Dalam penelitian ini responden terbagi menjadi 2 dua kategori yang jumlahnya ditentukan secara purposive sampling. Pertama adalah responden
yang berasal dari pakar dan praktisi untuk penentuan prirotas kebijakan pemanfaatan ruang kawasan tahura Djuanda. Responden terdiri atas 6 orang
dari pemerintahan Dinas Kehutanan Jawa Barat, Dinas Tata Ruang Jawa Barat, Bappeda Jawa Barat, Bappeda Kota Bandung, Bappeda Kabupaten Bandung
dan Dinas Pariwisata Kota Bandung, 2 orang dari LSM, 2 orang dari Perguruan Tinggi ITB dan UNPAD, dan 4 orang dari Tokoh Masyarakat. Pakar ditentukan
secara sengaja purposive dengan pertimbangan: 1 mempunyai pendidikan dan pengalaman yang kompeten sesuai dengan bidang yang dikaji, 2 memiliki
reputasi, kedudukanjabatan dalam kompetensinya dengan bidang yang dikaji, dan 3 memiliki kredibilitas tinggi, bersedia, dan atau berada pada lokasi yang
dikaji. Responden juga diambil dari masyarakat umum yang ada di sekitar
kawasan Taman Hutan Raya Djuanda Provinsi Jawa Barat sebanyak 100 orang yang tersebar pada 4 desa dan 20 orang yang merupakan pengunjung wisata di
Taman Hutan Raya Djuanda Provinsi Jawa Barat. Responden ini untuk penentuan nilai ekonomi total kawasan Tahura Djuanda.
3.3 Pengumpulan Data
Dalam merumuskan kebijakan pengendalian ruang sekitar Kawasan Tahura Djuanda, data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan dengan teknik observasi dan wawancara mendalam indepth interview dengan
beberapa stakeholder pakar dari pihak pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat menggunakan kuisioner tentang pendapat pakar terhadap kondisi
existing kebijakan pengendalian tata ruang kawasan Tahura Djuanda, karakteristik sosial ekonomi responden dengan teknik penilaian yang dipakai
adalah CVM Contingent valuation Method, TCM Travel Cost Method dan Metode Biaya Penggunaan Air, foto-foto visual lanskap yang diambil di
kawasan Tahura Djuanda. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang erat
hubungannya dengan kebijakan pengendalian ruang di sekitar kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Djuanda Provinsi Jawa Barat baik dari instansi-
instansi pemerintah maupun swasta. Antara lain data Citra Landsat TM 1993,
1998, 2003 dan 2006. Peta Rupabumi, Peta Topografi dan Peta Geologi, Citra IKONOS 2005, peta penggunaan lahan dengan skala yang memadai.
Dalam tahap implementasi rancangan, diperlukan data yang akurat sehingga dapat dilaksanakan validasi model dengan metode triangulasi
triangulation methods yaitu penelusuran datainformasi dari tiga sisi yaitu : 1 melalui studi literatur,
2 melalui observasi lapangan 3 melalui kuesioner survey pakar expert survey methods.
Penggunaan ketiga metode ini dapat saling menutupi
kelemahanmelengkapi complementary informasi yang dibutuhkan sehingga dalam menangkap realitas masalah lebih bisa diandalkan Eriyatno dan Sofyar
2007. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari penelusuran data-data
yang terkait dengan kebijakan pemerintah, pola dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan sekitar kawasan Konservasi
Taman Hutan Raya Djuanda Provinsi Jawa Barat, peta sumber daya estetika visual di wilayah studi yang dapat digunakan untuk tujuan pengelolaan lanskap
yang berorientasi pada pelestarian karakter lanskap wilayah bagi pengembangan kota Munandar, 1990.
Data primer diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara melalui pengisian kuesioner tentang karakteristik sosial ekonomi, konsumsi air rata-rata
oleh individu atau kelompok yang memanfaatkan ruang di sekitar kawasan konservasi Tahura Djuanda serta melalui diskusi dengan pihak terkait seperti
pihak pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat. Variabel yang diamati adalah Kebijakan dan aturan tentang pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 1.