179
1. Kebijakan Zonasi
Dari hasil penilaian keindahan kawasan sekoitar Tahura didominasi dengan kondisi kiendahan dengan kategori sedang, yang berarti bahwa terjadi
penurunan kualitas keindahan akibat tingginya perubahan lahan dari lahan hutan menjadi ladang dan perumahan. Sehingga kondisi ini dilihat oleh para pakar yang
tercermin dari urutan prioritas adalah fungsi ekologi yang menunjukkan bahwa kawasan sekitar Tahura mengalami penurunan kualitas akibat perubahan
penggunaan lahan sehingga perlu untuk menjaga dan mengembalikan fungsi utamanya sebagai daerah tangkapan air.
Pemerintah provinsi sebagai aktor utama pembuatan kebijakan pengendalaian ruang dan dalam perencanaan dan pembangunan kawasan
berperan dalam sebagai wakil pemerintah dalam penyelenggaraan kewenangan pemerintah di tingkat provinsi dan urusan lintas kabupaten kota. Menjadi
koordinator dalam pembuatan kebijakan pengendalian ruang kawasan konservasi. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi selama ini dikarenakan
peraturan yang ada tidak cukup detail untuk mengatur kegiatan yang ada, sehingga setiap pemerintah kabupaten memberikan interpretasi yang berbeda
mengenai aturan yang dikeluarkan. Dengan adanya pembuatan zonasi yang jelas dan detail untuk kawasan sekitar Tahura maka diharapkan pembangunan
dapat diarahkan dengan baik. Peraturan zonasi tersebut harus diperkuat dalam bentuk Peraturan
Daerah Perda, sehingga mengikat baik masyarakat maupun pemerintah daerah. Penyalahgunaan wewenang oleh pemerintah daerah untuk meloloskan
pemanfaatan yang menyalahi aturan zoning juga akan sangat mudah diketahui dan dikendalikan oleh masyarakat.
Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan
sesuai dengan rencana rinci tata ruang. Peraturan zonasi berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang
dapat terdiri atas ketentuan tentang ruang koefisien dasar ruang hijau, koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan,
penyediaan sarana dan prasarana, serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
180 Peraturan zonasi yang lengkap akan memuat prosedur pelaksanaan
pembangunan sampai ke tata cara pengawasannya. Sebagai pedoman penyusunan rencana operasional. Ketentuan zoning dapat menjadi jembatan
dalam penyusunan rencana tata ruang yang bersifat operasional, memuat ketentuan-ketentuan tentang penjabaran rencana yang bersifat makro ke dalam
rencana yang bersifat sub makro sampai pada rencana yang rinci. Sebagai panduan teknis pemanfaatan lahan. Ketentuan zoning mencakup guna lahan,
intensitas pembangunan, tata bangunan, prasarana minimum, dan standar perencanaan.
Peraturan zonasi terdiri atas: zoning text zoning statementlegal text: berisi aturan-aturan menjelaskan tentang tata guna lahan dan kawasan,
permitted and conditional uses, minimum lot requirements, standar pengembangan, administrasi pengembangan zoning. Zoning map: berisi
pembagian blok peruntukan zona, dengan ketentuan aturan untuk tiap blok peruntukan tersebut menggambarkan peta tata guna lahan dan lokasi tiap fungsi
lahan dan kawasan. .
2. Kebijakan Perizinan .