Valuasi Ekonomi Total TINJAUAN PUSTAKA

bahwa keindahan merupakan hubungan yang harmonis dari semua komponen yang dirasakan. Daniel dan Boster 1976 menyatakan pengertian keindahan pemandangan scenic beauty didasarkan pada premis bahwa keindahan merupakan suatu konsep yang interaktif. Keindahan pemandangan tidak hanya pada penglihatan mata saja tapi juga semata-mata sebagai bagian dari lansekap. Keindahan pemandangan sebagian besar tergantung pada penilaian manusia, meskipun secara obyektif sulit untuk diukur. Kualitas estetika mempunyai kontribusi dalam membentuk karakter dan identitas suatu tempat Heat, 1988. Kombinasi yang dilakukan serta manipulasi dalam penggunaan material serta komposisi yang seimbang dapat menciptakan keindahan suatu lanskap tidak bisa terlepas pula dari prinsip disain yaitu kesatuan, harmoni, keseimbangan, irama, dan dominansi. Upaya menciptakan lanskap yang memiliki kualitas estetika yang baik ini terutama bertujuan untuk dapat memberi kepuasan kepada pengguna. Salah satu bentuk penilaian estetika suatu tempat adalah kualitas visualnya. Kawasan rekreasi dengan elemen lanskapnya selain memiliki wujud visual berdasarkan karakteristik yang dimilikinya juga dapat membentuk visual lanskap. Visual lanskap dapat ditampilkan secara indah dengan penataan setiap elemen secara proporsional, sesuai dan harmonis. Kehadiran elemen yang tidak sesuai dapat memperburuk penampilan suatu lanskap, dimana akan berpengaruh terhadap pemilihan lokasi yang digunakan untuk berekreasi Kusumoarto, 2006. Salah satu metode yang digunakan dalam menduga keindahan pemandangan suatu kawasan adalah metode Scenic Beauty Estimation SBE. Metode ini termasuk kategori penilaian melalui evaluasi berdasarkan preferensi publik dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur penilaian menurut rating yang ditetapkan berdasarkan kriteria pengamat. Metode ini merupakan pengukuran yang dianggap dapat dipercaya, efisien dan bersifat obyektif Daniel dan Boster, 1976.

2.5. Valuasi Ekonomi Total

Menurut James 1990, nilai manfaat ekonomi dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber atau proses manfaat tersebut diperoleh antara lain: nilai guna uses value; yaitu seluruh nilai manfaat yang diperoleh dan penggunaan kawasan konservasi seperti kayu bakar untuk bahan bakar memasak bagi masyarakat, produksi hasil hutan non kayu seperti rotan, tanaman obat, tanaman hias dan produksi air untuk pertanian, rumah tangga dan ekowisata. Nilai fungsi functional value; yaitu seluruh nilai manfaat yang diperoleh dari fungsi ekologis kawasan konservasi seperti pengendalian banjir, intrusi air laut dan habitat satwa. Nilai atribut atributes value yaitu seluruh nilai yang diperoleh bukan dari penggunaan materi hasil produksi barang dan jasa, tetapi aspek kebutuhan psikologis manusia yaitu yang menyangkut budaya. Menurut Pearce 1992, dalam Munasinghe 1993, secara skematis diilustrasikan Nilai Total Ekonomi pada Gambar 6. Gambar 6. Klasifikasi nilai ekonomi Pearce, 1992 Secara rinci mengenai klasifikasi nilai-nilai tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu pertama nilai penggunaan use value terdiri dari nilai penggunaan langsung direct value, nilai penggunaan tidak langsung indirect use value dan nilai pilihan option value. Kedua, nilai non-penggunaan non-use value terdiri dari 2 kategori yaitu kategori nilai warisan bequest value dan nilai keberadaan exictence value. Nilai penggunaan langsung adalah nilai atau manfaat dari sumberdaya alam dan ekosistem yang diperoleh secara langsung melalui konsumsi atau produksinya. Nilai penggunaan tidak langsung adalah nilai manfaat yang diperoleh secara tidak langsung dari sumberdaya kawasan. Nilai warisan adalah nilai yang didasarkan pada suatu keinginan individu atau masyarakat untuk mewariskan kawasan konservasi kepda generasi yang akan datang. Sedangkan NILAI EKONOMI TOTAL Nilai Penggunaan Nilai Non-Penggunaan Nilai Penggunaan Langsung Nilai Penggunaan Tidak Langsung Nilai Pilihan Nilai Keberadaan n Nilai Non Penggunaan Lainnya Nilai keberadaan merupakan nilai yang bukan dihasilkan dari institusi pasar dan tidak ada kaitannya secara langsung maupun tidak langsung. Pada prinsinya metode penilaian sumberdaya hutan dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu bedasarkan harga pasar dan kesediaan untuk membayar WTP Davis dan Johson, 1987. Kesediaan untuk membayar merupakan konsep yang mendasari berbagai alternatif teknik penilaian ekonomi Pearce, 1993; Munasinghe, 1993; Hufschmidt et al. 1983. Dalam kondisi pasar tidak mengalami penyimpangan, WTP akan sama dengan harga pasar. Namun pada saat mekanisme pasar tidak bekerja secara sempurna atau terjadi distorsi, maka harga pasar tidak akan dapat memberikan perkiraan yang akurat mengenai WTP. Saat ini telah dikembangkan berbagai teknik dan metode evaluasi serta perhitungan nilai ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan pada saat pasar tidak sempurna. Pertama, teori penilaian yang didasarkan pada harga pasar atau produktivitas seperti perubaahan nilai produk dan hilangnya penghasilan. Kedua, teknik penilaian yang berdasaakan pada penggunaan sepertinya biaya penggantian, biaya produk bayangan analisis biaya pengeluaran dan biaya pencegahan. Ketiga, penilaian dengan pendekatan survey yaitu dengan menanyakan besarnya WTP konsumen terhadap barang dan jasa lingkungan dengan menggunakan pasar hipotesis. Menurut Dixon dan Sherman 1990 menyatakan beberapa teknik atau metode penilaian ekonomi yang dapat diaplikasikan untuk menilai suatu kawasan konservasi yaitu berdasarkan pasar market-based techniques, berdasarkan biaya cost-based techniques, biaya perjalanan travel cost dan contingent valuation method.

2.6. Analisis Kebijakan