
d
= RNA
d
x P dalam hal ini :
NA
d
= nilai air domestik meliputi total kesediaan membayar, nilai yang dibayarkan dan surplus konsumen
RNA
d
= rata-rata nilai air domestik Rpkapitatahun P
= jumlah penduduk di sekitar Tahura Ir. H. Djuanda Masyarakat desa di sekitar Tahura Ir. H. Djuanda berada dalam daerah
tangkapan Tahura Djuanda maka air domestik yang digunakan oleh masyarakat keberadaannya merupakan fungsi dari Tahura Ir. H. Djuanda. Oleh karena itu,
diasumsikan bahwa semua sumber air domestik yang digunakan masyarakat di sekitar Tahura Ir. H. Djuanda bersumber dari Tahura Ir. H. Djuanda.
3. Nilai Air Pertanian NA